You are on page 1of 5

Pokok-Pokok Ajaran Ahmadiyah al-Qadiyan

Di antara pokok-pokok ajaran Ahmadiyah al-Qadiyan adalah sebagai berikut.


1. Mengimani dan meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad, laki-laki kelahiran
India yang mengaku menjadi nabi, adalah nabinya.
2. Mengimani dan meyakini bahwa "Tadzkirah" yang merupakan kumpulan
sajak
buatan Mirza Ghulam Ahmad itu adalah kitab sucinya. Mereka menganggap bahwa
wahyu adalah yang diturunkan kepada Mirza Ghulam Ahmad.
3. Mengimani dan meyakini bahwa kitab "Tadzkirah" derajatnya sama dengan
Alquran.
4. Mengimani dan meyakini bahwa wahyu dan kenabian tidak terputus dengan
diutusnya Nabi Muhammad saw. Mereka beranggapan bw risalah kenabian terus
belanjut sampai hari kiamat.
5. Mengimani dan meyakini bahwa Rabwah dan Qadian di India adalah tempat
suci sebagaimana Mekah dan Madinah.
6. Mengimani dan meyakini bahwa surga itu berada di Qadian dan Rabwah.
Mereka menganggap bahwa keduanya sebagai tempat turunnya wahyu.
7. Wanita Ahmadiyah haram menikah dengan laki-laki di luar Ahmadiyah,
namun laki-laki Ahmadiyah boleh menikah dengan wanita di luar Ahmadiyah.
8. Haram hukumnya salat bermakmum dengan orang di luar Ahmadiyah.

Sumber: Diadaptasi dari Mengenal Aliran-Aliran Islam dan Ciri-Ciri Ajarannya,


Drs. Muhammad Sufyan Raji Abdullah, Lc

Ahmadiyah al-Qadiyan
Ahmadiyah al-Qadiyan adalah suatu aliran yang bertendensi Islam yang bernaung
di bawah seorang pemimpin yang mengaku menjadi nabi, yang tercetus pertama
kali
dari negeri India.
Dr. Muhammad Iqbal, penyair terkenal dan sedaerah dengan pendiri aliran
Ahmadiyah al-Qadiyan, mengatakan, "Qadianisme suatu organisasi yang berusaha
untuk menciptakan golongan baru berdasarkan kenabian untuk menyaingi kenabian
Muhammad saw."

Aliran Ahmadiyah al-Qadiyan didirikan oleh Mirza Ghulam pada tanggal 23 Maret
1889 M di sebuah kota yang bernama Ludhiana di Punjab, India.

Pendiri Jemaat Ahmadiyah adalah salah seorang penulis buku yang produktif,
yang
dilahirkan pada tanggal 15 Februari 1935 M di Qadian, Nejed, India pada akhir
kekuasaan pemerintahan Sikh.

Pengikut Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan menyejajarkan imamnya yang mengaku


sebagai
nabi dengan derajat Nabi isa a.s., musa a.s., dan Nabi dawud a.s.

Mirza Ghulam Ahmad meninggal pada jam 10.30 tanggal 26 Mei 1908 M akibat
teserang penyakit kolera. (Mirza Basyaruddin, Tuhfad Shad Zada, hlm. 34).

Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan masuk ke Indonesia pada tahun 1935 M, dan saat
ini
telah tersebar ke berbagai daerah di wilayah Republik Indonesia, bahkan telah
mempunyai sekitar 300 cabang, terutama di Jakarta, Jawa Barat, Jawa tengah,
Sumatra Barat, Palembang, Bengkulu, Bali, NTB, dll.

Saat ini Jamaah Ahmadiyah al-Qadiyan berpusat di Parung, Bogor, Jawa Barat,
dengan gedung yang megah dan dilengkapi dengan peralatan yang canggih, serta
perumahan seluas sekitar 15 hektar yang terletak di pinggir jalan raya
Jakarta
Bogor lewat Parung.
Sumber Hukum Aliran Ahmadiyah al-Qadiyan

Aliran ini mengakui dirinya bersumber dari:


1. Alquranul Karim.
2. At-Tazkhirah, yaitu sebuah buku yang memuat sajak-sajak buatan Mirza
Ghulam
Ahmad yang diyakini oleh para pengikutnya sebagai Alquran atau kitab suci
yang
diterima Mirza Ghulam Ahmad dari Allah SWT. Karena, Mirza ghulam Ahmad
mengaku
menerima wahyu dari Allah SWT.
3. Hadis Nabi saw.
4. Hadis buatan Mirza Ghulam Ahmad. Kitab hadis ini berisi petunjuk-petunjuk,
hokum-hukum, perintah-perintah, dan larangan-larangan, halal, haram, dll.
yang
semuanya adalah perkatan Mirza Ghulam Ahmad, namun mereka meyakininya sebagai
hadis.
5. Petunjuk Huzur, yaitu petunjuk Khalifah Ahmadiyah al-Qadiyan.

