Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
AIDS merupakan penyakit yang menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh
akibat terinfeksinya limfosit T oleh virus HIV. Sampai saat ini, obat untuk
menyembuhkan penyakit ini belum bisa ditemukan oleh para ahli sehingga masih
menjadi misteri di dunia kedokteran.
Penderita AIDS pun bukan berarti mendapat posisi “yang terasing” dalam
kehidupan masyarakat. Mereka juga sama seperti kita manusia yang memerlukan
perhatian sesamanya dan dukungan moril. Anggapan yang salah mengenai cara
penularan penyakit ini membangun “main set” pada masyarakat untuk menjauhi
mereka dari komunitas. Tindakan tersebut sungguh bertentangan dengan Hak
Asasi Manusia (HAM) yang akhir-akhir ini selalu didengungkan.
Dalam tugas ini akan dijelaskan beberapa hal yang mungkin dapat menjawab
sebagian pertanyaan kita seperti “Apa itu HIV dan AIDS?”, “Bagaimana
sejarahnya di dunia?”, “Bagaimana cara penularannya”, “Bagaimana
penyakit ini bekerja terhadap tubuh”, hingga pertanyaan, “Berapa jumlah
penyandang AIDS yang ada di Indonesia?”. Semua pertanyaan itu dapat
terjawab dalam tugas ini.
1
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Karena pada tahun-tahun pertama setelah terinfeksi tidak ada gejala atau tanda infeksi,
kebanyakan orang yang terinfeksi HIV tidak mengetahui bahwa dirinya telah terinfeksi.
Segera setelah terinfeksi, beberapa orang mengalami gejala yang mirip gejala flu selama
beberapa minggu. Penyakit ini disebut sebagai infeksi HIV primer atau akut. Selain itu tidak
ada tanda infeksi HIV. Tetapi, virus tetap ada di tubuh dan dapat menular pada orang lain.
1.2. AIDS
AIDS berarti Acquired Immune Deficiency Syndrome. Mendapatkan infeksi HIV menyebabkan
sistem kekebalan menjadi semakin lemah. Keadaan ini akan membuat orang mudah diserang oleh
beberapa jenis penyakit (sindrom) yang kemungkinan tidak mempengaruhi orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang sehat. Penyakit tersebut disebut sebagai infeksi oportunistik. Infeksi
oportunistik termasuk jamur pada mulut, jenis kanker yang jarang, dan penyakit tertentu pada mata,
kulit dan sistem saraf.
Saat ini ada dua tipe (type) HIV: HIV-1 dan HIV-2. Di seluruh dunia, virus yang utama
adalah HIV-1, dan umumnya bila orang terserang HIV tanpa ditentukan tipe virusnya,
maksudnya adalah HIV-1. Baik HIV-1 dan HIV-2 disebarkan melalui hubungan seksual,
darah, dan dari ibu-ke-bayi, serta keduanya terlihat mengakibatkan AIDS yang secara klinis
tidak dapat dibedakan.
Namun, HIV-1 lebih mudah disebarkan dibanding dengan HIV-2, dan jangka waktu antara
penularan dan penyakit yang timbul karena HIV-2 lebih lama.
2
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
HIV-1 adalah virus yang sangat berubah-ubah yang dapat bermutasi dengan sangat mudah.
Jadi ada banyak jenis (strain) HIV-1 yang berbeda-beda. Jenis ini digolongkan menurut
golongan (group) dan subtipe (subtype). Ada dua golongan, yaitu golongan M dan golongan
O.
Pada September 1998, peneliti dari Perancis mengumumkan penemuan jenis HIV baru pada
seorang wanita dari Kamerun di Afrika Barat. Jenis ini tidak termasuk dalam golongan M
atau pun golongan O, dan hanya ditemukan pada tiga orang lainnya, semua di Kamerun.
Saat ini dalam golongan M sedikitnya diketahui ada sepuluh subtipe HIV-1 yang secara
genetis berbeda. Subtipe ini terdiri dari A sampai J. Tambahan pula, golongan O terdiri dari
beberapa golongan yang berbeda dari virus yang sangat beraneka ragam. Subtipe di golongan
M dapat berbeda antar subtipe sebanyak perbedaan golongan M dengan golongan O.
Subtipe tersebar sangat tidak merata di seluruh dunia. Sebagai contoh, subtipe B kebanyakan
ditemukan di sekitar Amerika (utara dan selatan), Jepang, Australia, Karibia, dan Eropa;
subtipe A dan D adalah yang paling sering ditemukan di Afrika sub-Sahara; subtipe C di
Afrika Selatan dan India; dan subtipe E di Republik Afrika Tengah, Thailand, dan negara
lainnya di Asia Tenggara. Subtipe F (Brazil dan Rumania), G dan H (Rusia dan Afrika
Tengah), I (Siprus), dan golongan O (Kamerun) mempunyai prevalensi sangat rendah. Di
Afrika, sebagian besar subtipe ditemukan, walaupun subtipe B kurang umum.
Perbedaan utama terletak pada susunan genetisnya; perbedaan yang bersifat sangat biologis
di tabung percobaan dan pada manusia dapat mencerminkan hal ini.
Juga dikesankan subtipe tertentu dapat dihubungkan dengan cara penyebaran tertentu pula:
misalnya, subtipe B dengan hubungan homoseksual dan penggunaan narkotik secara suntikan
(pada intinya, melalui darah) dan subtipe E dan C, melalui hubungan heteroseksual (melalui
jalur mukosal).
Penelitian di laboratorium yang dilakukan oleh Dr. Max Essex dari Harvard School of
Public Health di Boston, AS, menunjukkan subtipe C dan E menularkan dan menggandakan
diri lebih efisien dibandingkan dengan subtipe B pada sel Langerhans yang ada dalam
mukosa vagina, leher rahim, dan kulup penis, tetapi tidak pada dinding dubur. Data
memperlihatkan HIV subtipe E dan C lebih mudah menyebar secara heteroseksual
dibandingkan dengan subtipe B.
Namun diingatkan, haruslah berhati-hati dalam menerapkan penelitian dari tabung percobaan
ke keadaan hidup yang nyata. Faktor tidak tetap lain yang mempengaruhi risiko penyebaran,
seperti tahapan penyakit HIV, kekerapan terpajan, penggunaan kondom, dan adanya penyakit
menular seksual (PMS), juga harus dipertimbangkan sebelum kesimpulan yang pasti dapat
diambil.
3
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Beberapa penelitian yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan subtipe E menyebar secara
lebih mudah dibanding dengan subtipe B. Pada satu penelitian yang dilakukan di Thailand
(Mastro dkk., The Lancet, 22 Januari 1994), ditemukan angka rata-rata penularan subtipe E
di antara pekerja seks wanita dan kliennya lebih tinggi dibandingkan dengan subtipe B yang
ditemukan di kelompok umum di Amerika Utara.
Pada penelitian kedua yang dilakukan di Thailand (Kunanusont, The Lancet, 29 April 1995),
antara 185 pasangan dengan satu pasangan yang terinfeksi HIV subtipe E atau B, ditemukan
bahwa kemungkinan penularan pada pasangan tersebut lebih tinggi pada yang terinfeksi
subtipe E (69%) dibandingkan dengan subtipe B (48%). Ini mengesankan subtipe E dapat
lebih mudah ditularkan.
Namun penting untuk dicatat, tidak ada satu penelitian pun yang dirancang untuk memantau
secara penuh terhadap berbagai faktor yang dapat mempengaruhi risiko penularan.
Subtipe E bukanlah subtipe baru. Contoh darah yang disimpan menunjukkan subtipe E telah
dikenal pada permulaan wabah di Afrika Tengah dan awal 1989 di Thailand.
Tes antibodi HIV rutin yang saat ini digunakan untuk skrining darah dan diagnosis
mendeteksi semua subtipe HIV. (Sebagian besar perusahaan telah mengubah tesnya,
sehingga tes dapat mendeteksi jenis O dari golongan HIV-1 yang baru diketahui.)
Hampir dapat dipastikan subtipe genetis HIV baru akan ditemukan di masa mendatang, dan
tentu subtipe baru akan berkembang sebagaimana virus terus bermutasi. Subtipe yang ada
saat ini juga akan terus menyebar ke daerah yang baru selama wabah berlanjut di seluruh
dunia.
Namun, di beberapa negara hanya ada sedikit pemantauan yang dilakukan untuk mendeteksi
subtipe. Misalnya, di Inggris, Public Health Laboratory Service (pelayanan laboratorium
kesehatan masyarakat) milik pemerintah yang bertanggung jawab untuk memantau
penyebaran HIV di negara tersebut, dalam sebulan hanya menganalisis dua infeksi baru
untuk informasi subtipe.
Diperlu lebih banyak penelitian. Beberapa subtipe HIV yang telah diteliti di laboratorium
mempunyai sifat pertumbuhan dan imunologi yang berbeda; perbedaan ini perlu ditunjukkan
pada manusia.
4
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Tidak diketahui apakah perbedaan genetis pada subtipe E atau subtipe lain sebenarnya
membuat perbedaan pada risiko penyebaran, reaksi terhadap terapi antiretroviral, atau
pencegahan oleh vaksin. Jika perbedaan genetis ini membuat perbedaan dalam efektivitas
vaksin, tentu ini menunjukkan hambatan penting terhadap pengembangan vaksin HIV yang
efektif secara luas atau cocok untuk seluruh dunia. Vaksin influenza kadang-kadang harus
diubah dan diperbaharui karena adanya perbedaan genetis dalam virus influenza. Mungkin
tindakan yang sama perlu dilakukan pada vaksin HIV.
