You are on page 1of 21

HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

AIR

Air Merupakan sumber utama bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi


ini, air hampir menutupi 71% permukaan bumi. Air di katakan sebagai sumber
kehidupan karena tanpa air manusia, hewan dan tumbuhan serta penghuni kehidupan
dimuka bumi ini tidak bisa berlangsung.

Air juga melangalami sebuah sirkulasi yang biasa disebut dengan siklus air
atau siklus hidrologi, sebelum beranjak lebih jauh ada baiknya anda memahami
pengertian air atau definisi air.

Sedangkan pembagian jenis – jenis air di kategorikan menjadi dua bagian,


diantaranya ialah :

• Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah
dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis.

a. Air Tanah Preatis

Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan
tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable.

b. Air Tanah Artesis

Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara
dua lapisan kedap air.
(Gambar Air Tanah )

• Air Permukaan

Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat
dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut,
sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

a. Perairan Darat

Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan


misalnya seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.

b. Perairan Laut

Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas.


Contohnya seperti air laut yang berada di laut.
(Gambar Aliran Air Permukaan)

TANAH

Tanah (soil) secara ilmiah didefinisikan sebagai kumpulan benda alam di


permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horison, terdiri dari campuran bahan
mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya
tanaman. Setiap jenis tanah mempunyai komposisi dan jumlah yang berbeda pada
masing-masing bahan mineral, bahan organik serta air dan udara yang dikandungnya.
Hubungan masing-masing unsur pembentuk tanah terhadap jenis dan sifat tanah
adalah sebagai berikut :

Bahan Mineral

Bahan mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batuan. Karena itu susunan
mineral di dalam tanah berbeda-beda sesuai dengan susunan mineral batu-batuan
yang dilapuknya. Batuan dapat dibedakan menjadi batuan beku (batuan vulkanik),
bantuan endapan (batuan sedimen) dan batuan metamorfosa. Bahan mineral yang ada
dalam tanah dikategorikan berdasarkan ukuran fraksi/pecahannya, yaitu :

• Ukuran Fraksi 2 mm – 50 µ : pasir


• Ukuran Fraksi 50 µ – 2 µ : debu
• Ukuran Fraksi kurang dari 2µ : liat

Beberapa jenis mineral primer yang sering terdapat dalam tanah dan juga
kandungan unsur hara-nya dapat dilihat pada tabel berikut :

Jenis – Jenis Mineral Primer Tanah dan Unsur Hara

No. Mineral Unsur Hara

1. Kwarsa (SiO2) -

2. Alsit Ca

3. Dolomit Ca, Mg

4. Feldspar :

• Ortoklas K

• Plagioklas Na, Ca

5. Mika :

• Muskovit K

• Biotit K, Mg, Fe

6. Amfibole (hornblende) Ca, Mg, Fe, Na


7. Piroksin (hiperstin, augit) Ca, Mg, Fe

8. Olivin Mg, Fe

9. Leusit K

10. Apatit P

Sumber data : Ilmu Tanah. Sarwono Hardjowigeno, 2003

Bahan Organik

Bahan Organik umumnya ditemukan di permukaan tanah, dengan jumlah


yang tidak besar (sekitar 3 – 5 %), namun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah
sangat besar. Adapun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibat terhadap
pertumbuhan tanaman adalah :

• Sebagai granulator (memperbaiki struktur tanah)


• Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lainnya
• Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
• Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur hara (kapasitas tukar
kation tanah menjadi tinggi)
• Sumber energi bagi mikroorganisme

Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik
halus atau humus. Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organik adalah
tanah-tanah lapisan atas atau top soil.

Air
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan/diserap oleh masa tanah, tertahan
oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Guna air bagi
pertumbuhan tanaman adalah :

• Sebagai unsur hara tanaman; tanaman memerlukan air dari tanah dan CO2
dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesa.
• Sebagai pelarut unsur hara; unsur-unsur hara yang terlarut dalam air diserap
oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut.
• Sebagai bagian dari sel tanaman; air merupakan bagian dari protoplasma.

Persediaan air dalam tanah tergantung dari beberapa hal, yaitu :

• Banyaknya curah hujan atau air irigasi


• Kemampuan tanah menahan air
• Besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui
vegetasi)
• Tingginya muka air tanah.

