Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
Nama : Ela Nisriyana
NIM : 1314000025
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling
Ela Nisriyana. 2007. Hubungan interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya
dengan motivasi belajar siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Pegandon tahun
pelajaran 2006/ 2007.
Motto:
” Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh- sungguh (urusan) yang
lain dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap”.
(QS. Al Insyiroh, ayat 6-8)
Persembahan:
1. Bapak dan Ibuku tercinta
2. Kakak- kakak dan adik- adikku
3. Guru-guruku
4. By Syukur
5. Almamater
KATA PENGANTAR
Penulis
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
ABSTRAK ...........................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR .........................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................6
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................6
E. Penegasan Judul .................................................................................7
F. Sistematika Skripsi.............................................................................8
15. Distribusi frekuensi sub variabel lebih senang bekerja mandiri ............ 64
16. Distribusi frekuensi sub variabel cenderung bertindak atau
menetapkan pilihan yang realistis .......................................................... 65
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan suatu proses atau sistem yang terdiri dari bebrapa
Dalam kehidupan sehari- hari, orang sebagai individu yang hidup di tengah
masyarakat ingin diakui sebagai salah satu bagian dari mereka. Keinginan
dihitung timbul dari kebutuhan akan pengakuan. Demikian juga pengakuan dari
kemampuan yang dimiliki, prestasi. Pendapat dan evaluasi dari pihak lain
merupakan suatu refleksi objektif dan harga diri pribadi dan dinamika
kebutuhan.
manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan
1
2
dengan motivasi yang dimiliki oleh individu, individu dapatkan dari pengadopsian
Keinginan untuk tampil seragam dengan orang lain yang menjadikan kita
berikut:
berprestasi yang signifikan antara siswa yang menjadi pengurus OSIS dan siswa
yang bukan pengurus OSIS di SMU Yayasan Pendidikan Semarang tahun ajaran
2004- 2005.
sudah memiliki motivasi belajar yang tinggi memberikan pengaruh yang sangat
Sehingga siswa yang mengalami motivasi belajar rendah merasa ingin juga
memiliki motivasi tinggi seperti teman- teman yang telah memperoleh prestasi.
perencanaan dengan interaksi yang dilakukan apa adanya atau tanpa perencanaan
satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing- masing perilaku
mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini, tindakan yang dilakukan seseorang
dalam suatu interaksi merupakan stimulus bagi individu lain yang menjadi
pasangannya.
sosial. Dalam mencari jati diri remaja cenderung mencari tokoh identifikasi
diterima dan dipandang sebagai anggota kelompok teman sebaya, baik di sekolah
4
sebagai teman sebaya dalam belajar sangat menonjol. Untuk itu guru diharapkan
lebih termotivasi dalam belajar kalau penguatan dari teman sebaya daripada guru
sendiri (Prayitno 1989:54). Dengan adanya motivasi, akan memberi arah pada
remaja baik dari aspek sosial maupun psikologisnya dapat berkembang dengan
baik. Hendaknya remaja tidak memusatkan identitas pada banyaknya teman atau
berlindung di balik nama teman. Remaja harus memiliki identitas diri sendiri
atau belajar dengan giat untuk memperoleh pembenaran atau penerimaan dari
dan oleh karena itu ia giat belajar, melakukan tugas- tugas dengan baik, agar dapat
remaja awal, ada unsur- unsur yang menjadi standar dalam memilih kelompok
teman sebaya. Diantaranya pola tingkah laku, minat atau kesenangan, kepribadian
atau nilai yang dianut. Apa yang mereka jadikan standar dilihatnya tentang
keserasian dan kesamaannya. Semakin besar atau banyak keserasian yang mereka
miliki maka semakin erat pula persahabatan diantara mereka. Dalam kelompok
teman sebaya, teman adalah tempat berkaca, sebagai orang yang paling dekat,
teman bisa memberi gambaran tentang diri sendiri dari dekat, bahkan kadang-
kadang remaja dapat diberi identitas berdasarkan dengan siapa dia berteman.
informasi guru pembimbing dan observasi di lapangan, para siswa di sekolah ini
pemilihanya tidak ditentukan oleh jenjang kelas (sekolah) dan tidak harus dalam
satu kelas. Selain itu, rata- rata dalam satu kelompok memiliki minat atau
kesenangan serta pola tingkah laku yang sama. Sehingga jika dalam suatu
kelompok ada anggota kelompok yang memiliki prestasi yang baik maka anggota
yang lainnya akan termotivasi untuk menjadi identik atau berusaha untuk meraih
hasil yang tidak jauh beda. Dalam hal ini remaja butuh pengakuan dari guru dan
Melihat fenomena yang ada di lapangan belum dapat diketahui dengan pasti
hubungan interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar.
Hal ini dikarenakan belum ada penelitian yang mengulas mengenai hubungan
interaksi sosial dalam kelompok sebaya dengan motivasi belajar. Oleh sebab itu
dalam Kelompok Sebaya dengan Motivasi Belajar Siswa kelas IX di SMP Negeri
B. Rumusan Masalah
sosial dalam kelompok sebaya dengan motivasi belajar siswa kelas IX di SMP
C. Tujuan Penelitian
Pada penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah “ Untuk mengetahui
hubungan antara interaksi sosial dalam kelompok sebaya dengan motivasi belajar
siswa kelas IX di SMP Negeri I Pegandon Kendal tahun pelajaran 2006/ 2007”.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
a. Bagi siswa
b. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan positif bagi
E. Penegasan Judul
masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. (Ali, 2004: 87)
3. Kelompok teman Sebaya: Kelompok sebaya menurut J.P Chaplin (2004: 357)
mengasosiasikan dirinya.
8
pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, da
daftar lampiran.
Pada bagian isi skripsi terdapat lima bab yang terdiri dari pendahuluan,
penutup.
terkait dengan fenomena yang terjadi pada objek penelitian, permasalahan yang
ada, penegasan istilah pada judul skripsi ini, tujuan diadakannya penelitian,
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dan garis besar sistematika skripsi.
Bab II Landasan Teori, dalam bab ini diuraikan tentang motivasi belajar
yang berisi, pengertian motivasi, fungsi motivasi dalam belajar, faktor- faktor
interaksi sosial, faktor- faktor yang mempengaruhi interaksi sosial, bentuk- bentuk
dan jenis- jenis interaksi sosial.kelompok sebaya , yang berisi tentang pengertian,
hakekat, fungsi kelompok sebaya, kelompok sebaya dalam situasi belajar dan
penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel dan teknik sampling, metode
pengumpulan data, metode penentuan validitas dan reabilitas dan analisis data.
Bab V Penutup, dalam bab ini memuat kesimpulan dan saran- saran atas
Bagian akhir skripsi yang meliputi daftar pustaka yang berkaitan dengan
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
laku ke arah yang diinginkan, dengan pendidikan manusia mampu menyikapi tabir
yang lebih baik di masa yang akan datang dengan pola pikir yang kritis dan
sistematis
Sedangkan menurut Sardiman (2004: 73) motivasi adalah daya penggerak yang
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa, afeksi seseorang. Dalam hal ini
motivasi relevan dengan persoalan- persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang
terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan
motivasi itu sebagai suatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya
perubahan suatu energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut
dengan persoalan kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak
atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan
atau keinginan.
tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka
tersebut. Jadi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang, namun adanya
motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar. Dalam kegiatan belajar, motivasi
dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
suatu usaha (drive) tertentu untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sehingga ada
27)
bertingkah laku karena didorong oleh adanya kebutuhan, Sehingga tingkah laku
berprestasi Mc Clelland (dalam Salam, 94: 12). Menurutnya motif yang ada pada
berikut :
selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi itu sangat penting
dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan berhasil baik kalau siswa tekun
mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan masalah dan hambatan. Siswa yang
Di samping itu, ada juga fungsi- fungsi yang lain. Motivasi dapat
suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar
akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang
tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu
akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat
yaitu:
a. Sikap
perilaku peran. Karena sikap itu dipelajari, sikap juga dapat dimodifikasi
dengan harga diri yang positif, atau dapat merusak secara personal karena
adanya intensitas perasaan gagal. Sikap berada pada diri setiap orang
sepanjang waktu dan secara konstan sikap itu mempengaruhi perilaku dan
belajar.
b. Kebutuhan
c. Rangsangan
pembelajaran, maka sedikit sekali belajar akan terjadi pada diri siswa
tersebut.
d. Afeksi
e. Kompetensi
secara efektif.
f. Penguatan
17
kegiatan belajar.
a. Motivasi Intrinsik
perlu dirangsang dari luar. Karena dalam diri individu sudah ada dorongan
b. Motivasi Ekstrinsik adalah motif- motif yang aktif dan berfungsi karena
a. Memberi angka
kuat. Tetapi ada juga, siswa yang belajar hanya ingin naik kelas saja. Ini
afeksinya.
b. Hadiah
akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk
19
pekerjaan tersebut.
d. Ego- involvement
e. Memberi ulangan.
ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana
motivasi.
f. Mengetahui hasil
mengetahui bahwa grafik hasi belajar meningkat, maka ada motivasi pada
diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus
meningkat.
g. Pujian
merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat akan memupuk
20
h. Hukuman
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena
motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih
baik.
j. Minat
minat.
106).
penghargaan dan pengakuan, maka timbullah upaya berupa tingkah laku untuk
seorang siswa yang memiliki kebutuhan untuk diakui dan dihargai oleh
pengakuan.
tingkah laku untuk mencapai tujuan. Tingkah laku merupakan realisasi dari
aturan yang obyektif terdapat dalam diri individu yang akan terpenuhi akan
Dorongan
Kebutuhan
Motivasi
Gambar. 1
perimbangan.
B. Interaksi Sosial
saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir
bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi
satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan
suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap
yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi
hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu
23
(Ali, 2004:87)
behavior always within a group frame work, as related to group structure and
pengertian hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-
masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam
interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang
a. Faktor Imitasi
Merupakan dorongan untuk meniru orang lain, misalnya
dalam hal tingkah laku, mode pakaian dan lain- lain.
b. Faktor Sugesti
Yaitu pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri
maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa
adanya kritik dari orang lain.
c. Faktor identifikasi
Merupakan suatu dorongan untuk menjadi identik (sama)
dengan orang lain.
d. Faktor Simpati
Merupakan suatu perasaan tertarik kepada orang lain. Interaksi
sosial yang mendasarkan atas rasa simpati akan jauh lebih
mendalam bila dibandingkan hanya berdasarkan sugesti atau
24
imitasi saja.
3. Bentuk- bentuk Interaksi Sosial
dapat berupa:
a. Kerja sama
Kerja sama ialah suatu bentuk interaksi sosial dimana orang-
orang atau kelompok-mkelompok bekerja sama Bantu-
membantu untuk mencapai tujuan bersama. Misal, gotong-
royong membersihkan halaman sekolah.
b. Persaingan
Persaingan adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana orang-
orang atau kelompok- kelompok berlomba meraih tujuan yang
sama.
c. Pertentangan.
Pertentangan adalah bentuk interaksi sosial yang berupa
perjuangan yang langsung dan sadar antara orang dengan
orang atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan
yang sama
d. Persesuaian
Persesuaian ialah proses penyesuaian dimana orang- orang
atau kelompok- kelompok yang sedang bertentangan
bersepakat untuk menyudahi pertentangan tersebut atau setuju
untuk mencegah pertentangan yang berlarut- larut dengan
melakukan interaksi damai baik bersifat sementara maupun
bersifat kekal.
