Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pada umumuya aliran fluida dapat dibedakan atas (1) aliran dalam saluran,
yaitu aliran yang dibatasi oleh permukaan-permukasn keras, dan (2) a1iransekitar
benda, yang dikelilingi oleh fluida yang selanjutnya tidak terbatas. Pebedaan
demikian hanyalah untuk memudahkan peninjauan saja, karena gejaIa dasar dan
kelakuan fluida berlaku pada kedua keadaan tersebut. Aliran melalui pipa dipilih
untuk mewakili bentuk penampang lain karena dilapangan secara garis besar dapat
kita jumpai dalam aplikasi lapangan.
Gambar 2. Penyuntikan zat warna ke dalam pipa untuk menentukan apakah aliran
laminer atau turbulen
Bila kita mulai dengan laju aliran masa yang kecil, maka terlihat bahwa aliran
zat wama akan mengikuti suatu garis lurus yang jelas yang sejajar dengall sumbu
pipa. Goresan zat wama tetap lurus pada waktu laju aliran seeara perlahan-Iahan
diperbcsar.
Akan tetapj, setelah laju aliran masa melebihi suatu harga tertentu, secara tiba-tiba
garis-garis yang tegas akan hilang dan zat wama akan menyebar secara seragam pada
seluruh pipa. Eksperimen ini pertama ka1i dilakukan oleh Osborne-Reynolds, dan
ditunjukkannya bahwa ada dua modus yang mungkin pada a1iran mela1ui pipa.
Da1am modus yang pertama partikel-partikel fluida (air) mengikuti garis lurus yang
sejnjar dengan pipa, akan tetapi dalam modus yang kedua tiap partikel fluida rupanya
mengikuti suatu lintasan yang sebarang di seluruh pipa, hanya gerakan rata-ratanya
yang mengikuti sumbu pipa. Modus pertama disebut aliran Iaminer sedangkan modus
yang kedua turbulen.
B. Elemen Geometri
Yang dimaksud dengan penampang saluran (channel cross section) adalah
penampang yang diambil tegak lurus arah aliran, sedang penampang yang diambil
vertikal disebut penampang vertikal (vertical section). Dengan demikian apabila dasar
saluran terletak horizontal maka penampang saluran akan sama dengan penampang
vertikal.
Saluran buatan biasanya direncanakan dengan penampang beraturan menurut
bentuk geometri yang biasa digunakan di dalam praktek yaitu bentuk-bentuk:
trapesium, persegi empat (dengan sudut tajam atau lengkung), segitiga (dengan sudut
dasar tajam atau lengkung), lingkaran, parabol.
Bentuk penampang trapesium adalah bentuk yang biasa digunakan untuk
saluran-saluran irigasi atau saluran-saluran drainase karena menyerupai bentuk
saluran alam, dimana kemiringan tebingnya menyesuaikan dengan sudut lereng alam
dari tanah yang digunakan untuk saluran tersebut. Bentuk penampang persegi empat
atau segitiga merupakan penyederhanaan dari bentuk trapesium yang biasanya
digunakan untuk saluran-saluran drainase yang melalui lahan-lahan yang sempit.
Bentuk penampang lingkaran biasanya digunakan pada perlintasan dengan jalan;
saluran ini disebut gorong-gorong (culvert).
Elemen geometri penampang memanjang saluran terbuka dapat dilihat pada
Gb.3 berikut ini:
Gambar 4. Parameter Lebar Permukaan (T), Lebar Dasar (B), Luas Penampang dan
Keliling basah suatu aliran
Dimana:
R = Jari-jari hydraulik (ft/m)
A = Luas penampang (ft2 atau m2)
Pw = Keliling basah (ft atau m)
D = Diameter pipa (ft atau m)
Dimana:
V = Kecepatan rata – rata aliran (ft/s atau m/s)
Q = Debit aliran (ft3/s atau m3/s )
A = Luas penampang aliran (ft2 atau m2)
BAB III
METODELOGI
2.1 Alat
1. Gelas ukur 1000 ml
2. Stopwatch
3. Meteran panjang 3meter
4. Alat tulis dan mistar
5. Tangki thorn
6. Bak constant head
2.2 Bahan
1. Air
2. Air raksa
4.1 Hasil
Q / debit Tinggi Bacaan pada Manometer (cm)
No.
(l/detik) M1 M2 M3 M4
1. 0,02970 36,5 36 36 35,5
2. 0,01386 24 24 23,5 23,5
3. 0,02075 39,5 39,5 39 38,5
b. Local Losses
Point k K Kk KLQ1 KLQ2 KLQ3
A 0,5 51,649 25,8245
B 0,91 51,649 47,0006
C 0,91 51,649 47,0006
D 0,35 826,38 289,233
E 1 826,38 826,38
c. Bends BC
Sudden Contraction
Cc = 0,628
– 1 )2
– 1)2 = 0,35
4.2 Pembahasan
1. Kecepatan dan Tekanan Aliran
Untuk mendapatkan kecepatan dari ketiga debit tersebut digunakan
rumus debit per satuan luas (m/s), yaitu :
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA