You are on page 1of 12

By Timur Abimanyu, SH.

MH

ANALISA TERHADAP PROSPEKTUS PENAWARAN UMUM TERBATAS VII


DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH
DAHULU KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM (”HMETD”)
UNTUK MEMBELI SAHAM BIASA ATAS NAMA DISERTAI
DENGAN PENERBITAN WARAN SERI IV

Peraturan Nomor IX.E.2


IV-1
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
NOMOR KEP-02/PM/2001
TENTANG
PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.E.2 TENTANG TRANSAKSI
MATERIAL
DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA
KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka membantu upaya pemulihan perekonomian nasional


dan restrukturisasi perusahaan dengan tetap memperhatikan perlindungan
kepada investor, dipandang perlu untuk menyempurnakan Keputusan Ketua
Bapepam Nomor Kep-05/PM/2000 tentang Transaksi Material dan
Perubahan Kegiatan Usaha Utama, dengan menetapkan Keputusan Ketua
Bapepam yang baru;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran


Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3608);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor
86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995
Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3618);
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7/M Tahun 2000;
5. Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-05/PM/2000;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
TENTANG
PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.E.2 TENTANG
TRANSAKSI
MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA.

Pasal 1

Ketentuan mengenai Transaksi Material Dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama diatur
dalam Peraturan Nomor IX.E.2 sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan ini.

Pasal 2

Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-
05/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dinyatakan tidak berlaku lagi.

IV-2
Peraturan Nomor IX.E.2

Pasal 3

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 20 Pebruari 2001
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
Herwidayatmo
NIP 060065750
Peraturan Nomor IX.E.2
IV-3

2
PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN
PERUBAHAN KEGIATAN USAHA
UTAMA

1. Definisi: Transaksi Material adalah setiap pembelian, penjualan atau penyertaan saham,
dan/atau pembelian, penjualan, pengalihan, tukar menukar aktiva atau segmen usaha,
yang nilainya sama atau lebih besar dari salah satu hal berikut:
1)10% (sepuluh perseratus) dari pendapatan (revenues) perusahaan; atau
2) 20% (dua puluh perseratus) dari ekuitas.
2. Transaksi Material yang dilakukan Emiten atau Perusahaan Publik wajib terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan prosedur
dan persyaratan yangditetapkan dalam peraturan ini. Dalam agenda Rapat Umum
Pemegang Saham harus ada acara khusus mengenai penjelasan tentang Perusahaan yang
sahamnya akan dibeli, dijual atau disertakan, dan aktiva atau segmen usaha yang akan
dibeli, dijual, dialihkan atau ditukarkan.
3. Emiten atau Perusahaan Publik yang melakukan Transaksi Material wajib memenuhi
persyaratan:
a. Menunjuk Pihak independen untuk melaksanakan penilaian dan memberikan
pendapat tentang kelayakan nilai transaksi tersebut;
b. Mengumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional selambat-lambatnya 28 (dua puluh delapan)
hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham, informasi yang mencakup antara lain:
1) uraian mengenai Transaksi Material yang akan dilakukan, yang meliputi
sekurang-kurangnya tentang nilai transaksi dan pihak-pihak yang melakukan
transaksi (nama, alamat, telepon,pengurusan, dan pengawasan);
2) penjelasan, pertimbangan dan alasan dilakukannya Transaksi Material serta
pengaruh Transaksi Material tersebut pada kondisi keuangan perusahaan;
3) ringkasan laporan Pihak independen Tanggal laporan Pihak independen tidak
boleh melebihi 180 hari sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham;
4) data Perusahaan, saham yang akan dibeli, dijual atau disertakan, aktiva atau
segmen usaha yang akan dibeli, dijual, dialihkan atau ditukar, yang antara lain

3
mencakup bidang usaha, ikhtisar data keuangan penting atau rincian dan jenis
aktiva;
5) tanggal, waktu dan tempat diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham;
6) komisaris dan direktur menyatakan bahwa semua informasi material telah
diungkapkan dan informasi tersebut tidak menyesatkan; dan
7) penjelasan tentang tempat/alamat yang dapat dihubungi pemegang saham untuk
memperoleh informasi mengenai Transaksi Material yang akan dilakukan.

