You are on page 1of 10

TUGAS RESUME MRV II KELOMPOK I

DINA RISTININGTYAS (1307100033)


VINY MERLINDA HARDIANA (1309100005)
NIKE DWI WILUJENG (1309100027)
YAUMIL SEFRIANI AKHIR (1309100035)

Faktorisasi Matriks dan Matriks Norma

I. Pendahuluan
Dalam bab ini, kita melihat beberapa cara untuk mengekspresikan matriks A
dalam bentuk matriks produk lain yang memiliki struktur khusus atau bentuk
kanonik. Pada banyak aplikasi, seperti dekomposisi A mungkin mengungkapkan
kepada kita sebuah fitur kunci yang menarik bagi kita.

II. Dekomposisi Nilai Singular


Faktorisasi pertama yang dipertimbangkan, dekomposisi nilai singular, dapat
digambarkan sebagai yang paling berguna karena merupakan faktorisasi matriks dari
berbagai ukuran, dekomposisi berikutnya hanya akan berlaku untuk matriks persegi.

Teorema 4.1. Jika A adalah matriks m x n dengan rank r > 0, terdapat matriks
orthogonal m x m dan n x n matriks P dan Q, bahwa A = PDQ ' dan D = P'AQ, di
mana matriks D m x n diberikan oleh
(a) ∆jika r = m = n, (b) [ ∆ (0) ] jika r = m < n,

(c ) ∆ jika r = n < m, ∆ (0)


[ ]
(0)
(d) [ (0) (0) ]
jika r < m, r < n,

dan Δ adalah matriks diagonal r x r dengan elemen diagonal positif. Elemen diagonal
Δ2 adalah eigenvalue positif dari A'A dan AA '.
Bukti. Kita akan membuktikan hasil untuk kasus r < m dan r < n. Bukti dari
(a) - (c) hanya membutuhkan perubahan notational. Misal Δ 2 adalah r x r matriks
diagonal yang elemen diagonalnya adalah r positif eigenvalue dari A'A yang identik
dengan eigenvalue positif AA 'dari Teorema 3,23. Δ menjadi matriks diagonal yang
elemen diagonalnya adalah akar kuadrat positif dari elemen-elemen diagonal dari Δ2
terkait. Sejak A'A adalah matriks simetris n x n, kita dapat menemukan sebuah n x n
matriks ortogonal Q sehingga,
∆2 (0)
Q’A’AQ = [ (0) (0) ]
Partisi Q sebagai Q = [ Q1 Q 2 ], dimana Q1 adalah n x r, identitas di atas menunjukkan
bahwa
Q1’A’AQ1 = ∆ 2 (4.1)

dan
Q2’A’AQ2 = (0) (4.2)

