Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup,
mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur,
tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam
proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya
untuk mempertahankan hidupnya.
Proses metabolisme di dalam tubuh ternak yang dilakukan demi menjaga kelangsungan fisiologis
hidupnya memerlukan mineral selain karbohidrat, protein, lemak, air, dan vitamin. Mineral dibutuhkan
dalam jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kebutuhan atas nutrient mayor. Mineral
berfungsi dalam pembentukan struktur sel, untuk fungsi fisiologis, sebagai katalis dan sebagai regulator.
Kebutuhan mineral dapat terpenuhi dengan mengonsumsi bahan pakan yang beragam karena bahan
pakan ternak mengandung mineral dengan kadar dan susunan yang variatif.
Mineral yang essensial untuk ternak diklasifikasikan menjadi mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makro terdiri dari Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg. Sedangkan mineral mikro terdiri dari Fe, Zn, Cu, Mo,
Se, I, Mn, Co, Cr, Sn, V, F, Si, Ni, dan As. Pemberian ransum atau pakan pada ternak harus memperhatikan
kandungan dan kualitas mineralnya. Kurangnya konsumsi mineral secara terus menerus dapat
menyebabkan penyakit defisiensi mineral yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan ternak, begitu juga
konsumsi yang berlebih dapat menyebabkan ternak terkena penyakit.
BAB II
Hans Krebs menggambarkan tiga tahapan pembentukan energi dari oksidasi bahan
makanan, seperti terlihat pada gambar 6.6 berikut ini:
Tahap pertama : Molekul-molekul makanan yang besar dipecah menjadi unit-unit lebih kecil.
Protein dihidrolisis menjadi 20 macam asam amino, polisakarida dihidrolisis
menjadi gula sederhana seperti glukosa, dan lemak dihidrolisis menjadi
gliserol dan asam lemak. Tidak ada energi yang berguna dibentuk dari tahap
ini.
Tahap Kedua : Molekul-molekul kecil hasil hidrolisis ini dipecah menjadi beberapa unit
sederhana yang memainkan peran utama pada metabolisme. Sebagian besar
diantaranya ( gula, asm lemak, gliserol dan asam amino) dikonversi menjadi
unit asetil KoA. Sejumlah ATP dihasilkan pada tahap ini, tetapi jumlahnya
kecil dibandingkan dengan yang diperoleh dari oksidasi lengkap unit asetil
dari Asetil KoA.
Tahap ketiga : Terdiri dari daur asam sitrat dan fosforilasi oksidatif, yang merupakan jalur
akhir bersama oksidasi molekul bahan bakar. Asetil KoA membawa unit-unit
asetil kedalam daur ini, tempat unit-unit ini dioksidasi lengkap menjadi CO2.
Empat pasang elektron dipindahkan ( tiga ke NAD+ dan satu ke FAD ) untuk
setiap gugus asetil yang dioksidasi. Kemudian ATP dihasilkan selama elektron
mengalir dari bentuk-bentuk tereduksi, NAD+ dan FAD ke O2 pada proses
yang disebut fosforilasi oksidatif. Lebih dari 90% ATP dihasilkan pada
pemecahan bahan makanan terbentuk pada tahap ketiga ini.
• Anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul kimia yang
lebih besar, sedangkan katabolisme merupakan proses penguraian molekul besar menjadi
molekul kecil
• Anabolisme merupakan proses membutuhkan energi, sedangkan katabolisme melepaskan
energi
• Anabolisme merupakan reaksi reduksi, katabolisme merupakan reaksi oksidasi
• Hasil akhir anabolisme adalah senyawa pemula untuk proses katabolisme.
A. Fotosintesis
Pada hakekatnya, semua kehidupan di atas bumi ini tergantung langsung dari adanya
proses asimilasi CO menjadi senyawa kimia organik dengan energi yang didapat dari sinar
2
matahari. Dalam proses ini energi sinar matahari (energi foton) ditangkap dan diubah menjadi
energi kimia dengan proses yang disebut fotosintesis. Proses ini berlangsung didalam sel pada
tumbuhan tinggi, tumbuhan pakis, lumut, ganggang (ganggang hijau, biru, merah dan coklat) dan
berbagai jasad renik (protozoa golongan euglena, bakteri belerang ungu, dan bakteri belerang
biru).
Energi matahari yang ditangkap pada proses fotosintesis merupakan lebih dari 90%
sumber energi yang dipakai oleh manusia untuk pemanasan, cahaya dan tenaga. Gambar 1
berikut ini menunjukkan sebaran pemakaian energi matahari oleh bumi dan atmosfer.
