Professional Documents
Culture Documents
Artinya, “Maka tegakkan wajahmu (berjuanglah) untuk agama Islam yang hanif ini.
Inilah agama fitrah yang Allah telah ciptakan manusia selaras dengannya. Tidak ada
perubahan dalam penciptaan Allah. Itulah agama (pegangan hidup) yang kekal bernilai.
Tetapi kebanyakan manusia tidak mau mengerti” (QS.ar Rum : 30)
SUDAH LAMA kita mendengar ungkapan, “jadilah kamu berilmu yang mengajarkan
ilmunya, atau belajar (muta’alliman), atau menjadi pendengar (mustami’an). Dan sekali jangan
menjadi kelompok keempat, yang tidak memiliki aktifitias keilmuan sama sekali. Yakni tidak
mengajar, tidak pula belajar, tetapi enggan untuk mendengar”.
Keluarga pada masa ini telah menjadi sasaran dan pusat perhatian semua orang
karena peranan sangat menentukan dalam membentuk generasi yang bertanggung
jawab. Peranan orang tua yang vital ini adalah pengabdian teramat mulia dan tugas
sangat berat.
Artinya, Setiap kamu adalah pemimpin – penggembala – dan setiap kamu akan ditanyai
tentang rakyatnya, maka imam adalah pemimpin dan dia ditanyai tentang rakyat yang
di pimpinnya. (HR.Muttafaq ‘alaihi).1
KETIDAKBERDAYAAN orang tua menampilkan model keteladanan ditengah rumah
tangganya akan menjadi penghalang pencapaian hasil membentuk umat yang baik dan
dapat menjadi titik lemah keluarga, ada pepatah meyebutkan :
*
Jangan lakukan perbuatan yang kamu tegah,
Perbuatan demikian aibnya amatlah parah.
1
HR.Muttafaq ‘alaihi dari Ibnu Umar R.’Anhuma.
Kemuliaan satu keluarga (masyarakat, umat, bangsa) terpancar dari keikhlasan
membentuk keluarga menjadi generasi pintar (berilmu), mengamalkan ilmunya, berbudi
luhur dalam bertindaklaku untuk kemaslahatan keliling lebih luas menciptakan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Boleh dikata, tuntutan utama kepada kita dewasa ini adalah membentuk generasi
berpribadi utuh dan unggul yang memiliki kekuatan iman dan taqwa, berpengetahuan
teknologi, berjiwa wiraswasta, berakhlak mulia sanggup hidup di tengah masyarakat
beradat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah dan sahsiah baik mengamalkan
etika Islam berkeperabadian terpuji, seperti penegasan Allah dalam firman-Nya
َ ن الدّينِ مَا وَصّى بِهِ نُوحًا وَاّلذِي أَ ْو
َ حيْنَا إِ َل ْي
ك ْ ِع َل ُكمْ م
َ َشَر
Artinya, “Allah telah menyari’atkan dasar hidup “ad-din” bagi kamu seperti telah
diwasiatkan kepada Nuh, dan telah dipesankan kepadamu (Muhammad). Agama yang
telah dipesankan kepada Ibrahim, Musa, Isa dengan perintah agar kalian semua
mendaulatkan agama ini dan jangan kalian berpecah dari mengikutinya…” (QS.Syura :
13).
Artinya, Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.2
2
QS.28, Al Qashash:77.
