Professional Documents
Culture Documents
Kebanyakan terdiri dari kwarsa dan feldspar, bagian yang paling banyak dan
paling keras sisa-sisa pelapukan batu di gunung.
Dibatasi hanya di daerah dimana gerakan air yang kuat mengangkut partikel-
partikel yang halus dan ringan.
Total bahan organik dan organisme hidup di pantai yang berpasir jauh lebih
sedikit dibandingkan dengan jenis pantai lainnya.
- cacing polikaeta
- Moluska bivalvia
- dan rustasea
FUNGSI
Tidak dapat menahan air dengan baik karena sedimennya yang kasar akibatnya
lapisan permukannya menjadi kering sampai sedalam beberapa cm di bagian atas
pantai yang terbuka terhadap matahari pada saat pasang surut.
PARAMETER LINGKUNGAN
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0401/03/inspirasi/778768.htm
Sabtu, 03 Januari 2004
Secara obyektif pasir laut memang bisa disebut salah satu sumber daya
kelautan yang berkembang menjadi komoditas ekonomi. Namun, penambangan
pasir laut berdampak pada pengelolaan wilayah pesisir dan laut. Kegiatan
penambangan pasir laut apabila tidak dilakukan di daerah yang tepat dan
dengan cara yang tepat akan berdampak pada lingkungan, baik fisik, biologi,
maupun sosial.
Pantai dikatakan stabil jika untuk waktu lama hampir tak mengalami
perubahan bentuk. Kestabilan pantai ditentukan oleh berbagai faktor
eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi arus, gelombang, angin,
maupun pasang surut, sedangkan faktor internal menyangkut karakteristik,
tipe sedimen, serta lapisan dasar di mana sedimen itu berada.
Di daerah laut dalam, gelombang merambat tidak dipengaruhi dasar laut. Akan
tetapi, di daerah laut transisi dan dangkal penjalaran perambatan gelombang
sangatlah dipengaruhi oleh dasar laut. Refraksi mempunyai pengaruh besar
terhadap distribusi energi gelombang di sepanjang pantai.
Tipologi pantai
Bentuk tebing pantai umumnya dipengaruhi keadaan alam, yaitu ombak, arus
pantai, angin, atau yang diakibatkan secara tidak langsung oleh kegiatan
manusia di wilayah pantai. Pantai berbatu biasanya tidak mudah tererosi
akibat adanya arus atau gempuran gelombang. Erosi di daerah pantai berbatu
lebih banyak oleh pelapukan batuan atau proses geologi lain dalam waktu
yang relatif lama. Erosi pada material masif (seperti batu atau karang) ini
lebih dikenal dengan nama abrasi.
Kedua, p antai berpasir dan pantai berlumpur. Pantai tipe ini terbentuk
oleh proses di laut akibat erosi gelombang, pengendapan sedimen, dan
material organik. Pantai berpasir umumnya banyak dijumpai pada pantai di
Indonesia. Material penyusun pantai tersebut biasanya terdiri atas pasir
bercampur batu yang berasal dari daratan yang terbawa aliran sungai atau
berasal dari daratan di belakang pantai tersebut. Di samping berasal dari
daratan, material penyusun pantai ini juga dapat berasal dari berbagai
jenis biota laut yang ada di daerah pantai itu sendiri.
Pantai berlumpur yang banyak dijumpai di muara sungai yang ditumbuhi oleh
hutan mangrove, energi gelombang terdisipasi oleh hutan mangrove dan
lumpur. Pantai tipe ini banyak ditemui di pantai utara Pulau Jawa, pantai
timur Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Pantai tipe ini relatif mudah
berubah bentuk, mengalami deformasi, dan tererosi.
Proses pantai
Arus yang terjadi di pantai berasal dari arus laut global, arus akibat
angin, arus akibat pasang surut, ataupun arus akibat gelombang. Arus
global, arus akibat angin, dan arus pasang surut disebut shelf current atau
coastal current. Sementara itu, arus yang disebabkan gelombang dibedakan
menjadi littoral current dan orbital current. Arus litoral terjadi bila
arah gelombang membentuk sudut dengan garis pantai.
Arus orbital gelombang adalah arus yang disebabkan oleh kecepatan partikel
yang arahnya maju mundur searah dengan arah gelombang. Besar arus orbital
bergantung pada tinggi dan periode gelombang. Panjang daerah pengaruh arus
orbital ini sebanding dengan panjang gelombang.
Arus gelombang biasanya terjadi pada daerah antara gelombang pecah dan
garis pantai (surf-zone). Kedua arus inilah yang berperan dominan dalam
proses erosi pantai. Mekanisme gelombang di surf zone dimulai dengan
terjadinya gelombang pecah pada kedalaman kira-kira 1,25 kali tinggi gelombang.
Gelombang pecah ini membentuk bore yang merayap ke pantai dan naik ke swash
zone, kemudian kembali ke laut. Swash zone hanya sewaktu-waktu terendam
oleh air, dan dalam perjalanannya kembali ke laut, arus akan membawa
material sedimen. Energi eksternal ini bekerja secara kontinu sepanjang
pantai. Pada bagian yang relatif tidak memiliki daya tahan yang tinggi,
relatif lebih cepat terkikis dan sedimen akan terangkut bersama arus balik
ke laut (backwash). Terjadilah keseimbangan baru yang akan mempengaruhi
bentuk garis pantai.
Namun, kecepatan proses pengikisan pada intensitas energi yang sama pada
pantai masih bergantung pada material pembentuk pantai. Pantai yang
tersusun oleh materi yang tidak kompak (pasir dan lumpur) akan terkikis
lebih cepat dibanding pantai yang tersusun materi yang kompak (batu).
Upaya mitigasi