You are on page 1of 9

A.

Latar belakang Berakhirnya Demokrasi Terpimpin

Keadaan yang tidak menentu pada masa orde lama benar-benar dimanfaatkan oleh
Partai Komunis Indonesia untuk melakukan pemberontakan. Banyak peristiwa-peristiwa
penting dala pemberontakan PKI tersebut diantaranya terbunuhnya jendral-jendral yang
dekat dengan Presiden Soekarno. Dengan adanya momen tersebut, maka Soeharto
melakukan penumpasan terhadap pemberontakan PKI. Disisi lain banyak aksi
demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat dan mahasiswa meuntut perubahan. Dengan
demikian, runtuhnya Orde Lama sudah didepan mata dan Soeharto tampil sebagai aktor
perubahan dengan menggusung orde Baru.
Pada masa pemerintahan Soekarno yang menganut demokrasi terpimpin
kekuasaan presiden begitu kuat. Pemerintahan tunggal pada saat itu adalah Presiden
Soekarno. Pada masa pemerintahannya, Soekarno melakukan perluasan . Setelah berhasil
merebut Irian Barat, pemerintahan Soekarno melakukan pengupayaan pengambilan
kekuasaan di Malaysia. Pada waktu itu Malaysia merupakan negara yang masih di bawah
kekuasaan Inggris. Akibatnya banyak negara-negara maju mulai melakukan reaksi
terhadap tindakan Negara Indonesia. Mereka melakukan berbagai kebijakan Internasional
yang menyudutkan bangsa Indonesia. Akibatnya, krisis ekonomi tidak bisa lagi dihindari.
Di bidang politik, juga terjadi krisis saat kedekatan presiden dengan PKI dimanfaatkan
PKI untuk menyusun pemberontakan. Dengan adanya tekanan tersebut, maka Orde Lama
mengalami keruntuhan dan digantikan dengan Orde Baru.

B. Peristiwa G 30S/PKI

Peristiwa G30/S PKI lebih dikenal dengan pemberontakan yang dilakukan oleh
PKI dengan melakukan kudeta yang ditandai dengan adanya penculikan dan pembantaian
terhadap para Jenderal Angakatan Darat yang dianggap sebagai penghalang untuk
menyebarkan pengaruh pahan komunis. Gerakan 30 september oleh PKI menjadi
malapetaka bagi pemerintahan presidensil pimpinan presiden Soekarno. Peristiwa ini
merupakn tragedi berdarah nasional. Gerakan ini memakan korban jiwa yang sangat
besar, diantaranya adalah jendral-jendra yang menjabat pada pemerintahan presidensil.
Tujuan gerakan ini adalah untuk menggulingkan kekuasdaan Presiden Soekarno dan
mengganti pancasila sebagai dasar negara menjadi paham komunisme.
Gerakan PKI ini menjadi isu politik untuk menolak laporan pertanggung jawaban
Presiden Soekarno di hadapan Majelis Permursyawaratan Rakyat Sementara ( MPRS )
yang pada waktu itu diketuai oleh A.H Nasution. Dengan ditolaknya laporan ini, maka
berakhirlah pemerintahan presidensil dan Indonesia kembali ke pemerintahan yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

1. Sebab-Sebab Munculnya G 30S/PKI


Ada beberapa factor yang menjadi penyebab munculnya peristiwa G 30S/PKI :

a. Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan partai terbesar di Indonesia


