Professional Documents
Culture Documents
AIR
Air juga melangalami sebuah sirkulasi yang biasa disebut dengan siklus air
atau siklus hidrologi, sebelum beranjak lebih jauh ada baiknya anda memahami
pengertian air atau definisi air.
• Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah
dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis.
Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan
tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable.
Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara
dua lapisan kedap air.
(Gambar Air Tanah )
• Air Permukaan
Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat
dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut,
sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Perairan Darat
b. Perairan Laut
TANAH
Bahan Mineral
Bahan mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batuan. Karena itu susunan
mineral di dalam tanah berbeda-beda sesuai dengan susunan mineral batu-batuan
yang dilapuknya. Batuan dapat dibedakan menjadi batuan beku (batuan vulkanik),
bantuan endapan (batuan sedimen) dan batuan metamorfosa. Bahan mineral yang ada
dalam tanah dikategorikan berdasarkan ukuran fraksi/pecahannya, yaitu :
Beberapa jenis mineral primer yang sering terdapat dalam tanah dan juga
kandungan unsur hara-nya dapat dilihat pada tabel berikut :
1. Kwarsa (SiO2) -
2. Alsit Ca
3. Dolomit Ca, Mg
4. Feldspar :
• Ortoklas K
• Plagioklas Na, Ca
5. Mika :
• Muskovit K
• Biotit K, Mg, Fe
8. Olivin Mg, Fe
9. Leusit K
10. Apatit P
Bahan Organik
Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik
halus atau humus. Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organik adalah
tanah-tanah lapisan atas atau top soil.
Air
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan/diserap oleh masa tanah, tertahan
oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Guna air bagi
pertumbuhan tanaman adalah :
• Sebagai unsur hara tanaman; tanaman memerlukan air dari tanah dan CO2
dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesa.
• Sebagai pelarut unsur hara; unsur-unsur hara yang terlarut dalam air diserap
oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut.
• Sebagai bagian dari sel tanaman; air merupakan bagian dari protoplasma.
Kemampuan tanah untuk menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur
tanah. Tanah bertekstur kasar mempunyai kemampuan menahan air lebih kecil
daripada tanah bertekstur halus.
Udara
Udara dan air mengisi pori-pori tanah. Banyaknya pori-pori di dalam tanah
kurang lebih 50 % dari volume tanah, sedangkan jumlah air dan udara di dalam tanah
berubah-ubah. Susunan udara di dalam tanah berbeda jika dibandingkan dengan
susunan udara di atmosfir, dengan perbedaan sebagai berikut :
• Kandungan uap air lebih tinggi; tanah-tanah yang lembab mempunyai udara
dengan kelembaban nisbi (relative humidity = RH) mendekati 100 %.
• Kandungan CO2 lebih besar daripada atmosfir ( 0,03 %)
• Kandungan O2 lebih kecil daripada di atmosfir (udara tanah terdiri dari 10 –
12 % O2, sedangkan atmosfir terdiri dari 20 % O2). Hal ini mungkin
disebabkan karena kegiatan dekomposisi bahan organik atau pernafasan
organisme hidup dalam tanah dan akar-akar tanaman yang mengambil O2 dan
melepaskan CO2
Klasifikasi Tanah
• Klasifikasi alami adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah
yang dimilikinya tanpa menghubungkan dengan tujuan penggunaan tanah
tersebut. Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik,
kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi berbagai
penggunaan tanah.
• Klasifikasi teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat-sifat
tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan-penggunaan
tertentu. (Contoh : klasifikasi kesesuaian lahan untuk perkebunan, tanah akan
diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi tanaman
perkebunan tersebut seperti drainase tanah, lereng, tekstur tanah dan lainnya).
Terdapat berbagai macam sistem klasifikasi tanah yang ada di dunia, namun
di Indonesia dikenal 3 (tiga) jenis klasifikasi tanah yang masing-masing
dikembangkan oleh Pusat Penelitian Tanah Bogor, FAO/UNESCO dan USDA
(United States Department of Agriculture = Departemen Pertanian Amerika Serikat).
Nama-nama tanah dalam tingkat Jenis dan Macam tanah dalam sistem Pusat
Penelitian Bogor yang disempurnakan (1982) sangat mirip dengan sistem
FAO/UNESCO. Walaupun demikian nama-nama lama yang sudah terkenal tetap
dipertahankan, tetapi menggunakan definisi-definisi baru. Jenis-jenis tanah yang ada
adalah sebagai berikut :
3. Rendzina Tanah dengan epipedon mollik (warna gelap, kandungan bahan organik
lebih dari 1 %, kejenuhan basa 50 %), dibawahnya terdiri dari batuan
kapur.
4. Grumusol Tanah dengan kadar liat lebih dari 30 % bersifat mengembang dan
mengerut. Jika musim kering tanah keras dan retak-retak karena
mengerut, jika basah lengket (mengembang).
5. Gleisol Tanah yang selalu jenuh air sehingga berwarna kelabu atau
menunjukkan sifat-sifat hidromorfik lain.
