Professional Documents
Culture Documents
PENAWARAN INVESTASI
TV ON LINE
Media literasi mutlak diperlukan sebagai kemampuan dasar berpikir kritis untuk hidup di
abad informasi. Tiap hari kita diterpa ribuan informasi. Kita harus selektif dalam memilih
informasi mana yang akan kita respon. Karena batas antara informasi yang benar dan
salah, valid dan invalid semakin kabur. Kita juga harus cerdas dalam menggunakan
informasi, belum tentu informasi yang kita ambil akan membuat hidup kita semakin baik
meskipun informasi tersebut benar.
Literasi media tidak melihat latar pendidikan seseorang. Karena literasi media sebenarnya
cara pandang dari mana sesorang membuka diri terhadap media dan memaknai pesan yang
ia terima dari media. Potter (2001: 7) mengatakan bahwa literasi media bukanlah sebuah
kategori, layaknya status, apakah kita termasuk di dalamnya atau tidak. Potter melanjutkan
bahwa literasi media adalah sebuah rangkaian kesatuan (continuum). Ia menganalogikan
literasi media dengan sebuah termometer yang mana terdapat derajat untuk menunjukkan
tingkatan atau kualitas.
Dengan tanpa mengesampingkan sederetan teori dan metode penelitian media, sebenarnya
literasi media hanya masalah kebiasaan saja. Kebiasaan menonton dan mengkonsumsi
media idealnya diiringi dengan pembiasaan untuk mencermati, menganalisis maksud dari
tayangan media tersebut. Meskipun seseorang memiliki kemampuan atau pengetahuan
yang memadai untuk menjadi media-watcher, belum tentu ia mau untuk mengkritisi media.
Hal yang menarik untuk dijadikan renungan adalah budaya literasi media di kalangan
masyarakat, khususnya masyarakat Ilmu Komunikasi. Dikatakan menarik karena fokus
studi mereka adalah media. Sejak semester awal hingga akhir, mereka mendapatkan
banyak informasi tentang media dan segala aspeknya. Mereka pula yang secara intens
mengamati, mengkaji dan menemukan fakta tentang media. Sayangnya, tingkat literasi
media yang mereka miliki hanya disimpan untuk diri mereka sendiri. Mereka tahu bahwa
banyak hal yang bisa dan harus mereka kritisi dari media, tetapi yang terjadi justru sikap
pembiaran. Bukti konkretnya adalah masih minimnya, untuk tidak mengatakan tidak ada,
tulisan masyarakat komunikasi tentang media di media massa. Rubrik semacam suara
masyarakat di harian Kedaulatan Rakyat, Prokon Aktivis di Jawa Pos dan rubrik sejenis
lainnya lebih banyak diisi oleh masyarakat dari ilmu non-sosial.
Mungkin karena mereka berada dalam lingkungan sama dan menganggap yang lain juga
tahu apa ia ketahui. Sehingga masyarakat Komunikasi merasa tidak perlu menyampaikan
sikap kritis mereka atas media, alih-alih menuliskan gagasan mereka ke media.
Pembiaran yang terjadi berulang kali membuat masyarakat menganggap pesan-pesan
negatif di media adalah hal biasa dan lumrah. Pada akhirnya yang terjadi adalah
berkurangnya tingkat sensitivitas (desensitization) terhadap pesan negatif media. Inilah
yang kemudian menjadi sebab hilangnya nalar kritis masyarakat atas fenomena sosial yang
terjadi di sekelilingnya.
Kenyataan berbicara bahwa masyarakat tidak terbiasa melakukan komunikasi tertulis.
Lebih mudah menyampaikan informasi melalui lisan. Padahal menulis, khususnya karya
ilmiah, adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan penyandang status kaum akademisi.
Aktivitas intelektual adalah proses berpikir, mengamati, berdiskusi antarwarga akademi
dan menuliskan hasilnya dalam bentuk laporan penelitian. Namun laporan penelitian itu
sendiri hanya berfungsi sebagai mental exercise, laku intelektual, yang akhirnya hanya
mengisi rak-rak perpustakaan. Itulah yang disebut sebagai academic action. Lebih lanjut,
academic action harus pula diikuti dengan apa yang disebut public action, publikasi atas
hasil dari laku intelektual (Wardhana, 1997:v).