Kemampuan tanah untuk menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur
tanah. Tanah bertekstur kasar mempunyai kemampuan menahan air lebih kecil
daripada tanah bertekstur halus.

Udara

Udara dan air mengisi pori-pori tanah. Banyaknya pori-pori di dalam tanah
kurang lebih 50 % dari volume tanah, sedangkan jumlah air dan udara di dalam tanah
berubah-ubah. Susunan udara di dalam tanah berbeda jika dibandingkan dengan
susunan udara di atmosfir, dengan perbedaan sebagai berikut :

• Kandungan uap air lebih tinggi; tanah-tanah yang lembab mempunyai udara
dengan kelembaban nisbi (relative humidity = RH) mendekati 100 %.
• Kandungan CO2 lebih besar daripada atmosfir ( 0,03 %)
• Kandungan O2 lebih kecil daripada di atmosfir (udara tanah terdiri dari 10 –
12 % O2, sedangkan atmosfir terdiri dari 20 % O2). Hal ini mungkin
disebabkan karena kegiatan dekomposisi bahan organik atau pernafasan
organisme hidup dalam tanah dan akar-akar tanaman yang mengambil O2 dan
melepaskan CO2

Klasifikasi Tanah

Tanah dapat diklasifikasikan melalui 2 (dua) cara klasifikasi, yaitu klasifikasi


alami dan klasifikasi teknis, dengan penjelasan sebagai berikut :

• Klasifikasi alami adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah
yang dimilikinya tanpa menghubungkan dengan tujuan penggunaan tanah
tersebut. Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik,
kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi berbagai
penggunaan tanah.
• Klasifikasi teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat-sifat
tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan-penggunaan
tertentu. (Contoh : klasifikasi kesesuaian lahan untuk perkebunan, tanah akan
diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi tanaman
perkebunan tersebut seperti drainase tanah, lereng, tekstur tanah dan lainnya).

Dalam pengertian sehari-hari apabila orang menyebut klasifikasi tanah maka


yang dimaksud adalah klasifikasi alami.

Terdapat berbagai macam sistem klasifikasi tanah yang ada di dunia, namun
di Indonesia dikenal 3 (tiga) jenis klasifikasi tanah yang masing-masing
dikembangkan oleh Pusat Penelitian Tanah Bogor, FAO/UNESCO dan USDA
(United States Department of Agriculture = Departemen Pertanian Amerika Serikat).
Nama-nama tanah dalam tingkat Jenis dan Macam tanah dalam sistem Pusat
Penelitian Bogor yang disempurnakan (1982) sangat mirip dengan sistem
FAO/UNESCO. Walaupun demikian nama-nama lama yang sudah terkenal tetap
dipertahankan, tetapi menggunakan definisi-definisi baru. Jenis-jenis tanah yang ada
adalah sebagai berikut :

Jenis – Jenis Tanah menurut Klasifikasi Pusat Penelitian Tanah Bogor,


(disempurnakan, 1982)

NO. NAMA KETERANGAN

1. Organosol Tanah organik (gambut) yang ketebalannya lebih dari 50 cm.

2. Litosol Tanah mineral yang ketebalannya 20 cm atau kurang. Di bawahnya


terdapat batuan keras yang padu.

3. Rendzina Tanah dengan epipedon mollik (warna gelap, kandungan bahan organik
lebih dari 1 %, kejenuhan basa 50 %), dibawahnya terdiri dari batuan
kapur.

4. Grumusol Tanah dengan kadar liat lebih dari 30 % bersifat mengembang dan
mengerut. Jika musim kering tanah keras dan retak-retak karena
mengerut, jika basah lengket (mengembang).

5. Gleisol Tanah yang selalu jenuh air sehingga berwarna kelabu atau
menunjukkan sifat-sifat hidromorfik lain.

6. Aluvial Tanah berasal dari endapan baru dan berlapis-lapis, bahan organik
jumlahnya berubah tidak teratur dengan kedalaman. Hanya terdapat
epipedon ochrik, histik atau sulfurik, kandungan pasir kurang dari 60 %.

7. Regosol Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 60 %, hanya
mempunyai horison penciri ochrik, histik atau sulfurik.

