You are on page 1of 8

1.

Saur Kang Yoseph Iskandar : Sejarah Sunda (130 - 1579 M)

• Purwacarita
Pengertian sejarah secara tradisi adalah beberapa kisah dongeng,
legenda, babad, tambo dll. Sesungguhnya hal itu berada dibawah disiplin
ilmu sastra, sedangkan sejarah, pembuktiannya harus berdasarkan
disiplin ilmu : filologi (ilmu yang mempelajari naskah kuna), epigrafi
(ilmu yang mempelajari aksara prasasti), arkeologi (ilmu yang
mempelajari artefak-artefak peninggalan sejarah), dan geografi (ilmu
yang mempelajari permukaan bumi).
Karya sastra bisa diuji dan dikaji oleh disiplin ilmu sejarah sejauh karya
sastra yang bernilai sejarah itu dapat menunjang temuan sejarah itu
sendiri. Sebaliknya hasil penelitian sejarah dapat disusun menjadi karya
sastra yang sering kita sebut roman sejarah. Naskah Pangeran
Wangsakerta, menurut Edi S. Ekadjati dan menurut Ayat Rohaedi,
adalah naskah sejarah. Sistematika dan pengungkapannya sudah dalam
bentuk sejarah, menggunakan referensi atau sumber-sumber tertulis
lainnya.
• Purwayuga
Sejarah Sunda dimulai dari masa Purwayuga (jaman purba) atau dari
masa Nirleka (silam), yang terbagi atas :
o Prathama Purwayuga (jaman purba pertama), dengan kehidupan
manusia hewan Satwapurusa, antara 1 jt s.d. 600 rb th silam
o Dwitiya Purwayuga (jaman purba kedua), dengan kehidupan
manusia yaksa, antara 500 rb sampai 300 rb tahun silam
o Tritiya Purwayuga (jaman purba ketiga), dengan kehidupan
manusia kerdil (wamana purusa), antara 50 rb sampai 25 rb tahu
silam.
• Dukuh Pulasari Pandeglang
o menurut naskah Pangeran Wangsakerta, kehidupan masyarakat
Sunda pertama di pesisir barat ujung pulau Jawa, yaitu pesisir
Pandeglang. Dipimpin oleh seorang kepala suku (panghulu) Aki
Tirem Sang Aki Luhur Mulya. Sistem religi mereka
adalahPitarapuja, yaitu pemuja roh leluhur, dengan bukti
sejumlah menhir seperti Sanghiyang Dengdek, Sanghiyang
Heuleut, Batu Goong, Batu Cihanjuran, Batu Lingga
Banjar, Batu Parigi, dll. Refleksi dukuh Pulasari dapat kita lihat
di kehidupan masyarakat Sunda Kanekes (Baduy).
• Salakanagara
o Putri Aki Tirem yaitu Pohaci Larasati, menikah dengan seorang
duta niaga dari Palawa (India Selatan) bernama Dewawarman.
Ketika Aki Tirem wafat, Dewawarman menggantikannya sebagai
penghulu dukuh Pulasari.
o Dewawarman mengembangkan Dukuh Pulasari hingga menjadi
kerajaan corak Hindu pertama di Nusantara, yang kemudian diberi
nama Salakanagara. Salaka berarti Perak dan Nagara berarti
negara atau negeri. Oleh ahli dari Yunani, Claudius
Ptolomeus, Salakanagara dicatat sebagai Argyre. Dalam berita
China dinasti Han, tercatat pula bahwa raja Yehtiao bernamaTiao-
Pien mengirimkan duta keChina tahun 132 M. menurut Ayat
Rohaedi, Tiao berarti Dewa, dan Pien berarti Warman.
o Salakanagara didirikan tahun 130 M, dengan raja
pertamanya Dewawarman I dengan gelar Prabu Darmalokapala
Dewawarman Haji Rakja Gpura Sagara. memerintah hingga
tahun 168 M. Wilayahnya meliputi propinsi banten sekarang
ditambah Agrabintapura (Gunung Padang Cianjur) dan Apuynusa
(Krakatau).
o Raja Terakhir (ke-8) Dewawarman VIII bergelar Prabu
Darmawirya Dewawarman (348-363 M).
• Tarumanagara
o Didirikan oleh Jayasingawarman pada 358 M dengan
nobat Jayasingawarman Gurudarmapurusa.
o Penerusnya adalah Purnawarman yang memindahkan pusat
pemerintahan dari Jayasingapura (mungkin Jasinga) ke tepi kali
