You are on page 1of 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, perkembangan teknologi, sains, dan seni berkembang cukup pesat.
Hal ini tidak dipungkiri karena adanya manusia.

Penggunaan teknologi, sains, dan seni berkembang dengan cepat dalam segala
bidang kehidupan (seperti, pendidikan, perdagangan, dan militer). Sehingga dapat
dikatakan bahwa terdapat pergeseran antara hubungan manusia dengan ketiga
aspek yaitu ketika sebuah kondisi dimana manusia menjadi bergantung pada
ketiga aspek terbentuk.

Dengan demikian, perkembangan tersebut kemudian mempengaruhi rancangan


sistem yang harus dapat membantu manusia dalam melakukan aktivitasnya.
Maka terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan interaksi dan
perancangan itu sendiri mengenai pengaruhnya terhadap nilai-nilai manusia (user)
sebagai makhluk individu dan sosial.

1.2 Tujuan Penulisan

Dalam penulisan kajian ini, penulis mempunyai tujuan penulisan, yakni


menambah wawasan pembaca mengenai hubungan antara manusia, sains,
teknologi, dan seni.

1.3 Metode Penulisan

Dalam penulisan kajian ini, penulis mencari bahan-bahan yang berhubungan


dengan tema ini. Maka dari itu, penulis menggunakan metode literatur berupa
literatur dari internet dan dari buku yang berhubungan dengan kajian ini.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MANUSIA

2.1.1 Pengertian Manusia

Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya,
yang berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar
al-uns yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena
manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan
diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Manusia cara keberadaannya
yang sekaligus membedakannya secara nyata dengan mahluk yang lain.
Seperti dalam kenyataan mahluk yang berjalan diatas dua kaki, kemampuan
berfikir dan berfikir tersebut yang menentukan manusia hakekat manusia.
Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan sehingga berbeda dengan
mahluk yang lain. Manusia dalam memiliki karya dapat dilihat dalam seting
sejarah dan seting psikologis situasi emosional an intelektual yang
melatarbelakangi karyanya. Dari karya yang dibuat manusia tersebut
menjadikan ia sebagai mahluk yang menciptakan sejarah. Manusia juga dapat
dilihat dari sisi dalam pendekatan teologis, dalam pandangan ini melengkapi
dari pandangan yang sesudahnya dengan melengkapi sisi trasendensi
dikarenakan pemahaman lebih bersifat fundamental. Pengetahuan pencipta
tentang ciptaannya jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan tentang
dirinya. (Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999)

Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah


berbagai macam perfektif, ada yang mengatakan masnusia adalah hewan
rasional (animal rasional) dan pendapat ini dinyakini oleh para filosof.
Sedangkan yang lain menilai manusia sebagai animal simbolik adalah
pernyatakan tersebut dikarenakan manusia mengkomunikasikan bahasa
melalui simbol-simbol dan manusia menafsirkan simbol-simbol tersebut. Ada
yang lain menilai tentang manusia adalah sebagai homo feber dimana manusia
adalah hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat gila terhadap kerja.

2
Manusia memang sebagai mahluk yang aneh dikarenakan disatu pihak ia
merupakan “mahluk alami”, seperti binatang ia memerlukan alam untuk hidup.
Dipihak lain ia berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing ia harus
menyesuaikan alam sesuai dengan kebutuh-kebutuhannya. Manusia dapat
disebut sebagai homo sapiens, manusia arif memiliki akal budi dan
mengungguli mahluk yang lain. Manusai juga dikatakan sebagai homo faber
hal tersebut dikarenakan manusia tukang yang menggunakan alat-alat dan
menciptakannya. Salah satu bagian yang lain manusia juga disebut sebagai
homo ludens (mahluk yang senang bermain). Manusia dalam bermaian
memiliki ciri khasnya dalam suatu kebudayaan bersifat fun. Fun disini
merupakan kombinasi lucu dan menyenangkan. Permaianan dalam sejarahnya
juga digunakan untu memikat dewa-dewa dan bahkan ada suatu kebudayaan
yang menganggap permainan sebagai ritus suci. (K. Bertens, Panorama
Filsafat Modern, 2005)

Marx menunjukan perbedaan antara manusia dengan binatang tentang


kebutuhannya, binatang langsung menyatu dengan kegiatan hidupnya.
Sedangkan manusia membuat kerja hidupnya menjadi objek kehendak dan
kesadarannya. Binatang berproduksi hanya apa yang ia butuhkan secara
langsung bagi dirinya danketurunnya, sedangkan manusia berproduksi secara
universal bebas dari kebutuhan fisik, ia baru produksi dari yang sesungguhnya
dalam kebebasan dari kebutuhannya. Manusia berhadapan bebas dari
produknya dan binatang berproduksi menurut ukuran dan kebutuhan jenis
produksinya, manusia berproduksi mnurut berbagai jenis dan ukuran dengan
objek yang inheren, dikarenakan manusia berproduksi menurut hukum-hukum
keindahan. Manusia dalam bekerja secara bebas dan universal, bebas I dapat
bekerja meskipun tidak merasakan kebutuhan langsung, universal dikarenakan
ia dapat memakai beberapa cara untuk tujuan yang sama. Dipihak yang lain ia
dapat menghadapi alam tidak hanya dalam kerangka salah satu kebutuhan.
Oleh sebab itu menurut Marx manusia hnya terbuka pada nilai-nilai estetik dan
hakekat perbedaan manusia dengan binatang adalah menunjukan hakekat
bebas dan universal.(Franz Magnis Suseno, Pemikiran Karl Marx, 1999).

3
Antropologi adalah merupakan salah satu dari cabang filsafat yang
mempersoalkan tentang hakekat manusia dan sepanjang sejarahnya manusia
selalu mempertanyakan tentang dirinya, apakah ia sedang sendirian, yang
kemudian menjadi perenungan tentang kegelisahan dirinya, ataukah ia sedang
dalam dinamika masyarakat dengan mempertanyakan tentang makna hidupnya
ditengan dinamika perubahan yang kompleks, dan apakah makna
keberadaannya ditengah kompleksitas perubahan itu? Pertanyaan tentang
hakekat manusia merupkan pertanyaan kuno seumur keberadaan manusia
dimuka bumi. Dalam jawaban tentang manusia tidak pernah akan selesai dan
dianggap tidak pernah sampai final dikarenakan realitas dalam keling manusia
selalu baru, meskipun dalam subtansinya tidak berubah.(Musa Asy’ari,
Filsafat Islam, 1999)

Manusia menurut Paulo Freire mnusia merupakan satu-satunya mahluk


yang memiliki hubungan dengan dunia. Manusia berbeda dari hewan yang
tidak memiliki sejarah, dan hidup dalam masa kini yang kekal, yang
mempunyai kontak tidak kritis dengan dunia, yang hanya berada dalam dunia.
Manusi dibedakan dari hewan dikarenakan kemampuannya untuk melakukan
refleksi (termasuk operasi-operasi intensionalitas, keterarahan, temporaritas
dan trasendensi) yang menjadikan mahluk berelasi dikarenakan kapasitasnya
untuk meyampaikan hubungan dengan dunia. Tindakan dan kesadaran
manusia bersifat historis manusia membuat hubungan dengan dunianya
bersifat epokal, yang menunjukan disini berhubungan disana, sekarang
berhubungan masa lalu dan berhubungan dengan masa depan. manusia
menciptakan sejarah juga sebaliknya manusia diciptakan oleh sejarah. (Denis
Collin, Paulo Freire Kehidupan, Karya dan Pemikirannya, 2002).

Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang


membentuknya, seperti dalam pandangan monoteisme, yang menccari unsur
pokok yang menentujkan yang bersifat tunggal, yakni materi dalam pandangan
materialisme, atau unsur rohani dalam pandangan spritualisme, atau dualisme
yang memiliki pandangan yang menetapkan adanya dua unsur pokok sekaligus
yang keduanya tidak saling menafikan nyaitu materi dan rohani, nyakni
pandangan pluralisme yang menetapkan pandangan pada adanya berbagai

4
unsur pokok yang pada dasarnya mencerminkan unsur yang ada dalam marco
kosmos atau pandangan mono dualis yang menetapkan manusia pada
kesatuannya dua unsur, ataukah mono pluralism yang meletakkan hakekat
pada kesatuannya semua unsur yang membentuknya. Manusia secara individu
tidak pernah menciptakan dirinya , kan tetapi bukan berarti bahwea ia tidak
dapat menentukan jalan hidup setelah kelahirannya dan eksistensinya dalam
kehidupan dunia ini mencapai kedewasaan dan semua kenyataan itu, akan
memberikan andil atas jawaban mengenai pertanyaan hakekat, kedudukan, dan
perannya dalam kehidupan yang ia hadapi. (Musa Asy’ari, Filsafat Islam,
1999).

Para ahli berbeda-beda dalam membuat pengertian tentang manusia.


Ada yang mengatakan bahwa manusia itu adalah makhluk cerdas (homo
sapiens), ada yang mengatakan hewan yang bisa berfikir, ada yang
mengatakan hewan yang mampu berbicara dan lain-lain. Pengertian di atas
mengesankan bahwa perbedaan antara manusia dan binatang hanya pada
aktifitas berfikir dan berbicara, atau hanya pada kecerdasannya saja. Kesan itu
tidak berlebihan karena pengertian itu dirumuskan dengan dasar materi saja.

Adapun pendapat yang mendekati pada kebenaran menyebutkan bahwa


manusia adalah makhluk (ciptaan Tuhan) yang tampak, bertanggung jawab
terhadap perbuatannya, dan diberi anugerah sifat-sifat ketuhanan. Inilah
pengertian yang disebutkan oleh sebagian ulama’ Islam

Pengertian ini menegaskan empat hal pada manusia, yaitu;

1. Manusia adalah ciptaan Allah, tidak berevolusi atau ada dengan sendirinya.

2. Manusia adalah ciptaan yang tampak karena terdiri dari ruh dan jasad, tidak
seperti jin dan malaikat yang bersifat ghaib.

3. Kelak manusia harus mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya di


dunia, khususnya di akhirat kelak, tetapi di dunia pun manusia juga harus
selalu mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan manusia.

5
4. Manusia diberi anugerah sifat ketuhanan, seperti manusia memiliki sifat
penyayang, pemaaf, ilmu, berkehendak dan lain-lainnya. Sifat-sifat itu adalah
sebagain dari sifat-sifat Allah, hanya bedanya sifat Allah itu sempurna
sedangkan sifat manusia tidak sempurna

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani,


dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia
diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah
spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa
yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya
dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga
seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka
dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama
berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk
dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis


kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah
laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-
laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan
perempuan dewasa sebagai wanita.

Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita,
anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.

Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya,


berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi
badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ,
warga negara XYZ, anggota parta XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga:
keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh;
teman; musuh) dan lain sebagainya.

6
Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini
diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan
masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status
sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak,
remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi
diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu.

A. Hati dan kesadaran

Pengalaman subyektif dari seorang individu berpusat di sekitar


kesadarannya, kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya persepsi
eksistensinya sendiri dan dari perjalanan waktu. Kesadaran memberikan
naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun beberapa percaya bahwa
kehendak bebas sempurna adalah khayalan yang menyesatkan, dibatasi atau
dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosial atau biologis. Hati manusia
diperluas ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental dan emosional
individu. Ilmu pengetahuan psikologi mempelajari hati manusia (psike),
khususnya alam bawah sadar (tak sadar). Praktek psikoanalisis yang dirancang
oleh Sigmund Freud mencoba menyingkap bagian dari alam bawah sadar.
Freud menyusun diri manusia menjadi Ego, Superego, dan Id. Carl Gustav
Jung memperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif / bersama dan
sebuah proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk ketepatan
pendefinisian individu ‘yang dapat diartikan’.

B. Emosi

Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar mempengaruhi


keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau
sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian,
cemburu, iri hati atau sakit hati.

C. Seksualitas

7
Seksualitas manusia, di samping menjamin reproduksi, mempunyai fungsi
sosial penting, membuat ikatan / pertalian dan hirarki di antara individu.
Hasrat seksual dialami sebagai sebuah dorongan / keinginan badani, sering
disertai dengan emosi kuat positif (seperti cinta atau luapan kegembiraan) dan
negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau kebencian).

D. Tubuh

penampilan fisik tubuh manusia adalah pusat kebudayaan dan kesenian.


Dalam setiap kebudayaan manusia, orang gemar memperindah tubuhnya,
dengan tato, kosmetik, pakaian, perhiasan atau ornamen serupa. Model rambut
juga mempunyai pengertian kebudayaan penting. Kecantikan atau keburukan
rupa adalah kesan kuat subyektif dari penampilan seseorang.