8. Arenosol Tanah bertekstur kasar dari bahan albik yang terdapat pada kedalaman
sekurang-kurangnya 50 cm dari permukaan atau memperlihatkan ciri-
ciri mirip horison argilik, kambik atau oksik, tetapi tidak memenuhi
syarat karena tekstur terlalu kasar. Tidak mempunyai horisin penciri
kecuali epipedon ochrik.

9. Andosol Tanah-tanah yang umumnya berwarna hitam (epipedon mollik atau


umbrik) dan mempunyai horison kambik; kerapatan limbak (bulk
density) kurang dari 0,85 g/cm3, banyak yang mengandung amorf atau
lebih dari 60 % terdiri dari abu vulkanik vitrik, cinders atau bahan
pyroklastik lain.

10. Latosol Tanah dengan kadar liat lebih dari 60 %, remah sampai gumpal,
gembur, warna tanah seragam dengan dengan batas-batas horison yang
kabur, solum dalam (lebih dari 150 cm), kejenuhan basa kurang dari 50
%, umumnya mempunyai epipedon kambrik dan horison kambik.

11. Brunizem Seperti Latosol, tetapi kejenuhan basa lebih dari 50 %.

12. Kambisol Tanah dengan horisin kambik, atau epipedon umbrik atau molik. Tidak
ada gejala-gejala hidromorfik (pengaruh air).

13. Nitosol Tanah dengan penimbunan liat (horison argilik). Dari horison
penimbunan liat maksimum ke horison-horison di bawahnya, kadar liat
turun kurang dari 20 %. Mempunyai sifat ortoksik (kapasitas tukar
kation kurang dari 24 cmol (+) / kg liat.

14. Podsolik Tanah dengan horison penimbunan liat (horison argilik), dan kejenuhan
basa kurang dari 50 %, tidak mempunyai horison albik.

15. Mediteran Seperti tanah Podsolik (mempunyai horison argilik) tetapi kejenuhan
basa lebih dari 50 %.

16. Planosol Tanah dengan horison albik yang terletak diatas horison dengan
permeabilitas lambat (misalnya horison argilik atau natrik) yang
memperlihatkan perubahan tekstur nyata, adanya liat berat atau
fragipan, dan memperlihatkan ciri-ciri hidromorfik sekurang-kurangnya
pada sebagian dari horison albik.

17. Podsol Tanah dengan horison penimbunan besi, Alumunium Oksida dan bahan
organik (sama dengan horison sporadik). Mempunyai horison albik.

18. Oksisol Tanah dengan pelapukan lanjut dan mempunyai horison oksik, yaitu
horison dengan kandungan mineral mudah lapuk rendah, fraksi liat
dengan aktivitas rendah, kapasitas tukar kation rendah (kurang dari 16
cmol (+) / kg liat). Tanah ini juga mempunyai batas-batas horison yang
tidak jelas.

Hubungan Tanah, Air Dan Tanaman

Tanaman sejak disemaikan sampai mengeluarkan hasil memerlukan unsur


hara. Selain ketersediaan unsur hara, pertumbuhan tanaman menyangkut kesuburan
dipengaruhi faktor-faktor seperti air,iklim, dan tanaman itu sendiri.

Kebutuhan pokok untuk kesuburan hidup tanaman adalah; unsur-unsur


tertentu (hara), air, udara, cahaya, dan panas (suhu). Pertumbuhan akar dipengaruhi
oleh tingkat tinggi rendahnya suhu tanah pada daerah perakaran, begitu pula dengan
ketersediaan udara dalam tanah mempengaruhi pula pernafasan sebagian dari akar-
akar tanaman. Pertumabuhan tanaman akan menjadi baik bilamana disediakan
kondisi ideal untuk tanaman tersebut. Unsur hara dalam konsentrasi yang optimum
sangat diperlukan oleh tanaman. Unsur hara yang diperlukan adalah unsur hara makro
dan mikro.

Ketersediaan unsur hara dalam tanah berupa senyawa kompleks yang sukar
larut dan dapat berupa senyawa sederhana yang larut dalam air dan relatif tersedia
untuk tanaman.

Keragaman jenis tumbuh-tumbuhan karena adanya pengaruh iklim yang


kompleks, selain butuh air, tanaman membutuhkan tempat untuk tumbuh yaitu tanah.
Tanah yang baik untuk usaha pertanian adalah tanah yang mudah diolah, dan
produktivitas tinggi. Sedangkan komposisi tanah untuk kepentingan pertanian berupa
tanah mineral dengan kandungan bahan organic (humus) dan tentu saja unsur air dan
udara ada pada komposisi tanah tersebut.