Gomati (bekasi) yang diberi nama Sundapura (kota Sunda),
bergelar Harimau Tarumanagara (Wyagraha ning
tarumanagara), dan disebut pula Sang Purandara Saktipurusa
(manusia sakti penghancur benteng) dan juga Panji Segala Raja.
Sedangkan nama nobatnya adalah Sri Maharaja Purnawarman
Sang Iswara Digwijaya Bhimaparakrama Suryamahapurusa
Jagatpati.
o Raja terakhir Sang Linggawarman sebagai raja ke-12
• Kerajaan Sunda
o Tarumanagara dirubah namanya menjadi Kerajaan Sunda
oleh Tarusbawa, penerus Linggawarman. Akibatnya belahan
timurTarumanagara dengan batas sungai Citarum memerdekakan
diri menjadi Kerajaan Galuh
Kerajaan Sunda berlangsung hingga tahun 1482 M, dengan 34
raja.
o Prabu Maharaja Linggabuana dinobatkan menjadi raja di
kerajaan Sunda pada 22 februari 1350 M. Ia gugur bersama
putrinya, Citraresmi, dalam tragedi Palagan Bubat akibat
ulah Mahapatih Gajahmada. Peristiwa itu terjadi pada 4
September 1357 M.
o Mahaprabu Niskala Wastu Kancana menggantikan
posisi Linggabuana pada usia 9 tahun. Dia membuat Prasasti
Kawali di Sanghiyang Linggahiyang atau Astana Gede Kawali.
Dia juga yang membuat filsafat hidup :" Tanjeur na Juritan, Jaya
di Buana" (unggul dalam perang, lama hidup di dunia).
o Wastukancana memerintah selama 103 tahun 6 bulan dan 15
hari dalam keadaan damai.
o Sri Baduga Maharaja adalah putra Prabu Dewa Niskala, cucu
dari Prabu Wastukancana. Ia adalah pemersatu kerajaan Sunda,
ketika Galuh kembali terpisah. Kerajaan ini lebih dikenal dengan
sebutan Pajajaran. Dialah raja pertama yang mengadakan
perjanjian dengan bangsa Eropa, yaitu Portugis. Ia berkuasa dari
tahun 1482 s.d. 1521M.
• Kerajaan Galuh
o Pendirinya adalah Prabu Wretikandayun pada 612 M.
o Prabu Sanjaya Harisdarma. Ia disebut Taraju Jawadwipa, dan
sempat menjadi Maharaja di tiga kerajaan : Kalingga - Galuh -
Sunda.
o Sang Manarah yang dalam dongeng disebut Ciung Wanara. Ia
putera Prabu Premana Dikusumah dari Naganingrum.
• Kerajaan Pajajaran
o Pajajaran adalah sebutan pengganti atas bersatunya kerajaan
Galuh dengan kerajaan Sunda, yang dipegang oleh satu
penguasa :Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan
Pajajaran atau Sri Sang Ratu Dewata.
o Penggantinya adalah Prabu Sanghyang Surawisesa, yang
berkuasa di belahan barat Jawa barat, karena di sebelah timur
sudah berdiri kerajaan Islam Pakungwati Cirebon, yang didirikan
oleh Pangeran Cakrabuana atau Haji Abdullah Iman. Dia
adalah putra sulung Sri Baduga
Maharaja dari Subanglarang yang beragama
Islam. Subanglarang adalah murid Syekh Quro Hasanudin Pura
Dalem Karawang.
o Tahta kerajaan Pajajaran berlangsung turun-temurun : Ratu
Dewata; Ratu Sakti, Prabu Nilakendra dan yang
terakhir Prabu Ragamulya Suryakancana.
o Di pihak Cirebon sendiri, putera Susuhunan Jati Cirebon,
yaitu Pangeran Sabakingkin, telah berhasil mendirikan kerajaan
bercorak Islam Surasowan Wahanten (Banten) dan melakukan
beberapa kali penyerbuan ke Pajajaran.
o Pakuan Pajajaran direbut dan dimusnahkan oleh Maulana Yusuf,
putra Maulana Hasanudin.
o Pajajaran sirna ing bhumi, atau Pajajaran lenyap dari muka bumi
pada tanggal 11 bagian terang bulan wasaka tahun 1511 Saka atau
11 Rabi'ul Awal 978 hijriah atau tanggal 8 mei 1579 M.
o Sebagai tunas-tunas Pajajaran, muncullah 3 kerajaan Islam di tatar
Sunda :
 Kerajaan Islam Pakungwati Cirebon;
 Kerajaan Islam Surasowan Banten; dan
 Kerajaan Islam Sumedanglarang.

