Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : SUTRISWATI
NIM : 6301903028
Program Studi : S1/ Transfer PKLO
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
SARI
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan disyahkan untuk diajukan kepada Panitia Ujian
Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan PKLO
HALAMAN PENGESAHAN
Hari : Kamis
Tanggal : 14 Juli 2005
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Penguji :
MOTTO
KATA PENGANTAR
secara langsung maupun tidak langsung yang tak ternilai harganya, untuk itu pada
yang terhormat:
3. Dr. Khomsin, M.Pd dan Sri Haryono, S.Pd. M.Or, yang telah memberikan
petunjuk, bimbingan dan arahan sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan
dengan lancar.
5. Para Dosen FIK UNNES yang telah ikut serta memberikan petunjuk
7. Suami, anak dan Orangtua terkasih yang selalu memberikan dorongan moral
Pelajaran 2004/2005 yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak
pembinaan dunia olahraga atletik khususnya lompat jauh dimasa yang akan
datang.
Penulis
8
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................. i
SARI................................................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv
MOTTO & PERSEMBAHAN......................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul ................................................................. 1
1.2 Permasalahan ................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 8
1.4 Penegasan Istilah ........................................................................... 8
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian............................................................. 11
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Cara Melakukan Gerak Tumpuan (Take-off) ............................................... 16
2. Sikap Melayang Diudara Pada Lompat Jauh Gaya Jongkok ....................... 18
3. Serangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok...................................... 20
4. Gerakan Loncat-loncat Menyentuh Suatu Penentu...................................... 27
5. Latihan Melompati Rintangan dan di Modifikasi ........................................ 29
6. Latihan Lompat Meraih Sasaran di atas....................................................... 30
11
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Keuntungan melompati rintangan dan lompat meraih sasaran diatas.... 32
2. Kerugian latihan melompati rintangan dan lompat meraih sasaran....... 33
3. Rancangan penelitian ............................................................................. 37
4. Rangkuman Hasil Perhitungan Statistik ................................................ 45
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. SK Pembimbing.......................................................................... 51
2. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas .............................................. 52
3. Surat Ijin Penelitian dari SD ...................................................... 53
4. Populasi dan Sampel .................................................................. 54
5. Hasil Tes Awal .......................................................................... 55
6. Program Latihan ........................................................................ 61
7. Tes Akhir ................................................................................... 69
8. Analisa Data .............................................................................. 71
9. Tabel Nilai – nilai t..................................................................... 73
10. Foto-Foto .................................................................................... 74
13
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, baik
sebagai arena adu prestasi maupun sebagai kebutuhan untuk menjaga kondisi
tubuh agar tetap sehat. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam
kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat dibentuk manusia yang sehat jasmani,
pada akhirnya akan terbentuk manusia yang berkualitas. Suatu kenyataan yang
peningkatan prestasi olahraga yang pesat dari waktu kewaktu baik ditingkat
daerah, nasional maupun internasional. Hal ini dapat dilihat dari pemecahan-
pemecahan rekor yang terus dilakukan pada cabang olahraga tertentu, penampilan
tehnik yang efektif dan efisien dengan ditunjang oleh kondisi fisik yang baik.
berpartisipasi dan bersaing antar atlet dalam kegiatan olahraga prestasi harus
dikembangkan kualitas fisik, tehnik, psikologi dan sosial yang dituntut oleh
cabang olahraga tertentu. Oleh karena itu melalui pengembangan dan pembinaan
pada siswa di Sekolah Dasar (SD) sesuai dengan materi kurikulum 2004 standar
dan Muhadi (1992/1993: 59) atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua
yang dilakukan oleh manusia sejak jaman Yunani Kuno sampai dewasa ini.
Dalam mata pelajaran atletik yang dipelajari adalah gerakan dasar manusia di
Selain itu dalam kejuaraan atletik ada beberapa nomor yang diperlombakan
antaranya adalah nomor lari, jalan cepat, nomor lompat dan nomor lempar.
Khusus untuk nomor lompat yang diperlombakan baik yang bersifat nasional
maupun internasional terdiri dari nomor : lompat jauh, lompat tinggi, lompat
Keempat nomor lompat tersebut yang akan dibahas lebih lanjut adalah pada
nomor lompat jauh. Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dari cabang
olahraga atletik. Dalam perlombaan lompat jauh seorang pelompat akan bertumpu
pada balok tumpuan sekuat-kuatnya dan untuk mendarat di bak lompat sejauh-
jauhnya. Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 90) lompat jauh adalah suatu bentuk
titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan
dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mancapai
jarak yang sejauh-jauhnya. Karena lompat jauh termasuk nomor lompat yang
prestasi. Untuk mencapai prestasi yang baik di dalam lompat jauh menurut
ii
Aip Syarifuddin (1992 : 90), selain si pelompat harus memiliki kekuatan, daya
memahami dan menguasai tehnik untuk melakukan gerakan lompat jauh tersebut
serta dapat melakukannya dengan cepat, tepat, luwes dan lancar. Tehnik untuk
lompat jauh yang benar perlu memperhatikan unsur-unsur: awalan, tolakan, sikap
badan di udara (melayang) dan mendarat. Menurut Yoyo Bahagia dkk (1999 /
2000 : 16) keempat unsur ini merupakan satu kesatuan, yaitu urutan gerakan
Dalam lompat jauh terdapat beberapa macam gaya atau sikap badan pada saat
melayang di udara. Soegito dkk (1994 : 143) menyebutkan ada tiga cara sikap
lenting (waktu di udara badan dilentingkan), dan 3) gaya jalan di udara (waktu
melayang kaki bergerak seolah-olah berjalan di udara). Gaya lompat jauh yang
paling sederhana untuk diajarkan pada pemula seperti siswa di SD adalah lompat
jauh gaya jongkok. Tehnik lompat jauh gaya jongkok termasuk yang paling
Untuk mencapai prestasi yang baik di dalam lompat jauh perlu didukung
prestasi ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Unsur
tersebut menurut M. Sajoto (1988 : 15) diantaranya adalah: 1) unsur fisik yang
lebih popular dengan kondisi fisik, 2) unsur tehnik, 3) unsur mental, 4) unsur
kematangan juara. Dari keempat unsur tersebut, ialah satu unsur yang merupakan
iii
faktor utama yaitu kondisi fisik, seperti pendapat dari Depdiknas (2000 : 101)
bahwa salah satu unsur atau faktor penting untuk meraih suatu prestasi dalam
kemampuan mental.