Kebutuhan individu terhadap makanan dan minuman teratur secara jelas


tercermin dalam kebudayaan manusia (lihat pula ilmu makanan). Kegagalan
mendapatkan makanan secara teratur akan berakibat rasa lapar dan pada
akhirnya kelaparan (lihat juga malnutrisi).

Rata-rata waktu tidur adalah 8 jam per hari untuk dewasa dan 9–10 jam untuk
anak-anak. Orang yang lebih tua biasanya tidur selama 6–7 jam. Sudah umum,
namun, dalam masyarakat modern bagi orang-orang untuk mendapat waktu
tidur kurang dari yang mereka butuhkan.

Tubuh manusia diancam proses penuaan dan penyakit. Ilmu pengobatan


adalah ilmu pengetahuan yang menelusuri metode penjagaan kesehatan tubuh.

E. Kelahiran dan kematian

Kehidupan subyektif individu berawal pada kelahirannya, atau dalam fase


kehamilan terdahulu, selama janin berkembang di dalam tubuh ibu. Kemudian
kehidupan berakhir dengan kematian individu. Kelahiran dan kematian
sebagai peristiwa luar biasa yang membatasi kehidupan manusia, dapat
mempunyai pengaruh hebat terhadap individu tersebut. Kesulitan selama
melahirkan dapat berakibat trauma dan kemungkinan kematian dapat
menyebabkan rasa keberatan (tak mudah) atau ketakutan (lihat pula

8
pengalaman hampir meninggal). Upacara penguburan adalah ciri-ciri umum
masyarakat manusia, sering diinspirasikan oleh kepercayaan akan adanya
kehidupan setelah kematian. Adat kebiasaan warisan atau penyembahan nenek
moyang dapat memperluas kehadiran sang individu di luar rentang usia
fisiknya.

2.1.2 Hakekat manusia

Masalah manusia adalah terpenting dari semua masalah. Peradaban


hari ini didasarkan atas humanisme, martabat manusia serta pemujaan
terhadap manusia. Ada pendapat bahwa agama telah menghancurkan
kepribadian manusia serta telah memaksa mengorbankan dirinya demi tuhan.
Agama telah memamaksa ketika berhadapan dengan kehendak Tuhan maka
manusia tidak berkuasa. (Ali Syariati, Paradigma Kaum Tertindas, 2001).
Bagi Iqbal ego adalah bersifat bebas unifed dan immoratal dengan dapat
diketahui secara pasti tidak sekedar pengandaian logis. Pendapat tersebut
adalah membantah tesis yang dikemukanakn oleh Kant yang mengatakan
bahwa diri bebas dan immortal tidak ditemukan dalam pengalaman konkit
namun secara logis harus dapat dijatikan postulas bagi kepentingan moral. Hal
ini dikarenakan moral manusia tidak masuk akal bila kehidupan manusia yang
tidak bebas dan tidak kelanjutan kehidupannya setelah mati. Iqbal
memaparkan pemikiran ego terbagi menjadi tiga macam pantheisme,
empirisme dan rasionalisme. Pantheisme memandang ego manusia sebagai
non eksistensi dimana eksistensi sebenarnya adalah ego absolut. Tetapi bagi
Iqabal bahwa ego manusia adalah nyata, hal tersebut dikarenakan manusia
berfikir dan manusia bertindak membuktikan bahwa aku ada. Empirisme
memandang ego sebagai poros pengalaman-pengalaman yang silih berganti
dan sekedar penanaman yang real adalah pengalaman. Benak manusia dalam
pandangan ini adalah bagaikan pangging teater bagai pengalaman yang silih
berganti. Iqbal menolak empirisme orang yang tidak dapat menyangkal
tentang yang menyatukan pengalaman. Iqbal juga menolak rasionalisme ego
yang diperoleh memlalui penalaran dubium methodicum (semuanya bisa
diragukan kecuali aku sedang ragu-ragu karena meragukan berarti
mempertegas keberadaannya). Ego yang bebas, terpusat juga dapat diketahui

9
dengan menggunakan intuisi. Menurut Iqbal aktivitas ego pada dasarnya
adalah berupa aktivitas kehendak. Baginya hidup adalah kehendak kreatif
yang bertujuan yang bergearak pada satu arah. Kehendak itu harus memiliki
tujuan agar dapat makan kehendak tidak sirna. Tujuan tersebut tidak
ditetapakan oleh hukum-hukum sejarah dan takdir dikarenakan manusia
kehendak bebas dan berkreatif. (Donny Grahal Adian, Matinya Metafisika
Barat, 2001)

Hakekat manusia harus dilihat pada tahapannya nafs, keakuan, diri,


ego dimana pada tahap ini semua unsur membentuk keatuan diri yang aktual,
kekinian dan dinamik, dan aktualisasi kekinian yang dinamik yang bearada
dalam perbuatan dan amalnya. Secara subtansial dan moral manusia lebih
jelek dari pada iblis, tetapi secara konseptual manusia lebih baik karena
manusia memiliki kemampuan kreatif. Tahapan nafs hakekat manusia
ditentukan oleh amal, karya dan perbuatannya, sedangkan pada kotauhid
hakekat manusai dan fungsinya manusia sebagai ‘adb dan khalifah dan
kekasatuan aktualisasi sebagai kesatuan jasad dan ruh yang membentuk pada
tahapan nafs secara aktual. (Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999)

Bagi Freire dalam memahami hakekat manusia dan kesadarannya tidak


dapat dilepaskan dengan dunianya. Hubungan manusia harus dan selalu
dikaitkan dengan dunia dimana ia berada. Dunia bagi manusia adalah bersifat
tersendiri, dikarenakan manusia dapat mempersepsinya kenyataan diluar
dirinya sekaligus mempersepsikan keberadaan didalam dirinya sendiri.
Manusia dalam kehadirannya tidak pernah terpisah dari dunidan
hungungganya dengan dunia manusia bersifat unik. Status unik manusia
dengan dunia dikarenakan manusia dalam kapasistasnya dapat mengetahui,
mengetahui merupakan tindakan yang mencerminkan orientasi manusia
terhdap dunia. Dari sini memunculkan kesadaran atau tindakan otentik,
dikarenakan kesadaran merupakan penjelasnan eksistensi penjelasan manusia
didunia. Orientasi dunia yang terpuasat oleh releksi kritiuas serta kemapuan
pemikiran adalah proses mengetahui dan memahami. Dari sini manusia
sebagaiu suatu proses dan ia adalah mahluk sejarah yang terikat dalam ruang
dan waktu. Manusia memiliki kemapuan dan harus bangkit dan terlibat dalam

10
proses sejarah dengan cara untuk menjadi lebih. (Siti Murtiningsih,
Pendidikan sebagai Alat Perlawanan, 2004)

Manusia dalam konsep al Quran mengunakan kensep filosofis, seperti


halnya dalam proses kejadian adam mengunakan bahasa metaforis filosofis
yang penuh makna dan simbol. Kejadian manusia yakni esensi kudrat ruhaniah
dan atributnya, sebagaimana dilukiskan dalam kisah adam dapat diredusir
menjadi rumus;

Ruh Tuhan + Lempung Busuk Manusia

Ruh Tuhan dan lempung busuk merupakan dua simbol individu.


Secara aktual manusia tidak diciptakan dari lempung busuk (huma’in masnun)
ataupun ruh Tuhan. Karena kedua istilah itu harus dikasih makna simbolis.
“Lempung busuk” merupakan simbol kerendahan stagnasi dan pasifitas
mutlak. Ruh Tuhan merupakan simbol dari gerak tanpa henti kearah
kesempurnaan dan kemuliaan yang tak terbatas. Pernyataan al Quran manusia
merupakan gabungan ruh Tuhan dan lempung busuk. Manusia adalah suatu
kehendak bebas dan bertanggungjawab menempati suatu stasiun antara dua
kutub yang berlawanan yakni Allah dan Syaitan. Gabungan tersebut
menjadikan mansuia bersifat dialektis. Hal ini yang menjadikan manusia
sebagai realitas dialektis. Dari dialektika tersebut menjadikan manusia
berkehendak bebas mampu menentukan nasibnya sendiri dan bertanggung
jawab. Manusia yang ideal menurut ‘Ali Syariati adalah manusia yang telah
mendialektikakan ruh tuhan dengan lempung dan yang dominant dalam
dirinya adalah ruh Tuhan.(‘Ali Syariati, Paradigma Kaum Tertindas, 2001)

Manusia merupakan mahluk yang unik yang menjadi salah satu kajian
filsafat, bahkan dengan mengkaji manusia yang merupakan mikro kosmos.
Dalam filsafat pembagian dalam melihat sesuatu materi yang terbagi menjadi
dua macam esensi dan eksistensi. Begitu pula manusia dilihat sebagai materi
yang memiliki dua macam bagian esensi dan eksistensi. Manusia dalam hadir
dalam dunia merupakan bagian yang berada dalam diri manusia esensi dan

11
eksistensi. Esensi dan eksistensi manusia ini yang menjadikan manusia ada
dalam muka bumi. Esensi dan eksistensi bersifat berjalan secara bersamaan
dan dalam perjalananya dalam diri manusia ada yang mendahulukan esensi
dan juga eksistensi. Manusia yang menjalankan esensi menjadikan ia bersifat
tidak bergerak dan menunjau lebih dalam saja tanpa melakukan aktualisasi.
Begitu pula manusia yang menjalankan eksistensi tanpa melihat esensi maka
yang terjadi ia hanya ada tetapi tidak dapat mengada. Seperti yang telah
dikekmukakan oleh ‘Ali Syariati bahwa esensi manusia merupakan dialektika
antara ruh Tuhan dengan lempung dari dialektika tersebut menjadikan manusia
ada dalam mengada. Proses mengadanya manusia merupakan refleksi kritis
terhadap manusia dan realitas sekitar. Sebagaimana perkataan bijak yang
dilontarkan oleh socrates bahwa hidup yang tak direfleksikan tak pantas untuk
dijalanani. Refleksi tersebut menjadikan manusia dapat memahami diri
sendiri, realitas alam dan Tuhan. Manusia yang memahami tentang dirinya
sendiri ma ia akan memahami Penciptanya. Proses pemahaman diri dengan
pencipta menjadikan manusia berproses menuju kesempurnaan yang berada
dalam diri manusia. Proses pemahaman diri dengan refleksi kristis diri, agama
dan realitas, hal tersebut menjadikan diri manusia menjadi insan kamil atau
manusia sempurna.

2.1.3 Tujuan hidup manusia

Pada hakikatnya tujuan manusia dalam menjalankan kehidupannya


mencapai perjumpaan kembali dengan Penciptanya. Perjumpaan kembali
tersebut seperti kembalinya air hujan kelaut. Kembalinya manusia sesuai
dengan asalnya sebagaimana dalam dimensi manusia yang berasal dari
Pencipta maka ia kembali kepada Tuhan sesuai dengan bentuknya misalkan
dalam bentuk imateri maka kembali kepada pencinta dalam bentuk imateri
sedangkan unsur mteri yang berada dalam diri manusia akan kembali kepada
materi yang membentuk jasad manusia. Perjumpaan manusi dengan Tuhan
dalam tahapan nafs, yang spiritual dikarenakan nafs spiritual yang sangat
indah dan Tuhan akan memanggilnya kembali nafs tersebut bersamanya. Nafs
yang dimiliki oleh manusia merupakan nafs yang terbatas akan kembali
bersama nafs yang mutlak dan tak terbatas, dan kembalinya nafs manusia

12
melalui ketauhidan antara iman dan amal sholeh. Pertemuan nafs manusia
dengan nafs Tuhan merupakan perjumpaan dinamis yang sarat muatan
kreatifitas dalam dimensi spiritualitas yang bercahaya. Kerjasama kreatifitas
Tuhan dengan manusia dan melalui keratifitasnya manusia menaiki tangga
mi’raj memasuki cahaya-Nya yang merupakan cahaya kreatifitas abadi. (Musa
Asy’ari, Filsafat Islam, 1999)

Proses bertemunya nafs manusia dengan Tuhan dalam kondisi spiritual


tercapai jika manusai berusaha membersihkan diri dari sifat yang buruk yang
ada padanya. Perjumpaan nafs tersebut dapat dilihat pada sufi yang
memenculkan berbagai macam ekspresi dalam perjumpaannya. Sebagaimana
yang terjadi pada al Halaj, Yazid al Bustami Rabiah al Adawiyah dan yang
lain mereka memiliki ekspreasi dan kelakuan yang berbeda ketika meresakan
berteumnya dengan Pencipta. Tetapi dari sini manusai mendaki tangga mi’raj
menuju nafs Tuhan dengan cinta dan karena cinta pula terbentuknya alam serta
manusia. Setelah menyatunya manusia dalam dimensi spiritual dengan
Pencipta, lantas tak memperdulikan dengan yang lain dengan menyatu terus
dengan pencipta. Tetapi manusia setalah menyatu, memahami cinta pada
Pencita itu dimanifestasikan cinta tersebut untuk sesama manusia dan alam.
Proses penebaran cinta tersebut menjadikan manusia dapat bermanfaat pada
yang lain menjadika diri sebagai cerminan Tuhan dalam muka bumi.
Pencitraan Tuhan dalam diri manusia menjadikan ia sebagai insan kamil dan
dalam ajaran agama dapat menjadi rahmat bagi yang lain baik sesama manusia
ataupun alam.