LAMPIRAN
Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal
Nomor : Kep-05/PM/2000
Tanggal : diubah dengan 3 Maret 2000,
Nomor : Kep-02 /PM/2001

4
ANALISA TERHADAP PROSPEKTUS PANIN BANK Tbk

BERDASARKAN ANALISA YANG DIDASARI OLEH DIFINISI DARI PERATURAN


KETUA BAPEPAM NO. IX e2 TAHUN 1995 adalah :

Definisi: Transaksi Material adalah setiap pembelian, penjualan atau penyertaan saham,
dan/atau pembelian, penjualan, pengalihan, tukar menukar aktiva atau segmen usaha,
yang nilainya sama atau lebih besar dari salah satu hal berikut:
1) 10% (sepuluh perseratus) dari pendapatan (revenues) perusahaan; atau
2) 20% (dua puluh perseratus) dari ekuitas.
Menurut ketentuan difinisi tersebut diatas adalah dimana terhadap ketentuan
penilaian daftar Pemegang Saham Persern pertanggal 31 Agustusn pertanggal 31 Agustus
2004 yang dikeluarkan oleh BAE perseroan yang terdaftar didalam daftar dan susunan
pemegang saham, dan pada bulan agustus 204 PT Panin Life Rbk memiliki 42, 18 % sahan
Perseroan sejumlah 175.000.000 saham yang tidak tercatat didalam bursa fek dan yang
dimiliki oleh Votraint No. 1103 Pty Ltd sejumlah 29 %.1 ( jelas hal ini tidak diperkenankan
oleh UU pasar modal yang mengandung unsur ketidak terbukaan/atau berita bohong).2
Dan berdasakan ikhtisar kebijakan akutansi serta dan jumlah aktifa, dimana total
ekuitas tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2005, 2004 dan 2003 mengalami
penurunan ekuitas sebesar 137,02 miliar yang mengakibatkan timbul kerugian yang belum
direalisasikan atas kepemilikan efek tersedia untuk dijual sebesar Rp.179,66 milliar.
Seharusnya terhadap kerugian tersebut harus diberitahukan juga kepada para nasabah, agar
memberikan informasi berasarkan fakta material dan keterbukaan informasi.
Pada ikhtisar akuntan, Pajak Penghasilan, Pengakuan Pendapatan dan Beban
serta k. Laba dan Sham Dasar, menurut analisa penulis berdasarkan Peraturan Ketua

1
.John C. Coffee, Jr.1.”Market Faklure and the Economic Case for A Man datory Disclosure System, Virginia Law Review,
(Vol 79, 1984), hal. 721-722.
2
John C. Coffee, Jr.1.”Market Faklure and the Economic Case for A Man datory Disclosure System, Virginia Law Review,
(Vol 79, 1984), hal. 721-722.