Jumlah Kibat Suci menurut Ahmadiyah al-Qadiyan

Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan meyakini bahwa kitab suci yang Allah turunkan ke
dunia kepada para nabi dan rasul-Nya ada lima.
1. Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa.
2. Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Dawud.
3. Kitab Injil, diturunkan kepada nabi Isa.
4. Kitab Alquran, diturunkan kepada nabi Muhammad saw.
5. Kitab At-Tazkirah, diturunkan kepada Mirza Ghulam Ahmad.

Anggapan Ahmadiyah al-Qadiyan ini tentunya menyalahi akidah Islam, yang Allah
hanya menurunkan empat buah kitab suci selain suhuf kepada para nabi dan
rasul-Nya, yaitu sebagai berikut.
1. Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa a.s.
2. Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Dawud a.s.
3. Kitab Injil, diturunkan kepada nabi Isa a.s.
4. Kitab Alquran, diturunkan kepada nabi Muhammad saw.

Dan, perlu diketahui bahwa kitab At-Tadzkirah yang diyakini oleh Jemaat
Ahmadiyah al-Qadiyan sebagai kitab suci itu hanyalah kumpulan sajak-sajak
buatan Mirza Ghulam Ahmad yang mencampuradukan dengan ayat-ayat suci Alquran.
Mirza Ghulam Ahmad telah membajak sejumlah ayat-ayat Alquran yang kemudian
disesuaikan dengan alirannya dan dimasukkan dalam sajak-sajaknya, namun
lucunya
kumpulan sajak itu dikatakan kitab suci.

Jumlah Nabi dan Rasul menurut Ahmadiyah al-Qadiyan

Jumlah nabi dan rasul yang wajib diimani dan diyakini oleh aliran ini adalah
26
nabi. Adapun menurut ajaran Islam yang benar, jumlah nabi dan rasul yang
wajib
diimani adalah sebanyak 25, sebab setelah Nabi Muhammad saw. sudah tidak ada
lagi nabi sesudahnya. Beliau adalah penutup para nabi dan rasul. Akan tetapi,
aliran Ahmadiyah al-Qadiyan ini meyakini ada satu lagi rasul yang wajib
diimani, yaitu Mirza Ghulam Ahmad.

Nama-Nama Bulan menurut Ahmadiyah al-Qadiyan

Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan membuat nama-nama bulan sendiri yang berbeda


dengan
nama-nama bulan yang telah ditetapkan oleh Islam. Nama-nama bulan versi
Ahmadiyah al-Qadiyan adalah sebagai berikut.
1. Suluh
2. Tabligh
3. Aman
4. Shahadah
5. Hijrah
6. Ihsan
7. Wafa'
8. Dhuhur
9. Tabuk
10. Ikha'
11. Nubuwwah
12. Fattah

Adapun nama-nama bulan yang ditetapkan oleh Islam adalah sebagai berikut.
1. Muharram (Muharam)
2. Shafar (Sapar)
3. Rabi'ul Awwal (Rabiulawal)
4. Rabi'ul Akhir (Rabiulakhir)
5. Jumadil Awwal (Jumadilawal)
6. Jumadil Akhir (Jumadilakhir)
7. Rajab (Rajab)
8. Sya'ban (Syaban)
9. Ramadhan (Ramadan)
10. Syawwal (Syawal)
11. Dzulqaidah (Zulkaidah)
12. Dzulhijjah (Zulhijah)

Tanah Suci menurut Ahmadiyah al-Qadiyan

Jemaat Ahmadiyah al-Qadiyan berkeyakinan bahwa tanah suci dan tempat


menunaikan
ibadah haji, selain di Mekah (Kakbah), juga di Rabwah dan Qadian India.
Mereka
meyakini bahwa Qadian di India adalah tempat suci selain Makkah al-mukarramah
dan Madinah al-munawarrah, karena menurutnya Allah SWT telah memilih tempat
tersebut untuk menurunkan wahyu-wahyu-nya yang diturunkan kepada Mirza Ghulam
Ahmad, sebagaimana disebutkan dalam wahyu versi Mirza Ghulam Ahmad,
"Sesungguhnya telah kami turunkan kitab suci (Tadzkirah) di Qadian dan dengan
kebenaran kami telah menurunkannya dan dengan kebenaran kami telah turunkan."
(Haqiqatu al-Wahyu, hlm. 8).

Mirza Ghulam Ahmad mengatakan, "Ibadah haji ke Mekah tanpa haji ke Qadian
adalah haji yang kering lagi hampa, karena haji ke Mekah sekarang tidak
menjalankan misinya dan tidak menjalankan kewajibannya." (Badan Penelitian
dan
Pengembangan Agama Depag RI, 1985, hlm. 19--20).