Kondisi fisik menurut M. Sajoto (1988 : 16) adalah satu kesatuan yang utuh
walaupun disana sini dilakukan dengan system prioritas sesuai keadaan atau status
tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan
tersebut. Komponen yang dimaksud menurut M. Sajoto (1988 : 16) adalah sebagai
(1992 : 93) komponen yang sangat besar pengaruhnya terhadap hasil lompatan
pada lompat jauh adalah kekuatan otot tungkai yang meliputi : kecepatan yaitu
pada awalan dan kekuatan yaitu pada tolakan. Perpaduan antara kecepatan dan
kekuatan dinamakan power atau daya otot (M. Sajoto, 1988 : 12). Usaha untuk
atlet, sebab atlet dari masing-masing cabang baik dari cabang yang sama dan
bahkan dari cabang yang berbeda yang memiliki kemampuan yang berlainan.
Dengan demikian perlu dicari bentuk latihan yang tepat dan efektif untuk
iv
pembentukan daya ledak anak usia SD dapat dilakukan dengan jalan latihan
lompat jauh tanpa awalan, lompat setinggi-tingginya meraih sesuatu benda yang
tergantung di atas, atau meraih pada dinding dan lompat berjongkok (squat jump).
Dikatan oleh J. Matakupan (1996 : 56) bahwa aktivitas bermain pada anak yang
dilakukan pada proses pendidikan jasmani akan sangat penting dalam masa
pertumbuhan anak, dasar gerak akan menjadi lebih baik karena meningkatnya
kekuatan otot, kelentukan, daya tahan otot setempat dan daya tahan
cardiovaskuler yang semakin menjadi baik, selain itu akan menjadi panjang dan
besarnya otot-otot, fungsi organ tubuh menjadi baik, sehingga dapat dikatakan
bahwa terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik. Bentuk latihan
lain yang dapat meningkatkan kekuatan otot kaki menurut Carr (2000 : 120)
menurut Gunter Bernhard (1993 : 86) bentuk-bentuk permainan dan latihan untuk
melatih melompat pada lompat jauh yaitu loncatan- loncatan dengan menyentuh
suatu penentu selama mungkin memegang teguh sikap tubuh bagian atas yang
perlu dipasang tali atau batas melintang di atas tepi bak pasir, dengan ketinggian
sekitar 75 cm, jarak antara balok tumpu dengan tali/bilah .sekitar 1-2 meter untuk
digerakkan di atas dan paha kaki yang memimpin digerakkan keatas pada setiap
lompatan (Gerry A. Carr, 1997 : 141), dan 2) Meraih bola yang digantung atau
menggunakan take-off satu kaki. Jika mereka menyentuh bola dengan baik,
memakai beban berat badannya sendiri. Seperti yang dikatakan M. Sajoto (1988 :
42) beban yang digunakan dapat berupa berat badan sendiri, dengan berteman,
bola karet, tali elastis, dumble, burble, latihan mendorong dan menahan alat
bentuk latihan lompat jauh yang tujuannya untuk memacu atau merangsang
Dalam penelitian ini dipilih dua jenis bentuk latihan yaitu latihan lompat
Latihan ini pada intinya bertujuan untuk memacu dan merangsang tolakan kaki
latihan tersebut belum diketahui dengan pasti, mana yang lebih efektif dalam
vi
meningkatkan prestasi lompat jauh. Untuk mengetahui bentuk latihan yang dapat
dengan judul : Pengaruh Latihan Lompat dengan Rintangan dan Meraih Sasaran
Di atas Terhadap Kemampuan Lompat Jauh pada Siswa Putra Kelas V SD Negeri
judul adalah :
2. Latihan lompat dengan rintangan dan lompat meraih sasaran di atas dapat
1.2. Permasalahan
latihan lompat dengan rintangan dan meraih sasaran di atas terhadap kemampuan
Pelajaran 2004/2005 ?
vii
2. Apabila ditemukan ada perbedaan maka akan dicari bentuk latihan mana
Agar persoalan yang dibicarakan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari
tujuan penelitian dan tidak terjadi salah penafsiran pada istilah-istilah yang
1. Pengaruh
atau yang ditimbulkan dari sesuatu yang berkuasa atau yang berkekuatan.
Pengaruh dalam penelitian ini adalah daya yang timbul dari latihan lompat
lompat jauh.
2. Latihan
daripada berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian
viii
Depdiknas (2000 : 103) latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih
penelitian ini adalah latihan melompati rintangan rendah dan lompat meraih
3. Lompat
adalah istilah yang digunakan dalam cabang olahraga atletik, yaitu melakukan
tolakan dengan satu kaki. Maksud lompat dalam penelitian ini adalah
4. Rintangan
adalah serangkaian rintangan yang terbuat dari bilah bambu yang digunakan
sebagai alat bantu dalam latihan dengan jumlah rintangan sebanyak 5 buah
menyentuh atau memegang bola digantung, jika mereka menyentuh satu bola
ix
titik berat badan selama mungkin diudara (melayang diudara) yang dilakukan
dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk
menurut Yusuf Adisasmita (1992 : 64) lompat jauh adalah salah satu lompat
tumpuan, melayang dan mendarat. Lompat jauh juga memiliki beberapa gaya
dan gerakan sikap tubuh di udara (waktu melayang), inilah yang biasa disebut
gaya lompatan dalam lompat jauh. Gaya lompat jauh yang dikenal adalah
Lompat jauh gaya jongkok menurut Tamsir Riyadi (1985 : 98) disebut
juga gaya duduk di udara. Setelah kaki kiri bertumpu, maka kaki ayun (kanan
terutama bagian paha) diangkat cepat tinggi kedepan. Pada saat itu pula kedua
lengan diangkat kedepan atas. Setelah kaki kiri lepas dari tanah (balok tumpu)
x
segera diayun kedepan sehingga sejajar dengan kaki kanan. Pada saat
mencapai titik ketinggian sikap badan dan kaki seperti duduk / berjongkok.
lengan juga dijulurkan kedepan, badan condong kedepan. Dalam penelitian ini
yang dimaksud kemampuan lompat jauh gaya jongkok adalah jauhnya jarak
gaya jongkok.
