You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui,semua agama pasti memiliki prinsip kaidah
agama, tetapi tidak semua agama memiliki persamaan prinsip yang sama, ada
beberapa agama yang memiliki perbedaan prinsip yang cukup mencolok.
Belakang ini banyak sekali orang-orang yang tidak bisa mengenali
agama yang diyakininya, sehingga tidak bisa mengenali prinsip kaidah agama
yang diyakininya.
Hal tesebut diharapkan tidak terjadi secara terus menerus, karena suatu
agama itu bagaikan rumah yang dapat melindungi kita dari gangguan-
gangguan yang berasal dari luar diri kita.Begitu juga dengan prinsip kaidah
agama itulah yang dapat menjadikan kita menjadi lebih baik lagi dan
melindungi kita dari gangguan-gangguan yang dapat menggoyahkan
keimanan(keprcayaan) kita.
Prinsip kaidah agama tersebut berisi tentang falsafah dan ajaran-ajaran
agama dan juga fungsi serta cara menjalani hidup berdasarkan agama.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi pelajaran dan ilmu agama yang
bisa memperkuat keimanan kita terhadap agama yang diyakini.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
a. Perbedaan berbagai falsafah agama.
b. Perbedaan berbagai fungsi agama.
c. Perbedaan berbagai prinsip kehidupan agama.
d. Perbedaan berbagai sumber ajaran agama.

1
1.3 Maksud dan Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui falsafah agama di Indonesia.
2. Untuk mengetahui fungsi, prinsip kehidupan serta sumber ajaran agama di
Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN
PRINSIP KAIDAH AGAMA
2.1 Falsafah Agama
A. Agama Islam

Artinya: “Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di


akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah:
201).
Penjelasan
Dalarn Al-Quran dijelaskan bahwa doa ini dibaca oleh orang-orang
muslim yang tulus setelah selesai melaksanakan haji.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan pula bahwa doa ini mengandung
seluruh kebaikan di dunia dan akhirat serta menghindarkan dari segala
kejelekan. Oleh karena baik sekali doa ini dibaca pada setiap kesempatan.

B. Agama Kristen
Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran,
hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus atau Isa Almasih.
Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat
bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka
beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab. Murid-murid
Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokia (Kisah Para
Rasul 11:26).
Agama Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang
berdasarkan hidup, ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan
kenaikan Yesus dari Nazaret ke surga, sebagaimana dijelaskan
dalam Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa Yesus
adalahMesias yang dinubuatkan dalam dari Perjanjian Lama (atau Kitab

3
suci Yahudi). Kekristenan adalah monoteisme, yang percaya akan tiga
pribadi (secara teknis dalam bahasa
Yunanihypostasis) Tuhan atau Tritunggal. Tritunggal dipertegas pertama
kali pada Konsili Nicea Pertama (325) yang dihimpun oleh Kaisar
Romawi Konstantin I.

C. Agama Buddha
Agama Buddha biasanya lebih dikenal dengan sebutan Buddha
Dhamma. Seluruh ajaran Sang Buddha merupakan ajaran yang membahas
tentang hukum kebenaran mutlak, yang disebut Dhamma.
Palsafah agama buddha adalah ajaran yang di sampaikan oleh agama
Buddha. Ajaran yang disampaikan ini adalah suatu tujuan akhir semua
pemeluk agama Buddha, yaitu tujuan akhir hidup manusia adalah
“mencapai kebuddhaan (anuttara samyak sambodhi) atau pencerahan
sejati dimana roh manusia tidak perlu lagi mengalami proses
tumimbal lahir.” Untuk mencapai itu pertolongan dan bantuan pihak lain
tidak ada pengaruhnya. Tidak ada dewa - dewi yang dapat membantu,
hanya dengan usaha sendirilah kebuddhaan dapat dicapai. Buddha hanya
merupakan contoh, juru pandu, dan guru bagi makhluk yang perlu melalui
jalan mereka sendiri, mencapai pencerahan rohani, dan melihat kebenaran
& realitas sebenar-benarnya.
Buddha bukan Tuhan. Konsep ketuhanan dalam agama Buddha
berbeda dengan konsep dalam agama lainnya, dimana alam semesta
diciptakan oleh Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali
ke surga ciptaan Tuhan yang kekal.
“Ketahuilah para bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan,
Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para
Bhikkhu, apabila tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma,
Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita
dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari
sebab yang lalu. Tetapi para bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan,

4
Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada
kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan,
pemunculan dari sebab yang lalu.” Ungkapan di atas adalah pernyataan
dari Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka, Udana VIII.

