You are on page 1of 30

TUGAS PKN

Partai Politik Indonesia

Oleh:
*Bony Wijaya (01)

*Cahyoadi (02)

*Dimas Wardana (12)

*Erlando Malkia P (19)

*Fibi Arius W (25


Daftar Nama Partai Politik (PARPOL) peserta PEMILU
2009 Indonesia.
9 07 2008

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sabtu (31/5) dini hari mengeluarkan daftar 34
partai politik yang lolos verifikasi administrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Dari jumlah ini,
16 partai politik BARU dipastikan lolos karena telah memiliki kursi di DPR. Terdapat juga 11
parpol yang tidak lolos verifikasi administrasi dan dua parpol tidak diproses karena tidak
terdaftar.

Partai politik yang lolos verifikasi administrasi tersebut yaitu:


1.Partai Barisan Nasional 19. Partai Amanat Nasional (PAN)
2.Partai Demokrasi Pembaruan 20 Partai Bintang Reformasi (PBR)
3.Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 21. Partai Bulan Bintang (PBB)
4.Partai Hanura 22. Partai Damai Sejahtera (PDS)
5.Partai Indonesia Sejahtera 23. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
6.Partai Karya Perjuangan (PDIP)
7.Partai Kasih Demokrasi Indonesia 24. Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK)
8.Partai Kebangkitan Nasional Ulama 25. Partai Demokrat
9.Partai Kedaulatan 26. Partai Golongan Karya (Partai Golkar)
10.Partai Matahari Bangsa 27. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB)
11.Partai Nasional Benteng Kerakyatan 28. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
12.Partai Patriot (PKPI)
13.Partai Peduli Rakyat Nasional 29. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
14.Partai Pemuda Indonesia 30. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
15.Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia 31. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Marhaenisme
16.Partai Perjuangan Indonesia Baru 32. Partai Pelopor
17.Partai Persatuan Daerah 33. Partai Penegak Demokrasi Indonesia
18.Partai Republik Nusantara (PPDI)
34. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
BERIKUT DAFTAR GAMBAR PARTAI POLITIK

PESERTA PEMILU 2009

01 02 03 04 05
Partai Hati Nurani Partai Karya Partai Pengusaha Partai Peduli Partai Gerakan
Rakyat Peduli Bangsa dan Pekerja Rakyat Nasional Indonesia Raya
(Hanura) (PKPB) Indonesia (PPRN) (GERINDRA)
(PPPI)

06 07 08 09 10
Partai Barisan Partai Keadilan Partai Keadilan Partai Amanat Partai Perjuangan
Nasional dan Persatuan Sejahtera Nasional Indonesia Baru
(BARNAS) Indonesia (PKS) (PAN) (PPIB)
(PKPI)

11 12 13 14 15
Partai Kedaulatan Partai Persatuan Partai Kebangkitan Partai Pemuda Partai Nasional
(Partai Kedaulatan) Daerah Bangsa Indonesia Indonesia
(PPD) (PKB) (PPI) Marhaenisme
(PNI
Marhaenisme)

16 17 18 19 20
Partai Demokrasi Partai Karya Partai Matahari Partai Penegak Partai Demokrasi
Pembaruan Perjuangan Bangsa Demokrasi Kebangsaan
(PDP) (PKP) (PMB) Indonesia (PDK)
(PPDI)

21 22 23 24 25
Partai Republika Partai Pelopor Partai Golongan Partai Persatuan Partai Damai
Nusantara (Partai Pelopor) Karya Pembangunan Sejahtera
(PRN) (Partai GOLKAR) (PPP) (PDS)

26 27 28 29 30
Partai Nasional Partai Bulan Partai Demokrasi Partai Bintang Partai Patriot
Banteng Bintang Indonesia Reformasi (Partai Patriot)
Kemerdekaan (PBB) Perjuangan (PBR)
Indonesia (PDI-P)
(PNBK)

31 32 33 34 41
Partai Demokrat Partai Kasih Partai Indonesia Partai Partai Merdeka
(PD) Demokrasi Sejahtera Kebangkitan (PM)
Indonesia (PIS) Nasional Ulama
(PKDI) (PKNU)

42 43 44
Partai Persatuan Partai Sarikat Partai Buruh
Nahdlatul Ummah Indonesia (Partai Buruh)
Indonesia (PSI)
(PPNUI)
PARTAI HANURA

Partai Hanura dirintis oleh Wiranto bersama tokoh-tokoh nasional yang menggelar
pertemuan di Jakarta pada tanggal 13 November-2006. Para tokoh tersebut adalah:

 Jend. TNI (Purn) Wiranto  Samuel Koto


 Yus Usman Sumanegara
 LetJen. TNI (Purn) Suaidi
 Dr. Fuad Bawazier Marasabessy
 Dr. Tuti Alawiyah AS  Marsdya TNI (Purn) Budhy Santoso
 Jend. TNI (Purn) Fachrul Razi  Djafar Badjeber
 Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent  Uga Usman Wiranto
Sondakh
 Letjen. TNI (Purn) Ary Mardjono
 Prof. Dr. Achmad Sutarmadi
 Elza Syarief
 Prof. Dr. Max Wullur
 Nicolaus Daryanto
 Prof. Dr. Azzam Sam Yasin
 Anwar Fuadi
 Jend. TNI (Purn) Subagyo HS
 Dr. Teguh Samudra
 Jend. Pol (Purn) Chaeruddin Ismail

Pencapaian pada Pemilu Anggota DPR 2009


Partai Hanura mendapat 17 kursi (3,03%) di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009,
setelah mendapat sebanyak 3.922.870 suara (3,8%).
Partai Karya Peduli Bangsa

Partai Karya Peduli Bangsa atau PKPB adalah partai politik peserta Pemilu 2004 yang
didirikan pada tanggal 9 September 2002 di Jakarta, Indonesia. Partai ini berasal dari Organisasi
Masyarakat Karya Peduli Bangsa yang mendeklarasikan diri menjadi partai politik. PKPB
dipimpin oleh R. Hartono, mantan KSAD dan mantan menteri dalam negeri pada Kabinet
Pembangunan VII.

Menjelang hujung tahun 2003, setelah diluluskan sebagai partai peserta pemilu 2004,
PKPB mendeklarasikan putri sulung Mantan Presiden Soeharto, Hj. Siti Hardijanti Rukmana
yang akrab disapa Mbak Tutut sebagai calon presiden dari PKPB. Namun niat mengusung Mbak
Tutut akhirnya urung dilaksanakan setelah pada hasil Pemilu 2004, PKPB yang bernomor urut
14 hanya memperoleh 2,11% suara secara nasional dan 2 kursi di DPR RI.

Pada tahun 2008, untuk berpartisi kembali dalam pemilu 2009, PKPB sempat mengubah
namanya menjadi Partai Karya Pembangunan Bangsa dengan lambang partai baru yang tidak
jauh berbeda. Namun, setelah UU Pemilu yang baru mengizinkan partai peserta pemilu 2004
berkompetisi kembali pada pemilu 2009, PKPB menggunakan kembali nama lama, yakni Partai
Karya Peduli Bangsa, namun tetap mempertahankan lambang yang baru.
Dalam Pemilu 2009, partai ini bernomor urut 2.