BAB II
2.1.1. Atletik
Dalam dunia olahraga, dikenal banyak sekali cabang olahraga, antara lain
adalah atletik, permainan, senam dan beladiri. Dari keempat cabang olahraga
merupakan gerakan dasar bagi cabang olahraga lainnya. Atletik menurut Aip
Syarifuddin (1992 :2) berasal dari bahasa Yunani, yaitu Athlon yang artinya
dikemukakan, bahwa atetik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan atau
diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar.
latihan atletik, akan dapat diperoleh berbagai pengalaman yang sangat berguna
dan bermanfaat bagi kehidupan, karena didalam melakukan kegiatan atletik akan
koordinasi gerak, keuletan, kedisiplinan dan percaya diri serta bertanggung jawab
Dalam cabang olahraga atletik ada empat nomor lompat yaitu nomor lompat
jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan lompat tinggi galah. Lompat jauh
Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga
atletik. Lompat jauh menurut Aip Syarifuddin (1992 : 90) didefinisikan sebagai
suatu bentuk gerakan melompat, mengangkat kaki keatas kedepan dalam upaya
membawa titik berat badan selama mungkin diudara (melayang diudara) yang
dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk
kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sasaran dan tujuan lompat jauh adalah
untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin kesebuah letak pendaratan atau
bak lompat. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari
letak pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh. Menurut Engkos Kosasih
(1985:67) bahwa yang menjadi tujuan lompat jauh adalah mencapai jarak
awalan; tolakan; sikap badan di udara; sikap badan pada waktu jatuh atau
mendarat. Dalam hal yang sama Yusuf Adisasmita (1992:65) berpendapat bahwa
keempat unsur ini merupakan suatu kesatuan, yaitu urutan gerakan lompat yang
tidak terputus.
Dalam lompat jauh terdapat beberapa macam gaya yang umum dipergunakan
oleh para pelompat, yaitu : gaya jongkok, gaya menggantung atau disebut juga
xiii
gaya lenting dan gaya jalan di udara. Perbedaan antara gaya lompatan yang satu
dengan yang lainnya, ditandai oleh keadaan sikap badan si pelompat pada waktu
melayang di udara (Aip Syarifuddin, 1992 : 93). Jadi mengenai awalan tumpuan /
tolakan dan cara melakukan pendaratan dari ketiga gaya tersebut pada prinsipnya
sama. Salah satu gaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya jongkok.
Disebut gaya jongkok karena gerak dan sikap sewaktu badan berada diudara
Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam lompat jauh selain pelompat
harus memiliki kondisi fisik yang baik, juga harus memahami dan mengusai
tehnik untuk melakukan gerakan lompat jauh tersebut. Bernhard (1993 : 45)
maksimal adalah: 1) faktor kondisi fisik terutama kecepatan tenaga lompatan dan
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa dalam lompat jauh terkandung
unsur-unsur kondisi fisik yang meliputi : kecepatan, tenaga ledak otot tungkai
melayang dan mendarat serta terdapat tiga macam gaya yang membedakan antara
gaya yang satu dengan gaya yang lainnya pada saat melayang diudara. Uraian
mengenai keempat fase gerakan dalam lompat jauh adalah sebagai berikut:
xiv
2.1.3.1. Awalan
Syarifuddin (1992 : 90) awalan merupakan gerakan permulaan dalam bentuk lari
Jarak awalan yang biasa dan umum digunakan oleh para pelompat (atlet) dalam
sampai 25 m. Menurut Engkos kosasih (1985 : 67) awalan harus dilakukan dengan
Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 91) agar dapat menghasilkan daya tolakan
yang besar, maka langkah dan awalan harus dilakukan dengan mantap dan
menghentak-hentak (dinamis step). Untuk itu dalam melakukan lari awalan, bukan
hanya kecepatan lari saja yang dibutuhkan, akan tetapi ketepatan langkah juga
dilakukan secara cepat. Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67) tolakan yaitu
menolak sekuat-kuatnya pada papan tolakan dengan kaki terkuat ke atas (tinggi
xv
sebagai berikut : untuk membantu tolakan ke atas, lengan harus diayun ke atas dan
mengunci sendi panggul karena kerjanya Ligamenta iliofemoral. Oleh karena itu
Gambar 1
Cara melakukan gerak tumpuan (take off)
(Carr. 2000 : 146)
Pada waktu menumpu seharusnya badan sudah condong kedepan, titik berat
badan harus terletak agak dimuka titik sumber tenaga, yaitu kaki tumpu pada saat
pelompat menumpu, letak titik berat badan ditentukan oleh panjang langkah
Dikatakan pula oleh Soegito dkk (1994 : 146) cara bertumpu pada balok
tumpuan harus dengan kuat, tumit bertumpu lebih dahulu diteruskan dengan
seluruh telapak kaki, pandangan mata tetap lurus kedepan agak ke atas.