Mempublikasikan hasil refleksi atas realitas ke dalam karya tulis bukan sekedar untuk
mencari status, julukan ataupun gelar akademis. Sebuah karya tulis disusun dan
dipublikasikan lebih sebagai tanggung jawab moral kepada masyarakat. Boleh dikatakan
karya tulis ilmiah adalah anak kandung yang lahir dari rahim intelektualitas.
Selain kebiasaan menulis yang masih sangat minim, permasalahan yang dihadapi
masyarakat adalah keterbatasan sumber informasi yang menunjang studi serta kemampuan
praktis di bidang kajian komunikasi. Memang saat ini sudah beredar TV ON LINE
layaknya Cakram atau B&B yang mengupas tentang pemasaran, periklanan, PR maupun
jurnalistik. Akan tetapi isi kedua media tersebut lebih cocok untuk praktisi yang sudah
bekerja.
Berangkat dari kegelisahan atas problematika tersebut dan kebulatan tekad, TV ON LINE
ini hadir sebagai upaya mengatasi permasalahan tersebut. Media ini didirikan dengan
beberapa tujuan antara lain :
1. Menumbuhkembangkan aktivitas media-watch di kalangan masyarakat khususnya
dan masyarakat Provinsi Banten pada umumnya.
2. Melatih ketrampilan komunikasi secara tertulis untuk menyampaikan opini, kritik
atau ide di media massa.
3. Menyediakan ruang berekspresi dan apresiasi bagi masyarakat komunikasi di
bidang fotografi, desain visual, jurnalistik dan minat lainnya.
4. Memberikan informasi, panduan serta tips-tips yang dapat digunakan sebagai
penunjang studi maupun bekal pengetahuan praktis.
Jenis Media
Jenis media yang dipilih adalah Media On Line (TV On Line). Pemilihan format TV ON
LINE karena kelebihan yang dimiliki TV ON LINE baik secara fisik maupun materi berita
dibanding format media lainnya.
Sedangkan untuk tagline yang digunakan untuk mengiringi nama Metro5 adalah, "Media
Informasi Prestasi Bangsa".
Bagi masyarakat Banten, nama bukanlah sekedar sebutan. Nama harus memiliki makna
yang mencitrakan pemiliknya atau harapan dari pemberi nama. Begitu pula nama Metro5
secara simbolis memiliki makna filosofis yang menyimpan harapan atas eksistensi media
ini yaitu :
1. Media yang menyediakan ruang kebebasan bagi ekspresi, gagasan dan pemikiran.
Sebuah habitus intelektual bagi masyarakat dalam berekspresi, saling bertukar
gagasan.
2. Menjalankan fungsi solidarity maker di antara masyarakat dan Pemerintahnya.
3. Menumbuhkan semangat dan tekad untuk bersama-sama menjaga nama baik/citra
Bangsa dan Negara.
4. Keteguhan semangat yang kokoh layaknya tangan yang terkepal
Paradigma
Dengan melihat realitas yang ada dan sumber daya yang ada serta idealita yang hendak
diraih, paradigma yang digunakan dalam pendirian media ini adalah perpaduan dua
paradigma yaitu misionaris dan pasar. Namun lebih condong pada paradigma yang
pertama.
Pemilihan paradigma ini lebih disebabkan alasan pragmatis dan praktis. Secara struktural,
media ini berada di bawah payung Korps Masyarakat Komunikasi sebagai induk
organisasi. Hubungan struktural ini membawa konsekuensi bahwa media ini dituntut untuk
bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan informasi tanpa harus menanggalkan idealisme
perjuangan organisasi.
Untuk menjaga kontinuitas penerbitan, media ini akan banyak bergantung pada pihak
pengiklan, subsidi anggaran, kerja sama serta donasi dari pihak lain. Dengan adanya
sumber dana tersebut, media ini bisa dinikmati konsumen dengan harga yang minim. Jadi
dalam operasionalisasi, pembaca tetap diminta sejumlah harga untuk memiliki media ini.
Sehingga bisa membantu meringankan beban biaya produksi.
SEGMENTASI
Sasaran pembaca TV ON LINE Metro5 ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian
berdasarkan kontribusi yang diharapkan dari mereka.
1. Primer
Seluruh masyarakat jurusan Ilmu Komunikasi UGM baik dari progam sarjana
maupun diploma yang masih aktif, terutama masyarakat tahun pertama hingga
tahun ketiga.