Seorang yang terinfeksi HIV dapat tetap sehat bertahun-tahun tanpa ada tanda fisik atau gejala
infeksi. Orang yang terinfeksi virus tersebut tetapi tanpa gejala adalah ‘HIV-positif’ atau
mempunyai ‘penyakit HIV tanpa gejala.’
Apabila gejala mulai muncul, orang disebut mempunyai ‘infeksi HIV bergejala’ atau ‘penyakit
HIV lanjutan.’ Pada stadium ini seseorang kemungkinan besar akan mengembangkan infeksi
oportunistik. ‘AIDS’ merupakan definisi yang diberikan kepada orang terinfeksi HIV yang
masuk pada stadium infeksi berat.
Istilah AIDS terutama dipakai untuk kepentingan kesehatan masyarakat, sebagai patokan untuk
laporan kasus. Sekali kita dianggap AIDS, berdasarkan gejala dan/atau status kekebalan, kita
dimasukkan pada statistik sebagai kasus, dan status ini tidak diubah walau kita menjadi sehat
kembali. Oleh karena itu, istilah AIDS tidak penting buat kita sebagai individu.
Orang terinfeksi HIV (atau disebut Odha) yang mempunyai semakin banyak informasi,
dukungan dan perawatan medis yang baik dari tahap awal penyakitnya akan lebih berhasil
menangani infeksinya. Terapi antiretroviral (ART) yang sekarang semakin terjangkau dapat
memperlambat kecepatan penggandaan HIV; obat lain dapat mencegah atau mengobati infeksi
yang disebabkan HIV.
WHO, organisasi kesehatan sedunia, membentuk sistem untuk menggolongkan tahap penyakit
HIV berdasarkan tanda dan gejala dalam empat stadium:
5
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Dulu AIDS dan penyakit HIV dikenal sebagai penyakit yang mematikan dan yang tidak ada
obatnya. Sekarang zaman sudah berubah! Walaupun infeksi HIV masih belum dapat
disembuhkan, ada obat yang dapat menekan penggandaan virus itu dalam darah kita sehingga
jumlah virus menjadi sangat rendah. Obat tersebut dikenal sebagai antiretroviral (ARV), dan
umumnya kita harus memakai tiga macam obat bersamaan, yang disebut sebagai terapi
antiretroviral (ART).
ART yang tersedia saat ini di Indonesia umumnya harus dipakai dua kali sehari dengan
kepatuhan tinggi. Karena HIV tetap ada di tubuh kita, dan tanpa obat akan mulai menggandakan
diri lagi, ART harus dipakai untuk seumur hidup. Namun ada harapan dalam beberapa tahun,
kita hanya harus memakai obat sekali sehari, dan kemudian (mungkin 15 tahun lagi?) akan
berbentuk satu suntikan sebulan sekali.
Walaupun kita memakai ART, dan walaupun jumlah virus dalam darah kita menjadi sangat
rendah (di bawah tingkat yang dapat diukur), kita masih dapat menularkan HIV kita pada orang
lain melalui perilaku berisiko.
Tidak ada seorang pun yang tahu asal HIV, cara kerja yang sesungguhnya atau bagaimana HIV
dapat diberantas dari tubuh seseorang. Di setiap negara, waktu laporan infeksi HIV pertama
muncul, orang menyalahkan kelompok yang sudah terpinggirkan (dan oleh karena itu pada
umumnya lebih mudah diserang infeksi HIV, karena kemiskinan dan tidak terjangkau oleh
layanan dan informasi). Biasanya yang disalahkan adalah orang ‘dari luar’ atau yang
penampilannya atau perilakunya ‘berbeda’. Semua itu membawa masalah saling menyalahkan
dan prasangka. Artinya juga bahwa banyak orang menganggap bahwa hanya orang dalam
kelompok ini berisiko tertular HIV dan bahwa ‘itu tidak mungkin terjadi pada saya.’
Ketidakpastian mengenai asal usulnya HIV dan siapa yang terpengaruh oleh HIV juga membuat
orang bahkan siap menyangkal bahwa HIV sebetulnya ada di antaranya.
Tes HIV menemukan antibodi terhadap HIV dalam darah. Antibodi itu dibuat oleh sistem
kekebalan tubuh sebagai reaksi terhadap infeksi oleh virus tersebut. Apabila tidak ada antibodi,
seseorang disebut sebagai antibodi negatif (seronegatif atau HIV-negatif). Hasil tes dapat negatif
(atau disebut ‘non-reaktif’) apabila seseorang baru saja terinfeksi, karena setelah terinfeksi
pembentukan antibodi makan waktu sampai tiga bulan. Masa antara infeksi dan terbentuknya
cukup banyak antibodi untuk menunjukkan hasil tes positif disebut ‘masa jendela’.
Bila hasil tes HIV adalah negatif, tetapi yang bersangkutan sudah berperilaku berisiko terinfeksi
HIV dalam tiga bulan sebelum dites, dia mungkin masih dalam masa jendela, dan hasil tes
mungkin tidak benar. Oleh karena itu, dalam keadaan ini, orang tersebut harus dites ulang, paling
cepat tiga bulan setelah peristiwa berisiko terakhir.
6
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Kalau kita berminat untuk melakukan tes HIV, kita harus diberikan penyuluhan (konseling)
sebelum dan setelah tes HIV. Tes HIV tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan berdasarkan
informasi lengkap (informed consent) dari yang bersangkutan.
HIV terdapat di darah seseorang yang terinfeksi (termasuk darah haid), air susu ibu, air mani dan
cairan vagina.
Pada saat berhubungan seks tanpa kondom, HIV dapat menular dari darah, air mani atau
cairan vagina orang yang terinfeksi langsung ke aliran darah orang lain, atau melalui
selaput lendir (mukosa) yang berada di vagina, penis, dubur atau mulut.
HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV; saat ini darah donor
seharusnya diskrining oleh Palang Merah Indonesia (PMI), sehingga risiko terinfeksi
HIV melalui transfusi darah seharusnya rendah, walau tidak nol.
HIV dapat menular melalui alat suntik (misalnya yang dipakai secara pergantian oleh
pengguna narkoba suntikan), melalui alat tindakan medis, atau oleh jarum tindik yang
dipakai untuk tato, bila alat ini mengandung darah dari orang yang terinfeksi HIV.
HIV dapat menular pada bayi saat kehamilan, kelahiran, dan menyusui. Bila tidak ada
intervensi, kurang lebih sepertiga bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu dengan HIV akan
tertular.
HIV agak sulit menular, dan tidak menular setiap kali terjadi peristiwa berisiko yang melibatkan
orang terinfeksi HIV. Misalnya, walau sangat berbeda-beda, rata-rata hanya akan terjadi satu
penularan HIV dari laki-laki yang terinfeksi pada perempuan yang tidak terinfeksi dalam 500
kali berhubungan seks vagina. Namun penularan satu kali itu dapat terjadi pada kali pertama.
Risiko penularan HIV dari seks melalui dubur adalah lebih tinggi, dan penularan melalui
penggunaan jarum suntik bergantian lebih tinggi lagi. Risiko penularan dari seks oral lebih
rendah, tetapi tetap ada.
HIV hanya dapat hidup di dalam tubuh manusia yang hidup dan hanya bertahan beberapa jam
saja di luar tubuh.
HIV tidak dapat menular melalui air ludah, air mata, muntahan, kotoran manusia dan air
kencing, walaupun jumlah virus yang sangat kecil terdapat di cairan ini. HIV tidak
ditemukan di keringat.
HIV tidak dapat menembus kulit yang utuh dan tidak menyebar melalui sentuhan dengan
orang yang terinfeksi HIV, atau sesuatu yang dipakai oleh orang terinfeksi HIV; saling
penggunaan perabot makan atau minum; atau penggunaan toilet atau air mandi
bergantian.
Perawatan seseorang dengan HIV tidak membawa risiko apabila tindakan pencegahan
diikuti seperti membuang jarum suntik secara aman dan menutupi luka.
7
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk atau serangga pengisap darah yang lain.
Kebanyakan serangga tidak membawa darah dari satu orang ke orang lain ketika mereka
menggigit manusia. Parasit malaria memasuki aliran darah dalam air ludah nyamuk,
bukan darahnya.
Yang dimaksud adalah melakukan sesuatu yang membawa risiko tinggi terkena infeksi pada
dirinya atau orang lain. Kita biasanya tidak tahu siapa terinfeksi HIV dan siapa yang tidak, jadi
kegiatan berikut termasuk berisiko tinggi:
berhubungan seks dengan memasuki vagina, dubur atau mulut tanpa memakai kondom.
