Professional Documents
Culture Documents
Ketika nabi muhammad saw pergi ke langit Nabi saw melihat satu malaikat yang
memiliki seribu sayap dan setiap sayap terdiri dari seribu tangan dan setiap tangan
memiliki seribu jari, Nabi saw ketika melihat hal ini Nabi saw bertanya kepada Jibril as
tentang apa tugas malaikat itu?
Jibril menjawab bahwa malaikat itu bertugas menghitung setiap tetes air yang turun
dari langit dari zaman nabi adam as sampai hari kiamat.
Kemudian Nabi saw menemui malaikat tersebut dan memujinya karena sangat tepat
menghitung tetesan air hujan dan sangat teliti dalam menghitungnya..
Kemudian malaikat itu berkata kepada Nabi saw bahwa memang tugasnya menghitung
tetesan air hujan tapi masih ada yang tidak bisa dia hitung.
Nabi saw beratanya kepada malaikat tersebut tentang apa yang tidak bisa dihitungnya.
Malaikat menjawab: Aku tidak bisa menghitung pahala orang yang bersolawat kepada
mu dan keluargamu…….
Allah swt menciptakan 7 gunung di langit, setiap gunung dipenuhi oleh malaikat yang
tak terhitung jumlahnya, disetiap gunung para malaikat selalu bertasbih, bertahmid,
bertahlil, dan semua pahalanya itu diberikan kepada siapa saja yang bersholawat
kepada Nabi Muhammad saw dan Ahlulbaitnya as.
sholawat!!!!!!!! Allahumma sholli ala Muhammad wa alimuhammad.
Dari Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah SAW bersabda “Orang yang pantas berada di sisiku
pada hari kiamat adalah orang yang memperbanyak shalawat atasku.” (HR. Tirmidzi)
Shalawat yang berasal dari kata al-Shalah, secara etimologi mempunyai arti
yaitu do’a dan rahmat. Secara lebih khusus, shalawat mempunyai makna rahmat Allah
Swt yang disertai pemuliaan-Nya atas Nabi Muhammad SAW. Namun, sebagian jumhur
mentafsirkan bahwa shalawat berarti rahmat yang datang dari Allah Swt, dan
pengampunan dosa dari malaikat, serta tunduk dan do’a dari selain keduanya seperti
manusia, hewan, hingga benda mati.
Hadist yang tesebut di atas, mengingatkan kita akan urgensi dan keutamaan
shalawat atas Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya kita
tunduk dan memuliakan junjungan nabi kita Muhammad SAW atas apa yang telah
beliau lakukan untuk umatnya semasa hidup. Shalawat atas beliau adalah satu dari
sekian banyak wasilah atau cara untuk memuliakan beliau. Jangankan kita manusia
yang notabene adalah umat beliau, Allah Swt dan malaikat-Nya pun juga beshalawat
kepada beliau. Allah Swt befirman dalam al-Qur’an yang bunyinya “Sesungguhnya Allah
dan para malaikat-Nya bershalawat atas nabi. Hai orang-orang yang beriman!
Bershalawatlah kamu atas nabi dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS al –
Ahzab : 56)
Allah Swt dengan segala kekuasaan-Nya telah mengutus Nabi Muhammad SAW
untuk menyampaikan risalah-Nya, dan menjadikannya rahmatan lil ‘alamien, serta
pembawa berita gembira bagi orang-orang mu’min, dan pemberi syafa’at bagi umat
pilihannya. Maka, sudah menjadi kewajiban seorang muslim dan seluruh umat Nabi
Muhammad SAW untuk bershalawat atasnya sebagai bentuk rasa tunduk dan
penghormatan kepada beliau.
Orang yang selalu bershalawat atas Nabi Muhammad SAW akan merasakan
fadhilah dan keutamaan dari shalawat tersebut. Ada beberapa hadist yang
menjelaskan fadhilah dan keutamaan dari shalawat, satu diantaranya berbunyi
“Barangsiapa yang bersholawat atasku sekali, maka Allah akan bersholawat untuknya
sepuluh kali." (HR. Muslim, Ahmad dan perawi hadits yang tiga). Dalam hadist lainnya,
Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang bersholawat untukku di waktu pagi
sepuluh kali dan di waktu sore sepuluh kali, maka ia berhak mendapatkan syafa'atku."
