Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pada budidaya tanaman, benih merupakan salah satu faktor utama yang
menjadi penentu keberhasilan produksi. Penggunaan benih bermutu dalam
budidaya akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi karena populasi tanaman
akan tumbuh dengan baik dan dapat diperkirakan sebelumnya dari daya kecambah
dan nilai kemurnian suatu benih. Benih bermutu dapat mengurangi resiko
kegagalan budidaya apabila bebas dari serangan hama dan penyakit tanaman,
sehingga mampu tumbuh baik pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan.
1
Berkembangnya hama dan penyakit tanaman di bagian Negara dunia semakin
meningkat dan mengganas. Sementara hubungan Indonesia di bidang ekonomi
dengan negara di dunia semakin meningkat dengan era pasar bebas yang
memungkinkan kegiatan ekspor-impor tanaman dan produk-produknya dari
berbagai belahan dunia menjadi ramai. Berdasarkan uraian diatas, pengawasan
masuk dan keluarnya tanaman maupun produk dari tanaman harus dilakukan
secermat dan setertib mungkin sehingga diperlukan badan perlindungan tanaman
yang berkompeten yaitu didirikannya Karantina Tumbuhan yang bertugas untuk
mencegah penyebaran Organisme Pengganggu Tumbuhan Penting (OPTP) dari
suatu area ke area yang lainnya. Jamur yang merupakan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) atau Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
dapat menyebabkan kerusakan pada benih. Sehingga inventarisasi jamur pada
benih padi ekspor ke Kanada sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran
jamur dari wilayah RI ke luar negeri.
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
Kegiatan kerja praktek ini bertujuan untuk mengetahui jenis Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang terdapat pada benih padi yang di ekspor ke
Kanada serta mengetahui ada tidaknya jamur yang merupakan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) atau Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina
(OPTK) pada benih padi ekspor ke Kanada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Karantina Tumbuhan
Istilah karantina berasal dari bahasa latin yaitu “quarantum” yang berarti
empat puluh. Ini berasal dari lamanya waktu yang diperlukan untuk menahan
kapal laut yang berasaal dari Negara yang tertular penyakit epidemis, seperti pes,
kolera dan demam kuning, dimana awak kapal dan para penumpangnya dipaksa
untuk tetap tinggal terisolasi di atas kapal yang ditahan di lepas pantai selama
empat puluh hari, yaitu jangka waktu perkiraan timbulnya gejala penyakit yang
dicurigai (Diphayana,2009).
3
1. Tempat penginapan yang terpaksa berhubung dengan kesehatan, atau
pelanggaran masuk tanpa izin ke suatu Negara
4
1. Undang-Undang RI No.16 Th 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan
(Diphayana,2009).
5
Misi Karantina Pertanian ialah :
(Diphayana,2009).
6
operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan
hayati, hewani dan nabati”
(Diphayana,2009).
7
I lingkup Departemen Pertanian. Badan Karantina Pertanian dipimpin oleh
seorang Kepala Badan. Tugas pokok Karantina adalah melaksanakan
perkarantinaan tumbuhan tanaman pangan, holtikultura, perkebunan dan hewan
budidaya (Anonim 2, 2010).
8
2.1.8 Media Pembawa OPTK
- Hasil tanaman mati baik yang belum diolah maupun yang sudah diolah
Klasifikasi yang termasuk tanaman hidup dan benih adalah sebagai berikut :
b. Planlet g. Daun
c. Explant h. Biji
e. Umbi
(Diphayana,2009).
9
dikembangbiakkan. Pada umumnya tumbuhan dianggap hidup sejauh masih dapat
melakukan metabolisme. Media pembawa jenis ini biasanya digunakan untuk
keperluan konsumsi atau untuk diolah lebih lanjut.
Klasifikasi yang termasuk tanaman hidup bukan benih adalah sebagai berikut :
(Diphayana,2009).
Hasil tumbuhan mati, baik yang belum diolah atau sudah diolah, adalah
tumbuhan dan bagian-bagiannya dalam keadaan mati baik yang belum mengalami
proses pengolahan sehingga belum berubah bentuk atau sifat aslinya maupun yang
telah mengalami prosespengolahan sehingga berubah bentuk atau sifat aslinya
sepanjang masih dapat menjadi media pembawa OPTK. Pada umumnya
tumbuhan dianggap mati apabila tidak lagi data melakukan metabolisme. Media
pemabawa jenis ini biasanyadigunakan untuk diolah lebih lanjut.
