You are on page 1of 38

BAB I.

PENDAHULUAN

Gula merupakan komponen pendapatan utama PTPN XI (Persero)


yang terdiri dari 16 pabrik gula. Produksi gula milik PG dan harga
berdampak signifikan terhadap laba/rugi perusahaan. Disamping itu juga
memiliki 4 unit rumah sakit, 1 pabrik karung Rosella Baru dan 1 unit
Pabrik Spirtus dan Alkohol, yang berkantor pusat di Surabaya.
Salah satu unit kerja PG Redjosarie berdiri pada tahun 1890
terletak di Kecamatan Kawedanan, Gorang-gareng Kabupaten Magetan,
dimana jumlah karyawan DMG/LMG sebesar 930 orang, dengan
Kapasitas giling mantap 2.650 TCD. Yang juga memiliki Unit
pelayanan kesehatan balai pengobatan Argosari Jiwan melayani 5 Pabrik
gula wilayah barat.
Berdasarkan tren kinerja beberapa tahun biaya SDM mengalami
kenaikan rata-rata 16% per tahun, harga kebutuhan untuk produksi
antara lain BBA, Pupuk, suku cadang , bahan pembantu pengolahan
mengalami kenaikan rata-rata 10% tiap tahun serta biaya sewa lahan
mengalami kenaikan rata-rata 30% pertahun.
Strategi perusahaan yang dipilih agar menjadi leader di industri
sejenis karena memiliki keunggulan cost & produktivitas yang tercermin
dalam harga pokok yang rendah sehingga memiliki daya saing yang
berkelanjutan.
stakeholder yang sangat erat hubungannya dengan PTPN XI
(Persero) adalah petani tebu rakyat (PTR). Untuk meningkatkan
kerjasama yang saling menguntungkan dengan petani & guna jaminan
ketersediaan bahan baku tebu rakyat (TR) serta meningkatkan
produktivitas tebu , PTPN XI (Persero) PG Redjosarie menjadi avalis
bagi PTR untuk menyalurkan Kredit Ketahanan Pangan & Energi
(KKPE).

1
BAB II. ANALISA KINERJA

A. Produksi/Produktivitas

Membaiknya harga gula 3 tahun terakhir menjadikan petani tebu


lebih termotivasi untuk memperluas areal namun tidak diikuti dengan
meningkatkan produktivitas TR maupun TS, TRM Lokal banyak keluar,
Realisasi perolehan gula milik PG 69,3 % RKAP, Jam berhenti dalam &
Luar pabrik cukup tinggi, pemakaian Residu & BBA meningkat, Biaya
bahan pembantu pengolahan gula melonjak drastis.
Luas lahan TS sebagai penopang Gula milik PG dari tahun
ketahun cendurung merosot realisasi tahun 2009 perolehan 99,3% dari
sasaran dan dibawah rata-rata 2 tahun terakhir, hal ini disebabkan oleh
persaingan dengan Petani TR, persaingan dengan PG sesaudara/pesaing,
alih komoditi menjadi tanaman pangan, ditambah lagi dengan perubahan
pola perilaku petani yang menyewa lahan lebih dari 5 tahun dengan
membaiknya harga gula.
Realisasi kinerja perolehan lahan TS TR 100,35% dari sasaran
namun jumlah ton tebu hanya mencapai 89,09% dari sasaran, hal ini
disebabkan oleh karena produktivitas per hektar 89,76% dari sasarannya.
Faktor dominan tidak tercapainya ton tebu & produktivitas disebabkan
oleh karena 35% luas areal masa tanam akhir terlambat bukaan & tutup
tanamnya, iklim serta bulan tanam optimal tidak tercapai.
Dari tahun ketahun tebu TS per hektar terus menurun, sehingga
laba rugi lahan TS sebagian besar merugi serta ini akan sangat
mempengaruhi terhadap ketersediaan bahan baku tebu, disaat
bersamaan harga sewa lahan terus meningkat rata-rata 30% per tahun
dan lahan produktif telah disewa oleh petani, ditambah lagi waktu serah

2
tanah yang terlambat sehingga perlu segera diambil langkah-langkah
strategis sewa lahan potensi tinggi, optimalisasi masa tanam, pengolahan
tanah sesuai baku tehnis, perbaikan kondisi tanah, penyediaan modal
kerja untuk sewa minimal 3 tahun, optimalisasi program GPS dan
penerapan pelatihan aplikatif, reward and punishmen yang mantap
berkesinambungan bagi petugas-petugas tanaman.
Realisasi rendemen tahun 2009 hanya mencapai 83,4% dari
sasaran, turun 0,5 point dari 2 tahun terakhir, hal ini menyebabkan tebu
TRM & TRK lokal lari keluar PG Redjosarie, terbukti menjelang akhir
giling 2009 terutama setelah hari raya terjadi penurunan secara drastis
karena persaingan dengan PG pesaing terkait harga per kuintal tebu
Berikut ini disampaikan tabel data produksi/produktivitas tahun 2009,
2008, 2007 dan RKAP nya.

Tabel 1. Data Produksi/Produktivitas


REA LIS A S IR EA LIS A S IR EA LIS A S I RK A P % R E A L ISA SI 09
P O K O K BA H A S A N
TH 2 00 9 TH 2 0 0 8 TH 2 00 7 TH 2 0 09 R E A L 08R E A L 07R K A P 09
1 2 3 4 5 6 = 2 : 37 = 2 : 4 8 = 2 : 5

1 . PR O D U K S I
Luas (H a) TS 1.19 6 ,4 21 1 .40 1 ,7 15 1.4 9 0,25 9 1.19 2,30 0 85,35 80,28 100,35
TR 3.68 5 ,8 88 4 .63 9 ,2 52 3.2 9 1,24 7 3.72 6,70 0 79,45 111,99 98,90
Jumlah 4.88 2 ,3 09 6 .04 0 ,9 67 4.7 8 1,50 6 4.91 9,00 0 80,82 102,11 99,25
Teb u (Ton) TS 80 .3 8 1,90 8 7.3 1 7,80 1 14 .9 55 ,0 0 1 01 .0 12 ,8 0 92,06 69,92 79,58
TR 2 76 .9 0 3,10 2 6 6.6 82 ,8 0 2 45 .8 30 ,4 0 3 00 .0 18 ,4 0 103,83 112,64 92,30
Jumlah 3 57 .2 8 5,00 3 5 4.0 00 ,6 0 3 60 .7 85 ,4 0 4 01 .0 31 ,2 0 100,93 99,03 89,09
2 . PR O D U K TIV IT AS
Teb u (to n/ha)
TS 67 ,2 6 2,3 7 7 ,1 8 4 ,7 107,85 87,10 79,30
TR 75 ,1 5 7,5 7 4 ,7 8 0 ,5 130,69 100,58 93,32
2
Rata 73 ,2 5 8,6 7 5 ,5 8 1 ,5 124,88 96,99 89,76
Rendemen
(% ) TS 6,83 8 ,2 3 7 ,8 3 9 ,2 2 82,92 87,14 74,03
TR 6,75 7 ,1 0 6 ,6 3 7 ,7 0 95,08 101,84 87,76
2
Rata 6,77 7 ,3 8 7 ,0 1 8 ,0 8 91,71 96,51 83,79

3
Realisasi gula milik PG giling tahun 2009 hanya mencapai 69,3%
dari sasaran, ini merupakan pencapaian terendah dalam 10 tahun
terakhir. Faktor utama yang mengakibatkan Gula milik PG tidak tecapai
disebabkan oleh beberapa faktor utama yaitu, Ton tebu tidak tercapai,
Rendemen 83,79% dari sasaran dan dibawah rata-rata 3 tahun terakhir,
giling tidak ajeg tercermin dari KES hanya 85% dari sasaran & jam
berhenti yang sangat tinggi sehingga alat bekerja tidak maksimal,
kehilangan secara chemis dalam proses lebih besar, pasok bahan baku
tebu tidak sesuai program kemasakan, pengaruh hujan diawal giling
yang menyebabkan kemasakan tebu tidak maksimal, rusaknya pola
tebang karena menebang tebu-tebu yang belum waktunya ditebang yang
berlokasi di pinggir jalan dengan maksud untuk pemenuhan kapasitas
giling.
Berikut disampaikan data tabel gula milik PG.