2.2 Fungsi Agama Bagi Kehidupan


A. Agama Islam
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam
kehidupan manusia, antara lain adalah :
• Karena agama merupakan sumber moral
• Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
• Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah
metafisika.
• Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di
kala suka, maupun di kala duka.
Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu
membimbing manusia
Fungsi Sosial Agama
Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu
pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative
factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat
destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).
Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu
agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi
masyarakat.
Fungsi Integratif Agama
Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti
peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara
anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-
kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini
dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial

5
didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama
menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.
Fungsi Disintegratif Agama.
Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang
mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat,
pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai
kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan
menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan
konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok
pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan
menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain
B. Agama Kristen
Tempat dalam agama, masyarakat sederhana belum melek huruf adalah
cukup tertentu sebagai kompleks itu cocok dengan seluruh social
organisasi dan fungsi dominan di setiap bagian dari itu. Di masyarakat
seperti kita, namun, tempat yang kurang jelas dan
lebih kompleks. Dengan keragaman pandangan agama, ada perbedaan
pendapat mengenai fitur penting agama, dan ada pendapat yang berbeda
mengenai Fungsi-fungsi esensial agama. Namun demikian, untuk sebagian
besar populasi masyarakat maju heterogen, meskipun kurang untuk porsi
kurang religius, agama tidak melakukan
individu tertentu dan fungsi modal social.
Meskipun fungsi dalam agama tidak langsung penting dalam organisasi
sosial, mereka penting konsekuensi tidak langsung. Jika fungsi dalam
agama adalah dilakukan, orang tersebut adalah terdiri, memerintahkan,
motivasi, dan emosional asosiasi aman, ia tidak
sangat frustrasi, dan ia tidak anomik; ia lebih cocok untuk melakukan
kehidupan sosial di antara rekan-rekannya. Ada dalam beberapa fungsi
berhubungan erat. Dalam analisis terakhir, agama adalah cara membujuk,
merumuskan, mengungkapkan, meningkatkan, melaksanakan, dan
experienceÑthe pria mengabadikan yang terdalam agama. Pria adalah

6
agama pertama; yang sarana ikuti. Agama berusaha untuk memenuhi
kebutuhan manusia kejituan besar. Itu hal-hal yang signifikan di
dalamnya, di tingkat keagamaan yang lebih tinggi, yang kejadian spiritual
emosional batin, mental, dan bahwa memenuhi kebutuhan manusia
menekan mempertahankan diri, pengamanan diri, dan diri selesai.
Pengalaman kepala adalah merasakan persekutuan, dan dalam agama-
agama yang lebih tinggi, dari ubungan yang harmonis dengan kekuatan
supranatural.
Terkait dengan ini adalah kenyataan bahwa sebagian besar agama yang
lebih tinggi define untuk tempat individu di alam semesta dan memberikan
dia merasa bahwa dia adalah relatif aman dalam memerintahkan,
diandalkan alam semesta. Manusia memiliki pengalaman yang membantu
bersekutu dengan apa yang ia tidak dapat sepenuhnya mengerti; ia
koordinat bagian dari seluruh energi misterius dan menjadi dan gerakan.
Alam semesta adalah rumah yang aman dan permanen.

C. Agama Buddha
Setiap agama pasti memberikan suatu fungsi yang dapat bermanfaat bagi
kehudupan pemeluk agama tersebut, begitu pun agama Buddha,memiliki
fungsi-fungsi yang tidak jauh berbeda dengan agama lainnya.
Fungsi agama Buddha dalam kehidupan umat yang beragama Budhha
adalah sebagai berikut:
1. Buddha adalah suatu agama yang membimbing kita menuju
kehidupan yang lebih baik di alam ini dan selanjutnya.
2. Dengan agama buddha, kita dapat memperoleh inspirasi batin yang
diperlukan.
3. Agama Buddha dapat memberi jalan yang dapat membawa kita
kepada kehidupan yang benar menuju kedamaian, kebahagiaan dan
keselamatan akhir.
4. Agama budha dapat menghindari terjadinya kekacauan, pandangan
hidup yang salah, dan sebagainya, yang terjadi pada waktu dan tempat

7
yang berbeda; guna mendapatkan suatu kehidupan yang sejahtera dan
kebahagiaan tertinggi.
5. Agama Buddha dapat mengajarkan hukum-hukum abadi, pelajaran
tata susila yang mulia, ajaran yang mengandung paham filsafat
mendalam, yang semuanya secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan.

2.3 Prinsip-prinsip Kehidupan Agama


A. Agama Islam
Berikut ini tak sediain link tentang 10 prinsip hidup dalam islam
1. Islam adalah satu-satunya sistem hidup yang dibebankan pada
seluruh ummat manusia, di barat atau di timur, di utara atau di selatan,
berkulit kuning, merah, putih atau hitam. Allah swt telah
mengumumkan bahwa Dia tidak akan menerima sistem hidup (ad-
Dien) selain Islam dengan firman-Nya:
Sesungguhnya dien (sistem hidup) yang diridhai di sisi Allah ialah
Islam. (Qs.Ali Imran:19)
Barangsiapa yang mencari dien (sistem hidup) selain Islam, maka
sekali-kali tidak akan diterima (dien itu) darinya. (Qs.Ali Imran:85)
Yang dimaksud dengan Islam adalah risalah yang diturunkan Allah
swt melalui Nabi Muhammad saw. Risalah ini merupakan penutup
seluruh risalah Allah swt, dan demikian risalah atau agama yang
diturunkan Allah sebelumnya melalui para Nabi-Nya yang terdahulu
tidak berlaku lagi. Karena itu seluruh manusia diwajibkan untuk
memeluk Islam sampai Hari Kiamat. Barangsiapa yang tidak
mengimani Islam, sedangkan seruan Islam telah sampai kepadanya,
maka ia dianggap sebagai ahli neraka.
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak mendengar
seseorang tentangku dari ummat ini, apakah ia Yahudi atau Nasrani,
kemudian ia tidak beriman dengan apa yang diutus kepadaku
melainkan ia akan tergolong dari ahli neraka. (HR.Muslim)