Klasifikasi yang termasuk hasil tumbuhan mati baik yang belum diolah maupun
telah diolah adalah sebagai berikut :
10
f. Berbentuk biji s. Berbentuk rimpang
(Diphayana,2009).
a. Media pertumbuhan
b. Bahan biologic
c. Agensi hayati
d. Vektor
e. Spesimen awetan
(Diphayana,2009).
11
negeri dan atau dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari
dalam wilayah negara RI. Tindakan karantina dilakukan oleh petugas karantina
tumbuhan, berupa pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pemabawa organisme
pengganggu tumbuhan karantina (OPTK). Media pembawa OPTK adalah
tumbuhan dan bagian-bagiannya dan atau benda lain yang dapat membawa OPTK
(Diphayana,2009).
12
Tindakan karantina tumbuhan terhadap media pembawa OPTK untuk
ekspor didasarkan pada permintaan negara tujuan ekspor. Artinya, jika tidak ada
permintaan dari negara tujuan untuk dilakukan tindakan karantina tumbuhan di
Indonesia, maka tidak perlu dilaporkan kepada petugas karantina tumbuhan di
Indonesia untuk dilakukan tindakan karantina tumbuhan. Walaupun demikian,
saat ini sebagian besar negara tujuan ekspor mempersyaratkan media pembawa
OPTK tersebut disertai Surat Kesehatan Tumbuhan (Phytosanitary Certificate)
sebagai jaminan telah bebasnya komoditas tersebut dari infeksi, infestasi atau
kontaminasi OPT penting. Disamping itu,sesuai permintaan negara tujuan terdapat
persyaratan tambahan yang harus dipenuhi, dan khusus untuk pengeluaran atau
ekspor benih tumbuhan diharuskan mendapat izin dari Menteri Pertanian.
d. Apabila ada permintaan khusus dari negara tujuan ekspor yang harus
dicantumkan dalam additional declaration pada Surat Kesehatan
Tumbuhan tersebut, dapat dilakukan berdasar fakta yang ada pada saat
dilakukan pemeriksaan oleh petugas kantina tumbuhan.
13
e. Petugas karantina tumbuhan dapat menolak penerbitan Surat Kesehatan
Tumbuhan karena beberapa hal, antara lain karena :
f. Untuk media OPTK yang ditanam, diproduksi dan berasal dari negara lain,
dan telah dimasukkan ke Indonesia dan kemudian akan diekspor ke
negara tujuan lain, serta dimintakan Surat Kesehatan Tumbuhannya, dapat
diterbitkan Surat Kesehatan Tumbuhannya, dapat diterbitkan Surat
Kesehatan Tumbuhan untuk re-ekspor (Phytosanitary Certificate for Re-
Export)
14
Menurut Iswoto (1984), pelaksanaan tugas karantina diwujudkan dalam
bentuk tindakan karantina yang meliputi :
6. Penolakan, apabila tanaman atau bibit tanaman tidak disertai Surat Ijin
Pemasukan dan tanaman tidak dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan
Tumbuhan atau tidak diberi dispensasi oleh Kepala Pusat Karantina Pertanian.
15
- Bibit tanaman atau tanaman memenuhi persyaratan administrarif
tetapi diduga tidak bebas dari OPT dan setelah di Karantina Pasca Masuk
atau setelah diberi perlakuan tidak juga bebas dari OPT tersebut.
16
Tanaman padi merupakan tanaman semusim, yang termasuk golongan
rumput – rumputan. Tanaman pertanian kuno ini berasal dari dua benua, yaitu
Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa
penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil
butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh, India sekitar 100-
800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh
Utara, Burma, Thailand, Laos, dan Vietnam. tanaman padi yang mempunyai nama
botani Oryza sativa dengan nama lokal padi dapat dibedakan menjadi dua tipe
yaitu padi kering yang tumbuh di dataran tinggi dan padi sawah yang memerlukan
air menggenang (Purwono, 2007).
Tanaman padi yang mempunyai nama ilmiah Oryza sativa dengan nama
lokal padi, dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu padi kering yang tumbuh di
dataran tinggi dan padi sawah yang memerlukan air menggenang dengan
klasifikasi tanaman padi sebagai berikut :
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Famili : Gramineae
Genus : Oryza
17
Secara umum organ tanaman padi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu organ
generative dan organ vegetatif. Organ generatif meliputi akar, batang, dan daun.
Organ vegetatif meliputi malai, bunga, dan gabah (Soemartono, 1992).
