You are on page 1of 11

A.

PENDAHULUAN

Kimia (dari bahasa Arab ‫" كيمياء‬seni transformasi" dan bahasa Yunani χημεία
khemeia "alkimia") adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan
sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau
transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang
ditemukan sehari-hari.
Kimia sering disebut sebagai ilmu pusat karena menghubungkan berbagai
ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi,
kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul melalui berbagai
subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu.
Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika
terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.
Kimia tidak hanya berguna dalam dirinya sendiri, tetapi merupakan dasar
disiplin lain juga. Biologi telah merevolusi oleh penerapan prinsip-prinsip
kimia. Psikologi juga telah sangat dipengaruhi oleh kimia. Tujuan sosial
kesehatan yang lebih baik, lebih banyak dan lebih baik makanan,
perumahan, dan pakaian bergantung untuk sebagian besar pada
pengetahuan dan teknik kimia. Bahan daur ulang kertas, kaca, logam pada
dasarnya merupakan suatu proses kimia metter. Merancang baru, pestisida
yang lebih spesifik berarti kurang risiko untuk organisme berguna akan
memerlukan penerapan prinsip-prinsip kimia dan keterampilan. Kimia
memang merupakan pusat ilmu pengetahuan.
Ilmuwan yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian besar
kimiawan melakukan spesialisasi dalam satu atau lebih subdisiplin. Kimia
yang diajarkan pada sekolah menengah sering disebut "kimia umum" dan
ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak konsep-konsep dasar dan
untuk memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya.
Banyak konsep yang dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak
lengkap dan tidak akurat secara teknis. Walaupun demikian, hal tersebut
merupakan alat yang luar biasa. Kimiawan secara reguler menggunakan alat
dan penjelasan yang sederhana dan elegan ini dalam karya mereka, karena
terbukti mampu secara akurat membuat model reaktivitas kimia yang sangat
bervariasi.
Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu ini
berakar pada alkimia yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di
seluruh dunia.

B. ISI

KIMIA SEBELUM MASEHI


Sejarah kimia dimulai lebih dari 4000 tahun yang lalu dimana bangsa
Mesir mengawali dengan the art of synthetic "wet" chemistry. 1000 tahun
SM, masyarakat purba telah menggunakan teknologi yang akan menjadi
dasar terbentuknya berbagai macam cabang ilmu kimia. Ekstrasi logam dari
bijinya, membuat keramik dan kaca, fermentasi bir dan anggur, membuat
pewarna untuk kosmetik dan lukisan, mengekstraksi bahan kimia dari
tumbuhan untuk obat-obatan dan parfum, membuat keju, pewarna, pakaian,
membuat paduan logam seperti perunggu.
Mereka tidak berusaha untuk memahami hakikat dan sifat materi yang
mereka gunakan serta perubahannya, sehingga pada zaman tersebut ilmu
kimia belum lahir. Tetapi dengan percobaan dan catatan hasilnya merupakan
sebuah langkah menuju ilmu pengetahuan.

1
Leucippus dan pengikutnya Democritus berjalan-jalan dipinggir pantai
Aegean. Leucippus mengatakan kekagumannya akan kerasnya suara air laut
yang berkelanjutan, kelihatannya, atau mungkin merupakan susunan yang
sangat kecil, partikel terpisah seperti butiran pasir pantai. Dari kejauhan,
pasir terlihat bersatu, tapi jika diamati lebih jauh ditemukan butiran-butiran
yang terpisah. Leucippus bisa membagi air menjadi tetesan dan masing-
masing dari mereka menjadi lebih kecil. Pemikiran tetang pembagian yang
tidak berakhir ini melandasi pandangan bangsa Yunani pada saat itu, tetapi
Leucippus, pada dasar intiusinya menyimpulkan bahwa pasti ada akhir dari
pembagian – pasti ada partikel terakhir yang tidak bisa dibagi lagi.
Democritus (470-380) memberikan nama pada partikel, yaitu atomos
(tidak dapat dibagi). Democritus memberikan teori tentang unsur. Dia
percaya bahwa atom setiap elemen memiliki bentik dan ukurannya sendiri.
Menurutnya benda-benda asli terdiri atas susunan atom-atom dan elemen
yang berbeda-beda perbandingannya. Suatu benda dapat beruba menjadi
benda yang lain oleh perubahaan perbandingan.
“Untuk mengerti hal yang besar, kita harus mengerti hal yang sangat
kecil” (Democritus).
Atom yang dipaparkan oleh Lucretius memiliki kemiripan dengan molekul
modern. Anggur (wine) dan minyak zaitun, misalnya memiliki atom-atom
sendiri. Atom adalah entitas abstrak. Atom memiliki bentuk yang khas
dengan fungsi yang sesuai dengan bentuknya. ”Atom anggur bulat dan
mulus sehingga dapat melewati kerongkongan dengan mulus sementara
atom kina kasar dan akan sukar melalui kerongkongan”. Teori struktural
modern molekul menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat dekat
antara struktur molekul dan fungsinya.
Jalan dari filosofi Yunani kuno ke teori atom modern tidak selalu mulus. Di
Yunani kuno, ada perselisihan yang tajam antara teori atom dan penolakan
keberadaan atom.

