You are on page 1of 5

This message is not flagged.

[ Flag Message - Mark as Unread ]

To: rimbawan-interaktif@yahoogroups.com
From:
"Kurniawan A.N" <wawan373@yahoo.com.sg> Add to Address Book
Date: Fri, 21 May 2004 14:38:22 +0700
Subject: Re: RE: [rimbawan-interaktif] SBY dan Hutan

Pilihan presiden kita emang dari dulu terbaik diantara yg terjelek.. mo gimana lagi??? karena orang2 kita
yg pinter2 pada malu-malu kucing semua... di mana sekarang ga mungkin (minimal sulit) untuk
melakukan perubahan dari luar sistem... perubahan (melihat dari contoh yang terjadi di berbagai negara
saat ini) hanya mungkin dilakukan melalui jalur politik praktis.. apalagi dalam konteks indonesia... kecuali
kalo punya basis massa besar dan solid... NU dan Muhammadiyah yg mengklaim punya massa besar
saja tidak bisa merubah negara ini... PRD dan beberapa kawan kita yg nyalon DPD bisa juga dijadikan
contoh bahwa mereka terpancing utk menunjukkan ternyata basis massa mereka pun ga ada seujung
kukunya pemuda pancasila yg isinya kebanyakan preman...kita yang ga punya basis massa besar ini
paling pol hanya bisa memperbaiki bolong-bolong dari sistem ketatanegaraan yg busuk dan korup...
dengan konsekuensi pengisian bolong itu akan diplintir disana-sini sehingga seolah-olah seperti apa yg
kita inginkan.

So, kalo memang pilihan kita berada di luar sistem yg ada ---meminjam istilah mbakyu Diah--- kita hanya
bisa memberikan tetes demi tetes air ke mulut kuda, kalo emang kita ga bisa memaksa kuda tuk minum
air yang kita sediakan... dengan konsekuensi kita juga tidak bakalan bisa menjamin apakah tetes air
tersebut akan ditelen atau dimuntahin lagi... tetapi paling tidak kita pernah mencoba melakukan sesuatu
seperti idealisme kita masing-masing...

----- Original Message -----

From: hardi yanto

To: rimbawan-interaktif@yahoogroups.com

Sent: Friday, May 21, 2004 1:42 PM

Subject: Re: RE: [rimbawan-interaktif] SBY dan Hutan

Karena topiknya SBY dan Hutan, dibawah ada analisis politik yang aku ambil dari milis tetangga...benar
atau salah analisis ini tergantung persepsi dan kepentingan kita...Terus kalau pengin lihat "peran"
beberapa capres kita ada buku yang lagi ramai di bicarakan "Politik Huru-Hara 1998" tulisannya Fadli
Zon, meski buku ini dianggap menyerang wiranto dan membela prabowo, tapi SBY sempat disinggung
di akhir buku, terkait kasus bocornya/tersebarnya pers release TNI yang "mendukung" Soeharto untuk
mengundurkan diri, yang kemudian buru2 dicabut kembali...

salam,

yyan
>SBY, Berkah atau Bencana?

>Menengok ke Belakang
>Sebetulnya sebuah majalah berita mingguan ternama sudah mengendus
>geliat mengusung SBY ke RI 1 sejak Juli 2001, tepatnya sejak SBY gagal
>menjadi wapres menggantikan MSP yang naik ke RI 1.
>Kegagalan yang kemudian disikapi dengan rapat-rapat intensif di
>berbagai tempat untuk sebuah tujuan besar, RI-1.
>
>Lewat Subur Budhisantoso (Kepala Pusat Penelitian Pranata Pembangunan
>UI) dan pentolan-pentolan GMKR (Gerakan Mengembalikan Kedaulatan
>Rakyat) seperti Irsan Tanjung dan Sri Soemantri (keduanya Guru Besar
>UI), serta di back up oleh jenderal-jenderal loyalis SBY, diantaranya
>Sudi Silalahi dan Ma'ruf,serta jaringan pengusaha "hitam' (contoh
>kecil, S.P.M Yong, Adik Aseng, seseorang yang disebut-sebut pengelola
>togel KUDA LARI yang beredar luas di Jawa tengah setiap hari), dan
>juga memperoleh aliran dana dari luar negeri yang disebut-sebut

