Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Disusun oleh :
Nama : Juwarto
NIM : 6101401038
Program Studi : PJKR/ S1
Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi.
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
i
SARI
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Hari : Kamis
Panitia Ujian,
Dewan Penguji,
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Orang yang paling gagah perkasa, diantara kalian semua adalah orang
yang dapat mengalahkan nafsunya diwaktu marah (hadist Nabi Muhamad SAW)
PERSEBAHAN
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah, dengan limpahan rahmat-Nya saya dapat
menyelesaiakan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis
1. Drs. Sutardji M.S, selaku Dekan FIK Universitas Negeri Semarang yang telah
3. Drs. Tri Rustiadi M, Kes. Dosen Pembibing Utama yang penuh perhatian dan
memberikan bimbingan.
4. Bapak dan ibu dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai
901 UNDIP Semarang dan Komandan Menwa Satuan 906 IAIN Walisongo
6. Ayah dan Ibu, saudara-saudara saya dan rekan-rekan Menwa satuan 902
UNNES Semarang saya yang telah memberi bantuan moral dan spiritual.
v
7. Semua teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut
Semoga Tuhan Yang Maha Esa Memberikan imbalan yang setimpal dengan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
SARI……………………………………………………………………………… ii
PRAKATA ………………………………………………………………………. v
BAB I PENDAHULUAN
vii
BAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
disiplin dan sportifitas yang tinggi serta peningkatan yang dapat membangkitkan
meliputi semua aspek kehidupan, baik yang bersifat material maupun spiritual.
Pembangunan manusia yang merupakan modal dasar sangat potensial antara lain
dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal, informal, maupun non formal
bidang olahraga, karena olahraga dipandang punya peranan yang penting dalam
ini olahraga sudah merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari
maupun rekreasi.
sekelompok pelajar dan mahasiswa, dari Gakutotai (pasukan pelajar yang telah
1
mengikuti latihan kemiliteran pada masa pendudukan Jepang tahun 1994), BKR-
sampai dengan adanya Resimen Mahasiwa dalam pembelaan Negara sejak perang
kemerdekaan hingga detik ini merupakan satu tradisi yang berkelanjutan sesuia
zaman.
mahasiswa dalam upaya bela Negara yang disusun, diorganisasikan dan dibentuk
secara kewilayahan pada setiap daerah propinsi tingkat I dan sebagai Satuan
maka Resimen Mahasiswa sebagai salah satu pewaris nilai- nilai perjuangan dan
sebagai insan ilmuan calon pengisi tekno struktur juga sebagai mahasiswa terpilih
mempunyai dua fungsi ganda. Fungsi sebagai ilmuan dituntut untuk memiliki
kemampuan kognitif, kreatif, serta memiliki daya penalaran yang tinggi mampu
2
3
kepentingan nasional.
Kesamaptaan jasmani Militer yang panduanya tidak jauh beda dengan sepuluh
komponen kondisi fisik yaitu Kekuatan (Streng). Daya tahan (endurance), Daya
kekuatan dalam satuan Resimen Mahasiswa untuk bela negara. Terkait dengan itu
hubungan kondisi fisik dengan tugas dan fungsi anggota Resimen Mahasiswa
adalah sangat berkaitan erat, oleh sebab itu dengan tugas dan fungsi pokok
3
Peningkatan kondisi fisik di Resimen Mahasiswa perlu dibina ntuk
yang mempunyai kondisi fisik yang baiklah akan dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik.
untuk pembentukan fisik yang kuat pengembangan kemapuan yang dimiliki dan
senantiasa membentuk mental yang kuat dan tahan banting, hal ini sesuai dengan
juara,. Dengan tempaan fisik yang berat itulah maka kematangan mental akan
mental juara.
daerah maupun nasional. Tujuan diadakan lomba selain wahana komunikasi dan
4
5
yang jelas dan mengarah pada tujuan penelitian, istilah-istilah yang perlu
1.2.1 Survey
untuk mengetahui pendapat dari informasi yang diperoleh dari penelitian dapat
dikumpulkan dari seluruh populasi dan dapat pula dari sebagian dari populasi
(1993:321) dalam penilitian ini Survey diartikan sebagai alat atau metode dalam
Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen yang tidak dapat
tersebut (M. Sajoto, 1995:8) komponen kondisi fisik meliputi yaitu (Streng), daya
tahan (Endurance), daya ledak (Masculer Power), kecepatan (Speed), daya lentur
5
1.2.3 Anggota
Bagian dari sesuatu yang berangkaian; badan yang menjadi bagian dari
1.2.5 Mahadiapa
1.3 Permasalahan
Dalam penelitian ini permasalahan yang masih perlu dikaji, dianalisa dan
Tujuan penulis dalam menyusun tema skripsi ini adalah untuk mengetahui
6
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Olahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga kondisi agar tetap
baik, sehingga banyak terlihat pria maupun wanita melakukan latihan olahraga
baik dilapangan atau dijalan-jalan semua ini mereka lakukan agar kesehatan dan
kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja,
walaupun disana sini dilakukan sistem prioritas sesuai keadaan atau status yang
dibutuhkan.
ciri-ciri tersendiri yang berfungsi pokok pada kondisi fisik seseorang. Agar
seseorang dapat dikatakan kondisi fisiknya baik, maka status setiap komponen
7
2.2 Komponen Kondisi Fisik
2000:90 ).
kekuatan adalah daya penggerak setiap aktifitas dan merupakan persyaratan untuk
meningkatkan prestasi
paru-paru dan peredaran darah secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja
otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.(M.Sajoto 1990:16).