Selain itu akomodasi juga mempunyai arti yang lebih luas
yaitu, penyesuaian antara orang yang satu dengan orang yang
lain, antara seseorang dengan kelompok, antara kelompok
yang satu dengan kelompok yang lain.
e. Perpaduan
Perpaduan adalah suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan,
yang ditandai dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan
yang terdapat di antara individu atau kelompok. Dan juga
merupakan usaha- usaha untuk mempertinggi kesatuan
tindakan, sikap, dan proses mental dengan memperhatikan
kepentingan dan tujuan bersama.
4. Jenis- jenis Interaksi
teman- teman yang sesuai dan sejenis, perkumpulan atau kelompok pra
puberteit yang mempunyai sifat- sifat tertentu dan terdiri dari satu jenis.
22) yaitu sebagai kumpulan orang- orang yang anggota- anggotanya sadar
dua orang individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka, yang masing-
menyadari keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok dan masing-
bersama.
26
kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang saling berkaitan,
bersama.
mempunyai nilai- nilai dan pola hidup sendiri, di mana persahabatan dalam
mewujudkan nilai- nilai dalam suatu kontak sosial. Disamping itu juga
merupakan media bagi anak untuk mewujudkan nilai- nilai sosial tersendiri
a. Dunia orang dewasa, yaitu orang tuanya, guru- gurunya dan sebagainya.
perkumpulan- perkumpulan.
Dunia Dunia
orang Anak teman
dewasa sebaya
27
cara- cara hidup bermasyarakat. Biasanya anatar umur empat dan tujuh tahun
dunia sosial anak mengalami perubahan secara radikal, dari dunia kecil yang
berpusat di dalam keluarga ke dunia yang lebih luas yang berpusat pada
pengertian.
a. Dalam dunia teman sebaya, anak memiliki status yang sama, anak
ketika anak kurang menyadari bahawa situasi belajar itu adalah suatu
situasi belajar.
pengaruh keluarga, sebab anak itu semakin lama semakin sering berada di
a. Teman Dekat
b. Teman Kecil
c. Kelompok Besar
29
d. Kelompok Terorganisasi
e. Kelompok Gang
kelompok gang. Anggota biasanya ter diri dari anak- anak sejenis dan minat
perilaku antisosial.
jenis kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya yang pasti ada di
tetap.
emosi yang dapat menentukan tingkah laku. Motivasi muncul dalam diri manusia,
tetapi kemunculannya karena terdorong atau terangsang oleh adanya unsur lain,
yaitu tujuan. Tujuan ini menyangkut soal kebutuhan. Dengan demikian dapat
ditegaskan bahwa motivasi, akan selalu terkait dengan kebutuhan. Kebutuhan ini
akan timbul karena adanya keadaan yang tidak seimbang atau ketegangan yag
berarti telah tercapai suatu kebutuhan yang diinginkan. Keadaan tidak seimbang
atau rasa tidak puas itu, diperluka adanya motivasi yang tepat.
mengungkapkan bahwa anak- anak (9- 13 tahun), teman dekat adalah yang paling
besar pengaruhnya, menyusul orang tua, keluarga, dan anak- anak lain. Jadi yang
berprestasi yang signifikan antara siswa yang menjadi pengurus OSIS dan siswa
positif antara interaksi remaja dalam peer group dengan keputusan remaja remaja
pada siswa kelas I, II, dan III SMU Unggulan Nurul Islami. Hal ini menunjuk
dapat hidup sendiri tanpa bantuan oang lain, maka dari itu manusia pasti hidup
cenderung hidup berkelompok secara unik yang biasa disebut kelompok teman
sebaya atau tema sebaya, yang di dalamnya terdapat hubungan emosional yang
kelompok teman sebaya remaja akan belajar standar moralitas orang dewasa,
sosialnya.
satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing- masing perilaku
mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini, tindakan yang dilakukan seseorang
dalam suatu interaksi merupakan stimulus bagi individu lain yang menjadi
pasangannya.
32
sosial. Dalam mencari jati diri remaja cenderung mencari tokoh identifikasi
memegang peranan penting dalam kehipan remaja. Remaja sangat ingin diterima
dan dipandang sebagai anggota kelompok teman sebaya, baik di sekolah maupun
tingkah laku kelompok sebayanya. Dan dikata pula bahwa suatu interaksi
sebagai teman sebaya dalam belajar sangat menonjol. Untuk itu guru diharapkan
lebih termotivasi dalam belajar kalau penguatan dari teman sebaya daripada guru
sendiri (Prayitno 1989:54). Dengan adanya motivasi, akan memberi arah pada
tengah masyarakat ingin diakui sebagai salah satu bagian diantara mereka.
Keinginan di hitung timbul dari kebutuhan akan pengakuan. Bagi remaja yang
bersekolah untuk masa remaja awal, ada unsur- unsur yang menjadi standar dalam
memilih kelompok teman sebaya. Diantaranya pola tingkah laku, minat atau
33
kesenangan, kepribadian atau nilai yang dianut. Apa yang mereka jadikan standar
keserasian yang mereka miliki maka semakin erat pula persahabatan diantara
mereka.
orang yang paling dekat, teman bisa memberi gambaran tentang diri sendiri dari
dekat, bahkan kadang- kadang remaja dapat diberi identitas berdasarkan dengan
siapa dia berteman. Dengan demikian, respon anak terhadap kesulitan atau
Sehubungan dengan ini, maka peranan motivasi sangat penting di dalam upaya
keunggulan. Menjadi identik atau berusaha untuk meraih hasil yang tidak jauh
beda. Dalam hal ini remaja butuh pengakuan dari guru dan teman- temannya
E. Hipotesis
“Ada hubungan antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan
METODE PENELITIAN
ilmiah. Hal- hal yang harus diperhatikan dalam penelitian adalah metode yang
digunakan harus disesuaikan dengan objek penelitian dan tujuan yang akan
metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Jenis Penelitian
Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu
deskriptif dan penelitian inferensial (Sugiyono, 2005:12). Jika dipandang dari sifat
penelitian tindakan.
