Professional Documents
Culture Documents
Pembukaan :
Rapat dipimpin dan dibuka oleh Kepala BAPEDAL Aceh (selaku Sekretaris SC-AFEP)
mewakili Bapak Asisten Keistimewaan Aceh, Pembangunan dan Ekonomi Sekretariat
Daerah Aceh.
Adapun Pokok Pembahasan yang akan dibicarakan pada rapat ini, yaitu :
- Pembahasan Kemajuan Program AFEP Triwulan I
- Pembahasan Rencana Kerja AFEP Triwulan II
- Hal-hal yang berkembang lainnya.
Program Aceh Forest and Environment Project (AFEP) ini di kerjakan oleh Fauna &
Flora International (FFI) dan Yayasan Leuser International (YLI).
Komponen 1 :
Dalam Tahun ini FFI bekerjasama dengan YLI, BAPPEDA dan Dinas Kehutanan
dalam rangka mendukung kerangka pemerintah multi-stakeholder untuk
melindungi kawasan hutan dan ekosistem, memperkuat sistem pemantauan dan
perlindungan hutan, serta mengembangkan Instansi pengelolaan hutan & ekosistem
berkelanjutan.
1
Komponen 1.3 Mencegah Illegal Logging
AFEP juga bertanggung jawab untuk mendukung Program Pemerintah dalam
mencegah Illegal Logging, dalam hal ini AFEP melalukan penilaian terhadap
ancaman dan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah. Sejak Oktober 2008 pada
Kawasan Ulu Masem terdapat 92 Operasi dan sebanyak 27 telah dibuktikan, 13 di
bawa ke Pengadilan, serta 7 di hukum. Dari Kawasan Leuser terdapat 132 Illegal
Logging dengan jumlah kayu sebanyak 320 Ton, dan juga terjadi 87 Perambasan
Hutan dengan luas 2.794,8 Ha pada Kawasan Leuser.
Komponen 2 :
Program AFEP juga untuk memperkuat dan mengintegrasikan pertimbangan
terhadap lingkungan & konservasi dalam rencana tata ruang, mengembangkan
kesadaran lingkungan, konservasi dan upaya pendidikan, serta mendukung upaya
rehabilitasi hutan & ekosistem oleh masyarakat untuk mendapatkan jasa-jasa
penopang kehidupan dan lingkungan.
Terkait laporan Triwulan I, laporan tertulisnya sudah kita terima, tapi formatnya
agar dibuat dalam bentuk tabulasi untuk memudahkan dalam melihat target dan
realisasinya, yang sudah ada bagus tapi tidak sesuai dengan target.
Mengenai Pelatihan POLHUT yang diadakan oleh YLI, yang dibuka pada Kabupaten
Aceh Besar, pihak YLI belum ada koordinasi, kesepakatan dan sinkronisasi
teknisnya, yang terjadi dilapangan adalah case by case bukan simulasi.
Terkait rencana pembentukan Rangers masyarakat, perlu dikomunikasikan dan
disinkronkan, perlu disepakati komitmennya sehingga tidak tumpang tindih dengan
Badan Kesbang Linmas, Satpol PP dan POLHUT, serta Organisasi-organisasi LSM
lainnya, karena sejak awal Program ini tidak pernah ada pada rencana Program
AFEP.
Masalah budget untuk sekretariat.
3
Ir. Basri Emka (BP. KEL) :
Pelaksanaan kegiatan sudah memperlihatkan hasil, namum perlu disinergikan
kembali, terkait Kebakaran Hutan yang terjadi di Kawasan Rawa Tripa yang sudah
terjadi sejak bulan November 2008 yang lalu karena Kebakaran tersebut terjadi di
lahan perkebunan sehingga sangat sulit untuk dipadamkan.
Masuknya bahan Ajar kepada murid sekolah merupakan program lama yang
dilaksanakan oleh AFEP dan sudah setahun buku tersebut di revisi.
Pada laporan yang disampaikan ada 16-50 kelompok tambak, dan kelompok
anggrek, jangan sampai terjadi seperti pada pengalaman masa lalu, bagaimana kita
melihat action itu terbukti nyata, perlu dicari solusi yang terbaik untuk hal ini.