Rencana gerakan PKI pada tanggal 30 september 1965 diawali pada tahun 1950 di
Pelopori oleh D.N.Aidit bersama kawan-kawannya Sudirman dan Nyono. Dalam
Merealisasikan usaha tersebut mereka membentuk front nasional yang bekerja
sama dengan kekuatan borjuis. Hal ini dilakukan karena kaum buruh dan tani
miskin masih lemah mendukung PKI. Taktik ini ternyata berhasil. Dari tahun
ketahun , jumlah anggota PKI berkembang pesat. Tercatat pada tahun 1965 yang
terdaftar menjadi anggota PKI adalah 3,5 juta, jika dihitung dari organisasi yang
berafiliasi dengan PKI jumlahnya meliputi 20 juta. PKI merupakan partai
komunis terbesar diluar negara-negara komunis.
Jadi deperhatiakn ada beberapa cara yang ditempuh PKI dalam mengembangkan
diri diantaranya :
1. Melaksanakan gerakan gerilya diperdesaan yang dipelopori oleh kaum buruh
dan tani miskin. Disamping itu, mereka melakukan propaganda-propaganda
yang menyesatkan.
2. Melakukan gerakan revolusioner oleh kaum buruh diperkotaan.
3. Membentuk pekerja intensif dikalangan kekuatan bersenjata (ABRI)
4. Melakukan penyusupan kedala berbagai organisasi lain untuk
mentransparansikan organisasi PKI itu sendiri.
5. Mendekati Presiden Soekarno untuk memanfaatkan kebijakan yang strategis.

b. Politik luar negeri Indonesia yang lebih condong pada Blok Timur
Pada masa Demokrasi Terpimpin, politik mluar negeri Indonesia bertentagan
dengan politik bebas aktif dangan menggunakan politik NEFO, sehingga
memberikan kesempatan yang besar bagi perkembangan pengaru idiologi
komunis di Indonesia. Dalam penyebaran pengaruh ideologi komunis tersebut,
PKI juga mendapat dukungan internasional yang dipengaruhi oleh Uni Soviet dan
Cina sehinggga semakinmempermudah dalam melakukan kudeta.

c. Konsep Nasakom ( Nasionalis, Agama, dan Komunis )


ini digunakan untuk menyatukan seluruh aspek kehidupan di Indonesia telah
memberi peluang kepada PKI untuk memperluas dan menggembangkan
pengarunya, sehingga PKI dapat memperkuat kedudukan di Indonesia. Dengan
kedudukan dan pengaruh yang sangat besar, maka PKI memiliki kekuatan yang
sangat besar untuk mengadakan aksi kudeta.

2. Proses Terjadinya G 30S/PKI


Pimpinan PKI telah mengadakan pertemuan rahasia selama beberapa kali untuk
menyusun rencana kudeta pada tanggal 30 september 1965. gerakan 30 september
1964 secara fisik dilakukan melakui kekuatan militer yang dipimpin oleh Kolonel
Untung yang menjabat sebagai Komandan Batalyon I Resimen Cakrawibawa
( Pasukan Pengawal Presiden) yang bertibdak sebagai pimpinan formal seluruh
gerakanyya. Letnan Kolonel Untung memerintahkan seluruh anggotanya untuk
melakukan gerakanyya pada tanggal 1 oktober 1965 dini hari. Mereka melakukan
penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap 6 perwira tinggi dan seorang
perwira pertama dari Angkatan darat. Para perwira angkatan darat tersebut disiksa
selanjutnya dibunuh. Mereka dibawa ke Lubang Buaya yang meruapan markas
PKI yang terletak di sebelah selatan Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma.
Para korban penculikan kemudian disiksa sampai mati dan jasadnya dimasukkan
kedalam sumur tua, kemudian ditimbun dengan sampah dan tanah. Ketujuh
korban dari TNI angkatan darat yaitu,
a. Letnan Jendral Ahmad Yani yang menjabat sebagai Menteri I Panglima
Angkatan darat
b. Mayor Jendral R.Soeprapto yang menjabat sebagai Deputi II Pangad.
c. Mayor jendral Haryono Mas Tirdodarmo yang menjabat sebagai Deputi III
Pangad.
d. Mayor Jendral Suwondo Parman yang menjabat sebagai Asisten I Pangad.
e. Brigadir Jendral Donald Izaus Panjaitan ( Asisten IV Pangad)
f. Brigadir Jendral Soetoyo Siswomiharjdo (Inspektur kehakiman loditur)
g. Lentan Satu Piere Andreas Tendaen (Ajudan Jemdral A.H.nasution).
Ketika terjadi penculikan , itu jenderal A.H.Nasution berhasil menyelamatkan diri
setelah kakinya tertembak, tetapi putrinya Ade Irma Suryani menjadi korban
sasaran tembak dari kaum penculik dan kemudian gugur. Korban lainnya adalah
Letnan Polisi Karel Satsuit Tubun yang gugur pada saat melakukan perlawanan
terhadap gerombolan yang berusaha menculik Jenderal A.H.Nasution . pada
waktu yang bersamaan, PKI juga menyebarkan pengaruhnya diberbagai daerah
seperti Yogyakarta, Solo, Wonogiri, Semarang, dan mereka mengumumkan
berdirinya Dewan Revolusi melalui siaran berita RRI di Yogyakarta yang
dilakukan oleh Kolonel Untung . Dewan Revolusi yang ada di Yogyakarta
diketuai oleh Mayor Mulyono yang melakukan penculikan terhadap kolonel
Katamso dan Letnan Kolonel Sugiyono.