xvi
Sikap melayang adalah sikap setelah gerakan lompatan dilakukan dan badan
sudah terangkat tinggi keatas. Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 92/93) sikap dan
gerakan badan di udara sangat erat hubungannya dengan kecepatan awalan dan
kekuatan tolakan. Karena pada waktu pelompat lepas dari papan tolakan badan si
pelompat akan dipengaruhi oleh suatu kekuatan yaitu gaya gravitasi (gaya penarik
bumi). Untuk itu, kecepatan lari awalan dan kekuatan pada waktu menolak harus
dilakukan oleh pelompat untuk mengetahui daya tarik bumi tersebut. Dengan
demikian jelas bahwa pada nomor lompat jauh kecepatan dan kekuatan sangat
“gaya lompatan” yang sifatnya individual. Pada nomor lompat (khususnya lompat
jauh) perubahan bentuk akan gaya-gaya lompatan itu tidak akan mempengaruhi
parabola dari titik berat badan, tetapi berguna untuk menjaga keseimbangan serta
Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67) sikap badan di udara adalah badan harus
Dalam hal yang sama Yusuf Adisasmita (1992 : 68) berpendapat bahwa pada
waktu naik, badan harus dapat ditahan dalam keadaan sikap tubuh untuk menjaga
mengadakan gerak yang lain harus dijaga agar gerak selama melayang itu tidak
pada 3 hal sebagai berikut : 1) bergerak ke depan semakin cepat semakin baik: 2)
menolak secara tepat dan kuat; 3) adapun gerakan yang dilakukan selama
melayang di udara tidak akan menambah kecepatan gerak selama melayang dan
Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok menurut Aip Syarifuddin (1992 :
93) pada waktu lepas dari tanah (papan tolakan) keadaan sikap badan di udara
jongkok dengan jalan membulatkan badan dengan kedua lutut ditekuk, kedua
tangan ke depan. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dijulurkan ke depan
kemudian mendarat pada kedua kaki dengan bagian tumit lebih dahulu, kedua
tangan ke depan. Untuk lebih jelasnya, sikap badan di udara seperti terlihat pada
Gambar 2
Sikap Melayang diudara Pada Lompat Jauh Gaya Jongkok
(Soegito dkk, 1994 : 147)
Pada prinsipnya sikap badan diudara bertujuan untuk berada selama mungkin
kecepatan yang telah dicapai. Dengan demikian tubuh akan melayang lebih lama.
xviii
2.1.3.4. Mendarat
Mendarat adalah sikap jatuh dengan posisi kedua kaki menyentuh tanah
(1992 : 68) pada saat mendarat titik berat badan harus dibawa kemuka dengan
jalan membungkukkan badan hingga lutut hampir merapat, dibantu pula dengan
juluran tangan kemuka. Pada waktu mendarat ini lutut dibengkokkan sehingga
Mendarat merupakan suatu gerakan terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh.
Sikap mendarat pada lompat jauh baik untuk lompat jauh gaya jongkok, gaya
menggantung maupun gaya jalan di udara adalah sama, yaitu : pada waktu akan
mendarat kedua kaki dibawa ke depan lurus dengan cara mengangkat paha ke
dengan kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut ditekuk,
berat badan dibawa kedepan supaya tidak jatuh dibelakang, kepala ditundukkan,
menyentuh pasir dengan kedua tumit, kedua kaki dalam keadaan lurus ke depan,
dimaksudkan supaya secepat mungkin terjadi perpindahan posisi titik berat badan
yang semula berada di belakang kedua kaki berpindah ke depan, sehingga terjadi
gerakan yang arahnya sesuai dengan arah lompatan dengan demikian tubuh akan
dibawah ini menunjukkan serangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok dari
Gambar 3
Serangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok
(Tamsir Riyadi, 1985 : 97)
Keterangan gambar:
1-2-3 : bertumpu / menolak dengan kaki kiri
4-5 : kaki tumpu kiri diayun kedepan menyusul kaki kanan (sikap jongkok)
6-7 : kedua kaki diluruskan kedepan, kedua lengan diayun kebelakang (dapat
pula sikap kedua lengan ini tetap lurus kedepan)
8 : mendarat dipasir dengan bagian tumit terlebih dahulu, kedua kaki lurus
9-10 : kedua kaki segera ditekuk, terus menjatuhkan diri kedepan
tidak dapat dipisahkan begitu saja. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan
sana-sini terutama dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau status
komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan
dengan baik. Komponen kondisi fisik menurut M. Sajoto (1988 : 57) meliputi
kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi,
xx
keseimbangan dan reaksi. Pada lompat jauh gaya jongkok akan dibahas komponen
kondisi fisik tentang kecepatan, kekuatan dan daya ledak. 1) Kecepatan adalah
untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Kecepatan disini adalah kecepatan lari
dalam lompat jauh gaya jongkok yang mana kecepatan larinya ditentukan oleh
gerakan berturut-turut dari langkah yang dilakukan secara cepat dan tepat. Secara
cepat maksudnya setelah lari awalan dalam lompat jauh, bisa mendapatkan
lompatan yang jauh, secara tepat maksudnya setelah lari dengan kecepatan tinggi
diupayakan lari tumpu dapat jatuh di balok tumpuan. Untuk menghasilkan tolakan
yang kuat dan melambung tinggi perlu adanya kekuatan otot tungkai. Kekuatan
dilakukan dan mendapatkan porsi latihan yang latihan yang banyak dibanding
unsur latihannya. 2) Kekuatan adalah dasar yang paling penting dalam melatih
merupakan otot dalam menahan beban dari bekerja motorik dalam waktu tertentu
secara maksimal. Dalam lompat jauh unsur kekuatan sangat penting untuk
mendapatkan hasil tolakan yang kuat dan benar. 3) Daya ledak menurut M. Sajoto
xxi
Berdasarkan pendapat para ahli dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud
dengan daya ledak otot adalah kombinasi gerakan ini bila dilakukan secara
intensif dalam waktu yang singkat akan dapat menimbulkan daya ledak otot yang
cukup besar atau kuat dan dapat dikatakan bahwa daya ledak otot tungkai adalah
cepat dalam waktu yang singkat dengan gerakan naik turun (vertikal) dan
menggunakan anggota gerak bawah (otot tungkai). Daya ledak ini sangat
dibutuhkan dalam lompat jauh terutama pada fase awalan dan tolakan pada
Latihan adalah proses yang sistematis daripada berlatih atau bekerja secara
berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau
pekerjaannya (Harsono, 1982 : 27). Lompat adalah istilah yang digunakan dalam
cabang olahraga atletik, yaitu melakukan tolakan dengan satu kaki, Aip
Syarifuddin (1992 : 90). Pengertian latihan lompat dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan yaitu melakukan gerakan melompat dengan tumpuan satu kaki yang
dilakukan secara berulang-ulang dan setiap hari jumlah beban latihan ditambah.