Di bawah permukaan tanah, pori-pori tanah mengandung air dan udara dengan
jumlah yang berubah-ubah. Bila air hujan jatuh ke permukaan tanah, air terus
bergerak ke bawa melalui zone aerasi dan sebagian mengisi pori-pori tanah dan
tinggal dalam pori-pori yang ditahan oleh gaya-gaya kapiler disekitar butir-butir
tanah.

Air yang berada pada lapisan atas dari zona aerasi disebut lengas tanah. Bila
kapasitas menahan air tanah pada zone aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi, dan air ini disebut air tanah. Bentuk lengas tanah secara
umum diklasifikasikan sebagai: air gravitasi, air kapiler, dan air higroskopis. Di
dalam pembicaraan tengtang konstanta lengas tanah, dijumpai beberapa istilah yaitu:
kapasitas kejenuhan, kapasitas lapang, titik layu permanen, titik layu akhir, dan
koefisien higroskopis.
Frekuensi pemberian air irigasi dipengaruhi oleh sifat hubungan antara
tanaman, tanah, dan air. Faktor yang mempengaruhi daya penahan tanah adalah
tekstur, struktur, dan bahan-bahan organic yang terkandung dalam tanah. Sedangkan
ukuran butir menentukan struktur tanah, dan produktivitas tanaman dipengaruhi oleh
struktur tanah. Frekuensi pemberian air yang paling sesuai merupakan hasil
keputusan berdasarkan pengaruh berbagai faktor kombinasi (hasil
percobaan/penelitian). Kesuburan fisik tanah ditentukan oleh struktur tanah, namun
kesuburan kimiawi ditentukan oleh kemampuan tanah menyediakan unsur hara dalam
jumlah yang cukup dan seimbang. Unsur-unsur utama, yakni: C, H, O, N, S, P, K, Ca,
Mg, Fe, Mn, Cu, B, Zn, Mo, dan Cl.

Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup


memerlukan kehadiran air ini. Perlu dipahami bahwa jumlah air di sistem bumi kita
ini adalah terbatas dan dapat berubah-ubah akibat proses sirkulasinya. Pengeringan
bumi sulit untuk terjadi akibat adanya siklus melalui hujan, aliran air, transpirasi dan
evaporasi yang berlangsung secara terus menerus. Bagi tumbuhan air adalah penting
karena dapat langsung mempengaruhi kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian dari
faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur
dan organ tumbuhan. Untuk lebih rinci perhatikan peranan air bagi tumbuhan di
bawah ini:

• Fungsi Air

a) Struktur Tumbuhan. Air merupakan bagian terbesar pembentuk jaringan


dari semua makhluk hidup (tak terkecuali tumbuhan). Antara 40% sampai 60% dari
berat segar pohon terdiri dari air, dan bagi tumbuhan herba jumlahnya mungkin akan
mencapai 90%. Cairan yang mengisi sel akan mampu menjaga substansi itu untuk
berada dalam keadaan yang tepat untuk berfungsi metabolisma.
b) Sebagai Penunjang. Tumbuhan memerlukan air untuk penunjang jaringan-
jaringan yang tidak berkayu. Apabila sel-sel jaringan ini mempunyai cukup air maka
sel-sel ini akan berada dalam keadaan kukuh. Tekanan yang diciptakan oleh
kehadiran air dalam sel disebut tekanan turgor dan sel akan menjadi mengembang,
dan apabila jumlah air tidak memadai maka tekanan turgor berkurang dan isi sel akan
mengerut dan terjadilah plasmolisis.

c) Alat Angkut. Tumbuhan memanfaatkan air sebagai alat untuk mengangkut


materi disekitar tubuhnya. Nutrisi masuk melalaui akar dan bergerak ke bagian
tumbuhan lainnya sebagai substansi yang terlarut dalam air. Demikian juga
karbohidrat yang dibentuk di daun diangkut ke jaringan-jaringan lainnya yang tidak
berfotosintesis dengan cara yang sama.

d) Pendingin. Kehilangan air dari tumbuhan oleh transpirasi akan


mendinginkan tubuhnya dan menjaga dari pemanasan yang berlebihan.