3. Persaingan PKI dengan Angkatan Darat


Kepentingan yang dimilik PKI dengan Angkatan darat sangat berbeda bahkan
bertolak belakang. Angkatan Darat sebagai kekuatan negara memiliki
kepentingan untuk mempertahankan ideologi Pancasila dari Berbagai Ancaman,
baik dari dalam maupun dari luar, sedangkan dari pihak PKI memiliki
kepentingan untuk mendirikan negara komunis. Persaingan yang menjadi diantara
mereka dapat dilihat dalam hal-hal berikut ini.
a. Tindakan Provokasi yang dilakukan PKI yaitu,
1. Menghasut Kaum tani dan buruh untuk mengambil alih tanah luas milik
perkebunan.
2. Manggalang Demonstrasi menuntut kenaikan upah di perkebunan dan
pabrik-pabrik.
3. melakukan penyerangan, baik secara politis maupun kekerasan terhadap
berbagai kelompok yang dinilai antikomunis.
4. Pada bulan Januari 1965, PKI mengajukan gagasan agar buruh dan petani
dipersenjatai dan menjadi angkatan kelima. Tujuan PKI melakukan hal itu
adalah untuk menggalang kekuatan menghadapi Nekolim Inggris dalam
Dwikora.
5. Pada bulan Mei 1965, PKI mengaeluarkan desas-desus munculnya Dewan
Jenderal dalam angkatam darat.
b. Tindakan Angkatan Darat dalam menghadapi PKI antara lain,
1. Pada bulan september 1960, Panglima Angkatan Darat memperingatkan
Presiden untuk berhati-hati terhadap tindeakan yang dilakukan PKI
2. Angkatan Darat secara tegas menentang pembentukan Kabinet Gotong
Royong. Sebab melalui kabinet tersebut, PKI dapat bertindak seluas-
luasnya tanpa ada pembatas.
3. Angakatan Darat secara tegas menolak gagasan angkatan kelima.
4. Panglima Angkatan Darat berusaha meyakinkan Presiden akan kesetiaan
mereka terhadap masyarakat dalam menghadapi desas-desusu munculnya
Dewan Jenderal.

4. Penumpasan G 30S/PKI di Jakarta


Pada tanggal 1 oktober 1965, dilakukan operasi penumpasan G 30S/PKI yang
dipimpin oleh Mayjen Soeharto. Ada beberapa langkah penting yang dilakukan
dalam penumpsan tersebut yaitu ,
a. Menetralisir pasukan yang berada di Medan Merdeka yang dimanfaatkan oleh
PKI. Pasukan yang dimanfaatkan oleh PKI berasal dari Batalyon
503/Brawijaya dan Batalyon 545/Diponegoro. Kedua pasukan tersebut
akhirya berhasil ditarik mundur dan berhasil disandarkan dari pengaruh PKI.
b. Pasukan RPKAD berhasil menduduki kembali gedung RRI pusat, gedung
telekomunikasi, dan mengamankan sekuruh wilayah Medean Merdeka tanpa
terjadi bentrokan senjata atau pertumpahan darah.
c. Pasukan Batalyon 238 Kujang/Siliwangi berhasil menguasai Lapangan
Banteng dan mengamankan Markas Kodam V/Jaya.
d. Batalyon I Kavaleri berhasil mengamanka BNI Unit dan percetakan uang di
daerah kebayoran.
e. Pada tanggal 2 Oktober 1965 pasukan RPKAD yang dibantu oleh Batalyon
238 Kujang/Siliwangi dan Batalyon I Kaveleri berhasil menduduki Pangkalan
Udara Halim Perdana Kusuma.
f. Pembersihan ke kampung-kampung disekitar Lubang Buaya dari pengaruh
PKI.
g. Pada tanggal 3 Oktober 1965 berhasil ditemukan jenazah yang menjadi
korban G 30S/PKI yang kemudian dibersihkan dan disemayamkan di Markas
Besar angkatan darat dan baru dimakamkan pada tanggal 5 Oktober 1965.
Untuk menentramkan segala ketakutan dan kegelisahan masyarakat, dilakukan
siaran RRI yang menghimbau agar rakyat tetap tenang dan waspada.