Diketahui dari persamaan (4.2) berikut


AQ2 = (0) (4.3)
Sekarang misal P = [ P1 P2 ] , adalah m x m matriks orthogonal dimana m x r matriks
P1 = AQ1∆ -1 dan m x (m – r) matriks P2 adalah matriks lain yang membuat P
orthogonal. Akibatnya P’2P1 = P’2AQ1∆ -1 = (0) atau
P’2AQ1 = (0) (4.4)
Dengan menggunakan persamaan (4.1), (4.3), dan (4.4), kita dapat mengetahui bahwa
P' 1 A Q 1 P ' 1 A Q 2 ∆−1 Q ' 1 A ' AQ 1 ∆−1 Q ' 1 A ' AQ 2
P’AQ = [
P' 2 A Q 1 P ' 2 A Q 2 ] [
=
P '2 A Q1 P '2 A Q2 ]
∆−1 ∆ 2 ∆−1 Q' 1 A ' ( 0)
=
[(0) '
P 2(0) ][ =
∆ (0)
(0) (0) ]
Unsur-unsur diagonal Δ, yaitu akar kuadrat positif dari positif eigenvalue A’A
dan AA' yang disebut singular value dari A. Jelas dari bukti Teorema 4.1 bahwa
kolom Q merupakan ortonormal set dari eigenvektor dari A'A dan juga A'A =
QD'DQ. Penting untuk dicatat bahwa kolom P membentuk satu set eigenvektor
orthonormal AA' sejak AA' = PDQ'QD'P’ = PDD'P'.
Jika kita partisi lagi P dan Q sebagai P = [ P1 P2 ] dan Q = [ Q1 Q 2 ] di mana P1
adalah m x r dan Q1 adalah n x r maka dekomposisi nilai tunggal dapat dinyatakan
sebagai berikut.
Kesimpulan 4.1.1. Jika A adalah matriks m x n dari rank r > 0, lalu terdapat
matriks m x r dan n x r sebagai matriks P1 dan Q1, lalu P1’P1 = Q1’Q1 = I, dan A =
P1∆Q’1 dimana Δ adalah matriks diagonal r x r dengan elemen diagonal positif.
Cukup sedikit informasi tentang struktur matriks A dapat diperoleh dari
dekomposisi nilai tunggal nya. Jumlah nilai tunggal didapatkan dari rank A,
sedangkan kolom P1 dan Q1 adalah basis ortonormal untuk ruang kolom dan ruang
baris A masing-masing. Demikian pula, kolom P2 merupakan ukuran ruang null dari
A 'dan kolom Q2 ukuran ruang null A.
Teorema 4.1 dan kesimpulan 4.1.1. berkaitan dengan Teorema 1.9 dan
kesimpulannya, kesimpulan 1.9.1, dinyatakan sebagai akibat dari sifat dasar
transformasi. Hal ini mudah untuk diverifikasi bahwa Teorema 1.9 dan Kesimpulan
1.9.1 juga berkaitan dengan Teorema 4.1 dan Kesimpulan 4.1.1.
Contoh 4.1 , kita akan menemukan dekomposisi nilai tunggal untuk matriks 4 x 3
2 0 1

[ ]
3 −1
−2 4
1 1
1
1
1
Pertama, analisis eigen dari matriks
18 −10 4

[
A’A = −10 18 4
4 4 4 ]
mengungkapkan bahwa eigenvalue 28, 12, dan 0 dengan terkait normalisasi

1 −1 1 1 1 1 1 −2
eigenvektor ( , , 0 ¿ ' ,( , , ) ' ,( , , )' , masing-masing. Lalu
√2 √ 2 √ 3 √3 √ 3 √ 6 √6 √6
mahal tersebut menjadi kolom dari orthogonal matriks Q 3 x 3. Jelas, rank (A) 2 =
dan dua nilai tunggal A adalah √ 28dan √ 12. Jadi, matriks P1 4 x 2 diberikan oleh
1 1

[]
1 1 √ 14 2

[ ] [ ][ ]
2 0 1 √ 2 √3 1 2 1
0
3 −1 1 −1 1 √ 28 √ 14 2
P1 = AQ1∆−1 =
−2 4 1 √ 2 √3 1 = −3 1
0
1 1 1 1 √ 12 √ 14 2
0
√3 1
0
2

Matriks P2 4 x 2 dapat menjadi matriks yang memenuhi P1’P2 = (0) dan P2’P2 = I2,

1 1 1 −3
misalnya, kita dapat mengambil ( , , , ¿' dan (
√ 12 √ 12 √ 12 √ 12

−5 4 1
, , , 0 ¿ ' sebagai kolom dari P2. Kemudian dekomposisi nilai tunggal
√ 42 √ 42 √ 42
dari A diberikan oleh

1 1 1 −5

[ ]
√ 14 2 √ 12 √ 42 1 −1

][ ]
0
2 1 1 4 √ 28 0 0 √2 √2
√ 14
−3
√ 14
0
2
1
2
1
√ 12
1
√ 12
−3
√ 42
1
√ 42
0
[ 0 √ 12 0
0 0 0
0 0 0
1
√3
1
√6
1
√3
1
√6
1
√3
−2
√6
2 √ 12