8
2. Islam adalah satu-satunya jawaban yang benar dan bersih terhadap
semua persoalan manusia. Ia mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia yang meliputi keyakinan, ibadat, syari'at dan syi'ar-syi'ar.
Islam merupakan neraca dan satu-satunya tolok ukur untuk semua sisi
kehidupan manusia. Dari Islamlah terefleksinya petunjuk yang benar
dan lurus serta selamat dalam segala hal.
Dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) Kitab (al-Qur'an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar
gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Qs.an-Nahl:89)
Al-Qur'an menerangkan segala persoalan, apakah melalui nash-
nashnya atau melalui kesimpulan-kesimpulan yang tepat tentang nash-
nash tersebut berdasarkan hadits, qiyas, ijma' ulama, istihsan, istishab,
istislah, 'urf, hukum-hukum yang diakui oleh akal, syara' atau hukum
adat menurut batas-batas yang dibenarkan oleh nash tersebut.
3. Bila seseorang masuk Islam, berarti ia telah menyerah secara
mutlak kepada Allah swt dalam semua persoalan yang mencakup
semua aspek kehidupan, termasuk yang berhubungan dengan jiwa,
akal, hati, ruh, perasaan, emosi, perbuatan, pemikiran, kepercayaan
dan peribadatan. Termasuk dalam hal konstitusi dan undang-undang
kehakiman. Di samping itu Islam berarti penolakan total terhadap
seluruh bentuk penyekutuan dengan selain Allah. Allah swt berfirman:
....Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus.... (Qs.al-Baqarah:256)
4. Dalam Islam pemikiran eksperimental merupakan salah satu
fenomena proses pembentukan pribadi Muslim atau karakteristik
Islam. Oleh karena itu segala sesuatu yang telah dicapai oleh akal yang
sehat dan melalui proses percobaan adalah sesuatu yang dapat diterima
dari sudut pandangan Islam dan diberi jaminan kepercayaan terhadap
kesahannya. Rasulullah pernah bersabda:

9
Hikmah (ilmu pengetahuan) itu merupakan hak orang Mu'min. Maka
di mana saja ia jumpai, ia lebih berhak terhadapnya.Namun jika
pemikiran-pemikiran eksperimental itu sudah tidak murni lagi, telah
diwarnai oleh sistem hidup yang tidak Islami, maka kita berkewajiban
untuk membersihkannya terlebih dahulu, dan mewarnainya dengan
nilai-nilai Islam yang bersih, sebelum kita menggunakannya.
5. Islam adalah satu sistem yang sempurna dan lengkap, karena ia
mencakup seluruh sistem politik, sosial, ekonomi dan moral. Oleh
karena itu mengabaikan atau melupakan sebagian dari sistem Islam
berarti menghalangi perjalanan seluruh sistem itu sendiri. Begitu juga
menegakkan politik yang tidak berdasarkan pada pilar-pilar Islam
merupakan satu kendala dan sekaligus tantangan terhadap Islam.
6. Seluruh kaum Muslimin dibebani kewajiban menegakkan
kalimatullah agar Islam menjadi satu-satunya Dien yang tegak di bumi
ini. Allah berfirman:
Dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah dan
kalimatullah itulah yang tinggi. (Qs.at-Taubah:40)
Barangsiapa yang berperang untuk menjadikan kalimatullah yang
tertinggi sekali, maka ia berjuang di jalan Allah. (al-Hadits)
7. Kaum Muslimin dalam satu negara, bahkan di seluruh dunia harus
merupakan satu sekutu, satu blok dan satu jama'ah. Sekutu ini adalah
sekutu iman dan politik. Apa pun bentuknya yang memisahkan dan
mengesampingkan hal ini adalah satu kekufuran dan kesesatan yang
amat besar. Sekutu dan blok tersebut harus mempunyai imam
tersendiri.
Kepemimpinan dan persatuan bagi ummat Islam sangat penting sekali.
Para sahabat Rasulullah saw telah mendahulukan pemilihan khalifah
ketimbang mengubur jenazah Rasulullah saw.
8. Dalam kondisi kekuasaan politik Islam dan kaum Muslimin di
seluruh penjuru dunia sedang mengalami kehancuran dan kelumpuhan
seperti sekarang, maka merupakan kewajiban bagi setiap Muslim