Partai Peduli Rakyat Nasional

Partai Peduli Rakyat Nasional adalah partai politik di Indonesia dengan basis pendukung
nasionalis didirikan pada Tanggal 20 Januari 2006 dengan pendiri utama adalah Raja Sutan D.L.
Sstorus dengan 28 kepengurusan di tingkat propinsi dan 16 di tingkat kabupaten atau kota.
Tokoh utama dari partai ini adalah Sutan Raja DL Sitorus, dengan jabatan Ketua Majelis
Pertimbangan Pusat. Ketua Umum Brigjend. TARIDA SINAMBELA dan Sekjend ANTON
SIHOTANG kemudian kerena alasan organisasi Sekjend kemudian digantikan oleh H.M.
Baryadi. selanjutnya karena melihat perkembangan partai yang stagnan serta tidak stabilnya
kepengurusan DPP yang ditandai dengan banyaknya versi AD/ART yang beredar maka seluruh
Ketua DPW PPRN se-Indonesia sepakat mengadakan rapat umum pada tanggal 27 November
2007 di Hotel Niagara Parapat Sumatera Utara yang dihadiri oleh 33 DPW seluruh Indonesia.

Pada forum rapat tersebut disepakati beberapa hal antara lain :

1. Merubah seluruh AD/ART Partai, sehingga hanya ada satu versi AD/ART saja
2. Menambah beberapa orang unsur pendiri partai.

3. merubah susunan pengurus DPP PArtai Peduli Rakyat Nasional


Berdasarkan rapat tersebut maka diadakan pemilihan Ketua Umum Partai Peduli Rakyat
Nasional yang pada akhirnya dimenangkan oleh Sdri. Amelia Achmad Yani putri dari Pahlawan
Nasional Jendral Achmad Yani yang sebelumnya beliau adalah Ketua DPW Partai Peduli Rakyat
Nasional Propinsi Jawa Tengah. dan DR. H.V.T. Albert Simanjuntak sebagai Sekjend dan
HOTMAN SITORUS, SH sebagai Bendahara Umum.

Partai Gerakan Indonesia Raya

Prabowo Soebianto
Pada awalnya, partai ini tidak mencantumkan Prabowo Soebianto sebagai pengurusnya. Prabowo
resmi keluar dari Partai Golkar dan bergabung dengan Gerindra pada 12 Juli 2008 sebagai
anggota. Ia kemudian diangkat menjadi Ketua Dewan Pembina. Pembentukan partai ini adalah
atas inisiatif Prabowo dan menjadi kendaraan politik Prabowo untuk mencalonkan diri sebagai
Presiden RI.

Saat ini Prabowo Subianto juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani dan Nelayan
Indonesia (HKTI), ia juga aktif untuk menguatkan peran pasar tradisional melalui Asosiasi
Pedagang Pasar Seluruh Indonesia. Dalam bidang olahraga, ia menjabat sebagai Ketua Umum
PB IPSI( Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia )

Kepengurusan
Terdapat nama-nama yang cukup populer yang menjadi pengurus pusat partai ini, di antaranya
Fadli Zon sebagai wakil ketua partai[1] , Muchdi Pr dan Halida Hatta, ketiganya sebagai Wakil
Ketua Umum. Keberadaan Muchdi Pr pada kepengurusan menyebabkan partai dalam keadaan
sulit karena kemudian Muchdi Pr menjadi tertuduh pada kasus pembunuhan Munir.

Pencapaian pada Pemilu Anggota DPR 2009


Partai Gerindra menempati 30 kursi (5,4%) di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009,
setelah meraih 4.646.406 suara (4,5%).

Partai Barisan Nasional

Partai Barisan Nasional (Barnas) adalah salah satu partai politik di Indonesia. Dalam Pemilu
2009, partai ini bernomor urut 6.

Secara resmi Partai Barisan Nasional atau Barnas dideklarasikan pada 1 Oktober 2007. Barnas
pada awalnya adalah sebuah organisasi massa bernama Barisan Nasional Demokrat atau BND
yang diketuai Vence Rumangkang. Sebelum menjadi Ketua Umum Partai Barnas, Vence dikenal
sebagai salah satu pendiri Partai Demokrat.
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), sebelumnya bernama Partai Keadilan dan Persatuan
(PKP), adalah sebuah partai politik di Indonesia. Partai ini dideklarasikan di Jakarta tanggal 15 Januari
1999. PKPI pertama kali ikut serta dalam Pemilu 1999. PKPI bermula dengan dibentuknya Gerakan
Keadilan dan Persatuan Bangsa (GKPB) pada tahun 1998 yang dikoordinasikan oleh Ir. Siswono
Yudhohusodo, Ir. Sarwono Kusumaatmadja, David Napitupulu dan Tatto S. Pradjamanggala, SH..

Partai Perjuangan Indonesia Baru

Partai Perjuangan Indonesia Baru, sebelumnya bernama Partai Perhimpunan Indonesia Baru,
adalah salah satu partai politik di Indonesia. Dalam Pemilu 2009, partai ini bernomor urut 10.

Partai ini didirikan oleh Dr. Sjahrir dan berhaluan sosialis.

Partai Perjuangan Indonesia Baru


Partai Keadilan Sejahtera
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sebelumnya bernama Partai Keadilan (PK), adalah sebuah partai politik
berbasis Islam di Indonesia. PKS didirikan di Jakarta pada 20 April 2002 (atau tanggal 9 Jumadil 'Ula 1423
H untuk tahun hijriah) dan merupakan kelanjutan dari Partai Keadilan (PK) yang didirikan di Jakarta pada
20 Juli 1998 (atau 26 Rabi'ul Awwal 1419 H) [1].

Sejarah
Pada 20 Juli 1998 PKS berdiri dengan nama awal Partai Keadilan (disingkat PK) [2] dalam
sebuah konferensi pers di Aula Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. Presiden (ketua)
partai ini adalah Nurmahmudi Isma'il.

Pada 20 Oktober 1999 PK menerima tawaran kursi kementerian Kehutanan dan Perkebunan
(Hutbun) dalam kabinet pemerintahan KH Abdurrahman Wahid, dan menunjuk Nurmahmudi
Isma'il (saat itu presiden partai) sebagai calon menteri. Nurmahmudi kemudian mengundurkan
diri sebagai presiden partai dan digantikan oleh Hidayat Nur Wahid yang terpilih pada 21 Mei
2000. Pada 3 Agustus 2000 Delapan partai Islam (PPP, PBB, PK, Masyumi, PKU, PNU, PUI,
PSII 1905) menggelar acara sarasehan dan silaturahmi partai-partai Islam di Masjid Al-Azhar
dan meminta Piagam Jakarta masuk dalam Amandemen UUD 1945.