Tabel 2. Data Gula milik PG Eks TS & TR


Jumlah Tebu Gula Milik PG % Tase Dari Total
KETERANGAN
(Ton) Exs. Tebu Gula PG
REALISASI 2009
TS 80.381,9 5.503,2 22,5 46,7
TR 276.903,1 6.290,7 77,5 53,3
357.285,0 11.793,9 100,0 100,0
REALISASI 2008
TS 87.412,9 7.213,2 24,7 53,2
TR 266.587,7 6.337,0 75,3 46,8
354.000,6 13.550,2 100,0 100,0
REALISASI 2007
TS 114.955,0 9.033,7 31,9 62,3
TR 245.830,4 5.471,0 68,1 37,7
360.785,4 14.504,7 100,0 100,0
RKAP 2009
TS 101.012,8 9.342,8 25,2 54,9
TR 300.018,4 7.669,2 74,8 45,1
401.031,2 17.012,1 100,0 100,0

4
Kapasitas giling tahun 2009 pada periode pasok bahan baku tebu
cukup/panen puncak KIS pernah mencapai kapasitas tertinggi dengan
pemberdayaan alat masing-masing stasiun dengan biaya yang efektif,
Namun karena jam berhenti A cukup besar KES hanya mencapai 85%
dari sasaran, ini dikarenakan pasok tebu tidak sesuai kapasitas giling
559,61 jam, karena penyebab tehnis peralatan pabrik 95,01 jam hal ini
mengakibatkan Pemakaian Residu & BBA meningkat.

Tabel 3. Data Realisasi KIS,KES & jam berhenti.

R EA L R EA L R EA L RK AP % R EA LIS A S I 0 9
PO K O K BAHASAN
TH 2 0 0 9 TH 2 0 0 8 TH 2 0 0 7 TH 2 0 0 9 R E A L 08R E A L 07R K A P 09
1 2 3 4 5 6 = 2 :3 7 = 2 :4 8 = 2 :5
K a pa s ita s ( K ui/H r)
K IS 2 .5 8 1 ,7 2 .6 2 5 ,1 2 .0 9 8 ,6 2 .6 7 8 ,0 98,35 123,02 96,40
K ES 2 .1 5 6 ,6 2 .5 7 3 ,6 1 .9 0 8 ,1 2 .5 3 5 ,0 83,80 113,02 85,07
J a m be rhe nti (% )
A 1 6 ,8 5 0 ,6 8 0 ,9 7 1 ,0 0 2.477,94 1.737,11 1.685,00
B 2 ,8 6 1 ,3 2 4 ,1 9 2 ,0 0 216,67 68,26 143,00
S uple s i R e s idu 0 ,2 4 0 ,0 7 2 ,5 0 0 ,5 0 342,86 9,60 48,00
(pe r 1 0 0 to n te bu)

Akibat pasok tebu tidak sesuai dengan kapasitas di awal giling


periode 1 s/d 3 dan akhir giling setelah hari raya disebabkan oleh iklim
dan kurangnya tenaga tebang serta banyak tebu TR yang lari, berakibat
jam berhenti A sangat tinggi, hal ini berakibat KIS menurun, pemakaian
residu & BBA meningkat.
Pemenuhan kapasitas giling yang tidak memenuhi continuos flow
operation merupakan salah satu penyebab kenaikan Harga Pokok
Produksi dimana tercermin dari kenaikan biaya Biaya BBM & BBA
yang cukup material.

5
B. Keuangan

Kinerja keuangan tahun 2009 dapat dioptimalkan & cukup efisien


meskipun terjadi kenaikan biaya bahan pembantu yang signifikan,
kenaikan biaya BBM DMG dan biaya pembelian tetes PTR karena
membaiknya harga jual tetes dipasaran. Sehingga realisasi biaya
produksi tahun 2009 103% dari sasaran.
Alokasi biaya produksi dapat dikendalikan meskipun terjadi
kenaikan biaya SDM rata-rata 16, 57%, meningkatnya harga kebutuhan
produksi seperti BBM, Pupuk, suku cadang dan bahan pembantu
pengolahan, dengan kenaikan rata-rata 5-10% setiap tahunnya.
Biaya sewa lahan cenderung terjadi kenaikan 30% namun sangat
disayangkan meskipun telah dilakukan penambahan biaya atas agroinput
pupuk, terhadap 600 mandays, belum berdampak terhadap peningkatan
produktivitas TS.
Tabel 4. Data Realisasi Biaya produksi
REALISASI REALISASI REALISASI RKAP % REAL 2009 BANDING
POKOK BAHASAN
TH 2009 TH 2008 TH 2007 2009 REA L 08 REA L07 RKA P09
1 2 3 4 5 6 = 2: 3 7=2:4 8=2:5
B iaya Produks i
Pimpinan & Tata Usaha 9.913.688 8.024.355 7.992.184 10.411.463 124 124 95
Pembibitan 2.954.996 3.411.017 3.116.432 2.410.485 87 95 123
Tebu Giling 22.833.973 23.750.032 25.138.017 22.980.309 96 91 99
Tebang & Angkut Tebu 7.290.210 6.307.467 8.969.968 7.418.807 116 81 98
Pabrik 11.861.335 10.623.336 12.213.910 14.017.539 112 97 85
Pengol&Pengemasan Gula 8.656.251 5.655.605 4.564.911 8.879.055 153 190 97
Ekxpl. Alat Pengangkutan 2.012.325 2.118.738 2.391.582 2.391.736 95 84 84
Ekxpl. Alat Pertanian 476.737 676.275 449.358 447.598 70 106 107
Pembelian Tetes 9.503.813 3.896.861 3.327.070 4.395.352 244 286 216
Penyusutan 1.766.310 1.517.237 991.306 1.766.310 116 178 100
Jumlah B iaya Produks i 77.269.638 65.980.923 69.154.738 75.118.654 117 112 103

Dari tabel 4 tersebut diatas dapat dilihat biaya Pimpinan & Tata
usaha 95% dari sasaran dengan upaya penekan biaya SDM & lembur
karyawan serta penghematan pemakaian ATK

6
Realisasi Harga pokok produksi tahun 2009 127% dari sasaran dan
diatas HPP 2 tahun terakhir, pencapaian Laba (Rugi) 99% dari sasaran.
Hal ini tertolong karena harga gula & tetes yang membaik cukup
signifikan.
Tabel 5. Data Realisasi HPP Gula & Gula milik PG

