You are on page 1of 14

SEJARAH

PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI
Posted on Desember 12, 2009 by Fadhlan Muchlas| Tinggalkan komentar

SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI

PERSETERUAN ANTAR TEORI DAN

PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI DARI MASA KE MASA

Ringkasan

Sejarah perkembangan mikrobiologi sebelum ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi


empat periode. Periode pertama, dimulai dengan terbukanya rahasia suatu dunia
mikroorganisme melalui pengamatan Leeuwenhoek pada tahun 1675. Hal ini
menimbulkan rasa ingin tahu di kalangan para ilmuwan mengenai asalmula kehidupan.
Namun baru kurang lebih pada pertengahan tahun 1860an, ketika teori generatio
spontanea dibuktikan ketidakbenarannya dan prinsip biogenesis diterima, pengetahuan
mengenai mikroorganisme tidak lagi bersifat spekulatif semata-mata. Selama periode
berikutnya antara tahun 1860 dan tahun 1900, banyak dilakukan penemuan dasar yang
penting. Perkembangan teori nutfah panyakit dalam tahun1876, hal ini secara tiba-tiba
menimbulkan minat terhadap prosedur laboratoris untuk mengisolasi dan mencirikan
mikroorganisme. Didalam periode ini ditemukan banyak mikroorganisme penyebab
penyakit serta metode-metode untuk mencegah dan mendiagnosis serta mengobati
penyakit-penyakit tersebut. Penemuan-penemuan di bidang mikrobiologi kedokteran
membawa perombakan yang besar dan cepat di dalam praktik kedokteran. Periode
terakhir tahun 1910-sekarang ditandai dengan dipergunakannya banyak metode dan
peralatan mutakhir, seperti mikroskop elektron dan komputer.

Pendahuluan

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat
kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan
mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau
kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik (Anonymous. 2008).

Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora normal),
beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi makanan: pembuatan
keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll, produksi penisilin, sebagai agen
biokontrol, serta yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah. Mikroorganisma tidak
dapat dipisahkan dengan lingkungan biotic maupun lingkungan abiotik dari suatu
ekosistem karena berperan sebagai pengurai. Oleh karena itu organisme yang hidup di
dalam tanah berperan aktif dalam proses-proses pembusukan, humifikasi dan
mineralisasi. Ada juga mikroorganisme tertentu yang dapat mengikat zat lemas (N) dari
udara bebas sehungga dapat menyuburkan tanah.

Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran


sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak bumi di dasar-dasar
samudra sampai proses pembuatan tempe, semuanya merupakan ‘pekerjaan’
mikroorganisme. Bukan Cuma itu, sekarang mikroorganisme telah digunakan dalam
pembuatan antibiotika, berbagai bahan makanan, sampai pada teknik rekayasa genetika
modern. Begitu banyak dan dominannya peranan mikroorganisme dalam kehidupan ini
menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi (Ali, Iqbal. 2008).

Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai


penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung dan flu babi yang akhir-
akhir ini menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu
jenis mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme
yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

Isi

1. A. Pengertian Mikrobiologi dan Perkembangannya

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme.
Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan
mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea
(Anonymous.2009). Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya ia tidak
sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup. Mikrobiologi berasal dari bahasa
Yunani, micros = kecil, bios = hidup dan logos = ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa
mikroorganisme sudah dikenal lebih kurang 4 juta tahun yang lalu dari senyawa organik
kompleks yang terdapat di laut, atau mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar
yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisme
diduga merupakan nenek moyang dari semua makhluk hidup.

Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, antara lain mengkaji tentang:

1 karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan

2 karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang mampu


hidup bebas, khususnya bakteri.

3 keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal bagaimana dan mengapa muncul


macam-macam mikroorganisme.
4 keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan.

5 peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi

6 bagaimana memahami karakteristik mikroorganisme dapat membantu dalam


memahami proses-proses biologi organisme yang lebih besar termasuk manusia.