Kemampuan untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama dan setelah
berlatih dalam jangka waktu lama tidak mengalami kelelahan yang berlebih (
Garuda Emas,2000:89)
8
9
yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini, dapat
Seperti dalam lompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang bersifat
explosive.(Wissel ,2000:55)
singkatnya, seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda, panahan
dan lain-lain. Dalam hal ini ada kecepatan gerak dan kecepatan explosive .(M.
Sajoto, 1990 :17). Hal ini ditegaskan Suharno (1983:33) hasil atlet untuk
singkatnya .
dengan kelenturan tubuh yang luas. Hal akan sangat mudah ditandai dengan
yamg paling penting dalam kehidupan sehari-hari adalah fleksibility batang tubuh
9
tetapi kelentukan yang baik pada tempat tersebut belum tentu ditempat lain belum
maka harus menggerakan sendi kita pada daerah geraknya yang maksimal dan
Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian
maka harus menggerakan persendian kita pada daerah geraknya yang maksimal
secara teratur
Dengan kelenturan tubuh atau penguluran tubuh yang lebih luas, sehingga
tertentu. Seseorang yang mampu merubah satu posisi yang berbeda dalam
merubah secara tepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa ada gangguan pada
keseimbangan.
10
11
mempunyai koordinasi yang baik, bila ia dapat bergerak kearah bila sambil
hubungan harmonis sebagai factor yang terjadi pada suatu gerakan disebut
Koodinasi.
syaraf otot seperti dalam hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu
lain).(M.Sajoto,1990:18).
semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada otot diperlukan tidak hanya pada
dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indra syaraf atau feeling
11
lainnya seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan
lain-lain.
terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat suatu jarak atau mungkin suatu objek
dalam porsi yang sama. Tetapi yang perlu dikembangkan adalah yang sesuai
faktor tersebut melengkapi. Faktor utama yang mempengaruhi kondisi fisik antara
lain : faktor latihan, faktor istirahat, faktor kebiasaan hidup sehat, lingkungan serta
2.3.1 Latihan
dari beberapa gerak tertentu, secara sistematis dan teratur berirama dengan tujuan
asas latihan yang sangat mendasar adalah “ pembebanan berlebih “ hal ini telah
fisiknya.
12
13
13
kali denyut nadi normal permenit. Misalnya denyut nadi menjadi 180-120 kal;I
permenit. Perlu diingat bahwa denyut nadi maksimum dapat dihitung deng rumus
200-usia. Seandainya umur atlet 20 tahun, maka denyut nadi latihan maksimum
180 kali permenit. Untuk menetukan intensitas sub maksimal berarti 80 % kali
menit = 124 kali permenit
3) Menetukan intensitas beban latihan
maksimal 34 detik secara fisiologis telah habis, ini berarti intensitas maksimal,
gerakan harus dengan power, tempo tinggi dan frekuensi gerak cepat. Dikatakan
pula pelatih dapat menetukan intensitas beban latihan dengan waktu rangsangan
Latihan makin lama makin berat, tetapi kenaikan beban harus sedikit demi
sedikit. Hal ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi over training dan proses
setingkat demi setingkat dengan merubah salah satu atau semua cirri-ciri loading:
cepat beratnya, akan mengakibatkan akan terjadi over training dan penghentian
prestasi atlet ( Suharno H.P, 1986:22). Hal ini sesauia juga dengan Kasiyo
Sebagai manusia yang terdiri dari jiwa dan raga pasti berbeda-beda dalam
segi fisik, mental, watak dan kemampuanya. Berda-beda dalam segi fisik, mental,
14
15
meskipun tujuan akhir kekompakan regu, namun melatihnya pasti lewat individu-
indidu dari anggota regu, dimana minta perhatian dalam hal fisk, mental, watak
1) Prisip interval
Prinsip interval sangat penting dalam rencana latihan dari yang bersifat
harian, mingguan, bulanan, kwartal, tahaunan yang berguna untuk pemulihan fisik
dan mental atlet dalam menjalankan latihan. Masalah interval dapat dilaksanakan
dengan istirahat penuh tanpa menjalankan latihan, maupun istirahat aktif (Suharno
H.P, 1986:23)
latihan yang dikerjakan oleh atlet sebaiknya atlet betul-betul merasa berat,
kemudian timbul kelelahan fisik dan mental secara menyeluruh. Stress fisik dapat
ditimbulkan dalam jalan pemberian beban latihan dari batas kemampuan si atlet (
Suharno H.p, 1986 :26) Untuk tidak menimbulkan kerusakan dan untuk mencapai
derajat kekuatan yang tinggi beban harus teratur dinaikan. Hal ini dikatakan
