Professional Documents
Culture Documents
Regulation
Kinerja dari FI dapat mempengaruhi ekonomi baik perusahaan, kreditor,
maupun lingkungan eksternal. Oleh karena itu, dibutuhkan regulasi agar
kestabilan ekonomi dapat terjaga. Keenam tipe dari regulasi FI adalah:
1. Safety dan soundness regulation
Untuk memproteksi kreditor dan debitor dari resiko kegagalan dari FI,
dibutuhkan mekanisme yang memastikan safety dan soundness dari
lembaga keuangan, dan juga menjaga kredibilitas terhadap kreditor dan
debitor. Mekanisme tersebut terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu:
a. Mendorong lembaga keuangan untuk melakukan diversifikasi
terhadap asetnya.
b. Minimum level of capital yang dibutuhkan oleh pemilik lembaga
keuangan dalam menjalankan operasinya. Semakin tinggi proporsi
kapital maka semakin besar proteksi terhadap insolvency risk.
c. Jaminan dari dana asuransi baik dari pemerintah maupun
perusahaan security yang dapat menjamin pengembalian dana
terhadap kerugian.
d. Monitoring dan pengawasan yang mencakup on-site
examination dan off-site evaluation.
2. Monetary policy regulation
Regulasi terhadap supply dan demand dari uang yang beredar sangat
dibutuhkan oleh FI karena adanya peran FI sebagai transmission of
monetary policy
3. Credit allocation regulation
Merupakan regulasi yang mengatur FI untuk memberikan batasan
minimum dan maksimum terhadap debitor. Dengan batasan ini maka FI
dapat mengurangi resiko kerugian yang dialami oleh debitor.
4. Consumer Protection regulation
Regulasi yang dapat melindungi hal-hal yang menyulitkan bagi konsumen
dalam peminjaman kredit, seperti diskriminasi maupun nepotisme.
5. Investor Protection regulation
Regulasi yang melindungi investor dari hal-hal maupun informasi yang
disembunyikan. Investor diberikan hak penuh atas access informasi
investasinya.
6. Entry regulation
Merupakan regulasi yang mengatur entry dan aktivitas dari FI. Industri ini
terproteksi dari pendatang baru dengan adanya direct cost dan indirect
cost yang tinggi.
1. Commercial Banks
Commercial banks memiliki penawaran produk yang lebih bervariasi,
institusi ini lebih berfokus pada pegadaian aset perumahan tetapi juga
memiliki proporsi pada pinjaman komersil, obligasi korporat, dan saham
korporat.
Liabilities commercial banks terdiri dari sumber dana deposit dan
nondeposit sementara asetnya terdiri dari pinjaman konsumen, komersil,
dan real estate, dll. Jumlah Commercial Bank di AS mengalami fluktuasi
seiring dengan berubahnya regulasi, perkembangan teknologi dan
persaingan yang semakin ketat Hal tersebut berakibat pada adanya merger
dan akuisisi yang dilakukan oleh institusi ini sesuai dengan regulasi yang
diterapkan. Regulasi memperbolehkan adanya merger dengan bank lain di
luar negeri sehingga mempermudah pembukaan cabang di luar negeri dan
membolehkan commercial bank untuk merger dengan investment bank
serta perusahaan asuransi.
Adanya merger dan akuisisi ini berdampak pada besar aset, jenis, dan
ukuran dari banknya, seperti misalnya konsolidasi dari kumpulan bank kecil
(community banks) memperlihatkan kecenderungan nilai aset yang
menurun sehingga fokus operasional hanya pada retail atau consumer
banking. Jenis commercial bank ini memiliki trend yang semakin berkurang
jumlahnya. Lain halnya dengan regional atau superregional banks yang
berfokus pada kegiatan wholesale commercial banking, asset share akibat
adanya merger pada bank besar ini memperlihatkan kenaikan. Bank
kemudian melakukan akses pada pasar untuk mendapatkan pendanaan
bagi aktivitas investasi dan peminjaman mereka di federal fund market.
Jenis lain dari commercial bank adalah money center banks dimana bank
sangat bergantung pada dana nondeposito atau pinjaman dan merupakan
pemain utama pada pasar mata uang asing.
Bank besar cenderung melakukan peminjaman ke national market dan
meminjamkan ke perusahaan besar, sehingga perbedaan suku bunga
deposito dan peminjaman (spread) lebih sedikit daripada bank regional kecil
yang melakukan lokalisasi pasar. Namun akibat persaingan yang semakin
ketat, bank-bank besar kemudian berfokus kepada aktivitas off-balance-
sheet untuk meningkatkan pemasukannya. Hal ini berdampak pada ROA
dan ROE bank besar yang lebih daripada bank regional kecil. Bank-bank
besar memiliki variasi pelayanan, bergantung kepada informasi keuangan
faktual, model komputer, dan pengambilan keputusan tersentralisasi.