5. Penumpasan G 30S/PKI di Jawa Tengan dan Yogyakarta


Gerakan 30 september yang dilakukan PKI di jakarta telah memengaruhi
munculnya pemberontakan –pemberontakan lainnya di daerah Jawa Tengah dan
Yogyakarta. Pimpinan PKI diberbagai daerah di Jawa Tengah mengumumkan
ikut mendukung Gerakan 30 September yang diumumkan melalui siaran Radio
Republik Indonesia.
a. Pengaruh G 30S/PKI di Jawa Tengah
Kolonel Suhirman yang merupakan Asisten Kodam VII/Diponegoro berhasil
menguasai markas Kodam VII/Diponegoro di daerah Jawa Twngah seta
menunjuk beberapa orang sebagai pimpinan di beberapa daerah seperti Mayor
Supardi memimpin pasukan Salatiga dan Mayor Kadri memimpin pasukan di
Solo. Mereka juga menempatkan pasukan dibeberapa tempat strategis seperi
di Markas Kodam Diponegoro dan dibeberapa tempat seperti,
1. Markas Komando Resort Militer 071/Purwokerto yang dipimpin oleh
Kepala Staf Letnan Kolonel Soemitro.
2. Makorem 072/Yogyakarta yang dipimpin oleh Kepala Seksi 5 Mayor
Mulyono
3. Markas Brigade Infantri 6 yang dipimpin oleh Komandan Kompi
Markas Kapten Mintarso.

b. Pengaruh G 30S/PKI di Yogyakarta

Pada tanggalo 1 oktober 1965 Mulyono mengumumkan dukungannya


terhadap G 30S/PKI. Mereka berhasil menguasai Makorem 072 dan menculik
Letnan Kolonel Sugiyono. Aksi yang mereka lakukan pertama-tama
mengeluarkan surat perintah agar seluruh rakyat Yogyakarta mendukung G
30S/PKI, mebagi-bagikan senjata kepada anggota veteran setempat, serta
melakukan demonstrasi secara besar-besaran bersama dengan organisasi
massa didepan Makorem 072 untuk mengatakan dukungannya terhadap G
30S/PKI.

c. Pengaruh G 30S/PKI di Solo


Pada tanggal 2 oktober 1965, Wali kota Solo Oetomo Ramelan melalui siaran
di RRI menyatakan dukungannya terhadap G 30S/PKI. Aksi yang dilakukan
di Solo ditandai dengan adanya penculikan terhadap lima orang perwira yaitu
kolonel Azahari, kolonel Prawoto, Mayor Soeparman, Kapten Prawoto, dan
Mayor Darso. Mereka juga menduduki tempat-tempat strategis seperti kantor
RRI, telekomunikasi, dan bank-bank negara.
Cara yang dilakukan untuk menumpas pemberontakan G 30S/PKI tersebut
dengan menggunakan operasi militer yang melibatkan tujuh Batalyon yaitu :
1. Batalyon Kavaleri 2 yang berkedudukan di Magelang
2. Batalyon Artileri Medan 3 yang berkedudukan di Magelang
3. Batalyon Artileri Medan 9 yang berkedudukan di Magelang
4. Batlyon 4 yang berkedudukan di Medan
5. Batalyon Zeni Tempuer 2/ para yang berkedudukan di Magelang
6. Sebagian anggota Batalyon 4 yang berkedudukan di Gombong
7. Sebagian Batalyon 3/para yang berkedudukan di semarang.