Laki-laki dengan HIV dapat menulari baik pasangan laki-laki maupun perempuan saat
berhubungan seks melalui dubur tanpa perlindungan
memakai jarum suntik dan semprit (insul), atau alat tindakan medis yang tidak steril,
yang mungkin tercemar oleh darah orang lain, baik pada dirinya maupun orang lain
menerima transfusi darah yang terinfeksi
Seks yang lebih aman adalah setiap hubungan seks yang tidak berkaitan dengan air mani, cairan
vagina dan darah yang masuk tubuh orang lain atau menyentuh kulit terluka, misalnya:
kegiatan seks tanpa penetrasi – dengan merangsang alat kelamin kita atau pasangan kita
(onani), seks paha, memijat atau mencium
memakai kondom dengan pelicin berbahan dasar air (misalnya KY Jelly atau Pelicin
Sutra, dari awal sampai akhir waktu berhubungan seks melalui vagina atau dubur
risiko seks oral (kontak mulut dengan alat kelamin laki-laki atau perempuan) lebih rendah
dibandingkan hubungan seks dengan penetrasi vagina atau dubur tanpa kondom
tidak berhubungan seks (menahan nafsu) adalah aman
Pengurangan dampak buruk narkoba (harm reduction) adalah tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi risiko terjadinya penularan melalui penggunaan narkoba. Dasar pemikirannya
adalah:
Sebaiknya kita tidak memakai narkoba sama sekali. Namun bila penggunaan narkoba
tidak dapat dihindari:
Sebaiknya kita tidak memakai narkoba dengan cara suntik (termasuk memanfaatkan
program terapi rumatan metadon/PTRM). Namun bila penggunaan dengan menyuntik
tidak dapat dihindari:
Sebaiknya kita selalu memakai jarum suntik yang baru setiap kali kita menyuntik. Namun
bila tidak tersedia jarum suntik baru:
Sebaiknya kita tidak memakai jarum suntik bergantian – hanya kita sendiri yang
memakai jarum milik sendiri. Namun bila harus memakai jarum suntik bergantian:
8
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Membersihkan jarum dan semprit dengan pemutih sebelum dipakai oleh orang lain.
Kebanyakan orang yang terinfeksi HIV sangat tidak ingin orang lain juga mengalami nasib yang
sama. Oleh karena itu, apabila kita terinfeksi HIV, adalah sangat penting kita mempraktekkan
seks yang lebih aman, serta tindakan pengurangan dampak buruk narkoba, yang secara
keseluruhan disebut sebagai ‘HIV Stop di Sini’, agar:
mencegah penularan HIV ke orang yang HIV-negatif atau yang tidak tahu status HIV-nya
menjauhkan diri dari infeksi menular seksual (IMS) lain, seperti kencing nanah (gonore)
atau sifilis, atau infeksi lain yang menular melalui darah
mencegah penularan HIV ulang (reinfection), yaitu ditulari jenis atau subtipe HIV yang
lain atau dengan HIV yang sudah resistan (kebal) terhadap obat
Perdebatan seputar asal usul AIDS telah sangat menarik perhatian dan sengketa sejak awal
epidemi. Namun, bahaya mencoba mengenali dari mana AIDS berasal. Orang-orang dapat
menggunakan nya sebagai bahan perdebatan untuk menyalahkan kelompok tertentu atau gaya
hidup.
Kasus AIDS pertama ditemukan di AS pada 1981, tetapi kasus tersebut hanya sedikit memberi
informasi tentang sumber penyakit ini. Sekarang ada bukti jelas bahwa AIDS disebabkan oleh
virus yang dikenal dengan HIV. Jadi untuk menemukan sumber AIDS kita perlu mencari asal
usul HIV.
Asal usul HIV bukan hanya menyangkut masalah akademik, karena tidak hanya memahami dari
mana asal virus tersebut tetapi juga bagaimana virus ini berkembang menjadi penting sekali
untuk mengembangkan vaksin HIV dan pengobatan yang lebih efektif. Juga, pengetahuan
tentang bagaimana epidemi AIDS timbul menjadi penting dalam menentukan bentuk epidemi di
masa depan serta mengembangkan pendidikan dan program pencegahan yang efektif.
Sejarah 1926
Beberapa ilmuwan menganggap HIV menyebar dari kera ke manusia antara 1926-1946.
Penelitian sekarang menunjukkan bahwa HIV kemungkinan pertama meloncat dari simpanse ke
manusia pada 1675 tetapi jenis virus itu tidak menetapkan diri sebagai epidemi hingga 1930.
Sejarah 1959
9
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Seorang laki-laki meninggal dunia di Kongo dengan apa yang dianggap peneliti sebagai
kematian AIDS pertama yang terbukti.
Sejarah 1978
Laki-laki gay di AS dan Swedia – dan laki-laki heteroseks di Tanzania dan Haiti – mulai
menunjukkan tanda apa yang nantinya akan disebut gejala AIDS.
Sejarah 1980
Sejarah 1981
Sarkoma Kaposi (KS) adalah bentuk kanker kulit yang jarang dan umumnya relatif tidak ganas,
yang cenderung dialami hanya oleh orang lanjut usia. Tetapi pada Maret sedikitnya delapan
kasus yang lebih ganas sudah dilaporkan di antara laki-laki muda yang gay di New York, AS.
Seorang teknisi obat di Centers for Disease Control (CDC), AS, mencatat sejumlah permintaan
yang luar biasa tinggi untuk obat pentamidin, obat yang dipakai untuk mengobati pneumonia
Pneumocystis carinii (PCP). Ini mengakibatkan laporan ilmiah tentang PCP yang luar biasa pada
lima laki-laki gay dari Los Angeles, AS.
Penelitian yang dimulai mencari penyebab PCP di Los Angeles dan KS di New York, AS. Calon
utama penyebab yang timbul adalah popper atau penghirup nitrat. Penyebab lain yang mungkin
adalah unsur menular.
Ada berbagai teori mengenai kemungkinan penyebab kasus infeksi oportunistik (IO) ini. Tetapi
karena hanya sangat sedikit yang diketahui mengenai penyakit baru ini, ada kekhawatiran
mengenai daya menularnya, dan apakah penyakit dapat disebarkan oleh orang tanpa gejala.
Pengetahun mengenai penyakit ini berubah begitu cepat sehingga asumsi yang diambil sering
dibuktikan salah setelah hanya beberapa bulan. Contohnya, pada Juli CDC beranggapan bahwa
orang bukan gay tidak rentan terhadap penyakit ini.
Namun, sebelum akhir tahun, kasus PCP pertama tampak di antara pengguna narkoba. Pada saat
yang sama, kasus pertama dilaporkan dari Inggris.
Sejarah 1982
Penyakit masih belum diberi nama, dengan berbagai kelompok memakai istilah yang berbeda-
beda. CDC AS umumnya mengacunya dengan nama IO, contohnya limfadenopati, walau kadang
dipakai istilah “Kaposi’s Sakoma and Opportunistic Infections (KSOI)”. Sebaliknya beberapa
kelompok masih mengkaitkan penyakit ini dengan kejadian pertama di antara laki-laki gay,
10
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
dengan surat pada The Lancet memakai nama “gay compromise syndrome”. Yang lain memakai
nama GRID (Gay-Related Immune Deficiency – penurunan kekebalan tubuh yang dihubungkan
dengan kaum gay), AID (acquired immunodeficiency disease), “kanker gay” atau “community-
acquired immune dysfunction.
Pada Juni, ada laporan mengenai sekelompok kasus di antara laki-laki gay di California Selatan,
yang memberi kesan bahwa penyakit disebabkan oleh suatu unsur yang menular melalui
hubungan seks.
Nanti, pada bulan yang sama, laporan pertama muncul mengenai penyakit yang terjadi di antara
orang Haiti, serta juga orang dengan hemofilia. Ada yang menganggap bahwa ini adalah bukti
bahwa epidemi berawal dari Haiti.
Kejadian penyakit pada orang non-gay berarti nama seperti GRID tidak cocok lagi. Pada Juli,
akronim AIDS, kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome (sindrom dapatan yang
disebabkan oleh penurunan sistem kekebalan tubuh) dianjurkan pada pertemuan di AS. Istilah
SIDA dipakai dalam bahasa Prancis dan Spanyol.
Pada Agustus, nama AIDS mulai dipakai oleh surat kabar dan jurnal ilmiah, tetapi sindrom baru
didefinisikan secara resmi oleh CDC pada September.
Beberapa organisasi layanan AIDS sukarela mulai didirkan di AS, termasuk San Francisco AIDS
Foundation (SFAF), serta Gay Men’s Health Crisis (GMHC) di New York. Pada November,
organisasi AIDS pertama didirikan di Inggris, yaitu Terrence Higgins Trust, yang mengenang
orang pertama yang diketahui meninggal karena AIDS di negara itu.
Pada Desember, seorang bayi berusia 20 bulan meninggal karena infeksi terkait AIDS, setelah
menerima beberapa transfusi darah. Kasus ini memberi bukti jelas bahwa AIDS disebabkan oleh
unsur menular dalam darah, dan menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan transfusi
darah.
Pada Desember, CDC juga melaporkan kasus pertama penularan yang kemungkinan terjadi dari
ibu-ke-bayi. Oleh karena beberapa kasus ini, semakin banyak orang mulai sadar terhadap
penyakit baru ini, karena semakin jelas bahwa kelompok orang yang terpengaruh jauh lebih luas.
Sejarah 1983
Pada Januari, mulai muncul laporan mengenai AIDS di antara perempuan tanpa faktor risiko
lain, yang memberi kesan bahwa penyakit dapat menular melalui hubungan heteroseksual.
11
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Pada Mei, para dokter di Institute Pasteur di Prancis memisahkan sebuah virus baru yang
mungkin penyebab AIDS. Virus ini disebut virus terkait limfadenopati (lymphadenopathy-
associated virus/LAV). Contoh dikirim ke CDC dan National Cancer Institute (NCI) di AS.
