You are on page 1of 16

Chapter 1. Why Are Financial Intermediaries Special?

Peranan dan fungsi dari lembaga keuangan mengalami perubahan seiring


berjalannya waktu. Hal ini disebabkan oleh perubahan regulasi, teknologi,
dan inovasi keuangan yang berdampak pada lingkungan kompetisinya baik
dari segi profit dan resiko. Umumnya lembaga-lembaga keuangan yang ada
memiliki persamaan terhadap resiko yang dihadapai, yaitu: adanya aset yang
berpotensial menjadi resiko default atau kredit serta adanya ketidaksamaan
waktu maturity antara aset dengan liability
Tanpa adanya lembaga keuangan, aliran dana dari kreditor ke debitor
akan menjadi lebih sulit terjadi. Hal ini terjadi karena adanya monitoring cost,
liquidity cost, dan price risk, dan untuk meminimalkan cost tersebut maka
dibutuhkan lembaga keuangan sebagai mediasi atau penghubung antara
kreditor dan debitor. Fungsi lembaga keuangan (Financial Intermediaries)
tersebut adalah:
• Fungsi sebagai broker
Sebagai pure broker, FI berperan sebagai agen yang menyediakan
informasi dan servis transaksi bagi investor. Sebagai discount broker, FI
memberikan jaminan efisiensi terhadap cost of trading. Sedangkan
sebagai independent insurance brokers, FI berfungsi melakukan
identifikasi terhadap kebijakan asuransi yang terbaik bagi kliennya.
Secara umum, FI sebagai broker memiliki fungsi untuk menurunkan biaya
transaksi dan sebagai penyedia informasi.
• Fungsi sebagai asset transformasi
FI sebagai asset transformer akan melakukan pembelian financial claims
(primary securities) yang dikeluarkan oleh korporasi dan kemudian FI
akan mengeluarkan financial klaims (secondary securities) yang lebih
atraktif kepada publik. Perbedaan antara perusahaan komersil dengan FI
dapat dilihat dari balance sheet. Pada perusahaan komersil, primary
securities merupakan bagian equity sedangkan pada FI karena primary
securities dibeli dari perusahaan komersil maka menjadi aset bagi FI.
Kemampuan FI untuk mengeluarkan financial claims yang lebih atraktif
daripada perusahaan komersil disebabkan oleh:
1. Information Cost.
Dalam perusahaan komersial, agency cost akan sering timbul karena
adanya perbedaan kepentingan baik dari pemilik perusahaan dengan
manajemen perusahaan. FI dapat mengurangi agency cost tersebut
karena lembaga keuangan dapat bertindak sebagai wakil dalam
memonitor perusahaan, dan sebagai information producer.
2. Liquidity dan price risk.
Harga saham maupun obligasi sangat dipengaruhi oleh market namun FI
dapat meminimalkan liquidity dan price risk dengan melakukan
diversifikasi, yaitu investasi ke beberapa perusahaan. Dengan
berkurangnya resiko yang diterima lembaga keuangan, memberikan
kepercayaan kepada kreditor dalam deposit.
3. Transaction cost.
FI dapat mengurangi transaction cost dengan mengumpulkan baik para
pembeli maupun penjual sehingga transaksi dapat dilakukan sekali saja
dalam jumlah yang besar
4. Maturity Intermediation
Diversifikasi yang dilakukan oleh FI dapat mengurangi resiko
mismatching maturity antara aset dengan liability sehingga lembaga
keuangan menjadi mediasi dalam mengurangi resiko mismatching
maturity.

Keistimewaan lain dari FI adalah:


• Transmission of monetary policy
Bank dan depository institution memiliki aset yang sangat likuid, hal ini
menjadikannya sebagai media yang paling umum untuk melakukan
pertukaran dalam ekonomi dan menjadi komponen dalam pengontrolan
inflasi maupun peningkatan pertumbuhan negara.
• Credit allocation
FI merupakan sumber pendanaan dari sektor tertentu sehingga memiliki
kemampuan dalam mengalangkan dana yang besar.
• Intergenerational Wealth Transfers
Adanya asuransi jiwa atau dana pensiun menjadikan FI mampu
mentransfer dana antar generasi.
• Payment service
FI dapat menciptakan sistem transaksi yang baik dan mudah bagi
pelanggannya.
• Denomination intermediation
Dengan adanya FI, cost yang disebabkan oleh transaksi dapat berkurang
karena dalam pembelian portfolio ada nilai nominal yang harus dibayar
dan nilai nominal tersebut dapat diperkecil karena kemampuan dari
lembaga keuangan untuk mengumpulkan para pembeli menjadi satu.