Akibat UU Pemilu Nomor 3 Tahun 1999 tentang syarat berlakunya batas minimum keikut
sertaan parpol pada pemilu selanjutnya (electoral threshold) dua persen, maka PK harus
merubah namanya untuk dapat ikut kembali di Pemilu berikutnya. Pada 2 Juli 2003, Partai
Keadilan Sejahtera (PK Sejahtera) menyelesaikan seluruh proses verifikasi Departemen
Kehakiman dan HAM (Depkehham) di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (setingkat Propinsi)
dan Dewan Pimpinan Daerah (setingkat Kabupaten/Kota). Sehari kemudian, PK bergabung
dengan PKS dan dengan penggabungan ini, seluruh hak milik PK menjadi milik PKS, termasuk
anggota dewan dan para kadernya. Dengan penggabungan ini maka PK (Partai Keadilan) resmi
berubah nama menjadi PKS (Partai Keadilan Sejahtera).

Setelah Pemilu 2004, Hidayat Nur Wahid (Presiden PKS yang sedang menjabat) kemudian
terpilih sebagai ketua MPR masa bakti 2004-2009 dan mengundurkan diri dari jabatannya
sebagai Presiden PK Sejahtera. Pada Sidang Majelis Syuro I PKS pada 26 - 29 Mei 2005 di
Jakarta, Tifatul Sembiring terpilih menjadi Presiden PK Sejahtera periode 2005-2010.

Partai AMANAT INDONESIA


Partai Amanat Nasional
Partai Amanat Nasional (PAN) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Asas partai ini adalah "Akhlak
Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam" (AD Bab II, Pasal 3 [2]). PAN
didirikan pada tanggal 23 Agustus 1998 berdasarkan pengesahan Depkeh HAM No. M-20.UM.06.08 tgl.
27 Agustus 2003. Ketua Umum saat ini adalah Hatta Rajasa[1]. Ketua Majelis Pertimbangan Partai dijabat
oleh Amien Rais.

Sejarah
Kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN) dibidani oleh Majelis Amanat Rakyat (MARA), salah
satu organ gerakan reformasi pada era pemerintahan Soeharto, PPSK Muhamadiyah, dan
Kelompok Tebet.

PAN dideklarasasikan di Jakarta pada 23 Agustus, 1998 oleh 50 tokoh nasional, di antaranya
Prof. Dr. H. Amien Rais, mantan Ketua umum Muhammadiyah, Goenawan Mohammad,
Abdillah Toha, Dr. Rizal Ramli, Dr. Albert Hasibuan, Toety Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, Drs.
Faisal Basri MA, A.M. Fatwa, Zoemrotin, Alvin Lie Ling Piao dan lainnya.

Sebelumnya pada pertemuan tanggal 5-6 Agustus 1998 di Bogor, mereka sepakat membentuk
Partai Amanat Bangsa (PAB) yang kemudian berubah nama menjadi Partai Amanat Nasional
(PAN) ( Selengkapnya di Sejarah Partai Amanat Nasional )

PAN bertujuan menjunjung tinggi dan menegakkan kedaulatan rakyat, keadilan, kemajuan
material dan spiritual. Cita-cita partai berakar pada moral agama, kemanusiaan, dan
kemajemukan. Selebihnya PAN menganut prinsip nonsektarian dan nondiskriminatif. Untuk
terwujudnya Indonesia baru, PAN pernah melontarkan gagasan wacana dialog bentuk negara
federasi sebagai jawaban atas ancaman disintegrasi. Titik sentral dialog adalah keadilan dalam
mengelola sumber daya sehingga rakyat seluruh Indonesia dapat benar-benar merasakan sebagai
warga bangsa ( Selengkapnya di Platform Partai Amanat Nasional)

Pada Pemilu 2004, PAN mencalonkan pasangan Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo sebagai
calon presiden untuk dipilih secara langsung. Pasangan ini meraih hampir 15% suara nasional.

Partai NASIONAL INDONESIA MARHAENISME


Partai Nasional Indonesia Marhaenisme

Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI Marhaenisme), sebelumnya bernama Partai


Nasional Indonesia - Supeni (PNI Supeni), adalah salah satu partai politik di Indonesia. Dalam
Pemilu 2009, partai ini bernomor urut 15.

Sejarah
PNI pertama kali dibentuk oleh Soekarno dkk pada bulan Juli 1927 di Bandung. Tahun 1998,
PNI dihidupkan kembali dan mengikuti Pemilu 1999 dengan nama PNI Soepeni. Memperoleh
0,36 persen suara nasional.Sesuai dengan UU No. 31 Tahun 2002, maka PNI Soepeni tidak
diperbolehkan mengikuti Pemilu 2004. Oleh karena itu partai ini memakai nama baru yaitu
Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI Marhaenisme) dan mendaftarkan diri untuk
mengikuti Pemilu 2004 dan berhasil lolos dari verifikasi serta memenuhi persyaratan yang
ditentukan.

Partai Kedaulatan

Partai Kedaulatan adalah salah satu partai politik di Indonesia. Dalam Pemilu 2009, partai ini
Sejarah
Partai Kedaulatan didirikan oleh Ibrahim Basrah tanggal 4 Oktober 2006. Ibrahim Basrah adalah
sosok politikus yang berpengalaman. Di awal reformasi, ia berhasil menjadi anggota DPRD
Maluku Utara dari PPP. Menjelang Pemilu 2004, Basrah menjadi tokoh yang mempelopori
keberadaan Partai Demokrat di Maluku Utara. Dan menghadapi Pemilu 2009 ini, Basrah sudah
mendirikan partainya sendiri, Partai Kedaulatan (PK).

Menurut Basrah, pendirian PK ditujukan untuk mewujudkan negara dan rakyat Indonesia yang
berdaulat, berwawasan religius dan nasional, kuat, aman, adil, makmur sejahtera, serta eksistensi
negara yang setara dalam dunia internasional. Tak heran, slogan yang diusungnya pun tegas,
“Saatnya Rakyat yang Berdaulat.”

Partai Persatuan Daerah

Partai Persatuan Daerah (PPD) adalah sebuah partai politik di Indonesia yang lahir dan dibidani
oleh sebagian tokoh-tokoh politik yang bernaung dalam wadah Fraksi Utusan Daerah MPR RI
masa bhakti 1999-2004. Mereka bersepakat untuk berjuang melanjutkan cita-cita FUD dengan
membangun dan melahirkan sebuah partai yang diberi nama Partai Persatuan Daerah. Dengan
dimotori oleh DR. Oesman Sapta, Raharjo Rahimin, Abdul Salam, Karim Syarif pada tanggal 18
November 2002 didirikan Partai Persatuan Daerah dengan Akte Notaris Herlina Pakpahan, SH.
No. 8.

Ide dan konsepsi dasar yang berorientasi pada kepentingan daerah yang selama ini diperjuangkan
Fraksi Utusan Daerah (FUD) perlu dilanjutkan melalui wadah Partai Persatuan Daerah (PPD).

Konsep perpolitikan nasional dengan system bicameral ke depan menurut pandangan para tokoh
politik Penggagas lahirnya PPD belum mampu memperjuangkan aspirasi dan kepentingan
daerah. Disamping itu, idealisme dan semangat untuk mensejahterakan masyarakat melalui
pengembangan dan penggalian potensi daerah akan dapat dicapai apabila diperjuangkan dalam
satu wadah Partai Politik.