5
BAPEPAM No. IX e2 dalam difinisinya : Transaksi Material adalah setiap pembelian,
penjualan atau penyertaan saham, dan/atau pembelian, penjualan, pengalihan, tukar
menukar aktiva atau segmen usaha, yang nilainya sama atau lebih besar dari salah satu
hal berikut: 1) 10% (sepuluh perseratus) dari pendapatan (revenues) perusahaan; atau 2)
20% (dua puluh perseratus) dari ekuitas.Perlu diketahui bahwa iktisar pada point tersebut
diatas adalah merupakan sebagai point yang jumlah nilainya dapat diperkira akan turun dan
naik, dengan demikian bahwa prosentasi yang mencakup 10% s/d 20 % yang terdapat
didalam difinisi tersebut adalah merupakan suatu pengungkapan yang belum mencapai
standart yang ditetapkan oleh peraturan tersebut diatas. Apalagi jumlah nilai saham adalah
suatu jumlah yang diperkirakan dapat berubah-rubah setiap saat dan Pengakuan
pendapantan dan Beban pada point j ayat 2 bahwa terhadap harga jual tanah yang
disepakati adalah 20%, akan tetapi dalam ikhtisar akuntan tidak menjelaskan bahwa masih
terdapat tanah yang belum dibebaskan karena terdapat pemukiman penduduk, nilai
pembebasan inilah yang merupakan nilai fiktif yang tidak dapat diperkirakan jumlah
kisarannya.
Perseroan senantiasa menjaga Loan to Deposit Ratio (LDR) agar berada dalam
batas-batas yang sehat menurut ketentuan Bank Indonesia. Sehubungan dengan belum
pulihnya keadaan perekonomian Indonesia akibat krisis membuat Perseroan semakin
berhati-hati dalam menyalurkan kredit guna menghindari kredit macet atau memburuknya
kualitas kredit. Menurunnya LDR pada tahun 2005 disebabkan oleh peningkatan yang
signifikan dari simpanan berupa deposito berjangka yang dipicu oleh kenaikan tingkat
bunga, sedangkan peningkatan kredit yang diberikan relatif terbatas bila dibandingkan
dengan peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga.
Dan resiko usaha adalah terdapatnya resko utama yaitu ketidak mapuan debitur
untuk membayar kembali kredit yang diberikan dan resiko lainnya seprti resiko likuiitas,
resiko pasar, resiko valuta,resiko bunga, resiko opeasional, resio kecukupan modal, resiko
teknologi dan lain-lain yang dapat dilihat dengan jelas dalam perpektus. Mengenai
Penawaran umum terbatas VII3, dimana seluruh dana hasil penawaran umum terbatas VII
setelah dikurangai dengan biaya-biaya emisi akan digunakan oleh Peeoan untuk
3
David L, Ratner and Thomas Lee Hazen, Securities Regulation Case and Materials (St.Paul Minn : West Publishing,
1991), hal 79.

6
memperkuat permodalam Perseron dalam penyaluran aktifa Produktif, baik dalam bentuk
penempatan antar Bank surat-surat berharga maupun kredit. Dan Perseroan akan
melaporkan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum terbatas VII secara periodik
kepada pemegang saham dalam RUPS dan kepada Bapepam sesuai dengan Peraturan No.
X.K.4 Lampiran keputusan Ketu Bapepam No.Kp.-81/PM/1996 tangal 17 Juli 2003 tentang
laporan realisai Pengguna Dana hasil penaaan umum. Kebijakan ini jelas bertentangan
dengan Undang-Undang Pasar modal dan Peraturan Ketua Bapepam No.IX e2 Tahun 1995.
Terhadap Kebijakan Deviden,4 yaitu pemegang saham baru dalam rangka
penawaran umum terbatas VII, termasuk saham yang beraal dari pelaksanaan waran Seri
IV, mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan pemegang sahm
lama yang telah disetorkan penuh lainnya. Dimana dalam kurun waktu 12 bulan setelah
tanggal efektifnya pernyataan pendaftaran atau mencatatkan saham baru atau efek lainnya
yang dapat dikonversikn menjadi saham diluar yang ditawarkan dalam penawaran umum
terbatas VII ini.
Berdasarkan analisa penulis yaitu terhadap penilaian daftar Pemegang Saham
Persen pertanggal 31 Agustus pertanggal 31 Agustus 2004 yang dikeluarkan oleh BAE
perseroan yang terdaftar didalam daftar dan susunan pemegang saham, dan pada bulan
agustus 204 PT Panin Life Rbk memiliki 42, 18 % sahan Perseroan sejumlah 175.000.000
saham yang tidak tercatat didalam bursa fek dan yang dimiliki oleh Votraint No. 1103 Pty
Ltd sejumlah 29 %.5 (jelas hal ini tidak diperkenankan oleh UU pasar modal yang
mengandung unsur ketidak terbukaan/atau berita bohong).6 Dan berdasakan ikhtisar
kebijakan akutansi serta dan jumlah aktifa, dimana total ekuitas tahun buku yang berakhir
tanggal 31 Desember 2005, 2004 dan 2003 mengalami penurunan ekuitas sebesar 137,02
miliar yang mengakibatkan timbul kerugian yang belum direalisasikan atas kepemilikan
efek tersedia untuk dijual sebesar Rp.179,66 milliar. Seharusnya terhadap kerugian tersebut

