Professional Documents
Culture Documents
Tanya
Moms DI yang pintar-pintar, aku mau tanya, sejak kemarin sore Danang, 16 bulan, kaki kirinya bentol-bentol dan dia
bawaannya mau garuk-garuk. Aku pikir digigit nyamuk jadi aku kasih salep gatal & minyak tawon. Ternyata pas lagi
sahur, aku lihat kaki kanannya mulai ada bentol-bentol juga dan tadi pagi sebelum ke kantor aku lihat di tangan kirinya
ada 2 bentol yang lumayan besar. Kira-kira Danang kena apa ya Moms? Mungkin tidak ya nyamuk gigitnya sampai
bentol lumayan besar?? Atau alergi ya?? Aku rencananya mau bawa ke dokter siang ini. Tapi sebelumnya mau minta
sharingnya ibu dulu. Mungkin ada yang pernah mengalami lalu harus dikasih obat apa [Wwd]
Jawab
Hati-hati bisa saja itu HMFD, soalnya sekarang lagi banyak juga yang kena. Coba periksa mulutnya sariawan tidak?
Biasanya habis bentol begitu nanti anak suka panas. Anakku juga pernah kena, cirinya sama seperti itu. Bentolnya besar
dan rada berair tidak? [DN]
Waktu itu anaknya dikasih obat apa mbak? Dan apa pantangannya? [Wwd]
Sebetulnya tidak perlu obat karena penyebabnya virus yang bakal KO juga dalam 3-5 hari, yang penting dijaga saja
supaya daya tahan tubuhnya tetap stabil. Tapi yang membuat repot karena kalau benar sariawan makannya jadi rewel,
akhirnya aku perbanyak susu dulu. Waktu itu hari ke 5 sudah sembuh koq. Aku juga sempat panik dan bawa ke dokter,
waktu panas aku kasih Proris saja. Semoga bukan HMFD ya, dan semoga anakmu cepat sembuh [DN]
Hi mbak, 2 minggu yang lalu anakku (8 bulan) juga mengalami hal yang sama dengan anak mbak. Hari itu hari minggu,
si Baby Sitter lihat kaki anakkuku ada bentol bentol merah seperti di gigit nyamuk, akhirnya ama si Baby sitter di kasih
minyak kalau di gigit nyamuk. Tapi agak siangan di pundaknya ada juga. Dan besok paginya tambah banyak lagi,
sampai di kepalanya juga ada. Saya sudah curiga anakku kena cacar air, karena badannya hangat-hangat sedikit.
Akhirnya senin pagi itu juga saya bawa ke dokter anak, dan kata dokter anakku benaran kena cacar air. Sebelumnya
anakku yang pertama (3,3 tahun) juga kena cacar air. Tidak tahunya 2 minggu setelah anakku yang pertama sembuh,
giliran adiknya yang kena. Kalau cepat di bawa ke dokter, paling 3 hari sudah mulai kering mbak [Prsk]
Tanya
Ibu, ternyata anakku kena cacar air! Kemarin siang waktu mau aku bawa ke dokter belumm keliatan kalo berair, begitu
sorenya ke dokter baru keliatan ada plentisan air diujung bentolnya.Dan tadi malam badannya mulai agak hangat. Dsa-
nya kasih obat racikan, clarityn syrop untuk alergi, bedak racikan dan salep clinovir. Yang pasti anakku tidak boleh kena
air. Aku kebetulan punya rangkuman cacar air tapi kasus orang dewasa, ada tidak ibu yang simpan/punya rangkuman
cacar air kasus anak2?? Atau mungkin ibu semua mau berbagi pengalaman merawat balita yang kena cacar air, soalnya
sejak kemarin sore tidak mau minum jus pepayanya dan akibatnya tadi pagi pupnya jadi rada susah, anakku punya bakat
sembelit, terima kasih [Wwd]
Jawab
Mbak saja juga yang bilang kalau cacar boleh dimandikan pakai sabun antiseptik mis : Dettol ini copy paste dr file saya,
semoga membantu ya :
1. Mandi justru dianjurkan untuk yang kena cacar air. Simple saja alasannya, supaya tubuh jadi bersih dan anak jadi
lebih merasa segar. Kalau sudah begini, resiko kuman 'terus menempel' di tubuh bisa dikurangi dan anak jadi lebih
semangat untuk sembuh :). Biasanya memang air mandi dicampur PK (Kalium Permanganat), bahan yang memang
diketahui dapat mencegah infeksi jamur, bakteri, borok/bisul. Selain mandi, juga dibantu dengan: memotong kuku
tangan dan ganti pakaian & seprei sesering mungkin.
2. Pengalaman keluarga kakaknya mbak itu mungkin karena faktor alergi (tidak kuat dengan kerasnya bahan yang
terkandung dalam salep/obat dan larutan PK). Yah biar cuma 1-2% kandungannya, namanya juga bahan kimia :) tidak
semua kulit bisa tahan dengan salisilat (kalau tidak salah ini fungsinya untuk 'menipiskan' permukaan kulit biasa
terkandung juga dalam bedak atau kosmetik wanita). Apalagi PK yang memang termasuk oksidator kuat. Jadi kalau
anak mbak tidak alergi dengan bahan-bahan ini, bisa terus digunakan. Coba cek kandungan PK di label bungkus-nya
atau tanya apotiknya (seharusnya sih tidak terlalu tinggi)
3. Kayaknya treatment yang mbak lakukan sudah ok, tuh :). Obat oral Acyclovir (Zovirax)nya memang hanya untuk
beberapa hari pertama setelah gejala cacar air muncul, tidak untuk 'menyembuhkan' tapi hanya untuk mengurangi rasa
1
sakit dan gatal anak. Umumnya obat ini bahkan tidak perlu diresepkan kalau cacar air termasuk 'mild'. Tinggal tunggu
masa penyembuhannya saja, toh cacar air kan termasuk self-limited dease (bisa sembuh sendiri), kita tinggal berusaha
mengurangi gejalanya (obat penurun panas kalau demam, salep/obat kalau gatal, pain killer kalau nyeri, dll.) plus 'genjot'
daya tahan tubuh anak dengan makan, minum bergizi dan istirahat. Masalah bekas yang muncul pasca cacar air,
mungkin untuk anak kecil agak susah memintanya tidak menggaruk bagian yang gatal :), tapi diusahakan maksimal saja
mbak. Pengalaman teman saya, dia selalu minta anaknya (usia 4 tahun) bilang di bagian mana yang gatal biar mamanya
saja yang garuk (dengan 'extra' hati-hati). Akhirnya memang tidak berbekas. Setahu saya, cacar air untuk anak kecil tidak
ada kecenderungan 'separah' atau menimbulkan komplikasi seperti cacar air orang dewasa. Jarang sekali dengar cerita
anak kecil yang habis cacar air punya bekas yang sampai 'bolong' kalau pun ada yang agak 'dalam', biasanya nanti akan
berangsur hilang sejalan dengan umurnya [End]
Mau bagi pengalaman, waktu saya lagi hamil 6bulan,saya juga kena cacar air sama dokter jelas tidak dikasi
antibiotik,cuma dikasih kapsul cavit-D,biar bayinya kuat, sayanya banyak makan buah-buahan biar kondisi cepat fit,
buat mengurangi gatalnya saya pakai calladine cair itu lumayan adem, biar cepat kering dikasi bangkuang parut atau
jagung parut itu resep tradisional,baluri saja sampai kering sendiri,insyaAllah tidak akan berbekas,,Alhamdulillah bayi
saya sehat walafiat sampai sekarang,tapi katanya dia tidak otomatis imun sama cacar jadi kalau musim pancaroba
perbanyak makan buah-buahan.
