Professional Documents
Culture Documents
PANDUAN PRAKTIKUM
Penyusun :
Zulfa attabaqi, SKep.Ns
Suparjo, Skep.Ns
Nihan Narastri, Skep.Ns
Penyusun :
Zulfa Attabaqi, SKep.Ns
Suparjo, SKep.Ns
Nihan Narastri, SKep.Ns
PAS FOTO
NAMA : …………………………………….
NIM : …………………………………….
ALAMAT : …………………………………….
NO TELP : …………………………………….
DAFTAR ISI
BIODATA................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI.. ............................................................................................. iii
KEGIATAN BELAJAR PRAKTIKUM.........................................
BED MAKING …...................................................................................... 1
Menyiapkan Tempat Tidur Tertutup................................................
Menyiapkan Tempat Tidur Terbuka................................................
Menyiapkan Tempat Tidur Post Oprasi..........................................
Mengganti Alat Tenun Dengan Klien Diatas Tempat Tidur...........
PERSONAL HYGIENE ...............................................................................
Memandikan klien Diatas tempat Tidur.....................................................
Mencuci Rambut............................................................................
Merawat kuku................................................................................
Oral Hygiene................................................................................
VITAL SIGN
Pernafasan
Nadi
Suhu
Tekanan Darah
PENGENDALIAN INFEKSI .................................................................
Scrubbing (Cuci Tangan )............................................................
Gowning ( Memakai Gaun Oprasi )............................................
Gloving ( Memakai Sarung Tangan )...........................................
TEPID SPONGING.......................................................................................
PEMERISAAN FISIK
Kepala & Leher
Paru
Kardiovaskuler
Abdomen
Ekstremitas
BODY ALIGMENT
Membantu pasien berdiri dan duduk
Mengatur posisi fowler
Mengatur posisi dorsal recumbent
Mengatur posisi pronasi
Mengatur posisi lateral
Mengatur posisi SIM
MEKANIKA TUBUH
Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda
ROM
KEBUTUHAN ELIMINASI
Menolong pasien BAK
Menolong pasien BAB
Huknah
Kateterisasi
PEMBERIAN OBAT...............................................................................
Oral,Buccal,Sublingual..............................
Topical................................................
Supositoria........................................
Injeksi IM..........................................
Injeksi SC.........................................
Injeksi IC...............................................
OKSIGENASI
Pemberian O2
Fisioterapi dada
Inhalasi
KEBUTUHAN NUTRISI
Pemasangan NGT
Pelepasan NGT
Pemberian makan lewat NGT
PERAWATAN LUKA
PEMASANGAN INFUS
B. Tujuan Umum
Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mendemonstrasikan pelaksanaan tindakan
asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan pada pemenuhan kebutuhan dasarnya.
C. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan dapat mempraktekan ketrampilan :
1. Bed Making (menyiapkan tempat tidur tertutup, menyiapkan tempat tidur terbuka,
menyiapkan tempat tidur pasca bedah dan mengganti linen dengan klien diatas tempat tidur)
2. Personal Hygiene (Memandikan klien diatas tempat tidur, Mencuci rambut, Merawat kuku
dan Oral hygiene)
3. Vital Sign ( RR, HR, SUHU, TD )
4. Pengendalian Infeksi (Scrubbing/Cuci tangan, Gowning/Memakai gaun oprasi dan
Gloving/Memakai sarung tangan steril)
5. Tepid Sponging
6. Pemeriksaan Fisik (Kepala dan leher, paru,kardiovaskuler,abdomen, ekstermitas)
7. Body Aligment ( membantu pasien berdiri dan duduk, mengatur posisi fowler, mengatur
posisi dorsal recumbent, mengatur posisi pronasi, mengatur posisi lateral, mengatur posisi
SIM)
8. Mekanika tubuh (Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda)
9. ROM
10. Kebutuhan eliminasi (Menolong pasien BAK, menolong pasien BAB, Huknah, Kateterisasi)
11. Pemberian Obat (Oral, Bucal, Sublingual, Topical, injeksi IM, injeksi IC dan injeksi SC)
12. Oksigenasi (Pemberian O2, Fisioterapi dada, inhalasi)
13. Kebutuhan Nutrisi ( Pemasangan NGT, memberi makan melalui NGT, melepas NGT)
14. Perawatan Luka
15. Pemasangan Infus
E. Pelaksanaan Praktikum
Sesuai jadwal
F. Metode Evaluasi
1. Sikap dan penampilan : 10 %
2. Kehadiran : 10 %
3. Pretes : 10 %
4. Ujian Praktek Intensif : 70 %
G. Pembimbing Praktikum
Terlampir sesuai jadwal
H. Tata Tertib
1. Kehadiran praktikum 100%
2. Berpakaian rapi dan sopan (tidak memakai sandal, kaos oblong, baju ketat, anting-anting dan
rambut gondrong
3. Mengenakan jas laboratorium
4. Mengganti apabila menghilangkan, merusak alat laboratorium
5. Mahasiswa menyiapkan alat sehari sebelum pelaksanaan perasat
6. Mahasiswa wajib memiliki buku saku perry potter
7. Lab. Teknik pemberian obat parenteral masing – masing mahasiswa menyediakan spuit dan
needle
TUJUAN
Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang & nyaman
Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat
tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan
Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan tempat
tidur yang bersih, rapi & nyaman.
Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme
ALAT – ALAT
Sprei / Laken besar
Sprei sedang / Bovenlaken
Laken kecil / Stiklaken
Alas/perlak
Slimut
Sarung Bantal
REFERENSI
1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses
dan praktek.EGC: Jakarta
2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku
Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. EGC: jakarta
3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and
science of nursing care ‘Lippincott.
Jumlah: 10
1 Mencuci tangan 1
2 Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang sudah 0.5
dilipat dan disusun diatas meja bersih
3 Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah dalam 1
pada rangka tempat tidur pada tiap sudut
4 Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan 1
garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur
5 Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm dibawah 1
kasur kemudian dibuat sudut.
6 Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah 1
kasur dan dibuat sudut.
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian kepala
lebih banyak dari pada bagian kaki
7 Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat 0.5
berdiri)
8 Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur 0.5
bagian kepala, demikian juga steak laken, dan masukkan sama-sama
ke bawah kasur
9 Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di 1
bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke bawah
kasur
10 Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian 0.5
kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur
11 Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut 0.5
12 Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal 1
dengan bagian tertutup ke jurusan pintu
13 Mencuci tangan 1
Jumlah: 10
Jumlah: 10
Nama Mahasiswa :
SKOR 10
B. Tujuan
1. Menjaga kebersihan tubuh,
2. Mengurangi infeksi akibat kulit kotor,
3. Memperlancar sistem peredaran darah
4. Menambah kenyamanan pasien.
.
MERAWAT KUKU
D. Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
sendiri.
E. Tujuan
5. Menjaga kuku
6. Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
MERAWAT KUKU
NO ASPEK YANG DINILAI bobot
Jumlah skor 10
MERAWAT RAMBUT
A. Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir rambut.
B. Tujuan
1. Menghilangkan mikroorganisme kulit kepala
2. Menambah rasa nyaman
3. Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit
4. Memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit
MERAWAT RAMBUT
Bobot
NO ASPEK YANG DINILAI
Fase Orientasi
1 Mengucapkan salam 2
2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 5
3 Menjelaskan langkah prosedur 5
4 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 5
5 Menjaga privasi klien 2
Fase Kerja
6 Memakai celemek dan handscoen 2
7 Menyiapkan pasien: Menutup badan klien dengan selimut mandi 2
8 Mengatur posisi pasien secara diagonal menyilang tempat tidur* 7,5
9 Mengangkat bantal dari kepala klien 2
10 Meletakkan perlak dan handuk dibawah kepala klien 2,5
11 Memasang plastik talang dari bawah kepala, kesamping bawah 5
menuju ember
Meletakkan ember diatas kain pel
12 Menutup dada dengan handuk sampai leher 2
13 Menutup mata klien dengan kassa lembap dan lubang telinga 2
dengan kapas
14 Menuangkan air pelan-pelan dari pangkal sampai ke seluruh 5
rambut
15 Memberi shampo sampai ke seluruh rambut 5
16 Memijit kulit kepala dan menggosok sampai berbusa 2,5
17 Memutar kepala pada sisi yang lain agar semua kulit kepala bersih, 2
dan menambah air bila perlu
18 Menuangkan air hangat secukupnya diatas rambut untuk membilas 5
rambut dan kulit kepala
19 Menggesek rambut diatara jari-jari untuk emamstikan bahwa 2
rambut benar-benar bersih
20 Memperhatikan kelelahan klien 2
21 Melepas talang 2,5
22 Mengeringkan rambut, telinga, leher dan wajah dengan handuk 2,5
23 Membungkus kepala dengan handuk 2,5
24 Jika handuk dibawah kepala klien basah/lembab, diganti dengan 2,5
yang kering
25 Melepas perlak dan selimut mandi 2,5
26 Membantu klien duduk jika memungkinkan 2,5
27 Menyisir rambut, mengeringkan rambut dengan alat pengering 2,5
rambut (Jika ada)
28 Membereskan alat, memasang kembali selimut dan membantu 2,5
klien ke posisi yang nyaman
Fase Terminasi
29 Evaluasi respon klien terhadap tindakan 5
30 Cuci tangan 2,5
31 Dokumentasikan intervensi yang telah dilakukan, termasuk 5
shampo, keadaan rambut, kulit kepala serta reaksi klien
Jumlah skor 100
ORAL HYGIENE
Mulut yang sehat meliputi kebersihanya, kenyamanan dan kelembabanya.