10
untuk cepat-cepat melantik seorang imam yang akan memimpin
perjuangan, atau untuk mempersiapkan diri menghadapi peperangan,
atau melakukan persiapan yang matang untuk memilih seorang yang
akan memimpin mereka. Hal ini merupakan salah satu masalah yang
sangat mendesak untuk segera dilaksanakan.
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh-musuh
Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya. (Qs.al-Anfaal:60)
9. Menyertai dan bergabung dengan jama'ah Islam dan imamnya
adalah suatu kewajiban besar di dalam Islam. Kewajiban ini secara
langsung tidak memberikan peluang untuk mengelakkan diri dari
keterlibatannya dengan jama'ah dan imamnya, kecuali dalam kondisi
dimana orang-orang Islam tidak mempunyai jama'ah dan imamnya.
Maka dalam keadaan seperti itu, seorang Muslim harus memisahkan
diri dari perkumpulan sesat dan tetap berpegang kepada yang haq.
10. Ummat Islam, sebenarnya merupakan satu jama'ah atau satu partai,
dan maju mundurnya jama'ah ini tergantung pada pencapaian ilmu,
karakteristik, dan komitmen ummat terhadap Islam. Oleh karena itu
segenap kaum Muslimin harus terikat pada rencana atau program yang
telah disusun. Dan rencana atau program yang disusun secara
spontanitas pun harus tunduk kepada kaidah-kaidah yang ketat, dan
tidak boleh membelakangi ke arah tercapainya tujuan.
Karakteristik ummat Islam dan jama'ahnya adalah sesuai dengan ayat
36-43 surat asy-Syura. Karakteristik ummat Islam ialah beriman,
bertawakkal, menjauhkan diri dari dosa-dosa kecil maupun besar dan
perbuatan keji, mengontrol diri dari marah, menyambut seruan Allah
dalam semua hal, mendirikan shalat, berinfaq di jalan Allah dan
berlaku adil sesama manusia. Sedangkan ciri-ciri khusus dari jama'ah
Islamiah ialah adanya syura dan selalu menentang kezaliman.

11
B. Agama Kristen
1. Seluruh aspek kehidupan berpusat kepada Kristus (The God-centered
life)..
Dunia modern telah membentuk pola pikir kita untuk terbiasa
mendikotomikan kehidupan ini antara kehidupan rohani dan kehidupan
sekuler. Seringkali ketika kita mengambil keputusan untuk menerima
pekerjaan, memilih sekolah, mencari pacar, menikah atau sedang
menghadapi permasalahan, kita tidak melibatkan Tuhan di dalam
menggumuli keputusan tersebut karena kita tidak menempatkannya
sebagai bagian dari kehidupan religius kita. Urusan Tuhan hanya kita
tempatkan ketika kita berada di lingkungan gereja dan persekutuan
saja.
Berbeda dengan cara pandang para Reformator Kristen yang
menganggap seluruh aspek kehidupan mereka harus berpusat kepada
Kristus. Mereka dikenal sebagai orang-orang yang sangat terobsesi
pada Tuhan (God-obsessed people), baik di dalam pergumulan pribadi
maupun dalam urusan publik. Mereka adalah orang-orang yang
Kristus-sentris (Christocentric). Thomas Shepard menulis surat kepada
anaknya yang baru masuk kuliah di Harvard untuk “Ingatlah akan
tujuan akhir hidupmu, yakni untuk kembali kepada Tuhan dan
bersekutu dengan-Nya”.
Mengenai kegunaan uang, John Hooper berkata: “Uang ada
untuk memuliakan Tuhan dan untuk kebaikan orang lain”. Oliver
Cromwell (pemimpin persemakmuran Inggris Raya tahun 1651-1658)
menuliskan surat kepada anak perempuannya yang akan segera
menikah demikian: “Sayangku, jangan biarkan apa pun membuatmu
kehilangan rasa cintamu kepada Kristus… dimana cinta yang paling
berharga yang kau miliki atas suamimu adalah gambar dan rupa
Kristus di dalam dirinya. Pandanglah itu dan cintailah dengan sebaik
mungkin, dan semua hal lainnya demi cinta itu”. Seluruh pengalaman
kehidupan yang dialami oleh para Reformator Kristen, selalu mereka

12
kaitkan dengan Tuhan, baik itu perkara-perkara kecil maupun yang
besar, dan mereka meyakini sekali bahwa semua keputusan hidup
mereka harus bermuara untuk kemuliaan Tuhan.
2. Seluruh aspek kehidupan adalah milik Tuhan (All of Life is God’s).
Konsep kehidupan modern yang mendikotomikan antara dunia
rohani dan sekuler, membuat seolah-olah Tuhan hanya hadir di dunia
rohani yang “suci” dan tidak hadir di dunia sekuler yang “tidak suci”.
Tidaklah demikian dengan cara pandang para Reformator Kristen.
Mereka hidup sekaligus di dalam dua dunia, yakni dunia spiritual yang
tidak nyata dan dunia fisik yang nyata, di mana bagi mereka, kedua
dunia tersebut sama nyatanya, dan tidak ada pembagian antara dunia
rohani dan dunia sekuler. Yang ada hanyalah satu dunia yang kudus
yang adalah milik Tuhan.
Salah satu sumbangsih terbesar Gerakan Reformasi Kristen
terhadap pembangunan peradaban manusia setelah abad ke-16 adalah
upayanya mengembalikan kepekaan manusia di dalam
mengintegrasikan seluruh aspek kehidupan tanpa terkecuali. Mereka
bertekad untuk menguduskan seluruh aspek kehidupan dunia, bukan
dengan mengeluarkan berbagai larangan atau menjauhkan diri darinya,
tetapi dengan menanamkan prinsip-prinsip Alkitab ke dalamnya.
Kesadaran dan tekad para Reformator Kristen untuk
menempatkan seluruh aspek kehidupan di dunia ini di bawah prinsip
Alkitab adalah karena mereka melihatnya sebagai ciptaan dan milik
Tuhan yang kudus. Kepekaan mereka di dalam melihat seluruh
kehidupan ini secara utuh mempermudah panggilannya di dalam
mengintegrasikan antara kebutuhan dirinya, kebutuhan gereja dan
kebutuhan publik menjadi satu gerakan religius yang efektif. Kepekaan
inilah yang turut membangun kesadaran moral para Reformator
Kristen untuk tidak bisa berdiam diri membiarkan aspek-aspek
kehidupan di dunia dikuasai oleh roh-roh jahat begitu saja.