2.1.4 Asal Usul manusia menurut teori evolusi dan sanggahannya

Teori evolusi ini dipelopori oleh seorang ahli zoologi bernama Charles
Robert Darwin (1809-1882). Dalam teorinya ia mengatakan : "Suatu benda
(bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada
kesempurnaan". Kemudian ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada
asal-usul manusia. Menurutnya manusia sekarang ini adalah hasil yang paling
sempurna dari perkembangan tersebut secara teratur oleh hukum-hukum
mekanik seperti halnya tumbuhan dan hewan. Kemudian lahirlah suatu
ajaran(pengertian) bahwa manusia yang ada sekarang ini merupakan hasil

13
evolusi dari kera-kera besar (manusia kera berjalan tegak) selama bertahun-
tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna.

Tetapi dalam hal ini Darwin sendiri kebingungan karena ada beberapa
jenis tumbuhan yang tidak mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti
semula. Walaupun pernyataan Darwin dalam bukunya yang berjudul "The
Origin of Species" dapat dikatakan sukses besar karena membahas masalah
yang menyangkut asal usul manusia, namun hal ini hanyalah bersifat dugaan
belaka.

Hal ini diantaranya merupakan kelemahan teori yang dikemukakan


oleh Darwin. Tidak ada titik temu antara teori yang ada dengan kenyataan.
Sebagai contoh, para ahli zoologi sangat akrab dengan suatu species yang
bernama panchronic yang tetap sama sepanjang masa. Juga ganggang biru
yang diperkirakan telah ada lebih dari satu milyar tahun namun hingga
sekarang tetap sama. Yang lebih jelas lagi adalah hewan sejenis
biawak/komodo yang telah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga
kini tetap ada.

Di dalam teorinya Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari


perkembangan makhluk sejenis kera yang sederhana kemudian berkembang
menjadi hewan kera tingkat tinggi sampai akhirnya menjadi manusia.
Makhluk yang tertua yang ditemukan dengan bentuk mirip manusia adalah
Australopithecus yang diperkirakan umurnya antara 350.000 - 1.000.000 tahun
dengan ukuran otak sekitar 450 - 1450 cm3. Perkembangan dengan perubahan
volume otak ini besar pengaruhnya bagi kecerdasan otak manusia.
Australopithecus yang mempunyai volume otak rata-rata 450 cm3 berevolusi
menjadi manusia kera (Neandertal) yang mempunyai volume otak 1450 cm3.
Dari penelitian ini diperkirakan dalam waktu antara 400.000-500.000 tahun
volume otak itu bertambah 1000 cm3. Tetapi anehnya perkembangan dari
Neandertal ke manusia modern sekarang ini selama ± 100.000 tahun volume
otaknya tidak berkembang. Teori ini tidak mengemukakan alasannya.

14
Jadi secara jujur dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah
itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat
dibuktikan.

2.2 SAINS

Apa yang dimaksud dengan sains? Jawaban untuk pertanyaan ini akan
sangat beragam, termasuk jawaban dari para ilmuwan sendiri. Namun, bagi
seorang guru sains jawabannya akan sangat berarti, karena selain
menunjukkan apa yang dia pahami juga akan mempunyai pengaruh yang
menentukan terhadap apa yang dia ajarkan pada siswa, bagaimana cara dia
mengajarkannya di kelas serta apa yang dia harapkan dari siswa melalui
evaluasi/penilaian. Sebagai ilustrasi rangkuman riset tentang pengajaran sains
yang dilakukan oleh Hodson (1993) menunjukkan hal yang menarik. Temuan
riset tentang pemahaman siswa akan sains dalam satu kelas biasanya selalu
konsisten, sedangkan pada siswa lain kelas sangat jauh berbeda, yang jelas
menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang sains sangat dipengaruhi oleh
pengalaman belajar yang ditentukan oleh pandangan guru tentang sains. Pada
riset lain ditemukan, siswa-siswa dari tiga sekolah yang berbeda walaupun
diajari materi pelajaran yang sama namun diberikan oleh guru yang berbeda
menghasilkan pemahaman siswa yang beragam, hal ini terjadi karena
pemahaman, cara mengajar dan perbedaan pandangan dari guru-guru sains
yang juga berbeda-beda. Singkatnya hal ini menyimpulkan bahwa konsepsi
siswa tentang sains sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tentang sains.

Secara sederhana sains dapat berarti sebagai tubuh pengetahuan (body


of knowledge) yang muncul dari pengelompokkan secara sistematis dari
berbagai penemuan ilmiah sejak jaman dahulu, atau biasa disebut sains
sebagai produk. Produk yang dimaksud adalah fakta-fakta, prinsip-prinsip,
model-model, hukum-hukum alam, dan berbagai teori yang membentuk
semesta pengetahuan ilmiah yang biasa diibaratkan sebagai bangunan dimana
berbagai hasil kegiatan sains tersusun dari berbagai penemuan sebelumnya.
Sains juga bisa berarti suatu metoda khusus untuk memecahkan masalah, atau
biasa disebut sains sebagai proses. Metoda ilmiah merupakan hal yang sangat
menentukan, sains sebagai proses ini sudah terbukti ampuh memecahkan

15
masalah ilmiah yang juga membuat sains terus berkembang dan merevisi
berbagai pengetahuan yang sudah ada.

Selain itu sains juga bisa berarti suatu penemuan baru atau hal baru
yang dapat digunakan setelah kita menyelesaikan permasalahan teknisnya,
yang tidak lain biasa disebut sebagai teknologi. Teknologi merupakan suatu
sifat nyata dari aplikasi sains, suatu konsekwensi logis dari sains yang
mempunyai kekuatan untuk melakukan sesuatu. Sehingga biasanya salah satu
definisi popular tentang sains termasuk juga teknologi di dalamnya. Aspek-
aspek lain dari sains dari kemungkinan lainnya pada jawaban pertanyaan di
atas adalah: dampak sains melalui teknologi terhadap masyarakat, sifat sains
yang terus berkembang, tujuan akhir dari sains, karakteristik seorang ilmuwan
dan lainnya.

Sejarah perkembangan sains menunjukkan bahwa sains berasal dari


penggabungan dua tradisi tua, yaitu tradisi pemikiran filsafat yang dimulai
oleh bangsa Yunani kuno serta tradisi keahlian atau ketrampilan tangan yang
berkembang di awal peradaban manusia yang telah ada jauh sebelum tradisi
pertama lahir. Filsafat memberikan sumbangan berbagai konsep dan ide
terhadap sains sedangkan keahlian tangan memberinya berbagai alat untuk
pengamatan alam. Selanjutnya, sains modern bisa dikatakan lahir dari
perumusan metoda ilmiah yang disumbangkan Rene Descartes yang
menyodorkan logika rasional dan deduksi serta oleh Francis Bacon yang
menekankan pentingnya eksperimen dan observasi.

Sumbangan konsep dan ide dalam sains terbukti telah banyak


mengubah pandangan manusia terhadap alam sekitarnya. Contoh yang paling
terkenal adalah teori relativitas dari Albert Einstein. Teori relativitas umum ini
misalnya telah mengubah pandangan orang secara drastis akan sifat kepastian
waktu serta sifat massa yang dianggap tetap. Disamping kekuatan konsep dan
ide, melalui keampuhan alat dan telitinya pengamatan, kegiatan sains juga
terbukti menjadi pemicu berbagai revolusi ilmiah. Pengamatan bintang-
bintang oleh Edwin Hubble melalui teleskop di Gunung Wilson pada tahun
1920-an misalnya, membawa beberapa implikasi seperti adanya galaksi lain

16
selain Bimasakti dan adanya penciptaan alam semesta secara ilmiah dengan
makin populernya teori ledakan besar (Big Bang).

Teori-teori dalam sains terus berkembang dengan pesatnya,


menggantikan berbagai teori yang ternyata terbukti salah setelah melalui
konfirmasi percobaan ataupun memperbaiki dan melengkapi teori yang telah
ada sebelumnya. Suatu teori adalah suatu konstruksi yang biasanya dibuat
secara logis dan matematis yang bertujuan untuk menjelaskan fakta ilmiah
tentang alam sebagai mana adanya. Suatu teori yang baik harus mempunyai
syarat lain selain dapat menjelaskan, yaitu dapat memberikan adanya prediksi;
contohnya dengan pertanyaan: Bila saya melakukan hal ini apa yang terjadi?
Sebagai contoh, teori kuno yang menyatakan alam ini terdiri dari empat unsur
yaitu tanah, udara, api dan air memenuhi syarat dapat menjelaskan komposisi
alam, namun gagal bila mencoba memperkirakan dari mana semua unsur itu
berasal dan bagaimana interaksinya dalam mahluk hidup misalnya. Sedangkan
teori relativitas umum dari Einstein selain bisa menjelaskan bagaimana gaya
gravitasi bekerja dan pergerakan benda langit secara tepat dibanding hukum
gravitasi Newton, ternyata juga bisa memprediksikan adanya pembelokan
cahaya bintang oleh matahari karena kuatnya gaya gravitasi dan hal itupun
telah sukses dibuktikan.

Namun terkadang teori juga tidak bisa berbuat banyak karena


konsekuensinya terlalu rumit bahkan untuk sekedar diramalkan. Untuk
mengatasi hal ini para ilmuwan mengembangkan apa yang disebut dengan
model. Model merupakan penyederhanaan dari suatu teori yang menjelaskan
alam semesta misalnya secara lebih mudah akan satu aspek tertentu, namun
menghilangkan aspek lainnya. Model berguna karena perilakunya yang cukup
sederhana untuk dipahami dan diramalkan, walaupun terkadang model bisa
menjadi tidak terlalu berguna karena banyak hal tidak berhubungan langsung
dengan kenyataannya. Model atom merupakan salah satu contoh keterbatasan
model yang terjadi dalam sejarah ilmu pengetahuan modern yang biasa
disampaikan pada siswa pada pelajaran kimia dan fisika. Dimulai dengan
model atom seperti bola yang dikemukakan oleh John Dalton. Model bola
pada abad ke-19 direvisi oleh J.J. Thomson dari penelitiannya tentang sinar

17
katoda, dia mengusulkan model atom berbentuk seperti roti kismis dimana
bola bermuatan positif (roti) yang ditempeli oleh electron (kismis) yang
bermuatan negatif. Awal abad ke-20, Rutherford mengusulkan model bahwa
atom hampir mirip ruang kosong dengan inti yang merupakan pusat masa
berisi proton dengan elektron berada pada orbit (tidak menempel seperti
kismis seperti pada model Thomson) berdasarkan percobaannya yang
menembakkan sinal alfa pada lempeng emas; lalu dikembangkan lagi oleh
Bohr dengan model atom mekanika gelombang dimana orbit menjadi orbital
dan kemudian hilangnya sifat partikel dari elektron dan lebih bersifat
gelombang.

Perkembangan teori atom memberikan kita contoh nyata tentang


tentatifnya suatu teori dalam ilmu pengetahuan. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Hal ini disebabkan karena teori-teori atau hukum-hukum alam dalam sains
adalah suatu generalisasi atau ekstrapolasi dari pengamatan, dan bukan
pengamatan itu sendiri. Sedangkan pengamatan itu sendiri selalu tidak akurat
atau tidak menjelaskan semua aspek yang seharusnya diamati. Apa yang
dijelaskan dengan model atom Thomson contohnya, hanya berdasar
pengamatan dari percobaan sinar katoda saja; model ini direvisi oleh
Rutherford setelah dia membuktikan keberadaan inti. Sehingga unsur
ketidakpastian dan kerelatifan menjadi hal yang penting dalam ilmu
pengetahuan modern yang membuatnya terus berkembang.

2.3 TEKNOLOGI

Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu


bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut
Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan
perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua
dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama
lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita,
artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi
dalam interaksinya satu terhadap lainnya.