Secara garis besar mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi
bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses
fermentasi anggur (wine) dan membuat serum rabies. Perkembangan biologi yang pesat
pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi
terbukanya bidang penting lain, yaitu: biokimia. Awal perkembangan ilmu mikrobiologi
pada pertengahan abad 19 oleh beberapa ilmuwan dan telah membuktikan bahwa
mikroorganisme berasal dari mikroorganisme sebelumnya bukan dari tanaman ataupun
hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan membuktikan bahwa mikroorganisme
bukan berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab proses fermentasi,
misalnya buah anggur menjadi minuman yang mengandung alkohol. Ilmuwan juga
menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini
merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya mikroorganisme bagi
kesehatan dan kesejahteraan manusia. Awal abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti
bahwa mikroorganisme mampu menyebabkan berbagai macam perubahan kimia baik
melalui penguraian maupun sintesis senyawa organik yang baru. Hal inilah yang disebut
dengan biohemial divesity atau keaneka ragaman biokimia yang menjadi ciri khas
mikroorganisme. Disamping itu, yang penting lainnya adalah mekanisme perubahan
kimia oleh mikroorganisme sangat mirip dengan unity in biochemistry yang artinya
bahwa proses biokimia pada mikroorganisme adalah sama dengan proses biokimia pada
semua makhluk hidup termasuk manusia. Bukti yang lebih baru menunjukkan bahwa
informasi genetik pada semua organisme dari mikroba hingga manusia adalah DNA.

Pengambilan informasi genetika dari mikrorganisme karena sifatnya sederhana dan


perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya berbagai variasi metabolisma. Saat ini
mikroorganisme diteliti secara insentif untuk mengetahui dasar fenomena biologi.

Mikroorganisme juga merupakan sebagai sumber produk dan proses yang


menguntungkan masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan melalui proses fermentasi
dapat digunakan sebagai sumber energi. Strain-strain dari mikroorganisme yang
dihasilkan melalui proses rekayasa genetika dapat diterima. Sekarang insulin yang
dibutuhkan manusia dapat diproduksi dalam jumlah tak terhingga oleh bakteri yang telah
direkayasa.

Mikroorganisme juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk membersihkan


lingkungan, misalnya: dari tumpukan minyak di lautan dipergunakan sebagai herbisida
dan insektisida di bidang pertanian. Hal ini karena mikroorganisme mempunyai
kemampuan untuk mendekomposisi/menguraikan senyawa kimia komplek. Kemampuan
mikroorganisme yang telah direkayasa untuk tujuan tertentu menjadikan lahan baru
dalam mikrobiologi industri yang dikenal dengan bioteknologi. Jika anda membaca
tentang mikroorganisme anda akan menghargai, mengagumi mikroorganisme seperti
bakteri, alga, protozoa dan virus merupakan organisme yang sering tidak terlihat.
Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan maupun tumbuhan.
Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak diantaranya
berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa diantaranya
digunakan dalam menghasilkan (manufacture) substansi yang penting di bidang
kesehatan maupun industri makanan (Minasari. 2008).

1. B. Antony Van Leeuwenhoek dan Mikroskopnya

Antony van Leeuwenhoek (1632–1723) sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang
profesional. Profesi sebenarnya adalah sebegai wine terster di kota Delf, Belanda. Ia
biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia
bukan orang pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar
terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi.

Leewenhoek menggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati air


sungai, air hujan, saliva, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-
benda bergerak tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi
dengan animalcule yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil.
Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan
lebih meningkatkan fungsi mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumpuk lebih
banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat
250 mikroskop yang mampu memperbesar 200–300 kali. Leewenhoek mencatat dengan
teliti hasil pengamatan tersebut dan mengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu
isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1974 ia menggambarkan adanya
hewan yang sangat kecil, sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1632–1723 ia
menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu
diantaranya adalah bentuk batang, kokus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan
bakteri. Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk
kehidupan yang sangat kecil dan akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.

Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan dari mana asal


animalcules tersebut. Ada dua pendapat, satu mengatakan animacules ada karena proses
pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung
teori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari proses benda mati melalui
abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan generatio spontanea. Kedua mengatakan bahwa
animalcules berasal dari animalcules sebelumnya seperti halnya organismea tingkat
tinggi. Pendapat atau teori ini disebut biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai
perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis.
Pembuktian ini dilakukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana tetapi
memerlukan waktu lebih dari 100 tahun (Minasari. 2008).

1. C. Kemenangan Teori Biogenesis


Franscesco Redi (1626–1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging busuk
adalah larva, yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio spontanea.
Bagaimana dengan asal dari mikroorganisme yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop?