33
dalam kelompok teman sebaya dengan Motivasi Belajar pada Siswa Kelas IX
SMP Negeri I Pegandon Kabupaten Kendal Tahun ajaran 2006/ 2007”, maka
antara dua variabel. Dalam menganalisis data dengan menggunakan data- data
numerikal atau angka yang diolah dengan metode statistik, setelah diperoleh
1. Populasi Penelitian
Populasi harus dibatasi dan ditegaskan sampai pada batas- batas tertentu yang
dapat dipergunakan untuk menentukan sampel. Hal ini ditegaskan lagi bahwa
Berdasarkan dengan tujuan dari penelitian ini, maka populasi dari penelitian
ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri I Pegandon Kabupaten Kendal Tahun
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX yang berjumlah 217
yang terbagi dalam lima kelas, dua kelas berjumlah 44 siswa dan tiga kelas
lainnya berjumlah 43 siswa. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan
lengkap, berikut ini disajikan mengenai daftar siswa kelas IX di SMP Negeri I
Pegandon Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2006/2007.
Tabel. 1
POPULASI PENELITIAN
No KELAS JUMLAH SISWA
1. Kelas IX.1 44
2. Kelas IX.2 44
3. Kelas IX.3 43
4. Kelas IX.4 43
5. Kelas IX.5 43
JUMLAH 217
2. Sampel Penelitian
dari populasi, maka harus memilih ciri- ciri yang dimiliki oleh populasinya.
Sampel harus memiliki paling sedikit satu sifat yang sama, baik sifat kodrat
tergantung pada sifat populasi, artinya jika keadaan populasi homogen, sampel
tidak perlu terlalu banyak, tetapi jika keadaan populasi heterogen maka sampel
seyogyanya dalam jumlah yang banyak. Homogenitas sampel pada penelitian ini
yaitu kelas. Karena kelas merupakan kelompok teman sebaya yang ada di sekolah
karena kelas tertinggi di jenjang SMP yaitu kelas IX. Berarti interaksi sosial yang
lama terjalin yaitu kelas IX. Dengan asumsi, kedekatan antar siswa lebih dalam.
Berdasarkan pendapat di atas, maka pada penelitian ini untuk ukuran jumlah
sampelnya sebagian dari jumlah populasi yang ada, yang jumlahnya 217 siswa.
Arikunto (1998; 126) menuliskan “Ukuran jumlah sampel pada penelitian, jika
populasinya sedikit bisa 10- 15 % atau 20- 25% jika populasinya banyak”.
a. Jumlah siswa (217) yang tidak mungkin diambil semua menjadi sampel
menjadi populasi dalam penelitian ini hanya siswa kelas IX SMP Negeri I
Pegandon Kabupaten Kendal, dalam setiap kelasnya diambil jumlah yang sama
Tabel. 2
SAMPEL PENELITIAN
NO KELAS JUMLAH SISWA PROSENTASE
1. Kelas IX.1 44 20% X 44 = 8.6 %
2. Kelas IX.2 44 20% X 44 = 8.6 %
3. Kelas IX.3 43 20% X 43 = 8.2 %
4. Kelas IX.4 43 20% X 43 = 8.2 %
5. Kelas IX.5 43 20% X 43 = 8.2 %
JUMLAH 217 20 % X 217 = 43,4
C. Variabel
merupakan konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subjek
variabel merupakan objek yang bervariasi dan dapat dijadikan sebagai titik
perhatian. Titik perhatian dalam penelitian ini adalah hubungan interaksi sosial
1. Jenis Variabel
Berdasarkan pada pengertian variabel di atas dan judul dari penelitian ini,
maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat.
Sebab penelitian ini ingin meneliti tentang ada tidaknya hubungan interaksi sosial
dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar, sehingga jenis penelitian
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah interaksi sosial
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah suatu gejala akibat dari variabel bebas. Dalam
sebagai berikut:
Interaksi sosial dalam
Motivasi belajar
teman sebaya
Variabel X Variabel Y
Gambar.2
Hubungan antar variabel
Pada penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel idependen (X) atau
variabel yang mempengaruhi yaitu interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya
dan variabel dependen (Y) atau variabel yang dipengruhi yaitu motivasi belajar.
3. Definisi Operasional
melalui proses sosial yang disebut interaksi sosial, yaitu hubungan timbal balik
Adapun bentuk- bentuk interaksi sosial yang akan dijadikan dalam pengembangan
2. Persaingan (Competition)
3. Pertentangan (Conflict)
4. Persesuaian (Accomodation)
5. Asimilasi atau perpaduan (Asimilation)
menentukan dan menyeleksi perbuatan yang nyata dari individu untuk belajar.
Adapun ciri- ciri motivasi belajar yang akan dijadikan dalam pengembangan
Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yng ditempuh oleh peneliti
untuk memperoleh data yang akan diteliti. Data merupakan faktor yang penting,
karena dengan adanya data dapat ditarik kesimpulan untuk memperoleh dan
penyimpulan data untuk mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan
dalam penelitian ini digunakan metode non tes yaitu menggunakan skala
karena:
sebaya
jawaban yang merupakan refleksi keadaan diri subyek yang biasanya tidak
mungkin hanya sekedar pengakuan saja dan tidak benar- benar terjadi dalam
kelemahan skala tersebut dengan cara membuat variasi jawaban dalam soal item
jawaban yaitu, untuk menghindari jawaban yang memberikan makna ambigu dan
untuk menghindari responden yang pasif serta cenderung memilih posisi aman
tanpa memberi jawaban yang pasti, karena respon yang kita inginkan adalah
Dalam pemberian skor, setiap respon positif terhadap item Favoriabel akan
diberi bobot yang lebih tinggi daripada respon negatif yaitu dari empat sampai
dengan satu, Sebaliknya untuk item unavoriabel respon positif akan diberi skor
yang bobotnya lebih rendah dari respon negatif, yaitu satu sampai dengan empat.
