Professional Documents
Culture Documents
MH
Kerangka teori/koseptual, dengan didasari oleh Kerangka teori dan konsep dari dasar-dasar
Perencanaan adalah Pakar Manajemen ”Frederick W.Taylor” dan”Dr.Gabriel Payer Fruithof ”
berpendapat sebagai berikut :
Pendapat Frederick W.Taylor :
”1.Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan
menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan, 2. Secara ilmiah pilihlah dan
kemudian, ajarilah atau kembangkanlah pekerja tersebut (sebelumnya, para pekerja memilih
sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka), 3. Bekerja samalah secara
sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi, dan 4.
Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para
pekerja.Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada
bagi para pekerja(sebelumnya, hampir semua pekerjaan serta sebagian besar tanggung
jawabnya dilimpahkan ke pundak para pekerja.
Perencanaan yang Efektif, lingkungan eksternal terus berubah, bagaimana manajer dapat
secara efektif merencana ketika lingkungan eksternal terus berubah. Lingkungan yang tidak
pasti sebagai salah satu faktor konsingensi utama yang mempengaruhi jenis rencana yang
dibuat para manajer. Karena lingkungan yang dinamis lebih merupakan norma daripada
perkecualian bagi para manajer sekarang. Dalam lingkungan yang tidak pasti, para manjer
ingin membuat rencana yang khusus tetapi fleksibel. Walaupun hal tersebut tampaknya
kontradiksi, tetapi tidak kontradiksi.
Agar supaya berguna, rencana membutuhkan beberapa kekhususan, tetapi rencana jangan
menjadi terpaku, para manajer harus menyadari bahwa perencanaan merupakan proses yang
berkelanjutan. Rencana berlaku sebagai peta jalan walaupun tujuannya mungkin senantiasa
berubah karena kondisi pasar yang dinamis.Para manajer harus bersedia mengubah arah jika
kondisi lingkungan menjadi alasan yang baik untuk mengubah arah, kekhususan tersebut
sangat penting ketika rencana dimplemenatsikan. Para manajer harus tetap waspada pada
perubahan lingkungan yang dapat berdamapak pada efektifitas implementasi rencana dan
membuat perubahan yang diperlakukan. Dengan demikian suatu perencanaan yang efektif
dalam lingkungan yang dinamis berarti meratakan hierarki organisasional sebagai tanggung
jawab untuk menetapkan tujuan dan mengembangkan rencana di dorong pada tingkat
organisasional yang rendah, karena sedikit waktu yang tersisa untuk tujuan dan rencana yang
mengalir dari atas.
Contoh Kasus, konflik berbagai sasaran yang ditetapkan terjadi karena organisasi menanggapi
berbagai stakeholder. Kasus Direktur Ford Motor Cimapny, Bill Ford Jr, mengumumkan
sasaran perusahaannya untuk membuat mobil yang lebih efisien bahan bakar dan lebih ramah
lingkungan sebagai cara terbaik untuk melayani pemegang saham, yang dilihat oleh para
pencinta lingkungan dan para eksekutif Ford dengan berbeda. Perusahaan ini membujuk
kelompok lingkungan dengan mengadakan diskusi tentang masalah penghematan bahan bakar.
Perusahaan tersebut juga meluncurkan laporan kewarganegaraan perusahaan yang mengakui
”konflik yang sangat nyata” antara komitmen yang diterapkan Ford terhadap lingkungan dan
pemasaran yang berkelanjutan atas SUV berbahan bakar gas buatan perusahaan Ford, mereka
waspada akan maksud sebenarnya perusahaan Ford tersebut.
Para eksekutif Ford, yang sangat sadar akan keperluan untuk memproduksi kendaraan yang
diminta umum dan mampu menambah laba, telah lama terganggu oleh kritik para pencinta
lingkungan, sehingga membuat mereka enggan bekerja sama dalam segala diskusi bersama.
Apakah sasaran untuk menjadi ramah lingkungan adalah benar dan sasarn untuk melakukan
yang terbaik bagi para pemegang saham tersebut keliru ? jawabnya ; tidak. kedua-keduanya
benar, tetapi keduanya saling bertentangan. Dengan demikian bahwa suatu produksi
perusahaan harus mempunyai tujuan dari prodak tersebut dan dapat mempengaruhi lingkungan
yang sering berubah-rubah.
Analisa Masalah, bahwa manajemen harus menggunakan perencanaan Agar dapat melakukan
pengendalian berbagai strategi dan solusi internet perusahaan pada lembaga
keuangan/perbankan atau perusahaan dengan menggunkan jasa online yang sedang
berkembang menjadi perencanaan formal dan informal dan didalam suatu kegiatan tersebut
harus digambarkan berupa suatu tujuan perencanaan yang sangat berhubungan erat dengan
kinerja dari suatu perusahaan atau perbankan yang didalamnya terdapat sumber daya manusia
yang harus dikembangkan agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan
perusahaan/perbankan. Akan tetapi apabila secara internal suatu organisasi/perusahaan tidak
menggunakan perencanaan, maka secara otomatis perusahaan tersebut tidak melihat dari apa
yang telah dilakukan dari kinerjanya, karena perencanaan memberi arah, mengurangi dampak
perubahan, meminimalkan pemborosan dan kegiatan rangkap, dan menjadi standar yang
digunakan dalam pengendalian.
