Professional Documents
Culture Documents
( TRAFO UKUR )
Disusun Oleh :
Kelas 1B
Komponen Trafo
Prinsip Kerja
Prinsip kerja trafo adalah sebagai berikut, ketika kumparan primer dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer
menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh
adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-
ujung kumparan sekunder akan timbul GGL induksi. Efek ini dinamakan induktansi
timbal balik (mutual inductance).
Pada Trafo besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah :
1. sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns)
2. sebanding dengan besarnya tegangan primer (Vs ~ Vp)
3. berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan
Penggunaan Trafo
Trafo digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau
penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Missal radio memerlukan tegangan 12 volt
padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan trafo untuk mengubah tegangan listrik
bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balkik 12 volt. Contoh alat listrik
yang memerlukan trafo adalah televisi, komputer, mesin fotokopi, gardu listrik dan
sebagainya.
Keuntungan
Transformator ini banyak digunakan dalam sistem daya karena mempunyai keuntungan,
antara lain :
Memberikan isolasi elektrik bagi sistem daya
Tahan terhadap beban untuk berbagai tingkatan
Tingkat keandalan yang tinggi
Secara fisik lebih sederhana bentuknya, dan
Secara ekonomi lebih murah
Kerugian
Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang
terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat mempengaruhi
efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi
dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank winding)
Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah.
Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya
dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti
reluktansi rendah.
Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik,
arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar
kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat
dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa
kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat
geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.
Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan
yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet
yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah,
terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau
digunakan inti berlapis-lapisan.
Efisiensi Trafo
Pendinginan Trafo
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi
dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu
yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk
menyalurkan panas keluar trafo.
Jenis - Jenis
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan lilitan sekunder transformator
ada dua jenis, yaitu :
1. Transformator Step Up
Yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi,
trafo ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada
jumlah lilitan primer (Ns > Np).
Trafo Arus (CT) berfungsi untuk menurunkan arus besar pada tegangan tinggi
menjadi arus yang lebih kecil pada tegangan rendah. Mentrasfer arus sisi intalasi primer
ke sisi intalasi sekunder sesuia dengan keperluan juga sebagai isolasi dari tegangan pada
sistem dengan alat ukur atau alat proteksi.
Current Transformer atau CT adalah salah satu type trafo instrumentasi yang
menghasilkan arus di sekunder dimana besarnya sesuai dengan ratio dan arus primernya.
Ada 2 standart yang paling banyak diikuti pada CT yaitu : IEC 60044-1 (BSEN 60044-1)
& IEEE C57.13 (ANSI), meskipun ada juga standart Australia dan Canada.
Prinsip kerja
Prinsip kerja Trafo Arus adalah : identik dengan trafo tenaga satu phasa, hanya
pada trafo arus tidak diatur oleh beban pada rangkaian primer tetapi ditentukan oleh
system suplai pada sisi primer. Tegangan yang dibangkitkan oleh fluks bolak-balik.
Trafo Arus digunakan untuk mengukur arus yang besarnya lebih dari 5 A dan arus
yang mengalir dalam jaringan tegangan tinggi. Disamping untuk pengukuran arus, trafo
arus juga dibutuhkan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele
proteksi.Kumparan primer trafo arus dihubungkan seri dengan jaringan atau peralatan
yang akan diukur arusnya, sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan meter
atau rele proteksi.
Pada CT tertulis class dan burden, dimana masing masing mewakili parameter
yang dimiliki oleh CT tersebut. Class menunjukan tingkat akurasi CT, misalnya class 1.0
berarti CT tersebut mempunyai tingkat kesalahan 1%. Burden menunjukkan kemampuan
CT untuk menerima sampai batas impedansi tertentu. CT standart IEC menyebutkan
burden 1.5 VA (volt ampere), 3 VA, 5 VA dst. Burden ini berhubungan dengan
penentuan besar kabel dan jarak pengukuran (lihat table).
Terminal CT sebaiknya dihubung singkat jika tidak terhubung dengan beban saat
line primer dialiri arus. Ini mencegah pembebanan dengan impedansi yang terlalu besat
dan mengakibatkan percikan bunga api listrik.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja Trafo Tegangan adalah identik dengan trafo tenaga satu phasa,
hanya dalam trafo tegangan arus dan dayanya kecil. Trafo tegangan adalah trafo satu fasa
step-down yang mentransformasi tegangan tinggi atau tegangan menengah ke suatu
tegangan rendah yang layak untuk perlengkapan indikator, alat ukur, relay, dan alat
sinkronisasi. Hal ini dilakukan atas pertimbangan harga dan bahaya yang dapat
ditimbulkan tegangan tinggi. Tegangan perlengkapan seperti indikator, meter, dan relay
dirancang sama dengan tegangan terminal sekunder trafo tegangan.
Penggunaan
Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai
dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator
150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV
ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi
terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.
Arus dan tegangan pada peralatan daya yang harus dilindungi dirubah oleh transformator
arus dan transformator tegangan ke tingkat yang lebih rendah untuk pengoperasian relai.
Tingkat-tingkat yang lebih rendah ini diperlukan karena dua alasan, yaitu:
Dan bagi manusia (pekerja) yang bekerja dengan relai-relai tersebut dapat bekerja
dalam suatu lingkungan yang aman.
Daya yang diserap oleh transformator ini untuk melakukan kerjanya tidak
seberapa besar, karena beban yang dihubungkan hanya terdiri dari relai-relai dan alat-
alat ukur (meteran) yang mungkin hanya digunakan pada waktu tertentu.
Beban pada transformator ukur (CT dan PT) dikenal sebagai muatan (Burden)
dari transformator tersebut. Istilah muatan biasanya melukiskan impedansi yang
dihubungkan pada kumparan sekunder transformator itu, tetapi dapat juga
menetapkan voltampere yang diberikan kepada beban.