Setiap jenis respon mendapat nilai sesuai dengan arah pernyataan yang
bersangkutan.
Pilihan alternatif jawaban dan skoring setiap item pernyataan dalam skala
interaksi sosial dan skala motivasi belajar dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.
Skoring pada skala Interaksi Sosial
Skor
No Jawaban
+ -
1. Sangat sesuai (SS) 4 1
2. Sesuai (S) 3 2
3. Tidak Sesuai (TS) 2 3
4. Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4
Tabel. 4
Skoring pada skala Motivasi Belajar
Skor
No Jawaban
+ -
1. Sangat sesuai (SS) 4 1
2. Sesuai (S) 3 2
3. Tidak Sesuai (TS) 2 3
4. Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4
dahulu membuat kisi- kisi instrumen yang memuat tentang indikator dari variabel
penelitian yang dapat memberikan gambaran mengenai isi dan dimensi kawasan
ukur yang akan dijadikan acuan dalam penulisan item. Kisi- kisi instrumen
tersebut terdiri dari variabel X yaitu interaksi sosial dan variabel Y yaitu motivasi
belajar.
sub variabel, selanjutnya dari sub- sub variabel dijabarkan lagi menjadi
tertentu.
c. Menyusun format
Format skala motivasi dan interaksi sosial disusun secara jelas untuk
1. Kata pengantar
responden. Isi kata pengantar secara garis besar adalah: a) latar belakang
responden.
2. Identitas
Pada bagian ini berisi tentang identitas diri responden yaitu terdiri dari
3. Petunjuk pengisian
Pada bagian kolom kiri adalah kolom pernyataan, sedangkan pada bagian
akan digunakan sebagai metode penelitan. Untuk itu sebelum alat tersebut
psikologi tersebut dapat diketahui apakah skala yang digunakan sudah valid dan
1. Validitas
suatu instrumen (Arikunto, 1998:160). Suatu instrumen yang valid atau sahih
Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya yaitu (Arikunto,
1998:161) :
a. Validitas eksternal
b. Validitas internal
validitas internal dilakukan dengan menggunakan kriteria dari dalam atau item
pengukuran yaitu dengan menganalisa korelasi antara item yang satu dengan item
yang lain.
N ∑ XY − (∑ X ) − (∑ Y )
rxy =
{N ∑ X 2
}{
− ( ∑ X ) 2 N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2
}
Keterangan:
N = Jumlah subyek
2. Reliabilitas
uji dengan menggunakan rumus Alpha yaitu skor bukan 1 dan 0. Rumus Alpha
⎡ k ⎤ ⎡ ∑ σb ⎤
2
r11 = ⎢ ⎢1 − ⎥
⎣ k − 1⎥⎦ ⎢⎣ at 2 ⎥⎦
Keterangan;
= Varian total.
kesimpulan untuk mencapai tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah
dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar siswa yang diteliti, maka
digunakan analisis deskripsi persentase. Data atau skor dari jawaban responden
n
%= X 100 %
N
Keterangan:
moment, dengan alasan karena rumus ini memiliki keuntungan yaitu langkah yang
ditempuh lebih pendek, bilangan yang diperoleh bukan desimal, sehingga dapat
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
{N ∑ X 2
}{
− (∑ X ) 2 N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 }
Keterangan :
N = Jumlah subyek
rh ≥ 5% maka ha diterima
rh ≤ 5% maka ha ditolak
Agar kesimpulan yang diambil tidak menyinggung maka data yang
A. Hasil Penelitian
pengungkapan data dari instrumen penelitian dan metode analisis data yang
motivasi belajar dan skala interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya.
Sebelum instrumen motivasi belajar dan interaksi sosial dalam kelompok teman
Skala motivasi belajar terdiri dari 80 butir pertanyaan yang harus dijawab
menggunakan uji validitas product moment dari 80 soal tersebut, ternyata tidak
semua soal valid. Ada 6 soal yang dinyatakan tidak valid yaitu item soal nomor 9,
moment sebesar 0.297 dan untuk item No 1 rhitung > rtabel 0,390 > 0,297, maka
item tersebut dikatakan valid. Perhitungan untuk item-item yang lain, selanjutnya
52
53
Sedangkan skala interaksi sosial terdiri dari 79 butir pertanyaan yang harus
menggunakan uji validitas product moment dari 79 soal tersebut, ternyata soal
yang valid sebanyak 73 soal dan yang tidak valid sebanyak 6 item soal yaitu
moment sebesar 0.444 dan untuk item no 1 rhitung > rtabel 0,418 > 0,297, maka
item tersebut dikatakan valid. Perhitungan untuk item-item yang lain, selanjutnya
instrument motivasi belajar diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.920 dan pada
koefisien relibilitas lebih besar dari nilai kritik, maka angket tersebut reliabel.