Atau dalam kesimpulan 4.1.1

1 1

[]
√ 14 2
2 1 1 −1

−3
[
√ 14

√ 14
0
2
1
2
1
[ √ 28
0
0
√ 12 ] √2
1
√3
√2
1
√3
0
1
√3
]
2

Kita bisa menentukan matriks P dengan menggunakan kolom yang merupakan


eigenvektor dari matriks
5 7 −3 3
AA’ =
[
7 11 −9
−3 −9 21
3 3 3
3
3
3
]
Namun, ketika membentuk P dengan cara ini, harus diperhatikan dekomposisi A = P1
∆’1 untuk menentukan tanda yang benar untuk masing-masing kolom P1 .
Dekomposisi nilai tunggal dari sebuah vektor sangat mudah untuk dibentuk.
Kita menggambarkan hal ini dalam contoh berikut.
Contoh 4.2. Misal x adalah m x 1 nonnull vektor. Dekomposisi nilai
singularnya akan menjadi bentuk
x = Pdq
dimana P adalah matriks orthogonal m x m, d adalah vektor m x 1 dengan komponen
pertama tidak nol, dan q adalah skalar yang memenuhi q2 = 1. Nilai tunggal dari x
1 −1
didapat dari λ 2 , dimana λ = x’x. Jika kita mendefinisikan x ¿= λ 2 x, perhatikan

bahwa x ' ¿ x ¿ = 1, dan


−1 −1
xx’x ¿ = xx’( λ 2 x) = ( λ 2 x)x’x = λ x ¿

sehingga x ¿adalah eigenvektor yang dinormalisasi dari xx' sesuai dengan positif
eigenvalue tunggal λ. Setiap vektor ortogonal untuk x * adalah eigenvektor dari xx’
1
yang sesuai dengan pengulangan eigenvalue 0. Jadi, jika d = ( λ 2 , 0 , … , 0¿ ' , q = 1, dan

P = [x ¿,P2,…,Pm] setiap matriks ortogonal dengan x* sebagai kolom pertama , maka


1

[]
2
λ
1
Pdq = [x ¿,P2,…,Pm] 0 1 = λ 2 x =x
⋮ ¿

0
seperti yang diperlukan.
Ketika A adalah m x m dan simetris, nilai-nilai tunggal A secara langsung
terkait dengan eigenvalue dari A. Ini mengikuti dari kenyataan bahwa AA’ = A2, dan
eigenvalue dari A2 adalah kuadrat eigenvalue dari A. Dengan demikian, nilai-nilai
tunggal A akan diberikan oleh nilai-nilai absolut dari eigenvalue dari A. Jika kita lihat,
kolom P adalah eigenvektor ortonormal A, maka matriks Q dalam Teorema 4.1
identik dengan P kecuali setiap kolom Q yang berhubungan dengan eigenvalue
negatif akan menjadi -1 kali yang sesuai dari P. Jika A adalah non-negatif definite.
Lalu nilai tunggal dari A akan sama dengan positif eigenvalue A dan kenyataannya,
dekomposisi nilai singular A adalah dekomposisi spektralari A akan dibahas pada bab
berikutnya. Hubungan antara eigenvalue dan nilai tunggal dari matriks simetris tidak
mengarah pada matriks persegi pada umunya.
Contoh 4.3. terdapat matriks 2 x 2

A= [−16 61]

III. The spectral decomposition and square root matrices of a symmetric


matrix
Theorema 4.2
Diberikan sebuah matrik simetris A mxm dengan eigenvalue λ1,…,λm dan x1,
…,xm adalah sebuah bagian dari eigenvektor othonormal yang disebut degan
nilai eigen. Kemudian, jika Λ = diag (λ1,…,λm ) dan X= (x1,…,xm ) maka
A = X Λ X’

Theorema 4.3
 Diberikan sebuah matrik A mxm. Matrik A tersebut adalah nonnegative
definite matrik. Kemudian terdapat sebuah matrik T segitiga bawah yang
mempunyai elemen nonnegative yaitu A = TT’.
 Jika matrik A adalah definit positif, maka matrik T adalah uniqe dan
mempunyai elemen positif.