>berasal dari dua organisasi yang sangat berpengaruh di AS yaitu AIPAC


>(American-Israeli Public affairs Comittee) dan ADL (Anti-Defamation
>League)., sejak pertengahan 2002.
>
>Mahasiswa-mahasiswa Indonesia di AS sudah mencium aliran dana seperti
>ini, karena memang di AS diumumkan, hanya saja mereka tidak
>peduli karena yakin Demokrat tidak memiliki basis massa jelas.
>Tersebutlah James Riyadi menjadi penyumbang cukup besar buat Demokrat,
>disamping itu JR
berhasil mengumpulkan ratusan pengusaha di LN untuk
>berpartisipasi membesarkan Demokrat, yang tentu saja mereka pengusaha-
>pengusaha yang "sealiran" dengan sepak terjang JR.
>
>Siasat Kuda Troya
>
>Dibesarkan di lingkungan militer, beristrikan putri Sarwo Edi Wibowo,
>menjadi SBY sangat lihai bermain di dunia inteljen. Didukung oleh tim
>sukses bayangan yang memback up lewat corong media massa, SBY mulai
>bermain secara hati-hati untuk posisi RI 1 dengan
menjadi anak manis
>dihadapan MSP, yang karena keterbatasan intelektual banyak
>menggantungkan urusan negara ke pundak SBY. Tak aneh di lingkungan
>istana, SBY merupakan 'godfather' untuk semua urusan. Sehingga
>untuk urusan internal PDIP pun MSP tidak segan-segan meminta
>pertimbangan SBY.
>
>Lingkungan ring 1 MSP yakin bahwa ontran-ontran disekitar pemilihan
>gubenur di berbagai darah, yang berakibat friksi internal dan
>pemecatan kader sedikit banyak
merupakan buah kerja SBY.Sumber di
>istana mencontohkan kasus pemilihan gubenur DKI Sutiyoso.
>
>Meskipun hasil rapat DPD PDIP 100 % menginginkan kader PDIP yang maju,
>namun karena bisikan SBY, MSP tega mengorbankan pendukungnya. SBY bisa
>mempengaruhi MSP karena sebagai Menko Polkam dia memiliki setumpuk
>dokumen perihal "ancaman" yang potensial terjadi di sekitar
>pemilu. Dengan lihai SBY menyakinkan MSP bahwa sosok militer-lah yang
>pas menjadi gubenur untuk menghadapi pemilu, padahal ditentang
habis-
>habisan oleh kelompok Roy B Janis maupun geng Arifin panigoro. Tujuan
>SBY jelas, menggerogoti massa PDIP dengan membuat kekecewaan di akar
>rumput.
>
>Keberhasilan scenario SBY di DKI, membuat SBY kembali bermain di
>pemilihan gubenur Sumatera Selatan, Jawa tengah, dan Bali.
>Rekomendasi MSP untuk pilgub berlawanan dengan kehendak arus bawah
>PDIP. Di Jawa tengah, bahkan sampai berlarut-larut, DI Sumatera
>Selatan sampai pada pemecatan kader.
Kerja keras SBY ternyata berbuah
>manis, hasil pemilu legislative 2004 membuktikan di 4 propinsi tadi,
>yang sebelumnya basis terkuat PDIP, partai Demokrat cukup banyak
>mendulang suara.
>
>Sementara MSP sama sekali tidak tahu, padahal sebetulnya MSP bisa
>belajar dari Gus Dur betapa pada masa GD pun SBY telah "menikam" GD
>dengan mundur sebagai menko Polkam ketika situasi negara makin
>memanas, kesadaran baru ada ketika Cornelis Lay (seseorang yang
>disebut-sebut "king maker" di lingkungan Taufik Kiemas)
>mengungkapkannya.
>
>
>Sayangnya, TK merespon dengan membabi buta di media massa dengan
>tidak berani mengungkapkan keadaan sebenarnya soal SBY, TK malah
>membuat blunder dengan mencari 'alasan' lain untuk melampiaskan
>kemarahannya dengan menyebut SBY seperti anak TK.
>
>Mendekap sekaligus memenjarakan SBY juga terlihat bersih di mata
>sebagian besar umat Islam. Sebab, SBY memang mencitrakan dirinya
>tidak pernah "menyakiti" umat Islam. SBY bisa
>bermain cantik karena memiliki tim untuk itu. Disamping BIN lewat
>Hendropriyono, SBY juga mempunyai sumber di lingkungan BIA yang rajin
>menyuplai informasi-informasi A1. Padahal, disebut-sebut oleh
>lingkungan dalam kapolri betapa selama ini Dai Bachtiar Cuma
>menjalankan tugas atas desakan menko Polkam untuk menangkapi aktivis-
>aktivis muslim yang di duga garis keras. Penangkapan Baasyir pun