Apabila didalam suatu perusahaan seorang manajer tidak melakukan perencanaan maka dapat
diprediksi manajer tersebut tidak dapat mengukur kinerja terhadap tingkat kemajuan atau
kemunduran terhadap suatu perusahaan atau organisasi tersebut, apalagi suatu perusahaan atau
organisasi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, Politik dan lain-lain sebaginya. Sebagai
dampaknya dapat bersifat positif dan negarif yaitu apabila suatu perusahaan atau organisasi
akan mengalami kehancuran/bangrut apabila tidak melakukan suatu perencanaan dan
sebaliknya, dapat bersifat positif jika suatu perusahaan atau organisasi melakukan suatu
perencanaan dengan terarah dan flrksibel.
Kesimpulan :
1. Manajemen harus melakukan strategi yang harus bertanggung jawab untuk menyelidiki
terhadap apa yang harus dilakukan oleh perusahaan agar jadi lebih bernilai untuk
menghasilkan laba bagi para pemegang saham dan juga harus melihat aset, pasar, tren
ekonomi, politik dan sosial yang relevan serta dapat memutuskan kombinasi dari faktor-
faktor yang paling menjanjikan dengan tetap harus dilakukan dengan suatu rencana. Proses
pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisian dalam
arti memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil yang digambarkan sebagai
”melakukan segala kegiatan secara benar” dan secara efektivitas dalam arti menyelesaikan
kegiatan-kegiatan sehingga sasaran perorganisasian dapat tercapai, yang digambarkan
sebagai ”melakukan segala sesuatu yang benar”.
2. Fungsi menejemen yang mencakup proses mendifinikan sasaran, menetapkan strategi untuk
mencapai sasaran tersebut dan menyusun rencana untuk mengintegritaskan dan
mengoordinasikan sejumlah kegiatan. Dimana menurut pendekatan fungsi, para manajer
menunjukan aktivitas atau kewajiban yang jelas ketika mereka secara efisien dan efektif
mengkoordinasikan para pekerja. Fungsi pengendalian adalah setelah sasaran ditemukan
rencana dirumuskan (fungsi perencanaan), pengaturan strukturnya ditentukan (fungsi
organisasi) dan orang-orang dipekerjakan, dilatih dan diberi motifasi (fungsi memimpin),
ada sejumlah evaluasi untuk mengetahui apakah segala sesuatunya berjalan sesuai rencana.
6. Manajer tanpa rencana, maka tidak ada apa pun yang harus diorganisasi, dipimpin atau
dikendalikan. Perncanaan menackup dua elemen penting yaitu sasaran dan rencana. Sasaran
adalah hasil yang diinginkan untuk individu, kelompok dan seluruh organisasi. Sasaran
menjadi arah bagi semua keputusan manajemen dan membentuk kriteria yang digunakan
untuk mengukur hasil pencapaian kerja, oleh sebab itulah sasaran disebut sebagai dasar
perencanaan yang harus mengetahui target atau hasil yang diinginkan sebelum membuat
rencana untuk mencapainya. Dimana rencana adalah dokumen yang merangkum cara
mencapai sasaran dan biasanya menggambarkan alokasi sumber daya, penyusunan jadwal
dan tindakan lain yang diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut. Dan jika manajer
membuat perencanaan, maka harus membuat sasaran dan sekaligus recana kerja dari yang
ingin dicapai.
A.Taylor III, ”Getting Ford in Gear, ”Fortune, 28 April 2003, h.44-47; B.Morris, ” Can Ford
Save Ford ?” Goes for the Green” Newsweek, 7 Agustus 2000, h.62 ; J.Ball, ”Ford
Contacts Environmentalists Behind Scenes”, Wall Street Journal, 15 Mei 2000, h.82;
dan B.Morris, ”This Ford Is Different, ” Fortune, 3 April 2000, h.122-136.
Brews dan Hunt, ”Learning to Plan and Planning to Lear : Resolvingthe Planning
School/Learning School Debate”.
D.J. Campbell , ”The Proactive Emloye : Managing Workplace Intiative”, Academy of
Managent Executive, Agustus 2000, h.52-66.
Fw.Taylor, Principels of Scientific Management (New York: Haper, 1911), h.44. Untuk
informasi lainnya tentang FW.Taylor lihatlah M.Banta, Taylored Lives : Narrative
Production in the Age of Taylor, and Ford (Chicago :Universuty of Chicago Press,
1993); dan R.Kanigel, The One Best Way : Frederick Winslow Taylor and the
Enigma of Efficiency (new York : Viking, 1997).
-----------R.Moiz, ”How Leaders Use Goals”, Long Range Planing, Oktober 1987, hal.91.
Stephen P.Robbins/Mary Coulter, ”Manajement”, jilid 1,Copyright @ 2005 by Pearson
Education,Inc, Hak Penerbit PT.Indeks, Anggota IKAPI, Indonesia, 2007, hal. 193.
Boediono, ”Ekonomi Mikro, seri sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi” No.1, BPFE Yogyakarta,
1987.
P.N.Romani,”MBO bu Any Other Name Is Still MBO”, Supervision, Desember 1997, h.6-8
dan A.W. Schra Scahrarder dan G.T.Sewars, ”MBO Makes Dollar Sense”, Personal
Journal, Juli 1989, h.32-37.
Infoemasi dari situs web perusahaan (www.usbag.com) 5 Januari 2003; dan S.Greengard,
”Dr.Gabriela Payer Fruithof”,IQ Magzine November/Desember 2002, h.48.
Informasi tentang Wipro Limited dari Hoorver’s On Inle (www.hoovers.com), 4 Juni 2003 ;
dan K.H.Hammonds, ”Smart, Determined, Ambitious, Cheap. The New face of
Global Competition”, Fast Company, Februari 2003, h.90-97.