Theorema 4.4
 Diberikan matrik A mxn, dimana m≥n. Ada sebuah matrik persegi nxn segitga
atas matrik R, dan matrik Q mxn memenuhi Q‫׳‬Q = In
A = QR

 Theorema 4.5
Diberikan sebuah matrik A mxm nonnegative definite matrik dengan
rank(A)= r. kemudian terdapat sebuah matrik B mxr yang mempunyai rank r,
sehingga A= BB’

IV. Diagonal Matrik Kuadrat


Definisi 4.1 matrik A dan B mxm dikatakan matrik sama jika ada matrik C
nonsingular seperti A=CBC−1.
Menurut teorema 3.2 (d) matrik similar mempunyai eigenvalue yang identik.

A= [ 00 10] B=[ 00 00 ]
Lalu A dan B memiliki eigenvalue yang mirip sejak masing-masing bernilai 0 dengan
dikuadratkan 2.
Teorema 4.2 menjelaskan bahwa setiap matrik adalah sama untuk matrik diagonal.
Teorema 4.7 Matrik A mxm mempunyai eigenvalue λ 1 … λ m jika Λ = diag( λ 1… λ m
) dan X=( x 1 … x m) dimana ( x 1 … x m) adalah eigenvector dari korespodensi A untuk
λ 1 … λ m, kemudian X −1 AX= Λ
Teorema tersebut tidak cukup untuk diagonalisasi dari matrik kuadrat umum
Matrik kuadrat umum dengan beberapa matrik nonsimetris mempunyai eigenvalue
ganda yang sama dengan matrik diagonal.
Teorema berikut memberikan kondisi yang dibuthkan untuk matrik dengan
diagonalisasi.

Teorema 4.8 Misal eigenvalue λ 1 … λ m dari matrik A mxm yang terdiri dari n
nilai yang berbeda μ1 … μn memiliki lebih dari satu r i … r h maka r 1 +…+ r h=m .
Kemudian A mempunyai eigenvektor independen yang linier maka diagonalisasi
jika dan hanya jika rank ( A−μi I m ) =m−r i untuk i=1,…h.
Pembuktian. Misal A adalah diagonalisasi maka notasi yang biasa digunakan
X −1 AX= Λ atau ekivalen dengan ¿ X Λ X −1 .
rank ( A−μi I m ) =¿rank(X Λ X −1−μi I m ¿=rank ¿
μi mempunyai macam-macam r i , diagonal matrik ¿)yang punya m−r ielemen

diagonal yang tidak nol dengan syarat rank ( A−μi I m ) =m−r i . Sebaliknya misalkan

rank ( A−μi I m ) =m−r i .untuk i=1,…,h. Ini menyiratkan bahwa dimensi ruang kosong

( A−μi I m ) adalah m−( m−r i )=r i. Dan dapat ditemukan r ivektor independen yang
linier yang memenuhi persamaan ( A−μi I m ) x=0 .
Namun beberapa x adalah eigenvector dari korespondensi A untuk eigenvalue
μi. Akibatnya dapat ditemukan set dari r i gabungan eigenvector independen yang
linier dengan eigenvalue μi. Berdasarkan teorema 3.6 diketahui bahwa koresponden
eigenvector untuk eigenvalue yang berbeda adalah independen yang linier. Meskipun
demikian A adalah diagonalisasi. Pada bab 3 rank dari matrik simetri adalah sama
dengan angka pada eigenvalue yang tidak nol.
Teorema 4.9 Diketahui A matrik mxm. Jika A adalah diagonalisasi dan rank A
sama dengan angkan eigenvalue yang tidak nol dari A.
Contoh :
Diket: A,B dan C matrik 2x2

