You are on page 1of 2

BIOGRAFI SINGKAT

Herda Prabadipta atau biasa dipanggil Herda, lahir di Jakarta,


28 November 1992. Lahir sebagai anak kedua dari tiga
bersaudara, dari pasangan ayah tegas namun penyayang, Ir.
Harry Prasanto dan ibu yang kreatif bernama Ir. Hesti
Awungu.

Semasa kecilnya di habiskan di Jakarta, di bilangan Meruya


daerah Jakarta Barat. Aktif mengikuti barisan semut dan
bermain boneka barbie layaknya anak balita kebanyakan.
Bakat menggambar mulai nampak sejak ditemukannya Herda sebagai tersangka dari
timbulnya gambar-gambar secara misterius di seantero tembok rumah.

Memiliki dasar jiwa pemberontak dan merdeka, Herda tidak pernah menang dalam lomba
mewarnai karena warna dunianya adalah keinginannya, dimana matahari berwarna merah
darah dan rumput bisa berwarna ungu atau kuning. Melihat potensi liar itu, tahun 2000
ibunya memasukkannya ke kursus menggambar Villa Meruya di dekat rumahnya. Pada tahun
2004, Herda sudah mahir menorehkan tinta cina dan melukis di atas kanvas dengan cat
akrilik maupun cat minyak. Sehingga pada kelas 6 SD itu lah, ia sudah mampu membuka
pameran kecil di rumah.

Saat melanjutkan pendidikan di SMP Islam Al-Azhar Kembangan 10, Herda mulai aktif dalam
kegiatan organisasi. Juga, mulai aktif dalam dunia tarik pena. Selain aktif saat menjalani
tugas-tugasnya di OSIS, seperti tugas langganan menjadi seksi dekorasi, ditambah dengan
kemampuannya dalam dunia seni, ia berhasil menjadi ketua divisi budaya dan seni. Ia juga
menjadi ketua MaDing SMP Islam Al-Azhar Kembangan 10, yang memajukan ekskul Majalah
Dinding sehingga menjadi ekskul yang patut di perhitungkan. Selain memenangkan lomba
MaDing di SMAN 112 pada tahun 2006, ia juga membawa nama MaDing SMPIA 10 ke dalam
piala Juara 1 lomba mading se-Al-Azhar yang diadakan di Al-Azhar pusat pada tahun yang
sama. Sehingga pada tahun 2007, saat ia duduk di kelas 3 ia masih menjadi penasihat ekskul
tersebut. Ia juga masih mendapat tempat istimewa di ekskul MaDing SMPIA 10 sebagai alumni
sampai dua tahun berikutnya.

Masa SMA Herda selama 3 tahun dihabiskan di SMAN 78, pengguna sistem SKS pertama di
Indonesia dan masih menjadi SMA terbaik se-Jakarta Barat hingga sekarang. Tahun 2008,
Herda memilih hengkang dari semua ekskul yang ia ikuti dan fokus pada OSIS. Karena
ketekunan dan semangatnya, Ia menjadi satu-satu Ketua Seksi yang direkomendasikan oleh
seniornya, sebuah hal baru karena sebelumnya pemilihan ketua seksi didasarkan pada pilihan
ketua OSIS terpilih angkatan tersebut.

Pada masa jabatannya menjadi Ketua Seksi Pendidikan Kepemimpinan dan Hidup Berpolitik
SMAN 78 tahun 2008-2009, Herda menjadi ketua acara Latihan Dasar Kepemimpinan, ketua
lapangan masa orientasi siswa baru, dan ketua pelaksana kegiatan pelantikan OSIS baru
dalam acara Orientasi Kepemimpinan. Menjadi penggebrak penghapusan tata cara Latihan
Dasar Kepemimpinan dengan metode usang, yaitu perploncoan calon OSIS baru dengan
penggunaan atribut berlebihan dengan tujuan merendahkan, yang masih ada sampai masa
pelantikannya. Serta memberlakukan privatisasi acara tanpa membolehkan alumni OSIS
angkatan sebelumnya masuk area sekolah selama acara berlangsung dan sekarang menjadi
sebuah ‘kewajiban’ baru bagi angkatan dibawahnya. Ia mendapat penghargaan dari wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan atas keberaniannya membuat gebrakan tersebut. Selain
sibuk dengan OSIS, Herda masih aktif berkarya melalui jasa membuat poster acara OSIS atau
acara angkatan, design almamater dan layout Buku Tahunan Sekolah untuk angkatan
diatasnya.

Tahun 2010, Herda lulus ujian nasional dengan nilai yang cukup memuaskan dan memilih
untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Brawijaya, Malang, karena universitas tersebut
pertama dan satu-satunya yang memiliki Fakultas Ilmu Administrasi. Ia memilih jurusan Ilmu
Administrasi Publik. Sekarang, Ia mulai mencoba aktif dalam kegiatan Eksekutif Mahasiswa,
Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Bahasa Inggris dan Pers.

You might also like