• Air membatasi pertumbuhan


o Jumlahnya terlalu banyak (menimbulkan genangan) sering
menimbulkan cekaman aerasi
o Jumlahnya terlalu sedikit, sering menimbulkan cekaman kekeringan
o Diperlukan upaya pengaturan lengas tanah supaya optimum, melalui
pembuatan saluran drainase (mencegah terjadinya genangan) maupun
saluran irigasi (mencegah cekaman kekeringan)
o Air hujan dan irigasi masuk ke tanah lewat infiltrasi, mengisi pori
mikro tanah, tertahan sebagai lengas
o Status air tanah tergantung pada tekstur dan struktur tanah
o Tanah lempung menyimpan air lebih banyak daripada tanah pasir,
kekeringan di tanah lempung terjadi lebih lambat
• Kapasitas lapangan
o Seluruh pori mikro terisi air
o Batas atas air tersedia bagi tanaman
o Diukur berdasarkan kandungan lengas setelah tanah jenuh dibiarkan
bebas terdrainasi selama 2 – 3 hari
o Cara lain: ditentukan pada tanah jenuh yang mengalami tekanan pada
0.01 mpa (pasiran) – 0.033 mpa (lempungan)
• Genangan
o Kandungan lengas tanah di atas kapasitas lapangan
o Menimbulkan dampak yang buruk terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman
o Dampak genangan: menurunkan pertukaran gas antara tanah dan udara
yang mengakibatkan menurunnya ketersediaan o2 bagi akar,
menghambat pasokan o2 bagi akar dan mikroorganisme (mendorong
udara keluar dari pori tanah maupun menghambat laju difusi)
o Pada kondisi genangan, < 10% volume pori yang berisi udara
o Sebagian besar tanaman pertumbuhan akarnya terhambat bila < 10%
volume pori yang berisi udara dan laju difusi o2 kurang dari 0.2
ug/cm2/menit
o Keadaan lingkungan kekurangan o2 disebut hipoksia, dan keadaan
lingkungan tanpa o2 disebut anoksia (mengalami cekaman aerasi)
o Kondisi anoksia tercapai pada jangka waktu 6 – 8 jam setelah
genangan, karena o2 terdesak oleh air dan sisa o2 dimanfaatkan oleh
mikroorganisme
o Pada kondisi tergenang, kandungan o2 yang tersisa di tanah lebih cepat
habis bila ada tanaman
o Laju difusi o2 di tanah basah 20000 kali lebih lambat dibandingkan di
udara
o Laju penurunan o2 dipengaruhi oleh tekstur tanah
o Pada tanah pasiran, kehabisan o2 terjadi pada 3 hari setelah tergenang
sedangkan pada tanah lempungan terjadi < 1 hari, porositas lempungan
lebih rendah daripada pasiran
o Penurunan O2 dipercepat oleh keberadaan tanaman di lahan, akar
tanaman menyerap untuk respirasi
o Genangan selain menimbulkan penurunan difusi o2 masuk ke pori juga
akan menghambat difusi gas lainnya, misal keluarnya co2 dari pori
tanah. CO2 terakumulasi di pori, pada tanah yang baru saja tergenang
50% gas terlarut adalah co2, sebagian tanaman tidak mampu menahan
keadaan tersebut
o Dampak kelebihan konsentrasi CO2 mempunyai pengaruh lebih kecil
dibandingkan defisiensi O2
o Genangan mempengaruhi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah
o Struktur tanah rusak, daya rekat agregat lemah, penurunan potensial
redoks, peningkatan ph tanah masam, penurunan ph tanah basa,
perubahan daya hantar dan kekuatan ion, perubahan keseimbangan
hara
o Tanaman yang tergenang menunjukkan gejala klorosis khas kahat N
o Kekahatan n terjadi karena penurunan ketersediaan N maupun
penurunan penyerapannya
o Pada kondisi tergenang ketersediaan N dalam bentuk nitrat sangat
rendah karena proses denitrifikasi, nitrat diubah menjadi N2, NO, N2O,
atau NO2 yang menguap ke udara
o Pada proses denitrifikasi, nitrat digunakan oleh bakteri aerob sebagai
penerima elektron dalam proses respirasi
o Genangan berdampak negatif terhadap ketersediaan N, tetapi ada pula
keuntungan dari timbulnya genangan yaitu peningkatan ketersediaan
P, K, Ca, Si, Fe, S, MO, Ni, Zn, Pb, CO.
o Genangan berpengaruh terhadap proses fisiologis dan biokimiawi
antara lain respirasi, permeabilitas akar, penyerapan air dan hara,
penyematan n
o Genangan menyebabkan kematian akar di kedalaman tertentu dan hal
ini akan memacu pembentukan akar adventif pada bagian di dekat