Sinar matahari
6 CO + 6 H O C H O +6O
2 2 6 12 6 2
2 CO + 2 H R 2 CH O + O + 2 R
2 2 2 2
Proses fotosintesis pada tumbuhan tinggi dibagi dalam dua tahap. Pada tahap pertama
energi matahari ditangkap oleh pigmen penyerap cahaya dan diubah menjadi bentuk energi
kimia, ATP dan senyawa reduksi, NADPH. Proses ini disebut reaksi terang. Atom hydrogen dari
molekul H O dipakai untuk mereduksi NADP menjadi NADPH, dan O dilepaskan sebagai
+
2 2
hasil samping reaksi fotosintesis. Reaksi ini juga dirangkaikan dengan reaksi endergonik
pembentukan ATP dari ADP + Pi. Dengan demikian tahap reaksi terang dapat dituliskan dengan
persamaan:
Energi matahari
Dalam hal ini pembentukan ATP dari ADP + Pi merupakan suatu mekanisme
penyimpanan energi matahari yang diserap kemudian diubah menjadi bentuk energi kimia.
Proses ini disebut fotofosforilasi.
Tahap kedua disebut tahap reaksi gelap. Dalam hal ini senyawa kimia berenergi tinggi
NADPH dan ATP yang dihasilkan dalam tahap pertama (reaksi gelap) dipakai untuk proses
Reaksi terang cahaya dalam proses pebebasan energi matahari oleh klorofil dimana
dilepaskan molekul O , terdiri dari dua bagian. Bagian pertama disebut fotosistem I mempunyai
2
kemampuan penyerapan energi matahari dengan panjang gelombang di sekitar 700nm dan tidak
melibatkan proses pelepasan O,. bagian kedua yang menyangkut penyerapan energi matahari
pada panjang gelombang di sekitar 680 nm, disebut fotosistem II, melibatkan proses
pembentukan O dan H O.
2 2
Fotosistem I merupakan suatu partikel yang disusun oleh sekitar 200 molekul klorofil-a,
50 klorofil-b, 50-200 pigmen karotenoid dan satu molekul penerima energi matahari yang
disebut protein P700. Energi matahari (foton) yang ditangkap oleh pigmen pelengkap
dipindahkan melelui beberapa molekul pigmen, disebut proses perpindahan eksiton, yang
akhirnya diterima oleh P700. Akibatnya P700 melepaskan elektron yang berenergi tinggi. Proses
penangkapan foton dan perpindahan eksiton di dalam fotosistem ini berlangsung dengan sangat
cepat dan di pengaruhi oleh suhu. Dengan mekanisme yang sama, proses penangkapan foton dan
pemindahan eksiton terjadi pula pada fotosistem II yaitu pada panjang gelombang 680.
Partikel fotosistem I dan II terdapat dalam membrane kantong tilakoid secara terpisah.
elektron fotosintesis secara kontinyu, dari molekul air sebagai donor elektron ke NADP sebagai
+
aseptor elektron.
1. Pada yang pertama, elektron mengalir dari molekol H O ke NADP , sedangkan pada
+
2
2. Pada yang pertama terdapat dua system pigmen, fotosistem I dan II yang berperan
sebagai pendorong untuk mengalirkan elektron dengan bantuan energi matahari dari H
2
O ke NADP
+
Pengangkutan elektron dalam fotosintesis terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pendek dari
I yang dirangkaikan dengan pembentukan ATP dari ADP + Pi, dan bagian dari fotosistem
FS 2 P680
10 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
Penyerapan foton oleh molekul pigmen fotosintesis I menyebabkan tereksitasinya
molekul tersebut, menghasilkan eksiton berenergi tinggi yang kemudian ditangkap oleh molekul
P 700. Akibatnya P 700 melepaskan elektron dan memindahkannya ke molekul penerima
elektron pertama P 430. selanjutnya elektron dialirkan melalui deretan molekul pembawa
proses ini diperlukan dua elektron untuk mereduksi satu molekul NADP . Lepasnya satu
+
elektron dari P700 mengakibatkan berubahnya molekul ini menjadi bentuk teroksidasinya, P700
yang kekurangan satu elektron. Dengan kata lain terjadinya satu lubang elektron pada P700.