Alkimia Cina
Alkimia Cina dianggap sebagai salah satu yang tertua. Alkimia dari negeri
panda ini lebih dititikberatkan pada aspek spiritual dengan mencari cara
menuju keabadian (menjadi zhenren – manusia sejati). Penggunaan obat
(elixir of life) untuk mencapai keabadian ini juga ditemukan dalam literatur
India yang diduga ditulis pada sekitar awal tahun 1000 sebelum masehi,
atharva-veda. Tapi para ahli meragukan kalo alkimia Cina bersumber pada
alkimia India.
Alkimia Cina sangat mempengaruhi perkembangan pengobatan tradisional
di sana. pengobatan tidak hanya menggunakan herbal tapi juga mineral. Di
samping itu juga penerapan yin-yang dan serba lima. Serba lima ini antara
lain lima unsur: api-air-tanah-logam-kayu, lima arah mata angin: utara-timur-
selatan-barat-tengah, lima warna: kuning-biru-merah-putih-hitam, lima
logam: emas-perak-timbal-tembaga-besi.
Alkimia Cina mulai memudar setelah banyak percobaan gagal dalam
pencarian elixir of life. Banyak korban dari kalangan istana dan alkemis
akibat keracunan resep mereka sendiri yg ternyata adalah elixir of death.
Diduga kuat karena banyaknya pemakaian merkuri dan arsenik. Pudarnya
alkimia di Cina juga disebabkan karena masuknya ajaran Buddha ke Cina,
yang menawarkan jalan ke keabadian dengan cara yang lebih aman.

Alkimia India
Sama seperti alkimia Cina, alkimia India juga lebih menitikberatkan pada
sistem pengobatan ketimbang mencari cara membuat emas. Tidak seperti di

2
Cina, alkemis india tidak terlalu fokus ke elixir of life ato cairan untuk hidup
abadi tapi lebih menekankan pada pengobatan pada penyakit tertentu
dengan tujuan untuk memperpanjang hidup. Pustaka yang paling
berpengaruh adalah veda.
Alkimia India juga mengenal pembagian elemen, cuma rada beda dengan
cina: api-angin-air-bumi-angkasa. Dikenal pula tentang vitalisme, dualisme
cinta-benci atau aksi-reaksi. Mereka juga punya enam logam: emas, perak,
timah, timbal, besi, dan tembaga. Selanjutnya masing-masing masih
dibedakan lagi, misalnya lima jenis emas. Alkimia India dan Cina telah
berhasil membuat resep kembang api dan serbuk mesiu 2-5 abad lebih cepat
daripada eropa.

Alkimia helenistik (300 SM – 300 M)


Alkimia helenistik berkembang di mesir dengan tokoh utamanya zosimos
dari panopolis, synesius, dan democritus. Zosimos adalah salah satu penulis
kompendia alkimia di Byzantium (konstantinopel) pada abad 7-8 SM. Pustaka
penting lainnya adalah physica et mystica. Buku ini berisi resep pembuatan
zat warna dan cara pewarnaan, tapi utamanya pada pembuatan emas dan
perak.
Pada tahun 1828 kumpulan manuskrip papirus purba yang ditulis di
yunani dibeli di Thebes, mesir, dan setengah abad kemudian diketahui
bahwa sebagian isinya sangat mirip dengan physica et mystica. Di sini dapat
disimpulkan bahwa alkimia helenistik sangat mempengaruhi alkimia Yunani.