13
3. Melihat pekerjaan Tuhan melalui peristiwa sehari-hari (Seeing God in
commonplace)
Konsekuensi logis dari prinsip bahwa seluruh kehidupan adalah
milik Tuhan, adalah keyakinan para Reformator Kristen untuk dapat
melihat pekerjaan Tuhan melalui sarana peristiwa kehidupan sehari-
hari. Ini merupakan salah satu ciri khas karakter paling menarik yang
dimiliki oleh para Reformator Kristen. Bagi mereka, semua yang
terjadi dalam dunia, mengacu kepada rencana Tuhan sekaligus sarana
pemberian anugerah-Nya. Mereka melihat kehidupan ini melalui
kacamata kedaulatan Tuhan (God’s sovereignty) atas seluruh
kehidupan di dunia. Dengan menggunakan cara pandang ini, maka
tidak ada satu pun peristiwa yang dapat dianggap sepele atau taken for
granted dari kacamata para Reformator Kristen.
Bagi para Reformator Kristen, apa pun di dalam kehidupan ini,
bisa digunakan Tuhan sebagai sarana pemberian anugerah-Nya dan
pembentukan Tuhan atas diri seseorang. Pandangan ini dibentuk oleh
kesadaran para Reformator Kristen yang sangat kuat akan kedaulatan
Tuhan di dalam memakai seluruh momentum kehidupan ini untuk
mengetuk hati nurani dan mengerjakan anugerah-Nya.
Kesadaran ini juga membuat mereka sering merenungkan dan
memaknai setiap peristiwa yang terjadi di sekitar hidupnya guna
mengetahui maksud dan tujuan Tuhan terhadap diri dan lingkungan
sekitarnya melalui momentum peristiwa tersebut. Maka, tidaklah heran
mengapa para Reformator Kristen memiliki kesadaran moral yang kuat
untuk selalu ingin mengetahui apa kehendak Tuhan, apa yang benar
dan apa yang salah di mata Tuhan. Bagi mereka, tidak ada tempat atau
kejadian yang tidak berpotensial bagi orang Kristen untuk menemukan
Tuhan di dalamnya.
Konsep modern tentang dualisme kehidupan dunia (rohani dan
sekuler), membuat kita sering kurang peka dan sering melewatkan
begitu saja momen-momen peristiwa yang terjadi di dalam diri dan

14
sekeliling kita. Padahal, melalui momen-momen tersebutlah, Tuhan
acapkali sedang membentuk diri kita atau mengasah Firman Tuhan
yang telah kita pelajari guna mengarahkan kita pada suatu tugas
panggilan tertentu atau menguatkan iman kita di dalam menjalankan
misi tertentu.
4. Hidup dengan visi dan semangat pengharapan yang tinggi (Living in a
vision and spirit of great expectancy)
Orang Kristen seharusnya tidak beraktivitas hanya untuk mengisi
waktu, mengaktualisasi diri, menjalankan suatu rutinitas atau program
yang telah ditentukan. Keyakinan para Reformator Kristen bahwa
setiap umat Tuhan lahir untuk memenuhi sebuah panggilan hidup
tertentu di dunia oleh Tuhan membentuk mereka menjadi orang-orang
yang visioner. Seluruh aktivitas yang dilakukannya diintegrasikan
guna mencapai visi tersebut dan dilaksanakan dengan penuh semangat
dan harapan yang tinggi. Mereka menyadari betul bahwa kegiatan misi
adalah aktivitas utama gereja di zaman antara kedatangan Kristus yang
pertama dan yang kedua, dan bukti kemenangan Kristus atas kuasa
kegelapan pada kedatangan-Nya yang pertama merupakan suatu
kekuatan dan pengharapan yang mereka imani di dalam menjalankan
misi peperangan rohani.
Keyakinan mereka bahwa seluruh kehidupan ini adalah milik
Tuhan yang berdaulat di dalam memelihara umat-Nya melalui sarana
peristiwa sehari-hari, turut membentuk kesadaran para Reformator
mengenai di mana mereka harus berdiri di tengah dunia dan
kemanakah visi kehidupannya. Visi gerakan seorang Reformator
Kristen tidak kurang dari melakukan pembaruan total kehidupan
masyarakat (totally re-formed society) berdasarkan prinsip-prinsip
Alkitab.