Perawatan mulut bertujuan untuk mencegah mulut dari penyakit dan kerusakan gigi.
Klien yang dirawat lama dirumah sakit jarang sekali mendapat perawatan kebersihan
mulut yan optimal. Idealnya klien merawt mulut secara rutin setiap kali sesudah
makan, mandi dan bangun tidur.
Namun tidak semua klien mampu untuk melakukan perawatan mulut pada
saat dia berada dirumah sakit, sehingga ada klien yang harus dibantu dalam
perawatan mulut. Perawatan mulut diperlukan pada klien yang mendapatkan
oksigenasi dan Naso Gastrik Tube (NGT), demikian juga pada klien yang lama tidak
menggunakan mulut. Pada klien yang tidak mampu melakukan perawatan mulut
secara mandiri inilah yang harus amendapatkan bantuan dari perawat untuk merawat
mulutnya. Pada kondisi ini klien menggunakan mulut untuk bernafas dan tidak
memakan apapun dengan mulutnya, sehingga bakteri, sisa-sisa dari mukosa dan
sekresi lain berkumpul dimulut, gigi dan bibir.
REFERENSI
1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses
dan praktek.EGC: Jakarta
2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku
Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. EGC: jakarta
3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and
science of nursing care ‘Lippincott.
ORAL HYGIENE
(MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT)
Tanda-tanda vital meliputi suhu tubuh,denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah.
Mengukur tanda –tanda vital bertujuan untuk memperoleh data dasar, mendeteksi
atau memantau perubahan klien dan memantau klien yang berisiko untuk perubahan
kesehatan.
1. SUHU TUBUH
Suhu permukaan tubuh (suhu kulit,jaringan sub kutan dan lemak)berfluktuasi
sesuai respon terhadap faktor lingkungan sehingga tidak
ajeg(unreliable)untuk pemantauan status kesehatan klien.Oleh karena itu
lebih tepat mengukur suhu inti atau jaringan tubuh bagian dalam seperti
thorax dan rongga abdomen karena suhunya relatif konstan (± 370).sampai
saat ini, suhu inti tubuh diukur biasanya dengan termometer air raksa.Perawat
lebih menyukai menggunakan termometer elektronik yang memberikan
pengukuran lebih akurat hanya dalam waktu 2-60 detik. Pengukuran suhu
inti tubuh inti dapat dilakukan dengan empat cara yaitu oral,rektal,aksila dan
timpani
2. DENYUT NADI
Denyut nadi dapat dibedakan menjadi denyut nadi apikal dan perifer.Denyut
nadi apikal adalah denyut yang dirasakan pada daerah apeks jantung.Denyut
perifer adalah denyut yang dirasakan pada perifer tubuh seperti
leher,pergelangn dan kaki.Pada klien yang sehat, laju denyut perifer sama
dengan denyut jantung.Perubahan kesehatan klien dapat memperlemah
denyut perifer dan membuatnya sulit untuk dideteksi.Sehingga pengkajian
denyut perifer merupakan suatu komponen penting dalam pengkajian
kesehatan menyeluruh.
Lokasi denyut perifer yang paling umum digunakan adalah denyut radial.Palpasi
denyut radial dilakukan dengan meletakan tiga ujung jari pada pergelangan
anterior sepanjang tulang radius.Jika denyut teratur,hitunglah denyut selama 30
detik.Jika denyut tidak teraturkaji denyut,perhatikan empat hal yaitu :
laju,ritme,kekuatan dan elastisitas arteri.
Laju denyut kurang 60 kali permenit disebut Bradikardi (dapat dijumpai
pada atlet yang sehat dan terlatih).Denyut yang melebihi 100 kali
permenit disebut Takikardi, dapat juga dijumpai pada klien sehat yang
cemas atau baru selesai berolahraga
Ritme denyut nadi reltif konstan dan interval diantara dua denyut teratur
pada orang sehat
Mengkaji kekuatan denyut nadi dilakukan dengan memeriksa tekanan
yang dikeluarkan sebelum denyut dirasakan
Elastisitas arteri dikaji dengan melakukan palpasi sepanjang arteri radius
dengan arah dari proksimal ke distal.Arteri yang normal teraba halus,
lurus dan lunak
3. PERNAFASAN
Kajilah lajupernafasan klien dengan menghitung jumlah nafas selama 30
detik, dan kalikan dengan dua. Jika pemeriksa mendeteksi ketidakteraturan
atau kesulitan bernafas, hitung nafas selama 1 menit penuh. Perhatikan: laju
pernafasan pada beberapa klien dapat meningkat jika mereka sadar bahwa
nafas mereka sedang dihitung Untuk itu tetaplah pertahankan posisi atau
postur saat menghitung denyut radial pada saat menghitung pernafasan.