anak saya (2 orang, perempuan, 1.5 tahun & 3 tahun 4 bulan) baru saja sembuh dari cacar air. Oleh dsanya diberi obat
(puyer) zovirax & salep zovirax, dan bedak (saya tidak tahu bedak apa karena diresep-kan). Dan untuk mandi pakai
detol. Anak saya yang besar tidak terlalu banyak keluar cacar airnya tapi yang kecil dari kepala sampai telapak kaki,
yang banyak di punggung. Memang susah melarang mereka untuk tidak menggaruk, paling saya hanya tepuk-tepuk
punggungnya dan diberi bedak kalau dia kegatalan. Sampai sekarang masih ada bekasnya tetapi menurut dsa-nya lama
kelamaan akan hilang. Demikian sharing saya, maaf kalau tidak banyak membantu.
Aku mau sharing saja pengalaman waktu anakku kena cacar air (2 orang, 3 tahun dan 1 th 8 bulan) 3 bulan yang lalu.
Untuk orang yang kena cacar air sebaiknya mandi dengan air yang sudah dicampurkan Dettol dan untuk sabun mandinya
menggunakan sabun cair Betadin. Kemudian setelah mandi, pada bagian yang terkena cacar air dioleskan sales
Nutrimois (dari CNI) (setiap habis mandi), ditanggung tidak meninggalkan bekas. Bedak salicyl bisa digunakan untuk
menolong kalau anak tersebut merasa gatal dan sudah mulai garuk-garuk cacarnya
CACAR AIR
Cacar air atau varicela adalah penyakit infeksi virus yang sangat menular. Merupakan penyakit yang umum diderita pada
masa anak-anak tetapi bisa menyerang semua orang, semua umur didalam institusi seperti sekolah, pondok pesantren dan
asrama tentara dimana hubungan satu sama lain sangat dekat, penyakit ini akan mudah sekali menular. Setelah anda
terkena cacar air satu kali, maka anda tidak akan terserang lagi. Tetapi virusnya sendiri mungkin masih diam menetap
didalam tubuh dan akan muncul kembali bertahun-tahun kemudian sebagai penyakit ruam syaraf.
Gejala-gejala
Demam, tenggorokan sakit dan pusing mendahului ruam kulit. Muncul titik merah di kulit pertama kali di dada,
kemudian menyebar kemuka, perut, punggung dan paha setelah beberapa hari. Titik tersebut berubah menjadi lepuhan
kecil-kecil, kemudian mongering menjadi krusta, yang akhirnya akan hilang sendiri. Sangat gatal.
Komplikasi
Infeksi bakteri yang lain. Pneumonia (infeksi paru-paru), komplikasi yang jarang terjadi pada anak-anak tetapi sering
terjadi pada dewasa. Ensefalitis/peradangan otak, pada kasus yang jarang.
Penyebab
Infeksi oleh virus varicella-zoster. Penyakit ini menular mulai saat sebelum munculnya gatal-gatal sampai saat krusta
yang terakhir. Penularan bisa lewat cairan hidung/mulut (lewat batuk/bersin) dan cairan lepuhan (lewat kontak
langsung).
Anakku 2 bulanan lalu kena cacar air, umur dia 2 tahun kurang 1 bulan saat itu obat yang dikasih racikan sama dokter
biasanya mengandung zovirax (cmiiw) puyernya biru, itu memang anti virus, minumnya sehari 5x dan sampai habis, yah
2
kalau soal obat kita mengikuti yang diresepkan dokter ya mba ?!? Salepnya juga clinovir, diolesi sehari 5 x juga.