REALISASI REALISASI REALISASI RKAP % REAL 2009 BANDING


POKOK BAHASAN
TH 2009 TH 2008 TH 2007 2009 REAL08REAL07RKAP09
1 2 3 4 5 6 = 2 :3 7 = 2 :4 8 = 2 :5

Tebu (ton) 357.285,0 354.000,6 360.785,4 401.031,2 101 99 89

Gula Milik Sendiri (ton) 11.793,90 13.550,19 14.504,68 17.012,20 87 81 69

Tetes (ton) 17.014,20 18.284,74 17.652,17 18.046,40 93 96 94

Biaya Produksi 77.269.638 65.980.923 69.154.738 75.118.654 117 112 103

Laba/ Rugi 4.430.454 1.380.503 (723.944) 4.497.889 321 (612) 99

HPP Gula (Kinerja) 4.821 3.922 4.540 3.793 123 106 127

HPP Kinerja Incl. Biaya KD 5.726 4.479 5.203 4.420 128 110 130

Tahun 2009 realisasi pengeluaran biaya Fixed cost 89% dari sasaran hal
ini disebabkan terjadi pengendalian biaya SDM dimana SDM yang
pensiun tidak diganti.

Tabel 6. Data Realisasi Biaya tetap & Variabel


K O M P O S IS I B IA Y A R E A L IS A S I RKAP % R E A L 20 09 B A N D IN G
M E N U R U T J E N I S NTYH A 2 0 0 9T H 2 0 0 8T H 2 0 0 7T H 2 0 0 9T H 2 0 1R0 E A L R0E8 A L R0 K7 A P R0 K9 A P 1 0

F ix e d C o s t 2 4 . 0 8 5 . 9 20 21 . 4 1 3 . 9 2826 . 9 8 6 . 326 66 . 9 6 3 . 321 92. 0 6 5 . 8 9 7 1 0 7 105 89 83


V a r ia b e l C o s t E x c P e m4 3b .e6 l7. 9T. 9e32t94e. 6s 7 0 . 0 4726 . 8 4 1 . 340 32 . 7 5 9 . 939 80. 6 2 8 . 4 7 5 1 1 0 102 100 113
B ia y a P e m b e l. T e t e s P T9 R. 5 0 3 . 8 133 . 8 9 6 . 8 631 . 3 2 7 . 0 740. 3 9 5 . 3 5 62. 1 5 5 . 5 2 0 2 4 4 286 216 154
T o t a l B i a y a ( E k s 5 1 9 ) 6 7 . 7 6 5 . 8 62 26 . 0 8 4 . 0 6652 . 8 2 7 . 676 08 . 7 2 3 . 360 72. 6 9 4 . 3 7 2 1 0 9 103 96 100

7
Untuk itu dapat dirinci beberapa faktor yang menentukan
keunggulan biaya giling tahun 2009 sebagai komponen pembentuk HPP.
1. Biaya Pimpinan dan Tata Usaha terjadi penurunan biaya per unit
cost di
 Pos 510.60 (93,4% dari tahun 2008,81,6% dari tahun
2007 dan 65,9% dari RKAP 2009).
 Pos 510.70 biaya kantor terutama di 510.703 biaya ratel,
telex/telepon, benda pos, 510.705 biaya buku, koran, majalah dan
di 510.707 listrik air dan bahan bakar serta 510.708 biaya bank.
 Pos 510.80 biaya Asuransi terutama di 510.802
Asuransi CIS/CIT.
2. Biaya Pembibitan terjadi penurunan biaya per unit cost di
 Pos 511.60 Kebun Bibit Nenek (87,5% dari tahun 2008
dan 78,5% dari RKAP 2009)
 Pos 511.70 Kebun Bibit Induk (95,2% dari tahun 2008,
86,1% dari tahun 2007 dan 79,8% dari RKAP 2009)
3. Biaya Tebu Giling terjadi penurunan biaya per unit cost di
 Pos 512.40 Penggarapan tanah terutama di 512.404
Pemberian Air, 512.405 Pembumbunan, 512.406 Penyiangan ,
512.407 Pemeliharaan Saluran, 512.408 Penggarapan tanah
secara mekanis dan 512.409 lain-lain.
 Pos 512.505 Pemberantasan HPT dan 512.509 lain-lain.
 Pos 512.602 Pupuk Fosfat, 512.605 Insektisida dan
Fungisida dan 512.606 Pupuk daun.
 Pos 512.904 Biaya Taksasi Maret.

8
4. Biaya Tebang angkut terjadi penurunan biaya per unit cost di
 Pos 513.30 Tebang dang Angkut Tebu TS terutama di
513.300 Upah Tebang ( 93,6% dari Realisasi Tahun 2008, 90,1%
dari Realisasi Tahun 2007 dan 96,1% dari RKAP 2009)
 Pos 513.40 Tebang dan Angkut Tebu TR terutama di
513.400 Upah Tebang (74,2% dari Realisasi 2008, 85,5% dari
realisasi 2007 dan 53% dari RKAP) dan 513.401 Premi Tebang
(71,4% dari Realisasi 2008, 93,1% dari Realisasi 2007)
 Pos 513.50 Biaya Alat Pengangkut Sendiri terutama di
513.502 Bahan Bakar (59,1% dari Realisasi 2008, 53,1% dari
realisasi 2007 dan 40,5% dari RKAP) dan 513.505 Pemakaian
Perkakas dan Suku CAdang (49,1% dari Realisasi 2008, 40,0%
dari Realisasi 2007 dan 43% dari RKAP)
 Pos 513.700 Angkutan Truk Tebu TS (91,6% dari
Realisasi 2008, 95,7% dari realisasi 2007 dan 86,0% dari RKAP)
 Pos 513.800 Angkutan Truk Tebu TR (67,7% dari
Realisasi 2008, 93,9% dari realisasi 2007 dan 38,2% dari RKAP)
5. Biaya Pabrik terjadi penurunan biaya per unit cost di
 Pos 514.40 Bahan Bakar LMG terutama di 514.402
Bahan Bakar (-24,6% dari Realisasi 2008, -5,8% dari realisasi
2007 dan -13% dari RKAP) dan 513.403 Minyak Pelumas dan
Gemuk (90,4% dari Realisasi 2008, 86,9% dari Realisasi 2007 dan
73,8% dari RKAP)
 Pos 514.50 Bahan Bakar DMG terutama di pos 514.502
terjadi penurunan menjadi sebesar 46,5% dari Realisasi 2007 dan
44,1% dari RKAP sementara di 514.509 terjadi penurunan
menjadi sebesar 76,7% dari Realisasi 2008 dan 82,1% dari RKAP