KIMIA MASEHI
Sejarah kimia dapat dianggap dimulai dengan pembedaan kimia dengan
alkimia oleh Robert Boyle (1627–1691) melalui karyanya The Sceptical
Chymist (1661). Baik alkimia maupun kimia mempelajari sifat materi dan
perubahan-perubahannya tapi, kebalikan dengan alkimiawan, kimiawan
menerapkan metode ilmiah.
Alkimia dipraktikkan oleh banyak kebudayaan sepanjang sejarah dan
sering mengandung campuran filsafat, mistisisme, dan protosains.
Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada
pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawan-
alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa Jabir bin Hayyan dan Paracelsus)
mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme dan
mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah. Alkimiawan
pertama yang dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan
membedakan kimia dan alkimia adalah Robert Boyle (1627–1691). Walaupun
demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang diciptakan oleh Antoine
Lavoisier dengan hukum kekekalan massanya pada tahun 1783.
Atom memiliki partikel dasar, yaitu proton neutron dan electron. Proton
ditemukan oleh Goldstein pada tahun 1886. Neutron ditemukan oleh James
Chadwick pada tahun 1932. Elektron ditemukan oleh J.J. Thompson pada
tahun 1897.

KIMIA MODERN
Kimia modern dimulai oleh kimiawan Perancis Antoine Laurent Lavoisier
(1743-1794). Ia menemukan hukum kekekalan massa dalam reaksi kimia,
dan mengungkap peran oksigen dalam pembakaran. Berdasarkan prinsip ini,
kimia maju di arah yang benar.
Sebenarnya oksigen ditemukan secara independen oleh dua kimiawan,
kimiawan Inggris Joseph Priestley (1733-1804) dan kimiawan Swedia Carl

3
Wilhelm Scheele (1742-1786), di penghujung abad ke-18. Jadi, hanya sekitar
dua ratus tahun sebelum kimia modern lahir.
Sebenarnya, teori atom tetap tidak ortodoks dalam dunia kimia dan sains.
Orang-orang terpelajar tidak tertarik pada teori atom sampai abad ke-18. Di
awal abad ke-19, kimiawan Inggris John Dalton (1766-1844) melahirkan
ulang teori atom Yunani kuno. Bahkan setelah kelahirannya kembali ini, tidak
semua ilmuwan menerima teori atom. Penemuan unsur kimia memiliki
sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel
periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleev pada tahun 1869. Tidak sampai
awal abad 20 teori atom, akhirnya dibuktikan sebagai fakta, bukan hanya
hipotesis. Hal ini dicapai dengan percobaan yang terampil oleh kimiawan
Perancis Jean Baptiste Perrin (1870-1942). Jadi, perlu waktu yang cukup
panjang untuk menetapkan dasar kimia modern.
Penghargaan Nobel dalam Kimia yang diciptakan pada tahun 1901
memberikan gambaran bagus mengenai penemuan kimia selama 100 tahun
terakhir. Pada bagian awal abad ke-20, sifat subatomik atom diungkapkan
dan ilmu mekanika kuantum mulai menjelaskan sifat fisik ikatan kimia.

C. ILMUAN-ILMUAN YANG BERPERAN BAGI PERKEMBANGAN ILMU KIMIA

Robert Boyle (1672-1691)


Seorang ahli filsafat alami, penulis teologi Inggris dan merupakan tokoh
dari abad ke-17 yang disegani. Dia lebih dikenal sebagai ahli filsafat,
khususnya di bidang kimia, tetapi karyanya meliputi berbagai disiplin ilmu,
yaitu hidrostatis, fisika, ilmu bumi, sejarah alam, dan kimia non-sains. Dia
terkenal berkat penemuan Hukum Boyle. Dia termasuk orang yang disegani
dalam pembentukan Royal Society Invisible College", suatu organisasi yang
dikhususkan untuk pengembangan sains.. Dia juga seorang pelopor dalam
menggunakan eKSperimen dan metoda sains untuk menguji teorinya. Dia
juga yang menemukan korek api.

Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794)


Kimiawan Prancis yang dijuluki Bapak Kimia Modern. Dia yang
mengusulkan tata nama kimia, menemukan perbedaan unsur dan senyawa,
menulis buku pelajaran kimia pertama. Dia juga yang mula-mula mengetahui
pentingnya oKsigen untuk pernapasan dan pembakaran. Selain menguasai
ilmu kimia, dia juga ahli ekonomi, ahli pertanian, ahli eksperimen, dan
seorang pegawai pemerintahan yang brilian. Sejak kecil ia menderita
penyakit pencernaan yang kronis. Dia terpaksa banyak tinggal di rumah.
Namun, dia pantang menyerah. Dia mempelajari banyak hal dan selalu ingin
memperbaiki keadaan dalam keterbatasannya. Pada usia 23 tahun, dia
menulis esai mengenai penerangan kota. Esai cemerlangnya itu
mendapatkan penghargaan berupa medali emas dari Lembaga Ilmu
Pengetahuan Prancis. Dia diangkat sebagai anggota lembaga itu pada usia
25 tahun.

John Dalton (1766-1844)


Seorang tukang tenun yang miskin. Dia sudah mulai mengajar pada usia
12 tahun. Dalton menghabiskan sebagian besar umurnya di Kota

4
Manchester, mengajar tata bahasa dan sains. Semula, minat utama- nya
adalah meteorologi. Dia terdorong untuk mempelajari perihal gas, sehingga
pada akhirnya dia demikian terkenal dengan rumusan teori atomnya.

Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850)


Kimiawan asal Prancis, penemu Hukum Gay-Lussac, sianogen, hidrometer,
alkoholmeter, pelopor penelitian sifat-sifat gas dan teknik analisis kimia,
serta salah seorang perintis meteorologi. Dia juga yang menerbangkan balon
cuaca pertama di dunia. Setahun setelah lulus dari Politeknik Paris, ia
ditawari pekerjaan oleh Claude-Louis Berthollet, seorang kimiawan Prancis
yang ter- kemuka. Berthollet mempunyai laboratorium sendiri dan memimpin
sekelompok ilmuwan muda di daerahnya. Gay-Lussac mengadakan banyak
riset bersama Berthollet dan Pierre Simon Laplace, dua ilmuwan yang
dibiayai dan dilindungi Napoleon Bonaparte.

Marie Curie ( 1867-1934 )


Nama asalnya: Maria Sklodowska. Kariernya menunjukkan, dalam jenis-
jenis pekerjaan yang mungkin, seorang wanita sanggup melakukan
penyelidikan ilmiah yang punya kualitas tinggi. Atas dasar ini dia menjadi
amat gemerlapan, sehingga banyak orang yang punya kesan bahwa dialah
orang yang menemukan radioaktif. Tetapi nyatanya radioaktif ditemukan
oleh Antoine Henri Becquerel.
Karya Marie Curie yang mengesankan adalah penemuan dan pemisahan
elemen kimia radium. Sebelum ini, dia sudah menemukan elemen radioaktif
lain yang dijulukinya "polonium," diambil dari nama negeri asalnya, Polandia.
Ini memang betul-betul karya yang mengagumkan, tetapi tidaklah
mempunyai arti penting yang menonjol dalam teori ilmiah.
Tahun 1903, Marie Curie, Pierre Curie dan Antoine Henri Becquerel secara
bersama-sama peroleh Hadiah Nobel untuk bidang fisika. Dan tahun 1911
Marie Curie dapat lagi Hadiah Nobel, kali ini untuk bidang kimia. Ini
membuatnya orang pertama yang peroleh Hadiah Nobel dua kali.
Marie Curie meninggal dunia tahun 1934, kena leukemia. Besar
kemungkinan akibat berulang kali berhadapan dengan benda-benda yang
mengandung radioaktif.