Latihan lompat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah latihan lompat dengan
maksimal pada otot tertentu. Cara yang paling baik untuk mengembangkan power
Untuk melatih power otot tungkai dimulai dengan gerakan tungkai kearah yang
phase), kemudian melompat dengan kuat keatas. Setelah mendarat, tanpa adanya
Apabila atlet sudah merasa ringan pada beban yang diberikan maka beban
beban yang besarnya makin meningkat, serta diberikan secara bertahap dalam
komponen kekuatan tidak akan dapat mencapai tahap potensi sesuai fungsi
Otot yang menerima beban latihan lebih atau overload kekuatannya akan
bila tidak ada penambahan beban, tidak lagi dapat menambah kekuatan.
otot besar mendapat giliran latihan lebih dulu sebelum latihan otot kecil. Hal
ini perlu agar kelompok otot kecil tidak mengalami kelelahan terlebih dahuu,
otot dalam tubuh yang sama mendapat dua giliran latihan secara berurutan
bersifat khusus, sesuai dengan sasaran yang akan dicapai. Bila akan
khusus. Namun perlu memperhatikan pula gerak yang dihasilkan, oleh karena
mendapatkan hasil lompatan yang jauh dalam lompat jauh perlu adanya
bentuk latihan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai, latihan tersebut
dapat dilakukan baik dengan menggunakan alat atau tanpa alat. Menggunakan
alat dalam hal ini adalah latihan lompat dengan rintangan dan latihan lompat
menurut Tohar (2004 : 54) program latihan dapat diatur dan dikontrol dengan
Depdikbud (1997 : 31) ialah kuantitas beban latihan yang biasa dinyatakan
dengan satuan jarak, jumlah beberapa elemen jenis latihan, total waktu latihan,
berat beban yang diangkat, jumlah set dalam latihan interval dan sirkuit
sebagai ukuran rangsangan motorik dalam satu unit latihan. Intensitas menurut
Tohar (2004 : 55) adalah takaran yang menunjukkan kadar atau tingkat
pengeluaran energi, alat dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun
dalam longitudinal jump. Recovery dikatakan oleh Tohar (2004 : 55) adalah
waktu yang digunakan untuk pemulihan tenaga kembali antara satu elemen
materi latihan dengan elemen berikutnya. Menurut O’Shea yang dikutip oleh
M. Sajoto (1988 : 48) mengatakan bila latihan lebih dari satu rangkaian, maka
masa istirahat dalam rangkaian adalah antara 1-2 menit. Menurut Bompa yang
dikutip oleh M. Sajoto (1988 : 33) mengatakan bahwa tes untuk mengevaluasi
hasil latihan kekuatan dapat dilaksanakan setelah antara 4-6 minggu dari suatu
masa siklus latihan makro. Frekuensi menurut Tohar (2004 : 55) adalah
ulangan gerak beberapa kali atlet harus melakukan gerakan setiap giliran.
Frekuensi tinggi berarti ulangan gerak banyak sekali dalam satu giliran.
Frekuensi dapat juga diartikan berapa kali latihan per hari atau berapa hari
Dalam penelitian ini frekuensi latihan yang dipakai adalah tiga kali per
minggu selama enam minggu. Sehingga tidak terjadi kelelahan yang kronis
Untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai menurut Gerry A. Carr (1997 :
141) dilatih dengan melompati rintangan dan menyundul bola yang digantung dan
dikatakan oleh Aip Syarifuddin (1992 : 10) untuk mendapatkan lompatan yang
rintangan tersebut. Dengan jalan demikian anak-anak akan dapat melompat lebih
xxvi
tinggi kedua kaki diangkat dan kedua lutut ditekuk. Disamping itu juga bisa
dengan jalan lain, untuk menolong ketinggian lompatan , dapat dibantu dengan
menggantungkan sebuah benda. Tinggi benda kira-kira tidak akan terjangkau bila
lompat meraih suatu benda di atas dan lompat melewati temannya yang
selama mungkin memegang teguh sikap tubuh bagian atas yang tegak, penentu
arah selalu diambil dari tempat pendaratan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 4.
Gambar 4.
Dari pendapat beberapa ahli di atas, latihan lompat yang peneliti maksud
adalah latihan lompat dengan rintangan yang tingginya semakin meningkat dan
latihan lompat meraih serangkaian sasaran atau serangkaian bola yang digantung
a. Pelaksanaan
Sikap awal : berdiri kira-kira 3 meter disisi depan rintangan, sikap badan
dilanjutkan menolak dengan kaki satu sebagai kaki tumpu (kiri) melompat di atas
jarak tolakan kaki dengan rintangan 1 meter dengan ditandai garis batas tumpuan.