+
Untuk mengisi lubang ini, satu elektron dialirkan melalui sederetan molekul pembawa elektron,
dari molekul P680 dalam fotosistem II. Dalam hal ini pengaliran elektron hanya terjadi setelah
terlebih dulu terjadi penyinaran terhadap fotosistem II, yaitu tereksitasinya P680 yang segera
melepaskan elektron ke molekul penerima elektron pertamanya, C550. Ini mengakibatkan
teroksidasinya bentuk P680 . Kekurangan elektron pada P680 dipenuhi dari reaksi oksidasi
+ +
didorong oleh energi matahari ini disebut pengangkutan non siklik (tak mendaur dalam elektron
fotosintesis). Dalam hal ini satu molekul H O melepaskan dua elektron yang diperlukan untuk
2
mereduksi satu molekul NADP menajdi NADPH, dirangkaikan dengan pembentuka ATP dari
+
11 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
H O + NADP + ADP + Pi O + H + NADPH + ATP
+ +
2 1 2
2
Energi matahari
Energi pada proses pengangkutan elektron dalam fotosintesis dari H O ke NADP . Elektron
+
2
penerima elektron; sitokrom 559 (sitokrom b = cyt. b ), plastoquinon (PQ), sitokrom 553
3 3
feredoksin, feredoksin reduktase, dan akhirnya ke NADP dimana molekul ini tereduksi menjadi
+
NADPH.
NADP , tetapi kembali ke P700 melalui molekul penerima elektron lainnya, sitokrom 564 (cyt.b
+
12 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
pengangkutan elektron dari H O ke NADP melalui fotosistem I dan fotosistem II, disebut
+
2
Dalam tahap reaksi gelap cahaya ini, energi yang dihasilkan (NADPH dan ATP) dalam
tahap reaksi terang cahaya selanjutnya dipakai dalam reaksi sintesis glukosa dari CO , untuk
2
kemudian dipakai dalam reaksi pembentukan senyawa pati, selulosa, dan polisakarida lainnya
sebagai hasil akhir proses fotosintesis dalam tumbuhan.
Jalur metabolisme reaksi pembentukan glukosa dari CO ini merupakan suatu jalur
2
metabolisme mendaur yang pertama kali diusulkan oleh M.Calvin, disebut daur Calvin. Dalam
tahap reaksi pertamanya 6 molekul CO dari udara bereaksi dengan 6 molekul ribulosa 1,5-
2
Pada tahap reaksi kedua, 12 molekul 3-fosfogliserat diubah menjadi 12 molekul gliseral
dehida 3-fosfat melalui pembentukan 1,3-difosfogliserat, dikatalis oleh enzim fosfogliserat
kinase dan gliseraldehidafosfat dehidrogenase, serta menggunakan 12 ATP dan 12 NADPH.
13 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
ATP ADP NADPH + H NADP
+ +
Tahap reaksi ketiga , 12 gliseraldehida 3-P diubah menjadi 3 molekul fruktosa 6-P dengan
melalui pembentukan senyawa dihidroksi aseton fosfat dan fruktosa 1,6 difosfat.
14 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
Gambar 4. diatas menunjukkan ringkasan keseluruhan jalur metabolisme daur Calvin.
Dalam daur ini yang sangat menonjol adalah tahap reaksi penambatan CO , reaksi yang
2
menggunakan energi NADPH dan ATP dan reaksi yang menghasilkan glukosa sebagai hasil
akhir.
2
Dalam reaksi penambatan CO , ternyata dibutuhkan tiga molekul ATP dan dua molekul
NADPH untukm mereduksi satu molekul CO . Energi matahari yang ditangkap oleh foto sistem
2
I dan foto sistem II dalam fase terang cahaya diubah menjadi energi kimia NADPH dan ATP.
Kedua macam energi ini kemudian dipakai untuk menjalankan daur Calvin dengan mendorong
tahap reaksi pembentukan gliseraldehida 3-fosfat dan ribosa 1,5-difosfat serta pelepasan dlukosa
dari daur.
15 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
16 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
Gelas ukur 10 ml
17 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
Bahan: Plastik , jumlah lubang: 12 , diameter: 16 mm Kegunaan
Tempat tabung reaksi
Tabung reaksi.
Termometer.
3.1.2 Bahan
a. Ragi
b. Na-laktat 5 %
c. Larutan Ragi
18 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
3.2 Prosedur kerja
a. Tabung A
~ diamati
b. Tabung B
~ diamati
19 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
c. Tabung C
~ diamati
20 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
BAB IV
21 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
- Disimpan dalam
waterbath pada suhu 370C
selama 10 menit dan diamati
22 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
Tabung III
- 2 ml larutan ragi
dipanaskan ±10 menit dan
didinginkan pada suhu 370C
23 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
4.2 Pembahasan
Pada kebanyakan tumbuhan dan hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob,
namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan
tumbuhan tersebut melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya
oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob.Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi
fermentasi asam laktat/asam susu dan fermentasi alkohol.