Wilhelm Conrad Rontgen (1845-1923)


Conrad Rontgen adalah penemu sinar X dilahirkan tahun 1845 di kota
Lennep, Jerman. Dia peroleh gelar doktor tahun 1869 dari Universitas Zurich.
Tahun 1888 dia diangkat jadi mahaguru bidang fisika dan Direktur Lembaga
Fisika Universitas Wurburg.
Tanggal 8 November 1895 Rontgen lagi bikin percobaan dengan "sinar
cathode". Sinar cathode terdiri dari arus elektron. Arus diprodusir dengan
menggunakan voltase tinggi antara elektrode yang ditempatkan pada
masing-masing ujung tabung gelas yang udaranya hampir dikosongkan
seluruhnya. Sinar katode sendiri tidak khusus merembes dan sudah distop
oleh beberapa sentimeter udara. Pada peristiwa ini Rontgen sudah
sepenuhnya menutup dia punya tabung sinar katode dengan kertas hitam
tebal, sehingga biarpun sinar listrik dinyalakan, tak ada cahaya yang bisa
terlihat dari tabung. Tetapi, ketika Rontgen menyalakan arus listrik di dalam
tabung sinar katode, dia terperanjat melihat bahwa cahaya mulai memijar
pada layar yang terletak dekat bangku seperti distimulir oleh sinar lampu.
Dia padamkan tabung dan layar (yang terbungkus oleh barium platino
cyanide) cahaya berhenti memijar. Karena tabung sinar katode sepenuhnya
tertutup, Rontgen segera sadar bahwa sesuatu bentuk radiasi yang tak

5
kelihatan mesti datang dari tabung ketika cahaya listrik dinyalakan. Karena
ini merupakan hal yang misterius, dia sebut radiasi yang tampak itu "sinar
X." Adapun "X" merupakan lambang matematik biasa untuk sesuatu yang
tidak diketahui.

Irving Langmuir (1881-1957)


Ahli kimia-fisika dari Amerika dan pemenang nobel berkat karya- nya di
berbagai bidang di kimia teori dan terapan. Penelitiannya di bidang fisika
awan mengantarnya untuk membuat hujan buatan dengan menabur perak
iodida dan karbondioksida pada awan hujan. Dia kembali memperoleh nobel,
berkat penelitiannya mengenai film molekuler dan permukaan zat cair, yang
membuat terbukanya bidang baru dalam penelitian tentang koloid dan
biokimia. Selain itu, dia juga seorang penemu kawat pijar.

D. PENEMUAN UNSUR-UNSUR
1. Masa purbakala
Nama Tanggal Penemu Catatan
Carbon zaman dulu Tidak diketahui
Perak zaman dulu Tidak diketahui
Tembaga zaman dulu Tidak diketahui
Sulfur zaman dulu Tidak diketahui
Timah zaman dulu Tidak diketahui
Emas zaman dulu Tidak diketahui
Timbal zaman dulu Tidak diketahui
Besi zaman dulu Tidak diketahui
Raksa zaman dulu Tidak diketahui

2. Abad ke-13
Catata
Nama Tanggal Penemu
n
Arsen 1250 Albertus Magnus di percaya
sebagai orang pertama yang
memisahkan unsur ini.
3. Abad ke-15
Nama Tanggal Penemu Catatan
Antimon 1450 Pertama kali diuraikan secara
ilmiah oleh Tholden
Bismut Abada ke Diidentifikasi Claude François
15? Geoffroy pada 1753
4. Abad ke-16
Nama Tanggal Penemu Catatan
Zinc 1526 Diidentifikasi sebagai logam unik
oleh Paracelsus
5. Abad ke-17
Nama Tanggal Penemu Catatan
Fosfor 1669 Ditemukan oleh Hening Brand,
namun baru diuraikan oleh
Robert Boyle
6. Abad ke-18