4. TEKANAN DARAH
Darah yang mengalir dan menyurut dalam sistem arteri seperti gerakan
gelombang, menyebabkan dua tekanan darah:tekanan sistolik dan diastolik.
Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada puncak gelombang, pada saat
ventrikel kiri kontraksi. Inilah yang pertama dicatat dalam pengukuran
tekanan darah. Tekanan diastolik adalah tekanan antara dua kontraksi
ventrikuler, saat jantung pada fase istirahat.
PENGUKURAN TTV
A. FASE ORIENTASI
1. Mengucapkan salam & memperkenalkan diri 2.5
2. Menjelaskan tujuan prosedur 5
3. Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan 2.5
B. FASE KERJA
4. Memasang tirai / penutup 2.5
5. Mengatur posisi klien semifowler / supine 2.5
6. Mencuci tangan 2.5
7. Memakai sarung tangan 2.5
8. Membersihkan aksila yang lebih jauh dengan tissue, pasang 7.5
termometer dan letakkan tangan klien menyilang di atas dada
9. Menggulung lengan baju bagian atas pada lengan yang akan 5
dilakukan pengukuran tekanan darah
10. Melakukan palpasi arteri brachialis, memasang manset 2.5 cm diatas 5
arteri brachialis
11. Meletakkan diafragma stetoskop diatas arteri brachialis 5
12. Memompa manset sampai tekanan 30 mmHg diatas titik dimana 7.5
denyut tidak terdengar
13. Membuka katup dan membiarkan air raksa turun secara perlahan, 7.5
tentukan tekanan sistolik dan diastolik
14. Menghitung nadi selama satu menit penuh 7.5
15. Menghitung pernafasan selama satu menit penuh 7.5
16. Mengangkat termometer lalu membaca hasilnya 7.5
17. Mencuci termometer dengan air sabun, desinfektan dari arah 5
pangkal ke ujung termometer ( reservoir ). Kemudian dengan air
bersih dari ujung ke pangkal
18. Mengeringkan termometer dan menurunkan suhunya 2.5
C. FASE TERMINASI
19. Merapikan klien dan alat 2.5
20. Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan 2.5
21. Mengevaluasi respon klien 5
22. Mengucapkan salam 2.5
TOTAL 100
KONSEP ASEPSIS
Perawat mempunyai peranan yang penting dalam meminimalkan terjadinya infeksi serta
penyebaran infeksi yaitu dengan cara melaksanakan tekhnik aseptik
Aseptik merupakan suatu keadaan dimana tidak adanya pathogen penyebab terjadinya suatu penyakit.
Teknik aseptic dilakukan untuk menjaga klien terbebas dari mikroorganisme. Ada dua tipe :
1. Medical asepsis (teknik bersih)
Meliputi prosedur yang dilakukan untuk menurunkan dan mencegah penyebaran
mikroorganisme
Tindakan yang termasuk dalam teknik bersih adalah : cuci tangan, mengganti linen
Pada teknik bersih, suatu area dikatakan terkontaminasi jika diwaspadai/terdapat
pathogen. Misalnya : bedpan yang telah dipakai, lantai,kasa yang basah.
2. Surgical asepsis (teknik steril)
Prosedur yang dilakukan untuk meniadakan mikroorganisme dari suatu area
Tindakan yang termasuk dalah teknik steril adalah : sterilisasi
Pada teknik steril, suatu area dikatakan tidak steril jika tersentuh benda yang tidak steril.
Misalnya : sarung tangan bagian luar tersentuh tangan, alat steril tersentuh tangan.
Scrubbing (Cuci Tangan)
Cuci tangan merupakan tindakan yang penting untuk dilakukan dengan tujuan mencegah
mikroorganisme baik dari perawat ke klien maupun klien ke perawat.
Menurut Larson, ’82 dan Aylette, ’92 pelaksanaan cuci tangan tergantung pada :
Intensitas/frekuensi kontak dengan klien dan bahan yang terkontaminasi
Tingkat/jumlah kontaminasi yang akan terjadi
Ketahanan klien dan tim kesehatan terhadap infeksi
Cuci tangan harus dilakukan pada saat :
Awal mulai shift
Sebelum dan sesusah kontak dengan klien
Sebelum melakukan prosedur invasive
Sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka
Setelah kontak dengan cairan tubuh, meskipun sudah menggunakan sarung tangan
Setelah selesai shift, sebelum pulang
Pelaksanaan cuci tangan minimal dilakukan selama 10-15 detik.Penggunaan sabun anti mikroba
dilakukan jika perawat ingin menurunkan jumlah mikroba, termasuk saat kontak dengan klien lansia,
yang mengalami imunosupresi, mengalami kerusakan pada sistim integumen dan saat akan melakukan
tindakan invasive. Contoh sabun antimikroba adalah : Klohexidin glukonat,alcohol dan iodofor.
