Professional Documents
Culture Documents
Para petani biasanya panen garam pada awal-awal kemarau. Namun, di musim kemarau
tahun ini, hujan kadangkala masih turun. Sehingga garam yang awalnya sudah mulai
mengering kembali berair dan tak bisa dipanen. Petani, tidak bisa memproduksi garam,
karena selalu mendung dan sering turun hujan. Padahal, untuk bisa memproduksi butuh
terik sinar matahari yang cukup. "Kondisi mendung dan sering hujan seperti sekarang ini
tidak memungkinkan untuk bisa memproduksi garam. Jika cuaca selalu mendung dan
sering turun hujan sampai akhir September ini ini, maka bisa dipastikan produksi garam
gagal. Biasanya para petani mulai memanen garam di bulan Juli, Agustus, hingga
September. Namun kali kini, sampai akhir September mereka tidak lagi bisa memanen
garam. “Garam tidak bisa dipanen karena sekarang ini masih ada hujan,”
Akibat turunnya produksi garam, kini harga garam di pasaran menjadi naik.
Sayang tingginya permintaan itu tak bisa dipenuhi petani. Biasanya, garam curah
yang masih ada di lahan dihargai Rp 100 sampai Rp 200 per kg. Sedangkan
garam yang sudah dikemas dalam karung seharga Rp 300 hingga Rp 400 per kg.
Namun saat ini, harga garam siap panen dan sudah dimasukkan dalam karung
mencapai Rp 500 sampai Rp 600 tiap kg. “Harga sudah sedemikian tinggi, namun
sayangnya tidak ada garam! Petani mengalami gagal panen. “Biasanya di bulan-
ini garam sedang melimpah. Tapi sekarang ini tidak lagi, karena petani garam
gagal panen,,” dan mereka harus menanggung kerugian!!