Professional Documents
Culture Documents
4.1. Tujuan
Pengukuran dan pengujian alat bertujuan agar dapat diketahui sifat dan
karakteristik tiap blok rangkaian dan fungsi serta cara kerja alat secara
bab 3 dengan hasil pengukuran yang dilakukan. Pengukuran dilakukan pada tiap-
sebagai berikut:
42
4.2. Pengukuran Tegangan Catu Daya
Ukur tegangan keluaran dengan probe positif dari positif rangkaian dan
Rangkaian
Catu Daya
LM7812
Digital Multimeter
Vy Vz
Vx 100%
Vy
43
Pada pengukuran ini dilakukan beberapa kali, sehingga di dapat nilai rata –
1 12,03 12 0,25 %
2 12,03 12 0,25 %
3 12,02 12 0,16 %
Rata - rata 12,02667 0,22 %
12 12,03
V2 100% 0,25%
12
12 12,02
V3 100% 0,16%
12
44
Atur range multimeter pada 20 Volt.
Ukur tegangan keluaran dengan probe positif ke positif dan probe negatif
ke negatif
Rangkaian
Catu Daya
LM7805
Digital Multimeter
Vy Vz
Vx 100%
Vy
Pada pengukuran ini dilakukan beberapa kali, sehingga didapat nilai rata –
45
1 4,94 5 1,2 %
2 4,93 5 1,4 %
3 4,93 5 1,4 %
Rata - rata 4,93 1,33 %
persamaan :
5 4,94
V1 100% 1,2%
5
5 4,93
V2 100% 1,4%
5
5 4,93
V3 100% 1,4%
5
oleh generator frekuensi (IC 555) sebagai penggerak led infra merah dan bentuk
46
Rangkaian generator frekuensi (IC 555) diberikan tegangan catu daya 5 V
Ukur tegangan keluaran dengan probe positif ke VCC dan probe negatif ke
generator frekuensi (IC 555) sebagai penggerak led infra merah. Rangkaian
47
Gambar 4.4 Pengukuran Frekuensi Rangkaian Tx Infra Merah
menggunakan persamaan :
1
F
T
T = perioda (sekon)
Berikut gambar sinyal yang dihasilkan transmitter inframerah 1 (ir tx1) pada
osiloskop :
48
Gambar 4.5 Sinyal Frekuensi Rangkaian Tx Infra Merah 1
Skala pengukuran :
time / div = 10 us ;
volt / div = 5 V ;
A = 5 div; sehingga V = 5 x 1= 5 V
1 1
Frekuensi = 41666,6667 Hz 42 KHz
T 24 10 6
Duty Cycle :
t1 8
D= 100 0 0 100 0 0 0,3333 100 0 0 33,33 0 0
T 24
Berikut gambar sinyal yang dihasilkan transmitter inframerah 2 (ir tx2) pada
osiloskop :
49
Perhitungan frekuensi untuk rangkaian Tx Infra Merah 2 :
Skala pengukuran :
time / div = 10 us ;
volt / div = 5 V ;
A = 5 div; sehingga V = 5 x 1= 5 V
1 1
Frekuensi = 32258,0645 Hz 32 KHz
T 31 10 6
Duty Cycle :
t1 10
D= 100 0 0 100 0 0 0,3225 100 0 0 32.25 0 0
T 31
ini adalah untuk mengetahui apakah detektor tersebut bisa bekerja sebagaimana
fungsinya, yaitu dapat mendeteksi adanya sinyal infra merah atau tidak dari jarak
tertentu.
50
Gambar 4.7 Rangkaian Pengujian Detektor Infra Merah
Hasil pengujian detektor infra merah ini bisa dilihat pada tabel berikut :
mampu menerima sinyal remote kontrol dari kejauhan hingga 4 meter untuk sudut
0°, dan jarak terdekat 0,5 meter untuk sudut 60°. Berarti detektor ini dapat
digunakan sebagai detektor pada sistem yang dibuat yang membutuhkan jarak
51
4.4.2 Pengukuran Rangkaian Detektor Infra Merah
tegangannya berlogika “1” atau “0”. Karena Infra merah sebagai transmitter dan
detektor infra merah sebagai receiver letaknya bersebelahan (tetapi diberi sekat
dari bahan yang tidak dapat meloloskan cahaya infra merah), maka cara
depan infra merah dengan jarak tertentu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh cahaya infra merah dapat dipantulkan oleh objek di depannya,
tegangan 5 volt.