Artinya, Tidak ada bagian dari anak cucu Adam, kecuali ada sedekah padanya setiap
hari saat matahari terbit. Nabi SAW ditanya : “Wahai Rasulullah! dari mana kami
mendapatkan yang bisa kami sedekahkan?” Nabi SAW menjawab, “Sesungguhnya
pintu-pintu kebaikan itu sangatlah banyaknya. Tasbih, tahmid, takbir, tahlil, menyuruh
kepada perbuatan yang baik (amar makruf), menegah dari perbuatan salah (nahi
munkar), menyingkirkan ganguan dari jalan (seperti membuangkan duri dari jalanan),
membantu pendengaran orang tuli, menuntun orang buta, memberi petunjuk kepada
orang yang meminta petunjuk – jalan – dalam keperluannya, berusaha keras dengan
sepenuh tenagamu mebantu orang susah yang memerlukan pertolonganmu, dan
membantu dengan segala kemampuanmu kepada orang yang lemah. Ini semua adalah
bagian sedekah atas dirimu..” (H.R.Ibnu Hibban dan Baihaqi).3
Artinya, Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah, menyingkirkan batu, duri, dan
tulang dari jalanan manusia adalah sedekah, dan petunjukmu kepada orang yang
tersesat jalan – agar kembali menemui jalannya yang benar – adalah sedekah bagimu.
(HR.Baihaqi).4
d). Membudayakan saling menghormati karena yang tidak
menyangi manusia tidak akan disayangi oleh Allah5 terutama kepada orang tua,
sesuai sabda Rasul SAW. ;
3
Al Ihsan : 3377 dan al Muntaqa min at Targhib : 1805.
4
Ibid. Al Ihsan
5
HR. Muttafaq ‘alaih, sepakat perawi hadist.
Artinya, Tidak tergolong umatku, yang tidak menghormati yang tua dan tidak
mengasihi yang muda dan tidak pula mau mengarifi pandangan-pandangan orang
berilmu diantara kami.6
Orang tua ditengah keluarga sangat dituntut bertingkah laku contoh (uswah hasanah)
dengan menjauhi sikap tercela dan selalu mengajak kepada kebaikan, sesuai sabda Rasul
SAW;
Artinya, Barangsiapa yang menyunnahkan suatu sunnah yang baik di dalam Islam,
maka dia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkan sesudahnya,
tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.7
Maka ada kewajiban kita untuk selalu memberi ingat kepada genarasi pengganti kita
untuk selalu merebut sukses hidup di dunianya dan seiring dengan persiapan akhirat
mereka.
ت ِلغَد
ْ َظرْ نَفْسٌ مَا َقدّم
ُ ْلّ َولْتَن
َ ن ءَامَنُوا اتّقُوا ا
َ يَاأَ ّيهَا اّلذِي
Artinya, Wahai orang yang beriman, hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah, dan
hendaklah setiap diri merenungkan apa yang telah dilakukannya untuk hari esok (hari
akhiratnya) (QS.al Hasyr : 18).
6
HR. Imam Ahmad.
7
HR.Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Majah dari Jarir (Shahih al Jami’ ash Shaghir :
6305)
Artinya, Perbandingan antara orang yang mengingat tuhan dengan yang tidak mau
mengingat tuhannya, sama seperti perumpamaan antara orang yang hidup dan yang
mati (HR. Imam Bukhari, Shahih al Bukhari, Kitab Ad Da’wat).
Artinya, Ya Allah, aku memohon kepada MU, kesederhanaan (hemat) baik ketika dalam
keadaan fakir ataupun keadaan kaya (HR.Nasa’I dan Hakim dari Ammar bin Yassir, lihat
Shahih ash Shaghir : 1301)
Artinya, Ya Allah, aku bermohon kepada MU petunjuk (hidayah), taqwa dan kesucian
diri dan kekayaan (HR.Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Ibnu Mas’ud RA, Shahih
Jami’ Ash Shaghir : 1301)
PEREMPUAN (Kawi) menyimpan arti pemimpin (raja), orang pilihan, ahli, yang
pandai, pintar dengan segala sifat keutamaan yang lain (lihat:KUBI).