15
5. Alkitab sebagai otoritas final terhadap setiap nilai dan kepercayaan
hidup (Bible as a final authority to all beliefs)
Bagi para Reformator Kristen, setiap nilai-nilai keyakinan yang
dikembangkan oleh manusia, baik itu budaya, agama, ideologi, sistem
politik, filsafat hidup dan sebagainya, hanya akan menemukan
keutuhannya apabila ia tunduk pada otoritas Alkitab, yang adalah
sumber Kebenaran bagi segala “kebenaran” lainnya. Di luar Alkitab,
setiap nilai-nilai dan sistem kehidupan tanpa terkecuali merupakan
sesuatu yang rapuh dan fragmented.
Keyakinan bahwa Alkitab adalah sumber otoritas atas segala hal
dalam kehidupan ini membentuk karakter dari gerakan Reformasi
Kristen di dalam membangun peradaban manusia. Kedahsyatan dari
pengaruh mereka di dalam membangun peradaban dunia selama abad
ke-16 sampai ke-18 tidak serta merta diawali oleh ide-ide cemerlang
yang dihasilkan oleh para tokohnya, tetapi oleh keberanian mereka
dalam menyangsikan dan melawan otoritas di setiap bidang kehidupan
yang tidak tunduk pada prinsip Alkitab. Keberanian ini ditopang oleh
keyakinan para martir Kristen bahwa setiap nilai-nilai kehidupan
hanya akan menemukan keutuhannya apabila ditundukkan pada
otoritas Alkitab. Keyakinan mereka bahwa seluruh tema dalam setiap
aspek kehidupan ini dapat ditemukan akarnya di Alkitab, mendorong
keterlibatan para Reformator Kristen ke dalam berbagai bidang
kehidupan, guna menegakkan tema-tema tersebut sesuai pada prinsip
Firman Tuhan.
Thomas Cartwright, salah seorang tokoh awal Reformasi Kristen
di Inggris, mengatakan bahwa “Alkitab berisikan arahan untuk segala
hal yang dapat ditemukan dalam setiap kehidupan manusia.”
Berdasarkan landasan ini dan natur penerapan prinsip Alkitab yang
bersifat universal, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada satu
lingkup bidang pun di dunia ini di mana orang Kristen tidak dapat

16
menerapkannya berdasarkan kenyataan Firman Tuhan dan prinsip-
prinsip Alkitab.
6. Keimamatan orang-orang percaya (Priesthood of all believers)
Setiap aspek kehidupan tanpa tekecuali hanya akan berjalan
benar bila diterapkan berdasarkan prinsip Alkitab yang adalah sumber
otoritasnya, dan hanya umat pilihan Tuhanlah yang mengetahui
bagaimana mengembalikan tatanan kehidupan pada posisi sebenarnya.
Oleh sebab itu, sudah menjadi tanggung jawab bagi setiap umat
Kristen untuk “memimpin” setiap aspek kehidupan di dunia sesuai
panggilannya. Hanya dengan cara inilah, Tuhan dipermuliakan di
bumi. Dengan demikian, maka setiap umat Tuhan tanpa terkecuali,
berkewajiban melaksanakan fungsi keimamatannya di seluruh aspek
kehidupan dan untuk bisa melakukannya, maka ia harus selalu
mempelajari Alkitab sebagai panduan hidupnya. Increase Mather,
seorang Rektor Harvard di abad ke-17, mengungkapkan bahwa
“maksud tujuan Alkitab kepada kita adalah untuk menunjukkan
bagaimana semestinya kita melayani Tuhan, dan bagaimana
semestinya kita melayani panggilan generasi di masa kita.”
Bagi para Reformator Kristen, hanya Alkitablah satu-satunya
sarana yang mampu mempersiapkan dan membentuk seseorang
menjadi pelayan Tuhan yang efektif dan produktif bagi kepentingan
umum di seluruh bidang kehidupan, karena Alkitablah sumber otoritas
dan Kebenaran bagi seluruh aspek kehidupan. Maka, tindakan pertama
untuk mempersiapkan seseorang menjadi pelayan Tuhan yang efektif
di manapun bidang kehidupan yang sedang atau akan ditekuninya,
harus dimulai dari pembelajaran isi Alkitab itu sendiri dan pembinaan
di dalam pengaplikasiannya.
C. Agama Buddha
Sebagai mana agama Islam dan Kristen, ajaran Buddha juga
menjunjung tinggi nilai-nilai kemoralan atau prinsip-prinsip kehidupan.
Prinsip-prinsip kehidupan adalah suatu prinsip yang harus dijunjung tinggi

17
dalam kehidupan sehari-hari dan juga yang diharuskan untuk umat awam
umat Buddha biasanya dikenal dengan Pancasila. Kelima prinsp
kehidupan menurut agama Buddha adalah:
• Panatipata Veramani Sikkhapadam Samadiyami
• Adinnadana Veramani Sikkhapadam Samadiyami
• Kamesu Micchacara Veramani Sikhapadam
• Musavada Veramani Sikkhapadam Samadiyami
• Surameraya Majjapamadatthana Veramani Sikkhapadam Samadiyami
yang artinya: aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan
makhluk hidup. aku bertekad akan melatih diri menghindari
pencurian/mengambil barang yang tidak diberikan. aku
bertekad akan melatih diri menghindari melakukan perbuatan asusila
aku bertekad akan melatih diri menghidari melakukan perkataan dusta
aku bertekad akan melatih diri menghindari makanan atau minuman
yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran
Selain prinsip-prinsip kehidupan di atas, agama Buddha juga amat
menjunjung tinggi karma sebagai sesuatu yang berpegang pada prinsip
sebab akibat. Kamma (bahasa Pali) atau Karma (bahasa Sanskerta) berarti
perbuatan atau aksi. Jadi ada aksi atau karma baik dan ada pula aksi atau
karma buruk. Saat ini, istilah karma sudah terasa umum digunakan, namun
cenderung diartikan secara keliru sebagai hukuman turunan/hukuman
berat dan lain sebagainya. Guru Buddha dalam Nibbedhika Sutta;
Anguttara Nikaya 6.63 menjelaskan secara jelas arti dari kamma:
”Para bhikkhu, cetana (kehendak)lah yang kunyatakan sebagai
kamma. Setelah berkehendak, orang melakukan suatu tindakan lewat
tubuh, ucapan atau pikiran.”
Jadi, kamma berarti semua jenis kehendak (cetana), perbuatan yang
baik maupun buruk/jahat, yang dilakukan oleh jasmani (kaya), perkataan
(vaci) dan pikiran (mano), yang baik (kusala) maupun yang jahat
(akusala).