John Needham (1713–1781) memasak sepotong daging untuk menghilangkan organisme


yang ada dan menempatkannya dalam toples yang terbuka. Akhirnya ia mengamati
adanya koloni pada permukaan daging tersebut. Ia menyimpulkan bahwa
mikroorganisme terjadi spontan dari daging.

Lazarro Spalanzani (1729–1799) merebus kaldu daging selama 1 jam dan


menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak
ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu tersebut. Jadi eksperimen ini menentang
teori abiogenesis. Tetapi Neddham mengatakan bahwa sumber makhluk hidup tadi adalah
udara dimana pada percobaan Spalanzani tersebut tidak berinteraksi langsung dengan
udara.

Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti yang mencoba memecahkan
kontroversi tentang peran udara. Pada tahun 1836, Franz Schulze melewatkan larutan
asam kuat ke dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837,
Theodor Schwann mengalirkan udara panas melalui pipa ke dalam tabung tertutup yang
berisi kaldu. Keduanya tidak menemukan adanya mikroba sebab mikroba telah mati oleh
adanya asam kuat maupun oleh panas. Tetapi para pendukung teori generatio spontanea
berpendapat bahwa adanya asam dan panas akan mengubah udara sehingga tidak
mendukung pertumbuhan mikroba. Sampai akhirnya tahun 1954 peneliti menyelesaikan
perdebatan tersebut dengan melakukan percobaan menggunakan tabung tertutup berisi
kaldu yang telah dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang
sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan demikian
mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya

mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya mikroba
dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori generatio spontanea adalah salah.

1. D. Bukti Teori Biogenesis

Pada periode yang sama muncul ilmuwan baru dari Fransis Louis Pasteur (1822–1895)
seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisme. Oleh karena itu ia
tertarik untuk meneliti peran mikroba dalam industri anggur dalam pembuatan alkohol.
Salah satu pendukung teori generatio spontanea yang hidup pada masa Louis Pasteur
adalah Felix Archimede Pouchet (1800–1872). Pada tahun 1859 ia banyak
mempublikasikan tulisan yang mendukung abiogenesis. Tetapi ia tidak dapat membantah
penemuan-penemuan Pasteur. Untuk memastikan pendapatnya, Pasteur melakukan
serangkaian eksperimen, ia menggunakan bejana dengan leher panjang dan dibengkokkan
yang dikenal dengan leher angsa. Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian dipanaskan.
Udara dapat dengan bebas melewati tabung atau pipa leher angsa tersebut tetapi tidak
ditemukan adanya mikroorganisme di kaldu tadi. Dalam hal ini mikroba beserta debu
atau asap akan mengendap pada bagian tabung yang berbentuk U sehingga tidak dapat
mencapai kaldu. Ia juga membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen.
Pasteur menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu oleh udara dan ia
menyimpulkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin
sedikit kontaminasi yang terjadi. Pada tanggal 7 April 1864 ia mengatakan bahwa: For I
hape kept them and am still keeping from them, that one thing that is above the power of
man to make; i have kept from them, the germ that float in the air, i have kept them from
file.

Salah satu argumen klasik untuk menantang biogenesis adalah bahwa panas yang
digunakan untuk mensterilkan udara atau bahan juga dianggap merusak vital force.
Mereka yang mendukung teori abiogenesis berpendapat bahwa tanpa adanya kekuatan
vital force tersebut mikroorganisme tidak dapat muncul serta spontan. Untuk merespon
argumen tersebut John Tyndall mengatakan udara dapat dengan mudah dibebaskan dari
mikroorganisme dengan cara melakukan pecobaan dengan meletakkan tabung reaksi
berisi kaldu steril ke dalam kotak tertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui
pipa yang sudah dibengkokkan membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti bahwa
meskipun udara luar dapat masuk ke dalam kotak yang berisi tabung dengan kaldu di
dalamnya, namun tidak ditemukan adanya mikroba. Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall
memacu diterimanya konsep biogensis. Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan
penelitiannya pada peran mikroba dalam pembuatan anggur dan mikroba yang
menyebabkan penyakit.