18
Definisi mengenai sains menurut Sardar (1987, 161) adalah sarana
pemecahan masalah mendasar dari setiap peradaban. Tanpa sains, lanjut
Sardar (1987, 161) suatu peradaban tidak dapat mempertahankan struktur-
struktur politik dan sosialnya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
rakyat dan budayanya. Sebagai perwujudan eksternal suatu epistemologi,
sains membentuk lingkungan fisik, intelektual dan budaya serta memajukan
cara produksi ekonomis yang dipilih oleh suatu peradaban. Pendeknya, sains,
jelas Sardar (1987, 161) adalah sarana yang pada akhirnya mencetak suatu
peradaban, dia merupakan ungkapan fisik dari pandangan dunianya.
Sedangkan rekayasa, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) menyangkut hal
pengetahuan objektif (tentang ruang, materi, energi) yang diterapkan di bidang
perancangan (termasuk mengenai peralatan teknisnya). Dengan kata lain,
teknologi mencakup teknik dan peralatan untuk menyelenggarakan rancangan
yang didasarkan atas hasil sains.

Seringkali diadakan pemisahan, bahkan pertentangan antara sains dan


penelitian ilmiah yang bersifat mendasar (basic science and fundamental) di
satu pihak dan di pihak lain sains terapan dan penelitian terapan (applied
science and applied research). Namun, satu sama lain sebenarnya harus
dilihat sebagai dua jalur yang bersifat komplementer yang saling melengkapi,
bahkan sebagai bejana berhubungan; dapat dibedakan, akan tetapi tidak boleh
dipisahkan satu dari yang lainnya (Djoyohadikusumo 1994, 223).

Makna Teknologi, menurut Capra (2004, 106) seperti makna ‘sains’,


telah mengalami perubahan sepanjang sejarah. Teknologi, berasal dari literatur
Yunani, yaitu technologia, yang diperoleh dari asal kata techne, bermakna
wacana seni. Ketika istilah itu pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris di
abad ketujuh belas, maknanya adalah pembahasan sistematis atas ‘seni
terapan’ atau pertukangan, dan berangsur-angsur artinya merujuk pada
pertukangan itu sendiri. Pada abad ke-20, maknanya diperluas untuk
mencakup tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan
teknik non-material. Yang berarti suatu aplikasi sistematis pada teknik
maupun metode. Sekarang sebagian besar definisi teknologi, lanjut Capra
(2004, 107) menekankan hubungannya dengan sains. Ahli sosiologi Manuel

19
Castells seperti dikutip Capra (2004, 107) mendefinisikan teknologi sebagai
‘kumpulan alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan
ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan
pengulangan.

Akan tetapi, dijelaskan oleh Capra (107) teknologi jauh lebih tua
daripada sains. Asal-usulnya pada pembuatan alat berada jauh di awal spesies
manusia, yaitu ketika bahasa, kesadaran reflektif dan kemampuan membuat
alat berevolusi bersamaan. Sesuai dengannya, spesies manusia pertama diberi
nama Homo habilis (manusia terampil) untuk menunjukkan kemampuannya
membuat alat-alat canggih.

Dari perspektif sejarah, seperti digambarkan oleh Toynbee (2004, 35)


teknologi merupakan salah satu ciri khusus kemuliaan manusia bahwa dirinya
tidak hidup dengan makanan semata. Teknologi merupakan cahaya yang
menerangi sebagian sisi non material kehidupan manusia. Teknologi, lanjut
Toynbee (2004, 34) merupakan syarat yang memungkinkan konstituen-
konstituen non material kehidupan manusia, yaitu perasaan dan pikiran ,
institusi, ide dan idealnya. Teknologi adalah sebuah manifestasi langsung dari
bukti kecerdasan manusia.

Dari pandangan semacam itu, kemudian teknologi berkembang lebih


jauh dari yang dipahami sebagai susunan pengetahuan untuk mencapai tujuan
praktis atau sebagai sesuatu yang dibuat atau diimplementasikan serta metode
untuk membuat atau mengimplementasikannya. Dua pengertian di atas telah
digantikan oleh interpretasi teknologi sebagai pengendali lingkungan seperti
kekuasaan politik di mana kebangkitan teknologi Barat telah menaklukkan
dunia dan sekarang telah digunakan di era dunia baru yang lebih ganas. Untuk
memperjelas statement tersebut, kita coba menelaah teknologi secara lebih
dalam lagi. Melihat substansi teknologi secara lebih komprehensif, yaitu
konsepsi teknologi dari kerangka filsafat.

• Akibat Perkembangan Teknologi

20
Seiring dengan berkembangnya teknologi, akan banyak kenyamanan kerja
yang dapat dirasakan namun dibalik itu permasalahan kemanusiaan dan
lingkungan hidup akan muncul dan menjadi semakin rumit solusinya.
Berbagai aspek yang terpengaruh antara lain:

1. Aspek Kualitas Produk. Dari aspek ini, cenderung banyak bagusnya


pada sisi hasil produk. Berbagai barang yang diolah dengan teknologi akan
memperoleh hasil yang lebih baik misal: kualitas dapat dijaga dengan tepat
dan ketat, jumlah barang dapat diproduksi secara masal dengan biaya lebih
murah, dsb. Tetapi dampak yang muncul dengan berkembangnya teknologi
lingkungan hidup dan alam semesta terjadi perubahan dan cenderung
mengancam manusia, misal: pencemaran lingkungan, sulitnya membuang
limbah industri, global warming, terjadinya penumpukan sampah elektronik
yang berbahaya bagi lingkungan, dll.
2. Aspek Kemanusiaan. Terbentuknya senjata api yang berteknologi
menjadi ancaman serius, karena sejak awal senjata dibuat sudah rancang agar
si pemegang senjata memiliki kebebasan tanpa dapat terlacak atau diserang
balik. Penyerangan Israel terhadap Warga Gaza merupakan contoh, bahwa
teknologi memudahkan melakukan pembunuhan massal tanpa merasa bersalah
karena mudahnya meluncurkan sejata pemusnah manusia yang dimusuhi.
Contoh lain: Bom Bali, Hancurnya Gedung Kembar WTC, Bom Nuklir di
Hirosima dan Nagasaki,dll. Rekayasa film hiburan yang menggambarkan
kesadisan memberikan inspirasi bagi sebagian manusia untuk menirunya.
3. Aspek Sosial. Dari cara menyelesaikan pekerjaan para pekerja
ditolong oleh adanya teknologi. Disisi lain dengan teknologi banyak pekerjaan
manusia yang tergantikan oleh robot, mesin atau alat elektronik. Akibatnya
muncul permasalahan PHK yang tidak dapat dihindari yang menimbulkan
pengangguran dan merupakan ancaman sosial. Kepedulian sesama juga
berkurang karena banyak yang merasa puas dan terlalu asyik dengan
teknologi, misal anak-anak yang cenderung senang main game dibanding
dengan kegiatan gotong royong atau kerja bakti. Mudahnya berkomunikasi
menggunakan alat komunikasi dengan teman, family, kerabat, dan sesama
menjadi sebuah berkah. Tetapi etika, rasa hormat dan timbang rasa sering

21
terkorbankan sehingga akhlaq dan adat kebudayaan menjadi benteng yang
paling ampuh untuk dapat mengatasinya.
4. Aspek Manfaat. Memang manusia sudah merasakan manfaat yang
banyak dengan teknologi, misal adanya komputer yang menjadi unggulan
dalam berbagai kehidupan. Layanan semakin baik jika sudah diatasi dengan
komputer. Diperlukan teknik tertentu agar kelemahan komputer dapat diatasi,
misal: perlunya backup data secara terus menerus, perlunya keamanan server
dan jaringan, perlunya anti virus, dll. Disamping komputer sudah tak terhitung
manfaat yang diraskan manusia. Namun karena teknologi tidak dapat
sempurna, maka muncul manusia yang memanfaatkan kelemahan teknologi
untuk kejahatan, kriminalitas, teror, intimidasi, dll.

Aspek yang terpengaruh akibat perkembangan teknologi yaitu:

1. Aspek Ekonomi. Gairah untuk roda perekonomian lebih baik dan


menimbulkan perputaran uang lebih bagus. Menumbuhkan gairah ekonomi
dengan munculnya para pengusaha dan wirausahawan yang memanfaakan
teknologi, misal: bisnis sekitar Hardware, software, jasa perbaikan dan
perawatan hardware dan software, dll. Pembuatan laporan aktifitas bisnis dan
ekonomi lainnya menjadi lebih mudah dan lebih baik. Transaksi keuangan
antar negara lebih mudah. Dampak negatifnya adanya kejahatan yang berbasis
teknologi yang tidak mudah dan cepat ditangkap pelakunya.
2. Aspek Kesehatan. Dunia medis berkembang dengan cepat dan sistem
analisa dan tindakan terhadap sebuah penyakit bisa lebih baik dan detail.
Operasi kesehatan bisa mengarah pada sumber penyakit lebih baik. Rekaman
medis menjadi lebih baik termasuk kalkulasi biaya pasien jadi lebih transparan
dan cepat. Namun akibat penggunaan teknologi dalam kehidupan bisa
menimbulkan aspek negatif misal terganggunya kenyaman, misal: suara
bising kendaraan, polusi udara, gangguan gelombang mikro, rusaknya lapisan
ozon, tercemarnya air minum, dll.
3. Aspek Moral. Ketika era teknologi belum merambah dalam kehidupan
manusia dan masih sangat terbatas pengunaannya, manusia sangat kuat
dengan moral dan etika yang santun. Tetapi kini, kesempatan yang sangat luas
untuk melakukan perekaman gambar dengan mudah melalui kamera digital,

22
handycam, dan HP telah memberikan kesempatan manusia untuk mengambil
gambar yang tidak etis baik dalam bentuk foto atau video. Apalagi dengan
bantuan teknologi komunikasi dan internet penyebaran gambar tersebut cepat
menyebar. Kita sudah mendengar dengan adanya rekaman adegan tidak
senonoh baik di kalangan pelajar, mahasiswa, maupun pegawai. Dengan
adanya teknologi ada kemudahan dari pengambilan dan penyebarannya,
sangat berpeluang untuk terjadinya de-moralisasi jika tidak dibarengi dengan
rambu-rambu yang baik dan kuat.
4. Aspek Politik. Bangsa Indonesia masih menyimpan ingatan yang kuat
detik-detik kejatuhan pemerintahan Presiden Suharto. Waktu itu, tahun 1998
teknologi internet sudah masuk di Indonesia. Keberadaan website yang
mengungkapkan kelemahan dan kekurangan pemerintah sangat strategis
posisinya karena dapat diakses masyarakat di seluruh dunia dan upaya untuk
menangkal juga belum ada. Disamping pemerintah juga belum siap dengan
keterbukaan informasi via internet menjadikan kelemahan tersendiri. Saat ini,
internet merupakan bagian untuk meningkatkan kualitas layanan pemerintah
kepada masyarakat. Disampingn itu juga sebagai media komunikasi antara
Parpol dengan masyarakat. Kesiapan pemerintah untuk terbuka dan berani
menghadapi komentar apa saja yang bertebaran di internet dan email
merupakan bentuk politik yang siap untuk kemajuan bagi Indonesia.
5. Aspek ekosistem. Bumi sebagai sebuah ekosistem telah berubah, yang
disebabkan sebagian besar oleh pengaruh adanya globalisasi dan manusia.
Sekarang lebih banyak karbon dioksida yang berada di atmosfir dibanding
dengan ribuan tahun yang lalu menyelimuti bumi seperti selimut tebal yang
hanyat.
Sinar matahari yang menuju ke bumi sebagian dipantulkan ke angkasa oleh
atmosfir dan sebagian diterima oleh bumi. Yang diterima bumi sebagian
diserap oleh tanah dan menghangatkan tanah, sebagian lagi langsung
dipantulkan ke angkasa. Yang dipantulkan ke angkasa sebagian terus ke
angkasa lepas dan sebagain lagi dipantulkan oleh selimut tebal, selimut
karbondioksida, menuju bumi lagi dan menghangatkan bumi yang
mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi terasa hangat secara
menyeluruh maka disebut pemanasan global atau “Global Warming”.
Masalahnya adalah karbondioksida yang menyelimuti bumi senantiasa

23
bertambah, yang disebabkan oleh akibat kemajuan teknologi dan perilaku
manusia.
6. Aspek perilaku. Dengan adanya berbagai produk teknologi yang
bertujuan untuk memudahkan dalam kehidupan manusia mengakibatkan
adanya perubahan perilaku manusia. Beberapa perilaku yang muncul antara
lain:

- Konsumtif. Dengan munculnya produk-produk elektronik yang banyak dan


beraneka ragam mengubah manusia menjadi konsumtif.

