Professional Documents
Culture Documents
ISLAM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Agama Islam
Tahun Akademik 2009/2010
Dosen Pembimbing
Drs. H. Masroni Nasir, M.Pd.i
Semester 1 A
Semester IA
Disusun oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................1
1.3 Manfaat.........................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................2
ii
2.4 Tujuan, Fungsi dan Manfaat Filsafat............................................4
BAB 3 PENUTUP..........................................................................................5
3.1 Kesimpulan..................................................................................5
3.2 Saran............................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................6
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Aqidah bagi setiap muslim merupakan salah satu aspek ajaran Islam yang
wajib diyakini. Dalam Al qur'an, aqidah disebut al-iman (percaya) yang sering
digandengkan dengan al-amal shalih (perbuatan baik). Tampaknya kedua unsur ini
menggambarkan suatu integritas dalam ajaran islam. Dasar-dasar aqidah islam
telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW melalui pewahyuan Al Qur'an dan
kumpulan sabdanya untuk umat manusia. Generasi muslim awal binaan
Rasulullah SAW telah meyakini dan menghayati aqidah ini meski belum
diformulasikan sebagai ilmu lantaran rumusan tersebut belum diperlukan.
Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang
kita sebut sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu
kedokteran, fisika, matematika, dan lain sebagainya, umat manusia lebih dulu
memikirkan dengan logika tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat. Dan
jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah jawaban filsafat.
Dasar-dasar aqidah yang termaktub dalam Al Qur'an dianalisa dan dibahas lebih
lanjut dengan filsafat untuk mendapatkan keyakinan yang kokoh. Pembahasan
tentang filsafat, terutama tentang filsafat islam akan dibahas dalam makalah ini.
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
ii
BAB 2
PEMBAHASAN
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan
dari bahasa Arab فلسة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; philosophia
(Φιλοσοφία) Dalam bahasa ini, kata tersebut merupakan kata majemuk dan
berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia =
“kebijaksanaan”). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta
kebijaksanaan” atau “ilmu”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga
dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam
bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut “filsuf”.
Dalam istilah Inggris, philosophy, yang berarti filsafat, juga berasal dari
kata Yunani “philosophia” yang lazim diterjemahkan ke dalam bahasa tersebut
sebagai cinta kearifan. Menurut pengertiannya yang semula dari zaman Yunani
Kuno itu, filsafat berarti cinta kearifan. Namun, cakupan pengertian sophia yang
semula itu ternyata luas sekali. Dahulu sophia tidak hanya berarti kearifan saja,
melainkan meliputi pula kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan
intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan
kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis (The Liang Gie, 1999).
ii
islam untk menjawab tantangan zaman, yang membahas hubungan
antara Allah dan alam semesta. Pembahasan ini juga mencakup
hubungan antara wahyu, aqidah dan hikmah, filsafat, dan agama.
• Menurut Al Kindi, Kegiatan manusia yang memiliki tingkat
tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar
mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia .
Bagian filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama, yaitu
pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala
kebenaran.
• Menurut Merriam-Webster (dalam Soeparmo, 1984), filsafat
merupakan pengetahuan tentang kenyataan-kenyataan yang paling
umum dan kaidah-kaidah realitas serta hakekat manusia dalam
segala aspek perilakunya seperti: logika, etika, estetika dan teori
pengetahuan.
ii
kedokteran dan politik, disamping nama-nama besar yang muncul setelahnya,
sebut saja Ar-Razi, Ibn Sina (370-428 H), Al-Farabi (359-438 H) dan yang lainnya
.2.3 Hubungan Antara Agama dan filsafat
Ibn Rusyd berpendapat bahwa agama dan filsafat (atau akal dan wahyu)
tidak bertentangan dan tidak mesti dipertentangkan karena pada hakekatnya
keduanya berhubungan erat. Kebenaran filosofis dapat diperoleh melalui rasio,
tetapi kebenaran religius haruslah diterima berdasar keimanan.
Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Al Kindi bahwa ajaran filsafat
berdasar akal fikiran manusia, sedangkan agama berdasarkan wahyu. Dalil-dalil al
Qur’an lebih pasti dan lebih meyakinkan daripada dalil-dalil filosofis manusia.