1. E. Teori Tentang Fermentasi

Fermentasi terjadi jika jus anggur kita biarkan. Melalui serangkaian perubahan biokimia,
alkohol dan senyawa lain dihasilkan dari anggur tersebut. Salah satu alasan mengapa
Pasteur ingin menentang pendapat generatio spontanea adalah keyakinannya bahwa
produk fermentasi anggur merupakan hasil mikroorganisme yang ada, bukan fermentasi
menghasilkan mikroorganisme sebagaimana yang dipercaya pada waktu tersebut. Pada
tahun 1850. Pasteur memecahkan masalah yang timbul dalam industri anggur. Dengan
meneliti anggur yang baik dan anggur yang kurang bagus Pasteur menemukan
mikroorganisme yang berbeda.

Mikroorganisme tertentu mendominasi anggur yang bagus sementara tipe


mikroorganisme lain mendominasi anggur yang kurang bagus. Dia menyimpulkan bahwa
pemilihan mikroorganisme yang sesuai akan menghasilkan produk yang bagus. Untuk itu
dia memusnahkan mikroba yang telah ada dalam sari buah anggur dengan cara
memanaskannya. Setelah dingin ke dalam sari buah tersebut diinokulasi dengan anggur
yang berkualitas baik yang mengandung mikroorganisme yang diinginkan. Hasilnya
menunjukkan bahwa anggur yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak
mengalami perubahan aroma selama disimpan jika sebelumnya dipanasi dulu selama
beberapa menit pada 50–600 Proses ini dikenal dengan pasteurisasi yang digunakan
secara luas di bidang industri makanan. Sebelumnya orang meningkatkan produk
fermentasi melalui trial and error dimana sebelumnya tidak tahu bahwa kualitas produk
tergantung pada mikroorganisme tertentu.
1. F. Penyebab Infeksi/Penyakit

Disamping membuat revolusi (perubahan besar) dalam bidang industri anggur, Pasteur
dan asistennya juga mengemukakan teori baru mengenai penyebab penyakit. Dalam
penelitiannya mereka menemukan agen penyebab penyakit serius baik pada hewan
maupun manusia. Tetapi sebelum Pasteur telah membuktikan bahwa mikroba merupakan
penyebab penyakit, beberapa peneliti membuat argumen yang kuat terhadap teori bakteri
penyebab penyakit. Sebelumnya, dalam serajah manusia ada kepercayaan bahwa
penyakit itu disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak jelas misalnya udara yang jelek,
darah yang jelek dan lain-lainnya.

Pada tahun 1546, Girolamo Fracastolo (1483–1553) penyakit dapat disebabkan oleh
mikroorganisme, ditularkan dari 1 orang ke orang lain. Sebagian besar informasinya
berasal dari percakapannya dengan para pelaut yang baru pulang dari perjalanannya ke
luar negeri, dimana mereka menyaksikan penyebaran berbagai penyakit. Lebih dari 200
tahun kemudian Anton von Plenciz (1705–1786) mengatakan bahwa tidak hanya
makhluk hidup yang merupakan penyebab penyakit tetapi juga agen yang lain merupakan
penyebab penyakit yang berbeda. Pada saat yang bersamaan konsep tentang makhluk
hidup atau bentuk lain yang menggunakan nutrien mulai diterima. Setelah sukses dengan
fermentasinya, Pasteur diminta untuk meneliti penyakit ulat sutra yang merugikan
industri di Perancis. Dia menghabiskan waktu 6 tahun untuk membuktikan bahwa
mikroorganisme yang disebut dengan protozoa dapat menyebabkan penyakit. Pasteur
juga menunjukkan kepada petani ulat sutera bagaimana cara menghilangkan penyakit
dengan cara memilih ulat sutera yang bebas penyakit untuk diternakkan.

Di Jerman, Robert Koch (1843–1910) seorang profesional di bidang kesehatan mendapat


hadiah mikroskop dari isterinya untuk hadiah ulang tahunnya yang ke-28. Selanjutnya ia
mulai meneliti dunia mikroorganisme yang sudah dilihat oleh Pasteur. Pasteur maupun
Koch bersama-sama ingin mengetahui penyebab penyakit anthrax yang sangat merugikan
peternak sapi dan domba di Eropa. Koch akhirnya menemukan dari darah domba yang
telah mati karena anthrax. Dengan sering meninggalkan prakteknya sebagai dokter, Koch
membuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax dengan cara memisahkan bakteri
untuk bahan tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian menginjeksikannya ke dalam
tikus yang sehat. Tikus selanjutnya menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan
bakteri yang diisolasi dari tikus menunjukkan kesamaan bakteri yang berasal dari domba
yang sakit sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch mengumumkan
bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia juga menyarankan bahwa
ternak sakit supaya dibunuh dan dibakar atau dikubur yang dalam, setelah ia mengetahui
bahwa spora yang dihasilkan oleh bakteri dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan di
daerah peternakan.