- Kepedulian. Kecenderungan sikap individualis lebih tinggi karena setiap


orang memiliki fasilitas perorangan dan urusan pribadi yang lebih banyak.
Dalam keluarga setiap anggota keluarga memiliki Handphone sendiri dan
sepeda motor sendiri maka urusan pribadi akan menonjol. Kepedulian
terhadap sesama saudara, teman, tetangga, dll bisa berkurang, dan menuju
individualis.

- Serba praktis. Karena berbagai perlengkapan dan peralatan dengan teknologi


tersedia dalam berbagai bentuk maka urusan inginnya dapat diselesaikan
dengan cara yang cepat dan gampang.

- Komunitas. Dengan adanya produk yang bermacam-macam maka mudah


terbentuk komunitas baru yang didasarkan pada produk, hobi, keahlian, dll.,
misal: komunitas pemilik kendaraan tertentu, komunitas pengguna software
tertentu, komunitas penggemar tertentu, komunitas ketrampilan tertentu, dll..

2.4 SENI

2.4.1 Pengertian Seni

Didalam kehidupan manusia kata seni sering sekali dikaitkan dengan


sebuah karya gambar atau lukisan. Ada semacam kesalahan didalam
mengartikan kata seni yang sebenarnya sangat luas.

Banyak sekali hal hal yang berkaitan dengan kegiatan manusia yang
sangat indah walaupun itu bukan dalam bentuk karya lukis. Misalnya ada

24
sebuah analisa yang sangat baik mengenai kebutuhan perang didunia ini
dimana disana terlihat adanya sebuah kecenderungan memakai kata seni untuk
sebuah rencana penyerangan ataupun untuk bertahan. Dalam hal ini kata seni
sama sekali sudah tidak berbentuk karya gambar ataupun lukisan tetapi dalam
bentuk konsep strategi perang.

Ada sebuah contoh lain dimana seseorang membuat kesalahan yang


sering membuat dirinya terpuruk pada kemiskinan dan ketidak percayaan pada
kehidupan ini. Tiba tiba didalam pikirannya muncul sebuah gagasan untuk
merobah sikap hidup dan cara dia menjalaninya. Sekelumit terlihat ada sebuah
sinar terang berada didalam pikirannya dan dia begitu kagum dengan cahaya
tersebut karena menerangi seluruh alam pikirannya dan disana dia melihat
betapa indahnya pengalaman dia yang membuat dirinya begitu menyadari
bahwa tanpa kesalahan dan pengalaman yang pahit sangatlah mustahil dia
mendapatkan cahaya itu dan disitulah dia menyadari betapa sebuah kesalahan
dan kemiskinan merupakan sebuah seni kehidupan yang membuat hidup ini
menjadi lebih indah dan mempunyai arti yang begitu dalam.
Jadi apa sebenarnya seni itu ?

Jika kita melihat dari asal muasalnya kata seni sebenarnya sangatlah
sederhana karena kata ini hanya sekedar istilah yang tanpa sengaja dilontarkan
oleh seseorang yang pada waktu itu sangat mengagumi sebuah keindahan
alam dan didalam bayangan kalbunya keindahan alam itu begitu merasuk
kedalam jiwanya dan tanpa dia pikir pikir lagi dengan segera dia mengungkap
keindahan itu dengan kata seni yang berarti indah.
Walaupun cerita diatas belum tentu benar atau tidaknya tetapi dari situ kita
dapat membaca bahwa memang kata seni seringkali dikaitkan dengan
keindahan yang memang jelas ada hubungannya.

Seni didalam bahasa lain bisa juga berarti bahasa atau suara dimana
setiap orang yang mengeluarkan suara indah selalu dikategorikan dengan seni
suara. Nah apabila segala yang indah indah itu selalu dikaitkan dengan seni,
apakah memang seni itu sama dengan indah ?

25
Ada semacam kerancuan didalam memberikan ketepatan dalam
pengertian seni karena setiap orang dapat saja berbicara seni menurut sudut
pandangnya masing tanpa dapat dipersalahkan ataupun diganti dengan sudut
pandang lain, tetapi sepertinya sudah ada kesepakatan tanpa rundingan dimana
kata seni sering sekali dikaitkan dengan kata indah sehingga seperti sudah
menjadi kebiasaan bahwa seni itu indah, dan karena sepertinya semua orang
dengan sudut pandang manapun akan sepakat bahwa SENI adalah :

SEBUAH KEINDAHAN YANG DAPAT MENGUNGKAP RASA


SAMPAI JAUH KEDALAM JIWA SESEORANG

Jadi apabila pernah merasakan sebuah getaran keindahan yang begitu


dalam dan membuat kita tidak dapat lagi melupakannya maka artinya kita
sudah dapat menangkap arti kata seni dalam arti yang sebenarnya.

2.4.2 Sejarah Perkembangan Seni

Seperti telah diuraikan pada Pengertian Seni, terdapat kalimat yang


mengatakan bahwa keindahan adalah seni karena menyentuh kedalaman rasa
pada seorang manusia. Jika kita kaji lebih jauh, maka akan kita lihat betapa
manusia tidak dapat dipisahkan dengan kata SENI dimana setiap detik nafas
kehidupan akan merupakan keindahan bagi setiap insan manusia yang
merasakannya. Ada semacam keinginan yang sangat mendasar dimana
keindahan menjadi faktor utama didalam menentukan sebuah kwalitas
kehidupan. Walaupun tidak dapat diukur dengan tepat, tetapi seperti ada
kesepakatan yang menggambarkan nilai nilai keindahan mempengaruhi setiap
langkah kemajuan jaman.

Dimulai dengan pembentukan sebuah tempat dimana manusia tinggal.


Pada jaman dulu dimana kebutuhan dasar manusia terhadap tempat tinggal
hanya dipengaruhi oleh cuaca dan alam sekitarnya, mungkin belum terlintas
untuk berpikir keindahan karena pada jaman itu hal yang sangat
mempengaruhi kebutuhan hanyalah bagaimana mereka dapat selamat dari
keadaaan cuaca buruk dan binatang buas. Dengan perjalanan waktu dimana
kehidupan mulai meningkat kepada kebutuhan lain selain dua hal diatas,

26
manusia mulai memikirkan keindahan yang dapat dilihat dari bentuk bentuk
geometris dan lekukan lekukan pada benda benda pakai seperti pegangan
pisau dan beberapa alat rumah tangga.

Sampai pada kemajuan yang sangat dramatis dimana ditemukannya


rumus rumus mathematis yang dapat menirukan bentuk bentuk alam kedalam
bentuk yang dapat diukur, membuat kebutuhan akan keindahan menjadi lebih
utama apalagi ketika sebuah kerajaan mulai memperlihatkan kekuasaannya,
keindahan menjadi ukuran tingkat kehidupan sosial saat itu.

Sejarah seni dimulai dari saat manusia mulai berpikir akan nilai nilai
tambah bagi kehidupan spirituilnya. Disana sering terdapat benda benda
istimewa yang memberikan kekuatan spirituil dibentuk dengan sangat
memikirkan keindahan, sehingga diperlukan keahlian khusus didalam
membuatnya. Sudah barang tentu orang yang diberikan tugas membuat bukan
orang sembarangan tetapi orang yang ditunjuk masyarakat karena
keistimewaannya dan kemampuan spirituilnya.

Kegiatan spirituil merupakan kegiatan utama bagi peradaban manusia


ketika mereka menyadari adanya kekuatan ghaib yang menguasai kehidupan
mereka. Dengan segala kekuatan hati mereka berusaha menyentuh kekuatan
itu melalui upacara upacara spirituil dengan berharap kehidupan dilindungi
dan menjadi lebih baik. Spirituil adalah kebutuhan dasar manusia karena
menyentuh jiwa yang memakai raga untuk menjalankan kehidupan didunia
yang berarti setiap jiwa yang berada didunia ini akan selalu ingin
mendekatkan dirinya pada sebuah kekuatan alam yang sangat diyakini akan
memberikan kehidupan yang diinginkan.

Lalu dimana letak keindahan didalam fenomena ini?


Ada semacam rasa yang tidak dapat dianalisa oleh siapapun karena rasa itu
telah ada dari sejak manusia menghuni bumi dan apabila kita mengatakan
bahwa ini merupakan ciptaan Yang Maha Kuasa maka hal ini berarti segala
hal yang menyangkut rasa merupakan salah satu kehidupan yang diciptakan
olehNya pada diri manusia dengan segala kelengkapannya. “Dimana kita
dapat merasa, disitulah kita hidup.”

27
Kalimat sederhana tetapi mempunyai makna yang kuat dimana rasa
sangat mendominasi kehidupan manusia didunia ini. Sebagai ungkapan dari
setiap perasaan yang timbul, manusia berbuat bermacam cara agar orang lain
dapat merasakannya ataupun sekedar mengetahui. Ada semacam kekuatan
naluri dimana rasa keindahan sudah berada didalam jiwa manusia begitu dia
mengisi sebuah janin didalam kandungan dan hal ini akan dapat dirasakan
ketika manusia memulai kehidupannya dan akan selalu berperan penting
didalam mengisi segala sisi kegiatannya.

Jadi sebenarnya apa yang kita rasakan tentang keindahan adalah


sebuah komponen dasar pada jiwa manusia yang akan terus mengikuti setiap
nafas kehidupannya sehingga dengan sendirinya
SENI merupakan KOMPONEN DASAR KEHIDUPAN

Seperti dalam alur cerita pewayangan, setiap tokoh mempunyai peran


yang berperan untuk saling melengkapi tata kehidupan yang terjadi dimana
setiap tokoh akan memainkan peranannya sesempurna mungkin sehingga ada
semacam aturan yang mengatakan bahwa andaikata tokoh yang satu tidak ada
maka kehidupan kurang terasa indah.

Nah apabila kita kaji lebih jauh akan arti dari kalimat diatas maka
dapat dikatakan bahwa manusia diduniapun selalu mempunyai peran yang
saling mengisi bahkan mungkin menjadi pelengkap bagi kehidupan
berikutnya. Ada yang mengatakan bahwa manusia bukan manusia kalau dia
tidak mempunyai kekurangan ataupun kelemahan. Baik sekali ungkapan itu
karena memang seperti sudah tidak dapat kita pungkiri lagi setiap manusia
akan mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan juga berbagai kekuatan
dan kelemahan yang akan berperan terus selama dia hidup.
Namun apa sebenarnya yang harus dilakukan kehidupan apabila kita ternyata
mempunyai kondisi2 yang selalu berlawanan, antara yang baik dan yang
buruk, yang kuat dan yang lemah? Jelas ada, karena kita memang ada untuk
memainkan peranan yang telah diatur sesuai dengan jalurnya, yang kita
sendiri tidak pernah mengetahui apa sebenarnya rencana kehidupan peran kita
ini. Andai ada seorang manusia yang dapat mengungkap keadaan yang selalu
menjadi teka teki kehidupan, maka mungkin dia adalah seorang tokoh yang

28
luar biasa dan mungkin dia adalah utusan dari kakuatan alam yang sangat
mahir dalam menjalankan peranannya sebagai pengungkap peran. Ada juga
semacam keraguan yang kadang muncul didalam hati manusia ketika sebuah
peran sedang dijalankan tiba tiba berobah tanpa diduga yang akhirnya
menimbulkan tanda tanya besar.

Ketika sebuah kehidupan mulai bergerak, disitulah sebenarnya


keindahan mulai, dan ketika keindahan mulai bergerak, senipun mulai
mengalir disetiap denyut jantung manusia dan ketika jantung dipenuhi aliran
seni arti kehidupan mulai terasa indah dan disaat manusia mulai merasa indah
disitulah sebuah kekuatan bangkit memenuhi setiap relung ruangan didalam
jiwanya dan setiap rasa menempati ruang sendiri tanpa dapat diganggu oleh
siapapun sekalipun oleh rasa yang lain.

Tidak ada keindahan tanpa perubahan, tidak ada perubahan tanpa


keinginan, tidak ada keinginan tanpa kemampuan, tidak ada kemampuan tanpa
dibangkitkan dan ketika segala keinginan mulai menampakkan diri
kamampuanpun terpacu untuk lebih bergairah sehingga akhirnya semuanya
menyatu didalam irama hidup yang indah.

Bermula dari keinginan untuk menciptakan sebuah benda yang dapat


dijadikan pusat pendekatan jiwa pada kekuatan alam, setiap langkah manusia
akan tetap menginginkan kemajuan kedepan dan setiap langkah kehidupan
dimulai disitulah seni mulai menjalankan kewajibannya membuat kehidupan
menjadi sangat indah dan tidak pernah berakhir.