Memang kalau anak batita/balita masih susah dikasih tahu jangan digaruk, kemarin anakku juga suka diam-diam
menggaruk, tapi ya kita juga harus memperhatikan terus karena air cacarnya bisa menular baik ke orang lain atau ke
bagian lain tubuh si anak yang bersangkutan. Untuk perawatan khusus tidak ada, karena dokter (Harapan Kita) tidak
melarang mandi, asal badan anaknya tidak lagi demam. Alhamdulillah anakku memang tidak demam, aktifitasnya pun
seperti biasa, ya aku ambil jalan tengah saja, yaitu dielap pelan-pelan supaya kulitnya juga bersih. Bedak juga tidak aku
kasih. Hari ke tiga sudah aku mandikan, pelan-pelan menyabuninnya, pakai sabun antiseptic betadine karena menurutku
supaya kulitnya makin bersih saja biar kuman pada cepat mati. Untuk info tambahan, walaupun anaknya sudah sembuh,
cacarnya sudah kering/hilang, tapi virusnya masih aktif untuk menularkan orang lain sampai 2 minggu sejak pertama si
anak keluar cacarnya demikian yang dikatakan si dokter Semoga cepet sembuh ya [Fnt]
Mbak waktu anakku kena cacar air malahan dokternya bilang boleh mandi, tapi kalau badannya agak panas, pakai air
hangat saja. Tidak apa-apa. Kalau cacar air itu di dalam mulut juga ada mbak, jadi otomatis selera makannya jadi
berkurang. Tapi selama anaknya mau minum susu atau air putih tidak apa-apa. Pengalamanku paling 4 hari ya anaknya
akan jadi agak rewel , soalnya badannya jadi gatal mbak. Kalau dapat obat dari dokter, dan ada salepnya juga, paling hari
ke 4 sudah mulai kering mbak (di ujung bentolnya sudah kelihatan hitam, itu tandanya sudah mulai kering), dan rajin
rajin saja dibedaki mbak, biasanya bedak salicyl yang di kasih dokter. Demikianlah mbak pengalaman dari saya [Prsk]
Aku masih menyimpan file tentang cacar air pada anak-anak, dulu waktu anakku umur 9 bulan pernah kena cacar air ini,
selama seminggu tidak mandi-mandi, paling di waslap itupun bukan di lap begitu tapi hanya di tetel-tetel, supaya tidak
terlalu lengket keringatan saja badannya, Kalau jus pepaya tidak mau, coba dengan buah yang lain jeruk atau buah pir
(kebetulan dulu anakku suka buah pir, selain segar juga mengurangi panas dalam) [RG]
Kalau anakku dulu tidak diberi obat minum apapun dari dokter, hanya obat untuk kulit semacam bedak cair, katanya
supaya bentol-bentolnya tidak terlalu gatal. Dua minggu kemudian disuruh kembali lagi buat diperiksa, demam tidak,
matanya juga disenter, denyutnya juga diperiksa, pemeriksaan rutinlah terus dibilang sudah beres tidak ada masalah. Aku
tambah yakin bahwa cara ini sudah benar sebab dari milis sehat aku tahu kalau virus itu tidak bisa diobati dengan obat
dari luar, harus antibodi tubuh sendiri yang melawan. Sering kejadian dokter sedikit-sedikit meresepkan antibiotik,
mungkin karena ada komisi setiap kali membuka resep. Soalnya setiap ke dokter saya selalu lihat paling sedikit dua
orang sales obat menunggu di ruang tunggu dan dari salah satu teman yang kerja sebagai sales obat aku tahu kalau
pembagian komisi yang diperoleh cukup memuaskan jauh lebih besar dari komisi barang konsumsi. Aku pribadi
cenderung membiarkan saja anakku tanpa obat-obatan kalau tahu dengan pasti itu disebabkan oleh virus, misalnya flu,
aku tidak kasih flu shot, biarkan saja dia meler kupikir dengan begitu imunitas tubuhnya kelak akan lebih tangguh
menghadapi flu berikutnya, jangan kena angin sedikit langsung pilek Begitu juga dengan cacar air, aku malah senang dia
sudah kena sekarang artinya dia sudah punya kekebalan kalau nanti waktunya sekolah dan ada temen sekolah yang kena
cacar air. Iparku malah menyuruh anaknya main ke rumah teman yang dia tahu anaknya lagi kena cacar air, besoknya si
anak langsung kena cacar air juga hahaha. Katanya cacar air kalau diderita saat sudah lebih tua rasanya lebih tidak enak
daripada saat masih kecil, tidak tahu benar apa tidak [Irm]
Alhamdulillah kondisi anakku semakin membaik, cacarnya sudah mulai mengering. Tapi sehari setelah sakit aktifitasnya
kembali normal, ya lari-lari, main-main, tidak bisa diam pokoknya! Makannyapun alhamdulillah tidak masalah, bahkan
kalau lagi sakit cenderung jadi doyan makan seperti ayahnya. Terus jus papayapun habis semangkok (ini yang penting
juga supaya pupnya tidak susah) [Wwd]
Cacar Air
DEFINISI
Cacar Air (Varisela, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan
bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.
PENYEBAB
Penyebabnya adalah virus varicella-zoster.
Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari
lepuhan kulit.
Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering.
Karena itu, untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan).
Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi.
Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes
zoster.
GEJALA
Gejalanya mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi.
3
Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak
badan. Gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih
berat.
24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula). Kemudian bintik tersebut menonjol
(papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini
memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru.
Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari
keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari.
Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit; biasanya banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas
(dada, punggung, bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala.
Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan gangguan menelan.
Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rektum dan vagina.
Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan pernafasan.
Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata.
Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus.
KOMPLIKASI
Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem
kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan ruam kulit yang khas (makula, papula, vesikel dan keropeng).
PENGOBATAN
Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen
kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol
PENCEGAHAN
Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin.
Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi
(misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-
zoster.
Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan.
4
-----------------------------
Cacar Air
DEFINISI
Cacar Air (Varisela, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan
bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.
PENYEBAB
Penyebabnya adalah virus varicella-zoster.
Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari
lepuhan kulit.
Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering.
Karena itu, untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan).
Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi.
Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes
zoster.
GEJALA
Gejalanya mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi.
Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak
badan. Gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih
berat.
24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula). Kemudian bintik tersebut menonjol
(papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini
memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru.
Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari
keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari.
Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit; biasanya banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas
(dada, punggung, bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala.
Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan gangguan menelan.
Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rektum dan vagina.
Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan pernafasan.
Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata.
Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus.
KOMPLIKASI
Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem
kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan ruam kulit yang khas (makula, papula, vesikel dan keropeng).
PENGOBATAN
Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen
kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol
PENCEGAHAN
Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin.
Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi
(misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-
zoster.
Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan.
-----------------
Cacar air atau variselayang sering disebut chicken pox adalah penyakit akut dan menular ditandai dengan vesikel
(bejolan berisi air) pada kulit maupun selaput lendir. Disebut varisela karena disebabkan oleh virus varicella atau virus
varicella zooster (virus V-Z) yang juga dapat menyebabkan Herpes Zooster. Virus varicella sendiri dapat ditemukan
dalam cairan vesikel maupun darah penderita.
Seperti penyakit akibat sesama virus, misalnya influensa, cacar air juga akan sembuh sendiri bilamana tak ada
komplikasi. Yang perlu diperhatikan hanyalah efek samping dari penyakit ini, di antaranya rasa gatal, panas, dan keluhan
lain yang cukup mengganggu. Bila gatal lalu digaruk sampai luka tentu saja akan meninggalkan jaringan parut. Bisa juga
timbul infeksi, baik lokal maupun sistemik jika luka garukan tadi terkena kuman penyakit.