(HR. Thabarani)
Namun, barangsiapa yang melalaikan dan enggan untuk bershalawat atas Nabi
Muhammad SAW, maka ia juga akan merasakan akibat dan dampak dari kelalaiannya
itu. Rasulullah SAW bersabda “Termasuk orang yang bakhil adalah orang yang apabila
namaku disebut ia tidak bershalawat atasku.” (HR. Tirmidzi)
Inilah sebagian fadhilah bagi orang-orang yang sering bershalawat atas Nabi
Muhammad SAW dan celaan bagi yang melalaikannya. Wallahu a’lam bish
shawab[nerameazza]
Oleh: Ustadz Yusuf Mansyur
Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup
kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan
sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Wuh, inilah
sekian fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.
Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang kita
banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan kita
menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan-kesalahan yang
kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia, membuat kita
terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita buat sendiri.
Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-
Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap
ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah
bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah. Kepada yang
mau membantu orang lain. kepada yang mau peduli dan berbagi.
Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi
pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih
sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin
diperhatikan.
Insya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan segala
apa yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang melihat,
Saudara yang membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya, saya
mempersilahkan membagi kepada sebanyak-banyaknya keluarga, kawan
dan sahabat Saudara.
Barangkali ada kebaikan bersama yang bisa diambil. Di website ini pula,
Saudara akan bisa mengambil petikan hadits hari per hari dan ayat hari per
hari, yang berkaitan dengan sedekah dan amaliyah terkait, dengan
pembahasan singkatnya.
Di pembahasan-pembahas an tentang sedekah, saya akan banyak
mendorong diri saya dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan
mengemukakan fadilah-fadilah/ keutamaannya. Insya Allah
pembahasan akan sampai kepada Ihsan, Mahabbah, Ikhlas dan Ridha
Allah. Apa yang tertulis, adalah untuk memotivasi supaya tumbuh
keringanan dalam berbagi, kemauan dalam bersedekah. Sebab biar
bagaimanapun, manusia adalah pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk
melakukan sebuah amal. Kepada Allah juga semuanya berpulang.
10 – 1 = 19
Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di antara yang
sepuluh itu, maka hasil akhirnya, bukan 9. Melainkan 19. Sebab yang
satu yang kita keluarkan, dikembalikan Allah sepuluh kali lipat.
Hasil akhir, atau jumlah akhir, bagi mereka yang mau bersedekah,
tentu akan lebih banyak lagi, tergantung Kehendak Allah. Sebab Allah
juga menjanjikan balasan berkali-kali lipat lebih dari sekedar sepuluh
kali lipat. Dalam QS. 2: 261, Allah menjanjikan 700x lipat.
10 - 2= 28
10 - 3= 37
10 - 4= 46
10 - 5= 55
10 - 6= 64
10 - 7= 73
10 - 8= 82
10 - 9= 91
10 - 10= 100
Contoh berikut ini, adalah contoh seorang karyawan yang punya gaji
1jt. Dia punya pengeluaran rutin sebesar 2jt. Kemudian dia
bersedekah 2,5% dari penghasilan yang 1jt itu. Maka kita dapat
perhitungannya sebagai berikut:
Tapi kita belajar, bahwa 975.000 bukan hasil akhir. Allah akan
mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh
kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal mendapatkan
rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:
Lihat, “hasil akhir” dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1jt, “hanya”
jadi Rp. 1.225.000,-. Masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar
Rp. 2jt. Boleh dibilang secara bercanda, bahwa jika dia sedekahnya
“hanya” 2,5%, dia masih akan keringetan untuk mencari sisa 775.000
untuk menutupi kebutuhannya.
Setiap perbuatan, pasti ada balasannya. Dan satu hal yang saya
kagumi dari matematika Allah, bahwa Spiritual Values, ternyata
selalu punya keterkaitan dengan Economic Values. Kita akan bahas
pelan-pelan sisi ini, sampe kepada pemahaman yang mengagumkan
tentang kebenaran janji Allah tentang perbuatan baik dan perbuatan
buruk.