secara tegas PASI (1993:62) bahwa latihan beban lebih (overload) menyebabkan
Latihan harus memiliki ciri dan bentuk yang khas sesuai dengan aktifitas
gerak. Hal ini tersebut sesuai dengan sifat dan tuntunan tiap-tiap cabang olahraga
yangselalu berbeda-beda. Latihan harus khusus. Hal ini sesuai dengan Kasiyo
system fisiologis tertentu yang dapat pada kelompok otot tertentu yang direkrut
15
kekhususan menyebutkan bahwa sifat khusus dari beban latihan akan
2.3.2.1 Makan makanan yang bersih dan mengandung gizi yang baik ( 4 sehat 5
sempurna)
2.2.3.2 Selalu menjaga kebersihan pribadi, mandi yang teratur, kebersihan gizi,
cukup yang digunakan untuk pertumbuhan. Jadi dalam pembinaan kondisi fisik
2.3.3.1 Protein
untuk mengganti bagian tubuh yang rusak, pembuatan enzim, hormon, pikmen,
dan penghasil kalori, protein mengandung unsur karbon (C) maka protein dapat
pula berfungsi sebagai zat tenaga, zat pembakar apabila protein digunakan sebagai
zat tenaga atau pembakar maka protein tidak dapat digunakan sebagi bahan
2.3.3.2 Lemak
pula sebagai pelindung terhadap perusak mekanis. Lemak juga bertindak sebagai
isolasi mencegah hilangnya panas yang terlalu cepat. Seperti halnya hidrat arang
16
17
( O ). Fungsi utama lemak adalah memeberi tenaga tubuh. Satu gram lemak kalau
2.3.3.3 Karbohidrat
Zat ini pula berfungsi sebagai oksidasi atau zat pembakar lemak.
2.3.3.4 Vitamin
dalam tubuh haruslah tetap, sebab apabila kekurangan vitamin tertentu akan
menderita penyakit tertentu pula. Tetapi apabila kelebihan juga tidak berfungsi
pula.
2.3.3.5 Air
Tubuh sebagian besar terdiri dari air. Air didalam tubuh, selain berfungsi
sebagai zat pembangun seperti telah disebutkan diatas, bahwa air merupakan
bagian dari jaringan-jaringan tubuh, air berfungsi sebagia zat pengatur, air
berperan antara lain sebagai zat pelarut hasil-hasil pencernaan makanan, sehingga
zat-zat yang diperlukan tubuh dapat diserap melalui dinding usus, sebaliknya
dengan adanya air dan sisa-sisa pencernaan dapat pula dikeluarkan dari tubuh.
Baik melalui paru-paru, kulit, ginjal Maupun usus. Selain itu air berfungsi dalam
kesepuluh komponen tersebut dalam porsi yang sama. Tetapi yang perlu
17
guru akan berbeda dengan kebutuhan seorang polisi atau TNI dan berpengaruh
kondisi fisik dilaksanakan. Selain itu Survey terhadap tingkat kondisi fisik dapat
pula bertujuan:
Resimen mahasiswa.
dipengaruhi oleh jenis kelamin. Ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan
kondisi fisik bagi kaum laki-laki lebih terarah pada daya tahan,
Sikap dan tingkah laku adalah unsur dari kondisi mental. Jelas terbukti
bahwa kondisi fisik tidak begitu saja dapat terlepas dari unsur-unsur lain, seperti
18
19
19
memperkuat ketahanan nasional dalam usaha bela negara membantu
terselenggaranya stabilitas kampus, Membantu terselenggaranya segala program
hankamnas Perguruan Tinggi, mengkordinasikan mahasiswa terlatih dalam
linmas, Menyusun kekuatan dalam satuan Resimen Mahasiswa untuk bela negara
Struktur organisasi Menwa adalah sebgai berikut. Unsur Pembina, Rektor,
Diklat, Personil, Logbend, Hubmas, Trian. Unsur Pelayan, Danpokma, Kaset, dan
Khusus terdiri dari Sar, TRC Dikstaf, Gladi Posko, Scuba, Latsitarda.
lain Berperan serta dalam penupasan PKI Muso- Brigadir 17, berperan serta
TRIKORA, berperan serta dalam pembinaan teritorial kampus dari masuknya PKI
1965, bergabung dengan satgas Seroja Operasi Timor Timur, bergabung dengan
2004 – 2005 serta menjadi salah satu Komponen cadangan nasional, Rakyat
Terlatih (Ratih).
latihan atau materi yang harus ditempuh pada Pendidikan Dasar Keprajuritan
20
21
tentang cara menanamkan disiplin bagi prajurit TNI dalam kehidupan sehari-
ayat I Amandemen UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3. ”Setiap warga negara berhak
warga negara dalam upaya bela negara. Tujuan adalah letak dasar pemikiran
dan tumbuh kembang sikap tingkah laku sebagai pejuang dan ksatria
sifat rela berkorban segala yang dimiliki seperti waktu, pikiran, tenaga, benda
3) Ilmu Medan dan Kompas (IMPK) dan Ilmu medan/ Navigasi Darat
penghargaan seseorang terhadap orang lain atas dasar tata susila yang sesuai
5) Peraturan Baris berbaris (PBB) adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan
guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara hidup angkatan bersenjata yang
21
diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu.
segala bentuk medan, cuaca dengan cara yang baik dilakukan di siang maupun
malam hari.