Perlu dicatat bahwa ada musim-musim tertentu yang potensial menyebabkan terjadinya wabah cacar air. Biasanya
pergantian dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Pada pergantian musim seperti ini kelembapan udara
relatif lebih tinggi dan kondisi ini memungkinkan virus berkembang biak dengan subur. Sementara itu, di musim
pancaroba anak biasanya lebih sering bermain dalam ruangan yang memudahkan terjadinya penularan.
BAGAIMANA PENULARANNYA?
Walaupun bukan termasuk penyakit berbahaya dan pada umumnya bisa sembuh sendiri dalam waktu beberapa hari,
cacar air termasuk penyakit yang sangat menular. Penyakit ini termasuk jenis airborne disease yang bisa menular melalui
percikan udara dari sekresi lendir, batuk maupun bersin.
Pada dasarnya virus ini menyerang ketika daya tahan tubuh seseorang sedang menurun. Dengan kata lain, walau tanpa
diobati, bila daya tahan tubuhnya bagus dan sanggup melawan serangan virus, anak bisa sembuh dengan sendirinya.
Namun disarankan agar penderita tetap dibawa ke dokter.
Pertimbangannya, dengan diberi obat, cacar air tidak akan meluas sampai ke seluruh tubuh. Soalnya, bisa dibayangkan
bila cacar sampai mengenai daerah sekitar mulut, tentu akan mengganggu sekali. Anak akan sulit makan yang berakibat
pada kian melemahnya daya tahan tubuhnya sekaligus mempermudah berjangkitnya penyakit lain. Padahal makin
kompleks penyakit yang masuk ke tubuh, tentu penanganannya akan kian sulit dan akibatnya pun pasti lebih berat.
Masa inkubasi varisela umumnya terjadi 11-12 hari setelah penularan. Harap diwaspadai, ketika di kulit mulai muncul
bintik dengan cairan yang masih jernih, sebetulnya itulah masa yang paling menular. Sebaliknya, kalau bintik-bintik itu
sudah berubah warnanya menjadi hitam, barulah boleh dibilang tidak menular lagi.
6
APA SAJA GEJALANYA?
Tahap selanjutnya (fase erups ) dimulai dengan timbulnya bintik merah kecil yang berubah menjadi benjolan berisi
cairan jernih dan mempunyai dasar kemerahan. Cairan vesikel setelah beberapa hari berubah menjadi keruh dan
keropeng dalam waktu 24 jam. Bila sudah muncul bintik-bintik seperti ini sebaiknya orangtua segera membawa anak ke
dokter. Dalam 3-4 hari vesikel ini menyebar ke seluruh tubuh, mula-mula dari dada lalu ke muka, bahu dan anggota
gerak. Pada tahap ini biasanya dibarengi dengan rasa gatal yang amat sangat di sekujur tubuh.
Kendati dapat sembuh dengan sendirinya, namun yang sering kali dikhawatirkan adalah komplikasi yang sangat jarang
namun bisa menyertai, di antaranya:
Radang paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi sekunder, tapi dapat disembuhkan.
Radang otak. Bisa disembuhkan namun dapat meninggalkan gejala sisa seperti kejang, retardasi mental dan gangguan
tingkah laku.
Anak-anak di bawah usia 1 tahun ternyata paling rentan tertular penyakit ini walaupun cacar air paling banyak
menyerang anak usia 4-14 tahun. Kendati cacar air merupakan penyakit yang sangat umum, hendaknya jangan menunda-
nunda waktu untuk segera memeriksakan penderita ke dokter. Ini akan membantu penderita terhindar dari komplikasi
yang lebih parah sekaligus meminimalkan penderitaannya.
Pada prinsipnya, sekali seseorang terkena cacar air, maka seumur hidup ia tidak akan terkena penyakit ini lagi. Toh
nyatanya belakangan ini makin marak penderita yang terpapar cacar air secara berulang atau tertular lagi setelah sekian
tahun pernah menderita penyakit ini. Kejadian seperti ini mungkin saja terjadi pada beberapa anak yang memang daya
tahan tubuhnya rendah. Namun untungnya kasus ini angka kejadiannya kecil sekali.
Apa benar ada orang “kebal” yang tidak pernah terkena cacar air seumur hidupnya? Sebenarnya, mereka yang belum
pernah menderita cacar air dapat saja suatu saat terjangkit. Kemungkinan lain, bisa saja yang bersangkutan sudah pernah
terkena cacar air tapi tidak menimbulkan sakit karena memang tidak semua cacar air berakibat sakit. Atau bisa juga
begitu tertular, tubuhnya langsung membentuk kekebalan secara alami, sehingga yang bersangkutan hanya
merasakannya seperti demam biasa, tanpa muncul bintik-bintik cacar.
Seperti halnya penyakit yang disebabkan virus, sebetulnya ada vaksin yang mampu menangkalnya. Efektivitasnya
bahkan menembus angka 97%. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, dari 100 anak yang divaksinasi, hanya 3
orang yang terkena cacar air. Itu pun angka kesakitannya tergolong ringan.
Terlebih bila sebelum usia 13 tahun anak sudah mendapat vaksin cacar air, maka ia dinyatakan tidak akan terkena cacar
air seumur hidupnya.
Di negara Barat, di mana kasus cacar air jarang, anak yang terkena cacar air bisa sakit berat, karenanya dianjurkan agar
di atas usia 1 tahun anak diberi vaksin cacar air. Sedangkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan vaksin
cacar air diberikan pada anak di usia 1,5 tahun dan diulang lagi pada usia 10 tahun karena di Indonesia jarang terjadi
komplikasi berat.
7
Imunisasi terhadap cacar air dilakukan dengan memberikan vaksin cacar air yang berisi virus hidup yang sudah diolah
dan kurang berbahaya, serta sedikit antibiotik, neomisin. Adapun rekomendasinya adalah sebagai berikut:
Tak jarang muncul pertanyaan bagaimana kalau sampai usia dewasa belum terkena penyakit cacar air? Apa perlu sengaja
ditulari? Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak daripada saat dewasa. Inilah mengapa orangtua
sering kali membiarkan anaknya terkena cacar air lebih dini. Mengapa? Para pakar kedokteran mengatakan, gejala yang
dialami orang dewasa lebih parah dibanding pada masa kanak-kanak. Demam yang dialami lebih parah dan berlangsung
lebih lama. Begitu pula keluhan sakit kepala.
