You are on page 1of 41

Dr. Ucke S. Sastrawinata, dr.

,SpOG (K),MMBA-T
Sistim imun
Sistim imun bawaan (innate)  1st line

Sistim imun yang didapat (adoptif)  2nd line


Interaksi kedua sistim  makrofag

Makrofag berfungsi sebagai processing dan


presenting antigen ke sel T

Elemen dari sistim imun bawaan yakni elemen


terlarut dan elemen seluler
Elemen seluler
Sel fagosit  stem cell sumsum tulang, (misalnya
neutrofil polimorf dan monosit, sel mikroglia, sel Küpfer,
dan sel fagosit dalam ginjal)

Sel NK (Natural Killer) leukosit yang mengenal


perubahan permukaan sel pada sel yang terpapar oleh
virus atau kanker. Aktivitas sel ini diperkuat oleh
interferon yang dihasilkan oleh sel yang terinfeksi oleh
virus
Elemen terlarut
• Komplemen  sistim > 20 protein yang aktifitasnya
seperti sistim pembekuan darah  aktivasi
komponen pertama memicu reaksi berjenjang
(cascade),  diaktivasi oleh reaksi ag–ab / molekul
permukaan m.o  komplemen dapat sebagai bagian
dari imunitas bawaan / dapatan opsonisasi,
kemotaksis, dan lisis membran
• Protein fase akut  infeksi konsentrasinya ↑ 190x
• Interferon  mengaktivasi NK cell
Elemen Bawaan Dapatan

Elemen seluler Fagosit dan NK cell T cell, B cell, dan null cell

Elemen terlarut Komplemen, lysozym, Sitokin dan antibodi


protein fase aktif

Karakteristik lainnya Tidak ada memori Menunjukkan memori

Kontak sebelumnya Respon tidak diperngaruhi Respon lebih cepat dan


rangsang sebelumnya hebat
Sistim imun dapatan
4 sifat :
Memori
Spesifitas kontak patogen tidak berfungsi untuk
patogen lainnya
Diversitas dapat mengenal patogen lainnya
Toleransi sendiri  dapat membedakan antigen (dari
luar) atau tubuh sendiri.
Organisasi sistim limfoid
• Sel – sel :
– sel B permulaan berasal dari hati dan pematangan di
thymus.
– Limfosit T berasal dari Thymus dan pematangan di
sumsum tulang.
• Jaringan
• Organ :
– Organ limfoid primer yakni sumsum tulang dan thymus.
– Organ limfoid sekunder yakni limpa, tonsil, dan kelenjar
limf.
Sel T
• Sel T  berasal dari sel punca sumsum tulang,
berdiferensiasi di thymus dan jaringan limfosit.
• Terdapat 3 macam :
– Th (helper), memiliki permukaan berdiferensiasi + marker
CD4 + sel B  antibodi untuk melawan antigen (T dependent
antigen). Interaksi dengan makrofag dan sel lain dengan cara
mengeluarkan sitokin dan merangsang pertumbuhan sel Tc.

– Ts (supresor) + Tc (sitotoksik)  merangsang melalui


permukaan sel CD8  menghancurkan virus yang
menginfeksi sel mutan + sel T mengatur respon imun.
Sel T akan mengenal antigen apabila disajikan oleh MHC3.
Sel B
• Produksi antibodi  diperlukan T helper,
• Mengenal antibodi dengan reseptor permukaan membran
yang terikat Ig identik dengan ab yang dihasilkan sel B.
Molekul permukaan sel B lainnya ialah MHC class II
reseptor komplemen / FC receptor dan reseptor untuk
pertumbuhan + diferensiasi sel B.
• Ab yang membutuhkan respon tersebut dikenal dengan
T dependent2.
• Diaktivasi oleh ag, berploriferasi dan berdiferensiasi baik
menjadi sel memori atau sel plasma.
Null cells

Def : Limfosit yang mengekspresikan campuran


marker permukaan limfosit + makrofag.