Sikap badan saat melompat di atas rintangan, tangan digerakkan ke atas dan paha
bersama-sama, posisi kaki renggang selebar bahu dan sedikit jongkok kepala
tegak kedua lengan disamping badan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 5.
xxviii
Gambar 5
Latihan Melompati Rintangan dan Dimodifikasi
(Garry A. Carr, 1997 : 141)
Keterangan :
1. Gerakan saat menolak
2. Gerakan di atas rintangan
3. Gerakan saat mendarat
b. Perlengkapan
bilah sebagai rintangan yang tingginya semakin meningkat dari 30 cm, 35 cm, 40
cm, 50 cm dan 55 cm. Adapun jarak antara rintangan 4 meter dan jarak tumpuan
a. Pelaksanaan
Sikap awal : berdiri tegak di depan sasaran di atas (bola digantung), jarak
kemudian melompat kedua lengan naik ke atas meraih bola di gantung dengan
xxix
bertumpu pada satu kaki (kiri), begitu mendarat ancang-ancang dan melompat lagi
untuk meraih bola digantung yang kedua dan seterusnya yang dilakukan sebanyak
dan kaki yang mengayun ke atas untuk membantu menambah ketinggian. Waktu
dengan satu kaki, jarak tumpuan dengan garis vertical bola digantung 1 meter
jongkok, lutut agak ditekuk dan tangan disamping badan. Lebih jelasnya lihat
Gambar 6.
Gambar 6
Latihan Lompat Meraih Sasaran Di Atas
(Gunter Bernhard, 1993 : 86)
Keterangan :
1. Gerakan saat ancang-ancang
2. Gerakan saat menumpu
3. Gerakan saat melayang / saat meraih
4. Gerakan saat mendarat
xxx
b. Perlengkapan
adalah bola digantung dengan ketinggian semakin meningkat dari 175 cm, 180
cm, 185 cm, 190 cm, 195 cm dan 200 cm, adapun jarak antar bola digantung 4
meter dan jarak tumpuan melompat dengan garis vertical bola digantung 1 meter.
Secara anatomi gerakan dan otot-otot utama yang terlibat secara langsung
dalam latihan lompat dengan rintangan yaitu dari otot tungkai atas sampai otot
tungkai bawah. Dengan kekuatan otot tungkai yang dilimiliki akan menambah
kecepatan waktu berlari untuk awalan dan tolakan pada waktu menolak, demikian
Hasil lompatan yang diperoleh pada latihan ini lebih jauh karena ada ayunan
tangan dan gerakan kaki yang memimpin keatas dan kemudian lurus kedepan,
selanjutnya mendarat. Kecepatan dan gerak lebih cepat, karena tidak ada usaha
atas tinggi karena siswa juga terpacu untuk bisa sampai meraih bola digantung,
xxxi
akan tetapi posisi bola jauh di atas kepala maka ayunan tangan untuk meraih
Hasil lompatan yang diperoleh kurang jauh karena siswa terkonsentrasi untuk
meraih bola setelah meraih mendarat tidak jauh dari garis vertical bola digantung.
Kecepatan gerak waktu yang dibutuhkan saat melayang diudara lebih lama,
bentuk latihan memiliki keuntungan dan kerugian yang dapat dirangkum seperti
2.2. Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis dari latihan lompat dengan rintangan dan latihan
peneliti sebagai berikut : ada perbedaan pengaruh antara latihan lompat dengan
rintangan dan lompat meraih sasaran di atas terhadap kemampuan lompat jauh
2004/2005.
xxxiii
BAB III
METODE PENELITIAN
Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian harus tepat dan mengarah
Maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu
3.1 Populasi
mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 2000 : 220). Sedangkan menurut
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh
individu yang akan dijadikan subjek penelitian dan keseluruhan individu itu
1. Mereka sama-sama dalam satu sekolah, yaitu siswa putra kelas V SD Negeri
syarat, dimana suatu populasi harus memiliki minimal satu sifat yang sama,
Arikunto, 1998 : 117). Pendapat lain, Sutrisno Hadi (2000 : 221), menjelaskan
pendapat Suharsimi Arikunto (1998 : 120) yaitu hanya untuk sekedar ancer-ancer
apabila subyek kurang dari 100 sebaiknya diambil semua sehingga penelitiannya
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas V SD Negeri
Subyek yang diteliti sejumlah 24 orang siswa maka ditetapkan sebagai sampel
semua karena jumlah sampel atau subyeknya kurang dari 100 orang. Oleh sebab
Daftar nama sampel penelitian dapat dilihat dalam lampiran 4 halaman 54.
xxxv
Variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi objek penelitian, atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998 : 99).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variable bebas dalam penelitian ini yaitu latihan lompat dengan rintangan
dan latihan lompat meraih sasaran diatas. Sedangkan variable terikatnya adalah
Agar penelitian ini dapat memperoleh hasil yang baik dan sesuai dengan
harapan, maka metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
diakhiri dengan tes untuk menguji seberapa jauh akibat dari perlakuan yang
diberikan. Jadi metode eksperimen merupakan metode yang paling tepat untuk
Subject Design atau disingkat dengan Pola M-S, yang mengandung suatu
pengertian seperti dikatakan oleh Sutrisno Hadi (1973 : 453) bahwa pola M-S
2005 sampai dengan 24 Pebruari 2005. Penelitian ini diawali dengan pre test pada
tanggal 13 Januari 2005 dan hari latihan mulai tanggal 18 Januari 2005 sampai
dengan 22 Pebruari 2005. Post test dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2005.
Penelitian ini dilaksanakan tiga kali seminggu tiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu.
Dengan pelaksanaan tiap sore pukul 15.00-16.30 WIB. Tes tersebut terbagi dalam
04 Ungaran. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah lompat jauh yang
disesuaikan dengan buku peraturan perlombaan atletik dari PASI. Sebelum tes
awal dimulai, siswa diberi penjelasan mengenai pelaksanaan tes lompat jauh.
Sesudah diberi penjelasan baru dilaksanakan tes awal. Tes awal dilaksanakan pada
hari Selasa tanggal 13 Januari 2005 pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai
xxxvii
Semarang.
2. Perlakuan
menit untuk pemanasan, 70 menit latihan inti dan 10 menit untuk penenangan.