Sedangkan bekas luka bintil-bintil berisi cairan cacar yang ditinggalkan lebih dalam.
Komplikasinya pun jauh lebih parah bila cacar air diderita saat dewasa.
Soalnya, komplikasi pada anak-anak umumnya hanya berupa infeksi kulit.
Sedangkan pada orang dewasa kemungkinan terjadi radang paru-paru atau pneumonia mencapai 10-25 kali lebih tinggi
dibanding pada penderita anak.
Komplikasi yang jarang namun bisa terjadi antara lain radang otak, radang sumsum tulang, kegagalan hati, hepatitis serta
sindrom Reye yaitu kelainan pada otak sekaligus hati.
11. APA SIH BEDA CACAR, CACAR AIR, DAN CACAR API?
Dampak yang paling sering dikhawatirkan dari cacar air adalah bopeng yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Lagi pula
bopeng inilah yang membedakan cacar air dengan cacar biasa. Soalnya, cacar biasa pasti meninggalkan bopeng,
sedangkan cacar air seharusnya tidak. Sebagai catatan penyakit cacar yang bukan cacar air kini tak pernah lagi ditemui
kasusnya. Bila ada anak yang terkena cacar air lalu bekasnya tidak hilang, itu berarti selama sakit ia sering menggaruk-
garuk kulitnya. Ini sangat mungkin karena rasa gatal biasanya sungguh tidak tertahankan untuk digaruk. Padahal garukan
yang terlalu dalam akan membuat lapisan kulit yang seharusnya membentuk lapisan kulit baru justru terambil. Nah,
mekanisme itulah yang menyebabkan bopeng.
Sedangkan yang disebut cacar api atau di beberapa daerah disebut cacar monyet, sebenarnya adalah penyakit kulit yang
penampakannya mirip cacar air.
Ini merupakan infeksi bakteri pada kulit berupa borok yang muncul di seluruh tubuh. Meski sebenarnya kuman ada di
permukaan kulit, tapi karena ada luka dan digaruk, kuman kemudian masuk ke bawah kulit dan menyebabkan infeksi.
Infeksi ini bisa disertai demam, bisa juga tidak. Infeksi disebabkan kurang terjaganya kebersihan daerah tempat
tinggal/lingkungan. Anak-anak yang tinggal di daerah kumuh umumnya lebih rentan terinfeksi bakteri.
Segera bawa anak ke dokter karena pengobatan yang cepat dapat mencegah meluasnya cacar air.
Selama 5 hari setelah ruam mulai muncul hingga akhirnya semua lepuh berkeropeng, orangtua tetap mewajibkan anak
untuk mandi seperti biasa. Bila tidak, kuman yang berada pada kulit dapat menginfeksi kulit yang sedang terkena cacar
air.
Untuk menghindari timbulnya bekas luka yang sulit hilang sebaiknya hindari memecahkan lenting cacar air dengan
menggaruk-garuknya. Bila perlu gunting kuku anak supaya tidak menimbulkan luka yang dalam saat menggaruk.
Saat mengeringkan tubuh seusai mandi sebaiknya tidak menggosok-gosoknya terlalu keras menggunakan handuk.
Untuk mengurangi keluhan gatal, sebaiknya berikan bedak talek. Ini bisa mengurangi gesekan yang terjadi pada kulit
sehingga kulit tidak banyak teriritasi.
Untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya, sebaiknya konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin dan
mineral. Misalnya sayur-sayuran hijau dan buah-buahan manis.
dari Subbagian Alergi-Imunologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
------------------
----------------
Suara Pembaruan - Cacar air selalu saja membawa saya pada kenangan semasa kanak-kanak. Banyak orangtua pada
waktu itu menganggap wajar-wajar saja bila anak terserang cacar air. Bahkan ada kecondongan agar anak-anaknya
terserang cacar air ketimbang setelah dewasa.
Pada orang dewasa gejala umum, seperti demam dan sebagainya memang lebih berat. Lagi pula pada waktu itu belum
ditemukan vaksin cacar air.
Baru dalam tahun 1970, Jepang berhasil membuat vaksinnya yang 4 tahun kemudian digunakan secara massal di Jepang
dan Korea Selatan. Amerika bahkan baru memasukkannya dalam program imunisasi pada tahun 1995.
Dewasa ini program imunisasi cacar air di negara-negara berkembang belum dimungkinkan. Kendalanya terletak pada
keterbatasan anggaran, sehingga pencegahan penyakit menular lebih diutamakan terhadap penyakit-penyakit yang lebih
berbahaya seperti: kolera, tifus, difteria dan sebagainya.
Penyebab cacar air adalah varicella-zoster virus (VZV). Varicella berarti cacar kecil, sedangkan zoster berarti sabuk.
Sepintas tampaknya predikat zoster kurang tepat, karena bintil-bintil berair yang sangat gatal, tersebar di seluruh tubuh
dan tidak tersusun seperti sabuk. Sebutan zoster baru dapat dimaklumi bila kita melihat dampaknya pada usia lanjut.
Sembuh Spontan
Tidak ada obat khusus untuk cacar air, dan penyakit ini sembuh spontan dalam 7 hingga10 hari. Namun, sembuh bukan
berarti VZV juga ikut kabur dari tubuh si pasien. VZV membentuk koloni dan mendekam dalam kumpulan sel-sel saraf
perasa (ganglia).
Bagaikan satwa yang tidur selama musim dingin, VZV tidak melakukan aksi apapun juga. Hal ini disebabkan VZV
diberangus oleh antibodi yang dibentuk tubuh sewaktu terserang cacar air.
Pada usia 60 tahun ke atas kadar antibodi tersebut menurun. Diperkirakan tekanan jiwa, kelelahan, radiasi dan obat anti
kanker menjadi faktor-faktor penyebab kaburnya VZV dari sarangnya.