Alquran menyebut perempuan dengan Annisa' atau Ummahat sama dengan ibu, atau
"Ikutan Bagi Umat" dan tiang suatu negeri.8 Sunnah Nabi menyebutkan khair mata'iha al
mar’ah shalihah artinya perhiasan paling indah adalah perempuan saleh (artinya perempuan
yang tetap pada peran dan konsekwen dengan citranya). Tafsir Islam tentang kedudukan
perempuan menjadi konsep utama keyakinan Muslim bermu’amalah. Alquran
mendudukkan perempuan pada derajat sama dengan jenis laki-laki di posisi azwajan atau
pasangan hidup.9
BUDAYA MINANGKABAU menyebutkan ;
”Adopun nan di sabuik parampuan, tapakai taratik dengan sopan, mamakai baso jo
basi, tahu di ereang jo gendeang, mamakai raso jo pareso, manaruah malu dengan
sopan, manjauhi sumbang jo salah, muluik manih baso katuju, kato baiak kucindan
murah.
8
Bila Annisa'-nya baik, baiklah negeri itu, dan kalau sudah rusak, celakalah negeri itu (Al Hadits). Kaidah
Alqurani menyebutkan, Nisa'-nisa' kamu adalah perladangan (persemaian) untukmu, kamupun (para lelaki)
menjadi benih bagi Nisa'-nisa' kamu. Kamu dapat mendatangi ladang-ladangmu darimana (kapan saja).
Karena itu kamu berkewajiban menjaga anfus (diri, eksistensi dan identitas) sesuai perintah Qaddimu li
anfusikum, dengan selalu bertaqwa kepada Allah (Q.S.2:23).
9
lihat Q.S.16:72, 30:21, 42:11
Pandai bagaua samo gadang, hormat kapado ibu bapo, khidmat kapado urang tuo-
tuo, labiah kapado pihak laki-laki. Takuik kapado Allah, manuruik parentah
Rasulullah. Tahu di korong dengan kampuang, tahu di rumah dengan ranggo, tahu
manyuri mangulindan, takuik di budi katajua, malu di paham ka tagadai, tahu di
mungkin dengan patuik, malatakkan sasuatu pado tampeknyo, tahu ditinggi randah,
baying-bayang sapanjang badan, bulieh ditiru dituladan, kasuri tuladan kain, kacupak
tuladan batuang, maleleh buliaeh dipalik, manitiak bulieh ditampuang, satitiak bulieh
dilauikkan, sakapa dapek digunuangkan, iyo dek urang di nagari”, demikian tempat
perempuan pada posisi peran dengan sebutan;
orang rumah (hiduik batampek, mati bakubua, kuburan hiduik dirumah gadang, kuburan
mati ditangah padang),
induak bareh (nan lamah di tueh, nan condong di tungkek, ayam barinduak, siriah
bajunjuang),
pemimpin (tahu di mudharat jo manfaat, mangana labo jo rugi, mangatahui sumbang jo
salah, tahu di unak kamanyangkuik, tahu di rantiang ka mancucuak, ingek di dahan ka
mahimpok, tahu di angin nan basiruik, arih di ombak nan basabuang, tahu di alamat kato
sampai),
Artinya perempuan Minang sangat arif, mengerti dan tahu dengan yang pantas dan
patut, menjadi asas utama masyarakat Minang dengan sebutan bundo karena umumnya
perempuan sangat menjaga martabat nya,
(1). Hati-hati (watak Islam khauf), ingek dan jago pado adat, ingek di adat nan ka rusak, jago
limbago nan kasumbiang,
(2). Yakin kepada Allah (iman bertauhid), jantaruah bak katidiang, jan baserak bak amjalai,
kok ado rundiang ba nan batin, patuik baduo jan batigo, nak jan lahie di danga urang.
(3). Perangai berpatutan (uswah istiqamah), maha tak dapek di bali, murah tak dapek
dimintak, takuik di paham ka tagadai, takuik di budi katajua,
(4). Kaya hati (Ghinan nafs), sopan santun hemat dan khidmat,
(5). Tabah (redha), haniang ulu bicaro, naniang saribu aka, dek saba bana mandatang,
(6). Jimek (hemat tidak mubazir), dikana labo jo rugi, dalam awal akia membayang, ingek di
paham katagadai, ingek di budi katajua, mamakai malu dengan sopan.