Akan halnya kehadiran para pemikir yang berulang dan bertambah,


membuat seni berkembang pesat menggerakkan roda kesadaran akan kata
keindahan bertambah kuat semakin kuat dan semakin kuat, sampai berakhir
pada sebuah kata BUDAYA, peradaban manusiapun dimulai.
Selangkah demi selangkah Budaya mulai menapakkan kakinya dalam
kehidupan yang akan berupaya terus menguasai seluruh kehidupan alam
semesta dan manusia menjadi pemain utama dalam drama budaya ini sehingga
akhirnya timbul perbedaan sudut pandang yang disusul oleh aneka ragam
kehidupan membuat peradaban menjadi semakin kaya dan semakin indah,

29
sejalan dengan perkembangannya SENI pun bertambah beragam
pengertiannya. Seperti ketika sebuah kehidupan dimulai, maka sekarang
berbagai kehidupanpun dimulai seolah bayi baru lahir kemudian dewasa dan
mempunyai keturunan lagi.

Demikianlah sejarah perkembangan seni didalam kehidupan alam


semesta ini dan sampai kapanpun pengertian seni akan terus bertambah dan
beragam, namun akan tetap dalam satu alur kuat yaitu INDAH.

2.4.3 Kategori Seni

Secara garis besar penggolongan dari jenis SENI dapat disebutkan sebagai
berikut :

1. Seni Murni yaitu sebuah rasa yang muncul begitu saja pada diri seorang
manusia ketika dirinya terhanyut oleh sebuah obyek pemikiran. Didalam
pengeksplorasian dirinya, seorang manusia akan membuat sebuah karya yang
betul betul keluar dari lubuk hatinya yang paling dalam dan tidak dapat
ditirukan oleh siapapun karena setiap sentuhan didalam karyanya akan sangat
dalam masuk kedalam jiwanya.

Ada sebagian orang yang menganggap bahwa seni murni tidak dapat
dipelajari ataupun dibuat semacam teori karena benar benar muncul dari lubuk
jiwa seseorang dan tidak mungkin dibuat teorinya, dan hal ini sepertinya akan
sangat terasa apabila orang lain turut membuat atau menirunya.

2. Seni Kontemporer dimana sebuah olahan karya dapat disebut hanya


berumur sesaat yang tidak mungkin dapat diulang dan direkayasa lagi karena
seluruhnya hanya berada didalam sebuah jangka waktu tertentu dan tidaklah
mungkin suatu waktu akan berulang lagi, kalaupun dia berulang maka hal ini
akan penuh dengan pengembangan yang lebih banyak dan mungkin
meninggalkan ciri tersendiri yang sangat berbeda dengan asalnya.

3. Seni Terapan dimana ada sekelompok orang yang mempunyai gagasan dan
idea untuk mempunyai sebuah gaya baru didalam mengolah karya
berdasarkan ilmu yang mereka dapatkan disekolah ataupun dari perjalanan

30
kehidupannya. Dari perjalanan mereka didalam mengolah arti dari suatu
benda pakai, mereka menemukan cara yang lebih baik dan juga lebih dapat
dilakukan dengan sistimatis cara merealisasikannya, maka dari sinilah mulai
munculnya keindahan yang dihitung dan dianalisa untuk menghasilkan sebuah
karya yang lebih dinamis dalam arti pemanfaatan dan kegunaannya didalam
kehidupan manusia.

4. Seni Abadi merupakan karya Tuhan terbesar dialam jagat raya ini dimana
setiap kelompok manusia akan selalu membuat dirinya merasa tetap sebagai
manusia dengan segala hal yang dia punya maupun yang dia tidak punya. Juga
dialam ini masih banyak terdapat karya karya abadi yang tidak dapat dibuat
oleh manusia dengan keahlian sehebat apapun. Didalam keabadiannya, seni
ini tidak pernah berubah hanya karena berubahnya jaman dan seni ini akan
tetap berada pada tempatnya tanpa tergeser sedikitpun oleh perubahan alam
maupun peradaban manusia. Itulah karya Tuhan Yang Maha Besar, ALAM
SEMESTA yang selalu bergerak tetapi tetap berada pada tempatnya.

Berdasarkan media atau alat yang digunakan, masih banyak kategori2 lain
yang dapat dimasukkan kedalam pengertian seni, misalnya :

-. Seni Peran dimana keindahan dimunculkan oleh karakter obyek pemeran


dan keindahan juga didukung oleh peranan dalam karakter tersebut. Didalam
kehidupannya manusia sering menjadi obyek peran dari subyek kehidupan itu
sendiri dimana kadang kala terjadi semacam kontradiksi yang sangat membuat
sebuah kehidupan begitu indah apabila kita rasakan jauh kadalam bathin dan
inilah intinya Seni Peran, dan akan lebih indah lagi apabila kejadian ini
dikaitkan dengan kekuasaan Tuhan pada manusia itu sendiri. Sehingga pada
akhirnya kita dapat melihat betapa Peran Manusia terhadap kehidupannya
adalah sebuah karya seni terindah didunia ini

-. Seni Patung merupakan keindahan yang diungkap dalam bentuk tiga


dimensi dalam pengertian fisik, tetapi tetap membuat sebuah khayalan tentang
keindahan sebuah obyek menjadi kenyataan yang dapat ditangkap oleh rasa
terdalam pada siapapun yang merasakannya. Didalam kehidupan manusia,
obyek patung merupakan lambang keberadaan seseorang didalam peranannya

31
dalam kehidupan alam semesta ini sehingga apabila hal ini diungkap dengan
rasa keindahan yang dalam, hal ini akan menjadi sebuah karya patung yang
sangat indah dan sangat membuat seseorang merasakan getaran yang ada
didalamnya dan terasa jiwa dari pembuatnya yang merupakan olahan getaran
jiwanya terhadap sebuah benda mati untuk menjadi sebuah benda hidup dalam
arti yang sangat dalam.

-. Seni Gerak dimana setiap gerakan kehidupan dapat diungkapkan dengan


suatu gerak yang indah dan membuat seolah olah setiap gerak kehidupan
manusia adalah indah dan dengan segala kamampuan mengolah arti dari
sebuah gerakan maka seluruh kehidupan akan menjadi sebuah keindahan.
Akan halnya gerak roda dunia yang begitu menakjubkan setiap manusia yang
memikirkannya, akan menjadi obyek seni gerak yang sangat indah dan kaya
dalam pengekspresiannya dan itulah karunia dari Tuhan Semesta Alam yang
telah diberikan kepada manusia yang dapat merasakannya.

-. Seni Olah Suara yang sering disebut dengan istilah Seni Vokal. Seperti
halnya kehidupan dari setiap mahluk dialam semesta ini, nafas yang
dikeluarkan oleh setiap detik kehidupan membuat kehidupan mempunyai arti
penting. Akan halnya olah suara merupakan pengolahan ekspresi dari nafas
kehidupan ini sehingga dapat dirasakan oleh alat penangkap getaran suara dari
setiap insan dan mahluk didunia ini. Setiap mahluk akan dapat menangkap
getaran olah suara ini berdasarkan dari alat penangkap yang dipunyainya
sehingga akan terasa berbeda dalam mengartikan maupun merasakannya,
dimana hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dari alat tersebut
karena kecerdasan adalah sebuah perangkat penerima yang dapat mengolah
getar alam menjadi suatu bunyi yang indah dan ketika sebuah getaran masuk
pada jiwa seseorang maka alat ini akan mengolahnya menjadikan suatu bentuk
gelombang suara yang akan terasa berbeda bagi setiap orang, sehingga dari
sinilah muncul berbagai jenis gelombang yang kemudian kita kenal dengan
Seni Suara yang akan membawa kita pada suatu keadaan dimana rasa
keindahan akan menguasainya.

-. Seni Kehidupan adalah sebuah karya seni yang sifatnya universal dan
menyentuh setiap detik kehidupan manusia. Akan halnya keindahan dari seni

32
kehidupan sangatlah tergantung dari daya pikir manusia itu sendiri karena hal
ini tidak akan sama dirasakan oleh setiap manusia. Seorang manusia yang
mempunyai daya pikir rendah selalu menilai bahwa kehidupan adalah sesuatu
yang sangat membosankan dan sangat membuat dia tidak nyaman sehingga
dia sama sekali tidak dapat menikmatinya, akan tetapi sebenarnya dia sangat
merasakan sebuah getaran kehidupan yang membuat dia masih terus
merasakan keinginan untuk tetap pada keadaan itu dan mungkin inilah yang
membuat dia tidak menyadari bahwa kehidupan adalah sebuah getaran yang
membuat kita merasakan sebuah keindahan yang hanya dapat dirasakan ketika
kita mampu merasakannya dengan menggunakan daya pikir yang lebih tinggi
dan mampu mengolah segala hal yang terjadi menjadi sebuah karya seni yang
indah. Sehingga apapun yang dia lakukan akan selalu memberikan gambaran
nyata dari sebuah kehidupan yang harus selalu diolah dengan ketinggian daya
pikir dibantu dengan kedalaman rasa yang akan membuat kehidupannya
menjadi karya yang indah.

Masih banyak lagi hal lain yang dapat dirasakan keindahannya namun untuk
menguraikannya memerlukan kedalaman berfikir yang sudah tidak dapat
dijangkau oleh pola pikir manusia biasa dan untuk menyatakannya perlu
pemahaman yang sangat dalam menjangkau seluruh pola kehidupan yang
bernuansa kebathinan dan akan sangat terasa keindahannya ketika hal ini
dipadu dengan sebuah keyakinan pada keberadaan sebuah kekuatan yang
Maha Perkasa, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

SENI MURNI

Meliputi keindahan luar dan dalam bagi orang yang merasakannya.


Seni murni sangat sulit dipahami oleh orang yang tidak mengikut sertakan
jiwanya didalam melihat ataupun memandang karya ini.

Ketika sebuah lukisan dipertontonkan pada sebuah pameran banyak orang


berdecak kagum karena melihat batapa indahnya lukisan itu. Tetapi mungkin
hanya sedikit yang merasakan rasa haru didalam bathinnya dimana sesuatu
telah menyentuh dasar alam jiwanya dan membuat getaran yang begitu kuat
sehingga membuat dirinya bukan hanya sekedar mengaguni keindahan

33
lukisannya tetapi dia telah lebih merasakan getaran keindahan dari jiwanya
dan rasa haru yang dalam adalah sebuah bentuk expresi yang begitu dalam
dari jiwanya.

Sebagian orang telah membuat beberapa pernyataan bahwa Seni Murni adalah
hak mutlak seseorang untuk mengolah apa yang muncul secara naluriah
dialam jiwanya dan mengekspresikannya sesuai dengan kehendaknya. Bahkan
tidak ada sebuah kekuatanpun yang mampu menghalangi disaat orang ini akan
berbuat sesuatu didalam proses perealisasiannya. Tetapi sebagian orang lagi
beranggapan seni murni harus diolah dengan kedalaman berpikir yang dapat
diolah dengan beberapa keahlian khusus yang dapat diajarkan pada seseorang
agar dia dapat mengekspresikannya dengan lebih baik dan lebih dapat
diterima oleh orang yang tidak mengerti makna yang terkandung didalamnya.
Sebagian lagi berpendapat bahwa sebuah karya seni murni harus dijadikan ciri
dari kepribadian sipembuatnya bahkan kalau bisa dijadikan semacam pola
dasar dari setiap karya yang akan dihasilkan kemudian. Pendapat ini banyak
yang menentang karena lebih banyak yang beranggapan bahwa seni murni
adalah lebih kepada kemurnian ekspresi dari bagian terdalam jiwa manusia
sehingga tidak mungkin diberikan batasan batasan yang harus selalu diikuti
disaat dia akan mengekspresikan keinginan imajinatifnya.
Kekuatan dari sebuah karya seni murni adalah olahan rasa yang disertai
dengan kekuatan bathin yang begitu kuat didalam pembentukan nilai nilai
keindahan pada sebuah karyanya sehingga secara perlahan akan merasuk
kedalam jiwa orang lain yang melihat ataupun memperhatikannya dan inilah
yang disebut SENI MURNI.

Ketika seseorang berkata bahwa dirinya adalah seniman yang ahli didalam
pengolahan rasa yang akan diekspresikan pada sebuah karya seni murni, maka
hal pertama yang harus dia periksa adalah HATI nya, karena dari sinilah akar
dari SENI MURNI, bukan dari tarikan tangannya saja. Mungkin dia sangat
mampu menggoreskan sesuatu pada sebuah bidang lukis, tetapi apabila disana
tidak terdapat kedalaman rasa yang muncul dari dalam hatinya maka apapun
yang dia hasilkan akan terasa kosong, tidak ada getaran2 halus yang
menyelusup kedalam orang yang melihatnya.