Regulation
Kinerja dari FI dapat mempengaruhi ekonomi baik perusahaan, kreditor,
maupun lingkungan eksternal. Oleh karena itu, dibutuhkan regulasi agar
kestabilan ekonomi dapat terjaga. Keenam tipe dari regulasi FI adalah:
1. Safety dan soundness regulation
Untuk memproteksi kreditor dan debitor dari resiko kegagalan dari FI,
dibutuhkan mekanisme yang memastikan safety dan soundness dari
lembaga keuangan, dan juga menjaga kredibilitas terhadap kreditor dan
debitor. Mekanisme tersebut terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu:
a. Mendorong lembaga keuangan untuk melakukan diversifikasi
terhadap asetnya.
b. Minimum level of capital yang dibutuhkan oleh pemilik lembaga
keuangan dalam menjalankan operasinya. Semakin tinggi proporsi
kapital maka semakin besar proteksi terhadap insolvency risk.
c. Jaminan dari dana asuransi baik dari pemerintah maupun
perusahaan security yang dapat menjamin pengembalian dana
terhadap kerugian.
d. Monitoring dan pengawasan yang mencakup on-site
examination dan off-site evaluation.
2. Monetary policy regulation
Regulasi terhadap supply dan demand dari uang yang beredar sangat
dibutuhkan oleh FI karena adanya peran FI sebagai transmission of
monetary policy
3. Credit allocation regulation
Merupakan regulasi yang mengatur FI untuk memberikan batasan
minimum dan maksimum terhadap debitor. Dengan batasan ini maka FI
dapat mengurangi resiko kerugian yang dialami oleh debitor.
4. Consumer Protection regulation
Regulasi yang dapat melindungi hal-hal yang menyulitkan bagi konsumen
dalam peminjaman kredit, seperti diskriminasi maupun nepotisme.
5. Investor Protection regulation
Regulasi yang melindungi investor dari hal-hal maupun informasi yang
disembunyikan. Investor diberikan hak penuh atas access informasi
investasinya.
6. Entry regulation
Merupakan regulasi yang mengatur entry dan aktivitas dari FI. Industri ini
terproteksi dari pendatang baru dengan adanya direct cost dan indirect
cost yang tinggi.

Perubahan secara global baik regulasi, inovasi, maupun teknologi dapat


mengubah aktivitas operasional dari FI, seperti misalnya adanya regulasi
yang membuat fleksibilitas dari FI berkurang, maka hal ini akan menjadikan
competitive ability industri berkurang dan mengurangi profit. Kejadian seperti
ini menggambarkan dibutuhkannya aktivitas yang fleksibel.
• Trends in US
Pada tahun 1860 - 2007 terjadi penurunan aset pada depository
institution dan juga perusahaan asuransi. Hal ini berbeda dengan
perusahaan investasi, dimana perusahaan investasi mengalami
peningkatan aset dari tahun ke tahun. Perusahaan investasi berbeda
dengan bank dan perusahaan asuransi, yaitu adanya kemudahan direct
securities market. Penurunan aset perusahaan deposit dan perusahaan
asuransi menyebabkan penurunan kepercayaan publik terhadap FI,
sehingga banyak investor lebih berfokus pada direct securities market
menjadikan para analis memiliki peranan yang besar untuk menaikan dan
menurunkan harga.
• Future trends
Banyaknya investor yang berfokus pada direct investment di primary
security memperlihatkan trend masyarakat yang lebih melihat dari segi
risk and return. Masyarakat akan menjadi lebih berani menerima resiko
yang akan diterima dibandingkan menghindari resiko. Oleh karena itu
kedepannya masyarakat akan langsung melakukan transaksi sendiri pada
primary security. Untuk mengurangi biaya transaksi tersebut, maka
timbulah e-trading.
• Global issues
Adanya globalisasi menjadikan FI yang ada di domestik tertentu akan
berkompetisi dengan FI yang berada luar negeri. Oleh karena itu
persaingan akan menjadi lebih ketat dan sulit.

Chapter 2. The Financial Services Industry: Depository Institutions

Tiga kelompok besar Financial Institution (FI) atau depository institutions


(DIs) adalah: commercial banks, saving institutions, dan credit unions.
Institusi ini menawarkan produk yang tergolong sebagai aset dan kewajiban
pada perusahaan. Pencatatan pada bagian aset disebabkan karena institusi
ini menawarkan pinjaman (piutang) dan aset lainnya kepada customer,
sementara pada pencatatan liability disebabkan karena institusi menawarkan
produk deposit dan liability lainnya.

