You are on page 1of 8

MAKALAH

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

( TRAFO UKUR )

Disusun Oleh :

Abdu Rohman Mustofa (091321031)


Agam Deska Purwanto (091321032)
Agus Sutrisno (091321033)
Ahmad Fazi Ghozi (091321034)
Yenny Yuniarti Putri (091321064)

Kelas 1B

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


Transformator Pengukuran ( Trafo Ukur)

Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau


menurunkan tegangan boilak-balik (AC). Transformator ukur didesain secara khusus
untuk pengukuran dalam sistem daya.

Contoh Transformer Lambang Transformer

Komponen Trafo

Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu :


 kumparan pertama (primer) bertindak sebagai input.
 kumparan kedua (sekunder) bertindak sebagai output.
 inti besi yang berfungsi memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Prinsip Kerja

Prinsip kerja trafo adalah sebagai berikut, ketika kumparan primer dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer
menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh
adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-
ujung kumparan sekunder akan timbul GGL induksi. Efek ini dinamakan induktansi
timbal balik (mutual inductance).

Pada skema trafo


disamping, ketika arus listrik dari
sumber tegangan yang mengalir
pada kumparan primer berbalik
arah (berubah polaritasnya)
medan magnet yang dihasilkanb
akan berubah arah sehingga arus
listrik yang dihasilkan akan
berubah arah sehingga arus listrik
yang dihasilakn pada kumparan
sekunder akan berubah
polaritasnya.

Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer,


tegangan sekunder dan jumlah lilitan sekunder
dinyatakan dalam persamaan :

Pada Trafo besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah :
1. sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns)
2. sebanding dengan besarnya tegangan primer (Vs ~ Vp)
3. berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan

sehingga dapat dituliskan

Penggunaan Trafo

Trafo digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau
penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Missal radio memerlukan tegangan 12 volt
padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan trafo untuk mengubah tegangan listrik
bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balkik 12 volt. Contoh alat listrik
yang memerlukan trafo adalah televisi, komputer, mesin fotokopi, gardu listrik dan
sebagainya.
Keuntungan

Transformator ini banyak digunakan dalam sistem daya karena mempunyai keuntungan,
antara lain :
 Memberikan isolasi elektrik bagi sistem daya
 Tahan terhadap beban untuk berbagai tingkatan
 Tingkat keandalan yang tinggi
 Secara fisik lebih sederhana bentuknya, dan
 Secara ekonomi lebih murah

Kerugian

 kerugian tembaga. Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh


resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.

 Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak


sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer
memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung
lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.

 Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang
terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat mempengaruhi
efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi
dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank winding)

 Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah.
Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya
dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti
reluktansi rendah.

 Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik,
arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar
kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat
dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa
kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat
geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.

 Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan
yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet
yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah,
terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau
digunakan inti berlapis-lapisan.
Efisiensi Trafo

Karena adanya kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak


dapat mencapai 100%. Untuk transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa
mencapai 98%.

Pendinginan Trafo

Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi
dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu
yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk
menyalurkan panas keluar trafo.

Jenis - Jenis

Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan lilitan sekunder transformator
ada dua jenis, yaitu :

1. Transformator Step Up
Yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi,
trafo ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada
jumlah lilitan primer (Ns > Np).

2. Transformator Step Down


Yaitu Transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah,
trafo ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada
jumlah lilitan kumparan sekunder (Np > Ns).

Adapun jenis Transformator pengukuran terdiri dari :

1. Trafo Arus (Current Transformator)

Trafo Arus (CT) berfungsi untuk menurunkan arus besar pada tegangan tinggi
menjadi arus yang lebih kecil pada tegangan rendah. Mentrasfer arus sisi intalasi primer
ke sisi intalasi sekunder sesuia dengan keperluan juga sebagai isolasi dari tegangan pada
sistem dengan alat ukur atau alat proteksi.

Current Transformer atau CT adalah salah satu type trafo instrumentasi yang
menghasilkan arus di sekunder dimana besarnya sesuai dengan ratio dan arus primernya.
Ada 2 standart yang paling banyak diikuti  pada CT yaitu : IEC 60044-1 (BSEN 60044-1)
& IEEE C57.13 (ANSI), meskipun ada juga standart Australia dan Canada.

Trafo arus dibagi menjadi 2 kelas, yaitu:

 Transformator arus kelas H (reaktansi bocor tinggi)


 Transformator arus kelas L (reaktansi bocor rendah)

Keduanya mempunyai standar ketelitian 2,5% dan 10%.

Prinsip kerja

Prinsip kerja Trafo Arus adalah : identik dengan trafo tenaga satu phasa, hanya
pada trafo arus tidak diatur oleh beban pada rangkaian primer tetapi ditentukan oleh
system suplai pada sisi primer. Tegangan yang dibangkitkan oleh fluks bolak-balik.

Trafo Arus digunakan untuk mengukur arus yang besarnya lebih dari 5 A dan arus
yang mengalir dalam jaringan tegangan tinggi. Disamping untuk pengukuran arus, trafo
arus juga dibutuhkan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele
proteksi.Kumparan primer trafo arus dihubungkan seri dengan jaringan atau peralatan
yang akan diukur arusnya, sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan meter
atau rele proteksi.

Pada umumnya peralatan ukur dan rele membutuhkan arus 1 A atau 5 A.