6
Nama Tanggal Penemu Catatan
Kobalt 1732 Georg Brandt
Platinum ca. 1741 Ditemukan secara tepisah Sejak abad ke 16
oleh Antonio de Ulloa telah diketahui di
(dipublikasikan tahun Amerika Selatan
1748) dan Charles Wood. pada tambang biji
emas.
Nikel 1751 Axel Fredrik Cronstedt
Magnesiu 1755 Joseph Black
m
Hidrogen 1766 Dipisahkan dan diuraikan
oleh Henry Cavendish,
namun baru diberi nama
oleh Antoine Lavoisier
Oksigen 1771 Joseph Priestley
Nitrogen 1772 Daniel Rutherford
Klor 1774 Carl Wilhelm Scheele
Mangan 1774 Johan Gottlieb Gahn
Molibden 1778 Carl Wilhelm Scheele
um
Telurium 1782 Franz-Joseph Müller von
Reichenstein
Wolfram 1783 Juan José Elhuyar dan
Fausto Elhuyar
Uranium 1789 Martin Heinrich Klaproth Nama planet
Uranus
Zirconiu 1789 Martin Heinrich Klaproth
m
Wolfram 1793 Martin Heinrich Klaproth
Itrium 1794 Johan Gadolin
Titanium 1797 Martin Heinrich Klaproth
Kromium 1797 Louis Nicolas Vauquelin
Beryllium 1798 Louis Nicolas Vauquelin
7. Abad ke-19
Nama Tangga Penemu Catata
l n
Vanadium 1801 Andrés Manuel del Río
Niobium 1801 Charles Hatchett
Tantalum 1802 Anders Gustaf Ekeberg
Serium 1803 Martin Heinrich Klaproth; Jöns Jakob
Berzelius and Hisinger
Rhodium 1803 William Hyde Wollaston
Palladium 1803 Ryan Lumadue
Osmium 1803 Smithson Tennant
Iridium 1803 Smithson Tennant
Potassium 1807 Humphry Davy
Sodium 1807 Humphry Davy
Calcium 1808 Humphry Davy
Barium 1808 Humphry Davy

7
Boron 1808 Joseph Louis Gay-Lussac & Louis-
Jacques Thenard
Yodium 1811 Bernard Courtois
Lithium 1817 Johan August Arfwedson
Cadmium 1817 Friedrich Strohmeyer Independently
discovered by K.S.L Hermann
Selenium 1817 Jöns Jakob Berzelius
Silicon 1823 Jöns Jakob Berzelius
Aluminium 1825 Hans Christian Ørsted
Brom 1826 Antoine Jérôme Balard
Thorium 1828 Jöns Jakob Berzelius
Beryllium 1828 Friedrich Wöhler. Independently
discovered by A.A.B. Bussy
Lantanum 1839-41 Carl Gustaf Mosander
Terbium 1843 Carl Gustaf Mosander
Erbium 1843 Carl Gustaf Mosander
Rutenium 1844 Karl Klaus
Caesium 1860 Robert Bunsen and Gustav Kirchoff
Rubidium 1860 Robert Bunsen and Gustav Kirchoff
Talium 1861 Sir William Crookes
Indium 1863 Ferdinand Reich and Theodor Richter
Helium 1868 Independently by Pierre Jansen and .
Norman Lockyer
Galium 1875 Paul Emile Lecoq de Boisbaudran
Ytterbium 1878 Jean Charles Galissard de Marignac
Thulium 1879 Per Teodor Cleve
Skandium 1879 Lars Fredrik Nilson
Holmium 1879 Marc Delafontaine, Jacques-Louis
Soret and Per Teodor Cleve
Samarium 1879 Paul Emile Lecoq de Boisbaudran
Gadoliniu 1880 Jean Charles Galissard de Marignac
m
Praseodym 1885 Carl Auer von Welsbach
ium
Neodimiu 1885 Carl Auer von Welsbach
m
Dysprosiu 1886 Paul Emile Lecoq de Boisbaudran
m
Germaniu 1886 Clemens Winkler
m
Fluor 1886 Joseph Henri Moissan
Argon 1894 Lord Rayleigh & Sir William Ramsay
Neon 1898 Sir William Ramsay
Kripton 1898 Sir William Ramsay
Xenon 1898 Sir William Ramsay
Radium 1898 Pierre Curie and Marie Curie
Polonium 1898 Pierre Curie and Marie Curie
Radon 1898 Friedrich Ernst Dorn, who called it