10) Kesehatan Lapangan jika suatu saat anggota latihan mengalami jatung dan
pertolongan pertama pada kecelakaan adalah agar para siswa mengerti tentang
12) Perkelahian Sangkur adalah bentuk dari sebuah penyerangan dan cara untuk
kita sudah tidak mempunyai amunisi atau Amunisi yang kita miliki jumlahnya
sangat terbatas. Tujuanya agar para siswa mengerti dan memahami bagaian-
bagian dari senjata termasuk sangkur itu sendiri, dapat melatih 7ketangkasan
22
23
para siswa, dimana saat bahaya atau ancaman sewaktu-waktu datang tidak
terduga dan dengan ini para siswa dapat melatih daya kreatifitas dalam
menghadapi musuh atau lawan serta pemeliharaan sikap karena dengan latihan
13) Senam Senapan Pengertian Senam Senapan adalah salah satu jenis Senam
kerja sama. Tujuan ditinjau dari ilmu faal memperlancar peredaran darah dan
14) Taktikoperasi kesatuan kecil (TKK) adalah suatu taktik penyerangan beregu
dengan jumlah personil terbatas dan juga disesuaikan dengan medan yang
dihadapi serta strategi yang digunakan oleh musuh agar penyerangan dapat
berjalan dengan efektif dan aman. Serangan ini biasanya digunakan untuk
15) Menembak Senapan M.16 A.I adalah sejenis senapan serbu yang mempunyai
jenis pisir S dan I. Pisir S digunakan pada jarak tembak 300 meter kebawah
dan pisir I digunakan pada jarak tembak 400 meter keatas. Senapan M16.A>I
23
16) Survival adalah upaya untuk mempertahankan hidup dari kematian yang tidak
lepas dari menghadapi ancaman baik dari musuh maupun alam, sehingga
17) Pionir adalah suatau teknik pekerjaan yang sangat sederhana dan mudah
membuka jalan)
arti luas berarti suatu perjalanan yang meliputi mulai dari ”hill walking”
muont everest). Menurut bentuk kegiatan dan jenis medan yang dihadapi,
tebing batu yang tidak begitu terjal. Tangan kadang-kadang digunakan hanya
umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari. (4) Mountenering adalah
gabungan dari semua bentuk pendakian diatas bisa memakan waktu berhari-
19) Latihan Berganda suatu bentuk evaluasi semua materi yang dilaksanakan pada
akhir pendidikan guna para siswa mengerti dan dapat melaksanakan aplikasi
materi yang didapat selama Home Base kelapangan dengan sesuai dengan
24
25
20) Long march adalah Jalan jauh yang ditempuh minimal satu hari satu malam
dan tahunan. Kegiatan ini disusun, direncanakan sedemikian rupa, dari situ setiap
agenda kegiatan Komposisi latihan tidak lepas dari aktivitas fisik yang tinggi dari
Suskapin. Pendidikan Khusus : Sar, TRC Dikstaf, Gladi Posko, Scuba, Latsitarda.
Disamping itu juga ada latihan gabungan antar satuan yang dilakukan setiap 1
bulan sekali
antar satuan Menwa. Jenis lombanya adalah Pekan Olah raga antar satuan Menwa
Country,Oramil dll.
Jenis kegiatan Rutinitas yang dilakukan oleh Menwa adalah Ilmu Medan
25
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), Gerakan Perorangan (GARPER).
Dari apa yang diurailan penulis diatas maka komponen dan faktor yang
merupakan bentuk tes fisik saat seleksi calon siswa atau calon anggota baru, atau
untuk mengetahui kondisi fisik pra latihan digunakan untuk memberikan proporsi
pembebanan latihan. Dan secara rutin setiap triwulan dilakukan tes samaptaan
26
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sehingga nantinya akan diperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.
jawabkan secara ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku. Adapun metode
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitianya
berjumlah 113 (seratus tiga belas ) orang yaitu Menwa UNNES 45 orang, Menwa
dalam satu wadah organisasi Resimen Mahasiswa semua aktivitas yang dilakukan
adalah sama
memiliki persyaratan sebagai populasi yaitu paling sedikit mempunyai satu sifat
yang sama, sehingga telah memenuhui syarat untuk dijadikan obyek penelitian.