permukaan tanah pada tanaman yang tahan genangan
o Kematian akar menjadi penyebab kekahatan N dan cekaman
kekeringan fisiologis
o Fungsi bintil akar terganggu karena terhambatnya aktifitas enzim
nitrogenase dan pigmen leghaemoglobin, kemampuan fiksasi N2 akan
menurun
o Tanaman kedelai termasuk tanaman yang tahan genangan, mampu
membentuk akar adventif dan bintil akar pada akar tersebut, efek
genangan akan hilang begitu akar adventif terbentuk
o Pengaruh genangan pada tajuk tanaman: penurunan pertumbuhan,
klorosis, pemacuan penuaan, epinasti, pengguguran daun,
pembentukan lentisel, penurunan akumulasi bahan kering,
pembentukan aerenkim di batang.
o Besarnya kerusakan tanaman sebagai dampak genangan tergantung
pada fase pertumbuhan tanaman. Fase yang peka genangan: fase
perkecambahan, fase pembungaan, dan pengisian
o Genangan pada fase perkecambahan menurunkan jumlah biji yang
berkecambah (perkecambahan sangat memerlukan O2)
o Genangan yang terjadi pada fase pembungaan dan pengisian
menyebabkan banyak bunga dan buah muda gugur
• Kekeringan
o Kekeringan menimbulkan cekaman bagi tanaman yang tidak tahan
kering
o Kekeringan terjadi jika lengas tanah lebih rendah dari titik layu tetap
o Kondisi di atas timbul karena tidak adanya tambahan lengas baik dari
air hujan maupun irigasi sementara evapotranspirasi tetap berlangsung
o Cekaman kekeringan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu:
o Cekaman ringan :jika potensial air daun menurun 0.1 mpa atau
kandungan air nisbi menurun 8 – 10 %
o Cekaman sedang: jika potensial air daun menurun 1.2 s/d 1.5 mpa atau
kandungan air nisbi menurun 10 – 20 %
o Cekaman berat: jika potensial air daun menurun >1.5 mpa atau
kandungan air nisbi menurun > 20%
 apabila tanaman kehilangan lebih dari separoh air jaringannya
dapat dikatakan bahwa tanaman mengalami kekeringan
o Pertumbuhan dan hasil tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh
cekaman kekeringan, merupakan hasil integrasi dari semua pengaruh
cekaman pada proses fotosintesis, respirasi, metabolisme
pertumbuhan, dan reproduksi
o Proses fisiologis untuk mengetahui dampak kekeringan yang dapat
diukur: tekanan turgor, bukaan stomata, laju metabolisme, kerusakan
enzim, dan kerapatan akar
o Faktor yang mempengaruhi penurunan pertumbuhan secara langsung
bukan potensial air, tetapi potensial osmotik atau tekanan turgor.
o Tekanan turgor sel tanaman akan mempengaruhi aktivitas fisiologis
antara lain pengembangan daun, bukaan stomata, fotosintesis, dan
pertumbuhan akar
o Pada tanaman yang tahan cekaman kekeringan, tekanan turgor daun
tetap dipertahankan meskipun kandungan lengas tanah maupun air
jaringan menurun. Hal ini terjadi melalui penurunan potensial osmotik
daun yang disebut penyesuaian osmotik
o Penyesuaian osmotik dapat dilakukan melalui akumulasi atau sintesis
zat terlarut yang menurunkan potensial solut dan mempertahankan
turgor sel
o Zat yang sering dihasilkan tanaman untuk penyesuaian osmotik pada
tanaman yang tahan cekaman kekeringan adalah senyawa prolin yang
terakumulasi di jaringan daun
o Kandungan prolin pada daun yang mengalami cekaman kekeringan 10
– 100 kali lipat dibandingkan tanaman yang kecukupan air
o Pada tanaman yang mengalami cekaman, prolin merupakan komponen
asam amino terbesar dalam jaringan (30% dari total nitrogen terlarut)
o Peranan prolin: sebagai penampung nitrogen dari berbagai senyawa
nitrogen yang berasal dari kerusakan protein, sebagai senyawa
pelindung untuk mengurangi pengaruh kerusakan cekaman air di sel.
Begitu tanaman terlepas dari cekaman air, senyawa prolin akan segera
terdegradasi menjadi glutamat
o Cekaman air mampu menurunkan lab sampai 50%, terutama terjadi
karena penurunan laju fotosintesis.
Pengelompokan Tumbuhan berdasarkan Kadar Air Tanah
Berdasarkan toleransinya terhadap air, terdapat empat kelompok besar, yaitu:
1. Hidrofita