9
 Pos 514.60 Instalasi Limbah terjadi penurunan menjadi
sebesar 68,2% dari Realisasi 2008, 56,2% dari Realisasi 2007 dan
23,2% dari RKAP
 Pos 514.70 Pemeliharaan Mesin dan Instalasi terutama
di 514.704 Stasiun Masakan terjadi penurunan menjadi sebesar
68,2% dari Realisasi 2008, 56,2% dari Realisasi 2007 dan 23,2%
dari RKAP dan 514.706 Stasiun Puteran (69,1% dari Realisasi
2008, 77,5% dari RKAP 2007 dan 86,3% dari RKAP)
 Pos 514.80 Pemeliharaan Gedung dan Penataran terjadi
penurunan biaya per unit costnya menjadi sebesar 97% dari
Realisasi 2008, 85,6% dari Realisasi 2007 dan 85,3% dari RKAP.
6. Biaya Pengolahan dan Pengemasan Gula terjadi penurunan biaya
per unit cost di
 Pos 515.30 Pengemasan Gula dikarenakan adanya
penurunan di 515.303 Karung yang menjadi hanya sebesar (92,8%
Realisasi 2008, 95% dari Realisasi 2007 dan 77,3% dari RKAP).
 Pos 515.40 Menimbun dan Angkut Gula terjadi
penurunan biaya per unit costnya menjadi sebesar 83,9% dari
Realisasi 2008, 67,7% dari Realisasi 2007 dan 61,9% dari RKAP.
7. Biaya Expl. Alat Pengangkutan terjadi penurunan biaya per unit
cost di
 Pos 516.00 Gaji Karyawan yang walaupun secara jumlah
total karyawan naik akan tetapi menurun secara rupiah. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan efisiensi kinerja di bagian
tersebut .
 Pos 516.30 Sedan Stasiun dan Bus terjadi penurunan
biaya per unit costnya terutama di 516.303 Minyak Pelumas dan

10
Gemuk (90,4% dari realisasi 2008, 89,8% dari Realisasi 2007 dan
54,4% dari RKAP) , 516.304 Pemakaian Ban (92,3% dari realisasi
2008, 38,6% dari Realisasi 2007 dan 70,4% dari RKAP), 516.307
Biaya uji Ulang Kendaraan (5,2% dari realisasi 2008, 2,8% dari
Realisasi 2007 dan 23,7% dari RKAP) serta 516.308 Asuransi dan
Pajak (22,3% dari realisasi 2008, 13,1% dari Realisasi 2007).
 Pos 516.40 Jeep dan Landrover terjadi penurunan biaya
per unit costnya terutama di 516.405 Pemakaian Perkakas dan
Suku Cadang (72,9% dari realisasi 2008, 48,5% dari Realisasi
2007) , 516.406 Revisi, Reparasi dan Service (35% dari realisasi
2008, 91,1% dari Realisasi 2007).
 Pos 516.50 Truck dan Pick Up terjadi penurunan biaya
per unit costnya terutama di 516.503 Minyak Pelumas dan Gemuk
(81,4% dari realisasi 2008, 84,4% dari Realisasi 2007 dan 61%
dari RKAP), 516.505 Pemakaian Perkakas dan Suku Cadang
(90,3% dari realisasi 2008, 67,2% dari Realisasi 2007 dan 66,3%
dari RKAP).
 Pos 516.80 Sepeda Motor (72,2% dari realisasi 2008,
17,3% dari Realisasi 2007 dan 23% dari RKAP) hal ini
disebabkan karena terjadi penurunan biaya per unit costnya
terutama di 516.802 Bahan Bakar , 516.806 Reparasi dan 516.809
Lain-lain.
8. Biaya Expl. Alat Pertanian terjadi penurunan biaya per unit cost di
 Pos 517.30 Pompa Air (26% dari realisasi 2008, 0,6%
dari Realisasi 2007 dan 0,5% dari RKAP) hal ini disebabkan
karena terjadi penurunan biaya pemakaian bahan bakar, Minyak
Pelumas dan gemuk serta pemakaian perkakas dan suku cadang.

11
 Pos 517.50 Traktor terutama di pos 517.505 Pemakaian
Perkakas dan Suku Cadang (44,4% dari realisasi 2008, 57% dari
Realisasi 2007)
9. Biaya Di Luar Usaha
 Pos 519.20 Sumbangan (89,3% dari realisasi 2008,
78,2% dari Realisasi 2007 dan 84,5% dari RKAP)
 Pos 519.40 Biaya Keamanan terutama di pos 517.505
Pemakaian Perkakas dan Suku Cadang (91,2% dari realisasi 2008,
47,2% dari Realisasi 2007 dan 53,5% RKAP)

12
C. Sumber Daya Manusia

Tahun 2009 jumlah formasi karyawan berkurang sejumlah 95


orang secara alami, selanjutnya tidak diadakan penggantian untuk
mendekati jumlah standar formasi ideal yang disusun bersama LPP 847
orang.
Realisasi biaya SDM tahun 2009 sebesar 91% dari sasaran, dibanding
total biaya produksi 22%.

Tabel 7. Data Formasi Karyawan


Uraian 2007 2008 2009
Kary. Tetap Gol. III s.d. IV 27 27 26
Kary. Tetap Gol. I s.d. II 292 292 267
Kampanye/ Musiman 495 495 489
PKWT 12 Bulan 133 133 94
PKWT DMG 48 48 54
Jumlah 995 995 930

Permasalahan saat ini adalah jumlah karyawan tetap di PG


Redjosarie diatas standar formasi yang telah disepakati & ditetapkan,
adapun jumlah yang mendominasi pada karyawan gol I-II, besaran biaya
lembur masih belum rasional dan belum meratanya kompetensi
karyawan mengingat sampai dengan tahun 2013 jumlah karyawan yang
pensiun cukup besar yaitu 138 orang.

13
D. Organisasi dan Sistem

Sesuai dengan tugas dan wewenang serta tanggung jawab bagian


Administrasi Keuangan & Umum dalam melaksanakan tata kelola
keuangan dan pengurusan pelaporan serta pengamanan aset Pabrik Gula
Redjosarie, utamanya yang berhubungan dengan bidang akuntansi,
anggaran/ keuangan, sumber daya manusia umum dan Unit pelayanan
kesehatan Balai pengobatan Argosarie Jiwan serta Timbangan Tebu
dalam masa giling. Berkoordinasi dengan bagian lain (Tanaman,
Instalasi dan Pengolahan) di Pabrik Gula.
Bagian AK&U terbagi dalam beberapa bidang, yaitu Keuangan
administrasi hasil, Pembukuan & Pengadaan, SDM & umum, Gudang
Material & hasil, Keamanan. Dimana tugas & tanggung jawab Kepala
AK&U dibantu oleh 5 orang RC.
Sebagai alat kontrol atas penggunaan biaya dalam menghasilkan
bahan baku tebu, aplikasi pupuk, sewa lahan dan flafon biaya guna
meningkatkan efektifitasnya produktivitas & kepastian bahan baku tebu
sistem manajemen biaya kebun, flafon biaya dan sistem reward dan
konsekuensi mendesak untuk diterapkan.

14
E. Pemasaran/Pelayanan pelanggan/Stakeholder

Dalam pengelolaan lingkungan sosial PG Redjosarie


menggunakan program pemberdayaan masyarakat dengan PKBL
( Program Kemitraan Bina Lingkungan ). Konsep yang dikembangkan
adalah meminjamkan modal kerja untuk pengusaha ekonomi menengah
dan hibah untuk bantuan sarana sosial di wilayah kerja PG Redjosarie.
Agar para pengurus APTR & KPTR cukup loyal untuk memasok
tebu ke PG Redjosarie, bagian AK&U berupaya melaksanakan
pembayaran DO minimal 5 hari, pencairan KKP-E tepat waktu sesuai
kemajuan pekerjaan meskipun selama ini belum dapat dilakukan.
Tahun 2009 PG Redjosarie terkait dengan kualitas lingkungan
proper Merah, awal tahun 2010 direncanakan pembuatan UPLC system
aerasi lanjut guna meningkatkan kualitas lingkungan.

