You are on page 1of 4

SENI dan BUDAYA  

INDRAMAYU

1. SENI

beberapa jenis dan bentuk ekspresi diplementasikan dalam berbagai cara dan yang tergolong dalam

konteks seni di antaranya adalah:

a. Tarling

Merupakan perpaduan seni musik dan lagu yang pada awalnya di tampilkan dalam bentuk nyanyian

yang hanya di iringi gitar dan suling. sejalan dengan perkembangan, kesenian tarling terkontaminasi

dengan musik dangdut sehingga lahirlah kesenian tarling dangdut.

b. Tari Topeng Dermayon

Memiliki komposisi gerak tari yang khas dan dengan kostum topeng yang berciri spesifik yang

membedakan dengan tari topeng dengan daerah lain. tari topeng dermayon ini telah mendapat apresiasi

yang tinggi dengan di milikinya moestro tari topeng di Indramayu yaitu ibu Rasinah.

d. Wayang Golek Cepak

Selain wayang kulit, Indramayu memiliki wayang golek cepak, yang merupakan bagian dari wayang

purwa. Yang membedakan wayang ini dengan lainnya adalah lakon dan alur cerita, bentuk dan rupa

tokohnya tidak di ambil dari pakem pawayangan.

e. Genjring Akrobat

Yaitu berupa aktraksi dengan media tangga, sepeda roda 1 (satu) dengan di iringi alat musik genjring/

rebana dengan di lengkapi tari rudat.

f. Sintren atau Lais

Kesenian ini salah satu kesenian rakyat yang masih hidup dan berkembang, terutama di masyarakat

pesisir utara, selain nuansa magic, kekurungan ayam yang menjadi daya tarik kesenian sintren ini

adalah musik yang sangat khas berupa buyung, kendi dan bumbung/batang bambu.

g. Kuda Lumping

Kesenian dengan ciri khas penarinya yang menaiki kuda - kudaan yang terbuat dari kulit/lumping sambil

melakukan atraksi yang berbau magis.

2. BUDAYA

Sedangkan bentuk implementasi ekspresi yang tergolong budaya diantaranya adalah :

a. Nadran

Upacara ini merupakan sebuah cerminan dari sebuah hubungan manusia dengan sang pencipta dengan

berupa ungkapan rasa sukur akan hasil tangkapan ikan dan mengharapkan akan meningkatnya hasil

ditahun mendatang serta dijauhkan dari bencana dan mara bahaya dalam mencari nafkah di laut.

Umumnya upacara adat nadran ini diselenggarakan antara bulan Oktober-Desember di pantai Eretan,

Dadap, Karang Song, Limbangan, Glayem, Bugel dan Ujung Gebang.

b. Ngarot

Upacara ini sudah ada sejak abad 16 dan sampai sekarang masih di selenggarakan, terutama oleh
masyarakat desa lelea setiap menjelang penggarapan sawah. Upacara ini dilaksanakan dalam rangka

agar mendapatka hasil pertanian yang melimpah dan upacara adat ini dilaksanakan setiap hari rabu,

minggu keempat bulan november dimana pesertanya adalah para muda / i dengan kostum yang khas.

c. Jaringan

Upacara kaum remaja yang bertujuan untuk mencari pasangan hidup yang dilaksanakn pada malam

bulan purnama. kegiatan ini bertempat di desa parean Kecamatan kandang haur.

d. Ngunjung

Yaitu upacara syukuran yang dilaksanakan di kuburan - kuburan yang dianggap keramat biasanya

dilaksanakan pada bulan sura mulud

e. Mapag Tamba

Yaitu upacara yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengusir penyakit, dengan cara membawa air

tambak ke dalam bungbung bambu yang berasal dari kasepuhan atau sumber untuk disiramkasan ke air

yang mengalir ke sawah pada sawah yang berada di batas desa.

f. Mapag Sri

Adalah upacara yang dilaksanakn dengan tujuan unutk mengungkapkan rasa syukur kepada sang

pencipta atas tibanaya masa panen, dengan cara melaksanakan pergelaran kesenian wayang kulit

sehari semalam dengan lakon khusus dan biasanya dilaksanakan di balai desa.

g. Sedekah Bumi

Adalah upacara yang dilaksanakan oileh petani pada saat akan turun menggarap sawahnya. biasanya

dilakukan pada awal musim hujanyaitusekitar bulan oktober sampai desember. Prosesi upacara ini

biasanya dimulai dari berkumpulnya masyarakat disuatu tempat dilkukan doa bersama dan setalah itu

dilaksanakan upacara adat.


