You are on page 1of 5

Gunung Kelud 1901 Gunung Kelud 1919

Gunung Kelud merupakan sebuah gunung berapi tipe strato dengan tipe erupsi Peleean. tipe


Peleean adalah di mana magma dilepaskan, dorongan ke atas yang kuat dari gas yang dihasilkan
dapat membentang jauh sampai di atmosfir. Tipe ini adalah tipe letusan yg paling merusak, magma
meletus keluar lewat tempat yang lemah dari pungung gunung. sedangkan Tipe Stratovulkanik
adalah tipe gunung api yang tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah
sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga
membentuk suatu kerucut besar (raksasa). Ciri : Lereng curam, zona subduksi, eksplosit.

Terletak di Jawa Timur, Indonesia. dengan ketinggian 1.791 meter dari permukaan air laut
dan memiliki danau kawah yang tingginya 1113,9 meter dari permukaan laut. Gunung ini terletak di
daerah Kediri, Blitar dan Malang. Jaraknya 27 km dari Kediri.

Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan
gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. ]Sebuah sistem untuk
mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga
kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin
menyapu pemukiman penduduk.

Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951,
1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para
ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.

Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut
hingga November tahun yang sama, ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah,
peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih
keruh. Status "awas" (tertinggi) dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih
kurang 135.000 jiwa) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus mengungsi. Namun letusan tidak
terjadi.
Setelah sempat agak mereda, aktivitas Gunung Kelud kembali meningkat sejak 30 Oktober
2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal. Pada
tanggal 3 November 2007 sekitar pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius, jauh di
atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga menyebabkan alat pengukur suhu
rusak. Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar (lebih dari 35mm) menyebabkan petugas
pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan.

Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik yang baru terjadi dalam sejarah Kelud
dengan munculnya asap putih dari tengah danau diikuti dengan kubah lava dari tengah-tengah
danau kawah sejak tanggal 5 November 2007 dan terus "tumbuh" hingga berukuran selebar 100m.
Para ahli menganggap kubah lava inilah yang menyumbat saluran magma sehingga letusan tidak
segera terjadi. Energi untuk letusan dipakai untuk mendorong kubah lava sisa letusan tahun 1990.
Sejak peristiwa tersebut aktivitas pelepasan energi semakin berkurang dan pada tanggal 8
November 2007 status Gunung Kelud diturunkan menjadi "siaga" (tingkat 3).

Gunung ini tercatat pernah meletus sebanyak 24 kali. Pada 1586 , lebih 10,000 terkorban
apabila gunung Kelud meletup dan memuntahkan lahar panas tanpa sebarang amaran. Lahar panas
mengalir menuju ke kawasan petempatan penduduk di Kediri dan Blitar. Gunung berapi meletus
pada 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990. Sebanyak 250 orang terbunuh. Pada tahun 1815 Gunung
Kelud meletus dengan dahsyat sehingga menelan korban jiwa sebanyak 10.000 jiwa. Letusan
dahsyat terjadi lagi pada tanggal 20 Mei 1919, korban yang tewas sebanyak 5.160 orang dan 100
buah kampung punah-ranah. Aliran lahar mencapai 38 km ke kaki gunung di Sregat dan Blitar.
Lahar ini disebut Lahar Sungai Gedok dan Lahar Sungai Badak. Pada tahun 1951, tanggal 31
Agustus kembali meletus dengan korban jiwa sebanyak 7 orang. Meskipun tidak menimbulkan
banyak korban jiwa tapi letusan ini menimbulkan kerusakan hebat dan menyemburkan materi
vulkanis dalam jumlah besar. Hujan abu melanda hampir merata di Jawa Timur dan Jawa Tengah
serta lahar panas yang dimuntahkannya membakar kawasan dalam radius 6,5 kilometer dari danau
kawah. Letusan ini mengakibatkan turunnya kawah lebih kurang 79 meter.

Tahun 1966, gunung ini meletus lagi dengan korban meninggal sebanyak 210 orang, juga
pada bulan Februari 1990 tercatat terjadi letusan. Ketika itu suhu kawah mencapai 40 darjah
Celcius. 34 orang terbunuh dan ratusan rumah di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar
musnah.Karena hal inilah Gunung Kelud termasuk gunung api dengan tipe A yaitu gunung api yang
masih aktif melakukan aktifitas letusan. Akibat aktifitas letusan yang terjadi sekarang ini Kawah
Kelud berbentuk danau kawah yang luas di puncaknya.

Menjelang puncak kita bisa menyaksikan pemandangan yang sangat menarik, berupa
hamparan lereng-lereng gunung yang tertimbun pasir vulkanis bekas letusan yang mulai di tumbuhi
vegetasi baru. Diujung jalan aspal perjalanan diteruskan melewati jalan berbatu sepanjang 700
meter dan memasuki terowongan Ganesha sepanjang 200 meter, kita akan sampai di Danau Kawah
Gunung Kelud.

Menurut, Pak Miko-dari Reindra, seorang kawan di IAGI menuliskan bahwa Wilayah G.


