Professional Documents
Culture Documents
PRAKTIKUM II
KONTRAKSI OTOT POLOS LAMBUNG KATAK
KELOMPOK V ( SPMB )
ANGGOTA :
Sel otot polos berbentuk gelendong mempunyai dai meter 2-5 micron dan
panjangnya 60-200 micron.
Ada d 2 tipe otot polos :
1. Multi unit smooth muscle
2. Visceral smooth muscle
Potensi aksi pada visceral smooth muscle aksi dapat terjadi akibat pengaruh :
hormon, neurotransmitter dan spontan.
Ritme gelombang lambat ( slow wave rhytm ) sering mengawali terjadinya
potensial aksi pada otot polos ini.Slow wave itu sendiri bukan suatu potensial aksi.
Apabila slow wave ini mampu mencapai nilai ambang (kira-kira 35 milivolt), maka
timbulah potensial aksi yang selanjutnya akan menyebar ke seluruh visceral smooth
muscle yang akhirnya akan disusul kemudian terjadi kontraksi. Mengingat karakter
slow wave seperti itu, slow waves sering disebut pula sebagai gelombang pace maker.
B.METODE KERJA
B.1.TUJUAN
Mengetahui pengaruh substansi adrenergic dan cholinergic yaitu asetilkolin,
adrenalin, pilokarpin, dan sulfas atropine terhadap gambaran kontraksi otot polos
visceral secara in-vitro. Pengamatan ditujukan terhadap variable: amplitude, frekuensi,
dan tonus.
B.2.SARANA
ALAT :
1. Kimograf: Kecepatan putaran dari kimograf ini boleh dirubah-rubah apabila
dianggap perlu, tetapi dalam hal ini pencata waktu harus dipasang terus.
Apabila kimograf tidak dirubah-rubah kecepatannya maka pencatat waktu
dapat dipasang kemudian, apabila percobaan kontraksi otot polos sudah
selesai.
2. Kertas pencatat.
Kertas ini digunakan pada drum dari kimograf, berupa kertas millimeter
blok.
3. Tabung perendam lambung.
4. Benang
5. Penulis tanda kontraksi
6. Gunting
7. Pisau bedah ( scalpel )
8. Pinset
9. Penusuk otak atau medulla spinalis
10. Papan Katak
BAHAN :
1. Lambung Katak
2. Obat-obat yang akan diselidiki pengaruhnya terhadap otot polos
a. adrenalin 0,01%
b. asetilkolin 0,5%
c. sulfat atropine 0,01%
d. pilokarpin 0,5%
3. Larutan thyrode
Larutan thyrode ini komposisinya :
Na CI 40 gram
KCl 1 gram
CaCl 1 gram
MgCl2 0.5 gram
NaHCO3 5 gram
NaH2PO4 0.25 gram
Glukosa 5 gram
Aquadest 5 liter
Mendekati komposisi cair tubuh katak. Dalam praktikum ini larutan thyrode
berfungsi untuk merendam lambung katak.
B.3TATA KERJA
1. Siapkan sediaan otot polos lambung katak.
2. Ikatlah bagian pylorus lambung katak sedistal mungkin dan bagian cardia
seproximal mungkin dengan benang, kemudian potonglah bagian pylorus
di sebelah distal dari ikatan, dan potonglah bagian cardia disebelah
proximal dari ikatan.
3. Angkatlah dengan segera potonglah lambung tersebut dan masukkan ke
dalam larutan thyrode dalam tabung peredam supaya lambung tersebut
tidak sampai rusak.
4. Sebelum lambug tersebut dimasukkan dalam tabung perendam, larutan
thyrode tersebut dialiri dengan oksigen dengan kecepatan optimal (jangan
terlalau besar atau terlalu kecil).
5. Ikatlah ujung cardia pada kait dalam tabung peredam, sedang ujung
pylorus dihubungkan dengan benang pada penulis, hingga percobaan
pencatatan gerakan - gerakan lambung bisa dimulai.
6. Catatlah gerakan lambung yang normal sebanyak kira-kira 10 kali
kontraksi sambil memperhatikan frekwensi, amplitudo serta tonusnya
setiap akan mengawali pengamatan terhadap pengaruh suatu obat / bahan.
Setelah itu mulailah menyelidiki pengaruh beberapa macam obat-obatan
terhadap kontraksi otot polos lambung.
7. Teteskanlah 3 tetes adrenalin kedalam tabung peredam dan catatlah pada
kimograf pengaruh obat tersebut terhadap kontraksi lambung. Apabila
pengaruhnya kurang nyata, teteskan lagi setiap kali 3 tetes, hingga terlihat
jelas efeknya.