2. Sekunder
Himpunan Masyarakat
3. Tersier
Dosen di jurusan ilmu komunikasi UGM.
Alumni jurusan ilmu komunikasi UGM.
Himpunan Masyarakat Jurusan Ilmu Komunikasi di pulau Jawa.
Lembaga kajian media.
Secara umum pada kelompok primer dan sekunder memiliki karakeristik yang hampir
sama.
Geografis
Propinsi Banten
Jarak antar Kabupaten dan Kota tidak terlalu jauh.
Demografis
Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
Sasaran Usia : 18 – 45 tahun
Strata ekonomi keluarga : menengah ke atas
Psikografis
Suka pada hal-hal baru.
Belum memiliki orientasi pekerjaan yang mantap
Memiliki tingkat akses media yang tinggi
Mengikuti perkembangan teknologi komunikasi informasi
Daftar Menu,
Sesuai dengan namanya rubrik ini akan menunjukkan ulasan apa saja yang ada
disertai dengan petunjuk di halaman berapa ulasan itu ditempatkan. Rubrik ini akan
memudahkan pembaca mencari artikel, ulasan, atau informasi yang diinginkan
secara langsung tanpa membaca dari awal.
Kontak Kami,
Rubric yang memuat tulisan dari pembaca yang berisikan komentar, pertanyaan,
kritik mengenai hal-hal yang berkaitan dengan TV ON LINE. Pembaca bisa
mengirimkan tulisan untuk rubrik ini melalui surat, email atau sms.
Lap-Top,
Kependekan dari Laporan Top yang berisi uraian tentang hasil liputan mendalam
atas topik tertentu. Rubrik ini merupakan inti pesan yang ingin disampaikan media
ini kepada pembaca.
Mainstream,
Berisi ulasan topik-topik tertentu yang berkaitan dengan kajian ilmu pengetahuan.
Rubrik mainstream memiliki tiga sub-rubrik sesuai dengan pilihan konsentrasi yang
telah disesuaikan yaitu :
- Media Studies
- Supporting Media
- Perspektif Media
Dalam bentuk konkret, rubrik mainsteram berisi artikel tentang produksi media, ke-
PR-an, pemasaran, maupun isu-isu kebijakan publik.
Mediaholic,
Berisi review tentang praktek konsumsi media yang telah dilakukan oleh pembaca.
Di sinilah peran masyarakat komunikasi diasah untuk jeli mengamati media.
Pembaca bisa menuliskan pendapat, pengalaman dan kritik mereka atas media yang
pernah mereka konsumsi. Bisa berupa pengalaman menonton tayangan televisi,
review buku, menonton film atau membaca surat kabar, iklan dan media-media
lain. Titik tekannya bukan pada review media layaknya resensi tapi yang lebih
ditonjolkan adalah kekritisan pembaca dalam mengonsumsi media.
Jurnalis,
Hampir mirip dengan rubrik mediaholic, rubrik ini berisi temuan kejanggalan-
kejanggalan yang terjadi di media. Terdiri dari beberapa tulisan singkat misalnya
tentang kejadian salah ucap, salah ketik, salah gambar, pemuatan ulang berita yang
terjadi di media massa khususnya media cetak.
Karir,
Tujuan dari rubrik ini adalah untuk menjembatani masyarakat dengan pengalaman
dunia kerja, di samping itu juga untuk menambah jaringan dengan para praktisi.
Dari segi muatan, rubrik ini akan menampilkan profil Pimpinan TV On Line
tentang biografi, perjalanan karir serta perjuangan yang dilaluinya hingga mencapai
kesuksesan.
SnapShot,
Berisi berita-berita singkat tentang peristiwa, event yang terjadi di lingkungan desa
dan kota.
Matakamera,
Halaman yang memuat foto-foto hasil jepretan Photografer Metro5. rubrik ini
merupakan ruang bukti/ekspresi kerja. Foto yang dimuat akan disertai komentar
dari pengasuh rubrik baik tentang foto tersebut, bisa dari segi teknik, pengaturan
cahaya, seni dan lain-lain.