Gerakan Operasi penumpasan dimulai pada tanggal 2 Okr\tober 1965 berhasil


merebut RRI, markas Kodam Diponegoro, dan kota-kota di Jawa Tengah yang
telah dikuasai oleh PKI. Untuk membersihkan sisa-sisa G 30S/PKI di jawa
tengah, pada tanggal 1 Oktober 1965 dibentuk Komando Operasi Merapi yang
dipimpin oleh Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, sedangkan
untuk membersihkan daerah Bilitar Seloatan dibentuk Operasi trisula yang
dilancarkan mulai tanggal 3 Juli 1965.
Operasi penumpasan G 30S/PKI yang dilakukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur
dilakuakan melalui gerakan operasi teritorial, yang dilakuakn dengan menagkap
tokoh-tokoh organisasi politik dan organisasi massa PKI.

C. Faktor Penyebab Kegagalan PKI


Jika ditelaah faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pemberontakan G
30S/PKI adalah :

1. Kesalahan Perhitungan waktu oleh PKI


2. Rasa percaya diri yang tinggi oleh PKI
3. Kekacauan pada sistem komando militer, sementara Pki berhadapan dengan
ABRI , khususnya AD yang sangat mantap kemampuan tempurnya.
4. Adanya kebencian masyarakat terhadap tinadakan PKI
5. Tidak adanya respon dari para simpatisan PKI terhadap perubahan yang serba
cepat dan kurang terkoordinir.

D. Dampak Peristiwa G 30S/PKI 1965

Peristiwa G 30S/PKI 1965 yang telah terjadi di Indonesia telah memberi dampak
negatif dala kehidupan sosial dan politik masyarakat Indonesia yaitu,

1. Dampak Politik
a. Presiden Soekarno kehilangan kewibawaannya di mata rakyat Indonesia
b. Kondidi politik Indonesia semakin tidak stabil sebab banayk muncul
pertentangan dalam lembaga tinggi Negara
c. Sikap pemerintah yang belum dapat mengambil keputusan untuk
membubarkan PKI sehingga menimbulkan kemarahan rakyat
d. Munculnya aksi demonstrasi secara besar-besaran yang dilakuakn oleh
rakyat beserta mahasiswa yang tergabung oleh KAMI,KAPPI, dan KAPI
menuntut pembubaran terhadap PKI beserta ormas-ormasnya. Tuntutan
mereka dikenal dengan istilah Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat yaitu,
1. Pembubaran PKI
2. Pembersihan Kabinet Dwikora dari Unsur-unsur PKI
3. Penurunan harga-harga barang
e. Pemerintah mengadakan reshuffle (pembaharuan terhadap Kabinet
Dwikora menjadi kabinet Dwikora yang disempurnakan dengan
ditunjuknya kabinet yang keanggotaannya seratus menteri sehingga
dikenal dengan kabinet seratus menteri. Akan tetapi, pembentukan kabinet
tersebut ditentang oleh Kami dan rajyat banyak sebab dalam kabinet
tersebut masih dijumpai menteri-menteri yang pro PKI atau mendukung
PKI sehingga mereka melakukan aksi dijalan dengan mengempeskan ban-
ban mobil milik para calon menteri yang akan dilantik. Aksi tersebut
menewaskan seorang mahsiswa yang bernama Arif Rahman hakim.
Kematian Arif Rahman Hakim tersebut memengaruhi munculnya aksi
demonstrasi yang lebih besar yang dilakuakan mahasiswa para pemuda
indonesia di Jakarta maupun daerah-daerah lainnya
f. Pada tanggal 25 Februari 1966, presiden Soekarno membubakan Kami
sebab dianggap telah menjadi pemicu munculnya aksi demonstrasi dan
turun kejalan yang dilakukan oleh para pemuda Indonesia dan Mahasiswa
Indonesia.
g. Pada yanggal 11 Maret 1966 diselenggarakan sidang kabinet yang ingin
membahas kemelut politik nasional. Namun sidang ini tidak dapat
diselesaikan dengan baik karena adanya pasukan tak dikenal yang ada
diluar gedung yang dianggap membahayakan keselamatan Presiden
Soekarno.
h. Pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden Soekarno mengeluarkan Surat
Perintah Sebelas Maret atau dikenal dengan istilah Supersemar yang
isinya presiden Soekarno memberi perintah kepada Letnan Jendral
Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap penting dan perlu agar
terjamin keamanan dan ketertiban, jalannya pemerintahan dan jalannya
revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan presiden.