Kawasan kerja trafo arus yang digunakan untuk pengukuran biasanya 0,05 sampai 1,2
kali arus yang akan diukur. Trafo arus untuk tujuan proteksi biasanya harus mampu
bekerja lebih dari 10 kali arus pengenalnya.

Kapasitas transformator arus diperoleh dengan cara pembebanan kumparan


primer sebesar 5 lilitan dan kumparan sekunder sebesar 100 lilitan. Melalui percobaan
pembebanan, diperoleh hasil untuk tahanan burden yang besar maka E2 ≅ V2. Kapasitas
transformator arus maksimal untuk masing-masing inti, diperoleh tahanan burden yang
berbeda. Berdasarkan kapasitas transformator arus untuk masing-masing inti kemudian
ditentukan jumlah lilitan sekunder. Untuk mendapatkan tegangan 1 volt, transformator
arus inti toroid-hijau muda 2 memerlukan 7 lilitan, inti toroid-biru 10 lilitan. Inti model E
untuk mendapatkan tegangan sekunder 0,0025 volt, memerlukan 16 lilitan.

Pengujian pembebanan menunjukkan bahwa tegangan output (sekunder) linear


terhadap arus primer. Untuk I2 = 5 A, tegangan yang dihasilkan pada kumparan sekunder
sebagai berikut : 1). Inti toroid hijau muda 2 = 1 volt, 2). Inti toroid biru = 1 volt, dan 3).
Inti model E = 0,0025 volt.
Pengukuran atau pendeteksian arus listrik merupakan salah satu dari parameter
utama yang diperlukan dalam kelistrikan. Misalkan untuk pengukuran arus yang besar,
pengukuran daya dan sebagai parameter proteksi.

Pada CT tertulis class dan burden, dimana masing masing mewakili parameter
yang dimiliki oleh CT tersebut. Class menunjukan tingkat akurasi CT, misalnya class 1.0
berarti CT tersebut mempunyai tingkat kesalahan 1%. Burden menunjukkan kemampuan
CT untuk menerima sampai batas impedansi tertentu. CT standart IEC menyebutkan
burden 1.5 VA (volt ampere), 3 VA, 5 VA dst. Burden ini berhubungan dengan
penentuan besar kabel dan jarak pengukuran (lihat table).

Terminal CT sebaiknya dihubung singkat jika tidak terhubung dengan beban saat
line primer dialiri arus. Ini mencegah pembebanan dengan impedansi yang terlalu besat
dan mengakibatkan percikan bunga api listrik.

2. Trafo Tegangan ( Voltage Transformator, Potential Transformator , PT)

Trafo Tegangan (PT) berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi, menengah


menjadi tegangan rendah. Suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya
(mentransformasikan tegangan).

Prinsip Kerja

Prinsip kerja Trafo Tegangan adalah identik dengan trafo tenaga satu phasa,
hanya dalam trafo tegangan arus dan dayanya kecil. Trafo tegangan adalah trafo satu fasa
step-down yang mentransformasi tegangan tinggi atau tegangan menengah ke suatu
tegangan rendah yang layak untuk perlengkapan indikator, alat ukur, relay, dan alat
sinkronisasi. Hal ini dilakukan atas pertimbangan harga dan bahaya yang dapat
ditimbulkan tegangan tinggi. Tegangan perlengkapan seperti indikator, meter, dan relay
dirancang sama dengan tegangan terminal sekunder trafo tegangan.

Penggunaan

Trafo tegangan juga dipakai untuk mendeteksi arus gangguan tanah.Trafo


tegangan satu kutub yang dipasang pada jaringan tiga fasa, disamping belitan
pengukuran, umumnya dilengkapi dengan belitan tambahan yang berfungsi untuk
mendeteksi arus ganguan tanah. Belitan dari ketiga unit tarfo tegangan tersebut
dihubungkan seri,

Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai
dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator
150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV
ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi
terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.

Trafo Arus dan Trafo Tegangan

Arus dan tegangan pada peralatan daya yang harus dilindungi dirubah oleh transformator
arus dan transformator tegangan ke tingkat yang lebih rendah untuk pengoperasian relai.
Tingkat-tingkat yang lebih rendah ini diperlukan karena dua alasan, yaitu:

 Tingkat masukan yang lebih rendah ke relai-relai menjadikan komponen-


komponen yang digunakan untuk konstruksi relai-relai tersebut secara fisik
menjadi cukup kecil, karena itu dilihat dari segi ekonomi biayanya akan lebih
murah.

 Dan bagi manusia (pekerja) yang bekerja dengan relai-relai tersebut dapat bekerja
dalam suatu lingkungan yang aman.

Daya yang diserap oleh transformator ini untuk melakukan kerjanya tidak
seberapa besar, karena beban yang dihubungkan hanya terdiri dari relai-relai dan alat-
alat ukur (meteran) yang mungkin hanya digunakan pada waktu tertentu.

Beban pada transformator ukur (CT dan PT) dikenal sebagai muatan (Burden)
dari transformator tersebut. Istilah muatan biasanya melukiskan impedansi yang
dihubungkan pada kumparan sekunder transformator itu, tetapi dapat juga
menetapkan voltampere yang diberikan kepada beban.

Transformator tegangan mempunyai standar tegangan sekunder 120 volt.


Transformator arus (CT) mempunyai standar arus sekunder 5 ampere.

You might also like