Di Eropa, ada dua epidemi AIDS, satu berhubungan dengan Afrika, sementara yang lain
berhubungan dengan laki-laki gay yang pernah mengunjungi AS. Laporan resmi pertama tentang
AIDS di Inggris dibuat oleh Departemen Kesehatan Inggris. Tiga orang di Inggris telah
meninggal. Kematian orang Australia pertama karena AIDS dicatat di Melbourne.
Pada saat ini, dokter yang bekerja di bagian Zambia dan Zaire mengamati munculnya bentuk KS
yang sangat ganas. Kanker ini adalah endemik di Afrika Tengah, tetapi sebelumnya hanya
berlanjut secara perlahan dan menanggapi pengobatan dengan baik, sementara kasus baru
tampaknya jauh berbeda, dan sering mematikan.
CDC AS coba memberi penenteram hati dengan mengumumkan bahwa penyebab AIDS tidak
diketahui, tetapi kemungkinan besar disebabkan oleh unsur yang disebarkan oleh hubungan seks
dan melalui jarum suntik yang tercemar. Tidak ada bukti bahwa AIDS dapat menyebar melalui
udara, atau melalui kontak sehari-hari.
Nanti dalam tahun ini, jumlah anak AIDS meningkat, dan ada kesepakatan bahwa anak itu
memperoleh infeksi dari ibunya di dalam rahim atau saat persalinan. Juga, jelas virus penyebab
AIDS dapat disebarkan melalui transfusi darah.
Konferensi AS pertama tentang AIDS dilaksanakan di Denver pada Juli. Sekelompok aktivis
dengan AIDS masuk konferensi tersebut tanpa undangan, dan menyatakan pernyataan yang
sekarang diketahui sebagai Asas Denver. Asas mulai dengan desakan agar “Kami menolak
ditandai sebagai “korban”, istilah yang berbau kegagalan.”
12
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Pada September, CDC menerbitkan anjuran pertamanya mengenai kewaspadaan untuk petugas
layanan kesehatan untuk mencegah penyebaran AIDS. Di Inggris, orang yang mungkin rentan
terhadap AIDS diminta agar tidak mendonasi darah.
AIDS telah dilaporkan di 33 negara. 3.000 orang AS AIDS, di antaranya 1.283 telah meninggal.
Sejarah 1984
Dr. Robert
Gallo
Pada April, pemerintah AS mengumumkan bahwa Dr. Robert Gallo di NCI telah memisahkan
retrovirus penyebab AIDS dan itu diberi nama HTLV-III. Diumumkan bahwa sebentar lagi akan
tersedia tes darah yang dapat menemukan antibodi terhadap virus.
Sekretaris Health and Human Service AS, Margareth Heckler, meramalkan secara yakin bahwa
epidemi akan cepat selesai. Dia berkata “akan ada vaksin dalam beberapa tahun dan obat yang
menyembuhkan AIDS sebelum 1990.”
Ada kemungkinan besar bahwa HTLV-III adalah sama dengan LAV yang ditemukan oleh
Pasteur Institute.
Gaetan Dugas, yang disebut “pasien nol”, meninggal dunia. Dia dianggap orang yang
“membawa” AIDS ke Amerika Utara. Sebetulnya istilah pasien nol timbul akibat
kesalahpahaman; pada awal dia disebut “pasien O’ untuk ‘Out of California (di luar California)’,
tetapi dibaca ‘pasien 0’.
Para peneliti yang mengunjungi Afrika Tengah melaporkan ditemukannya 26 pasien dengan
AIDS di Kigali, Rwanda, dan 38 di Kinshasa, Zaire. Penelitian di Rwanda menyimpulkan bahwa
keterkaitan antara lingkungan perkotaan, penghasilan yang relatif tinggi, dan ‘seks bebas’ adalah
13
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
faktor risiko untuk AIDS di Afrika. Penelitian di Zaire menemukan kemungkinan besar ada
kaitan dengan penyebaran heteroseksual.
Pusat pertukaran jarum suntik pertama dalam skala kecil di buka di Amsterdam, Belanda.
Menjelang akhir 1984 7.699 kasus AIDS di antara orang AS, dengan 3.655 di antaranya sudah
meninggal. Di Eropa, dilaporkan 762 kasus.
Sejarah 1985
Food and Drug Administration (FDA) di AS menyetujui tes diagnosis AIDS dari Gallo yang
didasarkan teknik Western blot. Segera setelah itu perangkat tes antibodi komersial pertama
disetujui. Nanti dalam tahun ini Institute Pasteur mengajukan tuntutan perkara melawan NCI,
menuntut pembagian royalti dari tes darah AIDS yang telah dipatenkan oleh NCI.
Ada kekhawatiran mengenai beberapa masalah sosial dan etika terkait tes baru. Terutama adalah
masalah terkait kerahasiaan dan artinya/dampak hasil tes yang positif.
RSCM dan FK-UI membentuk satuan tugas untuk mengkaji masalah AIDS, yang dikenal
sebagai POKDISUS AIDS.
Konferensi internasional pertama tentang AIDS dilaksanakan di Atlanta, AS, dihadiri oleh 2.000
peserta. Segera setelah konferensi ini, WHO melakukan pertemuan internasional untuk
membahas pandemi AIDS dan memulai tindakan sedunia yang terkordinasi.
Banyak orang diketahui terinfeksi di Afrika Tengah. Di Uganda AIDS dikenal sebagai “penyakit
kurus,” karena efek wasting yang diakibatkannya.
Aktor Rock Hudson meninggal karena AIDS. Ia adalah tokoh masyarakat pertama yang
diketahui meninggal karena AIDS. Juga di AS, Ryan White, seorang hemofilia berusia 13 tahun
yang AIDS, dikeluarkan dari sekolah.
Pada awal, WHO memakai definisi AIDS pertama yang dikembangkan di AS pada 1982 untuk
surveilans. Tetapi definisi ini membutuhkan sarana laboratorium yang tidak tersedia di sebagian
besar negara di Afrika. Jadi pada 1985 definisi klinis baru dari World Health Organisation
(WHO) tentang AIDS di Afrika disetujui, disebut sebagai definisi Bangui.
Pada tahun ini, pengetahuan mengenai cara penularan berkembang lagi, dengan laporan pertama
mengenai penularan dari ibu-ke-bayi melalui menyusui.
Sejarah 1986
14
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Seorang wanita berusia 25 tahun, meninggal dunia di RSCM, tes darahnya memastikan bahwa
dia terinfeksi HTLV-III, dan dengan gejala klinis yang menunjukkan AIDS. Kasus ini tidak
dilaporkan oleh Depkes.
Menjadi jelas virus LAV dan HTLV-III sebenarnya sama. Suatu panitia internasional
menyatakan bahwa kedua nama tersebut sebaiknya dibatalkan dan diganti dengan nama baru,
yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Pada Konferensi AIDS Internasional kedua di Paris, Prancis, ada laporan awal tentang
penggunaan obat zidovudine (AZT) untuk mengobati AIDS. Tetapi Direktur WHO melaporkan
pada konferensi bahwa sampai 10 juta orang di seluruh dunia mungkin sudah terinfeksi HIV.
WHO meluncurkan strategi AIDS sedunia. Pada pertemuan WHO mengenai penyebaran AIDS
di antara pengguna narkoba, dianjurkan penyediaan jarum suntuk yang steril pada pengguna
narkoba sebaiknya di antara tindakan pencegahan oleh negara-negara sendiri untuk mencegah
penyebaran AIDS.
Menteri Kesehatan (Surgeon General) AS menerbitkan laporan utama tentang AIDS. Laporan ini
adalah pernyataan besar pertama mengenai apa yang harus dilakukan di AS untuk mencegah
AIDS.
Menteri Kesehatan Uganda mengatakan bahwa negaranya terserang AIDS, dan negara Afrika
lain mengikuti dengan mengajukan permintaan untuk mendapatkan bantuan WHO. Departemen
Kesehatan Zambia meluncurkan program pendidikan nasional tentang AIDS, membawa
pendidikan AIDS ke sekolah dan kelompok masyarakat melalui tarian, sandiwara, dan lagu.
Seperti di negara maju, AIDS di Afrika ditemukan terutama pada orang muda dan usia
pertengahan, sering yang belum nikah. Juga diakui bahwa sebagian infeksi terjadi akibat
penggunaan jarum suntik secara bergantian dalam sarana kesehatan.
Pada akhir 1986, 85 negara sudah melaporkan 38.401 kasus AIDS pada WHO, dengan 84 di
antaranya di Asia.
15
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
HIV adalah bagian dari keluarga atau kelompok virus yang disebut lentivirus. Lentivirus seperti
HIV ditemukan dalam lingkup luas primata non-manusia. Lentivirus yang lain, diketahui secara
kolektif sebagai virus monyet yang dikenal dengan SIV (simian immunodeficiency virus) di
mana tulisan di bawah garis menunjukkan asal spesiesnya.
Jadi dari mana HIV berasal? Apakah HIV berasal dari SIV?
Sekarang secara umum diterima bahwa HIV merupakan keturunan dari SIV. Jenis SIV tertentu
mirip dengan HIV-1 dan HIV-2, dua tipe HIV.