Kesenian Sisingaan Subang

Indonesia Negara yang berada tepat pada garis lintang khatulistiwa yang terhimpit oleh
dua benua Asia dan benua Australia, sehingga Indonesia hanya memiliki dua musim yakni
musim hujan dan musim kemarau. Indonesia Negara yang kaya dengan sumber daya alam
yang melimpah. Indonesia juga sebagai urutan ke empat Negara yang berkependudukan
padat, setelah Cina, India serta Amerika. Tidak sedikit pula bangsa ini yang berpenduduk
musiman yakni warga Negara asing yang berdiam dan menetap, ataupun yang hanya
berkunjung ke Indonesia, karena Indonesia terkenal akan aksi dan kreasi terutama dalam
seni dan budayanya, yang memiliki kekhasan tersendiri. Bangsa kita memang memiliki
daya tarik tersendiri bagi para Negara tetangga. Indonesia bisa dikatakan Negara yang
memiliki keragaman ras, bahasa, agama maupun keragaman dalam budayanya.
Dikarenakan Indonesia memiliki budaya yang beragam maka dari itu pada setiap daerah
mempunyai seni budaya yang diusungnya, yang pastinya memilki keunikan dan kekhasan
tersendiri. Karena dalam sebuah daerah memiliki kependudukan yang berbeda, baik
perbedaan dalam pola fikir, dan tingkah laku yang akan mempengaruhi pada budaya itu
sendiri, sehingga akan sangat jelas perbedaan dan keunikan di setiap budaya yang ada di
Indonesia.
Dalam hal kepariwisataan di Indonesia tidak kalah menariknya dari Negara-negara lain,
terutama pada pariwisata budayanya. Akibatnya tidak sedikit pula para wisatawan asing
tertarik dan banyak mengunjungi wilayah-wilayah bangsa kita yang kental akan
keeksotisan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.
Tempat pariwisata yang menjadi ujung tombak di Indonesia adalah Bali, sehingga banyak
pula wisatawan asing berkunjung, dan kita pun akan berkomentar bahwa Bali adalah
surganya dunia. Banyaknya wisatawan asing yang bertandang ke Indonesia, khususnya
Bali karena bagi para wisatawan, Bali menawarkan kebudayaan yang unik dan eksotis. Bila
di lihat dari keindahan pantainya, mungkin pantai Kute dan Sanur tidak ada apa-apanya
dengan keindahan pantai-pantai yang dimiliki oleh bangsa mereka. Tetapi keunikan dan ke
eksotisan budayalah yang menjadi pemikat para wisatawan yang datang. bahkan mereka
pun tak akan segan untuk kembali berkunjung.
Sayangnya dalam pariwisata budaya di tingkat nasional, Bali yang menjadi rujukan utama
dalam hal pariwisata budaya. Tidak salah kalau kita membangga-banggakan Bali sebagai
daerah pariwisata yang menyumbang devisa terbesar dalam hal pariwisata nasional, tetapi
apabila kita mengandalkan Bali sebagai pariwisata budaya, kita akan terjebak sehingga kita
pun akan ketergantungan terhadap daerah tersebut. Terbukti dengan adanya peristiwa
bom Bali. Wisatawan asing yang datang ke Indonesia merosot drastis dan pemasukan ke
Negara pun Anjlok.
Ironis memang kalau membandingkan antara Bali dengan pariwisata budaya yang ada di
daerah-daerah. Salah satunya yakni Kabupaten Subang yang terletak diantara 6o , 40
lintang selatan dan 107o – 107o 54 bujur timur. Iklim di daerah Kabupaten Subang
termasuk ke type angin musim yang berubah-ubah secara periodik. Iklim yang kering dan
dingin bisa mencapai 18oC, dan iklim yang panas mencapai ± 30oC. luas wilayah
Kabupaten Subang sekitar 463.000 km2 atau 205.176.950 ha. Daerah Kabupaten Subang
tergolong pada zona lipatan yang berbukit rendah dan mencapai ketinggian antara ± 1.785
meter diatas permukaan laut. Tepatnya sebelah utara ibu kota propinsi jawa barat yaitu
kota bandung, yang dibatasi oleh gunung Tangkuban perahu, walaupun berkependudukan
sedikit namun Subang ternyata memiliki ragam budaya dan pariwisata yang patut dilirik,
salah satunya yang sangat terkenal adalah tempat wisata Ciater, Ciater pun mampu
menjadi tombak terbesar dalam pemasukan devisa daerah, yang dapat dikunjungi oleh
para wisatawan.
Dalam hal kesenian dan budaya, Subang tidak kalah menariknya untuk dinikmati, karena
banyak potensi seni dan budaya di Kabupaten Subang yang telah menjadi mata
pencaharian tetap masyarakat Budaya / Seniman. walaupun hanya dari sebuah budaya