Waktu kegiatan latihan dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu
dimulai pukul 15.00 – 16.30 WIB. Materi latihan pada kelompok eksperimen 1
latihan lompat meraih sasaran. Untuk penyajian materi disesuaikan dengan alokasi
sebagai berikut.
a) Pemanasan
fisik siswa sebelum melakukan latihan inti. Latihan ini sangat penting untuk tubuh
perubahan dalam fungsi organ tubuh guna menghadapi fisik yang lebih berat
(Tohar, 2004 : 4). Latihan yang merupakan kegiatan pemanasan dalam penelitian
ini meliputi keliling lapangan, senam kelentukan dan senam khusus yang
bertujuan untuk menyiapkan siswa pada materi latihan yang akan dilakukan.
xxxviii
b) Latihan Inti
Latihan inti dilaksanakan sesuai dengan program latihan materi diberikan
sesuai dengan jadwal latihan. Setiap kelompok berlatih lompat sesuai dengan
c) Penenangan
Penenangan dilaksanakan selama 10 menit dan hal ini bertujuan untukm
demikian keadaan tubuh akan pulih secara sempurna seperti semula. Adapun
24 Pebruari 2005 dilaksanakan tes akhir yang pelaksanaannya sama dengan tes
awal. Adapun tujuan dilaksanakannya tes akhir adalah untuk mengetahui hasil
yang dicapai oleh siswa baik dari kelompok eksperimen 1 dan kelompok
sesuai dengan apa yang diinginkan. Alat dan perlengkapan tersebut terdiri dari : 1)
Bak lompat jauh, 2) Roll meter, 3) Bendera kecil, 4) Cangkul, 5) Alat Tulis /
blangko penilaian.
pelaksanaan tes awal dan tes akhir. Daftar petugas dapat dilihat pada lampiran 6.
1. Instrumen Tes
(Suharsimi Arikunto, 1998 : 137). Dalam penelitian ini metode yang digunakan
adalah instrumen tes. Tes yang diperlukan dalam penelitian ini adalah tes lompat
jauh. Tujuan tes lompat jauh ini adalah untuk mengetahui hasil lompatan
2. Program Latihan
perlakuan (treatment) ditambah dua pertemuan untuk tes awal dan tes akhir.
xl
Jumlah pertemuan latihan tiga kali dalam seminggu, sehingga waktu yang
dipergunakan ada enam minggu. Hal ini menurut De Lorme dan Watkin yang
dikutip oleh M. Sajoto (1988 : 48), program latihan yang dilakukan empat kali
seminggu selama enam minggu cukup efektif, namun rupanya pelatih cenderung
melaksanakan latihan setiap minggu tiga kali agar tidak terjadi kelelahan yang
(2001 : 24 dan 25) menjelaskan tes adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk
pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari suatu obyek
tertentu dan dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Cirri khas dari
hasil pengukuran yakni dinyatakan dalam skor kuantitatif yang dapat diolah
data tentang hasil lompat jauh gaya jongkok yang dilaksanakan dua kali yaitu pre-
yang didasarkan atas subject matching selalu menggunkan t-test pada correlated
xli
test dengan rumus pendek (short methode). Rumus ini banyak digunakan dalam
Sutrisno Hadi (1973 : 458), rumus pendek adalah rumus yang serba guna dan
menggunakan matching subjek. Untuk analisa data diperlukan suatu rumus t-test,
md
sebagai berikut : t =
Σd 2
N ( N − 1)
Keterangan :
T : nilai perbedaan
N : jumlah subjek
Md : rata-rata selisih antara X1 dan X2
d : penyimpangan (selisih) antara X1 dan X2
lompat jauh (kurikulum 1994), tetapi belum pernah berlatih melompati rintangan
dan meraih sasaran di atas untuk menambah kemampuan lompat jauh yang lebih
baik prestasinya.
dicapai oleh sampel. Atas dasar tersebut peneliti mengambil satu langkah awal
xlii
antara lain :
memperoleh hasil yang baik. Usaha yang dapat ditempuh supaya penyampaian
materi dapat diterima dengan baik, maka sebelum memberikan materi latihan
sampel dijelaskan mengenai bentuk latihan yang akan diterima secara lisan
Kegiatan sampel yang dilakukan di luar penelitan sangat sulit diawasi, hal ini
karena kondisi tempat tinggal sampel tidak satu tempat. Untuk itu peneliti
latihan yang sama di luar latihan, sebab dapat mempengaruhi hasil penelitian.
keberhasilan latihan. Kondisi alat yang kurang baik atau kurang layak akan
lompatan yang apabila bilah rintangan jatuh maka segera dipasangkan kembali
dan apabila bilah melengkung maka diganti dengan bilah yang lurus, sehingga
2. Pada latihan lompat meraih sasaran di atas, bola digantung dengan tali dan
ketinggiannya diukur dengan papan ukur dan apabila waktu digunakan bola
bergoyang atau bola berputar maka bola segera ditenangkan atau dibenahi
seperti posisi semula sehingga tidak merubah ketinggian bola saat digantung.
hasil latihan, maka berusaha semaksimal mungkin untuk tetap konsisten pada
program latihan dan persiapan latiahan yang tidak ditetapkan dan direncanakan.
xliv
BAB IV
Untuk mencari hasil perbedaan latihan lompat dengan rintangan dan lompat
meraih sasaran di atas dapat dilihat pada hasil analisis t-test seperti tercantum
Dari hasil perhitungan statistik diperoleh nilai t-hitung 2,462 kemudian t-tabel
hitung lebih besar dari pada t-tabel yaitu 2,462 > 2,201, maka hipotesis dalam
penelitian ini yang menyatakan ada perbedaan pengaruh antara latihan lompat
dengan rintangan dan lompat meraih sasaran di atas terhadap kemampuan lompat
Dari hasil analisis data ditemukan adanya perbedaan yang signifikan, maka
dilakukan uji lanjut untuk mengetahui metode latihan mana yang lebih baik
pengaruhnya antara latihan lompat dengan rintangan dan lompat meraih sasaran di
eksperimen 2 = 308,17, berarti MXe1 > MXe2, maka latihan lompat dengan
xlv
rintangan lebih baik pengaruhnya dari pada latihan lompat dengan meraih sasaran
2004/2005.