Kelud dibagi atas beberapa daerah yaitu Daerah Terlarang ( radius 5 km dari kawah dengan luas 91
km2 ) dengan ancaman hujan bom dan rempah-rempah batuan, awan panas, lahar letusan dan lahar
hujan. Data tahun 1972 menunjukkan hunian 50 orang. Kemudian Daerah Bahaya I ( radius 10 km
dari kawah dengan luas 223 km2 ) dengan ancaman hujan bom dan rempah-rempah batuan. Daerah
ini dihuni oleh 136.500 orang ( data tahun 1972 ). Selanjutnya Daerah Bahaya II yang ancamannya
lahar sekunder. Daerah ini meliputi bantaran sungai-sungai lahar yang luasnya 56 km2 dan dihuni
oleh 178.000 orang.
Danau kawah terisi oleh air yang bewarna kebiru- biruan. Suhu rata-rata air danau 38 derajat
sehingga terasa hangat dan mengandung belerang. Disekitar danau kawah ini terdapat terowongan
pembuangan air yang dinamakan Terowongan Ampera dengan panjang 1200 m yang merupakan
saluran pembuangan air kawah. Saat ini para pekerja dikatakan masih mengorek lubang terowong di
Terowong Ampera dengan tujuan mengalihkan aliran lahar dan mengurangkan muntahan gunung berapi.
Terowong yang dibina sejak 1966 itu berjaya mengurangkan letusan lahar gunung berapi. Beberapa buah
tasik takungan lahar juga telah dibina agar tidak terlalu cepat mengalir ke kaki gunung. Tasik ini dinamakan
Tasik Kelud dan airnya panas.

Sekitar danau kawah gunung Kelud merupakan dataran berpasir yang luas dan ditumbuhi
bunga Edelweis. Di dataran pasir ini terdapat beberapa tempat yang mengeluarkan asap belerang.
Uap Belerang yang keluar dapat digunakan untuk mandi uap.

Menurut Volkanologi Survey Indonesia sistem pemantauan sehari-hari G.Kelud dipusatkan


di Pos Pengamatan Margomulyo, meliputi pemantauan visual dari warna, ketebalan, dan tinggi asap
solfatara dan cuaca di sekitar puncak. Di samping itu pula dilakukan pengamatan langsung ke
kawah meliputi pengukuran suhu air dan pengamatan perubahan warna air kelut serta pengamatan
pergeseran gelembung-gelembung gas yang muncul yang dapat diamati pada permukaan air kawah.
Selain secara visual pemantauan G. Kelut juga dilakukan dengan metoda sismisitas atau
kegempaan.
Ada beberapa hal penting yang perlu diingat-ingat adalah kenali dan catat tanda-tanda alam
yang biasanya akan muncul sebelum bencana akan meletus atau akan mengeluarkan sesuatu.
Menurut Pak Amien, untuk itu perhatikan, dengarkan danrasakan adakah sesuatu yang berbeda di
sekitar kita bila dibandingkan dengan keadaan biasanya misalnya :

 Hewan-hewan liar yang berlarian turun atau bersuara keras dan nampak gelisah. Atau
hewan-hewan peliharaan kita apa menunjukkan gejala yang sama (misal burung dalam
sangkar terbang gelisah, nabrak-nabrak sarang). Ini terjadi karena sifat material yang akan
pecah atau tergerus akan mengeluarkan gelombang elektromanetik sehingga membuat
hewan-hewan menjadi gelisah atau melakukan hal-hal yang tidak biasa. Atau adanya
peninglatan panas di kawah gunungapi, dan peningkatan gempa volkanik
 Ada suara keras yang tidak pernah didengar sebelumnya misalnya suara gemuruh akibat
kubah lava yang runtuh atau akibat longsor, ada kebakaran hutan,ada pohon yang tumbang
akibat longsor, dll.
 Ada bau yang aneh yang tidak biasanya misal bau aneh (bisa bau belerang, bau basin yang
menyengat).
 Ada perubahan mendadak sehingga kulit kita merasakan sesuatu yang tidak biasanya
misalnya merinding.

Fenomena Jalur Misteri Gunung Kelud, Mungkin ada yang sudah tahu fenomena ini dan
ada juga yang belum tahu, jalan ini panjangnya tidak sampai 100 m, berada di jalur utama menuju
obyek wisata gunung Kelud. Tepatnya di desa Sugihwaras, kecamatan Ngancar, kabupaten Kediri,
Jawa Timur. Jalan ini tidak datar (jalan naik) yang seharusnya kendaraan akan mundur jika diparkir
dan tidak diganjal. Tetapi ternyata tidak, kendaraan akan menanjak (naik) ketika mesin kendaraan
tersebut dimatikan dan persneling netral. Aneh bukan??? Menurut informasi katanya hanya ada 3
tempat di dunia yang memiliki keanehan seperti ini. Keanehan sudah pernah dipublikasikan, bahkan
mobil dari beberapa stasiun TV swasta Idonesia telah membuktian dan disiarkan, tidak percaya
anda bisa datang sendiri dan buktikan keanehan jalur ini

You might also like