15
BAB III. IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN DAN PENYEBABNYA

Sebagaimana ulasan dari analisa kinerja produksi, keuangan,


sumber daya manusia, organisasi dan sistem serta pelayanan pelanggan,
dalam operasionalnya tahun 2009 guna mencapai sasaran perusahaan
telah teridentifikasi beberapa permasalahan yang mengakibatkan kinerja
keuangan dan Laba (Rugi) tidak tercapai sebagai berikut.

A. Inventarisasi Masalah

1. PRODUKSI
a. Gula milik PG tidak mencapai sasaran.
b. Pasok Bahan baku tidak sesuai kapasitas & tidak sesuai program
kemasakan.
c. Luas areal TS tidak mencapai sasaran.
d. Jam Berhenti Dalam & luar pabrik tinggi ( Jam berhenti A & B ).
e. Pemakaian Residu & Bahan Bakar Alternatif ( BBA ) meningkat.
f. Tebu TRM dalam wilayah belum terkuasai.
g. Nilai Bahan Baku tebu TS cenderung lebih mahal dari TR.
h. Kredit KPP-E belum bisa menjangkau sebagian petani murni lokal.
i. Kelebihan Ampas awur pada saat panen puncak.

2. KEUANGAN
a. Harga Pokok Produksi belum rasional.

b. Efektifitas penyediaan modal kerja dan ketersediaan dana talangan

belum tepat waktu.

16
c. Efektifitas penyaluran KKP belum sesuai GIS & perkembangan

pekerjaan.
d. Penyelesaian Tunggakan KKP-E 2006/2007, 2007/2008 &
Pertanggungjawaban KKP oleh PTR dan kewajiban PG sebagai
avalis.
e. Kelebihan penyetoran pajak ( PPh 21 ).
f. Penyelesaian Pembayaran DO TR dalam waktu 8 hari.

3. SDM
a. Program regenerasi skill tidak seimbang dengan purna tugas pada
semua bidang.
b. Biaya SDM khususnya Biaya lembur & kesehatan belum rasional.

17
B. Perumusan Masalah

Masalah utama yang dihadapi dalam giling 2009 khususnya yang


terkait dengan kinerja Keuangan & Laba (Rugi) dapat kami simpulkan
sebagai berikut :

NO MASALAH UTAMA URAIAN

1 Gula milik PG tidak mencapai sasaran


1. Pendapatan hanya tercapai 97% dari
69,3% dari sasaran sasaran
2. Laba (rugi) hanya tercapai 98% dari
sasaran
3. HPP 130% dari sasaran
2 KKP-E belum bisa menjangkau 1. TRM banyak yang keluar dari PG
sebagian petani murni lokal Redjosarie
2. Pasok bahan baku tebu tidak
sesuai kapasitas
3. Biaya subsidi angkutan meningkat
krn harus meraih TRLD luar wilayah.
4. KKP-E tidak bisa menjangkau
plasma-plasma
5. Kredit Macet & tidak sesuai SOP
6. Mapping lahan TR untuk
menentukan luas lahan nyata.
3 Penyelesaian tunggakan KPP-E 1. Menjadi Beban Biaya & Membebani
2006/2007 & 2007/2008 HPP
2. Secara phsikologis akan
mempengaruhi petani lain
3. Ranah Korupsi

18
NO MASALAH UTAMA URAIAN

4 Efektifitas penyediaan modal kerja & 1. Saldo Bank Tinggi


Ketersediaan dana talangan. 2. Modal kerja dari pinjaman Bank,
Beban Bunga akan tinggi ( idhe
money)
3. Kekurangan modal kerja untuk
sewa lahan & keterlambatan kemajuan
pekerjaan
4. Komplain dari PTR
5 Harga Bahan baku TS lebih mahal dari 1. Lahan TS merugi
Tebu TR 2. HPP tinggi.
3. Kualitas bahan baku kurang baik
4. Tingkat kepercayaan menurun
6 Program Regenerasi skill tidak 1. Biaya SDM belum rasional
seimbang di semua bidang 2. Biaya lembur tinggi
3. Kinerja Pabrik tidak optimal
4. Standart formasi tidak ideal
7 Penyelesaian DO TR dalam waktu 8 1. Komplain dari Petani.
hari 2. Biaya lembur tinggi.
3. Cash flow tidak lancar.
4. Mengakibatkan tebu lari karena petani
tidak puas

C. Identifikasi Penyebab Masalah

19
Melihat dari daftar inventarisasi masalah yang tercantum dalam
tabel diatas yang perlu mendapatkan perhatian utama dihubungkan
dengan tugas dan wewenang Kepala AKU, penyebab utama kinerja PG
Redjosarie sehingga laba rugi hanya mencapai 98,4% dari sasaran dan
HPP 127% dari sasaran, dapat kami gambarkan sebagai berikut,

NO MASALAH UTAMA URAIAN

1 Gula milik PG tidak mencapai 1. Ton tebu tergiling 89,1% dari sasaran
sasaran (69,3% dari sasaran) 2. Ton Tebu TS 79,6% dari sasaran
3. Rendemen 83,8% dari sasaran
4. Rendemen TS 74% dari sasaran
5. Giling tidak ajeg.
2 KKP-E belum bisa menjangkau 1. Sistem pasar & sebagian besar petani
sebagian petani murni lokal pedagang
2. Prinsip kehati-hatian
3. Jumlah Petugas lapang kurang (PTR)
4. Efektifitas penyaluran KKP belum
sesuai GPS & kemajuan pekerjaan.
5. Mapping areal & petani belum efektif.
6. Kapasitas pelayan kurang maksimal
7. Sistem pasar
3 Penyelesaian tunggakan KPP-E 1. Pencairan dana KKP tidak sesuai
2006/2007 & 2007/2008 kemajuan pekerjaan
2. Petugas lapangan kurang
3. Pencairan KKP tidak berdasarkan
luasan Kepemilikan lahan/gambar.
4. Kebijakan yang menyalahi SOP

20
NO MASALAH UTAMA URAIAN

4 Efektifitas penyediaan modal 1. Ajuan Moker dari bagian tidak sesuai


kerja & Ketersediaan dana dng Kemajuan pekerjaan.
talangan. 2. Persaiangn dengan Petani TR dalam hal
Pencarian lahan
3. Koordinasi
5 Harga Bahan baku TS lebih 1. Kualitas Lahan yang disewa.
mahal dari 2. Biaya pengolahan tanah &
Tebu TR Pemeliharaan Lebih tinggi.
3. Harga pupuk lebih mahal ( Non
subsidi )
4. Biaya tebang angkut relatif
meningkat
5. Produktivitas cenderung turun
6 Program Regenerasi skill tidak 1. Regenerasi terlambat
seimbang di semua bidang 2. Transfer ilmu & keterampilan
3. Kualitas SDM
4. Sistem pengembangan SDM blm
bernilai Tambah & tdk mengikuti
perkembangan Teknologi.
7 Penyelesaian DO TR dalam 1. Menunggu data kuintal tertimbang
waktu lebih dari 1 minggu dari timbangan ( Rekap timbangan per
petani per hari )
2. Menunggu angka final NPP dari
Pabrikasi, yang diserahkan kebagian
AKU ( Administrasi hasil ) setiap hari
minggu
3. Koreksi kuintal tebu ( salah
induk/nama petani).
4. Belum ada aplikasi LAN, dimana
data dari timbangan diinput kembali di
bagian pabrikasi untuk menentukan
tutupan periode, selanjutnya di bagian
AKU kembali melakukan input ulang
data tutupan periode tsb.