27
3.2 Sampel penelitian
(Sutrisno Hadi, 1989: 70) sample yang digunakan adalah sebagian anggota
2005/2006 yang terpilih sesuai dengan Satuan. Yaitu Menwa UNNES Semarang,
random sampling yaitu sesuai dengan jumlah anggota pada masing-masing satuan
Menwa (Suharsimi Arikunto, 1997: 116). Dalam penelitian ini jumlah sampel dari
Menwa UNNES 20 orang, Menwa UNDIP Semarang 15 orang dan Menwa IAIN
Semarang 15 orang yang dipilih secara random. Jumlah sampel Menwa UNNES
penelitian, obyek tersebut sering juga kita sebut gejala, sedang gejala-gejala yang
(Sutrino Hadi, 1987:224). Dalam penelitian ini variable yang digunakan atau yang
28
29
Untuk memperoleh data yang sesuai maka dalam penelitian ini menggunakan
kondisi fisik anggota Resimen Mahasiwa mahadipa Perguruan Tinggi Negeri Se-
kota Semarang dalam hal ini Menwa UNNES Semarang, Menwa UNDIP
Keenam butir tes harus dilaksanakan secara berurutan dan pada hari yang
sama. Waktu istirahat antara tes lari 12 menit dengan tes pull-ups 10-15 menit,
sedang waktu istirahat antara butir tes yang satu dengan butir tes yang lain pada
tes Samapta B : 5-10 menit, sehingga waktu yang digunakan untuk keenam butir
29
2) Pada akhir menit ke 12 dengan aba-aba atau tanda peluit peserta harus segera
3.4.2 Pull-Ups
1) Peserta menggantung dengan bebas pada sebuah palang dengan telapak tanang
menghadap ke depan serta ibu jari terpisah dari keempat jari lainya.
dengan kekuatan lengannya (tanpa ayunan kaki) sampai dagu diatas palang.
bebas lagi, lalu mengulangi gerakan sampai 1 menit penuh, atau sampai
sekuatnya bila dagu sudah tidak dapat melewati palang, peserta dinyatakan
dengan bantuan ayunan kaki, waktu turun menggantung lengan lurus, dagu
1) Sikap awal : berdiri tegak, sebuah kaki didepan yang lain, kedua tangan di atas
kepala.
2) Setelah aba-aba ”Ya”( stop watch dihidupkan ) kedua kaki ditekuk sampai
pantat menyentuh tumit, badan tetap tegak dan tangan tetap diatas kepala.
3) Lalu meloncat ke atas samapai kedua kaki tergantung lurus dan menukar
posisi kedua kaki, yang semula didepan menjadi belakang dan sebaliknya.
30
31
4) Turun lagi dengan menekuk kedua kaki sampai pantat menyentuh tumit,
gerakan diulang selama satu menit, atau sampai sudah tidak kuat.
5) Gerakan dinyatakan gagal ( tidak dihitung) bila : locatan tidak penuh, (kaki
tidak tergantung lurus di udara) tangan terlepas dari atas kepala, posisi kaki
tidak ditukar, pantat tidak menyentuh tumit, lutut kena lantai, beristirahat.
3.4.4 Push-Ups
1) Sikap awal awal : tiarap, kedua tangan ditekuk disebelah badan, hanya dada
yang menyentuh lantai ( perut dan lutut tidak menyentuh lantai), kedua kaki
badan
denagan meluruskan kedua lengan, badan tetap lurus (segaris dengan kaki )
3) Tekuk kedua lengan sampai keposisi awal ( hanya dada menyentuh lantai) lalu
5) Ulang gerakan-gerakan diatas sampai satu menit, atau sampai tidak kuat.
6) Gerakan dinyatakan gagal bila : lengan belum lurus sudah ditekuk lagi,
gerakan keatas bukan sekali dorongan, waktu lengan ditekuk perut atau lutu
7) Gerakan dari sikap awal sampai kembali kesikap awal benar dihitung satu
31
3.4.5 Sit-Ups
1) Sikap awal : berbaring terlentang, kedua kaki lurus sekitar 40 cm, telapak
3) Kembali duduk lalu berbaring seperti sikap awal ( tangan dan siku menyentuh
lantai).
6) Gerakan dinyatakan gagal (tidak dihiutng) bila : sudah tidak kuat bangun/
duduk lagi, siku-siku tidak menyentuh lantai, siku menyentuh lutut/ paha.
1) Sikap awal : berdiri disebelah kanan tonggak dan dibelakang garis, siap lari
lari cepat 6 x 10 m merupakan lari membuat angka delapan sampai tiga kali
2) Tes ini dinyatakan gagal, bila : start mendahului aba-aba, gerakan lari tidak
mengitari tonggak dan tidak membuat angka delapan sampai tiga kali.
32
33
Sumber : (Pusat Pendidikan Jasmani TNI , 1974: buku B nomor code B-III)
untuk anggota Resimen Mahasiswa yang diadopsi dari tes Kesamaptaan Jasmani
TNI. Tes kesamaptaan Jasmani TNI merupakan suatu battery (rangkaian) tes
terdiri dari.