1. Commercial Banks
Commercial banks memiliki penawaran produk yang lebih bervariasi,
institusi ini lebih berfokus pada pegadaian aset perumahan tetapi juga
memiliki proporsi pada pinjaman komersil, obligasi korporat, dan saham
korporat.
Liabilities commercial banks terdiri dari sumber dana deposit dan
nondeposit sementara asetnya terdiri dari pinjaman konsumen, komersil,
dan real estate, dll. Jumlah Commercial Bank di AS mengalami fluktuasi
seiring dengan berubahnya regulasi, perkembangan teknologi dan
persaingan yang semakin ketat Hal tersebut berakibat pada adanya merger
dan akuisisi yang dilakukan oleh institusi ini sesuai dengan regulasi yang
diterapkan. Regulasi memperbolehkan adanya merger dengan bank lain di
luar negeri sehingga mempermudah pembukaan cabang di luar negeri dan
membolehkan commercial bank untuk merger dengan investment bank
serta perusahaan asuransi.
Adanya merger dan akuisisi ini berdampak pada besar aset, jenis, dan
ukuran dari banknya, seperti misalnya konsolidasi dari kumpulan bank kecil
(community banks) memperlihatkan kecenderungan nilai aset yang
menurun sehingga fokus operasional hanya pada retail atau consumer
banking. Jenis commercial bank ini memiliki trend yang semakin berkurang
jumlahnya. Lain halnya dengan regional atau superregional banks yang
berfokus pada kegiatan wholesale commercial banking, asset share akibat
adanya merger pada bank besar ini memperlihatkan kenaikan. Bank
kemudian melakukan akses pada pasar untuk mendapatkan pendanaan
bagi aktivitas investasi dan peminjaman mereka di federal fund market.
Jenis lain dari commercial bank adalah money center banks dimana bank
sangat bergantung pada dana nondeposito atau pinjaman dan merupakan
pemain utama pada pasar mata uang asing.
Bank besar cenderung melakukan peminjaman ke national market dan
meminjamkan ke perusahaan besar, sehingga perbedaan suku bunga
deposito dan peminjaman (spread) lebih sedikit daripada bank regional kecil
yang melakukan lokalisasi pasar. Namun akibat persaingan yang semakin
ketat, bank-bank besar kemudian berfokus kepada aktivitas off-balance-
sheet untuk meningkatkan pemasukannya. Hal ini berdampak pada ROA
dan ROE bank besar yang lebih daripada bank regional kecil. Bank-bank
besar memiliki variasi pelayanan, bergantung kepada informasi keuangan
faktual, model komputer, dan pengambilan keputusan tersentralisasi.
Sedangkan bank kecil berfokus kepada hubungan perbankan dan keputusan
yang berdasarkan personal knowledge dari customer.
Assets dan Liabilities
Peminjaman merupakan aset utama balance sheet pada tahun 1965-
1990 pada commercial bank, namun sejak akhir tahun 1990 aset ini
mengalami penurunan yang diikuti kenaikan pada jumlah aset pegadaian
dan sekuritas. Tren ini mencerminkan pengaruh jangka panjang yang
disebabkan adanya pertumbuhan pada commercial paper market serta
jaminan atas penggadaian dan pengaruh sementara yang disebabkan credit
crunch serta penurunan permintaan pinjaman akibat kelesuan ekonomi dan
resesi. Struktur aset pada commercial banks memperlihatkan bahwa
institusi ini memiliki tingkat leverage yang tinggi namun memegang sedikit
ekuitas dibandindingkan dengan total asetnya sehingga tingkat
solvenitasnya rendah.
Commercial banks memiliki dua sumber dana utama, yaitu pinjaman atau
liabilities lainnya dan deposito. Transaction accounts adalah jumlah
permintaan non-deposit berbunga atau rekening cek berbunga yang biasa
disebut now account. Transaction accounts yang mendominasi adalah now
account, retail atau household saving, deposito berjangka lama dan time
deposit. Namun retail saving dan time deposit mengalami penurunan akibat
adanya persaingan dengan money market mutual fund, yaitu reksadana
khusus yang menawarkan klaim seperti deposito berbunga untuk penabung.
Struktur liability bank menandakan struktur kewajiban jangka pendek jika
dibandingkan dengan struktur portofolio asetnya dengan waktu relatif lebih
panjang. Ketidaksamaan maturity ini atau resiko suku bunga dan resiko
likuiditas menjadikannya hal penting yang harus diperhatikan oleh manager
bank. Pada bagian ekuitas, terdapat regulasi yang mengharuskan bank
memiliki level ekuitas tertentu sebagai buffer, dan dengan adanya biaya
yang relatif rendah pada deposit funding maka institusi jenis ini umumnya
mempertahankan level ekuitasnya serendah mungkin sesuai dengan jumlah
yang ditetapkan oleh regulasi.
Aktivitas Off-Balance-Sheet (OBS) terdiri dari menerbitkan berbagai
jenis jaminan, letter of credit, kontrak derivatif, dan saat menerbitkan
securities. Aset OBS adalah item yang bergerak ke sisi aset di neraca
ketika income terealisasi pada income statement sementara Liability OBS
adalah item yang bergerak ke sisi liability di neraca ketika expenses
terealisasi pada income statement. Adanya aktivitas OBS diharapkan akan
mendapatkan additional fee income untuk menutupi penurunan pada
margin atau spread pada bisnis tradisional. Aktivitas OBS ini memiliki atribut
untuk mengurangi sekaligus meningkatkan resiko. Jika digunakan sesuai
kebutuhan dapat mengurangi atau menjaga tingkat bunga FI, kredit, dan
risiko nilai tukar asing. Aktivitas OBS ini memperlihatkan trend yang
meningkat, yaitu pada produk derivatif, hal ini didorong oleh meningkatnya
resiko tingkat suku bunga, resiko kredit, dan resiko forex yang dihadapi oleh
commercial banks.
Selain aktivitas OBS, bank komersil juga melakukan trust services dan
correspondent banking untuk menghasikan fee. Trust services hanya
mampu dilakukan oleh bank besar karena ketersediaan sumber daya
manusia yang cukup besar juga. Aktivitas ini meliputi estate asset dan aset
yang didelegasikan kepada bank oleh investor seperti misalnya dana
pensiun. Correspondent banking adalah penyediaan layanan perbankan
untuk bank lain yang tidak memiliki sumber daya manusia untuk melakukan
layanan sendiri. Pelayanan ini terdiri dari check clearing and collection,
foreign exchange trading, hedging services, dan penerbitan sekuritas.
Regulation
Regulator Commercial banks di US terdiri dari empat regulator terpisah,
yaitu Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), the Office of the
Controller of the Currency (OCC), the Federal Reserve System (FRS), dan
state bank regulator. FDIC berperan dalam memberikan jaminan pada
pemegang deposit, namun untuk menjamin deposit tersebut maka FDIC
mengatur jaminan deposit dan melakukan pengujian kelayakan kepada
bank. Jika bank yang dijamin akhirnya terlikuidasi maka FDIC akan bertindak
sebagai receiver dan liquidator. OCC merupakan agensi regulator bank
yang tertua di US dan merupakan subagency dari U.S. Treasury. Fungsi
utamanya adalah menguji bank nasional dan memiliki kekuasaan untuk
mengesahkan aplikasi merger. Federal Reserve System (FRS) memiliki hak
untuk mengeluarkan kebijakan moneter dan mengatur beberapa bank.
Keuntungan bergabung dengan FRS adalah adanya akses langsung kepada
jaringan federal funds untuk peminjaman antar bank dan pinjaman dana
cadangan. Beberapa regulasi yang pernah diterapkan di US adalah :
Mcfadden Act (1927), The banking Acts (1933), Bank Holding Company Act
(1956), DIDMCA tahun 1980 dan DIA tahun 1982, The Competitive Equality
in Banking Act (CEBA) tahun 1987, hingga Financial Services Modernization
Act (1999) yang membolehkan perusahaan induk jasa keuangan untuk
terlibat pada aktivitas perbankan dan sekuritas.