Alasan lain yang mendasari pembentukan PPD adalah berkurangnya perhatian dan keadilan dari
pemerintah pusat terhadap aspirasi daerah. Meskipun munculnya lembaga baru. Dewan
Perwakilan Daerah tetapi para tokoh tersebut tetap ragu karena belum adanya jaminan lembaga
itu dapat melaksanakan fungsinya secara maksimal dalam menampung aspirasi. PPD adalah
partainya orang daerah tetapi bukan bertujuan untuk menonjolkan sifat kedaerahan.

Partai Persatuan Daerah lahir berdasarkan UU Nomor 2 tahun 1999 tentang Partai Politik.
Dinamika lahirnya PPD dilandasi dengan semangat yang tak mengenal lelah para tokoh
penggagas mampu menghadapi arus dan gelombang yang begitu dahsyat untuk membawa
perahu yang bermuatan ide dan konsep sebagai bayi yang baru lahir sampai kepada satu tujuan
yakni diakui dan disahkannya partai PPD sebagai peserta Pemilu 2004.

Amandemen Undang Undang Dasar 1945 membawa perubahan yang mendasar bagi sistem
Legislatif. Perubahan ini tercermin dalam pelaksanaan sistim bicameral atau sistem dua kamar
yang disebut Soft Becameralism yang terdiri dari DPR dan DPD. Kedua lembaga ini sejak
Pemilu 2004 dipilih langsung oleh rakyat.

Aturan main dalam UU yang mengatur bahwa anggota DPD yang dipilih rakyat setiap Propinsi
diwakili 4 (empat) orang atau anggota DPD hasil Pemilu 2004 tidak lebih dari sepertiga (1/3)
jumlah anggota DPR.

Partai Kebangkitan Bangsa

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), adalah sebuah partai politik di Indonesia. Partai ini didirikan
di Jakarta pada tanggal 23 Juli 1998 (29 Rabi'ul Awal 1419 Hijriyah) yang dideklarasikan oleh
para kiai-kiai Nahdlatul Ulama, seperti Munasir Ali, Ilyas Ruchiyat, Abdurrahman Wahid, A.
Mustofa Bisri, dan A. Muhith Muzadi).

Kronologi pendirian
Kisah pendirian PKB dimulai pada 11 Mei 1998. Ketika para kyai sesepuh di Langitan
mengadakan pertemuan. Mereka membicarakan situasi terakhir yang menuntut perlu diadakan
perubahan untuk menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran. Saat itu para kyai membuat surat
resmi kepada Pak Harto yang isinya meminta agar beliau turun atau lengser dari jabatan
presiden. Pertemuan itu mengutus Kyai Mu’hid Mujadid dari Jember dan Gus Yusuf Muhammad
menghadap Pak Harto untuk menyampaikan surat itu. Mereka berangkat ke Jakarta, meminta
waktu tetapi belum dapat jadwal. Sehingga sebelum surat itu diterima, Pak Harto sudah
mengundurkan diri terlebih dahulu, tanggal 23 Mei 1998.
Setelah itu, pada tanggal 30 Mei 1998, diadakan istiqosah akbar di Jawa Timur. Lalu semua kyai
berkumpul di kantor PBNU Jatim. Para kyai itu mendesak KH Cholil Bisri supaya menggagas
dan membidani pendirian partai bagi wadah aspirasi politik NU. “Tapi saya mengatakan, jangan
saya,” kata KH Cholil Bisri. Sebab ia merasa sudah capek jadi orang politik. Ia merasa lebih baik
di pesantren saja. Tetapi para kyai terus mendorongnya karena dinilai lebih berpengalaman
dalam hal politik. Ketika itu Gus Dur belum ikut. Makanya ia terus dipaksa.

Kemudian, tanggal 6 Juni 1998, ia mengundang 20 kyai untuk membicarakan hal tersebut.
Undangan hanya lewat telepon. Tetapi pada hari H-nya yang datang lebih 200 kyai. Sehingga
rumahnya di Rembang sebagai tempat pertemuan penuh. Dalam pertemuan itu terbentuklah
sebuah panitia yang disebut dengan Tim “Lajenah” karena terdiri dari 11 orang. Ia sendiri
menjadi ketua. Sekretarisnya Gus Yus. Panitia ini bekerja secara maraton untuk menyusun
platform dan komponen-komponen partai termasuk logo (yang sampai saat ini menjadi lambang
resmi partai) yang pembuatannya diserahkan kepada KH.A. Mustofa Bisri. Selain itu terbentuk
juga Tim Asistensi Lajenah terdiri dari 14 orang yang diketuai oleh Matori Abdul Djalil dan
sekretarisnya Asnan Mulatif.

Pada tanggal 18 Juni 1998, panitia mengadakan pertemuan dengan PBNU. Dilanjutkan audiensi
dengan tokoh-tokoh politik (NU) yang ada di Golkar, PDI dan PPP. Panitia menawarkan untuk
bergabung, tanpa paksaan. PBNU sendiri menolak pendirian partai. Setelah itu, pada tanggal 4
Juli 1998, Tim ‘Lajenah’ beserta Tim dari NU mengadakan semacam konfrensi besar di
Bandung dengan mengundang seluruh PW NU se-Indonesia. 27 perwakilan datang semua.

Hari itu diputuskan nama partai. Usulan nama adalah Partai Kebangkitan Bangsa, Partai
Kebangitan Ummat dan Partai Nahdlatul Ummat. Akhirnya hasil musyawarah memilih nama
PKB (Partai Kebangkitan Bangsa). Lalu ditentukan siapa-siapa yang menjadi deklarator partai.
Disepakati 72 deklarator, sesuai dengan usia NU ketika itu. Jumlah itu terdiri dari Tim Lajenah
(11), Tim Asistensi Lajenah (14), Tim NU (5), Tim Asistensi NU (7), Perwakilan Wilayah (27 x
2), Ketua–ketua Event Organisasi NU, tokoh-tokoh Pesantren dan tokoh-tokoh masyarakat.
Semua deklarator membubuhkan tandatangan dilengkapi naskah deklarasi. Lalu diserahkan ke
PBNU untuk mencari “kapten” partai ini.

Ketika masuk ke PBNU, dinyatakan bahwa yang menjadi deklaratornya 5 orang saja, bukan 72
orang. Kelima orang itu yakni Kyai Munasir Allahilham, Kyai Eliyas Ruhyat, Kyai Muhid
Mujadid dan KH. A. Mustofa Bisri dan ditambah Abddurahman Wahid sebagai ketua PBNU.
Nama 72 deklarator dari Tim Lajenah itu dicoreti semua oleh PBNU. “Ya terima saja. Sebab
saya berpikir untuk dapat berjuang bukanlah harus ada di dalam struktur,” ujar KH Cholil Bisri,
ketika Wartawan Tokoh Indonesia mengonfirmasi hal ini dalam percakapan dengannya di ruang
kerjanya di Gedung MPR-RI (22/10/02).