>atas permintaan Menko Polkam. Isunya, Kapolri sendiri segan menangkap
>Baasyir karena memang keterlibatannya masih teramat sumir.
>
>Namun SBY ngotot, apalagi Indonesia (SBY?) juga mendapat
>tekanan dari luar negeri untuk menangkap Baasyir. Semua "penculikan"
>aktivis muslim dan pengungkapan jaringan teroris bisa
>berjalan "lancar" karena Dai Bachtiar mendapat suplay informasi A1
>dari SBY. Kini setelah SBY makin diatas angin, pihak-pihak asing
>makin berani menekan SBY untuk menjalankan agendanya. Dua
hari
>setelah pemilu 5 April, SBY pergi ke AS untuk menemui Ricahrd Perle,
>Paul Wolfowitz(SBY berhubungan "baik' sejak PW menjadi Dubes di
>Indonesia) dan Dauglas Feith, yang konon ke-3nya merupakan pejabat
>yang sangat berpengaruh di Pentagon.
>
>Hebatnya, SBY tidak pernah tersentuh sementara Dai bachtiar harus rela
>menerima caci maki dari pendukung Baasyir. Bahkan di sebagian umat
>Islam "garis keras", Dai dicitrakan sebagai kapolri yang Cuma menurut
>pada pesanan 'sponsor" LN. SBY bisa nampak begitu 'baik dimata umat
>Islam karena SBY memang pernah di Gontor dan yang paling mendukung
>karena hubungan dekatnya dengan AA Gym.
>
>Lewat AA gym pula SBY bisa merangkul petinggi-petinggi PKS, termasuk
>HNW. Sebab bagi sebagian kader PKS, AA Gym telah memiliki
>tempat tersendiri di hati mereka. Saking dekatnya, lagu kampanye PKS
>pun mengambil dari AA Gym, jagalah hati.
>
>Kedekatan AA Gym dan SBY
terjalin sejak lama. Makanya tidaklah heran,
>SBY-lah yang mengajak AA Gym berceramah di daerah konflik misalnya
>Apakah AA Gym tahu kalau namanya dimanfaatkan, entahlah. Hanya Tuhan
>dan AA Gym yang tahu.
>
>Menebar Harapan
>
>SBY juga dikenal senang menebar harapan kepada semua pihak. Untuk
>memuluskan siasatnya ke RI 1, tidak segan-segan SBY mengumbar harapan.
>Jauh sebelum masa kampanye, dihadapan tim sukses AR, SBY
bersedia
>menjadi cawapres. Kemudian di hadapan Gus Dur, SBY mau tampil menjadi
>jurkam tamu di kampanye PKB. Di hadapan petinggi Golkar, SBY mengaku
>mau dijadikan cawapres.
>
>Bahkan ketika ditanya MSP pun, SBY mengaku mau dicawapreskan.
>Ternyata semua itu tidak lebih dari siasat belaka. Siasat untuk
>menyiapkan payung seandainya partai Demokrat gagal mendulang suara,
>disamping itu juga sebagai magnet untuk menegaskan bahwa SBY diterima
>dimana-mana dan
diminati. Tentu saja SBY tidak bisa begitu kalau
>tidak didukung oleh tim media yang hebat. LSI disebut-sebut sebagai
>lembaga survei yang secara kontinyu 'mendongkrak' populritas SBY
>dengan rangkaian pengumuman hasil poolingnya. Sesuatu yang
>sebetulnya biasa-biasa menjadi 'luar biasa" karena dikemas dalam
>bentuk pencitraan lewat media massa.
>
>Menggoyang Pesaing
>
>Kelihaian SBY dan tim sukses-nya kembali terbukti ketika SBY
berhasil
>merayu HNW untuk mengajak AR membentuk PPB. Ketika poros diumumkan,
>sontak saat itu juga tim media SBY menyebar berita bahwa AR tidak
>berubah, masih terus senang bikin poros-porosan. Di media massa,
>ditulislah kembali kenangan soal Poros-porosan dengan harapan agar
>masyarakat makin anti pati terhadap AR.
>
>Mestinya cukup aneh manuver HNW ini. Setelah runtang runtung dengan
>SBY, tanpa isyarat tertentu kok mendadak mengajak AR membentuk PPB.
>Untunglah, AR menyadari goyangan SBY. Konon karena di beritahu tim Gus
>Dur. Makanya, meski GD pernah "sakit hati" ke AR, GD tetap tampil
>menggandeng AR di media massa untuk mengkonter bahwa AR tidak
>sendirian.
>
>Saat itu juga diumukan bahwa PPB dibubarkan. Dan AR kemudian bertemu
>dengan sejumlah tokoh seperti Alwi Shihab, Eros J, Rahmawati dan
>lain-lain. Pesannya jelas ditujukan ke SBY. HNW pun "berakting" lagi
>dengan buru-buru menjenguk Baasyir di tahanan untuk meredam