gambar 4.7
52
Catu daya 5V
Gambar 4.8 Pengukuran Pada Saat Infra Merah Tidak Terhalang Objek
Pada gambar 4.8 dapat dilihat, bahwa infra merah diletakkan bersebelahan
dengan detektor tetapi menggunakan sekat yang kedap cahaya. Hal ini bertujuan
detektor infra merah. Saat diadakan pengukuran tegangan output detektor infra
merah (sensor I, II dan III) pada pin 1 sebagai output dan pin 2 sebagai ground,
tanpa pemancar atau dengan pemancar didapatkan tegangan sebesar 0,7 volt. Ini
menunjukkan bahwa tegangan output detektor infra merah akan tetap selama
BC 108 sebagai penguat sinyal kecil. Untuk cara pengukurannya dapat dilihat
seperti gambar 4.8. Pin kolektor dari BC 108 dihubungkan ke kutub positif,
53
Tabel 4.5 Pengukuran Pada Saat Infra Merah Tidak Terhalang Objek
Rx1 5 0,21
Rx2 5 0,20
Rx3 5 0,15
tegangan 5 volt.
gambar 4.9
54
Penghalang
Pada pengukuran ini, yang menjadi bidang pantul adalah objek yang
berada di depan sensor (badan, tangan dan kaki). Detektor Infra merah (Rx1)
berfungsi untuk mendeteksi badan (posisi di atas keran), Rx2 berfungsi untuk
mendeteksi tangan yang menjulur di bawah keran, dan Rx3 berfungsi untuk
mendeteksi kaki. Untuk Rx1 dan Rx2 karena letaknya bersebelahan dengan
pemancar Infra merah (Tx) hanya terpisah sekat kedap cahaya, maka sudut
pantulnya dianggap kurang dari 10 0. Sedangkan untuk Rx3 yang terpisah dengan
pemancar infra merah (Tx), maka Rx3 tersebut akan menerima sudut pantulnya
yang dianggap kurang lebih 45 0 terhadap Tx3 dan 90 0 terhadap Tx2 . Kemudian
55
untuk jarak, objek dapat diubah – ubah untuk mengetahui seberapa jauh sinyal
infra merah dapat dipantulkan oleh objek. Hasil pengukurannya dapat dilihat
Dalam IC LM324 ini terdapat 4 buah komparator, sedangkan yang dipakai 3 buah.
Apabila terjadi perubahan tegangan pada tegangan input (Vin) yang berasal dari
56
Multimeter dihubungkan ke rangkaian seperti pada gambar 4.10
LM324 +5V
14
1
Vref3 VR3
13
2
1K
1 4
Vin3
12
3
+5V
Vcc GND
11
+5V +5V
4
Vin1 Vin2
10
5 2 3
VR1 Vref1 Vref2 VR2
6
9
1K 1K
7
8
Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3
57
Pengukuran pada rangkaian komparator dilakukan tanpa objek dan dengan objek.
LM324 +5V
VSens3
14
1
Vref3 VR3
13
2
1K
1 4
Vin3
12
3
+5V
Vcc GND
11
+5V +5V
4
Vin1 Vin2
10
5
2 3
VR1 Vref1 Vref2 VR2
6
1K 1K
VSens1 VSens2
7
58
Tegangan input ke komparator Vin berasal dari tegangan output detektor
infra merah yang kemudian akan dibandingkan dengan tegangan referensi (V ref)
Sedangkan untuk tegangan output dari ketiga input tegangan (Vin) yang
(sensor 2), dan pin 7 (sensor 3). Adapun hasil pengukuran output komparator
dengan objek dan tanpa objek pemantul infra merah dapat dilihat pada tabel 4.8.
untuk mengatur pengaktifan relai valve. Pada rangkaian ini digunakan IC 74LS32
yang terdiri dari 4 buah gerbang OR yang setiap gerbangnya terdiri dari 2 input
dan 1 output, dan IC 74LS08 yang terdiri dari 4 buah gerbang AND yang setiap
rangkaian logika tanpa objek dan dengan objek dapat dilihat pada gambar 4.12
59
VSens1
14
14
1
1
13
13
2
2
12
12
3
3
VSens2
11
11
4
4
VSens3
10
10
5
5
6
9
7
8
GND GND
Vout
Pengukuran 1 Pengukuran 2
Tegangan input 74LS32 pada pin 4 berasal dari V sens2 IC LM324 (sensor 2)
dan tegangan input 74LS32 pada pin 5 berasal dari Vsens3 IC LM324 (sensor 3).
Sedangkan tegangan input 74LS08 pada pin 10 berasal dari V sens1 (sensor 1) dan
tegangan input 74LS08 pada pin 9 berasal dari output IC 74LS32 pada pin 6.
Keterangan :
VOL : Tegangan Output Low
VOH : Tegangan Output High
60
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari hasil pengukuran V out gerbang
OR (IC 74LS32) tanpa objek, tegangan output low (VOL) sebesar 0,12 Volt.