2. Saving Institutions
Saving Instutions (SI) dibentuk sebagai respon atas commercial bank
yang lebih berfokus pada pelayanan kebutuhan bisnis daripada peminjaman
individual. SI terdiri dari dua kelompok Financial Industry, yaitu Saving
Associations (SAs) yang berkonsentrasi pada residential mortgage dan
Saving Banks (SBs) yang berkonsentrasi pada residential mortgage,
pinjaman komersil, obligasi, dan saham.
Pada tahun 1979 sampai 1982, sempat terjadi penigkatan tingkat suku
bunga T-bills hingga 16% dan peningkatan biaya pendanaan yang
menyebabkan saving association menghadapi net interest margin yang
negatif dan mengharuskan saving association bersaing pada tingkat suku
bunga untuk mencegah terjadinya disintermediation (pengambilan modal
yang disimpan untuk diinvestasikan pada bentuk lainnya). Pada tahun 1988
sampai 1989 saving institution mengalami penurunan jumlah charter baru
karena rendahnya tingkat solvabilitas serta persaingan untuk mortgages
dari financial institutions lainnya.

Assets, Liabilities, dan Regulation


Bagian aset pada balance sheet memperlihatkan bahwa jenis institusi ini
memiliki persentase yang besar pada mortgages dan mortgage-backed
securities dan untuk memenuhi regulasi maka SI juga memiliki cash dan
investment securities untuk resiko likuiditas. Pada bagian liabilities,
pendanaan memiliki persentase yang besar pada saving deposits dan
pinjaman dari Federal Home Loan Banks
Regulator dari saving institutions adalah: The Office of Thrift Supervision
(OTS) yang bertugas untuk menguji semua lembaga peminjaman federal
dan FDIC yang bertugas untuk mengawasi dan mengelola Saving
Association Insurance Fund (SAIF).