Gloving ( Memakai Sarung tangan )
Sarung tangan digunakan untuk mencegah terjadinya transmisi pathogen baik secara
langsung maupun tidak langsung. Penggunaan sarung tangan menurut CDC (Centrr for Disease
Control and Prevention ) akan menurunkan :
Kemugkinan terjadinya kontak dengan mikroorganisme yang infeksius
Resiko penyebaran flora endogen dari perawat ke klien
Resiko penyebaran mikroorganisme dari klien ke perawat
Sarung tangan digunakan pada saat :
Mengalami luka pada kulit
Melakukan tindakan invasive
Beresiko untuk terpapar dengan darah dan cairan tubuh
REFERENSI
1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses dan
praktek.EGC: Jakarta
2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan
Prosedur Dasar. EGC: jakarta
3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and science of
nursing care ‘Lippincott.
MENCUCI TANGAN (SCRUBBING)
total 10
MEMAKAI GAUN OPERASI (GOWNING)
Tujuan :
Mencegah terjadinya kontaminasi dari perawat
Mencegah pindahnya mikroorganisme dari perawat (teknik pertahanan)
N
ASPEK YANG DINILAI bobot
O
1 Menyiapkan alat: pengering tangan (handuk, waslap), gaun operasi 1
Mengecek:
Cuci tangan sudah dilakukan
Tangan tidak menyentuh benda lain yang tidak steril disekitarnya
2 Mengeringkan tangan dengan handuk/waslap steril 1
3 Mengambil baju dengan cara mengambil baju pada ban leher dengan 2
tangan kiri sedang tangan kanan diangkat setinggi bahu.
Masukkan tangan kanan dengan posisi membentang ke lubang lengan
baju
4 Setelah itu menyusul masukkan tangan kiri ke lubang lengan baju 2
berikutnya tanpa menyentuh bagian luar baju.
5 Perawat yang menggunakan gaun steril maju dan kemudian tali baju 2
yang ada di leher dan pinggang bagian belakang ditalikan oleh orang
kedua (asisten) dengan hati-hati, jangan sampai menyentuh baju
bagian depan serta menalikannya dg simpul sederhana agar mudah
melepasnya
6 Menghindari menyentuh benda lain di sekitarnya 2
total 10
MEMAKAI SARUNG TANGAN (GLOVING)
total 10
PEMERIKASAAN FISIK : KEPALA DAN LEHER
Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, dan auskultasi diarea kepala dan leher.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan status neurology, terutama tes syaraf cranial
dan juga pemeriksaan tekanan vena jugular,
NO PENILAIAN BOBOT
A FASE ORIENTASI
1 Memberi salam dan menyapa nama klien 0.2
2 Memperkenalkan diri 0.2
3 Melakukan kontrak 0.2
4 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 0.2
5 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 0.2
6 Meminta ijin melakukan tindakan 0.2
B FASE KERJA
7 Memasang tirai/penutup 0.2
8 mencuci tangan 0.2
9 memasang sarung tangan bersih 0.2
10 mengatur posisi klien supinasi 0.2
11 menanyakan keluhan klien pada bagian klepala & leher 0.2
12 melakukan pemeriksaan daerah kepala dengan benar:
a. rambut/kepala: warna, kebersihan, distribusi, lesi, massa,
kekuatan,kerontokan 0.2
b. muka : kesimetrisan, warna, distribusi rambut,sensasi ringan & nyeri,
gerakan wajah 0.2
c. mata: * alis : kesimetrisan, distribusi rambut alis 0.2
* rambut mata: kesimetrisan, distribusi & arah pertumbuhan
rambut. 0.2
* kelopak mata: keleluasaan kedipan 0.2
* tekanan bola mata 0.2
* konjungtiva & sklera: warna 0.2
* iris & pupil : warna, ukuran, reflek cahaya 0.2
* aparatus lakrimalis: pengeluaran 0.2
* gerakan mata 0.2
* test akomodasi & konvergensi 0.2
* lapang pandang 0.2
* visus 0.2
d. hidung :kesimetrisan, warna kulit, lesi, cairan yang keluar, test patensi,
septum hidung 0.8
e. telinga : kesimetrisan, pembengkakan, cairan yang keluar, cerumen,
benda asing, keadaan mastoid, test pendengaran 0.8
f. mulut & tenggorokan: keadaan bukal, gusi & gigi, lidah, uvula & langit-
langit, tonsil, bau mulut, test rasa 0.8
13 leher: * inspeksi kesimetrisan, warna kulit, lesi, arteri karotis 0.5
* palpasi : kelenjar tirod & nodus limfa 0.5
* auskultasi : bruit arteri karotis 0.5
* ROM 0.5
14 merapikan klien dan alat 0.2
C FASE ORIENTASI
15 melepaskan sarung tangan & mencuci tangan 0.2
16 mengevaluasi respon klien 0.2
17 mengucapkan salam 0.2
TOTAL 10
TOOLS PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK THORAK
NO PENILAIAN BOBOT
A FASE ORIENTASI
1 Memberi salam dan menyapa nama klien 0.2