21
BAB IV
RUMUSAN SASARAN

Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara PT Perkebunan


Nusantara XI (Persero) memiliki pengaruh yang besar atas aktivitas
tindakan dan keputusan yang diambil perusahaan dalam operasinya
sehingga dapat menciptakan nilai bagi stakeholder.

A. Visi Perusahaan

Visi PTPN XI ,” Menjadi Badan Usaha yang mampu


meningkatkan kesejahteraan stakeholders secara berkesinambungan ”.
Sedangkan Misi PTPN XI,” Menyelenggarakan usaha agribisnis
utamanya yang berbasis tebu, melalui pemanfaatan sumber daya secara
optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan “.
Adapun Visi PG Redjosarie sebagai salah satu unit usaha dari
PTPN XI (Persero) adalah, “ Menjadi unit usaha yang selalu tumbuh
dengan iklim usaha yang saling mendukung, maju dan berkembang
bersama petani serta memberikan kontribusi bagi PTPN XI (Persero) “.
Dari visi PG Redjosarie diatas, sasaran aktivitas untuk 3 tahun
ke depan adalah mencapai,
1. Kapasitas giling Mantap ke arah 3.000 TCD.

2. Produktivitas tebu per hektar 950 kuintal, Rendemen 9 %

3. Meraih bahan pasok bahan baku tebu yang berkualitas dan

kuantitas, dengan luas TS lokal & ton tebu TS 40% dari total
kapasitas giling

22
4. Dukungan APTR/KPTR atas kecukupan bahan baku tebu.
5. Kualitas mutu gula mantap menuju ke arah Icumsa 100.

6. Standar formasi ideal SDM 847 orang

7. Meningkatkan efisiensi biaya dengan program cost leadership


8. Peningkatan kecepatan pelayanan, sistem pelaporan dengan

menerapkan sistem Komputerisasi berbasis tehnologi Web.


9. Aplikasi GIS terlaksana untuk seluruh lahan TS & TR.

23
B. Sasaran Unit Kerja bagian AK&U

Dalam rangka ikut mewujudkan pencapaian sasaran perusahaan,


khususnya di PG Redjosarie agar selalu Menjadi unit usaha yang selalu
tumbuh dengan iklim usaha yang saling mendukung, maju dan
berkembang bersama petani serta memberikan kontribusi bagi PTPN XI
(Persero), Bagian AK&U memiliki program kerja sebagai berikut :
 Meningkatkan kecepatan pelayan & Informasi terhadap semua
bagian, Karyawan, Petani, rekanan dan semua yang terkait.
 Bersama Bidang TI kantor pusat melaksanakan Perencanaan
Web.based programing terhadap semua aplikasi laporan Keuangan,
Produksi, SDM, Pengadaan, DO TR & Inventory.
 Meningkatkan efisiensi biaya, dengan melanjutkan, mengevaluasi
secara teratur pelaksaknaan costleadership, melaksanakan EWS &
informasi keuangan/biaya kesetiap bagian setiap mingguan.
 Meningkatkan produktivitas SDM dengan pelatihan-pelatihan
aplikatif & in hous training secara berkesinambungan.
 Nihil Tunggakan Kredit.

24
BAB V
RUMUSAN UPAYA PENCAPAIAN SASARAN
DAN PENJABARAN POGRAM

a. Upaya Pencapaian Sasaran

Dalam usahanya pencapaian sasaran yang ada, diperlukan


berbagai upaya dalam memecahkan masalah-masalah utama tersebut
seperti tertuang dalam tabel berikut ini :

Tabel 10. Upaya Pencapaian Sasaran


MASALAH UTAMA UPAYA
Gula milik PG tidak mencapai Meraih bahan baku tebu yang berkualitas dan kuantitas
sasaran (69,3% dari sasaran) tercukupi sesuai kapasitas giling dengan fokus biaya
efektif efisien.

KKP-E belum bisa Pelaksanaan Mapping areal dan Petani tebu lokal
menjangkau sebagian Petani diwilayah kerja PG Redjosarie.
murni/plasma.
Penyelesaian tunggakan KPP- Melakukan konfirmasi hutang bersama APTR dan
E 2006/2007 & 2007/2008 Kejaksaan serta pendekatan personal kepada petani.
Harga Bahan baku TS lebih Penerapan sistem pertanggung jawaban produksi &
mahal dari tebu TR biaya.
Program Regenerasi skill tidak Penataan ulang SDM/job discription didasarkan
seimbang disemua bidang kebutuhan pekerjaan dan kemampuan karyawan.
Penyelesaian DO TR dalam Pembuatan aplikasi koneksi Link antar bagian untuk
waktu lebih dari 1 minggu update data

25
b. Rumusan Upaya Pencapaian Sasaran
Dan Penjabaran Program

Menindaklanjuti dari upaya-upaya tersebut diatas, maka untuk


memaksimalkan akan capaian sasaran yang ada perlu disusun program
kerja yang mendukung. Program kerja tersebut terurai dalam hal sumber
daya dan periode waktu pencapaiannya. Penjabaran program terurai
sebagai terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 11. Penjabaran program

Upaya Program Sumber Daya Jadwal Keterangan


Meraih bahan - Membe - SKW TR & - Januari Program ini
baku tebu yang rdayakan petugas TR Petugas TR. 2010 sd dilakukan
berkualitas dan dlm mengefektikan selesai agar giling
kuantitas pembinaan untuk giling ajeg shg
tercukupi sesuai meraih tebu TRK kehilangan
kapasitas giling lokal & TRM lokal. chemis dapat
dengan fokus - Penyia - Kortep, PTA - Januari ditekan.
biaya efektif & pan proses kontrak dan Petugas 2010
efisien. tenaga tebang lebih AKU.
awal, sejumlah
130% dari kapasitas
giling. - Manajemen PG - Agustus
- Melaku Redjosarie 2010
kan SPT
( Sistem pembelian - SKW,PTA & - Empat
tebu ) mandor pupuk. periode
- Melaku giling
kan penyemprotan awal.
ZPK pada kebun
TS,TR sesuai
kebutuhan tebu.

26
Upaya Program Sumber Daya Jadwal Keterangan
Melakukan - Kontra - Manajemen PG Oktober KKPE 2009,
konfirmasi k kerja sama dengan Redjosarie 2009 2008 lunas,
hutang Kejaksaan Magetan tahun 2007
bersama selaku Pengacara bergerak 3%
APTR dan Negara -Kepala AKU, Sejak
Kejaksaan - Secara SKW dan awal
serta rutin setiap periode Petugas TR giling
pendekatan giling dibuatkan &
personal disampaikan surat
kepada petani. penagihan &
konfirmasi hutang - RC SDM, Sejak
- Penyet Administrasi awal
oran tebu atau tunai hasil, SKW, giling
dari pemilik kredit PTA, Petugas
macet TR.
Penerapan - Sewa - SKW, Mandor, Nopember Program ini
sistem lahan produktif & PTA, Masinis 2010 untuk
pertanggung serah tanah awal dok traktor, RC minimalkan
jawaban - Bumb Keuangan tingkat resiko
produksi & un dengan traktor & mencari
biaya. pada kebun ratoon. biaya
- Kombi minimum
nasi unsur dengan
pemupukan tepat kombinasi
- Penam pupuk yang
bahan bahan organik memenuhi
dengan kompos dr syarat.
blotong 6 ton/ha
- Memb
uat alat subsoling
- Melak
ukan subsoiling
kebun PC
- Panen
tepat waktu
- Pembi
ayaan terukur dengan
perencanaan.
- Sosiali
sasi