3. Credit Unions
Credit Unions (CUs) adalah lembaga nonprofit simpan pinjam yang
dimiliki oleh para anggotanya, bertujuan melayani kebutuhan anggotanya.
Credit unions berfokus pada pinjaman yang didanai oleh anggotanya.
CUs hampir tidak terpengaruh oleh adanya krisis dibandingkan institusi
lainnya. Bagian aset pada CUs cenderung memiliki persentase yang besar
pada piutang dan sekuritas pemerintah dan residential mortgage dalam
jumlah kecil. Berbeda dengan commercial banks dan saving institution, CUs
cenderung memegang level ekuitas lebih tinggi. Untuk menarik customer,
CUs mengembangkan pelayanannya agar dapat bersaing dengan
commercial banks dan saving institution.
Regulasi yang mengatur credit union adalah National Credit Union
Administration (NCUA) regulation. National Credit Union Share (NCUISF)
memberikan jaminan asuransi deposito hingga $100,000 untuk menjamin
CUs. Pertumbuhan ROA bukan merupakan tujuan utama CUs, sepanjang
modal atau ekuitas cukup untuk melindungi CU dari kerugian portofolionya.

Chapter 3. The Financial Services Industry: Insurance Companies


Fungsi utama dari sebuah perusahaan asuransi adalah menjamin
pemegang polis asuransi dari kejadian yang tidak diinginkan. Hal ini
merupakan kewajiban dari perusahaan asuransi dan dengan penerimaan
pembayaran premium dari pemegang polis asuransi, maka perusahaan
asuransi dapat melakukan investasi dalam bentuk obligasi dan saham.
Perusahaan jenis ini terbagi menjadi dua kelompok, yaitu asuransi jiwa dan
asuransi properti. Asuransi jiwa menjamin pihak pengangsur terhadap
kemungkinan kematian, sakit, dan pensiun sedangkan asuransi properti
menjamin properti yang dimiliki pengangsur terhadap kemungkinan adanya
kecelakaan.

Life Insurance Companies


Perusahaan asuransi mengalami peningkatan jumlah dari tahun ke tahun
di US, namun dalam usahanya untuk berkompetisi terhadap jenis industri
finansial lainnya banyak yang melakukan merger sehingga dapat
mempermudah akses ke pasar modal dan memperbesar peluang untuk
melakukan ekspansi. Asuransi jiwa umumnya merupakan core activity area
dalam industri ini, namun dalam perkembangannya terdapat penawaran lain
seperti pengelolalan rencana pensiun, kontrak tahunan, dll. Masalah utama
yang dihadapi perusahaan ini adalah adverse selection, dimana biasanya
calon customer yang memohon polis asuransi adalah yang sebenar-benarnya
memiliki kebutuhan terhadap polis tersebut, seperti misalnya orang yang
menderita penyakit kronis. Hal ini kemudian berakibat pada penentuan
kebijakan asuransi dalam membayar kewajibannya terhadap pemegang polis
dan besarnya premium yang harus dibayar oleh pemegang polis.
Terdapat empat tipe asuransi jiwa berdasarkan jenis penawarannya,
yaitu: (1). Ordinary life, merupakan penawaran pada basis individual dimana
pemegang polis wajib melakukan pembayaran premium secara periodik.
Terdapat lima macam tipe kontraktual, tiga kontraktual awal merupakan form
yang umum yaitu: term life, whole life, dan endowment life, sementara dua
lainnya merupakan pembaharuan kontrak, yaitu: variable life dan universal
life and variable universal life. (2). Group Life, merupakan penawaran pada
basis banyak orang dalam satu polis asuransi seperti misalnya pada pegawai
perusahaan. (3). Industrial Life, merupakan penawaran pada basis industri
dimana pembayaran biasanya dilakukan perminggu. (4). Credit Life,
merupakan penawaran berbasis kredit dimana asuransi menjamin pemberi
pinjaman (debitor) terhadap peluang terjadinya kematian dari sang peminjam
(kreditor).
Tiga aktivitas lain dari perusahaan asuransi adalah: annuities yang
mencakup beberapa metode dalam melikuidkan fund, private pension funds
yang berbasis Guaranteed Investment Contracts (GIC), dan accident and
health insurance.