Pada percobaan ini, pertama-tama menyiapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung reaksi I di isi
dengan 2 ml larutan ragi, tabung reaksi II diisi dengan 2 ml larutan ragi + 10 tetes Na-laktat 5 %, dan pada
tabung III di isi dengan 2 ml larutan ragi ya g dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit kemudian
didinginkan.
24 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
Dapat dilihat bahwa pada Tabung I larutan putih susu dan kental, Tabung II larutan putih
susu dan kental, dan pada Tabung III larutan keruh dan terdapat endapan.
Kemudian masing-masing tabung ditambahkan metilen biru 0,1 % ke dalam tiap tabung,
tetes demi tetes sampai campuran berwarna biru muda secara merata. Kemudian mengocok tiap
tabung.
Dari gambar dapat dilihat bahwa pada Tabung I larutan berubah warna menjadi biru muda
, pada Tabung II larutan berubah menjadi biru muda, sedangkan pada Tabung III larutan berubah
menjadi biru muda. Kemudian ketiga tabung dimasukkan dalam waterbath pada suhu 37oC
selama 10 menit. Pada Tabung I larutan berwarna biru dan terdapat endapan putih. Pada Tabung
II larutan berwarna biru dan terdapat endapan biru. Pada Tabung III, larutan berwarna biru dan
terdapat endapan biru.
Glikolisis, yang merupakan pengubahan D-glukosa menjadi dua molekul piruvat, adalah lintas
utama untuk memperoleh energi kimia sebagai ATP di dalam hampir semua organisme hidup. Pada
kondisi anaerobik, piruvat direduksi menjadi laktat di dalam hampir semua jaringan, hewan dan
tumbuhan, atau menjadi etanol dan CO2 pada fermentasi alkohol oleh ragi. Persamaan keseluruhan bagi
glikolisis anaerobik pada otot dan pada fermentasi laktat di dalam beberapa mikroorganisme.
25 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
Glukosa + 2ADP + 2Pi → 2laktat- + 2H+ + 2ATP + 2H2O
Pada sel aerobik, piruvat dioksidasi menjadi asetil-KoA dan CO2 dan bukan direduksi menjadi
laktat (atau etanol + CO2). Glikolisis, oleh karenanya merupakana tahap pertama yang harus dilalui di
dalam katabolisme glukosa secara aerobik pada kebanyakan organisme.
Pengubahan glukosa menjadi piruvat dikatalisis oleh enzim yang bekerja berurutab dan berjalan
dalam dua tahap. Pada tahap pertama, yang melibatkan lima tahap enzimatik, D-glukosa secara
enzimatik difosforilasi oleh ATP dan akhirnya diuraikan, untuk memberikan dua molekul D-gliseraldehida
3-fosfat. Pada tahap kedua glikolisis, gliseraldehida 3-fosfat dioksidasi oleh NAD+, bereaksi dengan fosfat
anorganik, membentuk 3-fosfogliseroil fosfat. Senyawa ini memberikan gugus fosfat berenergi tinggi
kepada ADP, menghasilkan ATP dan 3.fosfogliserat, yang lalu diisomerasi menjadi 2-fosfogliserat. Setelah
dihidrasi 2-fosfogliserat oleh enolase, fosfoenol piruvat yang dibentuk memberikan gugus fosfatnya
kepada ADP dan menghasilkan piruvat bebas. Dua molekul ATP masuk ke dalam fase pertama glikolisis,
dan empat ATP dibentuk dari ADP di dalam fase kedua, memberikan hasil total dua ATP dari satu molekul
glukosa. Tanpa adanya oksigen, NADH yang dibentuk oleh dehidrogenase gliseraldehida 3-fosfat
dikosidasi kembali menjadi NAD+ oleh piruvat dan dehidrogenase laktat, membentuk laktat di dalam
jaringan hewan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa proses
perubahan suatu karbohidrat dapat menggunakan oksigen maupun tanpa oksigen. Pengubahan
suatu bentuk tanpa menggunakan oksigen disebut juga anaerob. Pada proses nya, anaerob terbagi
atas 2 bagian utama yaitu perubahan menjadi laktat dan perubahan menjadi etanol.
Persamaan keseluruhan bagi glikolisis anaerobik pada otot dan pada fermentasi laktat di dalam beberapa
mikroorganisme.
26 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
Glukosa + 2ADP + 2Pi → 2etanol + 2CO2 + 2ATP + 2H2O
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Suminar & Petrucci. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta : Erlangga
27 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e
28 | l a p o r a n a k h i r M e t a b o l i s m e