Sebagai contoh, HIV-2 dapat disamakan dengan SIV yang ditemukan pada monyet sooty
mangabey (SIVsm), kadang-kadang dikenal sebagai monyet hijau yang berasal dari Afrika barat.
Jenis HIV yang lebih mematikan, yaitu HIV-1, hingga akhir-akhir ini sangat sulit untuk
digolongkan. Sampai 1999, yang paling mirip adalah SIV yang diketahui menginfeksi simpanse
(SIVcpz), tetapi ada perbedaan yang berarti antara SIVcpz dan HIV.
Jadi apa yang terjadi pada 1999? Apakah sekarang simpanse diketahui sebagai asal HIV?
Pada Februari 1999 diumumkan bahwa kelompok peneliti dari University of Alabama, di AS,
telah meneliti jaringan yang dibekukan dari seekor simpanse dan menemukan jenis virus (SIV cpz)
yang nyaris sama dengan HIV-1. Simpanse ini berasal dari sub-kelompok simpanse yang disebut
Pan troglodyte troglodyte, yang dahulu umum di Afrika tengah-barat.
Peneliti menegaskan bahwa ini menunjukkan simpanse adalah sumber HIV-1, dan virus ini pada
suatu ketika menyeberang dari spesies simpanse ke manusia. Namun, belum jelas apakah
simpanse merupakan sumber asli HIV-1 karena simpanse jarang terinfeksi SIV cpz. Oleh karena
ada kemungkinan baik simpanse maupun manusia terinfeksi dari pihak ketiga, yaitu suatu
spesies primata yang masih belum dikenali. Bagaimana pun keadaannya, sedikitnya perlu dua
perpindahan terpisah ke manusia.
Telah lama diketahui bahwa virus tertentu dapat menyeberang dari hewan kepada manusia, dan
proses ini dikenal dengan zoonosis.
Peneliti dari University of Alabama mengesankan bahwa HIV dapat menyeberang dari
simpanse karena manusia membunuh simpanse dan memakan dagingnya.
16
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Beberapa teori lain yang diperdebatkan berpendapat bahwa HIV berpindah secara iatrogenik
(diakibatkan kealpaan pihak medis), misalnya melalui percobaan medis. Satu teori yang
disebarluaskan secara baik adalah bahwa vaksin polio yang memainkan peranan dalam
perpindahan ini, karena vaksin tersebut dibuat dengan menggunakan ginjal monyet.
Tetapi yang penting pada berbagai macam teori ini adalah pertanyaan tentang kapan perpindahan
itu terjadi.
Selama beberapa tahun terakhir memungkinkan bukan hanya menentukan apakah HIV ada di
dalam darah, tetapi juga menentukan subtipe virus. Penelitian terhadap subtipe virus, dari infeksi
HIV pada kasus-kasus awal dapat memberi petunjuk mengenai kapan HIV pertama kali
menyerang manusia dan perkembangan berikutnya.
Contoh plasma (cairan darah) yang diambil dari seorang pria dewasa yang hidup di Republik
Demokratik Kongo tahun 1959.
HIV ditemukan pada contoh jaringan tubuh dari seorang pemuda Amerika-Afrika yang
meninggal dunia di St. Louis, AS, tahun 1969.
HIV ditemukan pada contoh jaringan tubuh dari seorang pelaut Norwegia yang meninggal dunia
sekitar tahun 1976.
Analisis yang dilakukan pada 1998 tentang contoh plasma dari 1959 mengesankan bahwa HIV-1
memasuki manusia sekitar 1940-an atau awal 1950-an, lebih awal daripada yang diperkirakan
sebelumnya. Ilmuwan lain memperkirakan lebih lama lagi, mungkin sekitar 100 tahun yang lalu
atau lebih.
Sekarang banyak orang menganggap karena HIV terlihat berkembang dari satu jenis SIV yang
ditemukan pada tipe simpanse di Afrika Barat, ini berarti HIV pertama muncul pada manusia di
sana. Kemudian dianggap bahwa HIV menyebar dari Afrika ke seluruh dunia.
Bagaimana pun, seperti yang dibahas di atas, belum tentu simpanse adalah sumber asli HIV dan
ada kemungkinan virus ini menyeberang ke manusia, lebih dari satu kesempatan. Jadi mungkin
juga HIV timbul pada waktu yang bersamaan baik di Amerika Selatan dan Afrika, atau bahkan
muncul di benua Amerika sebelum muncul di Afrika.
17
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Kita mungkin tidak akan pernah tahu secara pasti kapan dan di mana virus ini muncul pertama
kali, tetapi yang jelas pada suatu waktu di pertengahan abad 20-an ini, infeksi HIV pada manusia
berkembang menjadi epidemi penyakit di seluruh dunia yang saat ini lebih dikenal sebagai
AIDS.
Ada beberapa faktor yang dapat mendukung penyebaran begitu mendadak termasuk perjalanan
internasional, industri darah, dan penggunaan narkoba yang meluas.
a. Perjalanan Internasional
Peranan yang dimainkan oleh perjalanan internasional dalam penyebaran HIV disorot pada kasus
yang sekarang dikenal sebagai ‘Patient Zero’ (pasien asli). Patient Zero adalah seorang
pramugara pesawat terbang berkebangsaan Kanada dan bernama Gaetan Dugas yang sering
mengadakan perjalanan ke seluruh dunia. Analisis terhadap beberapa kasus AIDS awal
menunjukkan bahwa orang terinfeksi tersebut adalah orang yang berhubungan seksual baik
langsung atau pun tidak langsung dengan pramugara ini. Kasus-kasus ini yang ditemukan di
beberapa kota di AS ini menunjukkan peranan perjalanan internasional dalam penyebaran HIV.
Ini juga mengesankan bahwa penyakit ini mungkin diakibatkan oleh satu zat penyebar.
b. Industri Darah
Sewaktu transfusi darah menjadi bagian yang rutin dari tindakan medis, industri darah untuk
memenuhi permintaan darah juga meningkat. Di beberapa negara seperti AS, orang yang
menyumbangkan darahnya dibayar, termasuk pengguna narkoba suntikan. Darah yang diperoleh
kemudian dikirim ke seluruh dunia. Juga, pada akhir 1960-an penderita hemofilia mulai
memanfaatkan pembeku darah yang disebut Factor VIII.
Untuk memproduksi zat pembeku itu, darah dari ribuan donor dikumpulkan yang meningkatkan
kemungkinan produk ini tercemar HIV. Karena Factor VIII disebarkan ke seluruh dunia, ada
kemungkinan banyak penderita hemofilia terpajan infeksi baru.
c. Penggunaan Narkoba
Pada 1970-an ditemukan peningkatan ketersediaan heroin seiring dengan perang Vietnam dan
konflik lain di Timur-Tengah, yang mendorong pertumbuhan penggunaan narkoba suntikan.
Peningkatan penyediaan beserta pengembangan alat semprit plastik sekali pakai dan
pembangunan shooting gallery (tempat menyuntik narkoba) di mana orang dapat membeli obat
terlarang dan menyewakan perlengkapan menjadi cara lain penyebaran virus.
18
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Teori lain yang diajukan tentang asal usul HIV termasuk banyaknya teori konspirasi. Beberapa
orang mengesankan HIV dibuat oleh CIA, meskipun yang lain menganggap bahwa HIV
direkayasa secara genetik.
Hampir tidak ada satu pun orang yang terinfeksi HIV yang ingin orang lain mengalami nasib
yang sama. Hampir semuanya ingin supaya virus yang ada di tubuh dirinya sendiri tidak menular
pada orang lain, baik pasangannya, temannya atau bayinya. Oleh karena itu, Spiritia
mencanangkan prakarsa “HIV Stop di Sini”, yang bertujuan untuk memotong rantai penularan.
Terus terang, setiap penularan membutuhkan satu Odha. Namun ini masalah yang cukup peka
dan rumit, antara lain karena banyak orang tidak tahu dirinya telah terinfeksi HIV.
Semenjak awal epidemi HIV/AIDS, upaya pencegahan dipusatkan pada orang HIV-negatif. Bila
Odha juga menjadi sasaran, ada yang takut bahwa ini akan menstigmatisasikan kelompok yang
sudah menghadapi diskriminasi. Namun akhir-akhir ini, kemajuan dalam sarana hukum dan
sosial menghasilkan dukungan yang lebih besar untuk Odha, dan kemajuan sejajar dalam
perawatan dan pencegahan mendesak kita untuk membahas peranan Odha dalam upaya
pencegahan.
Oleh karena itu, Spiritia mencanangkan prakarsa “HIV Stop di Sini”, yang bertujuan untuk
memotong rantai penularan. Terus-terang, setiap penularan membutuhkan satu Odha. Namun ini
masalah yang cukup peka dan rumit, antara lain karena banyak orang tidak tahu dirinya telah
terinfeksi HIV.
Tanggung jawab
Salah satu kerumitan berawal dari istilah ‘tanggung jawab’. Kebanyakan kita ingin agar perilaku
kita dianggap bertanggung jawab. Namun, kita menolak anggapan bahwa kita bertanggung
jawab atas ledakan pada epidemi HIV/AIDS belakangan ini. Kita pasti tidak ingin pasangan kita
terinfeksi, atau orang lain mengalami nasib seperti kita. Ada sedikit orang yang ingin ‘balas
dendam’, tetapi ini agak jarang, dan biasanya diakibatkan oleh diskriminasi yang berat, atau tes
HIV yang dilakukan tanpa proses semestinya. Jelas orang jahat tidak menjadi ‘baik’ akibat
infeksi HIV.