3.5.1 Batterery tes ke satu atau tes Samapta A yaitu tes Lari 12 menit.
3.5.2 Battery tes ke dua atau tes Samapta B yang terdiri dari :
33
Tabel 3.1
9 92 3355 - - 39 - 16,7
10 91 3336 - 41 - 37 16,8
11 90 3317 - - - - 16,9
12 89 3298 16 40 38 36 17,0
13 88 3279 - - - - 17,1
14 87 3260 - - - - 17,2
15 86 3241 15 39 37 35 17,3
16 85 3222 - - - - 17,4
17 84 3203 - 38 36 34 17,5
18 83 3184 - - - - 17,6
19 82 3165 14 37 35 33 17,7
20 81 3146 - - - - 17,8
34
35
21 80 3127 - 36 34 32 17,9
22 79 3108 - - - - 18,0
23 78 3089 - 35 33 31 18,1
24 77 3070 - - - - 18,2
25 76 3051 13 34 32 30 18,3
26 75 3032 - - - - 18,4
27 74 3013 - 33 31 29 18,5
28 73 2994 12 - - - 18,6
29 72 2975 - 32 30 28 18,7
30 71 2956 - - - - 18,8
31 70 2937 - 31 29 27 18,9
32 69 2918 11 - - - 19,0
33 68 2899 - 30 28 - 19,1
34 67 2880 - - - 26 19,2
35 66 2861 - - - - 19,3
36 65 2842 10 29 27 25 19,4
37 64 2823 - - 26 - 19,5
38 63 2804 - - - - 19,6
39 62 2785 - 28 25 24 19,7
40 61 2766 - - - - 19,8
41 60 2747 - 27 24 23 19,9
42 59 2728 - - - - 20,0
43 58 2709 9 26 23 - 20,1
44 57 2690 - - - 22 20,2
45 56 2671 - - - - 20,3
46 55 2652 - 25 22 21 20,4
35
47 54 2633 - - - - 20,5
48 53 2614 8 - 21 - 20,6
49 52 2595 - 24 - 20 20,7
50 51 2576 - - - - 20,8
51 50 2557 - 23 20 19 20,9
52 49 2538 - - - - 21,0
53 48 2519 - 22 19 18 21,1
54 47 2500 7 - - - 21,2
55 46 2481 - 21 18 17 21,3
56 45 2462 - - - - 21,4
57 44 2443 - 20 - 16 21,5
58 43 2424 - - - - 21,6
59 42 2405 6 19 17 15 21,7
60 41 2386 - - - - 21,8
61 40 2367 - 18 - 14 21,9
62 39 2348 - - - - 22,0
63 38 2329 - 17 - 13 22,1
64 37 2310 - - 16 - 22,2
65 36 2291 - - - - 22,3
66 35 2272 5 16 15 - 22,4
67 34 2253 - - - 12 22,5
68 33 2234 - - - - 22,6
69 32 2215 - 15 14 - 22,7
70 31 2196 - - - 11 22,8
71 30 2177 - - - - 22,9
72 29 2158 4 14 13 - 23,0
73 28 2139 - - - 10 23,1
74 27 2120 - - - - 23,2
75 26 2101 - - - - 23,3
36
37
76 25 2082 3 - - - 23,4
77 24 2063 - 13 12 9 23,5
78 23 2044 - - - - 23,6
79 22 2025 - - - - 23,7
80 21 2006 - 12 11 - 23,8
81 20 1987 - - - - 23,9
82 19 1968 - - - - 24,0
83 18 1949 - 11 10 - 23,1
84 17 1930 - - - 8 24,2
85 16 1911 - - - - 24,3
86 15 1892 2 10 9 7 24,4
87 14 1873 - - - - 24,5
88 13 1854 - - - - 24,6
89 12 1835 - 9 8 6 24,7
90 11 1816 - - - - 24,8
91 10 1797 - - - - 24,9
92 9 1778 - 8 7 - 25,0
93 8 1759 - 7 - 5 25,1
94 7 1740 1 - 6 - 25,2
95 6 1721 - 5 - - 25,3
96 5 1702 - - 5 4 25,4
97 4 1683 - 4 - - 25,5
98 3 1664 - - - - 25,6
99 2 1645 - 3 4 3 25,7
37
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Kesamaptaan Jasmani militer Putri
38
39
25 76 2366 53 29 - - 19,6
26 75 2355 - - - - 19,7
27 74 2344 52 28 20 34 19,8
28 73 2333 - - - - 19,9
29 72 2322 - - - - 20,0
30 71 2311 51 27 19 33 20,1
31 70 2300 - - - - 20,2
32 69 2293 50 26 - - 20,3
33 68 2273 - - 18 - 20,4
34 67 2267 - 25 - 32 20,5
35 66 2256 49 - - - 20,6
36 65 2245 - - - - 20,7
37 64 2234 48 24 17 - 20,8
38 63 2223 - - - 31 20,9
39 62 2212 - - - - 21,0
40 61 2201 47 23 16 - 21,1
41 60 2190 - - - 30 21,2
42 59 2179 46 - - - 21,3
43 58 2168 - 22 15 - 21,4
44 57 2157 - - - 29 21,5
45 56 2146 45 - - - 21,6
46 55 2135 - 21 - - 21,7
47 54 2124 44 - 14 - 21,8
48 53 2113 - 20 - 28 21,9
49 52 2102 - - - - 22,0
50 51 2088 43 19 13 - 22,1
51 50 2074 - - - 27 22,2
52 49 2060 42 18 - - 22,3
53 48 2046 - - 12 - 22,4
54 47 2033 - 17 - 26 22,5
39
55 46 2019 41 - - - 22,6
56 45 2005 - - - - 22,7
57 44 1992 40 16 11 - 22,8