Sedangkan bank kecil berfokus kepada hubungan perbankan dan keputusan
yang berdasarkan personal knowledge dari customer.
Assets dan Liabilities
Peminjaman merupakan aset utama balance sheet pada tahun 1965-
1990 pada commercial bank, namun sejak akhir tahun 1990 aset ini
mengalami penurunan yang diikuti kenaikan pada jumlah aset pegadaian
dan sekuritas. Tren ini mencerminkan pengaruh jangka panjang yang
disebabkan adanya pertumbuhan pada commercial paper market serta
jaminan atas penggadaian dan pengaruh sementara yang disebabkan credit
crunch serta penurunan permintaan pinjaman akibat kelesuan ekonomi dan
resesi. Struktur aset pada commercial banks memperlihatkan bahwa
institusi ini memiliki tingkat leverage yang tinggi namun memegang sedikit
ekuitas dibandindingkan dengan total asetnya sehingga tingkat
solvenitasnya rendah.
Commercial banks memiliki dua sumber dana utama, yaitu pinjaman atau
liabilities lainnya dan deposito. Transaction accounts adalah jumlah
permintaan non-deposit berbunga atau rekening cek berbunga yang biasa
disebut now account. Transaction accounts yang mendominasi adalah now
account, retail atau household saving, deposito berjangka lama dan time
deposit. Namun retail saving dan time deposit mengalami penurunan akibat
adanya persaingan dengan money market mutual fund, yaitu reksadana
khusus yang menawarkan klaim seperti deposito berbunga untuk penabung.
Struktur liability bank menandakan struktur kewajiban jangka pendek jika
dibandingkan dengan struktur portofolio asetnya dengan waktu relatif lebih
panjang. Ketidaksamaan maturity ini atau resiko suku bunga dan resiko
likuiditas menjadikannya hal penting yang harus diperhatikan oleh manager
bank. Pada bagian ekuitas, terdapat regulasi yang mengharuskan bank
memiliki level ekuitas tertentu sebagai buffer, dan dengan adanya biaya
yang relatif rendah pada deposit funding maka institusi jenis ini umumnya
mempertahankan level ekuitasnya serendah mungkin sesuai dengan jumlah
yang ditetapkan oleh regulasi.
Aktivitas Off-Balance-Sheet (OBS) terdiri dari menerbitkan berbagai
jenis jaminan, letter of credit, kontrak derivatif, dan saat menerbitkan
securities. Aset OBS adalah item yang bergerak ke sisi aset di neraca
ketika income terealisasi pada income statement sementara Liability OBS
adalah item yang bergerak ke sisi liability di neraca ketika expenses
terealisasi pada income statement. Adanya aktivitas OBS diharapkan akan
mendapatkan additional fee income untuk menutupi penurunan pada
margin atau spread pada bisnis tradisional. Aktivitas OBS ini memiliki atribut
untuk mengurangi sekaligus meningkatkan resiko. Jika digunakan sesuai
kebutuhan dapat mengurangi atau menjaga tingkat bunga FI, kredit, dan
risiko nilai tukar asing. Aktivitas OBS ini memperlihatkan trend yang
meningkat, yaitu pada produk derivatif, hal ini didorong oleh meningkatnya
resiko tingkat suku bunga, resiko kredit, dan resiko forex yang dihadapi oleh
commercial banks.
Selain aktivitas OBS, bank komersil juga melakukan trust services dan
correspondent banking untuk menghasikan fee. Trust services hanya
mampu dilakukan oleh bank besar karena ketersediaan sumber daya
manusia yang cukup besar juga. Aktivitas ini meliputi estate asset dan aset
yang didelegasikan kepada bank oleh investor seperti misalnya dana
pensiun. Correspondent banking adalah penyediaan layanan perbankan
untuk bank lain yang tidak memiliki sumber daya manusia untuk melakukan
layanan sendiri. Pelayanan ini terdiri dari check clearing and collection,
foreign exchange trading, hedging services, dan penerbitan sekuritas.
Regulation
Regulator Commercial banks di US terdiri dari empat regulator terpisah,
yaitu Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), the Office of the
Controller of the Currency (OCC), the Federal Reserve System (FRS), dan
state bank regulator. FDIC berperan dalam memberikan jaminan pada
pemegang deposit, namun untuk menjamin deposit tersebut maka FDIC
mengatur jaminan deposit dan melakukan pengujian kelayakan kepada
bank. Jika bank yang dijamin akhirnya terlikuidasi maka FDIC akan bertindak
sebagai receiver dan liquidator. OCC merupakan agensi regulator bank
yang tertua di US dan merupakan subagency dari U.S. Treasury. Fungsi
utamanya adalah menguji bank nasional dan memiliki kekuasaan untuk
mengesahkan aplikasi merger. Federal Reserve System (FRS) memiliki hak
untuk mengeluarkan kebijakan moneter dan mengatur beberapa bank.