Tips n Trik,
Rubrik yang berisi panduan atau tips-tips praktis. Materi tips tentunya seputar
ketrampilan atau pengetahuan teknis terkait dunia Ilmu Pengetahuan misalnya,
merawat kamera, desain grafis, merancang iklan, tips magang dan masih banyak
lagi.
In-Tech,
Berisi ulasan tentang inovasi produk-produk teknologi terbaru.
Pembagian Halaman
Berikut ini adalah pembagian jumlah halaman untuk masing-masing rubrik
Nama Halaman Jumlah
Home 1
Menu 1
Kontak Kami 1
Mainstream 4
Mediaholic 4
Snapshot 1
Karir 1
Jurnalis 1
Tips n Trik 1
In-Tech 1
Jumlah 16
KARAKTERISTIK MEDIA
Fisik
Ukuran TV ON LINE : Standard Website
Posisi : Tegak/ Portait
Halaman : 22 halaman
Jenis Cover : Flash
Warna : 70% Hijau
: 30% Campur
Periode Penerbitan
Waktu Terbit : Tiap Hari
Pengunjung : 10.000 orang/hari
Harga Kunjungan /orang : Rp. 500,-/sms
STRATEGI PEMASARAN
Agar TV ON LINE Metro5 bisa dikenal secara luas dan cepat ke segmen pembacanya,
perlu dirancang suatu bauran pemasaran yang meliputi promosi, pemasaran dan distribusi
yang tepat. Beberapa strategi yang akan dilakukan untuk mempromosikan Metro5 adalah
sebagai berikut :
1. Penyebaran Pamflet, dua minggu sebelum edisi perdana terbit, dilakukan
penempelan dan penyebaran pamflet terkait launching media baru di kalangan
masyarakat dan beberapa kampus.
2. Jaringan organisasi, pengenalan media Metro5 dalam acara-acara Ikatan
Masyarakat Komunikasi (IMIKI).
3. Launching Media, mengadakan acara launching perdana dan seminar tentang
media-watch dengan mengundang Lembaga Kajian Media, KPID dan wartawan
serta ketua-ketua organisasi masyarakat.
Rucker (1960) dalam Tested Newspaper Promotion menjelaskan beberapa strategi promosi
media. Menagcu pada buku tersebut beberapa strategi pemasaran yang akan dilakukan
antara lain :
1. Personal Selling, menawarkan secara langsung TV ON LINE Metro5 kepada
masyarakat, dosen dan alumni komunikasi agar mau bergabung dalam forum TV
ON LINE.
2. Mewajibkan seluruh pengurus untuk selalu mengakses TV ON LINE Metro5.
3. Bekerjasama dengan HMJ Komunikasi di unversitas lain khususnya di KORWIL
tiap-tiap wilayah.
Strategi Penghimpunan Berita agar TV ON LINE dapat dengan mudah diakses oleh
seluruh pengunjung antara lain :
1. Tenaga lapangan (Jurnalis).
2. Kontributor (Masyarakat)
3. Koordinasi dan kerjasama dengan anggota Ikatan Masyarakat Komunikasi.
PERIKLANAN
Iklan merupakan salah satu sumber utama pendapatan dari tiap media. Begitu juga dengan
TV ON LINE Metro5. ada 3 halaman yang secara khusus disediakan bagi para pengiklan
yaitu 2 halaman di sampul belakang dan 1 halaman belakang sampul depan. Sedangkan
untuk iklan-iklan dalam ukuran kecil, tidak lebih dari setengah halaman akan di tempatkan
di halaman isi.
Pemimpin Umum,
Bertanggung jawab terhadap keseluruhan jalannya organisasi penerbitan, menentukan
kebijaksanaan internal perusahaan.
Pemimpin Redaksi,
Bertanggung jawab atas kebijakan dan strategi redaksional sesuai dengan nilai dan ideologi
perjuangan organisasi. Secara keseluruhan bertanggung jawab terhadap operasionalisasi
TV ON LINE baik jalannya produksi maupun isi TV ON LINE. Selain itu Pemimpin
redaksi bertugas merencanakan, mengkoordinasikan dan bertanggung jawab terhadap isi
materi TV ON LINE yang dibuat oleh staf redaksi.
Pemimpin Perusahaan,
Bertanggung jawab terhadap kelancaran jalannya manajemen media layaknya sebuah
perusahaan diluar bagian ke redaksionalan. Dalam hal ini pemimpin umum dapat
merangkap sebagai pemimpin redaksi.