Dalam ungkapan sehari-hari, perempuan Minang disebut pula padusi artinya padu
isi dengan lima sifat utama; (a). benar, (b).jujur lahir batin, (c). cerdik pandai, (d). fasih
mendidik dan terdidik, (e). bersifat malu (Rarak kalikih dek mindalu, tumbuah
sarumpun jo sikasek, kok hilang raso jo malu, bak kayu lungga pangabek. Anak urang
Koto Hilalang, Handak lalu ka Pakan Baso, malu jo sopan kalau lah hilang, habihlah
raso jo pareso), artinya didalam kebenaran Islam, al hayak nisful iman = malu adalah
paruhan dari Iman.
Falsafah hidup beradat mendudukkan perempuan Minang menjadi bundo
kandung, limpapeh rumah nan gadang, umbun puro pegangan kunci, umbun puruak
aluang bunian, hiasan di dalam kampuang, sumarak dalam nagari, nan gadang basa
batauah, kok hiduik tampek ba nasa, kalau mati tampek ba niaik, ka unduang-unduang
ka madinah, ka payuang panji ka sarugo.
Ungkapan ini amat jelas mendudukkan kokohnya perempuan Minang pada posisi
sentral, menjadi pemilik seluruh kekayaan, rumah, anak, suku bahkan kaum, dan
kalangan awam di nagari dan taratak menggelarinya dengan “biaiy, mandeh”,
menempatkan laki-laki pada peran pelindung, pemelihara dan penjaga harta dari
perempuan-nya dan anak turunannya. Dalam siklus ini generasi Minang lahir bernasab
ayah (laki-laki), bersuku ibu (perempuan), bergelar mamak (garis matrilineal),
memperlihatkan egaliternya suatu persenyawaan budaya dan syarak yang indah.(2)
PESAN RASULULLAH SAW menyebutkan perempuan dengan, an nisak ‘imadul
bilaad, idza shaluhat shaluhal bilaad kulluhu, wa idza fa sadat, fa-sadatil bilaad
kulluhu . Artinya kaum ibu itu adalah tiang utama dalam nagari, kalau mereka baik akan
baiklah seluruh nagari, dan kalau mereka rusak maka binasalah seluruh nagari.
Ananda Yesi, tugas seorang ibu rumah tangga tidak sekedar menyiapkan makanan
dan minuman, tetapi lebih dari itu. Menjadi sumber dari sakinah yakni bahagia dan
ketenangan. Di Ranah Minang kaum perempuan menduduki posisi yang utuh dan
mulia, seperti disebutkan dalam kata pepatah, Disini di tuntut bersifat kreatif, ulet, tabah,
sabar dan mampu menghidangkan keindahan dalam rumah tangga. Ingatlah pesan Nabi
SAW,
10
QS.2, al Baqarah : 216.
”Wahai Nabi, sampaikan kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu serta
istri orang yang beriman, hendaklah bila mereka berpakaian menutupi seluruh
tubuh mereka”.11
2). Jangan berkata keras, apalagi bersikap kasar membangga diri, bagaikan di kacak
batih bak batih, di kacak langan bak langan yang di arahkan kepada suami
junjungan diri.
3). Apabila ingin menyampaikan sesuatu kepada suami, carilah waktu dan saat yang
tepat.
4). Jangan menolak panggilan atau suruhan suami kepada yang baik. Bahkan jangan
berpuasa sunat tanpa seizin suami (kecuali puasa yang wajib).
5). Jangan berpergian meninggalkan rumah tanpa seizin suami.
6). Jangan berhias berlebih-lebihan hanya untuk di lihat orang lain, lupa berbenah diri
bila suami pulang ke rumah.
7). Jangan menerima tamu laki-laki kalau bukan keluarga sendiri (muhrim) di saat
suami tidak di rumah.