2 Memperkenalkan diri 0.2
3 Melakukan kontrak 0.2
4 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 0.2
5 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 0.2
6 Meminta ijin melakukan tindakan 0.2
B FASE KERJA
7 Memasang tirai/penutup 0.2
8 mencuci tangan 0.25
C FASE ORIENTASI
19 melepaskan sarung tangan & mencuci tangan 0.25
20 mengevaluasi respon klien 0.2
21 mengucapkan salam 0.2
TOTAL 10
PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG
BATASAN
Tindakan memeriksa dan mengkaji fungsi kardiovaskuler klien
TUJUAN
Untuk mendapatkan data tentang kondisi kesehatan klien
PRINSIP
1. Akurat dan sistematis
2. Menjaga privacy
ALAT
1. Stetoskop
2. Jam tangan dengan detik
3. Sarung tangan
FORMAT PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG
B. FASE KERJA
4. Memasang tirai / penutup
5. Mencuci tangan
6. Memasang sarung tangan bersih
7. Menanyakan keluhan pada bagian jantung (nyeri dada
sebelah kiri,nyeri menjalar kelengan kiri,punggungg sampai
dagu,sesak nafas)
8. Menanyakan keluarga yang menderita penyakit yang sama
9. Menanyakan pengobatan yang sudah dilakukan
10. Melakukan inspeksi jantung (ictus cordis) dengan benar
11. Melakukan palpasi jantung dengan benar, menghitung
Heart Rate dengan benar dan membandingkannya dengan
nadi pasien
12. Melakukan perkusi jantung dengan benar
13. Melakukan auskultasi jantung dengan benar, meliputi
tempat auskultasi jantung dan BJ I dan II yang didengar
14. Merapikan klien dan alat
C. FASE TERMINASI
15. Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan
16. Mengevaluasi respon klien
17. Mengucapkan salam
TOTAL
NO PENILAIAN BOBOT
A FASE ORIENTASI
1 Memberi salam dan menyapa nama klien 0.2
2 Memperkenalkan diri 0.2
3 Melakukan kontrak 0.2
4 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 0.2
5 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 0.2
6 Meminta ijin melakukan tindakan 0.2
B FASE KERJA
7 Memasang tirai/penutup 0.2
8 mencuci tangan 0.5
9 memasang sarung tangan bersih 0.2
10 mengatur posisi klien supinasi 0.2
11 menanyakan keluhan pada abdomen (kembung, mual) 0.2
12 menanyakan pola BAB & BAK 0.2
13 menanyakan pola makan & minum 0.2
14 melakukan inspeksi abdomen dengan benar
a. warna kulit, adanya eskar, striae, ostomi 0.5
b. bentuk dan kesimetrisan abdomen 0.5
c. umbilikus 0.5
15 melakukan auskultasi abdomen dengan benar 0.5
16 melakukan perkusi abdomen dengan benar
a. perkusi semua kuadran abdomen 0.5
NO PENILAIAN BOBOT
A FASE ORIENTASI
1 Memberi salam dan menyapa nama klien 0.2
2 Memperkenalkan diri 0.2
3 Melakukan kontrak 0.2
4 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 0.2
5 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 0.2
6 Meminta ijin melakukan tindakan 0.2
B FASE KERJA
7 Memasang tirai/penutup 0.2
8 mencuci tangan 0.25
9 memasang sarung tangan bersih 0.2
10 mengatur posisi klien duduk/supinasi 0.2
11 menanyakan keluhan pada ekstremitas 0.2
12 menanyakan keluarga yang menderita penyakit yang sama 0.2
13 menanyakan pengobatan yang sudah dilakukan 0.2
14 melakukan inspeksi dada posterior dan anterior dengan benar
a. menghitung pernafasan 0.5
b. konfigurasi dada 0.5
c. kesimetrisan dada 0.5
15 melakukan palpasi thorak posterior dan anterior dengan benar
a. taktil fremitus 1
b. ekspansi pernafasan 1
16 melakukan perkusi thorak posterior dan anterior dengan benar
a. perkusi daerah paru 1
b. perkusi ekskursi diafragma 1
melakukan auskultasi thorak posterior dan anterrior dengan benar ( area
17 trakhea, bronkhus dan paru ) 1
18 merapikan klien dan alat 0.2
C FASE ORIENTASI
19 melepaskan sarung tangan & mencuci tangan 0.25
20 mengevaluasi respon klien 0.2
21 mengucapkan salam 0.2
TOTAL 10
TEPID SPONGING
TEPID SPONGING
NO ASPEK YANG DINILAI
BOBOT
Learning Objectif :
Setelah Menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa dapat :
1. Mengelola pemberian obat secara benar
2. Mendemonstrasikan pemberian obat supositoria dengan benar
3. Melakukan injeksi IM dengan benar
4. Melakukan injeksi SC dengan benar
5. Melakukan injeksi IC dengan benar
Skenario
Ny. B, 40 thn, sudah 2 hr dirawat di ruang cempaka dengan anemia,
Ny. B mendapatkan terapi vitamin B 1x2mg/IM
Pertanyaan minimal :