18
Kamma atau sering disebut sebagai Hukum Kamma merupakan salah
satu hukum alam yang berkerja berdasarkan prinsip sebab akibat. Selama
suatu makhluk berkehendak, melakukan kamma (perbuatan) sebagai sebab
maka akan menimbulkan akibat atau hasil. Akibat atau hasil yang
ditimbulkan dari kamma disebut sebagai Kamma Vipaka.

2.4 Sumber Ajaran Agama


A. Agama Islam
Sumber ajaran islam dirumuskan dengan jelas oleh Rasulullah
SAW, yakni terdiri dari tiga sumber, yaitu kitabullah (Alquran), as-
sunnah (hadist), dan ra’yu atau akal pikiran manusia yang memenuhi
syarat untuk berijtihad. Ketiga sumber ajaran ini merupakan satu
rangkaian kesatuan dengan urutan yang tidak boleh dibalik. Sumber-
sumber ajaran islam ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sumber
ajaran islam yang primer (Alquran dan hadist) dan sumber ajaran islam
sekunder (ijtihad). Pembahasan mengenai karakteristik masing-masing
sumber ajaran islam tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sumber-Sumber Ajaran Islam Primer
a. Alqur’an
Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a, yaqra’u,
qiraa’atan, atau qur’anan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u)
dan menghimpun (al-dlammu). Sedangkan secara terminologi
(syariat), Alquran adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan
kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu
‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat an-Naas. Dan menurut para ulama klasik, Alquran
adalah Kalamulllah yang diturunkan pada rasulullah dengan bahasa
arab, merupakan mukjizat dan diriwayatkan secara mutawatir serta
membacanya adalah ibadah
Pokok-pokok kandungan dalam Alquran antara lain:

19
1) Tauhid, yaitu kepercayaan ke-esaann Allah SWT dan
semua kepercayaan yang berhubungan dengan-Nya
2) Ibadah, yaitu semua bentuk perbuatan sebagai manifestasi
dari kepercayaan ajaran tauhid
3) Janji dan ancaman, yaitu janji pahala bagi orang yang
percaya dan mau mengamalkan isi Alquran dan ancaman siksa
bagi orang yang mengingkari
4) Kisah umat terdahulu, seperti para Nabi dan Rasul dalam
menyiaran syariat Allah SWT maupun kisah orang-orang saleh
ataupun kisah orang yang mengingkari kebenaran Alquran agar
dapat dijadikan pembelajaran.
b. As-sunah
Sunnah menurut syar’i adalah segala sesuatu yang berasal dari
Rasulullah SAW baik perbuatan, perkataan, dan penetapan
pengakuan. Sunnah berfungsi sebagai penjelas ayat-ayat Alquran
yang kurang jelas atau sebagai penentu hukum yang tidak terdapat
dalam Alquran.
Sunnah dibagi menjadi empat macam, yaitu:
1) Sunnah qauliyah, yaitu semua perkataan Rasulullah
2) Sunnah fi’liyah, yaitu semua perbuatan Rasulullah
3) sunnah taqririyah, yaitu penetapan dan pengakuan
Rasulullah terhadap pernyataan ataupun perbuatan orang lain
4) Sunnah hammiyah, yaitu sesuatu yang telah direncanakan
akan dikerjakan tapi tidak sampai dikerjakan
2. Sumber-Sumber Ajaran Islam Sekunder
a. Ijtihad
Ijtihad berasal dari kata ijtihada yang berarti mencurahkan tenaga
dan pikiran atau bekerja semaksimal mungkin. Sedangkan ijtihad
sendiri berarti mencurahkan segala kemampuan berfikir untuk
mengeluarkan hukum syar’i dari dalil-dalil syara, yaitu Alquran
dan hadist. Hasil dari ijtihad merupakan sumber hukum ketiga

20
setelah Alquran dan hadist. Ijtihad dapat dilakukan apabila ada
suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di dalam Alquran
maupun hadist, maka dapat dilakukan ijtihad dengan menggunakan
akal pikiran dengan tetap mengacu pada Alquran dan hadist.
Macam-macam ijtidah yang dikenal dalam syariat islam, yaitu
1) Ijma’, yaitu menurut bahasa artinya sepakat, setuju, atau
sependapat. Sedangkan menurut istilah adalah kebulatan
pendapat ahli ijtihad umat Nabi Muhammad SAW sesudah
beliau wafat pada suatu masa, tentang hukum suatu perkara
dengan cara musyawarah. Hasil dari Ijma’ adalah fatwa, yaitu
keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang
untuk diikuti seluruh umat.
2) Qiyas, yaitu berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan
menyamakannya. Dengan kata lain Qiyas dapat diartikan pula
sebagai suatu upaya untuk membandingkan suatu perkara
dengan perkara lain yang mempunyai pokok masalah atau
sebab akibat yang sama. Contohnya adalah pada surat Al isra
ayat 23 dikatakan bahwa perkataan ‘ah’, ‘cis’, atau ‘hus’
kepada orang tua tidak diperbolehkan karena dianggap
meremehkan .