A= [ 14 11], B=[ 00 10 ], C=[10 11]


Matrik A didapatkan (λ−3 ¿ ( λ−1 )=0 maka eigenvalue λ=3−1. Eigenvalue ini
sederhana, A adalah diagonalisasi. Koresponden eigenvector dengan dua eigenvalue
x1=(1,2) dan x2=(1,-2) maka diagonalisasi dari A :
1 1

[ ][
2
1
2
4 1 1 1 1 =3 0
−1 4 1 2 −2
4
][
0 −1 ][ ]
Rank A=2 yang sama dengan angka eigenvalue yang tidak nol dari A . Persamaan
karakteristik b menghasilkan λ 2=0 maka B punya eigenvalue λ=0 dengan

bermacam-macam r=2. Rank ( B− λ I 2 ) =rank ( B )=1≠ 0=m−r . B tidak akan


mempunyai 2 eigenvektor independen yang linier.
Persamaan Bx = λ x =0 hanya memliki satu solusi independen linier untuk x dengan
nama bentuk vector (a,0). Maka b tidak diagonalisasi dengan catatan rank B=1 ini
lebih baik daripada yang memiliki eigenvalue λ=1dan r=2.
Dari persamaan (1− λ)2=0 matrik ini tidak diagonalisasi sejak rank

( C−λ I 2 )=rank ( C−I 2 )=rank ( B )=1≠ 0=m−r . Eigenvector lainnya dari C adlah
scalar ganda dari vector x=(1,0). Namun C tidak diagonal karena memliki rank dari 2
yang sama dengan nilaieigenvalue yang tidak 0.
Selanjutnya menunjukkan hubungan antara rank dan eigenvalue ≠ 0 dari matrik A
pada dimensi gabungan eigenspace dan eigenvalue 0.
Teorema 4.10 Diketahui matrik A mxm dan k dimensi gabungan eigenspace
dengan eigenvalue 0 jika 0 adalah eigenvalue dari A dan k=0 untuk yang lain.
Kemudian rank (A)=m-k.
Pembuktian. Dari teorema 2.21 diketahui rank (A)=m−dim ⁡{ N ( A ) } dimana N(A)
adalah 0 dari A . Tapi sejak 0 dari A terdiri dari semua vektor x , Ax=0. Terlihat N(A)
adalah sama dengan S A ( 0 ) dan hasilnya mengikuti.
Eigenvalue dengan angka tanpa 0 dari matrik A=rank A jika A similar dari matrik
diagonal. A menjadi diagonalisasi dengan kondisi cukup untuk hubungan antara rank
dan angka dari eigenvalue tanpa nol.
Corollary 4.10.1
Diket a matrik mxm dan m 0 eigenvalue 0 . lalu rank A=angka dari eigenvalue tanpa
nol jika dan hanya jika,
dim{ S A (0) }=m0
Contoh 4.8
0 1 C= 1 1
Lihat contoh 4.7 B= [ ] [ ]
0 0
,
0 1
Bukan diagonalisasi sejak yang lainnya memiliki1 gabungan eigenvector independen
linier dengan eigenvalue tunggal yang punya 2. Eigenvalue B=0.
Rank (B)=2- dim{ S B (0) }=2-1=1
Yang lainnya sejak 0 bukan eigenvalue dari C, dim { SC (0) }=0dan rank dari C= angka
dari eigenvalue tidak nol yaitu 2.
V DEKOMPOSISI JORDAN
Faktorisasi berikutnya dari matrik A kuadrat adalah salah satu yang dapat dijelaskan
sebagai percobaan untuk mendapatkan matrik A similar namun jika tidak diagonal
namuhn mungkin juga diagonal ,kita ikuti definisi. Definisi 4.2 Untuk h>1, hxh
matrik J h (λ) disebut MATRIK jORDAN

You might also like