Menurut Al Iraqi, meskipun jalan yang ditempuh agama dan filsafat berbeda,
namun tujannya sama yaitu mendapat kebenaran. Usaha untuk mempertemukan
agama dan filsafat ini tidak mungkin tercapai kecuali dengan menakwilkan nash
sebab Al Qur’an tidak menganjurkan untuk berpegang kepada nash saja. Bahkan
sebaliknya Al Qur’an menganjurkan untuk menggunakan akal.
Dengan demikian dapat kita pahami pada dasarnya filsafat dan agama itu
berbeda tapi saling membutuhkan dan melengkapi satu sama lainnya. Hal ini
ditegaskan oleh franz Magnis-Suseno dalam bukunya Berfilsafat dari Konteks,
bahwa filsafat itu dapat membantu agama dengan alasan:
• filsafat dapat membantu agama dalam mengartikan (menginterpretasikan)
teks-teks suci
• filsafat menyediakan metode pemikiran untuk teologi. Teologi sebagai
pemikiran orang beriman tentang imannya memerlukan metode pemikiran
filsafat yang membantunya
• filsafat membantu agama dalam menghadapi masalah-masalah baru.
misalnya masalah bayi tabung, filsafat membantu dengan prinsip-prinsip
moralitasnya sendiri
• filsafat membantu agama dalam menghadapi tantangan idiologi dari dalam
ataupun luar.
Jadi filsafat tidak menyaingi agama dan agama tidak dapat digantikan oleh
filsafat. Franz Magnis Suseno(1992:19-20)
ii
semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan
seni adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan
ekspresi, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding
and wisdom).
Dr Oemar A. Hoesin mengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengatahuan,
dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan
manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran.
S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: filsafat itu dapat
memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi
maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran,
kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain.
Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah
tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
Bagi manusia, berfilsafat itu bererti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya,
senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab
terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun
kebenaran.
Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy, menyebutkan:
Tugas filsafat bukanlah sekadar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup,
melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai,
menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat
hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru,
mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan
berdasarkan 'nation', ras, dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia
kemanusiaan.
Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam
ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya. Studi filsafat harus membantu
orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang
secara intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang,
asal saja kepercayaan tersebut tidak bergantung pada konsepsi prailmiah yang
usang, yang sempit dan yang dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah
harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan,
dan Tuhan.
Berbeda dengan pendapat Soemadi Soerjabrata, yaitu mempelajari filsafat
adalah untuk mempertajamkan pikiran, maka H. De Vos berpendapat bahwa
ii
filsafat tidak hanya cukup diketahui, tetapi harus dipraktekkan dalam hidup
sehari-sehari. Orang mengharapkan bahwa filsafat akan memberikan kepadanya
dasar-dasar pengetahuan, yang dibutuhkan untuk hidup secara baik. Filsafat harus
mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup secara baik. Filsafat harus mengajar
manusia, bagaimana ia harus hidup agar dapat menjadi manusia yang baik dan
bahagia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari
hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika
(berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian).
Falsafah Islam coba mencari hakikat manusia dan alam semesta ini.
Setelah berusaha mencari dan berfikir berdasarkan wahyu, maka dapat
dirumuskan bahawa manusia dijadikan oleh Allah untuk hidup di alam ini sebagai
hamba dan khalifah, kemudian mereka akan mati dan akan dipersoalkan tentang
tanggungjawab dan amanah yang diberikan oleh Allah. Ini berdasarkan kepada
ayat-ayat :
Az-Zariyat : 55
Al-Baqarah: 30
Al-Ahzab: 72
Al-A`raf : 172
ii
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
ii
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. 2006. Ibn Rusyd 7 Perdebatan Utama dalam Teologi Islam. Jakarta :
Gramedia
Kaelany. 2000. Islam dan Aspek-Aspek Kehidupan Kemasyarakatan. Jakarta :
Bumi Aksara
Razif, Muh. 2006. 50 Ilmuwan Muslim Populer. Depok : Qultum Media
Rahardian, H.F. 2007. Seri Ilmuwan Muslim 4. Jakarta : CV. Visindo Media
Persada
http://www.al-islam.org/al-tawhid/study-philosophy.htm
http://alkohol7.wordpress.com/2008/04/09/makalah-filsafat/
http://id.wikibooks.org/wiki/Filsafat_Islam_Pasca-
Ibn_Rusyd/Filsuf_Islam_Pasca-Ibn_Rusyd/Ibn_Taimiyyah
http://kuliahfilsafat.blogspot.com/2009/04/tujuan-fungsi-dan-manfaat-filsafat.html
http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Doktrin/Falsafah1.html
ii
ii