19
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Selain itu, dengan semakin banyak orang yang membutuhkan ART, ada risiko bahwa dana yang
sekarang disediakan untuk program pencegahan dikurangi, dan dialihkan pada pengobatan. Kita
diberikan ART secara gratis, sementara orang dengan penyakit lain tetap harus bayar sendiri.
Bukankah pantas agar kita ‘berterima kasih’ atas ketersediaan ART gratis, dengan imbalan
sesuai?
Tidak semua Odha mendukung perubahan ini, sebagian karena takut haknya akan dibatasi.
Namun, ada semakin banyak Odha dan organisasi Odha yang mendukung pendapat bahwa Odha
harus juga menjadi sasaran. Sampai saat ini, kita diharapkan akan berperilaku ‘aman’, tetapi
jarang kita didukung dalam hal ini:
Kita manusia...
20
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Perubahan perilaku tidak mudah untuk siapa pun, walaupun diberi dukungan. Seperti orang lain,
kita juga manusia, dan tidak dapat berjanji bahwa kita tidak akan mengalah pada godaan. Dan
pada zaman ini, memang semuanya harus terlibat dalam upaya melindungi dirinya dari infeksi,
dengan memakai kondom atau menghindari penggunaan jarum suntik bergantian. Kita juga
punya hak untuk hidup...
Tantangan
Ada berbagai tantangan yang kita hadapi saat ingin menghidupkan “HIV Stop di Sini”. Seperti
dibahas di atas, ‘Kita melakukannya sendiri’, dengan hanya sedikit dukungan dari masyarakat
umum, yang biasanya kurang informasi. Oleh karena itu, Odha sering dilihat dengan kacamata
moral, dan mengalami diskriminasi. Banyak di antara kita kurang kepercayaan diri (PD), dan
tidak berdaya untuk membujuk pasangan kita untuk melakukan seks aman.
Walau kita menerima kewajiban untuk membuka status pada pasangan, tidak ada jaminan dia
akan menghormati kerahasiaan kita. Ketersediaan kondom kurang, apa lagi jarum suntik dan
program rumatan metadon buat kita yang ketagihan narkoba. Akhirnya, kita yang tergantung
pada seks sebagai penghasilan jelas menghadapi dilema (buah simalakama): bila kita
mengharuskan klien memakai kondom, kemungkinan dia akan lari ke orang lain, dengan akibat
kita tidak mendapat penghasilan untuk menghidupi keluarga kita.
Mungkin kita dapat menghindari tantangan ini sekali-kali. Tetapi bagaimana terus-menerus
untuk seumur hidup? Sulit!
Kesimpulan
Sebagian besar kita beranggap bahwa kewajiban kita untuk mendukung dan mendorong “HIV
Stop di Sini”. Walaupun prakarsa ini dianggap kontroversial oleh banyak Odha, diharapkan kita
dapat mendukung upaya ini, dan membahas pencegahan dalam kelompok kita. Pasti kita
membutuhkan dukungan, melalui ketersediaan kondom, pertukaran jarum suntik, dan program
metadon.
21
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
GIPA
(Greater Involvement of People Living with HIV/AIDS
atau
Keterlibatan Lebih Luas oleh Odha)
Philly adalah musisi Uganda yang merupakan orang Afrika pertama yang mengungkapkan status
HIV-positifnya dan ikut dalam kampanye melawan AIDS. Pembela hidup secara “positif” dan
memerangi stigma, dia dianggap sebagai salah satu “Bapak” GIPA. Philly Lutaaya meninggal
tahun 1989.
GIPA menggunakan pengalaman Odha yang hidup dengan atau terpengaruh oleh HIV/AIDS
dalam upaya penanggulangan epideminya, dan memberi wajah dan suara manusia pada
HIV/AIDS di dalam benak orang yang tidak tersentuh langsung. Tetapi keterlibatan harus secara
berarti, bukan hanya sebagai pengamat atau simbol, dan harus menganggap Odha sebagai subjek,
bukan objek atau penerima layanan; sebagai bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.
Pada masa awal AIDS, kesehatan dianggap sekadar masalah dokter dan perawat, dan orang yang
terkena penyakit harus menyerahkan dirinya pada layanan kesehatan. Sekelompok aktivis
dengan AIDS tanpa undangan masuk konferensi AIDS pertama, di Denver, AS, pada Juni 1983,
saat belum ditemukan penyebab AIDS. Aktivis tersebut membaca pernyataan, yang sekarang
dikenal sebagai ‘Denver Principles’ atau ‘Asas Denver’. Asas tersebut menjadi landasan untuk
semua aktivisme oleh orang yang hidup dengan HIV/AIDS (Odha) sejak itu. Asas Denver tetap
menjadi dasarnya asas keterlibatan Odha, agar Odha diberdayakan dan diberi peranan dalam
penanganan kesehatannya sendiri. Berikut adalah kutipan dari deklarasinya, yang mendesak agar
suaranya didengar:
22
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Kami menolak ditandai sebagai korban, istilah yang berbau kegagalan. Hanya kadang kami
pasien, istilah yang berbau ketidakberdayaan, mati kutu, dan ketergantungan pada orang lain.
Kami adalah “Orang dengan AIDS.”
Kami mendesak agar Odha dilibatkan dalam semua tingkat pengambilan keputusan
Keterlibatan Odha dalam semua forum terkait AIDS dengan kredibilitas yang sama dengan
peserta lain
Asas keterlibatan ‘pasien’ dalam penyakitnya baru pertama kali didukung oleh ‘dunia’ pada
Konferensi Internasional tentang Promosi Kesehatan pertama, di Ottawa, November 1986. Asas
utama adalah pemberdayaan komunitas agar dapat terlibat dalam semua tindakan terkait
kesehatannya, dari pembuatan kebijakan hingga penerapan. Berikut adalah kutipan dari Piagam
Ottawa (Ottawa Charter for Health Promotion):
“Promosi kesehatan bekerja melalui tindakan konkret dan efektif oleh komunitas untuk
penentuan prioritas, pengambilan keputusan, perencanaan strategi, dan penerapannya untuk
mencapai kesehatan yang lebih baik... Intinya proses ini adalah pemberdayaan komunitas –
kepemilikan dan penguasaan terhadap upaya dan takdirnya sendiri.”
Pada Hari AIDS Sedunia 1994, 42 negara dari seluruh dunia yang berkumpul pada Konferensi
AIDS Tingkat Tinggi di Paris, Perancis, menyetujui Deklarasi Paris. Deklarasi ini menyatakan
bahwa keterlibatan Odha adalah penting untuk penanggulangan nasional terhadap epidemi
HIV/AIDS secara etis dan efektif. Indonesia ikut serta menandatangani Deklarasi Paris. Ini
menjadi pendekatan resmi pemerintah, yang berjanji akan mendukung keterlibatan Odha dalam
“penanggulangan bersama terhadap pandemi ini di semua tingkat – nasional, wilayah dan dunia.”
Berikut adalah kutipan dari Deklarasi Paris:
“...mendukung keterlibatan Odha melalui prakarsa untuk memperkuat kemampuan dan kerja
sama antara jaringan Odha dan organisasi komunitas. Dengan meyakinkan keterlibatan penuh
mereka dalam penanggulangan kami terhadap HIV/AIDS pada semua tingkat – nasional,
wilayah, dan global, prakarsanya khususnya akan merangsang penciptaan suasana dukungan
politik, hukum dan sosial.”
23
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
GIPA bukan program, tetapi asas atau landasan yang harus mendasari semua kegiatan kita,
dengan menjadikan pemberdayaan Odha sebagai upaya utama. Namun GIPA tidak bertujuan
agar harus seseorang membuka status HIV-nya. Kita harus mendesak agar hambatan terhadap
pembukaan status dihapus, tetapi Odha mempunyai hak memilih terlibat tanpa harus membuka
statusnya. GIPA mengenal keahlian Odha yang dapat dimanfaatkan tanpa Odha sendiri terbuka.
Dan penting ditekankan bahwa ‘Odha’ dalam hal ini juga mencakup yang terpengaruh (keluarga,
pasangan, teman) yang juga punya keahlian khusus.
Keahlian Odha
Dalam hal ini, kita tidak membidik terhadap keahlian atau keterampilan biasa. Maksudnya dalam
hal ini adalah untuk mengenal bahwa hanya orang yang mempunyai HIV dalam darahnya dapat
memahami apa yang dirasakan oleh seseorang yang terinfeksi dengan virus tersebut. Demikian
juga, hanya seorang orang tua yang pernah dengar anak menyatakan, “Ma, saya HIV-positif”
dapat menyadari apa yang dirasakan si ibu saat itu.
Adanya keahlian ini tidak berarti kita istimewa, bukan berarti kita pahlawan. Melainkan,
keahlian tersebut memberi kesempatan untuk menyadarkan masyarakat bahwa kita semua
tersentuh oleh HIV.