10
Namun, pengamatan klinis lebih mengarah pada usurnya usia sebagai penyebab utama. Statistik juga menunjukkan
bahwa 50 persen dari mereka yang berusia di atas 80 tahun, kemungkinan besar mengalami serangan VZV gelombang
kedua. Sungguhpun demikian, usia bukan lagi merupakan faktor bagi mereka yang mengidap AIDS, kanker, atau pasca
pencangkokan organ. Pada kelompok ini, tanpa pandang usia kekebalan tubuh menurun secara drastis sehingga VZV
mulai berulah lagi. Bahkan pada pengidap AIDS, risiko terserang zoster meningkat tujuh kali.
Serangan VZV gelombang kedua diawali dengan demam dan rasa lelah. Gejala-gejala awal tersebut segera disusul
dengan timbulnya bintil-bintil berair di atas dasar kulit yang me-merah.
Berbeda dengan cacar air, bintil-bintil berair ini sangat nyeri dan terasa panas. Timbulnya juga tidak di seluruh tubuh,
tetapi hanya pada bagian kulit yang disarafi oleh ganglia dari mana VZV itu kabur.
Sesuai alur serat saraf yang diserang, bintil-bintil tersebut membentuk garis lengkung yang melilit separuh tubuh (hanya
sesisi). Oleh karenanya, serangan kedua ini disebut: herpes zoster yang artinya sabuk dari bintil-bintil berair (selanjutnya
disebut: zoster).
Ganglia terdapat di sepanjang tulang belakang, sehingga zoster dapat timbul di semua permukaan tubuh. Bila zoster
menyerang kedua sisi (bilateral) maka terbentuklah konfigurasi sabuk yang secara sempurna melingkari tubuh, namun
zoster bilateral jarang terjadi.
Anggapan bahwa zoster bilateral menimbulkan kematian adalah tahyul karena sama sekali tidak benar. Bahkan seperti
cacar air, zoster sembuh secara spontan dan jarang sekali menyerang berulang kali atau mengancam jiwa.
Zoster baru berbahaya bila menyerang selaput otak, namun kejadian ini pun amat langka. Salah satu komplikasi zoster
adalah rasa nyeri yang menetap hingga berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah sembuh (post herpetic
neuralgi/PHN) dan lebih sering terjadi pada usia 60 tahun ke atas, dan zoster yang menyerang mata (herpes zoster
ophthalmicu/HZO).
Pencegahannya
Pengobatan terhadap zoster lebih bersifat simptomatis (mengurangi gejala-gejalanya) yaitu obat anti sakit, penenang dan
kompres dingin yang mengandung antiseptik. Rasa nye-ri dapat dipersingkat dan PHN dapat dicegah bila obat antivirus
(acyclovir) diberikan sedini mungkin (sekurang-kurangnya dalam 3 hari pertama).
Perlu dimaklumi bah-wa bintil berair zoster mengandung virus. Karena itu, perawatan bintil yang pecah harus secermat
mungkin untuk mencegah penularan.
Hal yang perlu diwaspadai adalah bila zoster menyerang mata (HZO), oleh karena dapat menimbul- kan kebutaan.
Gejala-gejala awal HZO adalah sakit kepala yang disertai mual-mual.
Pasien dengan zoster pada wajah, terutama kelopak mata dan hidung, harus sesegera mungkin dibawa ke dokter. Dalam
24 jam pertama, dokter akan memberi obat anti virus untuk mencegah kebutaan.
Secara medis pencegahan zoster dapat dilakukan dengan memberi vaksin varicella kepada mereka yang belum pernah
terserang cacar air. Hasil penelitian di University of California, menunjukkan bahwa olah raga Tai Chi bukan saja
menjaga keseimbangan serta kesegaran tubuh para lansia, tetapi juga meningkatkan kekebalan tubuh, di mana pada
gilirannya mampu pula mencegah terjadinya zoster (Journal of the American Geriatrics Society, Volume 55 Issue 4 pp
511-517, April 2007).
Penulis adalah Alumnus Fakultas Kedokteran Unair, Berdomisili di Austin, Texas, USA
[agnes]
--------------------------
18 Oktober 2008
Cacar Air
Hampir semua kita pernah menderita cacar air. Penyakit yang sangat menular ini, cukup membuat penderitanya
sengsara. Mulai dari demam, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, sampai benjol seperti lepuh di kulit dan mukosa
(misalnya mulut).
Penyakit ini dapat mengenai siapa saja. Tetapi umumnya mengenai penderita usia di bawah 15 tahun. Paling sering
antara umur 5 sampai 9 tahun.
11
Cacar air disebabkan oleh virus varisela zoster. Virus ini pada awalnya masuk ke dalam sistem pernapasan dan
berkembang pada saluran napas bagian atas. Setelah itu, virus akan menuju kelenjar limfe dan memperbanyak diri di
tempat ini. Sekitar 4-6 hari kemudian, virus akan menyebar ke limpa, hati, dan bagian tubuh lainnya.
Selang seminggu, virus akan menyebar lagi ke seluruh tubuh lewat aliran darah, termasuk ke kulit dan menimbulkan
benjolan kulit berisi cairan (vesikel). Virus juga akan masuk kembali ke sistem pernapasan dan melalui sistem ini
menular ke orang lain.
Beberapa hari kemudian, virus akan dibersihkan dari tubuh oleh sistem kekebalan tubuh. Penderita akan sehat kembali.
Setelah itu, dia akan mempunyai kekebalan terhadap virus. Itulah sebabnya kebanyakan orang hanya menderita cacar air
sekali seumur hidup.
Tetapi pada beberapa orang lainnya, virus tidak hilang sama sekali. Virus tetap ada dalam tubuh, yaitu dalam keadaan
"bertapa" (dorman) di dalam serabut saraf dekat sum-sum tulang belakang. Suatu saat, virus yang bertapa ini dapat aktif
kembali, menimbulkan penyakit yang disebut herpes zoster. Penyakit ini ditandai oleh rasa kesemutan, gatal, dan nyeri
yang diikuti oleh timbulnya benjolan merah dan lepuh. Dibandingkan cacar air, herpes zoster lebih sulit diobati.
Gejala cacar air biasanya diawali oleh benjolan kecil berwarna merah dalam jumlah banyak. Kemudian menjadi benjolan
yang berisi cairan bening. Selanjutnya, benjolan akan kempes dan akan terbentuk semacam kerak jaringan (krusta).