Akar tanaman padi ialah serabut yang berfungsi menyerap air dan zat – zat
makanan dari dalam tanah tetapi peka terhadap kekeringan. Akar padi dapat
mencapai kedalaman antara 10-20 cm. Batang tanaman padi berbuku dan
berongga, mempunyai bentuk beruas – ruas, rangkaian ruas – ruas pada batang
tanaman padi mempunyai panjang yang berbeda – beda. Pada ruas batang bawah
pendek, semakin ke atas semakin panjang (Purwono, 2007).
Ciri khas daun tanaman padi yaitu adanya sisik dan telinga daun, hal ini
yang menyebabkan daun tanaman padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang
lain.
1. Helaian daun terletak pada batang padi, bentuk memanjang seperti pita.
Malai merupakan sekumpulan bunga padi yang kelur dari buku paling atas.
Panjang malai tergantung pada varietas. Bunga padi terdiri dari kepala putik,
tangkai sari, palea, lemma, kepala putik, ladicula, dan tangkai bunga. Bunga padi
merupakan bunga telanjang yang mempunyai satu bakal buah, 6 benang sari, serta
2 tangkai putik. Gabah atau buah padi terdiri dari Embrio, Endosperm dan Bekatul
(Anonim1, 2010).
Gabah atau buah padi adalah ovary yang telah masak, bersatu dengan
lemma dan palea, dan juga dilindungi oleh sekam tau kulit gabah. Buah padi ini
18
merupakan hasil penyerbukan dan pembuahan yang mempunyai bagian-bagian
sebagai berikut :
• Embrio (lembaga)
Terletak pada bagian lemma. Pada lembaga ini terdapat daun lembaga
(calon batang dan calon daun) serta akar lembaga (calon akar).
• Endosperm
Merupakan bagian dari buah/biji padi yang besar. Endosperm terdiri dari
zat tepung yang diselubungi selaput protein. Endosperm mengandung zat
gula, lemak, zat-zat anorganik, dan mengandung protein.
• Bekatul
(Aak, 1990).
a. Padi Gogo
b. Padi Sawah
19
Jenis padi ini mempunyai cirri khusus yaitu adanya penggenangan tanaman
selama pertumbuhan. Budidaya padi sawah dilakukan pada tanah yang berlumpur
dan harus memilki kandungan tanah liat minimal 20 persen. Budidaya padi sawah
umumnya menggunakan bibit yang dipindah tanamkan dari persemaian. Benih
disemai selama 21-28 hari, kemudian dicabut dan ditanam di areal yang disiapkan
(Purwono, 2007).
20
diakibatkannya. Penyakit ini menyebabkan gabah kurang terisi penuh atau bahkan
hampa. Hawar pelepah terjadi umumnya saat tanaman mulai membentuk anakan
sampai menjelang panen. Namun demikian, penyakit ini juga dapat terjadi pada
tanaman muda (Syam, dkk, 2007).
c. Busuk batang (stem rot)
Penyebab : Helminthosporium sigmoideum
Gejala : Gejala awal berupa bercak berwarna kehitamhitaman,
bentuknya tidak teratur pada sisi luar pelepah daun dan secara bertahap
membesar. Akhirnya, cendawan menembus batang padi yang kemudian menjadi
lemah, anakan mati, dan akibatnya tanaman rebah.
- Busuk batang merupakan penyakit yang menginfeksi bagian tanaman
dalam kanopi dan menyebabkan tanaman menjadi mudah rebah. Untuk
mengamati penyakit ini, kanopi pertanaman perlu dibuka. Perlu diwaspadai
apabila terjadi kerebahan pada pertanaman, tanpa sebelumnya terjadi hujan atau
hujan dengan angin yang kencang (Syam, dkk, 2007).
21
permukaan daun pada pelepah, atau pada gabah. Patogen penyakit bersifat
terbawa benih ( seed borne), sehingga dalam keadaan yang cocok, penyakit dapat
berkembang pada tanaman yang masih sangat muda. Bercak coklat dapat
menyebabkan kematian tanaman muda dan menurunkan kualitas gabah. Seperti
penyakit bercak cercospora, penyakit ini merusak sekali pada pertanaman padi di
lahan dengan sistem drainase buruk atau lahan yang kahat unsur hara, terutama
yang unsur kalium (Syam,dkk, 2007).
f. Bercak Coklat Sempit (narrow brown leaf spot)
Penyebab : Cercospora oryzae
Gejala : pada daun dan pelepah daun terdapat bercak coklat yang sempit
seperti garis-garis pendek. Pada varietas yang tahan bercak warna coklat gelap
dan berukuran kecil, pada varietas yang rentan bercak berwarna coklat terang dan
berukuran besar
2.3 Jamur
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang
22
disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah
(Waluyo, 2005).