34
Jadi sebenarnya setiap orang akan sangat mampu membuat sebuah karya seni
murni tanpa harus mengikuti program pendidikan formal dan setiap orang
dapat dengan bebas membuat sebuah karya seni murni selama dia
menginginkannya, tetapi kedalaman rasa dan kedalaman jiwa dari karyanya
belum tentu dapat membuat karyanya menjadi sebuah benda yang mampu
menghidupkan makna yang terkandung didalamnya, dan ini artinya seseorang
yang telah mampu membuat karya seni murni baru dapat dikatakan berhasil
apabila karya yang dihasilkannya menjadi hidup dan dapat dirasakan getaran
kehidupannya oleh orang lain.

SENI KONTEMPORER

Seni kontemporer sebenarnya bukan hal yang patut dipertanyakan lebih jauh
dan tidak harus dijadikan patokan bagi perkembangan jaman karena seni
kontemporer sangat bervariasi dalam bentuk dan langgamnya dimana seorang
manusia pada saat tidak terduga dapat saja menghasilkan sebuah karya seni
yang begitu baik dan dapat mengikat perhatian banyak orang dan setiap orang
yang melihat akan mengucapkan hal yang sama “ betapa indahnya “ karya ini.
Tetapi akan lebih mudah lagi apabila karya yang termasuk kedalam seni
kontemporer ini diperdalam lagi makna dan artinya kepada kedalaman rasa
dimana selain indah dilihat juga indah untuk dirasakan. Ada kemungkinan
seni kontemporer berakibat pada kemajuan dunia seni itu sendiri karena bukan
mustahil karya seni kontemporer memberikan inspirasi imajinatif kepada
setiap orang yang merasakannya dan bukan mustahil pula apabila salah satu
dari orang orang ini terpancing alam pikirannya untuk membuat sebuah karya
yang akan berlangsung lama kehidupannya dan membuahkan sebuh fenomena
kontemporer yang tidak hanya berumur pendek. Didalam kenyataan, sebuah
karya seni kontemporer memang seringkali dijadikan landasan berpikir bagi
orang yang mempunyai kepekaan terhadap nilai2 seni yang tinggi sehingga
seringkali sebuah karya seni ini membuat dia terdorong untuk menciptakan
sebuah karya imajinatif yang sangat berpeluang untuk dijadikan Karya Besar
sepanjang masa.

Akan halnya kemajuan dalam pengekspresian seni kontemporer ini sering


terjadi penggambaran yang salah dimana setiap hal yang datang secara tiba

35
tiba disaat apapun dapat disebut seni kontemporer dan kapanpun, siapapun
sepertinya dapat saja terjadi bentuk bentuk baru yang sering disebut New
Contemporer padahal kadang bahkan sering kali apa yang terjadi sangat jauh
dari keindahan yang membuat jiwa tergetar.

Jadi apabila kita menyimak dengan baik arti kata Kontemporer yang dikaitkan
dengan kata seni, kita akan melihat bahwa apapun yang dihasilkan dalam
mengekspresikan idea ataupun imajinasi yang sifatnya tidak langgeng tidak
cukup hanya membuat sesuatu yang baik atau menarik, tanpa penjiwaan yang
mendalam, semuanya akan terasa kosong dan tidak mempunyai kesan khusus.
Seperti sebuah botol yang tidak terpakai, akan menjadi sesuatu yang indah
apabila disentuh oleh tangan yang berperan sebagai jangkauan sebuah
imajinasi yang keluar dengan penuh rasa dari dalam hati.

Sebuah karya kontemporer memang sering dikaitkan dengan hal hal yang
sifatnya tidak serius bahkan sering terkesan main main. Namun kalau kita
bergerak dari kata seni yang mengandung unsur keindahan maka tidak semua
karya kontemporer dapat disebut karya seni kontemporer dan jangan sekali
kali menyamakan kata kontemporer tanpa kata seni dengan kata seni
kontemporer karena diantara keduanya ada perbedaan yang mendasar jika kita
menilainya dari keindahan yang membuat jiwa tergetar.

SENI TERAPAN

Kembali pada cerita sebuah keindahan yang keluar dari lubuk hati manusia,
ada sebuah kejadian yang sangat membuat kita berpikir kembali, bagaimana
jika sebuah kata seni bergabung dengan kata teknologi, apakah akan tetap
mempunyai arti keindahan atau malah sebaliknya?

Memang ada kalanya manusia merasa dirinya seperti tidak ingin dikuasai oleh
sesuatu yang sifatnya bukan alami tetapi tanpa kita sadari seseorang akan
selalu membuka dirinya untuk diracuni oleh barang yang sangat tidak alami
malahan kadang kala mereka menjadi lebih berkeinginan untuk menjadi
bagian dari barang non alami ini. Lalu apa kira kira yang akan terjadi apabila

36
ternyata manusia tidak menyadari bahwa dirinya sedang terbawa oleh sebuh
gejala alam yang tidak alami?

Sebagian orang merasa bahwa dirinya akan tetap berada dijalur yang benar
benar bersifat alami dan tidak akan terbawa oleh arus yang non alami,
sebagian lagi merasa dirinya siap siap saja andaikata dia terpaksa harus
mengikuti arus non alami itu tetapi sebagian besar manusia malahan
cenderung dengan kesadaran penuh melibatkan langsung kedalam gelombang
arus yang membawa dirinya kealam non alami ini.

Apabila telah terjadi kelompok yang mempunyai keinginan yang tidak sama
terhadap keadaan yang akan membawa mereka kearah yang tidak jelas batas
alami dan non alami, apa yang akan terajdi kemudian, akankah manusia
kembali kejaman purba dimana alam telah benar benar menjadi bagian dan
penentu kehidupan mereka, atau kembali kejaman batu dimana mereka juga
mulai mengenal kehidupan yang menjadi biang keladinya sebuah peradaban
yang mengarah pada kehidupan non alami, atau malahan mereka tidak akan
menoleh sama sekali pada kehidupan alami yang pernah nenek moyang kita
jalani?

Ada sebuah kisah nyata yang menggambarkan betapa kehidupan yang sifatnya
alami sangat membuat manusia tidak bahagia dalam arti mereka tidak pernah
merasakan bagaimana kebutuhan hidup berkembang dengan baik selain
mengandalkan kekayaan alam yang mereka rasakan semakin sulit untuk
didapat dan bagi kelompok ini sepertinya dunia terasa sangat sempit. Akan
halnya manusia yang mulai membuka diri kepada dunia diluar yang sepertinya
bersifat non alami, mereka menemukan begitu luasnya dunia dan begitu
banyaknya kesempatan mereka untuk mengembangkan kebutuhan kehidupan
mereka dan mereka juga merasa bahwa begitu banyaknya kemudahan yang
mereka peroleh dikala sesuatu bahan alam mulai tidak mudah lagi mereka
dapatkan.

Dari sekelumit cerita diatas sebenarnya bukan berarti alam menjadi tidak
ramah dan membuat manusia tidak merasa bahagia karena sebenarnya apapun
yang manusia lihat didunia ini semuanya bersumber dari alam itu sendiri.

37
Sangarlah tidak mungkin manusia dapat hidup tanpa dukungan alam
lingkungannya.
Lalu apa sebenarnya yang terjadi apabila manusia akan tetap membutuhkan
alam sementara kemajuan berpikir sudah menginjak pada kehidupan yang
sepertinya tidak alami?

Apa yang terjadi adalah manusia akan tetap memanfaatkan alam bagi
kehidupannya dan dengan kemajuan jaman yang dipelopori oleh para genius,
akhirnya mereka menemukan bahwa segala hal yang ada dialam adalah unsur
biologis yang dapat diuraikan secara mathematis dan membuat setiap bentuk
apapun yang ada dapat diikuti oleh bentuk bentuk terapan yang memadukan
unsur seni dan perhitungan sehingga akhirnya manusia tetap menggunakan
alam sebagai faktor utama didalam kehidupannya.

Inilah inti dari karya seni terapan dimana manusia memadukan seni dengan
perhitungan dan ternyata memang dapat menghasilkan karya karya yang luar
biasa dan mempunyai daya guna yang tingga bagi kehidupannya.
Lalu kapan sebenarnya dimulainya pemikiran untuk memadukan kedua unsur
ini?
Kita kembali pada jaman dimana manusia memulai kehidupan dengan sebuah
penemuan yang menjelaskan keterkaitan sebuah bidang lurus dengan bidang
miring dimana dikenal dengan rumus Phytagoras. Sejak penemuan rumus itu,
dimulailah penelitian demi penelitian keterkaitan berbagai macam unsur alam
dengan rumusan matematis dimana pada ujung penelitian ditemukan berbagai
jenis bentuk bentuk indah yang dapat diuraikan dengan perhitungan rumit.
Akhirnya dikenal dengan kata Seni Terapan yang mengacu pada rumus rumus
mathematik dengan berbagai bentuk alam yang indah.

Akan halnya penemuan yang lebih modern menggubah segala bentuk bebas
menjadi bentuk bentuk geometris dan menjadikannya sebagai patokan untuk
bentuk lain yang lebih dinamis namun tetap mengikuti rumus2 yang
membuatnya mudah untuk dilaksanakan bahkan dijadikan benda benda
monumental yang sangat indah.

38
Akhir dari uraian diatas adalah sebuah kesimpulan yaitu tidak ada satupun
kehidupan dialam jagat raya yang tidak dapat dijadikan bahan untuk diteliti
dan dianalisa yang kemudian dibentuk mengikuti kebutuhan manusia didalam
memenuhi keinginan keinginannya untuk berkembang.

Dengan kata lain setinggi tingginya ilmu terapan pada akhirnya akan kembali
pada unsur seni karena hal ini merupakan dasar kehidupan manusia.

4.2.4 Sosiologi Seni

Saat ini sosiologi seni dipandang sebagai disiplin ilmu yang merupakan
spesialisasi ilmu sosiologi. Pada masa August Comte yang saat ini dikenal
sebagai bapak sosiologi, sosiologi sempat mengalami kesulitan untuk dapat
dipandang sebagai ilmu. Hal tersebut dikarenakan pembahasannya yang
cenderung baru dan bersifat tidak pasti, yaitu mengenai hubungan manusia
dengan manusia. Objek kajian sosiologi sangat kompleks, mencakup:
masyarakat dalam hubungannya dengan perkembangan, perubahan,
perbandingan, sistem atau organisasi. Dalam kajiannya, lingkup sosiologi
menjelaskan perubahan sosial, fungsi-fungsi sosial, atau pola hubungan
individu dengan kelompok/masyarakat.

Secara sederhana sosiologi seni merupakan ilmu tentang sebuah kerangka


analisa manusia-manusia berkaiatan dengan aktifitas seni. Sosiologi seni
membahas atau mengkaji orang-orang dengan keterlibatan spesifik dalam
aktifitas seni, dan masyarakat lain diluar aktifitas seni dalam fenomena budaya
yang kemudian mempengaruhi aktifitas seni. Kajian utamanya tentang
masyarakat sebagai penikmat, pemerhati, pengkaji, peneliti, pendidik
(konsumen), dan pengelola seni yang merupakan komponen-komponen proses
penciptaan seni. Seni melalui sosiologi seni menjadi pembahasan yang sangat
kompleks. Seniman sebagai pencipta seni, misalnya, menciptakan karya
mungkin saja memiliki kaitan dengan latar belakang sosialnya, terkait
golongan atau kelas tertentu, terpengaruh pengetahuan dan pengalaman
pribadi, atau pun masyarakat tertentu. Pembahasan kompleks ini meliputi
kaitan-kaitan antar seluruh pelaku seni seperti: seniman, pemerhati (kritikus,
peneliti, pengajar), lembaga seni (galeri, sanggar, pendidikan seni, perusahaan

39
seni, maecenas), pekerja seni dan pelaku seni lainnya, hal-hal termasuk juga
fenomena tertentu yang menjadi objek-objek karya seni, dan juga pengaruh
yang diberikan sebuah produk atau karya seni. Dalam kaitan dengan produk
atau sebuah karya seni, dapat dianalisa kemungkinan adanya pengaruh dari
subjek atau pelaku tertentu yang mendominasi dalam proses penciptaan karya
seni. Termasuk juga analisa kecenderungan pasar dan pengaruhnya karya-
karya seni yang kemudian tercipta atau hadir.