27
Upaya Program Sumber Daya Jadwal Keterangan
Pembuatan - Pembenahan - RC & Petugas - Februari
aplikasi Administrasi dan administrasi 2010
koneksi Link pembuatan aplikasi hasil, Juru
antar bagian visual basic timbang,
untuk update - Studi banding ke PG Chemiker, juru - Februari
data sesaudara pabrikasi. 2010
- Works - Mei 2010
hop pengoperasian
alat.
- Sosialisasi

Pelaksanaan - Penambahan petugas - Manajamen PG - Januari


Mapping areal TR & alat GPS Redjosarie 2010
dan Petani - Pencairan KKP-E - SKW,PTR,
tebu lokal sesuai kemajuan petugas TR dan -Nopember
diwilayah pekerjaan & RC Keuangan 2009
kerja PG direkomendasi oleh AKU
Redjosarie. APTR/KPTR - Kepala
- Perubahan struktur Tanaman - Januari
organisasi di bagian 2010
tanaman.
- Penetapan rayonisasi
wilayah kerja petugas
TR
Penataan - Dibentuk tim - Manajemen - Januari
ulang SDM / Inventarisasi PG redjosarie 2010
Job kebutuhan pekerjaan
description & syarat kemampuan
didasarkan karyawan.
kebutuhan - Pembuatan - Masing-masing
pekerjaan dan operasional manual & RC bagian &
kemampuan work instruction tim.
karyawan. terkait dengan bidang
tugas.
- Promosi mutasi - Kepala bagian Nopember
karyawan antar yang 2009
bagian sesuai bersangkutan
kemampuannya
- Training-training
aplikatif disetiap

28
bagian.

BAB VI
ANALISA RESIKO

A. Analisa Resiko ( Problem Potensial )


Dalam setiap usaha yang dilakukan selalu ada kondisi yang
terkadang mengganggu tercapainya sasaran. Perlu pemetaan masalah
potential yang akan muncul dan potensi antisipasinya.

Tabel 12. Analisa Resiko ( Problem Potensial )


Upaya Problem Preventif Kuratif
Potensial
Meraih bahan baku Terobosan Persiapan pabrik Persiapan pabrik prima,
tebu yang Pabrik Gula prima, Penyelesaian gilingan
berkualitas dan pesaing saat-saat silaturahmi, No 5, SPT
kuantitas tercukupi kritis kemitraan &
sesuai kapasitas ikatan emosional
giling dengan fokus dengan petani
biaya efektif & ditumbuhkan
efisien. Program SPT Anggarkan Supporting analisis
tidak disetujui dalam RKAP, kepada Direksi.
karena tidak mengembalikan Menggandeng investor
dianggarkan kepercayaan
dalam RKAP. Direksi & petani
Melakukan Piutang macet Membuat surat Pemanggilan oleh
konfirmasi hutang yang terjadi tagihan & kejaksaan & membuat
bersama APTR dan kelengkapatan konfirmasi surat pernyataan
Kejaksaan serta data pendukung hutang, dan kesanggupan
pendekatan personal yang sah kurang pendekatan pembayaran &
kepada petani. akurat. personal pengakuan hutang
Nilai agunan Dalam perjanjian Pinjaman 75% dari
yang melekat dicantumkan nilai anggunan
tidak memadai. jenis agunan &
nilainya serta
disertakan surat
kuasa hak jual.

29
Debitur Pendekatan Gugatan perdata di
meninggal. personan kepada pengadilan, melalui law
ahli waris firm. Penjualan
agunan,Menggunakan
Debt collector

Upaya Problem Preventif Kuratif


potensial
Penerapan sistem Prasarana kerja Perencanaan Kontrak kerjasama
pertanggung yang kurang anggaran dengan pihak III,
jawaban produksi & cukup memadai investasi memanfaatkan
biaya termasuk biaya. tehnologi komunikasi.
Data tidak Up Pendjadwalan Sewa konsultan untuk
todate & pekerjaan & pembuatan aplikasi
methode pendampingan , biaya garap
pelaporan EWS kunjungan team
tidak kontinue produktifitas
Pembuatan aplikasi Data kurang up Penyampaian Tidak ada terbit no
koneksi Link antar to date dlm daftar No induk induk baru saat giling
bagian untuk update SPAT kepada petani,
data pembuatan DO Sosialisasi
TR program ke
Karyawan dan
PTR

SDM belum Training untuk Pendampingan,


cukup mapan pengenalan Pemilihan karyawan yg
dalam program & mampu
pengembangan interface yang
diri saat lebih familiar.
menerima
konsep baru.
Pelaksanaan Penolakan dari Sosialisasi Pencairan KKP-E
Mapping areal dan Petani pedagang program & berdasarkan luasan
Petani tebu lokal pendekatan gambar GIS.
diwilayah kerja PG personal dengan
Redjosarie. menjalin
silaturahmi yang
baik kepada
petani pedagang.
Luasan yang - Pemberian - Outsourcing petugas
berpencar, insentif kepada yg men GPS di
sehingga butuh petugas. lapangan
waktu lama. - Pengajuan dana - Penambahan alat
KKP-E sudah GPS & Komputer.
melampirkan
gambar
kerawangan
desa & petugas
TR lebih pro
aktif
Penataan ulang SDM Standart formasi Pendampingan - Program minus

30
/ Job description tidak ideal & komunikasi growth
didasarkan dari RC masing- - Mutasi antar unit
kebutuhan pekerjaan masing dalam kerja.
dan kemampuan transfer skill
karyawan.

B. Penyebab masalah

Dari permasalahan yang ada penyebabnya antara lain :

1. PG. Redjosarie adalah unit produksi berbasis TR dengan

komposisi 30 % TS dan 70 % TR
2. Kekurangan modal kerja dalam pengadaan tebu
3. Kurang tepatnya waktu pencairan dan penyaluran KKP
4. Ketergantungan terhadap TR cukup tinggi
5. Kurang peduli terhadap biaya
6. Kejahatan perbankan semakin meningkat

Data-data beberapa tahun yang Penulis sajikan menunjukkan


trend meningkat, ini membuktikan belum adanya usaha bagaimana
efisiensi biaya dapat dilakukan. Kondisi ini disebabkan karena
kontinuitas pekerjaan, kurang pedulinya terhadap pengendalian biaya
dan berfikir sistematis serta efesien

31
IV. RUMUSAN SASARAN

Jumlah petani tebu rakyat di PG. Redjosarie yang cukup banyak


sehingga mengharuskan pihak manajemen dapat meningkatkan
pelayanan berupa penyaluran dana KKP yang sistematis dan efektif,
sehingga beban bunga yang harus ditanggung PG. Redjosarie dapat
diminimalisir. Selain itu PG. Redjosarie juga harus dapat
meningkatkan efisiensi biaya pengambilan uang dari bank ke PG.
Agar efektivitas dan efisiensi dapat dicapai, penulis mencoba
melakukan perubahan-perubahan. Beban bunga KKP pada tahun 2008
sebesar Rp. 78.123.367,-. Di tahun 2008 total biaya pengambilan modal
kerja yang dikeluarkan sejumlah Rp. 69.019.000,- yang penulis rasakan
masih cukup tinggi. Dari persaingan antar bank yang begitu ketat,penulis
melihat adanya peluang efisiensi biaya pengambilan modal kerja.
Adapun sasaran - sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Penyaluran dana KKP seluruh petani selalu
memperhitungkan waktu pencairan dan penyaluran agar deviasi
beban bunga mencapai Rp.0,-.
2. Negosiasi dengan bank yang ditunjuk untuk mendapatkan
fasilitas pengantaran secara cuma-cuma, sehingga biaya pengantaran
modal kerja Rp. 0,-.