8
nitron
Actinium 1899 Ryan Lumadue
8. Abad ke-20
Nama Tangg Penemu Catata
al n
Europium 1901 Eugene Demarcay
Lutesium 1907 Georges Urbain
Protactinium 1917 Kasimir Fajans, O. Göhring, Fredrich
Soddy, John Cranston, Lise Meitner and
Otto Hahn
Hafnium 1923 Dirk Coster and György Hevesy
Renium 1925 Walter Noddack and Ida Tacke
Teknesium 1937 Carlo Perrier and Emilio Segrè
Fransium 1939 Marguerite Derey
Astatin 1940 Dale R. Corson, K.R.Mackenzie, Emilio
Segrè
Neptunium 1940 E.M. McMillan & Philip H. Abelson,
University of California, Berkeley
Plutonium 1941 Glenn T. Seaborg, Arthur C. Wahl, Joseph
W. Kennedy, Emilio Segrè
Curium 1944 Glenn T. Seaborg
Americium 1944 Glenn T. Seaborg
Promethium 1945 Jacob A. Marinsky
Berkelium 1949 Albert Ghiorso, Glenn T. Seaborg,
Stanley G. Thompson, Kenneth Street Jr.
Californium 1950 Albert Ghiorso, Glenn T. Seaborg,
Stanley G. Thompson, Kenneth Street Jr.
Einsteinium 1952 Argonne Laboratory, Los Alamos
Laboratory, and University of California
Fermium 1953 Argonne Laboratory, Los Alamos
Laboratory, and University of California
Mendeleviu 1955 Glenn T. Seaborg, Evans G. Valens
m
Nobelium 1958 Albert Ghiorso, Glenn T. Seaborg, John R.
Walton and Torbørn Sikkeland
Lawrencium 1961 Albert Ghiorso, Torbjørn Sikkeland,
Almon Larsh and Robert M. Latimer
Rutherfordiu 1964 Joint Institute for Nuclear Research in
m Dubna, USSR
Dubnium 1970 Albert Ghiorso
Seaborgium 1974 Joint Institute for Nuclear Research and
University of California, Berkeley
Bohrium 1976 Y. Oganessian et al, Dubna and
confirmed at GSI (1982)
Meitnerium 1982 Peter Armbruster and Gottfried
Münzenberg, GSI
Hassium 1984 Peter Armbruster and Gottfried
Münzenberg
Darmstadtiu 1994 S. Hofmann, V. Ninov et al, GSI

9
m
Roentgeniu 1994 S. Hofmann, V. Ninov et al, GSI
m
Ununbium 1996 S. Hofmann, V. Ninov et al, GSI
Ununquadiu 1999 Joint Institute for Nuclear Research in
m Dubna[1]
9. Abad ke-21
Nama Tanggal Penemu Catata
n
Ununhexium 2001 Joint Institute for Nuclear Research in
Dubna
Ununtrium 2004 Joint Institute for Nuclear Research in
Dubna and Lawrence Livermore National
Laboratory
Ununpentiu 2004 Joint Institute for Nuclear Research in
m Dubna and Lawrence Livermore National
Laboratory
Ununoctium 2006 Joint Institute for Nuclear Research in
Dubna and Lawrence Livermore National
Laboratory

E. KESIMPULAN

Alkimia mendasari munculnya kimia modern. Akan tetapi kimia modern


dan alkimia memiliki perbedaan. Alkimia dipraktikkan oleh banyak
kebudayaan sepanjang sejarah dan sering mengandung campuran filsafat,
mistisisme, dan protosains. Ilmu kimia lebih banyak menggunakan metode
ilmiah daripada alkimia.
Ilmu Kimia dimulai sejak ditemukan hukum kekekalan massa dalam reaksi
kimia, dan mengungkap peran oksigen dalam pembakaran. Ungkapan ini
ditemukan oleh kimiawan Perancis Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794).
Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai
puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri
Mendeleev pada tahun 1869.

F. SUMBER-SUMBER

Hill John. 1975. Chemistry for Changing Times Second Edition. USA:
Burgess Publishing Company.
http://www.sex2health.com/2009/03/sejarah-kimia.html
http://semparuk.web.id/kimia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia#Sejarah
http://kimiadb2.webs.com/tokohkimia.htm
http://kamusarea.blogspot.com/2008/07/ilmuwan-ilmuwan-terkenal-di-
dunia.html
http://anggainc.blogspot.com/2010/02/bagaimana-kimia-modern-di-
mulai.html

10
11

You might also like