Dengan penemuan anthraxnya Koch merupakan orang pertama yang membuktikan


mikroba tertentu merupakan agen penyakit tertentu. Selanjutnya Koch dan peneliti lain
menemukan bakteri penyebab tuberculosis dan cholera. Perkembangan teknik
laboratorium untuk mempelajari mikroorganisme. Koch dan anggotanya banyak memberi
kontribusi mengenai teknik-teknik tersebut. Diantaranya adalah prosedur pengecatan
bakteri untuk pengamatan dengan mikroskop cahaya. Salah satu kolega Koch adalah Paul
Erlich (1854–1915) yang melakukan penelitian terhadap spesimen dan menggunakannya
untuk mewarnai bakteri termasuk bakteri penyebab tuberkulosis.

1. G. Teknik Biakan Murni

Secara kebetulan seorang pria Jerman melihat bahwa koloni yang tumbuh pada kentang
yang telah direbus pada akhirnya dapat menemukan jalan untuk memisah menjadi
individu-individu. Caranya: mereka mengembangkan media spesifik untuk
menumbuhkan mikroorganisme. Media adalah substansi yang memenuhi kebutuhan
nutrisi mikroorganisme. Koch dan koleganya juga menunjukkan senyawa dari alga yang
disebut agar dapat membuat media menjadi padat. Richard J. Petri (1852–1921) membuat
piringan kaca bertutup untuk menempatkan media agar alat tersebut selanjutnya disebut
Petri dish yang masih digunakan sampai sekarang. Pada tahun 1892, dengan
menggunakan teknik biakan murni Koch dan anggotanya menemukan agen-agen
penyebab typus, dipteri, tetanus, pneumonia dan lain sebagainya. Koch mengenalkan
penggunaan hewan sebagai model untuk penyakit manusia dengan cara menginjeksikan
bakteri ke tubuh mencit, kelinci, babi atau domba. Ia bahkan menempelkan kamera pada
mikroskopnya untuk mengambil gambar dan menggunakannya sebagai bukti untuk
menghilangkan keraguan.

1. H. Postulat Koch

Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metode laboratorium dan menentukan
kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan
penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch yaitu:

1 Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang


ditimbulkan.

2 Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di


laboratorium

3 Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada hewan yang sesuai dapat
menimbulkan penyakit

4 Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah terinfeksi
tersebut

Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri penyebab berbagai
penyakit dalam waktu yang cukup singkat (kurang dari 30 tahun). Penemuan virus,
adanya bakteri yang dapat menimbulkan berbagai penyakit serta adanya penyakit tertentu
yang ditimbulkan oleh lebih dari 1 mikroorganisme memerlukan modifikasi dari postulat
Koch.
Pada tahun 1892 Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang menyebabkan
penyakit mosaik pada tembakau dapat ditularkan melalui ekstrak tanaman yang sakit.
Ekstrak tersebut disaring dengan filter yang ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur
dimana filter tersebut diketahui dapat menyaring bakteri. Penelitian selanjutnya
menunjukkan bahwa agen tersebut mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dari bakteri.
Yellow fever merupakan penyakit pertama pada manusia yang diketahui disebabkan oleh
virus.

Pada tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed (1851 –1902) dengan
menggunakan manusia sebagai volunteer membuktikan bahwa virus tersebut dibawa oleh
nyamuk tertentu lainnya membawa protozoa penyebab malaria. Salah satu cara penting
untuk mencegah penyakit tersebut adalah menguras air tergenang yang digunakan
nyamuk untuk tempat berkembang biak.