Bidang Redaksional
Pemimpin redaksi membawahi redaktur pelaksana dan manajer produksi
Redaktur Pelaksana,
Bertugas sebagai Staf Redaksi mencari dan mengumpulkan materi berita, ilustrasi dan foto.
Manajer Produksi
Bertugas merencanakan, mengkoordinir serta bertanggung jawa atas kelancaran produksi
TV ON LINE. Dimulai dari tahap setting, lay out, reproduksi foto, plat hingga naik.
Manajer produksi membawahi 2 bidang yaitu :
1. Lay out dan artistik, mengerjakan sampul TV ON LINE, ilustrasi, setting dan final
artwork.
2. Finishing, mengerjakan sejak final artwork, pembuatan plat hingga menjadi TV ON
LINE.
Bidang Usaha
Pemimpin perusahaan membawahi 6 bidang kerja
1. Promosi dan Humas
2. Sirkulasi dan Distribusi
3. Periklanan
4. Keuangan
5. Personalia
6. Kerumahtanggaan
Dalam pelaksanaannya pembagian kerja belum bisa terpisah satu sama lain. Karena
keterbatasan sumber daya manusia maupun dana tidak menutup kemungkinan satu
orang menjalankan beberapa tugas sekaligus.
Susunan personalia TV ON LINE Metro5
TV On Line Metro5
Jl. Jendral A Yani No. 99 Labuan Pandeglang Banten 42264
Telephone : 0254 – 91 – 650 – 76
Mobile : 0878 – 78 – 013 - 515
Email : info@ontvon.co.cc
Website : http://www.metro5.cjb.net
PENUTUP
Demikian proposal penerbitan TV ON LINE Metro5 ini kami susun. Kami yakin tanpa
dukungan dari semua pihak, rencana mulia ini akan sulit terwujud. Besar harapan kami TV
ON LINE ini dapat terealisasikan sehingga bermanfaat bagi masa depan generasi bangsa.
Lampiran – lampiran :
1. Estimasi Biaya
Investasi/Modal Tetap
2. Estimasi Biaya
Modal Lancar
DAFTAR REFERENSI
Rucker, Frank W. 1960. Tested Newspaper Promotion. Iowa: Ames press.
Siregar, Ashadi dan Rondang Pasaribu. 2000. Bagaimana Mengelola Media Korporasi-
Organisasi. Banten: Penerbit Kanisius.
Potter, W. James. 2001. Media Literacy. USA: Sage Publication.
Wardhana, Veven SP, 1997. Kapitalisme Televisi dan Strategi Budaya Massa. Banten:
Pustaka Pelajar.
Lampiran 1
ESTIMASI BIAYA
INVESTASI/MODAL TETAP
Catatan :
- Digunakan untuk koneksi ke ISP lokal. Upstream dari ISP lokal digunakan sebagai koneksi upstream
utama sedangkan downstreamnya digunakan sebagai back up. Downstream utama menggunakan
koneksi dari HPT langsung melalui satelit Agilla 2.
- Rencana ISP yang diikuti adalah Lintas Arta dengan sistem koneksi wave LAN. Sistem koneksi bisa
diganti dengan leased line Telkom Astinet apabila memungkinkan.
Lampiran 2
ESTIMASI BIAYA
MODAL LANCAR/BERGULIR
Uraian Jumlah
Manager Operasional 1.000.000
ADMIN Server 1.000.000
Operator @ 300.000 (8 orang) 2.400.000
Teknisi 750.000
Kebersihan 250.000
Administrasi & Akunting 750.000
Listrik, telepon dan air 4.000.000
Perawatan, ATK 200.000
Air Minum 105.000
Abonemen ISP 64 kbps 4.700.000
Abonemen HPT 128 kbps 6.000.000
Promosi 1.000.000
Pajak, Retribusi dll 500.000
Total 22.655.000
Keterangan :
1. Investasi/Modal Tetap Rp. 322.925.000.-
2. Modal Bergulir Rp. 22.655.000.-
Jumlah Rp. 345.580.000.-
Modal bergulir bulan ke-2 s/d bulan ke-12
Rp. 22.655.000.-
11 x
Jumlah Rp. 226.550.000.-
Total Biaya dalam Tahun Pertama Rp. 572.130.000.-