Assets, Liabilities, dan Regulation


Kewajiban perusahaan asuransi memiliki ciri khas dari segi waktu, yaitu
jangka panjang. Hal ini menyebabkan perusahaan asuransi melakukan
investasi yang bersifat jangka panjang juga seperti obligasi, saham, dan
government securities. Selain itu, peruhasaan asuransi juga memberi
pinjaman kepada pemegang polis yang dikenal dengan nama policy loan,
dimana polis asuransi tersebut menjadi jaminan. Bagian liability dari
perusahaan asuransi didominasi oleh policy reserves yang merupakan
kewajiban perusahaan untuk membayar polis asuransi yang sudah habis
masa kontraknya atau polis asuransi yang oleh pemiliknya ingin dicairkan
sebelum waktunya. Perusahaan asuransi juga memiliki regulasi yang
mengatur jalannya operasional perusahaan. Tidak seperti bank, perusahaan
asuransi tidak memiliki akses terhadap federal guarantee fund namun
sebagai gantinya perusahaan asuransi memiliki insurance guarantee funds
sebagai dana penjamin kompensasi kepada pemegang polis jika terjadi
kegagalan pada perusahaan. Program ini disponsori oleh pihak regulator
namun pada pelaksanaannya tetap dijalankan oleh pihak asuransi tersebut
sehingga sebenarnya industri asuransi tidaklah memiliki guarantee fund yang
permanen.

Property-Casualty Insurance
Terdapat lima jenis asuransi ini, yaitu : (1). Fire insurance and allied lines,
dimana asuransi ini merupakan jaminan terhadap kerusakan yang
disebabkan oleh api. (2). Homeowners multiple-peril (MP) insurance, dimana
asuransi ini merupakan jaminan terhadap terjadinya kerusakan serius pada
personal property. (3). Commercial multiple-peril insurance, dimana asuransi
ini merupakan jaminan terhadap terjadinya kerusakan serius pada
commercial firms. (4). Automobile liability and physical damage insurance,
dimana asuransi ini merupakan jaminan terhadap terjadinya kerusakan serius
pada barang automobile. (5). Liability insurance, dimana asuransi ini
merupakan jaminan terhadap terjadinya kerusakan serius pada barang non-
automobile.

Assets, Liabilities, dan Regulation


Seperti halnya perusahaan asuransi jiwa, perusahaan ini melakukan
investasi pada aset jangka panjang. Namun ketidakpastian payouts yang
lebih besar daripada asuransi jiwa menyebabkan asuransi jenis ini juga
memiliki persentasi besar pada struktur aset yang bersifat likuid. Bagian
liability perusahaan jenis ini didominasi oleh akun loss reserve and loss
adjusment yang disebabkan oleh underwriting PC insurance (pembayaran
premium ternyata tidak cukup untuk membiayai kerusakan). Resiko
underwriting (loss risk) ini dapat terjadi akibat adanya biaya administrasi
yang tak terduga yang menyebabkan loss exposure bertambah besar. Loss
exposure merupakan prediksi terhadap kerugian yang diderita dibandingkan
premium yang dibayar oleh pemegang polis. Loss risk dapat dipengaruhi
oleh:
• Property versus liability. Secara umum kerugian terhadap jaminan
kerusakan benda berwujud (property, automobile) lebih mudah diprediksi
dibandingkan kerugian terhadap jaminan kesehatan seseorang.

• Severity versus frequency. Loss rate umumnya lebih mudah diprediksi


pada kasus low-severity dan high-frequency seperti misalnya kerusakan
akibat kecelakaan dibandingkan high-severity dan low frequency seperti
misalnya kerusakan akibat bencana alam.

• Long tail versus short tail. Long tail dapat menyebabkan estimasi terhadap
biaya menjadi lebih sulit dilakukan sementara harus cepat dilakukan. Hal
ini disebabkan adanya penundaan terhadap pengisian form klaim oleh
pemegang polis.

• Product inflation versus social inflation. Tingkat inflasi yang terjadi juga
mempengaruhi loss rate akibat adanya perubahan terhadap estimasi biaya
yang telah diprediksi. Sehingga mengukur dan mengelola kredit serta
tingkat suku bunga merupakan hal penting untuk mengelola bisnis jenis
ini.

Salah satu cara mengelola risiko tersebut adalah dengan melakukan


reinsurance dimana pihak perusahaan mengasuransikan asuransi
perusahaannya. Perusahaan asuransi melakukan perhitungan terhadap loss
risk akibat underwriting melalui beberapa ratio, yaitu :
• Loss ratio. Rasio ini memperhitungkan kerugian aktual yang muncul
dibandingkan dengan premium aktual yang berada di tangan pihak
asuransi. Jika loss ratio kurang dari 100% maka premium aktual yang
dimiliki cukup untuk menutupi kerugian aktual.

• Expenses ratio. Sumber utama dari expenses risk terhadap PC


insurance adalah loss adjustment expenses (LAE) dan biaya komisi.
Trend expenses ratio berbanding terbalik dengan trend loss ratio,
dimana jika loss ratio memperlihatkan trend yang cenderung
meningkat maka expenses ratio memperlihatkan trend yang
cenderung menurun.