1. I. Perkembangan Penyakit

Epidemik adalah penyakit tertentu yang menyerang banyak daerah misalnya penyakit
bubon yang dikenal dengan penyakit hitam yang mematikan yang disebabkan oleh
bakteri terjadi di Eropa selama periode tahun 1347–1350. Sepertiga sampai setengah
populasi di Eropa meninggal karena penyakit tersebut. Hewan pengerat, terutama tikus,
berperan sebagai sumber bakteri basilus dan ditransmisikan/ditularkan ke manusia
melalui lalat. Tahun 1917–1919 malaria telah membunuh setengah juta penduduk
Amerika dan 21 juta manusia di seluruh dunia. Jumlah tersebut mencapai 3 kali jumlah
manusia yang terbunuh selama perang dunia I. Jadi mikroba terbukti lebih mematikan
dibanding peluru. Dengan pengetahuan bahwa mikroorganisme dapat merupakan
penyebab penyakit ilmuwan lebih memusatkan perhatiannya bagaimana cara pencegahan
dan therapinya.

1. J. Penemuan Antiseptik

Secara umum septis berarti efek toksis dari mikroorganisme penyebab penyakit pada
tubuh selama infeksi. Antiseptik; ukuran-ukuran yang menghentikan efek tersebut dengan
pencegahan infeksi.

Oliver Weldell Holmes (1809-1894) seorang dokter Amerika pada tahun 1843
menekankan bahwa penyakit demam pada wanita bersifat menular. Oleh karena itu
ditularkan dari satu wanita lain melalui tangan dokter. Tahun 1846 seorang dokter dari
Hungaria, Ignaz Philipp Semmelweiz menemukan penggunaan klorin sebagai desinfektan
untuk tangan dokter. Pada tahun 1860 ahli bedah dari Inggris, Joseph Lister menemukan
asam karbol atau phenol dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Lister menggunakan
larutan ini untuk merendam alat-alat bedah dan menyemprot ruangan operasi. Cara
tersebut demikian sukses untuk mengatasi infeksi setelah operasi yang sebelumnya
menyebabkan kematian 45% dari pasiennya. Cara tersebut segera dapat diterima dan
dilakukan oleh ahli bedah yang lain. Penemuan tersebut merupakan hari penemuan teknik
aseptik untuk mencegah infeksi. Sekarang ini berbagai macam senyawa kimia dan alat
fisik lain dapat mengurangi mikroorganisme di ruang operasi, ruangan untuk bayi
prematur dan ruangan tempat memasukkan obat ke dalam kontainer yang steril.

1. K. Imunisasi

Tahun 1880, Pasteur menggunakan teknik dari Konch untuk mengisolasi dan
membiakkan bakteri yang menyebabkan kolera pada ayam. Untuk membuktikan
penemuannya, Pasteur membuat demonstrasi di hadapan publik tentang percobaannya
yang telah dilakukan berulang kali di laboratorium. Dia menginjeksikan biakan bakteri
kolera pada ayam sehat dan menunggunya sampai ayam tersebut menunjukkan gejala
penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu karena ayamnya tetap
hidup dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkah-langkah yang menyebabkan
demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan bahwa secara kebetulan dia menggunakan
biakan tua seperti yang telah dilakukan sebelumnya, dan satu kelompok adalah ayam
yang tidak pernah diinokulasi. Selanjutnya kedua kelompok ayam tersebut diinjeksi
dengan biakan segar. Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang kelompok ayam
pertama tetap sehat.

Hal ini mebuatnya bingung, tetapi Pasteur segara menemukan jawabannya. Pasteur
menemukan bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh menjadi biakan tua menjadi avirulen
yaitu kehilangan virulensinya atau kemampuan untuk menyebakan penyakit. Tetapi
bakteri avirulen ini masih dapat menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan pada
infeksi berikutnya menjadi imun atau tahan terhadap penyakit. Pasteur selanjutnya
menerapkan prinsip imunisasi untuk mencegah anthrax. Pasteur menyebutkan bakteri
yang telah avirulen tersebut dengan vaccine dari bahasa latin ”vacca” artinya sapi dan
imunisasi dengan biakan tersebut dikenal dengan vaksinasi.