Sedangkan dengan objek pantul, tegangan output high (VOH) sebesar 3,1 volt.
Sebagai acuan dengan melihat karakteristik elektrik pada data sheet gerbang OR
(IC 74LS32), bahwa tegangan output low (VOL) berkisar antara 0 hingga 0,5 volt.
Untuk tegangan output high (VOH) minimum adalah 2,7 volt dan tegangan output
high (VOH) maximum adalah 3,4 volt. Perubahan jarak antara objek pantul dengan
sensor akan menyebabkan perubahan pada tegangan output high (VOH). Semakin
dekat objek pantul dari sensor, maka semakin besar nilai V OH. Demikian
sebaliknya, bila objek pantul menjauh dari sensor maka nilai VOH semakin
menurun (kecil).
AND (IC 74LS08) tanpa objek, tegangan output lownya (VOL) sebesar 0,12 Volt.
Sedangkan dengan objek pantul, tegangan output highnya (VOH) sebesar 3 volt.
Sebagai acuan dengan melihat karakteristik elektrik pada data sheet gerbang OR
(IC 74LS08), bahwa tegangan output low (VOL) kurang lebih 0,5 volt. Untuk
tegangan output high (VOH) minimum adalah 2,7 volt dan tegangan output high
(VOH) typical adalah 3,5 volt. Jadi kesimpulannya, apabila di depan sensor
61
terdapat objek pantul, maka akan terjadi perubahan tegangan output pada gerbang
dipengaruhi oleh jauh dekatnya jarak antara objek pantul dengan sensor. Semakin
dekat objek pantul dari sensor, maka semakin besar nilai V OH. Demikian
sebaliknya, bila objek pantul menjauh dari sensor maka nilai VOH semakin
menurun (kecil).
62
12V 220V
Pengukuran 1
IN4001
RELAY-DPDT
220V
AC
C
680uF/35V
Vin 470 B VALVE
BC108
E Pengukuran 2
Vin adalah tegangan output dari gerbang AND (IC 74LS08), V BE adalah
tegangan hasil pengukuran pada kaki basis dan emitor (transistor BC 108), dan
VCE adalah tegangan hasil pengukuran pada kaki kolektor dan emitor (transistor
BC 108). Dari tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa pada saat V in tidak diberi
tegangan, maka tegangan yang terukur pada VBE sebesar 0,1 Vdc (≈ 0) karena
transistor tidak mendapat tegangan (tidak saturasi) VCE mendekati VCC. Pada saat
Vin diberi tegangan, maka VCE mendekati nol karena antara kaki kolektor dan
emitor seolah – olah terhubung singkat karena kaki basis mendapat tegangan.
63
4.8. Pengujian Alat secara keseluruhan
Alat yang sudah dirangkai perlu diuji secara keseluruhan. Pastikan alat
terhubung dengan sumber tegangan PLN 220 V dan hidupkan alat dengan
menekan tombol switch. Pada saat alat aktif (mendapatkan arus dan sumber
tegangan) dan tidak ada objek yang dekat dengan sensor-sensor, maka alat tidak
bekerja.
Kondisi bila orang berada dekat dihadapan alat maka sensor 1 mendeteksi
adanya objek yang ditunjukkan oleh led indikator sensor 1 menyala (lihat
gambar 4.14). Led indikator sensor 1 menyala, led indikator sensor 2, led
64
Gambar 4.14 Led Indikator Sensor 1 menyala
saat menghadap Sensor 1
adanya objek dibawah keran yang ditunjukkan oleh led indikator sensor 2
sensor 2. Keran yang terbuka ditunjukkan oleh led indikator keran menyala
65
Kondisi bila tangan yang terjulur dibawah keran ditarik maka led indikator
sensor 2 mati dan keran menutup menghentikan aliran air setelah sekitar 1,25
Kondisi bila kaki menjulur dibawah keran maka sensor 3 mendeteksi objek
tersebut yang ditunjukkan oleh led indikator sensor 3 menyala, led indikator
terbuka ditunjukkan oleh led indikator keran menyala dan led indikator sensor
66
Gambar 4.17 Led Indikator Sensor 3 dan keran menyala
saat kaki terjulur
Kondisi bila kaki yang terjulur dibawah ditarik keatas maka terjadi
pendeteksian oleh sensor 2 hal ini ditunjukkan led indikator sensor 3 mati
berganti led indikator sensor 2 menyala, kondisi keran tetap terbuka dan
mengalirkan air, led indikator keran tetap menyala (lihat gambar 4.18).
67
Kondisi bila kaki yang terjulur dibawah keran ditarik maka led indikator
sensor 2 atau led indikator sensor 3 mati dan keran menutup menghentikan
68