Beberapa memiliki reseptor sebagian Fc dari IgG :


membunuh sel target  sel Killer (K) .
Antigen – presenting cells (APCs)

APC mengambil antigen memproses +


memodifikasi antigen tsb immunogenic, sebelum
menyerahkannya bersamaan dengan molekul MHC
menuju limfosit T

Tipe lain yang fungsinya mirip : makrofag, sel


dendritik, sel Langerhan dari kulit – termasuk sel B
sendiri dapat mempresentasikan antigen menuju sel
Th
ELEMEN HUMORAL DARI IMUNITAS
BAWAAN
Imunoglobulin (IgG)
IgG diproduksi oleh sel B,
5 klas Ig  IgG, IgM, IgA, IgD, IgE  struktur mirip
Antibodi dapat berfungsi sebagai bifunctional adaptor,
cross-linking antigen dan sel.
• Komplemen

• Sitokin
Merupakan penamaan gabungan dari faktor non
spesifik pertumbuhan dan diferensiasi dari antigen
yang diproduksi oleh APC dan limfosit pada saat
mereka bertemu antigen.
= Limfokin, bila diproduksi oleh limfosit
= Monokin, bila diproduksi oleh monosit dan
makrofag
– Interleukin - 1 (IL-1)
– Interleukin - 2 (IL-2)
IMUNOGENETIK DAN PRINSIP
DARI PENGENALAN ANTIGEN
Sel dari sistim imun mengenali antigen dengan cara
menggunakan 3 molekul terpisah : sel T reseptor
(TcR) dan molekul yang diatur oleh MHC.
Imunoglobulin
Tiap – tiap sel B memproduksi Ig dengan
spesifitas tunggal.
Reseptor Ig permukaan identik dengan antibodi
yang dibentuk oleh sel B setelah teraktivasi, sel
B berploriferasi menjadi sebuah kloningan dari
sel plasma, memproduksi antibodi dengan
spesifitas tunggal.
T-cell receptor (TcR)
Hanya dapat mengenali ag bila dipresentasikan oleh
MHC
Sel Th mengenali antigen bekerjasama dengan
molekul MHC class II di permukaan APC  sel Tc
mengenali antigen dengan MHC class I di permukaan
sel yang terinfeksi virus
Molekul MHC
• Regio MHC pada lengan pendek dari kromosom 6 (pada
laki – laki) memiliki lokasi di gen mengatur antigen
(HLA) yang memprovokasi reaksi penolakan
• Pada MHC 4 subregio utama atau subloci yang
dinamalan HLA-A, -B, -C (MHC class I) dan –DR (MHC
class II
• Pada tiap lokus gen terdapat banyak gen alternatif atau
alel, dimana akan menghasilkan diversitas yang luas atau
polimorfisme.
Gen Immune response (Ir)
 
• Respon imun juga diregulasi oleh gen Ir
• Mekanisme  individual dapat secara genetik
memiliki respon yang kuat/lemah terhadap antigen
spesifik
• Setiap gen Ir berhubungan dengan 1 antigen, sehingga
seorang individual dapat memiliki respon yang lemah
terhadap 1 antigen, tetapi memiliki respon yang kuat
terhadap antigen lainnya
• Cara kerja  mengatur banyak molekul dimana
terlibat secara utama pada respon imun (???)
INTERAKSI RESPON IMUN
• Antigen diambil oleh APC pada sirkulasi/organ
limfoid APC memproses antigen +
mempresentasikan ke sel Th
• APC melepaskan sitokin (IL-1)  menstimulasi
sel T + menginduksi ekspresi reseptor IL-2
pada sel T
• Sel Th membantu sel B  antibodi
• Antigen  dinetralisasi oleh antibodi 
m’promosikan ingesti antigen oleh
makrofag (opsonisasi)  sel yang terinfeksi
virus diserang oleh sel Tc, makrofag, atau sel
NK

• Tujuan  me↓ kerusakan, menghilangkan


patogen, dan membuat ingatan sehingga
apabila terdapat ancaman oleh patogen
yang sama akan dapat memberikan respon
lebih cepat + lebih efektif
IMUNOLOGI TUMOR
GINEKOLOGIK
Proliferasi à Maturasi à Diferensiasi sel yang normal
diatur oleh proto-onkogen

Proto-onkogen merangsang pertumbuhan dari


berbagai anti onkogen / gen supressor 
menghambat pertumbuhan.
Mutasi sering terjadi pada sel – sel yang berploriferasi
secara aktif.
Proliferasi ini dicegah oleh gen supresor

inaktivasi gen supresor menyebabkan hilangnya


fungsi
supresi pertumbuhan  sifat pertumbuhan sel
menjadi ganas & sifat biologik yang abnormal
Sel kanker : mengekspresikan molekul – molekul
menentukan sifat ganas & disregulasi gen

produknya secara
tidak langsung

sifat pertumbuhan dan invasi sel.