interaksi sosial diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.917 dan pada taraf
relibilitas lebih besar dari nilai kritik, maka angket tersebut reliabel. Koefisien
reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori tinggi, sehingga skala tersebut dari
produk moment, maka data hasil penelitian terlebih dahulu diadakan uji prasyarat
data sebelum data dianalisis. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis atau tidak. Uji prasyarat
analisis yang digunakan adalah uji normalitas. Berdasarkan hasil analisis dengan
program SPSS versi 12 dengan uji Kolmogorov smirnov diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Motivasi Interaksi
Belajar Sosial
N 43 43
Normal Parameters a,b Mean 231.5581 226.7907
Std. Deviation 22.01007 24.92805
Most Extreme Absolute .176 .199
Differences Positive .119 .149
Negative -.176 -.199
Kolmogorov-Smirnov Z 1.155 1.307
Asymp. Sig. (2-tailed) .139 .065
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
variabel interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya diperoleh nilai Z sebesar
1,307 dengan signifikansi 0,065. Karena nilai signifikansi semuanya lebih dari
0,05 maka data variabel interaksi sosial dan motivasi belajar berdistribusi normal.
untuk mencari bagaimana interaksi sosial siswa dan motivasi belajar siswa kelas
Variabel interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya terdiri dari sub
dalam 73 item pernyataan yakni angket nomor 1 sampai dengan nomor 73. Dari
sebagai berikut :
No Kriteria f f%
1 Sangat Tinggi 8 18.60
2 Tinggi 32 74.42
3 Sedang 2 4.65
4 Rendah 1 2.33
43 100
kriteria tinggi. Sebanyak 32 responden atau 74,42% termasuk dalam kriteria tinggi
dan termasuk dalam kriteria dan ada satu siswa yang termasuk dalam kritera
teman sebaya dapat dikatakan sudah dapat berjalan dengan baik, karena
mempunyai tujuan yang sama, saling memberi atau menerima pengaruh dan
nomor 1 sampai dengan nomor 17. Dari ke tujuh belas angket pernyataan
No Kriteria F f%
1 Sangat Tinggi 16 37.21
2 Tinggi 24 55.81
3 Sedang 2 4.65
4 Rendah 1 2.33
43 100
membantu, mempunyai tujuan yang sama dan saling memberi dan menerima
yang termasuk dalam kriteria tinggi sebanyak 24 responden atau 55,81% dan
ada satu siswa yang termasuk dalam kriteria rendah dalam hal mempunyai
tujuan yang sama, saling memberi atau menerima pengaruh dan kesediaan
untuk membantu. Dari tabel tersebut memberikan arti bahwa kerja sama antar
dengan adanya kerjasama yang baik. Karena rata-rata siswa telah dapat
secara bersama-sama.
Sub variabel tentang persaingan terdiri dari tiga sub indikator saling
seleksi individu yang tercakup dalam 12 item pernyataan yakni angket nomor
57
18 sampai dengan nomor 29. Dari ke tiga belas angket pernyataan tersebut
No Kriteria f f%
1 Sangat Tinggi 11 25.58
2 Tinggi 27 62.79
3 Sedang 2 4.65
4 Rendah 3 6.98
11 100
Mencermati tabel di atas bahwa kerja sama dalam hal saling berusaha
62,79% dan termasuk dalam kritera rendah dalam hal saling berusaha untuk
termasuk dalam kategori tinggi dalam hal saling berusaha saling membantu
13 item pernyataan yakni angket nomor 30 sampai dengan nomor 42. Dari ke
tiga belas angket pernyataan tersebut dapat kita lihat jawaban responden
sebagai berikut :
No Kriteria f f%
1 Sangat Tinggi 14 32.56
2 Tinggi 25 58.14
3 Sedang 3 6.98
58
4 Rendah 1 2.33
43 100
kategori tinggi sebanyak 25 responden atau 58,14% dan ada satu siswa yang
dan mulai dapat mengantisipasi adanya perubahan sosial yang terjadi didalam
masyarakat.
14 item pernyataan yakni angket nomor 43 sampai dengan nomor 56. Dari ke
empat belas angket pernyataan tersebut dapat kita lihat jawaban responden
sebagai berikut :
No Kriteria f f%
1 Sangat Tinggi 14 32.56
2 Tinggi 26 60.47
3 Sedang 2 4.65
4 Rendah 1 2.33
43 100
59
termasuk dalam kriteria sedang sebanyak 2 siswa atau 4,65% dan ada satu
Sub variabel tentang perpaduan terdiri dari tiga indikator yaitu kesatuan
dengan nomor 73. Dari ke ke tujuh belas angket pernyataan tersebut dapat
No Kriteria f f%
1 Sangat Tinggi 15 34.88
2 Tinggi 24 55.81
3 Sedang 1 2.33
4 Rendah 3 6.98
43 100
responden atau 55,81% dan termasuk dalam kriteria sedang sebanyak 1 siswa
atau 2,33% dan 3 siswa atau 6,98% yang termasuk dalam kritera rendah
toleransi dan kesatuan tindakan dalam kelompok dapat berjalan dengan baik.
bersama-sama.