8). Simpanlah rahasia rumah tangga ananda berdua dengan baik. Karena menceritakan
rahasia rumah tangga, sungguh satu aib besar.
Larangan-larangan ini, pertanda kuat budi dan malu. Syarak mengajarkan al hayaa-
u nisful-iman. Artinya “malu adalah setengah dari iman”.
Maka perlu Anda ketahui beberapa hal wahai ukhti muslimah tentang
bagaimana memanfaatkan waktumu:
***
***
PROFIL CINTA NIKMAT ALLAH
:
(1). An-Nadwi, Abul Hasan Ali Al Husni, The Glory of Iqbal, Ed Indonesia.
Percikan Kegeniusan Dr. Moh. Iqbal. Jakarta, Integrita Press, 1985,
hal.140-1).
Kebenaran Khalil adalah cinta, Keteguhan hati Husen adalah cinta.
Di medan pertempuran hidup yang bengis, Badar dan Hunain adalah
cinta.
Tali cinta (mahabbah) dengan buhulan aqidah (mawaddah) dan kasih sayang
(rahmah), mempererat kesetiaan antara sesama, ke akraban dan keintiman.
Perasaan cinta yang ditanamkan Allah pada hati seorang menjalin ikatan keluarga
yang kuat dengan kasih sayang, menumbuhkan tanggung jawab dan saling
menolong, membina hubungan sosial antar bangsa dengan saling membantu,
membangun peradaban dan saling tukar informasi, ilmu pengetahuan, serta
mewujudkan kebahagiaan/kesejahteraan ummat manusia (sakinah).
Cinta sangat perlu dalam membentuk kemashlahatan individu dan
masyarakat.
Seluruh cinta adalah bagi Musthafa, akal tidak berarti apa- apa selain
bagi Abu Lahab.
Kadang kala ia berbuat dengan penipuan, kadangkala dengan kekuatan.
Asing adalah awal dari cinta, asing adalah akhirnya !
Di dunia pertempuran dan pemberontakan perpisahan lebih baik daripada
pertemuan. Di saat pertemuan matinya kerinduan, disaat perpisahan
bergejolaknya kerinduan.
Tatkala bertemua aku berani melemparkan kejapan mataku,
Kendatipun mataku yang tajam berada dalam riset sebuah dalih
Perpisahan adalah hangatnya kerinduan, perpisahan adalah gemparnya
keluh kesah.
Perpisahan adalah suatu penyelidikan waktu yang sangat baik, Perpisahan
adalah besarnya suatu titik.
Islam mengakui fenomena cinta yang melekat pada fithrah manusia.
Jadikanlah cinta yang penuh kasih sayang menjadi pendorong kearah kemajuan,
membina ketinggian peradaban manusia, menuju tempat kekal (Jannatun na'im).
Jadikan cinta kepada Allah dan Rasulullah serta jihad padanya diatas segala
:
(2). Iqbal, Zauq o-Syauq, Rasa dan Rindu) Ibid, An-Nadwi, hal. 144-5)
bentuk cinta. Inilah profil cinta dalam pandangan Islam.
Rasulullah SAW bersabda ;
Ada tiga hal yang barang siapa berada didalamnya, ia akan mendapatkan
lezatnya iman, (manisnya cinta) yaitu (1). hendaknya menjadikan Allah dan
RasulNya lebih dicintai dari yang lainnya, (2). hendaknya mencintai seseorang
hanya karena Allah, (3). hendaknya membenci kembali kepada kekufuran (setelah
diselamatkan dari kekafiran melalui hidayah Allah), sebagaimana ia tak suka di
lemparkan kedalam api neraka". (HR. Bukhari Muslim).
Konsekwensi cinta adalah pengorbanan. Buah cinta adalah penghambaan.
MAN AHABBA SYAI-AN FAHUA 'ABDUHU, yang sangat mencintai sesuatu,
berkenan di perbudak oleh yang dicintai itu.