Pembahasan sosiologi seni kemudian bisa juga membahas batas-batas seni


yang mungkin dipraktekkan, termasuk juga analisa terhadap fungsi praktek
seni (misalnya: ritual, hiburan, pendidikan, dll). Analisa pengaruh terhadap
aktifitas seni dan karya seninya juga bisa terkait dengan objek selain dalam
lingkup publik seni, misalnya dengan perkembangan masyarakat (tertentu)
dengan kesadaran kolektif (tertentu). Sebaliknya, juga sebagai kajian tentang
manusia-manusia dengan hubungan yang saling terkait, sosiologi seni dapat
memposisikan sebuah karya seni berkemungkinan menjadi sebuah catatan
sosial. Dengan demikian, secara langsung atau pun tidak langsung seni
dipahami sebagai bagian budaya manusia. Dalam pengertian ini kajian
sosiologi seni yang mungkin antara lain, analisa proses kreatif seni dalam
masyarakat, struktur sosial pelaku seni dalam masyarakat, dan lain
sebagainya. Aktifitas seni bisa ditinjau sebagai cermin dari nilai-nilai dalam
masyakat, seni dalam budaya hidup masyarakat, hub antar masyarakat seni
dan masyarakat sosial pada umumnya.

Sebuah Disiplin Seni yang Spesifik Berbeda

Secara umum sosiologi membahas tentang keberlangsungan yang sedang


terjadi dalam dunia seni. Meski terkait banyak hal, keberadaan seni mutlak
ditentukan oleh pelaku seni itu sendiri. Hal tersebut berkaitan dengan logika
industri yang terdapat pada seni dalam pembagian peran: produksi, distribusi,
konsumsi. Ketiga peran tersebut dianggap sebagai yang utama dalam
kelangsungan praktek seni. Meski terkesan elitis, praktek seni tetap dianggap
penting karena kemungkinan pengaruhnya dan berkaitan denga perkembangan
(budaya) masyarakat umum. Dengan luasnya lingkup pembahasan yang

40
berkaitan dengan seni dapat terjadi kemungkinan overlap terutama dengan
kajian-kajian seni lain.

Sebagai sebuah ilmu, sosiologi seni terbedakan berdasarkan objek yang


dikajinya, penggunaan sudut pandang, dan paradigma berpikir yang dipakai.
Dalam hal ini kata sosiologi merupakan disiplin ilmu yang utamanya
menjelaskan hubungan interaksi manusia-manusia. Dalam hal ini sosiologi
seni meliputi analisa tentang pelaku-pelaku seni dan hal-hal yang
mempengaruhi pelaku tersebut secara menyeluruh. Berbeda dengan sejarah
(sosiologi) seni misalnya, yang memiliki fokus utama terhadap sejarah dan
kaitan sejarahnya. Sejarah seni mengajukan kesimpulan akhir berupa analisa
dari pemaparan catatan, data faktual seni dan peristiwa-peristiwa seni yang
ada. Meski hampir sama, disiplin kajian sosiologi seni juga berbeda dengan
visual culture.

Lingkup sosiologi seni sebagai sebuah disiplin kajian, membahas keterkaitan


dan pengaruh interaksi antara seni dengan bidang-bidang non-seni. Non-seni
tersebut misalnya sosial budaya, politik, ekonomi, hukum, agama, dan
lainnya. Kebalikannya, dalam proses sosialisasi sebuah produk seni yang
kemudian mempengaruhi kehidupan seni atau juga non-seni. Sosiologi seni
merupakan salah satu bidang kajian yang juga bersifat pendidikan seni karena
menganalisis dan meneliti karya seni dalam hubungannya dengan masyarakat
yang terdapat pada realitas

Jika estetika lebih membahas tentang adanya sebuah bentuk produk seni
hingga proses penciptaannya, sosiologi seni membahas produk seni melalui
keberlangsungannya, pengaruh atau kaitannya, dan aktifitas seni yang ada.
Secara sederhana kajian sebuah benda seni secara sosiologis. Ini merupakan
paradigma sosiologis dalam menganalisis seni baik sebagai produk estetis,
objek kajian, maupun sebagai bahan kegiatan proses belajar mengajar.
Sosiologi seni menjelaskan teori-teori mengenai proses kreatif seni dalam
masyarakat sekaligus dalam hubungannya struktur sosial, politik, ekonomi,
hukum, agama, sosial budaya. Hal tersebut membedakannya dengan filsafat
seni yang lebih membahas nilai-nilai dalam aktifitas seni atau kualitas tertentu
sebuah karya, terkait pengaruh-pengaruh lain yang ada.

41
Pembahas Sosiologi Seni

Sebenarnya, Karl Marx merupakan salah satu yang terawal dalam menyajikan
sosiologi seni. Ide yang dibawanya adalah konsep tentang seni pembebasan
dimana seniman dan pelaku-pelaku lain dalam seni perlu mewujudkan seni
sebagai sumber ilmu pengetahuan. Konsep ini membawa keberadaan sebuah
benda seni sebagai sesuatu yang penting dalam perspektif fungsi sosial.
Hampir sama dengan itu, filsuf pragmatisme dari Amerika John Dewey
membahas posisi dan peran seniman, karya seni dalam rangka transformasi
sosial. Banyak tokoh yang bisa dikaitkan bersesuaian dengan lingkup
sosiologi seni: Umberto Eco, Baudrillard, kajian di mazhab Frankfurt dan lain
sebagianya.
Arnold Hauser membahas kaitan pelaku-pelaku dalam dunia seni dan
mengkaitkannya dan perkembangan sosial budayamanusia pada umumnya
dalam “The Sociology of Art”. Jannet Wolff mengajukan ‘sosilogi verstehen’
atau fenmenologi yg berada pada level pemeknaan karya, baik seni rupa
maupun sastra. Dalam teorinya proses mediasi merupakan pertimbangan
formasi sosial, yaitu selain konvensi estetik, juga kondisi produksi estetik
yang berupa pertama kondisi teknologis, kedua institusional, dan yang ketiga
kondisi sosial dan historis dalam produksi seni. Ketiganya terkait dengan
semiotika sebagai ilmu yang mempelajari secara luas objek, peristiwa, dan
seluruh aktivitas kebudayaan sebagai tanda (kode sosial). Tanda itu
didefinisikan sbg sesuatu berdasarkan konvensi (kesepakatan) sosial dan
dianggap dapat mewakili sesuatu yg lain.

SOSIOLOGI SENI TENTANG SENI KONTEMPORER DI


INDONESIA

Terjadi pada tahun 60an, Warhol dianggap menjadi patokan penting dalam
praktek seni yang tidak mengkotak-kotakkan antara budaya tinggi dan rendah.
Kemudian dunia seni direka ulang, perubahan teknik di media dan seni yang
popular. Seni kontemporer sebagai sesuatu yang layak diajukan merupakan
diskursus yang akhirnya mempertimbangkan kepercayaan, perkiraan
intelektual, pengalaman-pengalaman, kemampuan visual, hinga bentuk-bentuk
selera. Sosiologi seni berguna dalam menganalisa praktek dan aktifitas seni,

42
termasuk di Indonesia. Dengan analisanya, kita dapat memahami hubungan
antara proses kreativitas seni, produk seni masyarakat, khususnya masyarakat
pendukungnya. Dalam kondisi tertentu, seni berhubungan dengan kekuasaan,
berhubungan juga dengan kelas sosial, dengan norma yang bersifat lokal, dan
juga berhubungan dengan politik. Dalam analisanya akan terhasilkan sebuah
‘pemaparan’ berkaitan dengan praktek yang sedang tejadi. Dan kemudian
terkait dengan kajian-kajian seni lainnya.

Saat ini seni kontemporer merupakan bahasan utama sosiologi seni, termasuk
di Indonesia. Sosiologi seni tentu digunakan dalam membahas perkembangan
seni yang ada saat ini. Aktifitas seni Indonesia sedang berjalan dengan
perkembangan yang semakin cepat. Banyak hal bermunculan, dalam
keragaman bentuk, latar belakang, arah, gaya, dan lain sebagainya. Hal
tersebut berkaitan dengan konsep karya baik secara tematik maupun artistik.
Saat ini, seni (kontemporer) memang menjadi pembahasan yang sangat cair
dan terkait dengan banyak hal. Ditengah perubahan budaya hidup yang serba
cepat, seni tetap merupakan bagian budaya hidup manusia. Dalam era
imagology.

Seni dalam Perubahan yang Serba Cepat

Substansi sebuah karya seni kemudian ditentukan banyak hal. Sama halnya,
praktek kesenian dapat sebagai suatu yang terkait hal-hal secara spesifik.
Kemudian, sosiologi seni berguna dalam membaca semua praktek yang ada
berkaitan dengan hubungan pelakunya, aspek sosial, dan seni itu sendiri. Hal
tersebut membantu, hingga kita bisa menilai seni melalui praktek seni dan
produk yang dihasilkan. Dan Saat ini kecenderungan apapun bisa dilakukan,
baik dalam bentuk tradisi/konvensi atau pun diluar konvensi. Kritik seni
mempertimbangkan karya dalam kaitannya sejarah sehingga seni seharusnya
merupakan produk sejarah. Seni kontemporer kemudian mempertimbangkan
bentuk baru seni seperti street art, poster art, public art, site specific project,
web art, dan kategori lain terkait ranah budaya yang ada. Seni tidak lagi
mengenai sesuatu yang melulu berkaitan dengan keindahan. Dalam sebuah
karya seni kita bisa membicarakan perkembangan teknologi, pola hidup,
kekuasaan, taraf pendidikan, hingga dunia seni itu sendiri. Kaiatan seni dan

43
budaya, dengan sendirinya menjadi kaitan seni dengan hidup keseharian.
Sejauh ini, seni konvensional masih dominan dalam praktek seni kontemporer
di Indonesia. Kecenderungan dan keragaman yang ada merupakan bagian
yang dapat dikaji dalam sosiologi seni. Keberlangsungan praktek seni
merupakan bentukan hubungan pelaku-pelaku yang ada didalamnya. Seniman
sebagai pencipta menjadi salah satu objek analisa yaitu tentang hal atau objek
analisa sosiologi lain yang berpengaruh besar pada karya yang dibuatnya.
Dalam kaitannya dengan banyak hal, medan sosial seni merupakan prioritas
dalam pembahasan sosiologi seni.

Sosiologi Seni: Berbagai ‘Pihak’ Terlibat Disini

Saat ini alam budaya (kehidupan) merupakan sesuatu yang terbangun atas
corporate interest, political interest, public interest. Contoh gambaran public
interest seperti dapat kita lihat dalam kegiatan survey search engine di internet
yaitu kata porn sebagai ranking 1 dalam pencarian oleh pengguna internet.
Arah dan kelangsungan hidup (bentukan budaya) sangat bergantung dengan
tiga pihak diatas. Masyarakat seni merupakan bagian masyarakat pada
umumnya dalam perkembangan budaya hidup/zaman. Sussan Sontag
menyatakan telah hilangnya batas antar praktek budaya tinggi dan budaya
rendah. Dan budaya tinggi menjadi sebuah konsep yang tidak lagi berkaitan
dengan realitas yang ada, merupakan imajinasi. Dalam penyampaian yang
lebih sederhana, masyarakat seni hidup dalam realitas yang sama dengan
masyarakat sosial pada umumnya. Termasuk seniman, sebagai produsen seni
dan juga makhluk sosial. Sama halnya dengan penikmat, pemerhati, dan
pelaku-pelaku lain dalam seni.

Medan sosial seni sendiri merupakan tarik menarik antara keberlangsungan


dan pancapaian seni. Dalam keberlangsungannya, seni berjalan dan
berkembang melalui pelaku-pelaku didalamnya. Sosiologi seni kemudian
menganalisa pengaruh-pengaruh yang diberikan pelaku-pelakunya dalam
keberlangsungan (survive) praktek seni. Dalam kajian lain, kehadiran seni
harus tetap mempertahankan dirinya sebagai bagian pembentuk budaya hidup
manusia dan sadar akan aspek lain yang juga berjalan dalam membentuk
budaya.

44
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dilihat dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

• Hubungan antara manusia, teknologi, sains, dan seni tidak dapat


dipisahkan.
• Manusia menjadikan ketiga aspek tersebut menjadi berkembang
dengan pesat.
• Tidak hanya menfaat, perkembangan ketiga aspek tersebut juga
menimbulkan dampak negatif.

45
DAFTAR PUSTAKA

http://abahzacky.wordpress.com/2007/06/17/studi-aqidah-islam-003/

http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia

http://www.harunyahya.com/indo/buku/menyanggah08.htm

http://www.utmalumni.org.my/main/index.php?
option=com_content&view=article&id=55:asal-usul-manusia-
2&catid=16:keugamaan&Itemid=57

http://halimsani.wordpress.com/2007/09/06/filsafat-manusiasiapakah-manusia/

http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi

http://ajidedim.wordpress.com/teknologi-islami/technology/

http://blog.uad.ac.id/mdin/2009/03/04/akibat-perkembangan-teknologi/

http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu

http://mirabiela.wordpress.com/2008/10/10/sejarah-perkembangan-seni/

http://omtion.blogspot.com/2007/06/seminar.html

46

You might also like