>kegelisahan pada sebagain kader PKS bahwa HNW dibawah kendali


>SBY.
>
>SBY juga menggoyang Golkar dengan merayu Kalla. Walaupun sebenarnya,
>goyangan ke Golkar ini sudah diantisipasi oleh AT. Sebab Golkar dengan
>partai Demokrat sebetulnya sama, identik dan seide. Lewat Rizal
>Malareng (yang berhasil menelorkan hysteria konvensi partai Golkar di
>masyarakat), Tanjung dibisiki untuk melepaskan Kalla. Karena Golkar
>sedang melakukan diaspora kemana-mana.
Sangatlah bodoh kalau tim
>sukses SBY tidak tahu akan hal ini. Namun Banyak kalangan yakin, SBY
>memiliki plan B. Setelah gagal merayu Sultan HB sebagai wapres,
>pilihan ke Kalla jelas paling realistis.
>
>Apalagi SBY berhasil memasukan orangnya ke tim Kalla yaitu Aswar
>Anaz. Ada yang menarik soal goyangan SBY ini. Untuk meredam goyangan
>ke PKB, Gus Dur buru-buru menempel ketat Wiranto. Sebab data
>inteljen menyebutkan, kalau konvensi Golkar berlangsung bersih,
>Wiranto sangat berpeluang menang.
>
>Dan pihak BIA sudah membuat laporan lengkap bahwa untuk pilihan
>Presiden Wiranto disebut-sebut berpeluang menang. Kalau SBY dan
>Wiranto maju, militer akan terpecah dua suaranya. Dan garis komando
>jadi susah dijalankan. Meski tentara tidak memilih, garis komando
>terbukti efektif mendongkrak suara. Pemilu legislative 5 April
>membuktikan, di lingkungan militer dan under bow-nya, partai Demokrat
>selalu juara.
>
>Penutup
>
>Hadirnya SBY di pemilu presiden bukan kerja sehari dua hari. Juga
>sangat bertentangan dengan akal sehat kalau SBY bisa berkibar hanya
>karena didholimi TK dengan sebutan anak TK. Sebetulnya, ini adalah
>buah kerja lama yang terencanakan dengan rapi, sistematis
>dan terskenario. Akhirnya, mari disikapi dengan kritis. Percaya
>begitu saja atau serta merta menolak ini akibatnya sama, sama-sama
>CELAKA!
SUmber : Acehkita@yahoogroups.com

You might also like