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding
berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.
Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh
dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk
dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke
sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa
senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti
dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya
mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap
makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat (Suriawiria,
1993).
2.3.1 Kapang
23
Phycomycetes (Zygomycetes dan Oomycetes). Tiap ruang memiliki inti atau
nukleus satu atau lebih (Waluyo, 2005).
2.3.2 Khamir
Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5
mm sampai 20-50 mm, dan lebar 1-10 mm. Bentuk khamir bermacam-macam
yaitu bulat, oval, silinder, ogival (bulat panjang dengan salah satu ujung runcing),
segitiga melengkung (trianguler), berbentuk botol, dan lain sebagainya (Waluyo,
2005).
24
BAB III
METODOLOGI
25
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan antara lain adalah akuades steril, benih padi
ekspor dan larutan zat pewarna lactofenol blue.
Pada sebuah kaca obyek yang bersih diteteskan larutan zat warna lactofenol-
cotton blue. Diletakkan jamur yang telah diambil dengan jarum ose pada tetesan
lactofenol-cotton blue, kemudian ditutup dengan kaca penutup lalu diamati
dengan mikroskop kompon dengan perbesaran 50x, 100x, dan 400x.
26
BAB IV
4.2 Pembahasan
♣ Drechslera oryzae
Phylum :
Family :
Genus : Drechslera
28
Gambar 4.1 Drechslera oryzae
- Morfologi
- Gejala
29
daun tanaman yang sudah besar terjadi bercak-bercak coklat memanjang. Bercak-
bercak kecil berwarna coklat tua atau coklat ungu. Bercak yang besar tepinya
berwarna coklat tua, tetapi pada bagian tengahnya dapat berwarna kuning pucat,
putih kotor, coklat atau kelabu. Kadang-kadang bercak mempunyai halo
kekuningan. Daun yang sakit keras dapat menjadi kering. Jika keadaan
membantu, batang, dan tangkai bulir dapat terjangkit. Infeksi ini dapat
menyebabkan patahnya bagian-bagian tadi dan menjadi keriputnya biji-biji.
Serangan yang ringan pada biji-biji dapat menyebabkan terjadinya bercak-bercak
berwarna coklat kecil-kecil. Pada keadaan ini biji tetap berisi dan dapat
berkecambah. Biji yang terserang berat berwarna coklat seluruhnya. Dalam
keadaan yang sesuia, biji yang sakit diliputi oleh beludu hitam, yang terdiri dari
konidiofor dan konidium jamur. Pada umumnya jamur hanya menyerang sebagian
dari biji-biji pada malai (Semangun, 2004).
♣ Curvularia oryzae
Phylum : Ascomycota
Family : Pleosporaceae
Genus : Curvularia
30
Gambar 4.2 Curvularia oryzae
- Morfologi
- Gejala
C.oryzae ini menyebabkan warna hitam pada bulir padi dan sering
menginfeksi bulir padi. Spesies Curvularia ini paling sering teramati pada bagian
lemma/palea pada benih.
♣ Curvularia geniculata
31
Phylum : Ascomycota
Family : Pleosporaceae
Genus : Curvularia
- Morfologi
♣ Curvularia lunata
32
Phylum : Ascomycota
Family : Pleosporaceae
Genus : Curvularia
- Morfologi
33
terjadinya hawar semai atau menghambat pertumbuhan (Ou, 1985 dalam
Semangun, 1991).
♣ Tilletia barclayana
Phylum : Basidiomycota
Family : Tilletiaceae
Genus : Tilletia
- Morfologi
Jamur membentuk sorus dalam beberapa bakal biji (ovarium) pada satu
malai, tertutup oleh sekam, keluar pada waktu masak. Massa spora berbutir atau
tampak lengket, berwarna hitam. Spora atau klamidiospora bercampur dengan sel-
34
sel steril, bentuknya bulat, licin, berdiameter 10-30µm. Mula-mula sprora
berwarna coklat muda dan menjadi coklat tua pada waktu masak
(Semangun,1991).