Dalam menyikapi usulan yang masuk dari masyarakat Nahdliyin, PBNU menanggapinya secara
hati-hati. Hal ini didasarkan pada adanya kenyataan bahwa hasil Muktamar NU ke-27 di
Situbondo yang menetapkan bahwa secara organisatoris NU tidak terkait dengan partai politik
manapun dan tidak melakukan kegiatan politik praktis. Namun demikian, sikap yang ditunjukan
PBNU belum memuaskan keinginan warga NU. Banyak pihak dan kalangan NU dengan tidak
sabar bahkan langsung menyatakan berdirinya parpol untuk mewadahi aspirasi politik warga NU
setempat. Diantara yang sudah mendeklarasikan sebuar parpol adalah Partai Bintang Sembilan di
Purwokerto dan Partai Kebangkitan Umat (Perkanu) di Cirebon.

Akhirnya, PBNU mengadakan Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU tanggal 3 Juni
1998 yang menghasilkan keputusan untuk membentuk Tim Lima yang diberi tugas untuk
memenuhi aspirasi warga NU. Tim Lima diketuai oleh KH Ma'ruf Amin (Rais
Suriyah/Koordinator Harian PBNU), dengan anggota, KH M Dawam Anwar (Katib Aam
PBNU), Dr KH Said Aqil Siradj, M.A. (Wakil Katib Aam PBNU), H M. Rozy Munir,S.E.,
M.Sc. (Ketua PBNU), dan Ahmad Bagdja (Sekretaris Jenderal PBNU). Untuk mengatasi
hambatan organisatoris, Tim Lima itu dibekali Surat Keputusan PBNU. Tim lima ini adalah tim
NU,

Selanjutnya, untuk memperkuat posisi dan kemampuan kerja Tim Lima seiring semakin
derasnya usulan warga NU untuk menginginkan partai politik, maka pada Rapat Harian Syuriyah
dan Tanfidziyah PBNU tanggal 20 Juni 1998 memberi Surat Tugas kepada Tim Lima, selain itu
juga dibentuk Tim Asistensi NU yang diketuai oleh Arifin Djunaedi (Wakil Sekjen PBNU)
dengan anggota H Muhyiddin Arubusman, H.M. Fachri Thaha Ma'ruf, Lc., Drs. H Abdul Aziz,
M.A., Drs. H Andi Muarli Sunrawa, H.M. Nasihin Hasan, H Lukman Saifuddin, Drs. Amin Said
Husni dan Muhaimin Iskandar. Tim Asistensi NU bertugas membantu Tim NU dalam
mengiventarisasi dan merangkum usulan pembetukan parpol.

Pada tanggal 22 Juni 1998 Tim Lima dan Tim Asistensi mengadakan rapat untuk mendefinisikan
dan mengelaborasikan tugas-tugasnya. Tanggal 26 - 28 Juni 1998 Tim Lima dan Tim Asistensi
mengadakan konsinyering di Villa La Citra Cipanas untuk membahas usulan pendirian PKB dari
para Kiai yang telah berkumpul di Rembang. Pertemuan ini menghasilkan lima rancangan:

Pokok-pokok Pikiran NU Mengenai Reformasi Politik, Mabda' Siyasiy, Hubungan Partai Politik
dengan NU, ADART dan Naskah Deklarasi.

Partai Penegak Demokrasi Indonesia


Partai Penegak Demokrasi Indonesia, sebelumnya bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI),
adalah salah satu partai politik di Indonesia. Dalam Pemilu 2009, partai ini bernomor urut 19.

Pemilu 2004
Dalam pemilu 2004, kembali PPDI tidak memperoleh suara signifikan, sehingga kembali terkena
aturan electoral threshold.

Pemilu 2009
Dalam menghadapi pemilu 2009, PPDI dalam Musyawarah Nasional Luar biasa (Munaslub)
PPDI di Kupang, 16-18 Nopember 2007 sempat akan beralih nama kembali menjadi Partai
Demokrasi Indonesia. PDI "baru" ini akan menggunakan lambang yang sama dengan PDI lama.
Akan tetapi, karena aturan electoral threshold dibatalkan oleh MK, PPDI tetap dapat mengikuti
Pemilu 2009 tanpa berganti nama menjadi PDI. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI
No:686K/Pdt.Sus/2008 tanggal 15 Oktober 2008 yang Amar Putusannya Mengabulkan
Permohonan Kasasi Menteri Hukum dan Ham RI dalam perkara Menteri Hukum dan Ham RI
(Pemohon Kasasi) melawan Drs. H. Endung Sutrisno, MBA dan Drs. V. Joes Prananto
(Termohon Kasasi) dengan Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
No:756/Pdt.G/2008/PN.Jak.Sel tanggal 1 Agustus 2008. Sehingga Munaslub PPDI di Kupang,
16-18 November 2007 dinyatakan illegal dan tidak sah.

Pada tanggal 28-29 Juli 2008 telah dilaksanakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUnaslub)
PPDI di Surabaya. Hasil Keputusan Munaslub PPDI di Surabaya telah ditetapkan di dalam Surat
Keputusan Menteri Hukum dan Ham RI No:M.HH-76.AH.11.01 Tahun 2008 tanggal 26
November 2008 tentang Pengesahan Susunan Pengurus DPP PPDI Masa Bhakti 2005-2010 dan
Surat KPU No:3411/15/XII/2008 Tanggal 2 Desember 2008 Tentang Keputusan Menteri Hukum
dan Ham RI tentang Kepengurusan DPP PPDI yang ditujukan ke KPU Provinsi se-Indonesia
dengan Ketua Umum, H. Mentik Budiwiyono dan Sekretaris Jenderal, Joseph Williem Lea Wea.

Partai Matahari Bangsa


Partai Matahari Bangsa, atau PMB, adalah sebuah partai politik di Indonesia yang didirikan pada
16 Desember 2006 oleh kader muda Muhammadiyah dengan azas Islam. Meskipun begitu, partai
ini bukan merupakan bagian dari Muhammadiyah.[1] Partai ini telah lolos verifikasi administrasi
sekaligus verifikasi faktual di Komisi Pemilihan Umum untuk mengikuti Pemilu 2009 dan
mendapat nomer urut 18. Saat ini Ketua Umumnya dijabat oleh Imam Addaruqutni ( Mantan
Ketum Pemuda Muhammadiyah ) sedang Sekretaris Jendralnya adalah Ahmad Rofik ( Mantan
Ketum IMM ).

Partai Demokrasi Pembaruan

Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) dengan nomor urut 16 pada pemilu 2009 adalah salah satu
partai politik di Indonesia. Dalam Pemilu 2009, partai ini bernomor urut 16. Partai ini didirikan
tahun 2005 oleh beberapa mantan anggota Partai Demokrasi Indonesia - Perjuangan (PDI-P)
yang pernah dekat dengan Megawati Soekarnoputri.