B. Agama Kristen
Injil merupakan unsur dasar dalam agama Kristen, semasa hidup
Yesus Kristus. Paling orang dapat menyatakan bahwa Injil tersebut mulai
terbentuk sesudah Penyaliban. Injil ini memakan waktu berabad-abad
lamanya untuk mencapai bentuk terakhimya yang terdefinisikan dengan
baik, tetapi tidak dapat dipahami. Injil ini melewati suatu proses panjang
perdebatan sangat sengit dan kontroversial di kalangan para theolog dan
pemikir Kristen yang berasal dari latar belakang agama, budaya dan tradisi
yang berbeda.

21
Injil ini sangat dipengaruhi oleh mitologi/dongeng--dongeng dan
tradisi-tradisi dari berbagai negeri yang menerima Kristen pada masa-masa
awalnya. Akan tetapi pangkal utama ajaran Kristen, yang merawat dan
memelihara perkembangan ajaran-ajaran serta falsafah Kristen dalam
peran pembentukkannya pada masa awal, adalah bangsa Yahudi. Pengaruh
Yahudi tetap sangat dominan selama babak permulaan sejarah Kristen.
Murid-murid Yesus, yang telah mempelajari dan memahami Kristen
langsung dari Yesus dan menyaksikannya dalam bentuk kehidupan Yesus
sendiri, berasal dari bangsa itu. Mereka adalah para penjaga utama ajaran
Kristen dan memiliki akar-akar yang tertanam mendalam pada tanah suci
pengarahan-pengarahan Yesus serta pada cara hidup (sunnah) beliau.
Merekalah yang menyaksikan Penyaliban dan telah melihat Yesus selamat
dari upaya pembunuhan yang dilakukan terhadap beliau.

C. Agama Buddha
Kitab Suci yang dipergunakan dalam agama Buddha Theravada
adalah Kitab Suci Tipitaka yang dikenal sebagai Kanon Pali (Pali Canon).
Kata Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta) terdiri dari kata “Ti/Tri”
dan “Pitaka”. “Ti/Tri” artinya tiga dan “Pitaka” artinya kelompok atau
keranjang tempat penyimpanan ajaran Sang Buddha. Jadi Tipitaka adalah
Tiga Kelompok atau Tiga Keranjang tempat penyimpanan ajaran Sang
Buddha. Pengelompokkan ajaran Sang Buddha dibagi menjadi tiga
kelompok karena disesuaikan dengan jenis dan ajaan yang dibabarkan oleh
Sang Buddha.
Kitab Suci Tipitaka merupakan kumpulan literatur resmi agama
Buddha berbahasa Pali yang terdiri dari banyak kitab. Di dalam Tipitaka
menurut ajaran-ajaran Sang Buddha Gotama yang dibabarkan selama 45
tahun sejak pencapaian penerangan sempurna hingga Parinibbana di
berbagai tempat yang berbeda dan kepada orang yang berbeda. Khotbah-
khotbah Sang Buddha meliputi pokok bahasan yang luas serta mencakup
berbagai peringatan, penjelasan terperinci dan petunjuk atau nasihat, yang

22
telah dikumpulkan secara sistematis dan dikelompokkan dengan seksama
menjadi bagian-bagian khusus dan diberi judul yang berbeda-beda.
Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan
ajarannya dalam 3 buku yaitu:
a. Sutta Piṭaka (kotbah-kotbah Sang Buddha).
b. Vinaya Piṭaka (peraturan atau tata tertib para bhikkhu).
c. Abhidhamma Piṭaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi).
Kitab suci agama Buddha yang paling tua yang diketahui hingga sekarang
tertulis dalam bahasa Pâli dan Sansekerta. Setiap aliran Buddha berpegang
kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat sabda
dan ajaran sang hyang Buddha Gautama.
Oleh karena itu Kitab Suci agama Buddha dinamakan Tipitaka (Pâli) atau
Tripitaka (sansekerta).
Di antara kedua versi Pâli dan Sansekerta itu, pada dewasa ini hanya Kitab
Suci Tipitaka (Pâli) yang masih terpelihara secara lengkap, dan Tipitaka
(Pâli) ini pulalah yang merupakan kitab suci bagi agama Buddha mazhab
Theravâda (Pâli Canon).

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di Indonesia terdapat berbagai agama yang tentunya kita harus saling
menghargai antara agama tersebut. Setiap agama itu pasti mempunyai prinsip
tersendiri. Maka dengan itu kita harus memegang prinsip-prinsip yang terdapat
dalam agama kita masing-masing. Setiap agamapun mengajarkan pada umatnya
agar hidup dijalan yang benar , tapi hanya berbeda keyakinannya saja.

3.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas , penulis mencoba memberikan saran agar
kita sebagai umat yang beragama bisa memegang prinsip agamanya tersendiri,
begitu juga bagi agama yang lainnya .

24

You might also like