6. Aluvial Tanah berasal dari endapan baru dan berlapis-lapis, bahan organik
jumlahnya berubah tidak teratur dengan kedalaman. Hanya terdapat
epipedon ochrik, histik atau sulfurik, kandungan pasir kurang dari 60 %.
7. Regosol Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 60 %, hanya
mempunyai horison penciri ochrik, histik atau sulfurik.
8. Arenosol Tanah bertekstur kasar dari bahan albik yang terdapat pada kedalaman
sekurang-kurangnya 50 cm dari permukaan atau memperlihatkan ciri-
ciri mirip horison argilik, kambik atau oksik, tetapi tidak memenuhi
syarat karena tekstur terlalu kasar. Tidak mempunyai horisin penciri
kecuali epipedon ochrik.
10. Latosol Tanah dengan kadar liat lebih dari 60 %, remah sampai gumpal,
gembur, warna tanah seragam dengan dengan batas-batas horison yang
kabur, solum dalam (lebih dari 150 cm), kejenuhan basa kurang dari 50
%, umumnya mempunyai epipedon kambrik dan horison kambik.
12. Kambisol Tanah dengan horisin kambik, atau epipedon umbrik atau molik. Tidak
ada gejala-gejala hidromorfik (pengaruh air).
13. Nitosol Tanah dengan penimbunan liat (horison argilik). Dari horison
penimbunan liat maksimum ke horison-horison di bawahnya, kadar liat
turun kurang dari 20 %. Mempunyai sifat ortoksik (kapasitas tukar
kation kurang dari 24 cmol (+) / kg liat.
14. Podsolik Tanah dengan horison penimbunan liat (horison argilik), dan kejenuhan
basa kurang dari 50 %, tidak mempunyai horison albik.
15. Mediteran Seperti tanah Podsolik (mempunyai horison argilik) tetapi kejenuhan
basa lebih dari 50 %.
16. Planosol Tanah dengan horison albik yang terletak diatas horison dengan
permeabilitas lambat (misalnya horison argilik atau natrik) yang
memperlihatkan perubahan tekstur nyata, adanya liat berat atau
fragipan, dan memperlihatkan ciri-ciri hidromorfik sekurang-kurangnya
pada sebagian dari horison albik.
17. Podsol Tanah dengan horison penimbunan besi, Alumunium Oksida dan bahan
organik (sama dengan horison sporadik). Mempunyai horison albik.
18. Oksisol Tanah dengan pelapukan lanjut dan mempunyai horison oksik, yaitu
horison dengan kandungan mineral mudah lapuk rendah, fraksi liat
dengan aktivitas rendah, kapasitas tukar kation rendah (kurang dari 16
cmol (+) / kg liat). Tanah ini juga mempunyai batas-batas horison yang
tidak jelas.
Ketersediaan unsur hara dalam tanah berupa senyawa kompleks yang sukar
larut dan dapat berupa senyawa sederhana yang larut dalam air dan relatif tersedia
untuk tanaman.
Di bawah permukaan tanah, pori-pori tanah mengandung air dan udara dengan
jumlah yang berubah-ubah. Bila air hujan jatuh ke permukaan tanah, air terus
bergerak ke bawa melalui zone aerasi dan sebagian mengisi pori-pori tanah dan
tinggal dalam pori-pori yang ditahan oleh gaya-gaya kapiler disekitar butir-butir
tanah.
Air yang berada pada lapisan atas dari zona aerasi disebut lengas tanah. Bila
kapasitas menahan air tanah pada zone aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi, dan air ini disebut air tanah. Bentuk lengas tanah secara
umum diklasifikasikan sebagai: air gravitasi, air kapiler, dan air higroskopis. Di
dalam pembicaraan tengtang konstanta lengas tanah, dijumpai beberapa istilah yaitu:
kapasitas kejenuhan, kapasitas lapang, titik layu permanen, titik layu akhir, dan
koefisien higroskopis.
Frekuensi pemberian air irigasi dipengaruhi oleh sifat hubungan antara
tanaman, tanah, dan air. Faktor yang mempengaruhi daya penahan tanah adalah
tekstur, struktur, dan bahan-bahan organic yang terkandung dalam tanah. Sedangkan
ukuran butir menentukan struktur tanah, dan produktivitas tanaman dipengaruhi oleh
struktur tanah. Frekuensi pemberian air yang paling sesuai merupakan hasil
keputusan berdasarkan pengaruh berbagai faktor kombinasi (hasil
percobaan/penelitian). Kesuburan fisik tanah ditentukan oleh struktur tanah, namun
kesuburan kimiawi ditentukan oleh kemampuan tanah menyediakan unsur hara dalam
jumlah yang cukup dan seimbang. Unsur-unsur utama, yakni: C, H, O, N, S, P, K, Ca,
Mg, Fe, Mn, Cu, B, Zn, Mo, dan Cl.
• Fungsi Air
b) Hidrofita Terapung
e) Hidrofita Melayang
http://elfisuir.blogspot.com/2010/02/hubungan-air-dengan-tumbuhan.html
http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/17/ekologi-tumbuhan-cahaya-suhu-dan-air/
http://ilmutanahuns.files.wordpress.com/2010/03/pa-02a-air-dan-tanaman.pdf