Dengan vaksinasi tersebut Pasteur mengenali mengetahui hasil kerja sebelumnya oleh
Edward Jenner (1823-1949) yang telah sukses memvaksinasikan para pekerjanya di
peternakan yang telah terkena cowpox dari ternak sapinya tetapi tidak pernah
berkembang menjadi serius. Jenner menduga bahwa menghadapi cawpox akan
mencegahnya dari serangan smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya Jenner
menginokulasi pendapat dari James Philips pertama dengan materi yang menyebabkan
cowpox yang diambil dari luka, kemudian dari agen smallpox. Anak laki-laki tersebut
tidak menununjukkan gejala smallpox. Nama Pasteur selanjutnya dikenal dimana-mana
banyak orang dianggap sebagai peneliti tentang mikroorganisme yang ajaib. Untuk itu ia
diminta membuat vaccin pencegah hidrofobia atau rabies, penyakit yang ditularkan ke
manusia melalui gigitan anjing, kucing atau hewan yang terinfeksi lainnya. Pasteur
adalah seorang ahli kimia, bukan dokter dan Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia.
Disamping kenyataan bahwa penyebab penyakit rabies belum diketahui, tetapi Pasteur
mempunyai keyakinan yang kuat bahwa itu adalah mikroorganisme. Ia dapat membuat
kelinci terkena penyakit setelah diinokulasi dengan saliva anjing. Selanjutnya Pasteur dan
asistennya mengambil otak dan tulangbelakang kelinci tersebut dan menginginkannya
dan membuatnya menjadi larutan. Anjing yang diinokulasi dengan campuran tersebut
dapat terhindar dari rabies. Akan tetapi vaksinasi terhadap anjing sangat berbeda dengan
manusia. Pada bulan Juli 1885, seorang anak laki-laki bernama Joseph Meister digigit
oleh serigala dan keluarganya membujuk Pasteur untuk menginokulasi anak tersebut
Kekawatiran Pasteur dan orang-orang menjadi berkurang setelah anak laki-laki tersebut
tidak mati. Selanjutnya Pasteur menjadi terkenal dan memperoleh banyak dana yang
kemudian digunakan untuk mendirikan Institute Pasteur di Paris yang sangat terkenal
(Minasari. 2008).

1. L. Penemuan-Penemuan Berharga Para Tokoh Mikrobiologi

Pada sekitar periode ketiga banyak sekali ditemukan penemuan-penemuan dalam bidang
mikrobiologi, diantaranya:

1. Gram (1844) menemukan sistem pewarnaan bakteri, sehingga bakteri terbagi


menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan grram negatif;
2. Chamberland (1887) menemukan bahan dengan sistem saringan atau filter secara
fisik;
3. Spencer (1851) menemukan penyakit kolera;
4. Lord Lister (1854) menggunakan semprotan asam karbolat pada luka selama
berlangsungnya pembedahan;
5. Hansen (1874) menemukan kuman lepra;
6. Neisser (1879) menemukan kuman gonokokus;
7. Ogston (1881) menemukan stafilokokus;
8. Nicolaier (1884) mengamati kuman tetanus pada nanah;
9. Fraenkel (1886) menemukan kuman pneumokkokus;

10. Schaudin dan Hoffman manamukan kuman spiroketa sifilis

11. Roux dan Yersin (1888) menjelaskan mekanisme dari patogenis difteri setelah
menemukan toksin bakteri.

12. Welch (1894) menemukan penyakit tifus;

13. Loeffler dan Frosch (1898) mengamati bahwa penyakit kuku dan mulut pada ternak
disebabkan oleh mikroba yang dapat melewati saringan kuman, yakni virus;

14. Landsteiner dan Popper (1909) menyatakan bahwa poliomeilitis disebabkan oleh
mikroba yang dapat melewati saringan kuman, yakni virus;

15. Mc Coy (1910) menemukan penyakit difteri (Waluyo. 2005).

1. M. Chemoterapi

Chemoterapi telah dilakukan selama ratusan tahun. Misalnya; merkuri telah digunakan
untuk mengobati sifilis pada tahun 1495 dan kulit kayu pohon kina (cinchona) digunakan
untuk mengobati malaria. Orang tahu bahwa tumbuhan berperan sebagai bahan untuk
chemoterapi.
Paul Erlich melalui chemoterapi modern dengan membuat senyawa kimia yang dapat
membunuh mikroba spesifik penyebab sifilis. Untuk penemuan tersebut ia mendapat
Nobel tahun 1908. Alexander Fleming (1881–1955) menemukan penicilin, senyawa
kimia yang dihasilkan mikroorganisme jamur Penicellium notatum. Fleming menduga
bahwa jamur tersebut menghasilkan sesuatu yang menghambatpertumbuhan bakteri.
Tulisannya mengenai hal tersebut tidak mendapat perhatian sampai 10 tahun kemudian
saat peneliti dari Universitas Oxford mencoba menemukan senyawa antibakteri yang
berasal dari mikroorganisme. Sebagian dari riset ini untuk mengobati korban perang