Keterlibatan ini dapat (dan memang seharusnya!) mencakup berbagai peranan pada berbagai
tingkat. Odha sudah terlibat pada tingkat internasional, di tingkat nasional dalam program AIDS,
dan juga di tingkat lokal dalam kegiatan pencegahan, perawatan dan dukungan. Tetapi peranan
Odha sering kali dibatasi sebagai pengamat atau pendidik saja. Gambar berikut merupakan
model bagaimana Odha dapat berperan pada tingkatan yang jauh lebih luas. Semakin naik dalam
piramida, semakin tinggi peranan, tetapi juga semakin sedikit orang yang terlibat.
24
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Menurut kami di Spiritia, model UNAIDS tidak menggambarkan bagian GIPA yang penting:
usaha individu di tingkat pribadinya. Yang tidak kalah penting adalah upaya pribadi oleh orang
yang peduli untuk mendukung anggota keluarga dan teman-teman Odha, seperti digambarkan
pada Piramida GIPA versi Spiritia yang berikut. Upaya oleh individu yang menjadi panutan,
sekaligus membalikkan stigma dan penangkalan, dengan “hidup secara positif” dan berinteraksi
secara terbuka. Dalam hal ini, langkah pertama dan utama adalah keterlibatan Odha dalam
kehidupan dan kesehatan sendirinya, dan kita harus bersyukur bila sebagian besar Odha sudah
dapat mengambil langkah ini.
Mengapa GIPA?
“Kok, orang dengan malaria atau TB tidak terlibat dalam penyakitnya. Mengapa harus
25
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
melibatkan Odha?”
Kita sering dengar pertanyaan serupa dengan ini.Ada berbagai alasan mengapa Odha harus
terlibat (masalah sosial, kepatuhan pada ART, dukungan sebaya), tetapi juga kita dapat menjadi
panutan untuk keterlibatan pasien dengan penyakit lain, seperti yang didorong oleh Piagam
Ottawa.
Sesuai dengan piramida, ada kegiatan pada berbagai tingkat dari keterlibatan dalam
kesehatan/kehidupan sendiri, hingga keterlibatan dalam pembuatan kebijakan, seumpamanya di
KPA, atau pun di UNAIDS:
Dukungan sebaya
Pendidikan sebaya
Advokasi
Pendidikan masyarakat
Konseling/dorong kepatuhan
Namun ada beberapa tantangan terhadap penerapan kegiatan yang mendukung GIPA:
Diagnosis terlambat<
>Bila seseorang baru tahu status HIV-nya waktu sekarat, atau tidak dapat ART waktu
membutuhkannya, jelas sulit melibatkan dia
Ketahanan hidup<
>Bila Odha tidak mendapat keberhasilan untuk hidup, selalu lapar, bagaimana mungkin dia dapat
terlibat?
26
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Perbedaan sosio-ekonomi<
>Odha kebanyakan usia muda, dan pendidikannya tidak tinggi, dan karena itu sering mengalami
kesulitan bicara pada pertemuan dengan ‘Bapak-Bapak’ (mis. pejabat yang terlibat dalam
KPAD). Walaupun diharapkan Odha tidak hanya terlibat sebagai simbol, juga Odha harus diberi
bimbingan dan dukungan agar dapat mengikuti rapat KPAD, misalnya
Mutu konseling<
>Bila tes HIV-nya melanggar haknya, dan konseling yang diberikan tidak memadai, bukan tidak
mungkin dia akan enggan untuk terlibat?
IDU aktif<
>Kadang melibatkan Odha yang masih aktif memakai narkoba dalam kehidupan dan kesehatan
sendiri dapat menjadi tantangan, apa lagi dalam upaya lebih luas
Kesinambungan<
>Ada Odha yang juga ingin bekerja atau kuliah seperti yang lain, dan keinginan ini harus
dihargai, tetapi langkah ini akan berpengaruh pada kesinambungan
Kesimpulan
Tindakan apa yang harus kita lakukan untuk mendukung dan mendorong agar asas GIPA
menjadi nyata? Mungkin yang paling penting adalah kita sendiri ‘menghidupkan’ GIPA,
bersepakat untuk menempatkan GIPA, dan pemberdayaan diri sendiri, sebagai asas dasar dalam
hidup kita sendiri. Kita juga harus siap menjawab pertanyaan ‘mengapa Odha harus terlibat?’,
serta menjadi panutan yang baik, sedikitnya dalam hal “HIV Stop di Sini”.
27
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Kami menolak ditandai sebagai “korban”, istilah yang berbau kegagalan. Hanya kadang kami
“pasien”, istilah yang berbau ketidakberdayaan, mati kutu, dan ketergantungan pada orang lain.
Kami adalah “Orang dengan AIDS.”
Mendukung kami dalam perjuangan kami melawan mereka yang ingin memecat kami dari
pekerjaan kami, mengusir kami dari rumah kami, menolak menyentuh kami atau memisahkan
kami dari orang yang kami cintai, dari komunitas kami atau dari sebaya kami, karena semua
bukti yang tersedia tidak mendukung pendapat bahwa AIDS dapat disebarkan melalui kontak
sosial dan sembarangan.
Tidak mengkambinghitamkan orang dengan AIDS, menyalahkan kami untuk epideminya atau
menyamaratakan pola hidup kami.
Membentuk kelompok untuk memilih wakil sendiri, untuk mengahadapi media massa, memilih
kepentingan sendiri dan merencanakan strategi sendiri.
Melibatkan diri di semua tingkat pengambilan keputusan dan khususnya menjabat pada direksi
organisasi pemberian layanan.
Menyertakan diri dalam semua forum terkait AIDS dengan kredibilitas yang sama dengan
peserta lain, untuk membagi pengalaman dan pengetahuan sendiri.
Mengganti perilaku yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau pasangannya dengan
perilaku seksual yang berisiko rendah; kami menganggap orang dengan AIDS mempunyai
tanggung jawab etis untuk memberi tahu calon pasangan seksual mengenai status kesehatannya.
Hak atas kehidupan seksual dan emosional yang penuh dan memuaskan seperti semua orang lain.
Hak atas pengobatan medis dan pemberian layanan sosial bermutu tanpa diskriminasi (perlakuan
tidak adil) jenis apa pun termasuk orientasi seksual, diagnosis, status ekonomi atau ras.
Hak atas penjelasan penuh mengenai semua tindakan medis dan risikonya, untuk memilih atau
menolak cara pengobatan, untuk menolak dilibatkan dalam penelitian tanpa dampak buruk pada
pengobatan dan untuk mengambil keputusan bersasarkan informasi mengenai kehidupan dirinya
sendiri.
28
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Hak atas keleluasaan pribadi, kerahasiaan untuk rekam medis, untuk kehormatan manusia dan
untuk memilih pasangan hdiupnya.
(Catatan: pernyataan yang berhubungan langsung dengan GIPA telah dicetak miring)
Kami, Kepala Negara atau Perwakilan dari 42 negara berkumpul di Paris pada tanggal 1
Desember 1994:
I. MEMAHAMI bahwa pandemi AIDS, dengan nilai dari besarnya, merupakan ancaman bagi
kemanusiaan, bahwa penyebaran mempengaruhi semua kalangan masyarakat, bahwa pandemi
ini menghambat perkembangan sosial dan ekonomi, terutama dalam negara yang paling
terpengaruh, dan meningkatkan perbedaan di dalam dan di antara negara, bahwa kemiskinan dan
diskriminasi merupakan faktor yang berperan dalam penyebaran pandemi, bahwa HIV/AIDS
menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada keluarga dan komunitas, bahwa
walaupun pandemi ini mengenai semua orang tanpa penecualian, perempuan, anak dan remaja
semakin cepat tertular, bahwa pendemi tidak hanya menyebabkan penderitaan fisik dan emosi,
tetapi sering kali digunakan sebagai alasan bagi pelanggaran besar terhadap hak asasi manusia
(HAM).
MEMAHAMI JUGA bahwa segala bentuk hambatan – budaya, hukum, ekonomi dan politik –
merintangi upaya informasi, pencegahan, perawatan dan dukungan, bahwa strategi pencegahan
dan perawatan HIV/AIDS tidak dapat dipisahkan, dan oleh karena itu harus menjadi unsur
terpadu dalam pendekatan yang efektif dan komprehensif untuk melawan pandemi AIDS, bahwa
bentuk solidaritas lokal, nasional dan internasional yang baru yang sedang muncul, yang
mencakap terutama orang yang hidup dengan HIV/AIDS dan organisasi komunitas.