Yang diperbudak nafsu adalah yang cintakan kesenangan syahwati,
memperturutkannya lepas kendali, akan hilanglah kehormatan dan kewibawaan
diri. Profil cinta anjlok ketingkat hewani. (QS. Al A'raf, 179).
Abad duapuluh satu, kata sebahagian para ahli adalah "abad yang sulit
ditebak, susah memperkirakannya, abad ditandai oleh tajamnya persaingan, dan
secara ekonomi disebut sebagai era pasar bebas, dampak logis dari meningkatnya
hasil produksi dan industri merupakan implementasi dari pengembangan iptek
dan kemajuan industri.
Islam tidak pernah menentang pengembangan iptek pada abad global,
karena ajaran Islam adalah ajaran yang global (untuk setiap orang dimana saja
dalam zaman apa saja).
Konsep dasar Islam tentang Iptek adalah konsep sikap terhadap sumber
alam sebagai ni'mat Allah yang wajib di syukuri oleh seluruh manusia penerima
ni'mat itu. Dengan sendirinya pengembangan iptek dengan seluruh
implementasinya tidak terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan yang abadi, harus
lebih integreted (terpadu) dan memihak kepada nilai-nilai ajaran Tuhan
Pengembangan iptek mengobah natural resources (hasil alam) bukan semata
pemenuhan kebutuhan materiil manusia, bahkan lebih jauh di balik itu adalah
kesejahteraan lahir dan kebahagiaan bathin. Untuk keselamatan hidup dunia dan
n
(3). Seminar Internasional ke VI - Mukjizat Al Qur'an dan Sunnah tentang
Iptek, Bandung, ICMI - IPTN - Sept 1994). Ir. AM. Luthfie, Tekhnologi
Untuk Manusia. (Makalah)
akhirat sesuai dengan motto Islam fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah, wa qinaa
'adzaban naar.
Konsep dasar Islam, merobah secara total pandangan terhadap
pengembangan iptek yang netral dan value- free dengan suatu konsep yang terang
dan indah, iptek berlandas Iman Taqwa.
TINJAUAN ISLAM
TENTANG PROFIL CINTA DAN RUMAH TANGGA
DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH
(PERSIAPAN MENGHADAPI DEKADE 2003
DAN ERA PASAR BEBAS)
Oleh : H. Mas'oed Abidin
***
KELUARGA ADALAH INTI MASYARAKAT
***
PROFIL CINTA NIKMAT ALLAH
:
(1). An-Nadwi, Abul Hasan Ali Al Husni, The Glory of Iqbal, Ed Indonesia.
Percikan Kegeniusan Dr. Moh. Iqbal. Jakarta, Integrita Press, 1985,
hal.140-1).
Di medan pertempuran hidup yang bengis, Badar dan Hunain adalah
cinta.
Tali cinta (mahabbah) dengan buhulan aqidah (mawaddah) dan kasih sayang
(rahmah), mempererat kesetiaan antara sesama, ke akraban dan keintiman.
Perasaan cinta yang ditanamkan Allah pada hati seorang menjalin ikatan keluarga
yang kuat dengan kasih sayang, menumbuhkan tanggung jawab dan saling
menolong, membina hubungan sosial antar bangsa dengan saling membantu,
membangun peradaban dan saling tukar informasi, ilmu pengetahuan, serta
mewujudkan kebahagiaan/kesejahteraan ummat manusia (sakinah).
Cinta sangat perlu dalam membentuk kemashlahatan individu dan
masyarakat.
Seluruh cinta adalah bagi Musthafa, akal tidak berarti apa- apa selain
bagi Abu Lahab.
Kadang kala ia berbuat dengan penipuan, kadangkala dengan kekuatan.
Asing adalah awal dari cinta, asing adalah akhirnya !
Di dunia pertempuran dan pemberontakan perpisahan lebih baik daripada
pertemuan. Di saat pertemuan matinya kerinduan, disaat perpisahan
bergejolaknya kerinduan.