58 43 1979 - - - 25 22,9
59 42 1966 - - - - 23,0
60 41 1953 39 15 10 - 23,1
61 40 1940 - - - 24 23,2
62 39 1927 38 14 - - 23,3
63 38 1914 - - 9 - 23,4
64 37 1901 - - - 23 23,5
65 36 1888 37 13 - - 23,6
66 35 1875 - - - - 23,7
67 34 1862 36 12 8 - 23,8
68 33 1849 - - - 22 23,9
69 32 1836 - - - - 24,0
70 31 1823 35 11 7 - 24,1
71 30 1810 - - - 21 24,2
72 29 1797 34 10 - - 24,3
73 28 1783 - - 6 - 24,4
74 27 1769 - - - 20 24,5
75 26 1775 33 9 - - 24,6
76 25 1741 - - - - 24,7
77 24 1727 32 - 5 - 24,8
78 23 1714 - 8 - 19 24,9
79 22 1601 - - - - 25,0
80 21 1672 31 - 4 - 25,1
81 20 1667 - 7 - 18 25,2
82 19 1642 30 - - - 25,3
83 18 1627 - - 3 17 25,4
84 17 1612 - 6 - - 25,5
40
41
85 16 1597 29 - - - 25,6
86 15 1582 - 5 - - 25,7
87 14 1567 28 - 2 - 25,8
88 13 1552 - - - 16 25,9
89 12 1537 - 4 - - 26,0
90 11 1522 27 - 1 15 26,1
91 10 1507 - - - - 26,2
92 9 1492 26 3 - - 26,3
93 8 1477 - - - - 26,4
94 7 1447 - - - 14 26,5
95 6 1432 25 2 - - 26,6
96 5 1417 - - - - 26,7
97 4 1402 24 - - - 26,8
98 3 1387 - 1 - 13 26,9
99 2 1372 - - - - 27,0
100 1 1357 23 - - - 27,1
41
Tabel 3.3
Kriteria
No
Huruf Angka
Jasmani,2004:37-43)
komandan.
42
43
penelitian. Bila hal ini terjadi, maka proses penelitian hari itu diganti dengan hari
lain.
Karena tes ini membutuhkan kecermatan dan ketelitian yang tinggi, maka
faktor tenaga penilai untuk diperhatikan. Dalam penelitian ini tenaga pembantu
dalam proses pelaksanaa tes kondisi fisik sebelumnya telah dibekali tentang cara-
cara, proses penelitian dan segala peraturan dalam pelaksanaan tes kondisi fisik,
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
n
DP = 100%
N
Keterangan :
DP = Deskriptif Persentase
43
BAB IV
Grafik 4.1
90%
80% 80%
70%
Persentase
60%
50%
40%
Persentase
30%
20%
10% 12% 8%
0% 0% 0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Norma
Dari hasil data penelitian yang diolah didapat sample yang dalam kategori
baik sekali 6 orang (12 %), Kategori Baik 40 orang (80 %) dan sisanya dalam
44
45
Grafik 4.2
Presentase
70%
60%
Persentase
50%
40% Presentase
30%
20%
10%
0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang
Norma
Hasil penilaian tes samapta “A” lari 12 menit sebagian besar dalam
kategori baik yaitu 32(64 %) sampel dari seluruh sampel, sedangkan 10 (20 % )
sampel dalam kategori baik sekali, sisanya adalah dalam kategori cukup yaitu 8
(16 % ) sampel.
Grafik 4.3
60%
50%
40%
Kategori
30% Persentse
20%
10%
0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Norma
45
Hasil penilaian Pull-Up dalam kategori baik sekali 13 (26%) sampel dari
jumlah sampel, 28 (56%) sampel dalam kategori baik, sedangkan 9 (18%) sampel
Grafik 4.4
70%
60%
50%
Persentase
40%
Persentase
30%
20%
10%
0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Norma
Hasil penilain Sit-Up sebagian besar dalam keadaan baik yaitu 33 (66%)
sampel, sedangkan sisanya 11 (22%) dalam keadaan baik sekali dan 6 (12%)
46
47
Grafik 4.5
70%
60%
Persentase
50%
40%
Persentase
30%
20%
10%
0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang
sekali
Norma
(66%) sampel, sedangkan 12 (24%) sampel dalam keadaan baik sekali, sisanya
Grafik 4.6
90%
80%
70%
Persentase
60%
50%
Persentase
40%
30%
20%
10%
0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Norma
47
Hasil penilaian Samapta “B” Squat-Jump sebagian besar dalam keadaan
baik yaitu 39 (78%) sampel dan sisanya dalam keadaan baik sekali yaitu 11 (22%)
sampel.