Benjolan pada awalnya banyak tumbuh di dada, punggung, atau wajah. Kemudian akan menjalar ke bagian tubuh
lainnya seperti kepala, mulut, hidung, telinga, dan daerah genital.
Gejala lain yang timbul antara lain adalah demam, nyeri tenggorok, nyeri perut, sakit kepala. Gejala ini biasanya muncul
sebelum timbul gejala kulit.
Cacar air sangat menular. Awal penularan terjadi 2 hari sebelum munculnya gejala kulit. Penularan akan berakhir ketika
benjolan kulit sudah mengalami perkerakan.
Di Indonesia, vaksinasi cacar air belum terlalu lazim dilakukan. Vaksinasi biasanya diberikan pada anak umur 12 sampai
15 bulan. Untuk memperkuat kekebalan, vaksinasi hendaknya diulang di usia 4 sampai 6 tahun. Vaksinasi efektif
mencegah 70%-80% kasus ringan, dan 95% kasus sedang berat.
Untuk meringankan gejala yang timbul, beberapa tindakan yang perlu dilakukan adalah:
-------------------
indosiar.com - Cacar air (varisela atau chickenpox) adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus varisela zoster.
Penyakit ini hanya bisa muncul sekali seumur hidup jika kekebalannya terbentuk penuh. Penyakit ini bisa menghinggapi
siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, dewasa maupun kanak-kanak dan tidak mengenal musim. Perlu diwaspadai
jika penyakit ini menyerang ibu yang sedang hamil.
Ibu hamil termasuk dalam kelompok orang dewasa yang rentan terhadap penyakit ini, apabila di masa mudanya belum
pernah mengalaminya. Bagi ibu hamil dengan usia kehamilan 1 hingga 3 bulan, memang bisa terjadi komplikasi
terhadap janin bayi, seperti keguguran, kelahiran mati atau bayi terkena sindrom congenital varicella (infeksi pada janin
kuartal pertama kehamilan) yang cukup berbahaya baik bagi sang janin maupun si ibu. Namun memang prevalensi ibu
hamil penderita cacar air yang mendapat komplikasi ini masih rendah (sekitar 2 dari 100 kasus).
Cacar air (varisela, chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular, yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan
bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.
12
Penyebabnya adalah virus varicella-zoster. Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-
benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit.
Penderita bisa menularkan penyakitnya, mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering.
Untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan).
Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi.
Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes
zoster.
Gejala
Gejalanya mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi. Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala
awalnya berupa sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak badan. Gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada
anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih berat.
24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula). Kemudian bintik tersebut menonjol
(papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini
memakan waktu selama 6-8 jam. selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru.
Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari
keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari.
Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut. Kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata.
Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus.
Anak-anak, biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem
kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal.
Pengobatan
Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan lotion
kalamin, antihistamin atau lainnya yang mengandung mentol atau fenol.
Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti-virus asiklovir.
Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan aspirin. Obat anti-virus boleh diberikan kepada
anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih
berat. Asikloir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu 24 jam setelah munculnya ruam yang
pertama.
Obat anti-virus lainnya adalah vidarabin.
Pencegahan
Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air
dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan
immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang
berusia 12-18 bulan.(berbagai sumber/Ijs)
---------------------------
13
Cacar Air
cacar air kesehatan anak penyakit infeksi virus GraciaSun, 2007-07-22 01:12
Penyakit ini merupakan penyakit kulit yang cepat menular, timbulnya tiba-tiba dan paling sering terjadi pada anak-anak
namun bisa juga mengenai orang dewasa. Penyakit ini timbul pada penderita yang daya tahan tubuhnya turun. Pada
penderita yang memiliki daya tahan tubuh yang sehat, gejala yang ditimbulkan tidak separah dan berlangsung singkat
dibandingkan dengan penderita dengan daya tahan tubuh yang buruk.
Penyakit cacar air atau yang dikenal dengan varisela bisasanya ditandai dengan keluhan tubuh mendadak lemas, tak mau
makan, demam, dan gatal-gatal. Penyebab cacar air adalah virus varicella-zoster. Virus ini ditularkan melalui percikan
ludah penderita, bisa juga melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuhan kulit penderita atau secara tidak langsung
melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh sairan lepuhan penderita.
Masa inkubasi penyakit cacar air berlangsung 17-21 hari. Pada penderita muda, stadium sebelum muncul kelainan kulit
muncul (prodormal) jarang dijumpai. Sedangkan pada anak-anak yang lebih besar dan pada penderita dewasa, kelainan
kulit ini sering didahului stadium prodromal. Pada stadium prodromal banyak orang "terkecoh" dengan penyakit ini.
Gejala tubuh lemas, demam, malas makan, mirip dengan gejala banyak penyakit lain seperti flu atau campak. Baru
setelah muncul erupsi atau kelainan pada kulit, gejala khas penyakit cacar air mulai jelas.
Gejala berikutnya timbul ruam-ruam merah pada awalnya dan kemudian beberapa jam kemudian timbul lepuhan. Bentuk
lepuhan ini khas yaitu seperti tetesan embun (tear drops). Apabila kita diperhatikan, bentuk lepuhan ini rata, tidak ada
lekukan di tengahnya (unumbilicated vesicle). Kalau ada lekukan di tengah lepuhan, biasanya bukan cacar air. Jadi, jika
terlihat ada lepuhan, dan mulainya dari bagian tengah badan ke samping, didahului oleh gejala lemas, demam disertai
napsu makan menurun, maka kita sudah harus memikirkan kemungkinan anak terkena cacar air. Apalagi jika sekitar 2
minggu sebelumnya ada kontak dengan penderita cacar air. Bintik bintik ini dapat mengenai kulit dan mukosa yaitu bisa
mengenai badan, muka dan bagian tubuh yang lain.
Jika lepuhan ini digaruk, maka ia akan pecah dan terbuka. Akibatnya, kulit tidak lagi mempunyai perlindungan dan bisa
kemasukan bakteri. Misalnya, jika mandi dengan air yang tidak bersih maka akan terjadi infeksi sekunder akibat bakteri.
Kalau infeksi seperti ini terjadi, berarti penyakit virus cacar air akan ditambah dengan penyakit bakteri kulit.