Disregulasi genetik :

Perubahan ekspresi sel permukaan

Ganggguan transkripsi dan translasi berbagai


jenis molekul intraseluler  jaringan sendiri
menjadi jaringan asing atau imunogenik
Fungsi sistem imun:
protektif mengenal dan menghancurkan sel yang
berkembang / tumbuh menjadi tumor

Peran immunsurveillance (pengawasan sistem


imunitas), dibuktikan dengan:
Banyak tumor mengandung infiltrasi sel – sel
mononuklear, (sel T, sel NK (NK cell), makrofag)
Tumor dapat regresi secara spontan
Tumor sering terdapat pada individu dengan sistem
imunitas yang tidak efektif
SEL B, IMUNITAS HUMORAL, DAN ANTIBODI
MONOKLONAL

Sel B limfosit mensintesa dan mensekresi


antibodi
Sel B limfosit berasal dari pengembangan sel pre-
B berdiferensiasi menjadi sel plasma  antibodi
 Sel pre-B pada manusia dewasa berasal dari sel
punca (stem cell)
Sel B limfosit yang matang  molekul imunoglobulin
sel permukaan (reseptor terhadap antigen)

 Dengan bantuan sinyal sel perangsang dan sitokin,


sel B yang matang sel – sel penghasil antibodi
monoklonal (berfungsi: imunoterapi dan deteksi
tumor) misalnya:
antibodi monoklonal ini bereaksi dengan Tumor
Associated Antigen (TAA) membunuh sel – sel tumor
pada adenokarsinoma ovarium
SEL LIMFOSIT DAN IMUNOSELULER
Sel T limfosit 
• membentuk respon imun sebagai sel helper (Helper
T-cell) baik pada seluler maupun humoral
• berperan sebagai efektor sel pada respon seluler.
– Prekursor sel T berasal dari sumsum tulang &
berpindah ke timus
– Sel T belajar untuk mengenal antigen sel antigen MHC
(Major Histoincompatibility Complex –pada manusia)4.
• Sel T mengeluarkan molekul permukaan sel seperti :
– molekul CD3 (Cluster Determinant complex)
– sel T reseptor antigen.

• Sel T mengenal antigen melalui permukaan sel T


reseptor antigen (TCR)

• Struktur dan organisasi molekul yang sama dengan


permukaan molekul antibodi dengan sel B sebagai
antigen
Sel T harus berikatan dengan antigen dimana antigen
sudah berikatan dengan molekul MHC yaitu pada
APC
sedangkan sel B dapat berikatan langsung dengan
antigen.
Ada 2 sel yang matang :
Sel T Helper / inducer : menghasilkan sel marker
permukaan CD4
Sel T supresor / sitotoksik : menghasilkan CD8
marker .
Sel T CD4: Sel T CD8 :
 membantu sel B  mempunyai efek
membuat antibodi di sitotoksik
timus & berinteraksi berinteraksi dengan
dengan molekul MHC
molekul MHC class I.
class II.
Sel T CD4 juga bertidak
sebagai sel T helper
untuk sel T lainnya.
MONOSIT DAN MAKROFAG
Merupakan sel myeloid (faktor aktivasi sel imun)

Makrofag & sel B  molekul MHC class II dan efektif


bila dengan APC untuk sel CD4

 Sel T CD4 (helper – inducer) sel T resepetor TAA &


mengaktifkan sel limfosit lain.
Sel NK (NK cell)
• limfosit granuler yang besar & tidak konsisten  sel
T atau sel B

• Antitumor bertambah bila terkena sitokin seperti IL2.

• Sel NK dapat membawa ADCC (Antibody Dependent


Cellular Citotoxicity)  lisis sel tumor in-vitro.
SITOKIN , LIMFOKIN, DAN
IMUN MEDIATOR
 Aktivasi imun respon  sitokin

 monosit  sitokin
 limfosit  limfokin
 leukosit / interferon (IFNs) 
interleukin
TNF-alpha (Tumor Necrosis Factor Alpha)
sitokin

Sitokin berefek:
 sitotoksik terhadap sel tumor
 menambah aktivasi makrofag
 mediator pada syok endotoxic.
Interferon (alfa, beta, gamma)  merusak produk –
produk tumor yang disebabkan oleh virus.

Misal INF-alfa  suatu sitokin yang dihasilkan oleh


limfosit T dengan cara:
menambah MHC expression molecule, menambah
aktivitas dari APC aktivasi sel T

limfosit ↑(limphokin activated killer /aktivasi Tumor Infiltrating


Lymphocyte )
FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN TIMBULNYA
NEOPLASIA

1. Umur
2. Lingkungan
3. Merokok
4. Radiasi
5. Fungsi Imun
6. Diet

You might also like