2. Dampak Ekonomi
Di bidang ekonomi peristiwa G 30S/PKI telah menyebabkana akibat yang
berupa inflasi yang tinggi yang diikuti olaeh kenaikan harga barang-barang,
bahkan melebihi 600 persen setehun. Untuk mengatasi masalah tersebut,
pemerintah mengeluarkan kebijakan ekonomi yaitu :
a. Mengadakan devaluasi rupiah lama menjadi rupiah baru yaitu dari
Rp.1000 menjadi Rp.100
b. Menaikkan harga bahan bakar menjadi empat kali lipat tetapi kebijakan ini
menyebabkan kenaikan harga yang sulit untuk dikendalikan.

E. Beberapa Pendapat Mengenai G 30S/PKI

Dewasa ini, setelah jatuhnya rezim orde baru banyak perbedaan pendapat
mengenai G 30S/PKI. Pendapat-pendapat berkembang seputar bukti sejarah
peristiwa ini dan mencari siapa dalang di balik peristiwa ini. Adapun pendapat-
pendapat tersebut yaitu sebagai berikut,
1. Pandangan yang menegaskan bahwa pelaku utama dan dalang G 30S/PKI
adalah PKI. Pandangan ini cukup mantap selama masa pemerintahan Orde
Baru,. Pandangan bahwa PKI-lah yang menjadi dalang G 30S/PKI ini
berdasarkan Syam (Kamaruzzaman) dalam persidangan Mahmilub.
Pandangan ini mirip film dokumenter yang di publikasikan di massa Orde
Baru.
2. Pandangan yang kedua menegaskan bahwa G 30S/PKI itu adalah bentuk
korupsi. Hal ini juga diambil dari penelitian Victor M.Fic yang mengatakan
bahwa tragedi 1 Oktober 1965 itu merupakan konspirasi antara Soekarno-
Aidit_ Mao Tse Tung. Dalam pandangan ini, ada pihak ketiga menjadi aktor
gerakan. Akan tetapi, aktor-aktor tersebut belum diketahui secara pasti dan
mengarah ke beberapa tokoh Orde Baru.
3. Pandangan yang ketiga mengatakan bahwa G 30S/PKI terjadi karena Konflik
intern di tubuh TNI AD. Hal ini didasarkan pada kesaksian Nyono, Persis
Pardede, dan juga Sudisman, bahwa PKI pada prinsipnya menyokong gerakan
para ” Perwira Progresif” yang akan melakukan aksi pemberontakan.

F. Proses Peralihan Kekuasaan Politik Setelah Peristiwa G 30S/PKI

Setelah supersemar diumumkan, perjalanan politik di Indonesia mengalami masa


transisi. Kepimpinan Soekarno telah kehilangan supremasinya. MPRS kemudian
meminta Presiden Soekarno untuk mempertanggungjawabkan hasil
pemerintahnnya, terutama berkaitan dengan G 30S/PKI. Memasuki masa-masa
terakhir transisi, pemerintahan Indonesia menghadapi berbagai masalah nasional
yaitu :
1.