daerah, namun dapat pula menjadi modal utama dalam pengembangan wilayahnya karena
suatu budaya dapat diusung sebagai identitas dari daerah tersebut, yang menjadi nilai
tambah bahkan daya tarik untuk memikat para wisata agar berkunjung bahkan
melestarikannya. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan hanya dari sebuah budaya
Subang sehingga tidak kalah bersaing dari Bali yang akhirnya mampu menyumbang devisa
pada Negara kita, yakni indonesia dalam hal pariwisata nasional.
Budaya yang terdapat di kota Subang diantaranya adalah pencak silat, gemyung, jaipong,
wayang golek dan sisingaan. Apabila potensi ini di kembangkan dengan baik maka akan
menghasilkan suatu nilai tambah pendapatan masyarakat secara khusunya dan daerah
pada umumnya. Sudah banyak program dan kegiatan guna mengembangkan seni budaya
daerah Kabupaten Subang yang dilakukan oleh dinas intansi terkait, dalam hal ini Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Subang. Khususnya dalam seni budaya sisingaan
diadakannya festival sisingaan yang di ikuti oleh seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten
Subang, untuk memeriahkan acara peringatan hari jadi Kabupaten Subang pada tanggal 5
April.
Menurut wikipedia dari sumber rujukan Ganjar Kurnia dalam judul ”Deskripsi kesenian Jawa
Barat. Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jawa Barat, Bandung” menjelaskan bahwa Sisingaan
merupakan salah satu jenis seni pertunjukan rakyat Jawa Barat, Khas Subang yaitu berupa
keterampilan memainkan tandu berisi boneka singa (sunda : sisingaan, singa tiruan)
berpenumpang.
Didalam sejarah perkembangannya terdapat beberapa keterangan tentang asal usul
sisingaan, di antaranya bahwa kesenian Sisingaan diciptakan sekitar tahun 1840 oleh para
seniman yang berasal dari daerah Ciherang, sekitar 5 km dari Kota Subang. Waktu itu,
Kabupaten Subang pernaha menjadi “milik” orang belanda dan Inggris dengan mendirikan
P&T Lands. Hal ini menyebabkan seolah-olah Subang menjadi daerah pemerintahan ganda,
karena secara politis dikuasai oleh Belanda, tetapi secara ekonomi berada di bawah
pengaruh para pengusaha P&T land. Akibatnya, rakyat Subang menjadi sangat menderita.
Dalam kondisi semacam ini, kesenian Sisingaan lahir sebagai suatu bentuk perlawanan
rakyat terhadap kedua bangsa penjajah tersebut. Dan, untuk menegaskan bahwa kesenian
Sisingaan adalah suatu bentuk perlawanan, maka digunakan dua buah boneka singa yang
merupakan lambang dari negara Belanda dan Inggris, Oleh sebab itu, sampai hari ini dalam
setiap permainan Sisingaan selalu ditampilkan minimal dua buah boneka sisingaan.
Keterangan lain dikaitkan dengan semangat menampilkan jenis kesenian di Anjungan Jawa
Barat sekitar tahun 70-an ketika Bupati Subang dipegang oleh Pak Acu. Pada waktu itu RAF
(Rachmatullah Ading Affandi) yang juga tengah berdinas di Subang, karena ia dikenal
sebagai seniman dan budayawan dimintakan kitanya. Dalam prosesnya itu, akhirnya
ditampilkanlah Gotong Singa atau Sisingaan yang dalam bentuknya masih sederhana,
termasuk musik pengiringnya dan kostum penari pengusung sisingaan. Ternyata
sambutannya sangat luar biasa, sejak itu Sisingaan menjadi dikenal masyarakat.
Seiring dengan perkembangan zaman, kini kesenian sisingaan khas Subang
perkembangannya bergeser dengan kesenian modern. Selain itu juga ada dilema bahwa
group kesenian sisingaan khas subang kalah eksis dengan group kesenian sisingaan yang
ada di Bandung, Kuningan dan kota-kota lain yang mengangkat kesenian tersebut. Padahal
pusat kesenian sisingaan tersebut berasal dari kota Subang yang memiliki kurang lebih
sekitar 165 group sisingaan dengan 2.965 orang para senimanya. Ini yang menjadi titik
permasalahan dari seni budaya tradisional khas Subang tersebut menjadi kurang eksis. Di
Subang sepuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk
belajar tari jaipong, dalang wayang golek dan sisingaan. Hampir setiap minggu dan dalam
acara ritual kehidupan selalu diundang pentas sebagai hiburan yang meriah.

You might also like