• Combined ratio. Rasio ini memperhitungkan keseluruhan underwriting,


yaitu loss dan expenses. Secara teknikal combined ratio sama dengan
loss ratio ditambah dengan ratio LAE terhadap premium, komisi, dan
biaya lainnya dan ditambah dengan dividen yang dibayarkan kepada
pemegang polis. Jika combined ratio kurang dari 100% maka premium
yang dimiliki perusahaan cukup untuk menutupi biaya loss dan
expenses.

• Operation ratio. Rasio ini merupakan perhitungan secara keseluruhan


terhadap profitabilitas perusahaan, yaitu combined ratio dikurangi
investment yield.

Seperti halnya perusahaan asuransi jiwa, terdapat regulasi yang mengatur


jalannya operasional PC insurance dan tindakan pemeriksaan yang harus
dilakukan. Sebagai tindakan proteksi terhadap pemegang polis terdapat
state guarantee funds. Beban lain yang harus ditanggung PC insurance
adalah rate regulation yang mengatur kebijakan pembayaran premium.
Industri ini mengalami masalah di US akhir-akhir ini yang disebabkan oleh
banyaknya kejadian bencana alam yang melanda negeri itu sehingga
menyebabkan underwriting cycle. Tekanan dari ekonomi global,
ketidakmampuan perusahaan asuransi lokal untuk memenuhi kebutuhan
lokal, dan permintaan domestik terhadap kinerja ekonomi yang lebih baik
menyebabkan pemerintah di seluruh dunia melakukan reformasi terhadap
pasar asuransi. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan improvisasi
terhadap asuransi dan supervisi terhadap asuransi dengan menetapkan
prinsip kerja asuransi secara umum. Implikasi dari tindakan ini dapat dilihat
dari adanya merger dari perusahaan yang berbeda kepemilikan secara
nasionalitas.
Chapter 4. The Financial Services Industry: Securities Firms and
Investment Banks

Aktivitas Investment banking meliputi origination, underwriting, dan


distributing new securities untuk pihak korporat ataupun pemerintah. Selain
itu investment banking juga melibatkan aktivitas advising terhadap merger
dan akuisisi atau restrukturisasi perusahaan. Securities Firms meliputi
pembelian, penjualan dan brokerage dari securities yang sudah ada. Institusi
jenis ini umumnya menekankan pada perdagangan sekuritas dan
underwriting. Perdagangan sekuritas dan underwriting ini tidak
membutuhkan investasi di bagian aset dan pendanaan di bagian liabilities,
hal ini mengakibatkan untuk mengukur besar industri ini hanya dilakukan
dengan ekuitas perusahaan
Perusahaan dalam industri ini terbagi menjadi sejumlah dimensi. Pertama
adalah perusahaan terbesar, yang disebut juga sebagai perusahaan national
full-line yaitu perusahaan yang melayani customer retail dan corporate
customer. Kedua, adalah perusahaan national full-line yang mengkhususkan
lebih dalam pada corporate business dengan customer yang aktif dalam
perdagangan sekuritas. Ketiga, adalah industri yang terdiri dari :
a. Specialized investment bank subsidiaries dari commercial bank holding
company.
b. Specialized discount brokers yang melakukan perdagangan untuk
customer on atau offline tanpa menawarkan saran atau tips investasi.
c. Perusahaan regional sekuritas yang berkonsentrasi pada pelayanan
customer dalam region tertentu.
d.Perusahaan perdagangan sekuritas elektronik
e. Venture capital firms yang mengumpulkan uang dari investor individual
dan FIs lainnya.