II. MENYATAKAN kewajiban kami sebagai pimpinan politik untuk membuat perlawanan
terhadap HIV/AIDS sebagai prioritas, kewajiban kami untuk bertindak dengan rasa iba dalam
solidaritas/kesetiakawanan dengan mereka yang terinfeksi HIV atau yang berisiko menjadi
tertular, baik dalam masyarakat kami maupun internasional, ketetapan kami untuk memastikan
bahwa semua orang yang hidup dengan HIV/AIDS dapat mewujudkan kenikmatan hak dan
kebebasan mereka yang mendasar secara penuh dan sejajar tanpa kecuali dan dalam segala
keadaan, ketetapan kami untuk melawan kemiskinan, stigma, dan diskriminasi, ketetapan kami
untuk menggerakan semua masyarakat – sektor pemerintah dan swasta, organisasi komunitas
dan orang yang hidup dengan HIV/AIDS – dalam semangat kemitraan sejati, penghargaan dan
dukungan kami untuk kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan oleh lembaga multilateral,
antarpemerintah, komunitas dan LSM, dan pengakuan kami atas peranan penting mereka dalam
melawan pandemi AIDS, keyakinan kami bahwa tindakan yang lebih tangguh dan terkoordinasi
29
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
di seluruh dunia, bertahan terus-menerus – seperti yang dilakukan oleh UNAIDS – dapat
menghentikan pandemi AIDS.
mendorong dan memudahkan penjangkauan produk dan strategi pencegahan yang sesuai
dengan budaya, termasuk kondom dan pengobatan infeksi menular seksual,
mendorong pendidikan pencegahan yang sesuai, termasuk pendidikan seks dan jender,
untuk remaja di dalam maupun di luar sekolah,
meningkatkan status, pendidikan dan kondisi kehidupan perempuan,
melakukan kegiatan untuk mengurangi risiko untuk dan dengan kerja sama dengan
kelompok yang rentan, seperti kelompok berisiko tinggi terhadap penularan seksual dan
kelompok pendatang,
keamanan penyediaan darah dan produk darah,
memperkuatkan sistem perawatan kesehatan primer sebagai dasar pencegahan dan
perawatan, dan memadukan kegiatan HIV/AIDS ke dalam sistem tersebut, agar meyakinkan
penjangkauan yang sejajar bagi perawatan yang terpadu,
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk melawan pandemi HIV/AIDS secara
lebih baik, termasuk dukungan yang cukup untuk Odha, LSM, dan organisasi komunitas yang
bekerja dengan kelompok rentan.
2. Mendorong kerja sama global untuk penelitian HIV/AIDS dengan mendukung kemitraan
antara sektor pemerintah dan swasta, agar memacu perkembangan teknologi pencegahan dan
pengobatan, termasuk vaksin dan mikrobisida, dan untuk menyediakan langkah-langkah untuk
membantu meyakinkan kemudahan penjangkauan di negara berkembang. Upaya kerja sama ini
harus memasukkan penelitian sosial dan perilaku yang bersangkutan.
30
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
5. Menggerakan organisasi lokal, nasional dan internasional yang membantu remaja dan anak
sebagai bagian kegiatan, termasuk yatim piatu, yang berisiko terinfeksi atau terpengaruh oleh
HIV/AIDS, agar mendorong kemitraan global untuk mengurangi dampak pandemi HIV/AIDS
pada remaja dan anak di seluruh dunia.
7. Memperkuat mekanisme nasional dan internasional yang berhubungan dengan HAM dan
etika terkait HIV/AIDS, termasuk penggunaan dewan penasihat dan jaringan nasional dan
wilayah yang menyediakan kepemimpinan, advokasi dan bimbingan agar meyakinkan bahwa
asas non-diskriminasi, HAM dan etika merupakan bagian terpadu dalam penanggulangan
pandemi HIV/AIDS.
Kami mendesak semua negara dan komunitas internasional untuk menyediakan sumber daya
yang dibutuhkan untuk langkah dan prakarsa yang dicatat di atas.
Kami mendesak semua negara, UNAIDS dan penyokongnya untuk mengambil semua langkah
yang mungkin untuk menerapkan Deklarasi ini sesuaidengan program multilateral dan bilateral,
serta organisasi antarpemerintah dan LSM.
Negara-negara yang terwakili pada Konferensi Tingkat Tinggi Paris dan menandatangani
Deklarasi:
Amerika Serikat, Argentina, Australia, Bahama, Belanda, Belgia, Brasil, Burundi, Cina,
Denmark, Federasi Rusia, Filipina, Finlandia, India, Indonesia, Inggris, Itali, Jepang, Jerman,
Jibuti, Kamboja, Kameroon, Kanada, Maroko, Meksiko, Mozambik, Norwegia, Pantai Gading,
Perancis, Portugal, Rumania, Senegal, Spanyol, Swedia, Swiss, Tanzania, Thailand, Tunisia,
Uganda, Vietnam, Zambia, Zimbabwe.
ke Praktik
Keterlibatan Lebih Besar
Orang yang Hidup dengan
HIV/AIDS (GIPA)
Dari Prinsip ke Praktik:
Keterlibatan Lebih Besar Orang yang
Hidup dengan HIV/AIDS (GIPA)
Sebuah dokumen yang menjelaskan makna dan
pelaksanaan Keterlibatan Orang dengan HIV/AIDS
dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS. Beberapa
negara menyokong asas ini melalui Deklarasi Paris
1994, termasuk Indonesia sebagai salah satu
penandatangan.
33
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
34
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
36
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
37
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
38
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
39
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
40
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
41
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
42
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
43
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
44
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
45
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
mendorong orang agar menghormati hak masing-masing, dan memperlakukan orang lain
dengan cara mereka ingin diperlakukan sendiri
menjamin bahwa penyuluhan dan akses terhadap layanan kesehatan tersedia untuk semua
membimbing orang untuk membantu mereka mengatasi rasa takut, ketidaktahuan dan
prasangka yang akan mendorong mereka menginjak hak orang lain
Hak asasi manusia yang tercantum di bawah ini diikuti (huruf miring) oleh pelanggaran yang
umumnya terjadi berkaitan dengan Odha atau kelompok rentan:
47
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
Hak pribadi
orang yang rentan terhadap atau terpengaruh oleh HIV dilarang berkumpul
Pendidikan
Pekerjaan
4.STATISTIK
HIV/AIDS di HIV/AIDS in
Indonesia Indonesia
Dilapor s/d Desember Reported thru'
2009 December 2009
Sumber : Ditjen PPM & PL Depkes RI Source: Directorate General CDC
& EH
Ministry of Health, Republic of
Indonesia
Dalam triwulan Oktober s.d. Desember 2009 dilaporkan tambahan kasus AIDS
During quarter October thru' December 2009, AIDS cases were reported as follows:
¤ AIDS 1531
Provinsi melaporkan perubahan kasus AIDS sebagaimana berikut:
Provinces reporting changes in number of AIDS cases as follows:
¤ NAD/Ace ¤ Jawa Timur/East
h: +7 Java: +94
¤ Sumatera Barat/W. Sumatra: ¤ Bali:
+37 +109
¤ Bengkulu: ¤ Nusa Tenggara Barat/W. Nusa
+6 Tenggara: +12
¤ Riau: ¤ Kalimantan Barat/W.
+104 Kalimantan: +64
¤ DKI Jakarta: +17 ¤ Kalimantan Tengah/C.
Kalimantan: +6
¤ Banten: ¤ Sulawesi Selatan/S.
+43 Sulawesi: +448
¤ Jawa Barat/West ¤ Sulawesi Tenggara/SE.
Java: +365 Sulawesi: +1
¤ DI ¤ Papua:
Yogykarta/Jogjakart +127
a +43
¤ Jawa Tengah/Central Java: +48
Jumlah kasus AIDS yang dilaporkan 1 Januari s.d. 31 Desember 2009 adalah:
Total AIDS cases reported from 1 January through 31 December 2009 are:
¤ AIDS 3863
Secara kumulatif kasus AIDS 1 Januari 1987 s.d. 31 Desember 2009, adalah:
Cumulative AIDS cases from 1 January 1987 through 31 December 2009:
Jumlah AIDS kemati
Total AIDS an:
19973 3846
of whom
died:
Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut
Jenis Kelamin
Cumulative AIDS
Cases by Sex
49
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
50
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
51
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
52
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
2 Lampung 1.86
4
2 NAD/Aceh 1.05
5
2 Maluku Utara/North Moluccas 1.04
6
2 Sulawesi Tenggara/SE 0.91
7 Sulawesi
2 Kalimantan Selatan/South 0.78
8 Kalimantan
2 Kalimantan Tengah/Central 0.88
9 Kalimantan
3 Sulawesi Tengah/Central 0.46
0 Sulawesi
3 Kalimantan Timur/East 0.35
1 Kalimantan
3 Gorontalo 0.33
2
3 Sulawesi Barat/West Sulawesi 0.00
3
Nasional/National 8.66
53
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
54
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
20 - 29 8187 4439
30 - 39 4730 1790
40 - 49 1369 237
49 - 59 383 39
>60 89 14
Tak Diketahui 491 163
55
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
No Provinsi Prevalensi
.
1 Papua 129.35
2 Bali 33.75
3 DKI Jakarta 30.52
4 Kepulauan Riau 23.11
5 Kalimantan Barat 17.90
56
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
6 Maluku 14.05
7 Papua Barat 10.24
8 Bangka Belitung 9.33
9 Riau 8.01
10 DI Yogyakarta 7.50
11 Sulawesi Utara 7.45
12 Jawa Barat 7.38
13 Jawa Timur 6.99
14 Sumatera Barat 4.48
15 Sumatera Utara 3.95
16 Jambi 3.93
17 Bengkulu 2.86
18 Nusatenggara Timur 2.64
19 Sumatera Selatan 2.25
20 Lampung 2.00
21 Nusatenggara Barat 1.92
22 Sulawesi Selatan 1.91
23 Jawa Tengah 1.35
24 Banten 0.81
25 Maluku Utara 0.77
26 Kalimantan Selatan 0.68
27 NAD 0.67
28 Sulawesi Tenggara 0.56
29 Kalimantan Tengah 0.47
30 Kalimantan Timur 0.37
31 Sulawesi Tengah 0.34
32 Gorontalo 0.33
57
TUGAS BIOLOGI : AARON CHRISTOPHER RAMBI (XI IPA 2)
58