4
Disamping untuk meningkatkan keterbukaan, juga adalah untuk meningkatkan infrastruktur pasar, kliring dan
penyelesaian transaksi, jenis instrumen yang diperdagangkan, pelayanan terhadap nasabah dan teknologi Bapepan. Op.cit. hal. 8, dalam
bukun ”Keterbukaan Dalam Pasar Modal” oleh Bismar Nasution, Tahun 2001.
5
.John C. Coffee, Jr.1.”Market Faklure and the Economic Case for A Man datory Disclosure System, Virginia Law Review,
(Vol 79, 1984), hal. 721-722.
6
John C. Coffee, Jr.1.”Market Faklure and the Economic Case for A Man datory Disclosure System, Virginia Law Review,
(Vol 79, 1984), hal. 721-722.

7
harus diberithukan juga kepada para nasabah, agar meberikan informasi berasarkan fakta
material dan keterbukaan informasi.
Pengakuan Pendapatan dan Beban serta k. Laba dan Saham Dasar, menurut analisa
penulis berdasarkan Peraturan Ketua BAPEPAM No. IX e2 dalam difinisinya : Transaksi
Material adalah setiap pembelian, penjualan atau penyertaan saham, dan/atau pembelian,
penjualan, pengalihan, tukar menukar aktiva atau segmen usaha, yang nilainya sama atau
lebih besar dari salah satu hal berikut: 1) 10% (sepuluh perseratus) dari pendapatan
(revenues) perusahaan; atau 2) 20% (dua puluh perseratus) dari ekuitas.Perlu diketahui
bahwa iktisar pada point tersebut diatas adalah merupakan sebagai point yang jumlah
nilainya dapat diperkira akan turun dan naik, dengan demikian bahwa prosentasi yang
mencakup 10% s/d 20 % yang terdapat didalam difinisi tersebut adalah merupakan suatu
pengungkapan yang belum mencapai standart yang ditetapkan oleh peraturan tersebut
diatas. Apalagi jumlah nilai saham adalah suatu jumlah yang diperkirakan dapat berubah-
rubah setiap saat dan Pengakuan pendapantan dan Beban pada point j ayat 2 bahwa
terhadap harga jual tanah yang disepakati adalah 20%, akan tetapi dalam ikhtisar akuntan
tidak menjelaskan bahwa masih terdapat tanah yang belum dibebaskan karena terdapat
pemukiman penduduk, nilai pembebasan inilah yang merupakan nilai fiktif yang tidak
dapat diperkirakan jumlah kisarannya.
Perseroan senantiasa menjaga Loan to Deposit Ratio (LDR) agar berada dalam
batas-batas yang sehat menurut ketentuan Bank Indonesia. Sehubungan dengan belum
pulihnya keadaan perekonomian Indonesia akibat krisis membuat Perseroan semakin
berhati-hati dalam menyalurkan kredit guna menghindari kredit macet atau memburuknya
kualitas kredit. Menurunnya LDR pada tahun 2005 disebabkan oleh peningkatan yang
signifikan dari simpanan berupa deposito berjangka yang dipicu oleh kenaikan tingkat
bunga, sedangkan peningkatan kredit yang diberikan relatif terbatas bila dibandingkan
dengan peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga.
Dan resiko usaha adalah terdapatnya resiko utama yaitu ketidak mampuan
debitur untuk membayar kembali kredit yang diberikan dan resiko lainnya seprti resiko
likuiitas, resiko pasar, resiko valuta,resiko bunga, resiko opeasional, resiko kecukupan
modal, resiko teknologi dan lain-lain yang dapat dilihat dengan jelas dalam perpektus.