Keuntungan bergabung dengan FRS adalah adanya akses langsung kepada
jaringan federal funds untuk peminjaman antar bank dan pinjaman dana
cadangan. Beberapa regulasi yang pernah diterapkan di US adalah :
Mcfadden Act (1927), The banking Acts (1933), Bank Holding Company Act
(1956), DIDMCA tahun 1980 dan DIA tahun 1982, The Competitive Equality
in Banking Act (CEBA) tahun 1987, hingga Financial Services Modernization
Act (1999) yang membolehkan perusahaan induk jasa keuangan untuk
terlibat pada aktivitas perbankan dan sekuritas.
2. Saving Institutions
Saving Instutions (SI) dibentuk sebagai respon atas commercial bank
yang lebih berfokus pada pelayanan kebutuhan bisnis daripada peminjaman
individual. SI terdiri dari dua kelompok Financial Industry, yaitu Saving
Associations (SAs) yang berkonsentrasi pada residential mortgage dan
Saving Banks (SBs) yang berkonsentrasi pada residential mortgage,
pinjaman komersil, obligasi, dan saham.
Pada tahun 1979 sampai 1982, sempat terjadi penigkatan tingkat suku
bunga T-bills hingga 16% dan peningkatan biaya pendanaan yang
menyebabkan saving association menghadapi net interest margin yang
negatif dan mengharuskan saving association bersaing pada tingkat suku
bunga untuk mencegah terjadinya disintermediation (pengambilan modal
yang disimpan untuk diinvestasikan pada bentuk lainnya). Pada tahun 1988
sampai 1989 saving institution mengalami penurunan jumlah charter baru
karena rendahnya tingkat solvabilitas serta persaingan untuk mortgages
dari financial institutions lainnya.
3. Credit Unions
Credit Unions (CUs) adalah lembaga nonprofit simpan pinjam yang
dimiliki oleh para anggotanya, bertujuan melayani kebutuhan anggotanya.
Credit unions berfokus pada pinjaman yang didanai oleh anggotanya.
CUs hampir tidak terpengaruh oleh adanya krisis dibandingkan institusi
lainnya. Bagian aset pada CUs cenderung memiliki persentase yang besar
pada piutang dan sekuritas pemerintah dan residential mortgage dalam
jumlah kecil. Berbeda dengan commercial banks dan saving institution, CUs
cenderung memegang level ekuitas lebih tinggi. Untuk menarik customer,
CUs mengembangkan pelayanannya agar dapat bersaing dengan
commercial banks dan saving institution.
Regulasi yang mengatur credit union adalah National Credit Union
Administration (NCUA) regulation. National Credit Union Share (NCUISF)
memberikan jaminan asuransi deposito hingga $100,000 untuk menjamin
CUs. Pertumbuhan ROA bukan merupakan tujuan utama CUs, sepanjang
modal atau ekuitas cukup untuk melindungi CU dari kerugian portofolionya.
Property-Casualty Insurance
Terdapat lima jenis asuransi ini, yaitu : (1). Fire insurance and allied lines,
dimana asuransi ini merupakan jaminan terhadap kerusakan yang
disebabkan oleh api. (2). Homeowners multiple-peril (MP) insurance, dimana
asuransi ini merupakan jaminan terhadap terjadinya kerusakan serius pada
personal property. (3). Commercial multiple-peril insurance, dimana asuransi
ini merupakan jaminan terhadap terjadinya kerusakan serius pada
commercial firms. (4). Automobile liability and physical damage insurance,
dimana asuransi ini merupakan jaminan terhadap terjadinya kerusakan serius
pada barang automobile. (5). Liability insurance, dimana asuransi ini
merupakan jaminan terhadap terjadinya kerusakan serius pada barang non-
automobile.
• Long tail versus short tail. Long tail dapat menyebabkan estimasi terhadap
biaya menjadi lebih sulit dilakukan sementara harus cepat dilakukan. Hal
ini disebabkan adanya penundaan terhadap pengisian form klaim oleh
pemegang polis.
• Product inflation versus social inflation. Tingkat inflasi yang terjadi juga
mempengaruhi loss rate akibat adanya perubahan terhadap estimasi biaya
yang telah diprediksi. Sehingga mengukur dan mengelola kredit serta
tingkat suku bunga merupakan hal penting untuk mengelola bisnis jenis
ini.
Trend dalam industri ini sangat tergantung pada stock market. Penurunan
pada stock market akan berakibat pada pernurunan dalam volume
perdagangan sehingga menurunkan komisi dari para broker. Selain itu,
variabel yang mempengaruhi profitabilitas dari institusi ini adalah ekuitas
baru yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberi korelasi positif
terhadap profitabilitas.