Grafik 4.7
Persentase
70%
60%
Persentase
50%
40%
Persentase
30%
20%
10%
0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Norma
Hasil penilaian tes samapta “B” Lari Angka delapan Sebagian besar
dalam keadaan cukup yaitu 31 (62%) sampel, sedang sisanya dalam kategori baik
48
49
4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa keadaan kondisi fisik anggota
rata dalam keadaan baik. Data tersebut diatas diperoleh dari hasil tes yang
se-kota Semarang yang terdiri dari 2 (dua) jenis tes Samapta yaitu Samapta “A”
yaitu lari 12 menit dan samapta “B” terdiri dari (1) Pull-Up, (2) Push-Up, (3) Sit-
Up, (4) Squat-Jump dan (5) Doging-Run (lari angka delapan), yaitu sebagai
berikut ;
4.2.1 Tes samapta A Lari 12menit menunjukan nilai rata –rata baik
fisik yang baik. Baiknya kondisi fisik anggota Resimen Mahasiswa Mahadipa
Perguruan Tinggi Negeri se-kota Semarang tersebut dapat ditinjau dari beberapa
faktor, antara lain yaitu program latihan yang terencana dengan baik, baik yang
49
bersifat harian dan bersifat insidental selain itu faktor yang sangat mendukung
Harsono program latihan fisik harus direncanakan secara sistematis ( 1998 :76).
kegiatan Resimen Mahasiswa. Dengan kondisi fisik yang baik maka, 1) ada
peningkatan dalam komponen kondisi fisik, 3) ada gerak yang lebih baik pada
waktu latihan, 4) ada waktu pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh
(Harsono,1988:153).
Melihat hasil tes kondisi fisik yang sebagian besar baik, faktor yang
tes samapta “B” yaitu pada tes Doging-Run (lari angka delapan) yaitu hasil yang
dicapai belum baik. Ini menunjukan latihan fisik yang dilakukan oleh Resimen
fisik yang berkaitan dengan kelincahan, koordinasi, kecepatan, ketepatan dan cara
mengubah arah kurang begitu diperhatikan pada hal ini sangat dibutuhkan pada
tersebut diatas.
50
51
BAB V
5.1 Simpulan
dalam penelitian ini, yaitut tingkat kondisi fisik anggota Resimen Mahasiwa
berdasarkan hasil ini faktor yang mempengaruhui adalah faktor kegiatan yang
dilakukan tergolong cukup berat dan padat sehingga dituntut kedisiplinan dalam
5.2 Saran
5.2.2 diperlukan latihan kombinasi yang komposisi latihan fisik yang seimbang
5.2.3 Pola pembinaan fisik yang mengarah pada pembentukan otot yang
berlebihan akan menyebabkan otot-otot tubuh terasa kaku . Untuk itu pola
dituntut pada pembentukan otot yang kuat tetap tercapai, tetapi otot tetap
lentur, oleh karena itu terbentuk gerak otot tubuh yang kuat tapi lincah,
51
DAFTAR PUSTAKA
Depo Pendidikan Bela Negara Rindam IV Diponegora, 2005. buku petunjuk teknis
pendidikan dasar keprajuritan resimen mahasiswa mahadipa –
mahakarta dan susukalak nasional. Magelang.
HP. Suharsono, 1983. Ilmu Umum Coaching. Yogyakarta. FKIP IKIP Yogyakarta.
Said Hasnan, 1987. Aerobika kegiatan sehari-hari demi hidup sehat, Jakarta,
balai pustaka.
Kamiso,1991. Seminar kesegaran jasmani, Jakarta. Depdikbud
52
53
53
Lampiran. 1
Nomor Sinyalemen
54
55
55
39 B-039 Ahmad Hidayat 05850928778 IAIN
56
57
Lampiran 2
No Nama Perti
1 Biyanto UNNES
4 Sudarso UNNES
6 Wiyanto UNNES
13 EdiMufidin IAIN
57
Lampiran. 3
Tabel 3.
Hasil Tes Kesamaptaan Jasmani ”B”
PULL-UP
Nomor Sinyalemen Kema Nilai
58
59
59
38 B-038 M Zaenal Mubarok 05850928897 IAIN 13 80 BS
60
61
Lampiran. 4
Tabel 4.
61
16 B-016 Suwarti 03830927882 UNNES 33 70 B
62
63
63
Lampiran. 5
Tabel 5.
Hasil Tes Kesamaptaan JasmaniMiiter ”B”
PUSH-UP
64
65
65
38 B-038 M Zaenal Mubarok 05850928897 IAIN 35 83 BS
66
67
Lampiran. 6
Tabel 6.
67
16 B-016 Suwarti 03830927882 UNNES 23 86 BS
68
69
69
Lampiran. 7
Tabel 7.
70
71
71
38 B-038 M Zaenal Mubarok 05850928897 IAIN 18.8 70 B
72
73
Persentase
70%
60%
Persentase
50%
40%
Persentase
30%
20%
10%
0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Norma
90%
80%
70%
Persentase
60%
50%
Persentase
40%
30%
20%
10%
0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Norma
73
70%
60%
Persentase
50%
40%
Persentase
30%
20%
10%
0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang
sekali
Norma
70%
60%
50%
Persentase
40%
Persentase
30%
20%
10%
0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Norma
74
75
60%
50%
Kategori 40%
30% Persentse
20%
10%
0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Norma
Presentase
70%
60%
Persentase
50%
40% Presentase
30%
20%
10%
0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang
Norma
75
90%
80% 80%
70%
Persentase 60%
50%
40%
Persentase
30%
20%
10% 12% 8%
0% 0% 0%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Norma
76