8
Mengenai Penawaran umum terbatas VII7, dimana seluruh dana hasil penawaran
umum terbatas VII setelah dikurangai dengan biaya-biaya emisi akan digunakan oleh
Peeoan untuk memperkuat permodalam Perseron dalam penyaluran aktifa Produktif, baik
dalam bentuk penempatan antar Bank surat-surat berharga maupun kredit. Dan Perseroan
akan melaporkan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum terbatas VII secara
periodik kepada pemegang saham dalam RUPS dan kepada Bapepam sesuai dengan
Peraturan No. X.K.4 Lampiran keputusan Ketu Bapepam No.Kp.-81/PM/1996 tangal 17
Juli 2003 tentang laporan realisasi Pengguna Dana hasil penawaran umum. Kebijakan ini
jelas bertentangan dengan Undang-Undang Pasar modal dan Peraturan Ketua Bapepam
No.IX e2 Tahun 1995. Begitu pula Terhadap Kebijakan Deviden,8 yaitu pemegang saham
baru dalam rangka penawaran umum terbatas VII, termasuk saham yang berasal dari
pelaksanaan waran Seri IV, mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal
dengan pemegang sahm lama yang telah disetorkan penuh lainnya. Dimana dalam kurun
waktu 12 bulan setelah tanggal efektifnya pernyataan pendaftaran atau mencatatkan saham
baru atau efek lainnya yang dapat dikonversikan menjadi saham diluar yang ditawarkan
dalam penawaran umum terbatas VII ini.
Analisa keseluruhan terhadap Penawaran Terbatas VII dalam rangka Penerbitan
Hak memesan Efek terlebih dahulu kepada para pemegang saham (HMETD) untuk
membeli saham biasa atas nama disertai dengan penerbitan waran Seri IV, adalah bahwa
standart profektus tidak memenuhi standart yang ditentukan oleh Undang-Undang Pasar
Modal dan Peraturan Ketua Bapepam No. IX e2 dalam difinisinya : Transaksi Material
adalah setiap pembelian, penjualan atau penyertaan saham, dan/atau pembelian,
penjualan, pengalihan, tukar menukar aktiva atau segmen usaha, yang nilainya sama atau
lebih besar dari salah satu hal berikut: 1) 10% (sepuluh perseratus) dari pendapatan
(revenues) perusahaan; atau 2) 20% (dua puluh perseratus) dari ekuitas.
Analisa penulis bahwa bagi investor penyampaian risiko investasi tersebut kurang
melindungi investasi para pemegang saham, mengingat risiko-risiko lain masih harus

7
David L, Ratner and Thomas Lee Hazen, Securities Regulation Case and Materials (St.Paul Minn : West Publishing,
1991), hal 79.
8
Disamping untuk meningkatkan keterbukaan, juga adalah untuk meningkatkan infrastruktur pasar, kliring dan
penyelesaian transaksi, jenis instrumen yang diperdagangkan, pelayanan terhadap nasabah dan teknologi Bapepan. Op.cit. hal. 8, dalam
bukun ”Keterbukaan Dalam Pasar Modal” oleh Bismar Nasution, Tahun 2001.