merupakan kelompok tumbuhan yang hidup sebagian atau seluruhnya di


dalam air atau habitat yang basah. Jadi dalam hal ini keadaan air berada dalam
kondisi berlebihan, dan tumbuhan yang hidup mempunyai karakteristika yang
khusus, seperti terdapatnya jaringan lakuner terutama pada daun dan akar
yang berperan dalam memenuhi kebutuhan akan udara sebagai adaptasi
terhadap kekurangan oksigen. Berdasarkan karakteristiknya dikenal 5
subkelompok hidrofita, yaitu:

a) Hidrofita Tengelam dan Tertanam pada Substrat

Mempunyai epidermis yang tidak berkutikula, daun dan cabang akar


tereduksi dalam ukuran dan ketebalan. Berkembang biak biasanya
secara vegetatif. Contoh: Vallisneria dan Elodea.

b) Hidrofita Terapung

Mampu berkembang biak secara cepat sehingga dalam waktu yang


singkat dapat menutupi seluruh permukaan perairan. Bila terjadi
reproduksi seksual maka penyerbukan terjadi pada atau di atas
permukaan. Contoh: Lemna, Eichornia, dan Salvia.

c) Hidrofita Terapung dengan akar tertanam dalam substrat

Mempunyai batang, akar dan tuber yang panjang. Daun sering


tertutup oleh lapisan lilin. Contoh: Nymphaea dan Victoria

d) Hidrofita Menjulang, akar tertanam dalam substrat

Akar cepat tumbuh dalam lumpur, daun memperlihatkan variasi yang


berbeda, baik bentuk maupun struktur, antara yang mencuat ke udara
dengan yang terendam dalam air. Contoh: Acorus dan Typha

e) Hidrofita Melayang

Merupakan fitoplankton, mampu menyerap nutrisi langsung dari air.


Contoh: Oscillatoria dan Spirogyra
2. Halofita
Tumbuhan yang hidup dalam kadar garam yang tinggi, mempunyai
mekanisme untuk menerima garam yang masuk dalam tubuhnya. Halofita
harus mampu mengatasi masalah kekeringan fisiologi. Tingginya konsentrasi
garam dalam tanah mungkin menghambat peneyrapan air secara osmosis.
Pada rawa pantai halofita berada dalam kekeringan saat surut, dan pengaruh
kekurngan air dapat diimbangi dengan penyimpanaan air dalam tubuhnya
sehingga bentuk halofita ini sering memperlihatkan sifat sukulen. Contoh :
Acanthus ilicifolius, dan berbagai tumbuhan di rawa bakau.
3. Xerofita
Merupakan tumbuan yang teradaptasi untuk daerah kering, sangat sedikit
jumlahnya dan lebih terkhususkan jika dibandingkan dengan kelompok
lainnya. Xerofita ini dapat dikelompokkan dalam dua subkelompok besar,
yaitu kelompok yang menghindar terhadap kekeringan (xerofita tidak murni),
dan kelompok yang memikul atau menahan situasi kering (xerofita asli).
4. Mesofita

kelompok tumbuhan yang bertoleransi pada kondisi tanah yang moderat


(tidak dalam keadaan ekstrim).

http://elfisuir.blogspot.com/2010/02/hubungan-air-dengan-tumbuhan.html
http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/17/ekologi-tumbuhan-cahaya-suhu-dan-air/

http://ilmutanahuns.files.wordpress.com/2010/03/pa-02a-air-dan-tanaman.pdf

You might also like