Balik deui ka luhur

2. Saur pa Edi S. Ekadjati : Kebudayaan Sunda, Alternatif dalam


menghadapi pengaruh globalisasi

• Kebudayaan Sunda adalah kebudayaan yang diciptakan manusia Sunda


dalam kehidupan masyarakat mereka melalui proses pendidikan.
Syarat lahirnya kebudayaan : kebudayaan Sunda :
Manusia sebagai pelaku : Manusia Sunda
Tempat sebagai wadah : Tatar Sunda
Peristiwa sebagai proses : Kehidupan masyarakat Sunda
Adat, mandala, pesantren,
Sistem Pendidikan :
sekolah
• Kekuatan eksternal utama yang berpengaruh dalam pertumbuhan dan
perkembangan kebudayaan Sunda sepanjang perjalanan sejarahnya
hingga sekarang secara kronologis adalah :
o Kebudayaan Hindu
o Kebudayaan Islam
o Kebudayaan Jawa
o Kebudayaan Eropa, dan
o Kebudayaan global
• Pertanyaan untuk kita adalah apakah kita memiliki kekuatan kebudayaan
internal yang mampu menyaring pengaruh kebudayaan global, kemudian
mengolahnya untuk dipadukan dengan kebudayaan yang telah kita miliki
? kiranya jawaban untuk kita adalah :
o Segera memperkuat diri kita dengan pengetahuan, pengamatan,
apresiasi dan penertaan diri kita tentang kebudayaan kita sendiri
o Memperluas dan memperdalam mengenai kebudayaan (makna,
ruang lingkup, fungsi, isi, manfaat)
o Mengamati, mengikuti dan menafsirkan tentang kebudayaan
global yang masuk kedalam dunia kita (baik-buruk penampilan
dan nilainya, baik-buruk dampaknya pada diri dan masyarakat
kita, dll)
o Mendiskusikan dengan siapa saja hasil pengamatan dan
penafsiran kita tersebut yang secara tidak langsung menguji
kebenaran dan menyebarluaskan pandangan kita.
• Sikap yang diperlukan adalah sikap kita yang :
o rasional / kritis
o professional (keahlian dalam ilmu dan teknologi)
o kreatif (rancage)
o dinamis (motekar)
o efisien (saeutik mahi, loba nyesa)
o tepat waktu (!) dan
o kerjasama (sabilulungan)

Balik deui ka luhur

3. Saur pa Eka : Faktor Kepemimpinan dalam pengembangan masyarakat


sunda

• Bagaimana cara kita menganalogikan dan mengaktualisasikan paradigma


: "berwawasan global/nasional, namun bertindak lokal"
• Aspek harmonisasi pemimpin dan masyarakat dalam masyarakat sunda
sangat menonjol.
• harmonisasi dan kebersamaan dianggap sebagai faktor kunci utama
dalam menyiasati permasalahan yang dihadapi.
• Secara internal, hal itu berhasil memproteksi Ki Sunda dari konflik-
konflik yang mengancam keutuhan
• dilain pihak menjadikan ki Sunda kurang adaptabel terhadap berbagai
perubahan yang sesungguhnya amat diperlukan untuk menoipang jatidiri
ki Sunda itu sendiri
• dalam kultur masyarakat yang mengutamakan harmonisasi, dinamika
demokrasi dan perbedaan pendapat menjadi kurang berkembang

Balik deui ka luhur

4. Saur pa herman Ibrahim : Kepemimpinan politik masyarakat sunda

• Kepemimpinan orang Sunda baik dalam skala nasional maupun skala


lokal bisa dikembangkan dengan cara kompetisi yang lebih adil jika
sistem pemilihan langsung bisa diterapkan. Dengan cara ini pula isu-isu
kedaerahan bisa direduksi sehingga semua orang tanpa memandang asal-
usulnya bisa mengembangkan potensi kepemimpinannya dengan cara
lebih dewasa dan elegan. Pemilihan umum secara langsung rasanya lebih
kompatibel dengan trend perkembangan bangsa khususnya dalam rangka
otonomi daerah.

Balik deui ka luhur

5. Saur Pa Uu Rukmana: Ki Sunda dan Sikap Politiknya

• Istilah Ki Sunda akan merujuk pada manusia, baik dalam kapasitas


sebagai pribadi/perorangan maupun kelompok yang kita sebut
masyarakat.
• Ki Sunda diartikan sebagai manusia sunda yang dalam kehidupannya di
jagad raya berpijak pada budaya sunda serta berupaya memelihara harkat
dan derajatnya.
• Sikap politik ki Sunda diartikan sebagai pendirian dan pandangan yang
dimanifestasikan dalam mengelola kehidupan bermasyarakat, yang
dalam ungkapan sunda kita sebut "ngaheuyeuk dayeuh ngolah nagara".
• sikap politik ki Sunda yang mungkin diperlukan saat ini : sineger
tengah (tidak ekstrim atau berlebihan), ngadek sacekna nilas
saplasna(berimplikasi pada kejujuran) ulah cueut ka nu hideung ulah
ponteng ka nu koneng (menjunjung supremasi hukum) dansomeah hade
ka semah (terbuka menerima hal-hal yang bersifat simbiosis
mutualisme).
• Terakhir, Ngajaga lembur, akur jeung dulur, panceg na galur