Setelah supersemar diumumkan, perjalanan politik Indonesia mengalami masa


transisi. Kepemimpinan Soekarno telah kehilangan Supremasinya. Dalam sidang
umum MPRS tahun 1966, presiden Soekarno memberikan pertanggung jawaban
pemerintahannya.
` Presiden hanya memberikan amanat seperti dalam sidang-sidang
lembaga. Pidato pertanggungjawaban tersebut sering dikenal dengan Nawaksara
yang artinya sembilan pokok masalah.
Soeharto sebagai pengemban supersemar melakukan berbagai dialog
dan diskusi dengan presiden Soekarno, sehingga kesepakatan diadakan sidang
istimewa MPRS, pada tanggal 7-12 Maret.
Hasil sidang tersebut,
1. MPRS menolak pertanggung jawaban Presiden Soekarno
2. Penyerahan kekuasaan pemerintah kepada Soeharto sebagai pengemban
Supersemar berdasarkan ketetapan MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 yang
berisi mencabut mandat dari Presiden Soekarno, mencekal aktivitas politik
soekarno sampai pelaksanaan pemilu, dan mengangkat jendral Soeharto
sebagai pejabat Presiden.

LAHIRNYA PEMERINTAHAN ORDE BARU


 Setelah terjadinyapemberontakan oleh PKI pemerintah Indonesia
mengalami berbagai kekacauan di berbagai bidang. Bahkan Keadaan
Indonesia diperpah dengan krisis moneter. Pada akhirnya Soeharto tampil
dengan pemerintahan yang dikenal dengan “Orde Baru”.
 Tongkak lahirnya Orde Baru disimbolkan dalam bentuk Supersemar.
Dengan dikeluarkannya Supersemar ini maka kekuasaan Presiden Soekarno
hampir hilang. Sementara itu, Soeharto yang diplot sebagai pemegang
amanat Supersemar semakin kuat posisinya dimata rakyat. Padahal
supersemar sampai sekarangpun belum jelas keontetikanya.
 Lahirnya pemerintahan Orde baru ditandai dengan
 1. Pembubaran PKI
 Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya dilaksanakn pada tanggal
12 Maret 1966. Pembubaran dilakukan oleh Jenderal Soeharto dengan
mengeluarkan keputusan No.1/3/1966. Pembubaran PKI juga diperkuat
dengan Supersemar dan juga didukung oleh masyarakat Indonesia
 2. Membersihkan Kabinet Dari Unsur PKI
 Melalui pengumuman Presiden No.5 tanggal 18 Maret 1966 yang
tertanda Jenderal Soeharto atas nama presiden dilakukan penangkapan
beberapa kabinet Dwikora yang dianggap bersangkutan dengan PKI

PENATAAN LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN


Pemerintah menunjuk MPRS sebagai lembaga tertinggi negara. Dengan penunjuk
ini maka MPRS mengeluarkan pernyataan untuk melakukan sidangnya yang ke-4
dari tanggal 20 Juni-5 Juli 1966. Sidang ini dipimpin oleh jenderal A.H.Nasution
dan menghasilkan ketetapan :
A. Tap No.IX/MPRS/1966 tentang Supersemar
B. Tap.No.XII/MPRS/1966 tentang kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia
bebas aktif.
C. Tap.NO.XIII/MPRS?1966 tantang pemberian wewenang terhadap Soeharto
untuk membentuk kabinet Ampera
D. Tap.No.XVIII/MPRS/1966 tentang pencabutan Tap.No.III/MPRS/1963 tentang
pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
E. Tap No. XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran PKI dan ormas-ormasnya serta
lorangan untuk menyebarkan paham komunis-marxisme-lennisme.

Telah terjadi pula perubahan sistem politik dari terpimpin menuju sistem politik
Pancasila yaitu sistem politik yang mendasarkan pada nilaiinilai Pancasila.
Selanjutnya pemerintahan orde baru juga memajukan industrialisasi dan perekonomian.
Kebijakan yang pertama adalah di bidang perekonomian, yaitu pinjaman lunak dari
negara-negara donor.
Kebijakan yang selanjutnya adalah kebijakan dibidang politik, sosial, hukum, dan lain
sebagainya.
Dampak negatifnya adalah banyaknya terdapat KKN di tubuh pemerintahan Indonesia

You might also like