dunia kedua dan penyakit ternak. Peneliti yang dipimpin oleh Howard W. Florey dan
Ernest Chain melakukan pengobatan dengan penicilin yang hasilnya sangat memuaskan.
Penicilin selanjutnya dianggap sebagai obat mujarab. Florey, Chain, dan Fleming
mendapat Nobel untuk penemuan tersebut.

Dalam perkembangannya mikrobiologi juga ditandai dengan beberapa hadiah nobel


dalam bidang mikrobiologi. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tahun Penemu Hal yang ditemukan


1913 Rickkets Anafilaksis

1919 Bordet Imunologi

1928 Nicolle Demam tikus

1930 Landsteiner Golongan darah

1939 Domagk Sulfonamida

1945 Fleming, Florey, dan Chain Penisilin

1951 Theiler Vaksin demam kuning

1952 Waksman Streptomisin

1954 Ender Biakan sel virus polio

1958 Lederberg, Tatum, dan Beadle Genetika

1959 Ochoa Kornberg ARN

1960 Burnet, dan Medawar Struktur imunologi

1961 Watson, dan Crick Kode genetika, struktur ADN

1965 Jacob, Monod, dan Lwoff Episom Genetik dan profaga


1966 Rous Virus penyebab kanker

1968 Nirenberg, Holley, dan Khuranna Sintesis ADN

1969 Dulbeco, Luria, dan Delbruck Genetika, mutasi

1972 Porter dan Edelman Struktur imunoglobulin

1974 Christian Lisosom

1975 Dulbeco, Baltimore, dan Teonin Genetika dan mutasi

1976 Gajdusck, dan Blumberg Virus lambat dan antigen Australia

1977 Rosalyn Yalow Radioimmunoassay

1978 Arber, Nathans, dan Smith Enzim pembatas

1983 Barbara Mc Clintosh Unsur genetika yang dapat berpindah


pindah
1984 Niele Jerne dan George Koehler
Antibodimonoklonal
1987 Tonegawa Susuma
Terjadinya keanekaragaman
imunoglobin

(Sumber: Waluyo. 2005)

1. N. Perjalanan Panjang Sejarah Perkembangan Mikrobiologi dan


Perseteruan yang menyeliputinya

Dalam perkembangannya, mikrobiologi terdapat banyak perselisisihan paham antara


penganut paham teori abiogenesis dan biogenesis. Dan dengan semakin berkembangnya
mikrobiologi maka dari pemahaman abiogenesis yang sudah mendarah daging dapat
tergantikan oleh biogenesis yang sejalan dengan fakta dari peneletian yang ada. Selain
itu, penemuan-penemuan beberapa tokoh juga ikut andil dalam perkembangan
mikrobiologi hingga saat ini.

Sesungguhnya
Allah tidak
merobah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri (Ar-ra’d: 11).
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian
akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna (An-Najm: 39-42)

Dengan melihat dua ayat di atas kita dapat melihat usaha-usaha para tokoh dalam bidang
mikrobiologi yang berusaha sedemikian gigihnya sehingga mendapatkan sesuatu yang
dia usahakan sedemikian kerasnya. Bahkan dengan kegigihan para tokoh mereka dapat
merubah pemahaman orang yang salah tentang pemahaman teori abiogenesis ke teori
biogenesis yang rasional dan sesuai dengan fakta penelitian yang ada.

Sebagai orang muslim yang diberi kemampuan berfikir kita seharusnya juga selalu
berusaha membuat suatu perubahan atau mendapatkan penemuan-penemuan lain di
bidang mikrobiologi khususnya.

Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah: Perkembangan mikrobiologi dari sejak peertama
kali ditemukannya mikroba sampai dengan saat ini merupakan perjalanan yang sangat
panjang. Dalam perkembangannya terjadi pertemmpuran sengit antar teori hingga
mencapai titik temu yang dapat disepakati bersama. Selain itu dunia mikrobiologi juga
turut andil dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang

You might also like