Apabila benih yang sakit dibuka tampak bahwa benih berisi suatu benda
yang keras, yang terdiri dari masa klamidospora jamur. Umumnya pada suatu
malai hanya beberapa benih yang terserang sampai ini penyakit gosong keras
tidak menimbulkan kerugian yang berarti hanya merusak tampilan benih
(Semangun, 1991).
♣ Phoma sp.
Phylum : Ascomycota
Class : Euascomycetes
Order : Pleosporales
Family : Pleosporaceae
Genus : Phoma
35
Gambar 4.6 Phoma sp.
- Morfologi
Phoma sp. ini merupakan jamur yang terdapatt dalam tanah dan pada
bagian tanaman. Spesies ini sangat kosmopolit di alam dan pathogen pada
tanaman umum. Miselium berwarna coklat tua. Konidia berbentuk bulat,
berwarna coklat gelap (Gabrielson, 1983).
- Gejala
Phoma sp. ini menyebabkan penyakit glume blight, dengan gejala awal yaitu
luka kecil berwarna coklat bulat, lalu secara bertahap berkembang menjadi putih
dengan bintik-bintik hitam kecil pada malai yang mulai menginfeksi pada minggu
kedua atau ketiga setelah munculnya malai. Ketika terjadi infeksi awal, tidak
berbutir, atau sebagian isi biji-bijian yang memudar dan menjadi rapuh
(Gabrielson, 1983).
♣ Fusarium sp.
Phylum : Deuteromycota
Family : Tuberculariaceae
Genus : Fusarium
36
Spesies : Fusarium sp.
- Morfologi
Jamur ini menyebabkan luka dan kelainan warna pucat pada benih yang
terinfeksi. Awalnya tampak putih kemudian kuning, jingga atau merah tua.
Umumnya sebagian permukaan benih terserang jamur ini. Pada luka ini terdapat
kumpulan konidia Fusarium. Benih yang terinfeksi menjadi menyusut, rapuh dan
sering menyebabkan tidak berkecambah. Jika berkecambah, jamur ini
menyebabkan kerusakan biji. Jamur juga menyerang nodus dan membuat batang
menjadi layu dan patah (Kasai, 1923 dalam Ou, 1985).
37
Terjadinya kelayuan akibat Fusarium sp. terdapat beberapa teori, yaitu
teori penyumbatan, toksin, dan enzim. Teori penyumbatan menyatakan, miselium
jamur pada pembuluh xilem tumbuh terus, berkembang biak dan membentuk
mikrokonidium. Mikrokonidium dapat terbawa oleh aliran zat cair ke atas atau
berhenti dan berkecambah membentuk miselium baru. Akibatnya, terjadi
penyumbatan pada pembuluh xilem oleh miselium dan gum, serta terjadinya
pengerutan pada sel pembuluh. Aliran zat cair menjadi tersumbat, sehingga
tanaman tampak kekurangan air serta layu (Walker, 1957 dalam Anonim3, 2010).
Teori enzim, patogen menghasilkan enzim pektolisis, pektin-metil-esterase
(PME), dan depolimerase (DP). Enzim memecah pektin dalam dinding sel
pembuluh kayu yang juga masuk dalam dinding parenkim silem. Fragmen asam
pektat masuk ke dalam pembuluh kayu dan membentuk massa koloid yang dapat
menghambat pembuluh. Warna coklat pada berkas pembuluh disebabkan fenol
yang terlepas dan masuk ke dalam pembuluh serta mengalami pemolimeran
menjadi melamin yang berwarna coklat oleh system fenol oksidase tanaman.
Bahan tadi diserap oleh pembuluh kayu yang berlignin, sehingga menyebabkan
warna coklat (Semangun, 1991). Teori toksin menyatakan bahwa toksin yang
dihasilkan oleh Fusarium sp., adalah asam fusarat, dehidrofusarat, dan
likomarasmin dan yang paling penting adalah mikotoksin, fumonisins,
trokhothesen, dan zearalenon. Toksin tersebut akan mengubah kelenturan selaput
plasma tanaman, sehingga tanaman yang terinfeksi lebih cepat kehilangan air
daripada tanaman sehat (Anonim3, 2010).
38
BAB V
KESIMPULAN
39
DAFTAR PUSTAKA
40
Barnett, H. L. & Hunter, B. B. 1998. Illustrated Genera of Imperfect Fungi.
APS Press: St. Paul
Ou SH. 1985. Rice diseases. 2nd ed. Kew, Surrey (England): Commonwealth
Mycological Institute
Purwono dan Heni Purnamawati. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan
Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta
41