angket nomor 1 sampai dengan nomor 74. Dari ke seluruhan angket pernyataan
No Kriteria f f%
1 Sangat Tinggi 22 51.16
2 Tinggi 20 46.51
3 Sedang 1 2.33
4 Rendah 0 0.00
43 100
kriteria tinggi sebanyak 20 responden atau 46,51% dan termasuk dalam kriteria
sedang sebanyak 1 siswa atau 2,33% dan tidak ada yang termasuk dalam kritera
rendah dalam hal saling membantu, mempunyai tujuan yang sama dan saling
dari dua indikator tekun dalam belajar dan optimis dalam belajar yang
61
nomor 11. Dari ke sebelas angket pernyataan tersebut dapat kita lihat jawaban
No Kriteria f f%
1 Sangat Tinggi 24 55.81
2 Tinggi 17 39.53
3 Sedang 1 2.33
4 Rendah 1 2.33
43 100
Mencermati tabel di atas bahwa tekun dalam belajar dan optimis dalam
atau 55,81%, yang termasuk dalam kriteria tinggi sebanyak 17 responden atau
39,53% dan yang termasuk dalam kriteria sedang dan rendah terdapat satu
responden atau 2,33% dalam hal senang bekerja keras untuk mencapai
belajar dan memiliki sifat optimis yang tinggi dalam belajar. Dengan sikap
optimis dan tekun dalam belajar akan menghasilkan prestasi yang tinggi
Sub variabel ulet menghadapi kesulitan belajar terdiri dari dua indikator
yaitu tidak mudah putus asa dalam belajar dan tertantang dalam menghadapi
angket pernyataan tersebut dapat kita lihat jawaban responden sebagai berikut
No Kriteria f %
1 Sangat Tinggi 20 46.51
2 Tinggi 18 41.86
3 Sedang 4 9.30
4 Rendah 1 2.33
43 100
dalam mengahadapi kesulitan belajar dengan cata tidak mudah putus asa
kriteria rendah sebanyak satu siswa. Sikap ulet dalam menghadapi suatu
dan berkarya. Responden secara mayoritas sudah memiliki sikap ulet dalam
dalam 9 item pernyataan yakni angket nomor 20 sampai dengan nomor 28.
63
No Kriteria f f%
1 Sangat Tinggi 14 32.56
2 Tinggi 25 58.14
3 Sedang 3 6.98
4 Rendah 1 2.33
43 100
responden atau 58,14% termasuk dalam kriteria tinggi dan sebanyak 3 siswa
termasuk dalam kriteria sedang atau 6,98% dan satu siswa yang termasuk
dalam kategori yang tinggi. Minat yang tinggi tersebut merupakan salah
modal dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi. Karena salah satu faktor
keberhasilan dalam belajar adalah adanya minat yang berasal dari diri
sendiri responden.
Sub variabel lebih senang bekerja mandiri yang terdiri dari indikator
tidak tergantung pada orang lain dan percaya pada kemampuan diri sendiri
nomor 36. Dari kesembilan angket pernyataan tersebut dapat kita lihat
No Kriteria f f%
1 Sangat Tinggi 21 48.84
2 Tinggi 17 39.53
3 Sedang 2 4.65
4 Rendah 3 6.98
43 100
Dari tabel diatas dapat diperoleh gambaran bahwa siswa yang memiliki
minat yang sangat tinggi dalam hal lebih senang bekerja mandiri sebanyak 21
dalam kriteria tinggi dan sebanyak 2 responden atau 4,65% termasuk dalam
kriteria sedang. Dan ada 3 siswa atau 6,98% yang termasuk dalam kriteria
merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan dalam pembelajaran. Minat
yang tinggi dalam hal lebih senang berkerja mandiri merupakan sifat yang
realistis tidak terjebak pada rutinitas dan dinamis tercakup dalam 9 item
pernyataan yakni angket nomor 37 sampai dengan nomor 45. Dari kesembilan
angket pernyataan tersebut dapat kita lihat jawaban responden sebagai berikut
:
65
No Kriteria f f%
1 Sangat Tinggi 13 30.23
2 Tinggi 26 60.47
3 Sedang 1 2.33
4 Rendah 3 6.98
43 100
responden atau 60,47% dan kriteria sedang sebanyak 1 siswa atau 2,33% dan
3 siswa atau 6,98% termasuk kriteria rendah dalam hal bertindak atau
menetapkan pilihan yang termasuk dalam kriteria tinggi merupakan hal yang
diperlukan.
Sub variabel senang berkompetisi yang sehat terdiri dari dua indikator
yaitu bertanggung jawab dan memiliki semangat belajar yang tercakup dalam
12 item pernyataan yakni angket nomor 46 sampai dengan nomor 57. Dari
sebagai berikut :
No Kriteria f f%
1 Sangat Tinggi 17 39.53
2 Tinggi 22 51.16
3 Sedang 3 6.98
4 Rendah 1 2.33
43 100
66
sedang sebanyak 3 siswa atau 6,98% dan satu siswa termasuk kriteria rendah
dalam hal senang berkompetensi yang sehat. Kompetesi yang sehat dan tidak
saling menjatuhkan lawan yang tinggi merupakan salah hal yang dapat
sehat akan senang dalam belajar dibandingkan siswa yang tidak suka.
Sub variabel tentang tidak mudah dalam melepas hal yang diyakini
terdiri dari dua indikator yaitu teguh pendirian dan konsekuen yang tercakup
dalam 7 item pernyataan yakni angket nomor 58 sampai dengan nomor 64.
Dari ketujuh angket pernyataan tersebut dapat kita lihat jawaban responden
sebagai berikut :
No Kriteria f f%
1 Sangat Tinggi 20 46.51
2 Tinggi 18 41.86
3 Sedang 4 9.30
4 Rendah 1 2.33
43 100
Mencermati tabel di atas bahwa sebanyak 20 responden atau 46,51%
termasuk dalam kriteria yang sedang. Dan ada satu siswa yang termasuk
dalam kriteria yang rendah dalam hal tidak mudah dalam melepas suatu yang
dalam kriteri tinggi, berarti siswa tidak mudah untuk melepaskan tanggung
Sub variabel bertanggung jawab atas pilihan yang terdiri dari dua
indikator yaitu mandiri dan disiplin yang tercakup dalam 10 item pernyataan
yakni angket nomor 65 sampai dengan nomor 74. Dari kesepuluh angket
No Kriteria f f%
1 Sangat Tinggi 10 23.26
2 Tinggi 30 69.77
3 Sedang 2 4.65
4 Rendah 1 2.33
43 100
termasuk dalam kriteria tinggi, sebanyak dua siswa atau 4,65% termasuk
dalam kriteria yang sedang. Sedangkan yang termasuk dalam kriteria rendah
terdapat satu responden hal bertanggung jawab atas pilihan. Pilihan yang
diajukan “ada hubungan antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya
dengan motivasi belajar pada siswa kelas VII SMP negeri 1 Pegandon Kabupaten
merupakan hubungan yang positif, artinya siswa yang memiliki interaksi sosial
yang tinggi akan memiliki motivasi belajar yang tinggi pula dan sebaliknya.
kecil dari 0,05 atau rhitung > r tabel maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada
hubungan yang positif antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya
dengan motivasi belajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Pegandon Kabupetan
Kendal.