4.2. Pembahasan
Hasil penelitian antara latihan lompat dengan rintangan dan latihan lompat
latihan dalam penelitian ini adalah ketinggian lompatan yang dihasilkan pada
latihan lompat dengan rintangan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan latihan
lompat meraih sasaran diatas perbedaan hasil latihan ini terutama pada lompatan
lompat meraih sasaran diatas terhadap kemampuan daya ledak otot tungkai yang
menghasilkan lompatan yang tinggi, akan tetapi pada latihan lompat dengan
cepat sehingga hasil lompatannya lebih jauh, sedangkan pada lompat meraih
sasaran diatas lompatan yang dihasilkan kurang melambung tinggi dan dilakukan
Pada latihan lompat dengan rintangan punya satu kelebihan yaitu adanya
dipengaruhi oleh suatu kekuatan tarikan yang disebut daya tarik bumi
xlvi
(Aip Syarifuddin : 1992). Daya tarik bumi tersebut bertitik tolak pada suatu titik
yang disebut titik berat badan. Titik berat badan letaknya kira-kira pada pinggang
sedikit dibawah pusar. Hal ini sesuai dengan gerakan melayang pada latihan
lompat dengan rintangan. Sehingga pada latihan ini dapat membentuk gerakan
cukup efektif dan efisien didalam hal pemakaian ruang gerak, waktu dan tenaga
yang dihasilkan serta perbaikan kemampuan gerakan pada lompat jauh gaya
dihasilkan berupa lompatan keatas saja (vertikal) tanpa ada dorongan usaha
berarti hipotesis penelitian ini dapat diterima dan terbukti kebenarannya. Dengan
demikian apa yang telah dilakukan dalam penelitian ini mulai dari penelitian
populasi, pengambilan sampel, variabel, tes awal, program latihan, tes akhir dan
BAB V
5.1. Simpulan
menyimpulkan bahwa :
2. Latihan lompat dengan rintangan lebih baik pengaruhnya dari pada latihan
lompat meraih sasaran di atas terhadap kemampuan lompat jauh pada siswa
5.2. Saran
Berdasarkan pada hasil akhir dari penelitian ini maka dapat diberikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Guru Penjaskes dan pelatih untuk memperoleh hasil yang lebih baik
dalam latihan daya ledak otot tungkai disarankan menggunakan bentuk latihan
lompat dengan rintangan, karena sudah diuji bahwa latihan lompat dengan
rintangan mempunyai pengaruh lebih baik dari pada latihan lompat meraih
2. Untuk Peneliti yang berminat dapat meneliti ulang dan hasil penelitian bisa
DAFTAR PUSTAKA
Bernhard, G. 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit
dan Loncat Galah. Terjemahan dari String Trainning voor. Djeugd.
Semarang : Dahara Prize.
Carr, Gerry. 2000. Atletik (Edisi Terjemahan). Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Depdiknas. 2000. Pedoman dan Modal Pelatihan Kesehatan Olah Raga Bagi
Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lompat jauh, sesuai
dengan petunjuk PASI. Tujuan tes lompat jauh ini untuk mengetahui hasil
lompatan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan pada saat pelaksanaan tes lompat jauh
2. Rol meter
3. Bendera kecil
4. Cangkul
5. Alat tulis
b. Petugas:
Dalam penelitian ini dibantu oleh 5 orang yang sebelumnya telah diberi
penjelasan tentang jalannya penelitian baik dalam pelaksanaan tes maupun dalam
latihan. Kelima orang tersebut bertugas sebagai pemanggil sampel, pengukur hasil
sebagai berikut:
c. Pelaksanaan Tes:
tumpuan.
Cara melakukan:
1. Latihan Lompat dengan Rintangan
Berdiri tegak kira – kira 3 m di depan rintangan pertama, dilanjutkan
ancang-ancang 3 langkah menolak dengan kaki satu sebagai kaki tumpu,
melompati rintangan pertama kemudian langsung melompat ke rintangan ke dua
dan seterusnya sampai pada rintangan ke lima. Gerakan dilakukan terus
berkesinambungan antar rintangan dengan memperhatikan ancang-ancang 3
langkah. Jarak kaki tolak dengan rintangan 1 meter dengan ditandai garis batas
tumpuan.
lepasan A. Pendahuluan
- Pemanasan
B. Latihan Inti
ABC Running
- Latihan melompati
rintangan (tingginya - Senam penguluran,
40 cm) dengan
memperhatikan penguatan dan pe-
ancang-ancang 3 lepasan
langkah , jarak kaki
tolak dengan B. Latihan Inti
rintangan 1 m - Latihan lompat
dengan ditandai
garis batas tumpuan meraih sasaran di
20’ Test
1. Repetisi : 5x atas (180 m) selama parameter
lompatan 10’ pada pert
2. Set : 3 set mungkin memegang 10
3. Istirahat : 2 menit
tiap set
teguh sikap tubuh
5. 11,12,13 IV 15’
- latihan lompat jauh bagian atas tegak,
C. Penenangan
- Strecthing statis penentu arah selalu
diambil dari tempat
A. Pendahuluan pendaratan
- Pemanasan
ABC Running 50’
- Senam penguluran,
penguatan dan pe- 1. Repetisi :5x
lompatan
lepasan 2. Set : 3 set
3. Istirahat : 2 menit
tiap set
B. Latihan Inti -latihan lompat jauh
- Latihan melompati C. Penenangan
rintangan (tingginya - Strecthing statis
45 cm) dengan
memperhatikan
ancang-ancang 3 A. Pendahuluan
langkah , jarak kaki - Pemanasan
tolak dengan ABC Running Test
rintangan 1 m - Senam penguluran, 20’ parameter
dengan ditandai 15’ pada pert
lvi
1. Jogging
2. Senam penguluran,
penguatan dan pe-
lepasan
B. Latihan Inti
- Melakukan lompat
lviii
jauh
C. Penenangan :
- Strecthing statis
- Penjelasan tentang
penelitian dibubarkan