Tatkala bertemua aku berani melemparkan kejapan mataku,
Kendatipun mataku yang tajam berada dalam riset sebuah dalih
Perpisahan adalah hangatnya kerinduan, perpisahan adalah gemparnya
keluh kesah.
Perpisahan adalah suatu penyelidikan waktu yang sangat baik, Perpisahan
adalah besarnya suatu titik.
Islam mengakui fenomena cinta yang melekat pada fithrah manusia.
Jadikanlah cinta yang penuh kasih sayang menjadi pendorong kearah kemajuan,
membina ketinggian peradaban manusia, menuju tempat kekal (Jannatun na'im).
Jadikan cinta kepada Allah dan Rasulullah serta jihad padanya diatas segala
bentuk cinta. Inilah profil cinta dalam pandangan Islam.
:
(2). Iqbal, Zauq o-Syauq, Rasa dan Rindu) Ibid, An-Nadwi, hal. 144-5)
Rasulullah SAW bersabda ;
Ada tiga hal yang barang siapa berada didalamnya, ia akan mendapatkan
lezatnya iman, (manisnya cinta) yaitu (1). hendaknya menjadikan Allah dan
RasulNya lebih dicintai dari yang lainnya, (2). hendaknya mencintai seseorang
hanya karena Allah, (3). hendaknya membenci kembali kepada kekufuran (setelah
diselamatkan dari kekafiran melalui hidayah Allah), sebagaimana ia tak suka di
lemparkan kedalam api neraka". (HR. Bukhari Muslim).
Konsekwensi cinta adalah pengorbanan. Buah cinta adalah penghambaan.
MAN AHABBA SYAI-AN FAHUA 'ABDUHU, yang sangat mencintai sesuatu,
berkenan di perbudak oleh yang dicintai itu.
Yang diperbudak nafsu adalah yang cintakan kesenangan syahwati,
memperturutkannya lepas kendali, akan hilanglah kehormatan dan kewibawaan
diri. Profil cinta anjlok ketingkat hewani. (QS. Al A'raf, 179).
Abad duapuluh satu, kata sebahagian para ahli adalah "abad yang sulit
ditebak, susah memperkirakannya, abad ditandai oleh tajamnya persaingan, dan
secara ekonomi disebut sebagai era pasar bebas, dampak logis dari meningkatnya
hasil produksi dan industri merupakan implementasi dari pengembangan iptek
dan kemajuan industri.
Islam tidak pernah menentang pengembangan iptek pada abad global,
karena ajaran Islam adalah ajaran yang global (untuk setiap orang dimana saja
dalam zaman apa saja).
Konsep dasar Islam tentang Iptek adalah konsep sikap terhadap sumber
alam sebagai ni'mat Allah yang wajib di syukuri oleh seluruh manusia penerima
ni'mat itu. Dengan sendirinya pengembangan iptek dengan seluruh
implementasinya tidak terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan yang abadi, harus
lebih integreted (terpadu) dan memihak kepada nilai-nilai ajaran Tuhan
Pengembangan iptek mengobah natural resources (hasil alam) bukan semata
pemenuhan kebutuhan materiil manusia, bahkan lebih jauh di balik itu adalah
kesejahteraan lahir dan kebahagiaan bathin. Untuk keselamatan hidup dunia dan
akhirat sesuai dengan motto Islam fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah, wa qinaa
n
(3). Seminar Internasional ke VI - Mukjizat Al Qur'an dan Sunnah tentang
Iptek, Bandung, ICMI - IPTN - Sept 1994). Ir. AM. Luthfie, Tekhnologi
Untuk Manusia. (Makalah)
'adzaban naar.
Konsep dasar Islam, merobah secara total pandangan terhadap
pengembangan iptek yang netral dan value- free dengan suatu konsep yang terang
dan indah, iptek berlandas Iman Taqwa.