1. Jelaskan tanggung jawab perawat dalam pengelolaan obat ?
2. Jelaskan macam – macam rute pemberian obat ?
3. Jelaskan lokasi pemberian obat dari masing – masing rute
tersebut ?
4. Jelaskan tahap – tahap pemberian obat yang aman ?
Masalah Keperawatan :
1. Nyeri akut
2. Defisit pengetahuan
3. Resiko infeksi
PEMBERIAN OBAT
Memberikan obat dengan aman dan akurat merupakan salah satu tanggung jawab
perawat. Tanggung jawab perawat dalam pengobatan adalah :
1. Memahami aksi dan efek samping obat
2. Memberikan obat dengan benar
3. Memonitor respon klien
4. Membantu klien menggunakan obat dengan benar
Spray Aerosol
Baca label sesuai jarak yang dianjurkan untuk pemakaian yang
efektifMencampur isi dengan propelan ntk memastikan penyebaran spray yang
baik dan merata
Jika dada atas atau leher terkena spray ,beritahu klien untuk memalingkan wajah
menjauhi spray.Pegang handuk didepan wajah klien untuk saat penyemprotan
obatJarak yang tepat menjamin spray mengenai permukaan kulit
.Memeganggang botol terlal kuat mengakibatkan
Semprotkan medikasi secara merata disekitar daerah yang terkena( pada beberapa
kasus spray diberi waktu untuk beberapa detik tertentu)
Peralatan:
1. Supositoria rektal . (suppositoria harus disimpan dalam lemari es agar tidak
meleleh
2. Jeli pelumas (larut air)
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Tisu
5. Duk
6. Catatan pemberian obat
Langkah:
1. Tinjau ulang nama obat,dosis dan rute pemberian Meyakinkan bahwa obat akan
diberikan secara aman dan akurat
2. Minta klien untuk melakukan posisi sim (sims) dengan kaki atas fleksi ke depan
Memajankan anus dan membant klien merilekskan spinter anal eksternal
3. Pertahankan klien tertutup duk dengan hanya area anal yang terpajan Penutupan
klien mempertahankan privasi dan memudahkan relaksasi
4. Periksa kondisi anus eksternal dan palpasi dinding rektal .Lepaskan sarung
tangan dengan menariknya kedalam dan menempatkannya dalam wadah yang
tepat Menetapkan adanya perdarahan rektal aktif
5. Kenakan sepasang sarung tangan baru Mengurangi penularan infeksi
6. Lepaskan supositoria dari wadahnya dan beri pelumas pada sekitar jung dengan
jeli . Beri pelumas sarng tangan pada jari telunjuk tangan dominan anda
Pelumasan mengurangi friksi saat supositoria masuk kerektum
7. Minta klien untuk merilekskan spinter anal Mendorong supositoria melalui
spinngter yang konstriksi menyebabkan nyeri
8. Regangkan bokong klien dengan tangan nondominan anda. Dengan jari telunjuk
yang tersarungi ,masukkan supositoria dengan perlahan melalui anus ,melalui
spinter anal internal dan mengenai dinding rektal : masukkan seluruh jari pada
orang dewasa, kira-kira 5 cm pada anak –anak dan bayi.Supositoria harus
ditempatkan mengenai mukaosa rektal untuk absorpsi dan kerja terapeutik.