Perusahaan sekuritas dan investment bank melakukan operasionalnya


dalam tujuh area aktivitas utama, yaitu:
1. Investing. Aktivitas ini tidak hanya berarti mengelola sekumpulan aset
tetapi juga mengelola dana pensiun.
2. Investment Banking. Aktivitas ini mengacu pada underwriting dan
pendistribusian hutang dan ekuitas yang baru atau secondary. Securities
underwriting dapat dilakukan dengan penawaran publik maupun
penawaran private
3. Market Making. Aktivitas yang termasuk kedalam aktivitas ini adalah
menciptakan secondary market. Aktivitas dalam market making ini terbagi
menjadi dua, yaitu agency transactions dan principal transactions. Agency
transactions merupakan transaksi dua arah seperti misalnya stockbroker,
profit ditentukan oleh bid-ask spread yaitu perbedaan antara harga jual
dan harga beli pada hari yang sama, sementara principal transactions,
market maker mendapatkan profitnya dari pergerakan harga saham baik
yang dipegang dalam short period ataupun long period.
4. Trading. Aktivitas ini berhubungan dengan aktivitas market-making,
dimana trader mengambil posisi net aktif dalam sebuah instrument atau
aset. Ada minimal 4 tipe dari aktivitas trading, yaitu :
a. Position trading, termasuk membeli blok besar dari sekuritas dan
mengharapkan harga naik.
b. Pure arbitrage, membeli aset dalam satu pasar pada satu harga dan
kemudian menjualnya sesegera mungkin pada pasar yang lain pada
harga yang lebih tinggi.
c. Risk arbitrage, termasuk membeli blok dari sekuritas dalam tindakan
antisipasi dari informasi yang beredar, seperti merger atau
pengumuman take over atau pengumuman perubahan suku bunga.
d. Program trading, didefinisikan oleh NYSE sebagai membeli dan menjual
portfolio secara bersama-sama minimal 15 saham yang berbeda
dengan nilai lebih dari $1 million.
5. Cash Management. Aktivitas ini melibatkan penawaran deposit bank
dari investment bank seperti cash management accounts (CMAs) untuk
investor individu. Adanya aktivitas cash management membuat
perbedaan antara commercial banks dan investment bank menjadi tidak
jelas, namun CMA memiliki kelebihan, yaitu accountnya lebih mudah
diperjualbelikan jika dibandingkan dengan commercial banks
6. Merger dan Akusisi. Investment bank terkadang terlibat dalam
menyediakan saran merger dan akusisi terhadap kliennya, seperti
membantu untuk menemukan partner merger, menganalisa value
perusahaan yang akan di merger.
7. Back-Office and Other Service Function. Aktivitas ini meliputi custody,
escrow services, clearance and settlement services, advisory services,
dan research. Porsi dari fee atau komisi yang dialokasikan untuk research
and advisory services dinamakan soft dollar. Penggunaan soft dollar oleh
para advisor menimbulkan conflict of interest antara kebutuhan untuk
mengadakan research dan kepentingan klien dalam pembayaran komisi,
sehingga SEC yang merupakan regulator utama pada jenis FIs ini
menyarankan agar perusahaan melakukan disclose terhadap perjanjian
soft dollar kepada kliennya.

Trend dalam industri ini sangat tergantung pada stock market. Penurunan
pada stock market akan berakibat pada pernurunan dalam volume
perdagangan sehingga menurunkan komisi dari para broker. Selain itu,
variabel yang mempengaruhi profitabilitas dari institusi ini adalah ekuitas
baru yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberi korelasi positif
terhadap profitabilitas.

Assets, Liabilities, Regulation


Aset perusahaan lebih banyak didominasi oleh long positions in securities
and commodities dan piutang. Hal ini memperlihatkan bahwa institusi jenis
ini menghadapi market risk, interest rate risk, foreign exchange risk yang
tinggi. Sementara pada bagian liabilities, pendanaan didominasi oleh
repurchaase agreements. Total ekuitas pada institusi jenis ini lebih rendah
jika dibandikan dengan depository institutions. Satu alasan untuk level
ekuitas yang lebih rendah adalah perusahaan sekuritas lebih banyak memiliki
sekuritas yang bisa cepat dijual (likuid) dibandingkan dengan pinjaman yang
relatif tidak likuid pada depository institutions. Perusahaan sekuritas
dibutuhkan untuk menjaga sebuah net worth untuk rasio aset lebih dari 2%.
Regulator utama dalam industri sekuritas adalah Securities and
Exchange Commission (SEC), Peran utama SEC termasuk administrasi dari
hukum sekuritas, review dan evaluasi dari registrasi penawaran sekuritas
baru, review dan evaluasi laporan tahunan dan semi tahunan yang meringkas
status finansial untuk semua publikasi yang dijalankan perusahaan, dan
larangan dalam bentuk manipulasi pasar sekuritas, menerapkan peraturan
untuk aktivitas trading dan underwriting perusahaan sekuritas. SEC juga
mengadakan peraturan yang melibatkan analis Wall Street untuk menjamin
bahwa stock pick mereka tidak dipengaruhi oleh kolega investment banking
dan bahwa para analis memperlihatkan detail kompensasi mereka untuk
mencegah konflik yang mungkin terjadi.
Tahun 2003, isu memuncak pada perjanjian antara regulator dan 10
perusahaan sekuritas terbesar untuk membayar $1,4 billion sebagai penalti
untuk menyelesaikan biaya charge, temasuk penyalahgunaan investor.
Sejalan dengan perubahan institusi oleh SEC, Kongres Amerika melewati Aksi
Sarbanes-Oxley pada Juli 2002. Aksi ini menciptakan auditing independent
dibawah pengawasan SEC, meningkatkan penalti untuk perusahaan yang
terbukti bersalah, mengupayakan detail finansial yang lebih cepat dan lebih
ekstensif, dan menciptakan kesempatan dalam menolong shareholder yang
dirugikan. Ketika SEC menerapkan peraturan standar secara keseluruhan
untuk industri, terdapat dua organisasi regulator yang terlibat dalam
peraturan day-to-day dari pelaksanaan trading, yaitu New York Stock
Exchange (NYSE) dan National Association of Securities Dealers (NASD).

You might also like