Balik deui ka luhur

6. Saur pa Hidayat : Urang Sunda anu mampuh ngigelan jeung ngigelkeun


jaman

• Otokritik terhadap budaya Sunda : kritik terhadap diri sendiri terkadang


kurang objektif sehingga bisa menjadi neluh maneh
• Cecekelan masyarakat sunda : Silih Asih-Silih Asah-Silih Asuh
• opat paharaman jang orang sunda nyaeta ulah sok : Babarian,
Pundungan, Luh-lah, Kukulutus
• alur/visi misi pandangan hidup orang Sunda (Rawayan Jati) :
o Tumampi ciciptan nu ngersakeun : Sanghayang Tunggal
o Ngertakeun Bumi Lamba (Rahmatan lil 'Alamin)
o Tri Tangtu di buana : Rama (sebagai keluarga), Resi (sebagai
ulama), Prabu (sebagai penguasa)
o Berkualitas Tri Jati Diri : Luhung Elmuna, Pengkuh Agamana,
Jembar Budayana
o di proses dengan : Silih Asih (silaturahmi), Silih
Asah (mencerdaskan), Silih Asuh (positioning, proporsional,
profesional)
o Tujuan akhirnya kualitas manusia Sunda : Cageur (sehat lahir
batin), Bageur (sesuai dengan hukum-hukum), Bener (jelas &
benar visi misi hidupnya), Pinter (mampu mengatasi masalah
hidupnya dan mampu mewujudkan visi misi hidupnya)

Balik deui ka luhur

7. Saur Mas Nanu : Biarkan ungkapan kesenian berbeda

• Perkembangan kesenian tradisional (rakyat) cenderung menekankan


perbedaan variasi dan relatif tidakmengubah pola dasarnya
• kesenian (rakyat) dimata masyarakat pedesaan selain berfungsi sebagai
hiburan(pribadi) juga ada unsur partisipasi bersama (komunitas)yang
turut terlibat aktif dalam proses produksi
• budaya dan kesenian desa dapat dikatakan sebagai kreativitas yang
spontan dan jujur atau apa adanya
• kesenian adalah hasil kreativitas masyarakat berfungsi sebagai sarana
ungkapan kebutuhan ekspresi estetiknya, begitupun kesenian sunda
diciptakan bersama sehingga menjadi milik bersama
• dinamakan kesenian Sunda dikarenakan ia hidup tumbuh dan
berkembang di kalangan orang sunda yang umumnya berdomisili di
daerah sunda
• faktor geografis sangat mempengaruhi corak kesenian sunda : daerah
pesisir, dan pegunungan
• masyarakat pesisir dalam berkesenian cenderung mengutamakan hal-hal
lahiriah disamping konsumtif, glamour, keras, emosional, boros, mudah
menerima atau meniru hal-hal baru, kasar, sering dijumpai adanya
minuman-minuman keras, dalam situasi tertentu mudah diguncang dan
selalu berketergantungan.
• Kesenian di daerah pegunungan lebih menekankan pada isi; sifat-sifat
rasional, dapat mengendalikan diri, tidak suka hura-hura, lebih selektif
dalam menerima hal baru dan selain itu individualistis.

Balik deui ka luhur

8. Saur pa Setiawan : Dampak pergeseran budaya dalam pengelolaan


lingkungan dan ekonomi
• Kualitas manusia yang diharapkan dapat menopang perilaku yang
berwawasan lingkungan adalah mansia yang sadar akan eksistensinya
sebagai makhluk hidup yang diciptakan Khalik, disamping makhluk
hidup lainnya yang meengisi lingkungan melakukan fungsi kegiatan
masing-masing untuk terwujudnya keteraturan yang berkeseimbangan
dengan kesinambungan yang lestari.
• Usaha pembangunan yang telah menyebabkan pencemaran lingkungan
dan merosotnya kemampuan sumberdaya alam yang paa akhirnya akan
berakibat terhadap kondisi perekonomian, maka hendaknya diimbangi
dengan semakin timbulnya kesadaran manusia sebagai bagian dari
ekosistem, hal ini dapat dilakukan dengan pendekatan kearifan
tradisional.

You might also like