9. Tarik jari anda dan bersihkan area anal klien . Memberikan klien rasa nyaman
10. Instruksikan klien ntk tetap berbaring telentang ata miring selama 5 menit
Mencegah keluarnya supositoria
11. Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses ,tempatkan lampu
pemanggil dalam jangjauan klien sehingga ia dapat mencari bantuan untuk
mengambil pispot ata kamar mandi Mampu untk memanggil bantuan
memberikan klien rasa kontrol terhadap eliminasi
12. Buang sarung tangan membalik bagian dalam keluar dan buang dalam wadah
yang tepat Membuang sarng tangan dengan cara ini mengurangi pemindahan
mikroorganisme
Kewaspadaan perawat
Mungkin perlu merapatkan bokong klien sebentar untuk menahan dorongan defekasi
1. mengetahui pasien
2. mengetahui obat
3. komunikasi dengan jelas
4. hati-hati dengan obat yang memiliki nama mirip atau bentuk mirip
5. ketat dan lakukan standarisasi thd penyimpanan, persediaan dan distribusi
obat
6. periksa alat-alat yang digunakan
7. jangan menyabotase diri sendiri
8. lakukan pendidikan thd petugas
9. dorog klien untuk menjadi bagian dari pengamanan obat
10. tentukan target pada proses, bukan pada pelaku
REFERENSI
1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses dan
praktek.EGC: Jakarta
2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan
Prosedur Dasar. EGC: jakarta
3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and science of
nursing care ‘Lippincott.
PENILAIAN PEMBERIAN OBAT
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
Fase Orientasi
1 Mengucapkan salam 0,25
2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 0,5
3 Menjelaskan langkah prosedur 0,5
4 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 0,5
5 Menjaga privasi klien 0,25
Fase Kerja
6 Mencuci tangan 0,25
7 Memakai sarung tangan 0,5
8 Mengatur posisi klien 0,25
9 Memasang pengalas 0,25
10 Mendekatkan alat 0,25
11 A. Injeksi Intramuskuler (IM)
Menentukan area penyuntikan 0,25
Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan 0,25
Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan 0,25
Masukkan jarum kedalam muskulo dengan sudut 900 dengan tangan yang tidak 1
dominan meregangkan atau mencubit sekitar area penyuntikan (disebutkan)*
Mengaspirasi dan mengobservasi jika ada darah yang masuk ke dalam spuit* 1
Memasukkan obat pelan-pelan 0,25
Mencabut jarum sambil menekan tempat tusukan dengan kapas alkohol. 0,25
Massage bagian tsb
Mengobservasi adanya perdarahan superfisial 0,25
Menutup jarum dengan teknik satu tangan 0,25
Mengambil perlak dan pengalas 0,25
Melepas sarung tangan 0,25
Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman 0,25
Merapikan pasien 0,25
B. Injeksi Intracutan (IC)
Menentukan area penyuntikan 0,25
Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan 0,5
Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan 0,25
Memasukkan jarum dengan sudut 150, dengan tangan yang tidak dominan 1
meregangkan area sekitar penyuntikan*
Memasukkan obat pelan-pelan sampai tampak bulatan menonjol 1
Menarik jarum dan jangan melakukan masage. Tandai bulatan yang menonjol 0,5
dengan pena
Menutup jarum dengan teknik satu tangan 0,25
Mengambil perlak dan pengalas 0,25
Melepas sarung tangan 0,25
Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman 0,25
Merapikan pasien 0,25
C. Injeksi Subkutan (SC)
Menentukan area penyuntikan 0,25
Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan 0,5
Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan 0,25
Memasukkan jarum dengan sudut 450, dengan tangan yang tidak dominan 1
meregangkan area sekitar penyuntikan
Memasukkan obat pelan-pelan 1
Mencabut jarum sambil menekan tempat tusukan. Massage bagian tsb kecuali 0,5
kontraindikasi
Menutup jarum dengan teknik satu tangan 0,5
Melepas sarung tangan 0,25
Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman 0,25
Merapikan pasien 0,25
D. Supositoria
Membantu klien pada posisi Sim, jaga agar hanya pada bagian anus saja yang 0,5
terbuka
Keluarkan supositoria dari bungkusnya, lumasi ujung supositoria dan tangan 0,5
yang dominan dengan dengan jely atau pelumas larut air
Minta klien tarik nafas dalam dengan perlahan melalui mulut agar spingter anus 1,25
relaksasi*
Retraksi bokong dengan tangan tidak dominan. Masukka supositoria dengan 1,5
perlahan melalui anus melalui sfingter internal dan kearah dinding rektum, 10
cm pada dewasa 5 cm pada anak dan bayi*.
menganjurkan klien untuk menahan ±15 menit agar obat tidak keluar sehingga 0,75
bereaksi optimal
melepas sarung tangan 0,25
Fase Terminasi
12 Mengevaluasi respon klien 0,5
13 Membereskan alat 0,25
14 Mencuci tangan 0,25
15 Mengucap salam 0,25
16 Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan 0,5
total 10