Pada kongres PDI-P tahun 2005 terjadi perbedaan tajam dalam penentuan metode demokratis
yang berlaku di partai. Gerakan Pembaruan yang bergulir secara nasional mengambil pandangan
bahwa walaupun PDI-P adalah partai politik yang modern namun masih menggunakan metode
lama otoriter, seperti memberikan hak istimewa mutlak kepada ketua partai dan hanya memiliki
satu kandidat untuk posisi-posisi senior. Kelompok ini kemudian mendirikan Partai Demokrasi
Pembaruan (PDP) yang mengambil sistem kepemimpinan kolektif dengan 35 orang dalam
pimpinan kolektif nasional.

Partai Demokrasi Kebangsaan


Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), sebelumnya bernama Partai Persatuan Demokrasi
Kebangsaan (PPDK), adalah salah satu partai politik di Indonesia. Dalam Pemilu 2009, partai ini
bernomor urut 20.

PPDK didirikan pada 23 Juli 2002 oleh dua orang pengamat politik, Ryaas Rasyid dan Andi
Mallarangeng.

Pemilu 2004
PPDK berhasil meraih 1,16% suara dalam pemilu legislatif 2004 dan memperoleh lima kursi.
Dalam pemilu presiden 2004, partai ini mencalonkan Wiranto sebagai presiden. Akibat
pencalonan ini, Mallarangeng yang tidak menyetujui pilihan ini memutuskan untuk
mengundurkan diri dari jabatannya. Mengenai hal ini, ia berkata "...Bagi saya pribadi, Jenderal
Wiranto adalah bagian dari masa lalu Indonesia... Kita harus berpikir ke depan dan mencari serta
mendukung pemimpin yang mampu menjawab tantangan masa depan; Bukan seorang pemimpin
yang akan terlalu banyak disibukkan untuk memberi justifikasi pada masa lalu yang kelam."[1]

Pemilu 2009
Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan dalam Pemilu tahun 2009 akan berubah nama menjadi
PARTAI DEMOKRASI KEBANGSAAN (PDK) berikut gambar logo Partai, Keputusan ini
disepakati oleh utusan Dewan Pengurus Provinsi Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan
seluruh Indonesia pada acara Rapimnas tanggal 26-28 Oktober 2007 di Hotel Mercure-Ancol
Jakarta. Dengan adanya perubahan tersebut menjadikan Partai Demokrasi Kebangsaan semakin
mantap melaju berperan dalam kancah dunia perpolitikan di Indonesia dengan tanpa berfusi
dengan Partai lainya.

Partai Damai Sejahtera

Partai Damai Sejahtera (PDS) adalah partai politik di Indonesia yang berasaskan Pancasila dan
nilai-nilai Kristen. Partai ini berdiri pada tanggal 1 Oktober 2001.
Partai ini telah ikut dalam Pemilu 2004 dengan meraih suara sebanyak 2,13% (2.414.254) dari
jumlah suara total dan mendapatkan kursi sebanyak 12 di DPR. Pada Pemilu Legislatif 2009,
partai ini tidak mendapat kursi di DPR RI karena perolehan suara nasionalnya, sebanyak 1,4%
suara, tidak melebihi parliamentary threshold 2,5%

Kisruh Internal Partai


Menilik hasil pemilu 2009 yang tidak mencapai ambang batas parlemen 2,5%, sejumlah kader
partai bermanuver dengan pindah ke partai politik yang lain. Sejumlah kader lainnya, bahkan
menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) partai berdasarkan Anggaran Dasar (AD)
menurut keyakinannya. Selain Anggaran Dasar (AD) tahun 2001, ada tiga Anggaran Dasar (AD)
lainnya, yaitu AD tahun 2004 bersampul warna ungu, AD tahun 2005 bersampul warna merah-
putih, dan AD tahun 2007 buatan tim ad-hoc yang bersampul gambar burung rajawali.

Keputusan untuk menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Damai
Sejahtera (PDS) di Manado (Sulawesi Utara) pada 6-8 Mei 2010 didasarkan pada Anggaran
Dasar (AD) yang diyakini peserta Munaslub tersebut. Pada Munaslub itu, secara aklamasi,
Dr.ML.Denny Tewu, SE,MM terpilih sebagai ketua umum dan Sahat Sinaga, S.H.,M.Kn.
sebagai sekretaris jenderal.

Menurut Anggaran Dasar (AD) Partai Damai Sejahtera (DPS) tahun 2001, Deperpu adalah
Dewan Pertimbangan Pusat. Fungsi Deperpu adalah mengawasi, mengarahkan, dan menjatuhkan
sangsi atas pelanggaran Anggaran Dasar (AD) dan peraturan-peraturan partai lainnya. Semula
anggota Deperpu terdiri dari 18 orang. Meninggalnya 2 (dua) orang dan 1 (satu) orang yang
mengundurkan diri turut mengurangi jumlah anggota Deperpu, sehingga kemudian anggota
Deperpu berjumlah 15 orang.

Sidang-sidang Deperpu yang diadakan pada Agustus 2009 dan April 2010 dihadiri 5 (lima)
orang anggota dan 4 (empat) orang anggota memberikan mandat penuh kepada Ben VB
Sitompul sebagai Ketua Deperpu dan Pdt Christman Hutabarat sebagai Sekretaris Deperpu.
Sidang-sidang Deperpu kemudian memutuskan memberhentikan Ruyandi Hutasoit dari
jabatannya sebagai Ketua Umum PDS dan mengangkat Dewan Pimpinan Pusat Sementara
(Caretaker) yang diketuai oleh Harry Wattimury (Pjs) dan Markus Hutasoit sebagai Pejabat
sementara Sekretaris Jenderal DPP-PDS.

Kisruh internal antar anggota partai kemudian bergulir ke meja hijau (persidangan) dengan
dimasukkannya sidang perkara perdata No. 326/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Bar antara Ben Victor Barita
Sitompul selaku Penggugat melawan Ruyandi Mustika Hutasiot selaku Tertugat di Pengadilan
Negeri Jakarta Barat. Pada setiap sidang, penggugat selalu tampil seorang diri sebagai penuntut
umum sedang pihak tergugat diwakili oleh penasehat hukum yang ditunjuk. Sidang ketiga
tanggal 15 Juli 2010, penggugat menghadirkan 2 (dua) orang saksi ahli. Sidang keempat tanggal
19 Juli 2010, pengugat menghadirkan 2 (dua) orang saksi. Sidang kelima tanggal 22 Juli 2010,
penggugat menghadirkan 2 (dua) orang saksi. Sidang keenam tanggal 26 Juli 2010, tergugat
menghadirkan 1 (satu) orang saksi ahli yaitu seorang pegawai Depkum-HAM dan 1 (satu) orang
saksi. Sidang ketujuh tanggal 29 Juli 2010 berlangsung singkat, karena hanya mengagendakan
penyerahan berkas kesimpulan hasil-hasil sidang yang telah digelar. Putusan hakim akan digelar
pada persidangan berikutnya.

Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), I Gusti Putu Arta menyatakan, KPU tidak akan
menerima seluruh aktivitas politik Denny Tewu yang mengatasnamakan Ketua Umum Partai
Damai Sejahtera (PDS) walaupun telah ditetapkan lewat Munaslub PDS di Manado pada 6-8
Mei 2010. "Yang ada pada kami, ketua umum (PDS) bukan Denny Tewu. Jadi, kalau ada
aktivitas politik dia, termasuk untuk pilkada, jelas kami tolak. Kalau ditemukan KPU daerah
memberikan legalitas politik terhadap Denny Tewu sebagai ketua umum PDS, laporkan ke
kami," kata Putu Arta seperti dirilis Harian Rakyat Merdeka pada Selasa, 29 Juni 2010.

Partai Golongan Karya

Partai Golongan Karya (Partai Golkar), sebelumnya bernama Golongan Karya (Golkar) dan
Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), adalah sebuah partai politik di Indonesia.
Partai GOLKAR bermula dengan berdirinya Sekber GOLKAR di masa-masa akhir pemerintahan
Presiden Soekarno, tepatnya 1964 oleh Angkatan Darat untuk menandingi pengaruh Partai
Komunis Indonesia dalam kehidupan politik. Dalam perkembangannya, Sekber GOLKAR
berubah wujud menjadi Golongan Karya yang menjadi salah satu organisasi peserta Pemilu.
Dalam Pemilu 1971 (Pemilu pertama dalam pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto), salah
satu pesertanya adalah Golongan Karya dan mereka tampil sebagai pemenang. Kemenangan ini
diulangi pada Pemilu-Pemilu pemerintahan Orde Baru lainnya, yaitu Pemilu 1977, 1982, 1987,
1992, dan 1997. Kejadian ini dapat dimungkinkan, karena pemerintahan Soeharto membuat
kebijakan-kebijakan yang sangat mendukung kemenangan GOLKAR, seperti peraturan
monoloyalitas PNS, dan sebagainya.

Setelah pemerintahan Soeharto selesai dan reformasi bergulir, GOLKAR berubah wujud menjadi
Partai GOLKAR, dan untuk pertama kalinya mengikuti Pemilu tanpa ada bantuan kebijakan-
kebijakan yang berarti seperti sebelumnya di masa pemerintahan Soeharto. Pada Pemilu 1999
yang diselenggarakan Presiden Habibie, perolehan suara Partai GOLKAR turun menjadi
peringkat kedua setelah PDI-P.

Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Megawati Soekarnoputri menjadi salah satu sebab para
pemilih di Pemilu legislatif 2004 untuk kembali memilih Partai GOLKAR, selain partai-partai
lainnya seperti Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, dan lain-lain. Partai GOLKAR
menjadi pemenang Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif pada tahun 2004 dengan meraih
24.480.757 suara atau 21,58% dari keseluruhan suara sah.

Kemenangan tersebut merupakan prestasi tersendiri bagi Partai GOLKAR karena pada Pemilu
Legislatif 1999, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mendominasi perolehan suara.
Dalam Pemilu 1999, Partai GOLKAR menduduki peringkat kedua dengan perolehan 23.741.758
suara atau 22,44% dari suara sah. Sekilas Partai GOLKAR mendapat peningkatan 738.999 suara,
tapi dari prosentase turun sebanyak 0,86%.

Saat ini, Partai Golkar dipimpin oleh Ketua Umum Aburizal Bakrie. Sebelumnya jabatan ini
dipegang oleh Muhammad Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia 2004–2009.

Partai Persatuan Pembangunan

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah sebuah partai politik di Indonesia.

Pada saat pendeklarasiannya pada tanggal 5 Januari 1973 partai ini merupakan hasil gabungan
dari empat partai keagamaan yaitu Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Serikat Islam Indonesia
(PSII), Perti dan Parmusi. Ketua sementara saat itu adalah H.M.S Mintaredja SH. Penggabungan
keempat partai keagamaan tersebut bertujuan untuk penyederhanaan sistem kepartaian di
Indonesia dalam menghadapi Pemilihan Umum pertama pada masa Orde Baru tahun 1973.

Ketua Umum
Jabatan ketua umum pada awalnya berbentuk presidium yang terdiri dari KH Idham Chalid
sebagai Presiden Partai serta Mintaredja, Th M Gobel, Rusli Halil, dan Masykur sebagai wakil
presiden partai.

1. M. Syafaat Mintaredja (5 Januari 1973-1978).


2. H. Djailani Naro (1978-1984 yang menggantikan Mintaredja) dan (1984-1989).

3. Ismail Hassan Metareum (1989-1994) dan (1994-1998).

4. Hamzah Haz (1998-2003) dan (2003-2007). Pada 2001, Hamzah terpilih sebagai wakil presiden
lewat suara majelis di Sidang Istimewa MPR tahun 2001. Dalam Pemilu Presiden 2004, PPP
mencalonkan Hamzah Haz sebagai calon presiden, berpasangan dengan Agum Gumelar sebagai
calon wakil presiden. Perolehan suara pasangan ini, sampai saat-saat terakhir penghitungan
suara, hanya mencapai sekitar 3 persen.

5. Suryadharma Ali (2007-2012).

Pencapaian pada Pemilu Anggota DPR 2009


PPP mendapat 39 kursi (7,0%) di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009, setelah
mendapat sebanyak 5.533.214 suara (5,3%).

Partai Bulan Bintang

Partai Bulan Bintang (PBB) adalah sebuah partai politik Indonesia yang berasaskan Islam dan
menganggap dirinya sebagai partai penerus Masyumi yang pernah jaya di masa Orde Lama.
Partai Bulan Bintang didirikan pada 17 Juli 1998.
Partai ini telah ikut pemilu selama dua kali yaitu pada Pemilu tahun 1999 dan 2004. Partai pada
pemilu 2004 memenangkan suara sebesar 2.970.487 pemilih (2,62%) dan mendapatkan 11 kursi
di DPR.

Partai ini sebelumnya diketuai oleh Yusril Ihza Mahendra, tokoh yang pernah menjabat Menteri
Sekretaris Kabinet di massa Presiden SBY, Tokoh ini mempunyai tahilalat / kutil besar di
wajahnya. Berikutnya MS Kaban dipilih sebagai ketua umum pada 1 Mei 2005. MS Kaban
sendiri adalah Menteri Kehutanan di Kabinet Indonesia Bersatu.

Dalam Pemilihan Umum Anggota Legislatif 2009, partai ini tidak mampu meraih perolehan
suara melebihi parliamentary threshold 2,5% sehingga harus terdepak dari DPR RI.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah sebuah partai politik di Indonesia.
Lahirnya PDI-P dapat dikaitkan dengan peristiwa 27 Juli 1996. Hasil dari peristiwa ini adalah
tampilnya Megawati Soekarnoputri di kancah perpolitikan nasional. Walaupun sebelum
peristiwa ini Megawati tercatat sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia dan anggota
Komisi I DPR, namun setelah peristiwa inilah, namanya dikenal diseluruh Indonesia.

Setelah dibukanya kehidupan kepartaian politik oleh Presiden Habibie, untuk menyongsong
Pemilu 1999, PDI-P didirikan. Dalam Pemilu ini, PDI-P memperoleh peringkat pertama untuk
suara DPR dengan memperoleh 151 kursi. Walaupun demikian, PDI-P gagal membawa
Megawati ke kursi kepresidenan, karena kalah voting dalam Sidang Umum MPR 1999 dari
Abdurrahman Wahid, dan oleh karenanya Megawati menduduki kursi wakil presiden. Setelah
Abdurrahman Wahid turun dari jabatan presiden pada tahun 2001, PDI-P berhasil menempatkan
Megawati ke kursi presiden.