9
diketahui oleh para pemegang saham, sebagai contohnya risiko politik , risiko kredit dan
risiko pasar atau risiko keamanan negara yang diakibatkan oleh stabilitas politik dan
ekonomi.
Juga terdapat faktor risiko penipuan tersebut meliputi, pertama:kemampuan
kharakteristik manajemen untuk menekan pencapaian tujuan, model operasi, sikap yang
berhubungan dengan kontrol-kontrol internal, laporan keuangan dan kontrol-kontrol
pelaksanaan, konpensasi insentif dan pengalihan dari personalia manajemen, kedua:
kondisi-kondisi industri, keadaan ekonomi dan pengaturan lingkungan perusahaan,
pelaksanaa, pelaksanaan pencipta insentif untuk perbuatan penipuan, seperti seringnya
melakukan pergantian produk, pengembangan kebutuhan modal, saat dari pengakuan
pendapatan dan tekanan kompetitif.Ketiga Kharakteristik operasi dan stabilitas keuangan,
kemunduran posisi keuntungan, resiko transaksi yang menunjukkan masalah-masalah
akunting yang sulit dan hockey stick hasil keuangan.Keempat: keadaan aset yang mudah
terpengaruh untuk disesatkan seperti nilai, permintaan, keadaan dan ukuran dari aset serta
kemampuan untuk mengganti aset.Kelima :hubungan kerja karyawan dan tekanan untuk
penghentian, akses ke aset-aset, tekanan keuangan, perubahan dalam tingkah laku.keenam :
lingkungan kontrol dalam struktur organisional, pengawasan fungsi, sistim akunting,
pemisahan tugas, monitoring kontrol internal, kewenangan dan pembuktian transaksi, usaha
perlindungan dan penolakan.
Sedangkan mengenai penawaran umum menurut pasal 70 ayat 1 UU NO. 8
TAHUN 1995 tentang Pasal Modal menyatakan : ” yang dapat melakukan Penawaran
Umum hanyalah emiten yang menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam
untuk menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat dan pernyataan pendaftaran
tersebut telah efektif. Dan perdasarkan peraturan Bapepam menyatakan :
1. Untuk melaksanakan Penawaran Umum wajib dipenuhi :
a. Emiten harus mengajukan Pernyataan pendaftaran dan dokumen pendukung kepada
Bapepam dalam bentuk serta mencakup informasi yang ditetapkan untuk penawaran
umum sesuai dengan Peraturan No. IX.A.1 tentang ketentuan umum pengajuan dan;
b. Pernyataan Pendaftaran termasuk dalam angka 1 huruf a harus sudah menjadi efektif.

10
2. Pernyataan pendaftaran dapat menjadi efektif, sewsuai persyaratan untuk melaksanakan
penawaran umum, sebagaimana ditetapkan pada angka 1 peraturan ini, dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. atas dasar lewatnya waktu yaitu :
1). 45 (empat puluh lima )hari sejak tanggal pernyataan pendaftaran diterima
Bapepam secara lengkap atau :
2).45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir yang diajukan emiten
atau yang diterima Bapepam dipenuhi atau:
b. atas dasar pernyataan efektif dari Bapepam bahwa tidak ada lagi keterangan lebih
lanjut yang diperlukan.9
Penawaran yang termasuk katagori gun-jumping dibagai dalam empat
topik.Pertama, penawaran itu mendiskusikan mengenai saham yang akan dicatatkan atau
mendiskusikan fakta-fakta tentang registrasi dan penjualan. Kedua, penawaran itu
membicarakan keinginan emiten terhadap penawaran modal.Ketiga, penawaran itu
mengekspresikan keinginan emiten untuk melakukan suatu tindakan yang membutuhkan
modal tersebut.Keempat, penawaran itu dibuat secara ringkas dan memuat informasi yang
menguntungkan terhadap emiten.10

9
.Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-43/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996.Peraturan No. IX.a2 tentang tata cara
pendaftaran dalam rangka penawaran umum.
10
.Eric.A, Chiappinelli, ”Gun-Jumping :The Problem of Extraneous Offer of Securities,” University of Pittsburgh Law
Review, (vol.50, 1989), hal.457.

11
DAFTAR PUSTAKA

David L, Ratner and Thomas Lee Hazen, Securities Regulation Case and Materials (St.Paul
Minn : West Publishing, 1991), hal 79.

Disamping untuk meningkatkan keterbukaan, juga adalah untuk meningkatkan infrastruktur


pasar, kliring dan penyelesaian transaksi, jenis instrumen yang diperdagangkan,
pelayanan terhadap nasabah dan teknologi Bapepan. Op.cit. hal. 8, dalam bukun
”Keterbukaan Dalam Pasar Modal” oleh Bismar Nasution, Tahun 2001.

Eric.A, Chiappinelli, ”Gun-Jumping :The Problem of Extraneous Offer of Securities,”


University of Pittsburgh Law Review, (vol.50, 1989).

John C. Coffee, Jr.1.”Market Faklure and the Economic Case for A Man datory Disclosure
System, Virginia Law Review, (Vol 79, 1984).

Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-43/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996.Peraturan No.


IX.a2 tentang tata cara pendaftaran dalam rangka penawaran umum.

http://www.yahoo.com
http://www.google.com
http://www.MNS.com

12

You might also like