B. Pembahasan
Interaksi sosial merupakan salah satu hubungan antara dua atau lebih
siswa telah memiliki sifat kerjasama yang sangat tinggi dalam saling membantu,
mempunyai tujuan yang sama dan saling member dan menerima. Dengan
melakukan interaksi sosial yang baik seorang siswa akan terdorong memiliki jiwa
kerja sama yang baik jika dibandingkan dengan siswa yang tidak dapat
69
melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya. Jiwa kerja sama yang baik
tersebut dapat disalurkan dalam bekerja sama dalam hal mengatasi kesulitan
belajar. Dengan melaksanakan interaksi sosial, maka jika dalam satu kelompok
terdapat siswa yang memiliki kemampuan kurang akan meminta kepada teman-
manfaat yang diperoleh dengan memiliki interaksi sosial akan dapat diambil segi
positifnya. Selain dapat memupuk jiwa kerja sama, interaksi sosial dalam teman
demikian dalam suatu interaksi sosial yang baik maka sifat-sifat perbedaan dalam
hal pendirian dan kepentingan akan dapat diatas secara bersama-sama. Sifat
individu dan menang sendiri dalam keompok interaksi sosial akan berkurang dan
dalam suatu kelompok sosial pastlah tidak dapat dihindarkan karena masing-
inginnya menang sendiri dalam suatu kelompok sosial akan dapat diredakan dan
gambaran bahwa lebih dari 75% siswa dalam meredakan pertentangan dan
mencapai kestabilan dalam interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya. Sifat
menang sendiri dan merasa paling hebat dapat diatas bersama-sama dalam
dalam bertindak dalam kelompok sosial tersebut. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat dari Park dan Burges dalam Santoso bahwa bentuk interaksi sosial
70
dapat berupa adanya kerja sama dalam tim, persaingan dalam hal mencapai tujuan
kelompok. Bagi remaja yang masih duduk di sekolah lanjutan pertama, sifat
untuk dapat diterima dalam suatu kelompok atau teman sebaya sangatlah besar.
kelompok kecil tersebut untuk dapat memotivasi siswa dalam belajar. Karena
manusia tidak akan lepas dengan manusia yang lain, sifat sebagai makhluk sosial
merupakan sifat yang tidak dapat dilepaskan dari diri manusia. Dalam kelompok
teman sebaya, teman adalah tempat berkaca, sebagai orang yang paling dekat,
belajar dalam berasal dari dalam dan luar siswa atau juga bisa dikatakan motivasi
instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik atau motivasi dari diri siswa akan
muncul karena adanya tujuan yang akan dicapai. Motivasi belajar dapat berupa
bahwa siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar dengan ditunjukkan
71
menyerah dalam belajar. Siswa akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai cita-
citanya. Untuk mencapai cita-cita tersebut siswa akan tekun dalam belajar dan
memiliki sifat optimis dalam belajar. Motivasi yang tinggi tersebut diharapkan
dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sifat ulet
siswa akan mencari tahu dengan cara membaca buku atau bertanya kepada teman
sebaya dalam suatu kelompok atau bertanya langsung kepada guru pengampunya.
Siswa dengan motivasi belajar yang tinggi akan senang bekerja secara mandiri,
Siswa dengan motivasi yang tinggi akan senang berkompetisi yang sehat dengan
termasuk dalam kriteria yang tinggi. Motivasi yang tinggi tersebut harus dapat
teman sebaya dengan motivasi belajar diperoleh hubungan yang sangat signifikan.
Hasil r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan adanya hubungan tersebut guru
PENUTUP
A. Simpulan
penelitian yang berjudul hubungan antara interaksi sosial dalam kelompok teman
sebaya dengan motivasi belajar dsi SMP negeri 1 Pegandon tahun pelajaran
3. Ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam kelompok teman
sebaya dengan motivasi belajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Pegandon
B. Saran
dalam kelompok teman sebaya guna memotivasi siswa dalam belajar. Karena
52
53
dimiliki.
identitas pada banyaknya teman atau berlindung di balik nama teman. Para
siswa harus memiliki identitas diri sendiri sehingga tidak terjerumus pada
pengembangan diri para siswa, baik dari aspek sosial maupun psikologis.
Ali, Moh dan Asrori, Moh, 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
AM, Sardiman, 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi.
Aksara
Anni, Catharina Tri dkk, 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK.
Chaplin, JP, 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Muhammad, 2001. Pokok- pokok Bahasan Mata Kuliah Psikologi Motivasi. Hand
out. Psikologi, Universitas Negeri Semarang.
Prayitno, Elida, 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: FKIP IKIP Padang
Utomo, Agus Hari, 2005. Perbedaan Motivasi Berprestasi antara Siswa yang
Menjadi Pengurus OSIS dengan Siswa yang Bukan Pengurus OSIS di SMU
Yayasan Pendidikan Ekonomi Semarang Tahun Pelajaran 2004/ 2005.
Skripsi, Universitas Negeri Semarang.
Wibisono, Eka Adrian, 2004. Hubungan Interaksi Remaja dalam Peer group
dengan Pengambilan Keputusan Remaja di SMA Unggulan Nurul Islami
Semarang Tahun Pelajaran 2003/ 2004. Skripsi, Universitas Negeri
Semarang.