Dalam Pemilu Legislatif 2004, perolehan suara PDI-P turun ke peringkat kedua, dengan 109
kursi. Untuk Pemilu Presiden 2004, PDI-P kembali mencalonkan Megawati sebagai calon
presiden, berpasangan dengan KH Hasyim Muzadi sebagai calon wakil presiden.

Kongres I PDI-P berlangsung di Semarang, Jawa Tengah pada tahun 2000.


Partai Bintang Reformasi

Partai Bintang Reformasi (PBR) adalah salah satu partai politik di Indonesia. Dalam Pemilu
2009, partai ini bernomor urut 29.

Partai Bintang Reformasi merupakan nama baru dari Partai Persatuan Pembangunan Reformasi
(PPP Reformasi) yang dideklarasikan pada tgl 20 Januari 2002, sebagai hasil penggabungan dari
Partai Indonesia Baru, Partai Ummat Muslimin Indonesia, Partai Kebangkitan Muslim Indonesia,
dan Partai Republik.

Selain itu PBR juga didukung oleh puluhan LSM, ormas, para Ulama dan Cendekiawan,
pedagang, mahasiswa , buruh dan petani. PBR mempunyai tujuan untuk memperbaiki
kepemimpinan nasional, pemerataan ekonomi dan penegakan hukum yang selaras dengan cita-
cita partai untuk mewuju

dkan masyarakat madani yang sejahtera lahir dan batin, adil, mandiri dan demokratis yang
diridhoi Allah SWT.

Pada Pemilu 2004, partai ini sempat berniat mengajukan Ketua Umumnya, KH Zainuddin MZ
yang dikenal dengan sebutan Da'i Sejuta Ummat, sebagai calon presiden.

Partai Demokrat
Partai Demokrat adalah sebuah partai politik Indonesia. Partai ini didirikan pada 9 September 2001 dan
disahkan pada 27 Agustus 2003. Pendirian partai ini erat kaitannya dengan niat untuk membawa Susilo
Bambang Yudhoyono, yang kala itu menjadi Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan di bawah
Presiden Megawati, menjadi presiden. Karena hal inilah, Partai Demokrat terkait kuat dengan figur
Yudhoyono.

Ketua Umum
 Subur Budhisantoso (2001–2005)
 Hadi Utomo (2005–23 Mei 2010)

 Anas Urbaningrum (23 Mei 2010-sekarang)


Pemilu Anggota Legislatif 2004

Partai ini pertama kali mengikuti pemilihan umum pada tahun 2004 dan meraih suara sebanyak
7,45% (8.455.225) dari total suara dan mendapatkan kursi sebanyak 57 di DPR. Dengan
perolehan tersebut, Partai Demokrat meraih peringkat ke 5 Pemilu Legislatif 2004. Menjelang
Pemilu 2004, popularitas partai ini cukup terdongkrak dengan naiknya popularitas Yudhoyono
waktu itu. Bersama PKS, partai ini menjadi the rising star pada pemilu kedua di Era Reformasi
itu. Popularitas partai ini terutama berada di kota-kota besar, dan di wilayah eks-Karesidenan
Madiun, tempat Yudhoyono berasal.

Pemilu Anggota Legislatif 2009

Dari hasil Pemilu 2009, Partai Demokrat menjadi Pemenang Pemilu Legislatif 2009. Partai
Demokrat memperoleh 148 kursi (26,4%) di DPR RI, setelah mendapat 21.703.137 total suara
(20,4%). Partai Demokrat meraih suara terbanyak di banyak provinsi, hal yang pada pemilu
sebelumnya tidak terjadi, seperti di Aceh, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Partai Kebangkitan Nasional Ulama

Partai Kebangkitan Nasional Ulama adalah salah satu partai politik di Indonesia. Dalam Pemilu
2009, partai ini bernomor urut 34.

Sejarah
Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), yang didirikan pada tanggal 21 November 2006 di
Pondok Pesantren Langitan, Widang, Tuban, Jawa Timur, bisa diartikan sebagai alat politik para
ulama untuk memperjuangkan kebangkitan nasional sebagai perwujudan rasa cinta tanah air.

Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia

Pemilu 1999
Pada Pemilu 1999, Partai Nahdlatul Ummat mendapatkan nomor urut 25.
Pemilu 2004
Ketika Pemilu 2004, Partai Nahdlatul Ummat harus mengganti nama dan lambang apabila ingin
berpartisipasi kembali, karena tidak memenuhi electoral threshold. Maka Partai Nahdlatul
Ummat berganti nama menjadi Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia dan mendapatkan
nomor urut 12.

Pemilu 2009
Pada Pemilu 2009, PPNUI sebelumnya tidak lulus verifikasi, tetapi dengan adanya gugatan 4
partai gurem pada Pemilu 2004 kepada Mahkamah Konstitusi, akhirnya 4 partai politik gurem ini
disahkan juga menjadi Parpol perserta Pemilu, yang mana salah satunya ada PPNUI. Selanjutnya
pada Pemilu 2009 PPNUI mendapat nomor urut 42.

Partai Sarikat Indonesia

Partai Sarikat Indonesia (PSI) adalah sebuah partai politik di Indonesia. PSI telah berpartisipasi
pada Pemilu 2004, dengan nomor urut 22.

Pada Pemilu 2009, PSI sebelumnya tidak lulus verifikasi. Tetapi dengan adanya gugatan 4 partai
gurem pada Pemilu 2004 kepada Mahkamah Konstitusi, akhirnya 4 Partai politik gurem ini
disahkan juga menjadi parpol peserta Pemilu, yang mana salah satunya ada PSI. Selanjutnya
pada Pemilu 2009, PSI mendapat nomor urut 43.
Partai Buruh (Indonesia)

Partai Buruh adalah sebuah partai yang pernah mengikuti Pemilu 1999 dan Pemilu 2004. Partai
tersebut ikut dalam Pemilu 2009 sebagai peserta pemilu.

Partai Buruh menggunakan 3 nama berbeda, yaitu Partai Buruh Nasional (1999), Partai Buruh
Sosial Demokrat (2004) dan Partai Buruh (2009)

Sejarah
Pada Pemilu 1999, partai ini memakai nama Partai Buruh Nasional, dengan nomor urut 37. Lalu
pada Pemilu 2004 partai ini menggunakan nama Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD), dengan
nomor urut 2. Lalu pada Pemilu 2009, Partai Buruh sebelumnya tidak lulus verifikasi, tetapi
dengan adanya gugatan 4 partai gurem pada Pemilu 2004 kepada Majelis Konstitusi, akhirnya 4
Partai politik gurem ini disahkan juga menjadi Parpol peserta pemilu; salah satunya ada Partai
Buruh. Selanjutnya pada Pemilu 2009, Partai Buruh mendapat nomor urut 44.

You might also like