Kenabian menurut Ahmadiyah al-Qadiyan


Ahmadiyah al-Qadiyan meyakini bahwa kebaniab masih terus berlanjut tanpa
akhir
dan terputus hingga hari kiamat. Ahmadiyah sangat tidak setuju dengan firman
Allah SWT yang tercantum di dalam Alquran yang menerangkan bahwa Nabi
Muhammad
saw. adalah penutup para nabi dan rasul.

Ahmadiyah al-Qadiyan mengartikan lafaz khatam pada surah Al-Ahzab ayat 40


sebagai "cincin", dan bukan "penutup. Maka, arti ayat tersebut menjadi "Namun
Muhammad adalh cincin para nabi." Ini adalah arti yang menyimpang dari
pemahaman yang benar, ditinjau dari segi apa pun.

Ahmadiyah al-Qadiyan Membajak Alquran

Mirza Ghulam Ahmad yang mengaku sebagai nabi yang ke-26 dan mengaku menerima
wahyu dari Allah SWT telah memalsukan sejumlah ayat Alquran. Sedikitnya
terdapat 339 ayat Alquran yang dipalsukan olehnya. Mirza Ghulam Ahmad
memalsukan ayat-ayat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sajak-sajak
buatannya, yang dikatakannya sebagai wahyu yang diturunkan dari Allah
kepadanya, para pengikutnya juga tertipu dan meyakininya tanpa mengecek
kebenarannya. Pemalsuan yang dilakukannya terhadap beberapa ayat Alquran
tidak
lain agar orang-orang mempercayainya. Dengan susunan yang sama seperti
ayat-ayat Alquran (padahal isinya telah dibelokkan), orang yang masih bodoh
dalam agama pasti mempercayainya. Ini adalah taktik pengelabuhan.

Di antara ayat-ayat Alquran yang dipalsukan oleh Mirza Ghulam Ahmad adalah
sebagai berikut.
1. Surah Al-Baqarah: 11, 13, 20, 30, 35, 61, 106, 114, 120, 125, 214.
2. Surah Ali Imran: 3, 31, 37, 55, 123, 139, 140, 179.
3. Surah An-Nisa': 79, 82.
4. Surah Al-Maidah: 20, 56, 83.
5. Surah Al-An'am: 9, 14, 30, 34, 45, 55, 57, 91, 115, 135.
6. Surah Al-a'raf: 37, 113, 177, 178.
7. Surah Al-Anfal: 17, 30, 33, 36.
8. Surah At-Taubah: 32 dan 36.
9. Surah Yunus: 2 dan 16.
10. Surah Hud: 35.
11. Surah Yusuf: 39, 87, 91, 94, 97, 101.
12. Surah Ar-Ra'd: 11 dan 114.
13. Surah Al-Hijr: 95.
14. Surah An-Nahl: 128.
15. Surah Al-Isra': 1, 8, 36, 81, 96, 105, 110.
16. Surah Al-Kahfi: 110.
17. Surah Maryam: 34 dan 52.
18. Surah Thaha: 1 dan 131.
19. Surah Al-Ambiya': 3, 30, 36, 107.
20. Surah Al-Haj: 27.
21. Surah Al-Mu'minun: 27 dan 36.
22. Surah An-Nuur: 20.
23. Surah Asy-Syu'ara: 3, 222.
24. Surah An-Naml: 10.
25. Surah Al-Qashash: 6, 38.
26. Surah Al-Ankabut: 1.
27. Surah Al-Ahzab: 46.
28. Surah saba': 10.
29. Surah Yasin: 1, 3, 4, 6, 36, 58, 59, 83.
30. Surah Az-Zumar: 36, 37.
31. Surah Fush-Shilat: 31, 53.
32. Surah Fath: 1, 2, 3, 10.
33. Surah Adz-Dzariyat: 14.
34. Surah At-Thuur: 48.
35. Surah Al-Qamar: 44.
36. Surah Ar-Rahman: 2, 26.
37. Surah Al-Waqi'ah: 13, 79.
38. Surah Shaf: 8.
39. Surah Al-Qalam: 2.
40. Surah Al-Muzammil: 15.
41. Surah Al-Muddatsir: 25.
42. Surah Al-Bayyinah: 1.
43. Surah Az-Zilzalah: 1--3.
44. Surah An-Nashr dan Al-Lahab: 1. (Haqiqatu al-Wahyu, hlm. 70--108).

Sumber: Diadaptasi dari Mengenal Aliran-Aliran Islam dan Ciri-Ciri Ajarannya,


Drs. Muhammad Sufyan Raji Abdullah, Lc.

You might also like