Penyembuhannya pun tidak lagi primer dan biasanya akan mengakibatkan terbentuknya jaringan ikat (scar) yang akan
meninggalkan bekas. Hal ini yang mungkin dulu menyebabkan orang tua melarang anaknya yang kena cacar air untuk
mandi.
Penularan cacar air sebetulnya sudah dimulai sebelum timbulnya kelainan kulit yaitu pada masa inkubasi dimana 24 jam
sebelum erupsi sudah menulari. Selama itu, ia akan menulari terus. Jadi, jangan dianggap kalau sudah sembuh tidak
menularkan. Menurut penelitian, sekitar 12 hari setelah sembuh, baru aman. Tapi agar lebih aman, sebaiknya 3 minggu
setelah sembuh jangan melakukan kontak, supaya tidak tertular atau menularkan.
Komplikasi penyakit ini pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada orang dewasa yang dapat
mengenai otak (ensefalitis), paru-paru (pneumonia), ginjal (glomerulonefritis), jantung (karditis), hati (hepatitis), bahkan
kematian jika kondisi daya tahan tubuh penderita sangat buruk. Infeksi yang timbul pada trisemester pertama kehamilan
dapat menimbulkan kelainan bawaan.
Pengobatan
Tidak ada terapi yang spesifik untuk cacar air. Apabila demam dapat diberikan obat penurun panas. Untuk mengurangi
rasa gatal dapat diberikab bedak yang ditambah dengan zat anti gatal (mengandung mentol, kamfora). Bedak ini selain
mengurangi rasa gatal juga mencegah pecahnya lepuhan secara dini. Jika timbul infeksi sekunder dapat diberikan
antibiotika.
Siapapun yang belum terkena penyakit ini, akan terjangkit. Sedangkan siapapun yang sudah terkena penyakit ini
dianggap kebal dan tidak memerlukan vaksin. Lama perlindungan dari vaksin ini belum dapat diketahui dengan pasti,
meskipun demikian vaksinasi ulangan dapat diberikan setelah 4-6 tahun. Program Imunisasi Nasional memberikan
imunisasi secara gratis bagi bayi yang berusia 18 bulan yang belum pernah menderita infeksi cacar air sebelumnya dan
dosis ketinggalan untuk anak remaja di kelas 7 sekolah menengah yang juga belum pernah menderita cacar air dan
divaksinasi sebelumnya.
Dengan perawatan yang teliti dan memperhatikan higiene memberikan hasil yang baik dan jaringan parut yang timbul
sangat sedikit. (Gracia Dewi)
---------------------
14
Pediatrics
Chickenpox
The Chickenpox Vaccine
Since 1995, a chickenpox vaccine has been available for children 12 months of age and older. Adolescents and adults
who have never had chickenpox can also get the vaccine. The vaccine has proven very effective in preventing severe
chickenpox. The CDC Advisory Committee on Immunization Practices, the American Academy of Pediatrics, and the
American Academy of Family Physicians recommend that all children be vaccinated for chickenpox.
Many states now require vaccination prior to entry into preschool or public schools.
What is chickenpox?
Chickenpox is a highly contagious disease, usually associated with childhood. By adulthood, more than 90 percent of
Americans have had chickenpox.
The disease is caused by the varicella-zoster virus (VZV). Transmission occurs from person-to-person by direct contact
or through the air.
Until 1995, chickenpox infection was a common occurrence, and almost everyone had been infected by the time he or
she reached adulthood. However, the introduction of the chickenpox vaccine in 1995 has caused a decline in the
incidence of chickenpox in all ages, particularly in ages one through four years.
fatigue and irritability one to two days before the rash begins itchy rash on the trunk, face, under the armpits, on the
upper arms and legs, and inside the mouth feeling ill decreased appetite
The symptoms of chickenpox may resemble other skin problems. Always consult your child's physician for a diagnosis.
Family members who have never had chickenpox have a 90 percent chance of becoming infected when another family
member in the household is infected.
your child's age, overall health, and medical history extent of the condition your child's tolerance for specific
medications, procedures, or therapies expectations for the course of the condition your opinion or preference
---------------------
What is chickenpox?
Chickenpox is a very contagious viral infection that usually runs its course without any problems in childhood.
Chickenpox is a highly contagious illness that is common in children. It causes an itching skin rash with blisters. The
disease is caused by the varicella-zoster virus and usually runs its course without problems.
The viral infection is transferred from one person to another through direct contact with the broken chickenpox blisters
and through airborne droplets.
The infectious period lasts from about three days before the rash appears until all the blisters have formed scabs.
The incubation period between being infected with chickenpox until the disease breaks out and symptoms appear is 10 to
20 days.
A rash that usually begins on the body and face and later often spreads to the scalp and limbs.
It may also spread to the mucous membranes especially in the mouth and on the genitals.
It begins as small red spots which develop into blisters in a couple of hours.
Adults can feel very ill and take longer to recover. They are also more likely than children to suffer complications.
People with a weak immune system, such as those with acute or chronic leukaemia or HIV.
Patients taking medicine to suppress their immune system, such as long-term oral corticosteroids.
Those in the at-risk group who are exposed to the varicella-zoster virus can be given an injection of varicella-zoster-
immunoglobin to boost their immunity. In some countries, vaccination against chickenpox is available.
The diagnosis is made by observing the symptoms and the typical appearance of the rash.
Remember that an infected person will be contagious until new blisters have stopped appearing and until all the blisters
have scabs. They should stay at home while they are infectious.
Keep the patient in cold surroundings, as heat and sweat may make the itching worse.
In attacks of chickenpox where the itching is so serious that the child's sleep is totally disturbed, antihistamine medicines
with a heavily sedative effect can be used. Antihistamines are medicines for allergic reactions, motion sickness or
insomnia .
In serious cases of chickenpox in people with a weak immune system, aciclovir (eg Zovirax tablets/suspension), which
works specifically against chickenpox, can be used.
Conjunctivitis.
Pneumonia.
In very rare cases, chickenpox can result in complications such as meningitis, encephalitis, inflammation of the heart
(myocarditis) or Reye's syndrome.
Future prospects
Once a person has had chickenpox, they will have immunity to the disease for the rest of their life. However, the virus
may return later in life as shingles.
A person who has active shingles can infect others with chickenpox, but cannot give shingles to someone else.
17