32
V. RUMUSAN UPAYA PENCAPAIAN SASARAN DAN
PENJABARAN PROGRAM

A. Efektifitas Pencairan dan Penyaluran KKP.

Permasalahan yang ada antara lain kurangnya antisipasi waktu


antara pencairan dan penyaluran KKP yang menyebabkan deviasi beban
bunga KKP yang harus ditanggung PG. Redjosarie sebagai avalis relatif
cukup tinggi.
Sistem pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Ajuan pencairan KKP harus sudah lengkap termasuk Penanda
tanganan bukti penarikan Dana KKP ke Bank.
2. Informasikan ke petani yang mengajukan bahwa KKP yang
diajukan akan cair dan diserahkan pada tanggal tertentu.
3. Dibuatkan cek penarikan giro ke bank yang telah ditandatangani
Administratur.
4. Hubungi notaris yang ditunjuk sebagai syarat disyahkannya bukti-
bukti penyaluran KKP pada hari itu juga.
5. Pada hari yang sama petani sudah harus mengambil dana KKP
melalui kasir PG. Redjosarie.
6. Pembukuan ke perkiraan piutang PTR dilakukan pada hari yang
sama sehingga deviasi beban bunga yang harus di tanggung
PG.Redjosarie menjadi Rp. 0,-.

33
2. Efisiensi Biaya
Pengambilan Modal Kerja.
Pengambilan uang (modal kerja) dari bank dalam jumlah yang
besar merupakan suatu risiko yang harus diminimalisir. Masalah yang
muncul dari kegiatan tersebut adalah ”keamanan” uang dalam perjalanan
dari bank menuju PG. Redjosarie, yang jaraknya cukup jauh.
PG. Redjosarie berdomisili di Kabupaten Magetan yang tidak terdapat
cabang Mandiri. Bank Mandiri adalah salah satu bank yang memiliki
hubungan dengan Kantor Pusat PTPN XI tempat transfer modal kerja
untuk PG. Redjosarie yang memiliki cabang di kota Madiun. Selain bank
Mandiri Kantor Pusat juga mempunyai hubungan dengan bank BRI
khusus transfer modal kerja berupa gaji setiap bulannya.
Penulis merasa perlu melakukan perubahan agar faktor risiko yang
menghantui setiap saat bisa diminimalisir. Kegiatan di PG, setiap hari
membutuhkan modal kerja sebagai biaya operasional untuk
mempersiapkan pabrik dan pemeliharaan tanaman tebu sendiri (TS) saat
di luar masa giling (LMG) sekitar bulan Oktober sampai dengan bulan
April. Demikian juga kebutuhan modal kerja akan meningkat jumlahnya
dalam masa giling (DMG) sekitar bulan Mei sampai dengan bulan
September.
Pengambilan modal kerja tersebut merupakan kegiatan rutin mulai
hari Senin sampai dengan Jum’at setiap minggu yang dilaksanakan oleh
staf keuangan yang selalu diintai oleh risiko kejahatan yang hampir
setiap hari menjadi berita di media massa dalam berbagai modus
operandinya.
Untuk mengurangi risiko tersebut diperlukan jasa perbankan
berupa fasilitas pengantaran uang tanpa biaya atau gratis. Penulis

34
melakukan negosiasi dengan kedua bank tersebut dengan hasil hanya
bank BRI yang dapat memenuhi kebutuhan PG. Redjosarie dan bank
Mandiri tetap meminta kompensasi jasa pengantaran uang dari bank
Mandiri Madiun ke PG dengan prosentase sesuai jumlah modal kerja
yang diantar.
Modal kerja PG. Redjosarie didapat dari transfer dana dari Kantor
Pusat berdasarkan permintaan unit, melalui BRI Magetan (untuk droping
gaji) dan Bank Mandiri untuk droping modal kerja selain gaji.
Mekanisme pelaksanaan seperti tersebut diatas dapat dilakukan
dengan cara:
1. Mengalihkan modal kerja non gaji dari Bank Mandiri ke Bank

Jatim cabang Gorang Gareng dekat lokasi PG. Adapun fasilitas yang
diberikan yaitu : mengantar modal kerja setiap hari tanpa biaya.
2. Transfer dana yang dikirim dari Kantor Pusat berupa gaji melalui
Bank BRI Cabang Magetan, dikirim ke PG sesuai dengan permintaan
sebulan sekali.

35
VI. ANALISA RISIKO (PROBLEM POTENSIAL)

A. Efektifitas Pencairan dan Penyaluran KKP


Problem potensial yang muncul dalam pencairan dan penyaluran
KKP PTR adalah :
1. PTR menolak mengambil tepat waktu
2. Bank tidak bisa menyediakan dana yang akan dicairkan
setiap saat.

Problem tersebut dapat dieliminir dengan penjelasan pihak manajemen


kepada APTR dan informasikan kepada bank mengenai kelengkapan
administrasi serta waktu pengambilan uang.

B. Efisiensi Biaya Pengambilan Modal Kerja


Persoalan potensial yang muncul dalam meningkatkan efisiensi biaya
pengambilan modal kerja adalah:
1. Pengantaran uang dari bank agak terlambat (tidak
bisa pagi) yang disebabkan oleh permasalahan intern bank yang
bersangkutan
2. Modal kerja harian yang dibutuhkan kadang terlalu
kecil (kurang dari Rp. 100.000.000).
Problem tersebut dapat diatasi dengan konfirmasi pengambilan modal
kerja lebih awal (H-1) sehingga bank dapat mempersiapkan dan
mengantar uang lebih pagi serta tidak adanya batasan pengambilan
modal kerja yang diantar.

36
VII. KESIMPULAN

Dalam 3 (tiga) tahun terakhir baik deviasi biaya bunga KKP


maupun biaya pengambilan modal kerja menunjukkan trend menaik
sehingga penulis merasa perlu melakukan perubahan agar biaya tersebut
dapat diminimalisir. Adapun hasil yang dapat dicapai antara lain :
1. Kebutuhan TR dapat diatasi dengan tersedianya KKP yang
merupakan kredit bersubsidi dari Pemerintah.
2. PG. Redjosarie tidak perlu menyiapkan modal kerja untuk PTR,
cukup sebagai avalis saja.
3. dengan cara antisipasi waktu pencairan dan penyaluran KKP ke
PTR, maka deviasi biaya bunga KKP dapat ditiadakan menjadi Rp.0,-
4. PTR sebagai peminjam dan PG.Redjosarie sebagai avalis sudah
melaksanakan kewajibannya dengan baik.
5. biaya pengambilan modal kerja dapat diminimalisir dari
Rp.69. 019.000 menjadi sebesar Rp. 4.944.000,- per tahun.
6. Keamanan modal kerja terjamin karena saat pengantaran menjadi
tanggungjawab bank.

37
38

You might also like