8. Setelah cukup mempelajari pengaruh suatu macam obat, cucilah lambung
katak tersebut dengan jalan mengganti cairan didalam tabung peredam
dengan cairan thyrode yang baru (dicuci sampai 2 kali).
9. Kerjakanlah hal tersebut diatas dengan obat-obat: asetilkolin, sulfas atropin
dan pilokarpin.
Frekuensi
Jenis Obat Amplitudo Tonus
Hal (kontraksi per
(millimeter) (naik/tetap/turun)
menit)
Kontrol 11,5 6
Asetilkolin
Percobaan 11 10 Naik
Kontrol 4 7
Adrenalin Tetap
Percobaan 2 2
Kontrol 3 6
Naik
Pilokarpin Percobaan 3,5 10
Kontrol 3 9
Atropine Sulfat Percobaan 2,5 9 Tetap
IV. PEMBAHASAN
4.1 DISKUSI HASIL
Dalam praktikum kontraksi otot polos lambung katak ini, kita lakukan percobaan
dari visceral smooth muscle untuk mengetahui pengaruh adrenergic dan cholinergic
terhadap gambaran kontraksi otot polos visceral secara in-vitro. Pengamatan ditujukan
terhadap variabel : amplitudo, frekuensi dan tonus. Pada awal percobaan lambung
dipotong pada bagian cardiac dan pylorus, kemudian segera dimasukkan ke dalam
tabung perendam yang sebelumnya sudah diisi larutan thyrode yang telah dialiri oksigen
dari udara dengan kecepatan optimal. Larutan tersebut mempunyai susunan elektrolit
yang hampir mendekati susunan elektrolit cairan tubuh katak.
Selain dalam keadaan normal, penyelidikan juga dilakukan dengan pengaruh
empat macam obat terhadap kontraksi otot polos lambung katak:
Keadaan Normal
Pada keadaan normal dapat terlihat adanya sifat-sifat otot polos sebagai berikut :
a) Rhytmicity yaitu terjadinya kontraksi secara ritmis dari otot polos
tanpa rangsangan dari luar
b) Tonik kontraksi yaitu otot polos mempunyai tonus tertentu, baik
dalam keadaan relaksasi maupun kontraksi. Tapi sewaktu-waktu tonus dapat
meningkat dan beberapa lama menurun lagi tanpa adanya rangsangan dari
luar.
c) Plasticity, sifat ini terutama pada otot visceral. Pada panjang yang
berbeda tegangan otot polos bisa sama maupun sebaliknya, pada panjang yang
sama bisa mempunytai tonus yang berbeda.
Penambahan Asetilkolin
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa pada penambahan
Asetilkolin pada larutan thyrode terjadi kenaikkan frekuensi (kontraksi per menit)
pada tonus otot polos lambung katak. Asetilkolin merupakan parasymatic agent
yang menurunkan potensial membran dengan threshold agar tetap. Dan
kenyataannya pada percobaan kami naik-turun yang mungkin disebabkan
lambung katak kami. Dipolarisasi disini disebabkan penurunan permeabilitas Na
dan Influx Na ke dalam membran karena adanya pemasukan Ca ke dalam sel.
Dalam grafik pada penulis didapatkan gambaran grafik amplitudo yang
mengalami kenaikkan dibandingkan dengan amplitudo grafik kontrolnya.
Penambahan Adrenalin
Pada penambahan adrenalin terjadi penurunan potensial sehingga
frekuensi dan kontraksi ritmis turun. Adrenalin merupakan suatu sympatic agent
yang meningkatkan potensial membran dengan threshold tetap,sehingga
depolarisasi sukar terjadi,akibatnya potensial yang terjadi kecil. Adrenalin juga
menghambat permeabilitas Na, sekaligus menghambat pemasukan Na ke dalam
sel, sehingga frekuensi kontraksi meningkat dan otot sulit mencapai nilai ambang
karena jarang terjadi potensial aksi. Peningkatan frekuensi ini juga menyebabkan
peningkatan tonus otot. Penghambatan ini juga berhubungan dengan penurunan
arus keluar Ca dari sel-sel otot.Dari grafik kami didapatkan keadaan tonus yang
turun yang berbeda dengan keadaan aslinya(setelah penambahan adrenalin).
Penambahan Pilokarpin
Penambahan pilokarpin bersifat menurunkan potensial membran sehingga
amplitudo meningkat. Bahan ini juga menyebabkan peningkatan permeabelitas
membran terhadap Na,sehingga terjadi peningkatan frekuensi kontraksi yang
diikuti oleh peningkatan tonus otot. Dalam grafik hasil percobaan terjadi
peningkatan kontraksi sehingga menyebabkan amplitudo naik dibandingkan
dengan grafik kontrolnya.