Pemberian bibit, ada yang mati, seperti madi di sumur atau tidak dirawat dan tidak
pernah ditanam karena tidak memiliki lahan, bila kita pemberian bibit anggrek di
kolam ikan tidak akan menjaga kelestarian hutan namun untuk
Terkait lahan, ada 2 Sistem Hutan yang dimaksudkan, yang pertama Hutan
Kemasyarakatan di Hutan Negara, dan yang kedua Sistem Hutan pada Hutan
Rakyat, dari 800 Ha hutan yang akan ditanam bibit karet tersebut, 600 Ha
merupakan Hutan Rakyat.
Ada beberapa kegiatan yang sangat tabu untuk dilaksanakan oleh AFEP, namun bila
ada dananya, maka hendaknya dana kegiatan operasional tesebut diberikan untuk
Provinsi. Dalam hal ini perlu suatu pertemuan yang khusus.
4
Ir. Hanifah Affan, MM (Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh) :
Pekerjaan AFEP, PAMHUT, atau Polisi yang dilakukan pada Kabupaten terkait
kawasan Ulu Masem ada 92 Operasi, karena AFEP tidak dibolehkan untuk
melakukan Operasi karena ini merupakan kegiatan Dinas Kehutanan dan Polisi.
Pihak AFEP juga akan membuat Tata Ruang dan memberikan pelatihan kepada 1
orang dari setiap kabupaten yang ada dalam Kawasan Ulu Masem, ada 40 HGU di
Aceh Tamiang, mereka punya 88, mereka punya nama dan berapa luas tapi tidak
bisa membuktikan dengan bukti yang signifikan.
5
Matt Lwkie & G.V.Reddy (AFEP) :
B. Pembahasan Rencana Kerja AFEP Triwulan II
Komponen 1
- Manajemen Hutan Berkelanjutan
Pembentukan kerangka kerja pihak Multi Stake holder, dialog catatan konsep
dan di tingkat Kabupaten, serta Dukungan kepada Tim Transisi TIPERESKA.
Pada tahun 2007 FFI dan YLI telah membeli Citra Satelite dan peralatan GIS
lainnya. dan pada tahun ini juga telah dilakukan analisis perubahan,
penggunaan lahan harus diselesaikan.
Pelatihan terhadap masyarakat yang tergabung dalam PAMHUT seperti di Aceh
Tengah ada sebanyak 60 orang, Aceh Jaya sebanyak 30 orang, dan Pidie
sebanyak 30 orang. Sedangkan masyarakat yang terlibat langsung di Aceh Jaya
sebanyak 30 orang, dan Aceh Barat sebanyak 30 orang.
Untuk masayarakat Rangers berjumlah sebanyak 24 orang yang terdiri dari 12
Kabupaten. Dimana setiap Kabupaten terdapat 2 orang Ranger.
- Peningkatan Perlindungan
Berkelanjutan VMT dan MCUs, Tim membentuk kebutuhan Konflik Wildlife,
perondaan bersama di Desa-desa yang dipilih, mendirikan pos pemeriksaan di
tempat-tempat yang di tunjuk perbatasan di Aceh Tamiang dan memeriksa
posting Riverside sepanjang sungai Besitang, dan konservasi response Unit-Pidie
dan Aceh Barat serta proyek pelatihan untuk mitra kejahatan hutan investigasi.
Dari Ulu masem sejak 7 bulan yg lalu di Kabupaten Aceh Jaya, FFI melakukan
proyek pelatihan untuk mitra kejahatan hutan investigasi, dan kami punya
rencana untuk membangun di Pidie dan Aceh Barat.
- Wilayah Konservasi
Survey lahan Gajah pada kawasan konservasi di Aceh Timur (usulan) lengkap
diperlukan areal seluar 5.000 Ha yang peruntukkan khusus untuk Gajah,
penyelesaian data analisis survey mamalia, serta lokakarya pelatihan untuk
melakukan analisis data untuk LSO dan BKASDA, staf BTNGL.
- Pemantauan Udara
Menyelesaikan proses impor 3 pesawat terbang (microlights) yang masih tertahan
di singapura, kami harap mereka akan datang, untuk membawa pesawat
microlight ini ke Aceh disyaratkan harus melalui asosiasi penerbangan (Aeroclub),
jika mengikuti aturan pemerintah, biaya rutinnya akan besar, dan untuk
merekrut pilot harus lengkap dengan TOR kerjanya, serta melaksanakan
lokakarya untuk membuat udara protokol.
Existing
Forest 3,101,960
Degraded land 804,550
Plantation 209,703
Agriculture/coastal 1,504,112
settlements/
urban
Total 5,620,325
7
- Sesuatu yang dibutuhkan harus diselesaikan untuk mewujudkan Kesadaran dan
Tujuan Livelihood
- Mengembangkan kebijakan dan prosedur untuk manfaat, berbagi mekanisme,
dan menunjukkan masyarakat dan aplikasi seluruh Aceh dan
mengintegrasikan sumber daya alam sebagai inti kegiatan dalam PPK, untuk
menggabungkan usulan lingkungan di dalam pembangunan.
Ada 3 isu penting yang terdiri dari Tata Ruang, Aceh Green, dan Tim Transisi
TIPERRESKA.
Keberadaan AFEP dengan biaya yang relatif besar, kita fokus pada kegiatan yang ada
dulu, terkait Rangers masyarakat agar dihentikan dahulu, karena muncul tanpa ada
pemberitahuan kepada pihak Steering Committee AFEP, karena sudah ada Polhut
yang berfungsi sama dengan rangers, terkait hal ini juga agar tidak menimbulkan
konflik baru. Mitra kejahatan hutan investigasi dan pelatihan untuk Tata Ruang, itu
adalah kewenangan Pemerintah.
8
Terkait Tata Ruang, menurut saya sudah hampir final, pada waktu BRR ada disini,
bagaimana harus ditanggapi bila Tata Ruang 2009 Kabupaten dibentuk terlebih
dahulu dari pada Tata Ruang Provinsi, karena dapat menimbulkan masalah yang
baru, jadi perlu kehati-hatian dalam hal ini.
KESIMPULAN
1. Mengenai Triwulan II ini kita tetap konsisten terhadap list kegiatan yang telah
disepakati pada pembahasan pertama. Tetapi masih ada beberapa hal yang
masih rancu dan harus diperbaiki.
2. Tim Sekretariat SC-AFEP akan membentuk Tim Kecil yang akan memberikan
tanggapan kepada Tim SC untuk selanjutnya diteruskan kepada FFI/YLI.
3. Tim Kecil tersebut bertugas untuk menilai dan mengkaji apakah kegiatan
Triwulan I dan II sudah sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
4. Ada beberapa kegiatan yang tidak ada tapi dianggap perlu, terkait dengan
permasalahan Manusia dengan Satwa kalau memungkinkan agar dapat
dipindahkan ke daerah Konservasi Gajah dan Harimau.
5. Terkait masalah Rangers, tapi mengingat telah adanya POLHUT yang bertugas
menjaga Hutan, disarankan agar kegiatan Rangers masyarakat ini dihentikan
saja, sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
6. Mengenai beberapa kegiatan yang belum sempat tuntas dan khususnya
masalah pesawat yang masih berada di Singapura kita akan minta bantuan dari
asosiasi penerbangan dan pro aktif dari YLI serta FFI untuk berkoordinasi
dengan Pemda.
7. Tata Ruang itu adalah tugas pemerintah pihak YLI hanya mendukung untuk
mepercepat proses.
8. Terhadap pelatihan-pelatihan di kabupaten itu perlu, tapi hanya sebatas untuk
pemahaman, pembinaan kelompok-kelompok masyarakat agar megikuti aturan-
aturan Pemerintah, upaya yang ditempuh oleh Pemerintah Aceh agar direspon
dan tidak membuat hal-hal yang baru, masalah penanganan Hutan tidak
mungkin dilakukan oleh POLHUT saja, tapi masyarakat juga ikut
berpartisipasinya.
9. Terkait Pemetaan beberapa kawasan pihak TIPERESKA sudah selesai membuat
ATLAS (Peta Aceh Green) dan akan kita lihat laporannya.
9
10. Budget untuk Sekretariat SC-AFEP dan juga kegiatan turun ke lapangan untuk
mengecek aktifitas AFEP, akan dikonsultasikan dengan YLI/FFI dan perlu
diadakan Rapat kecil untuk menentukan siapa yang akan turun ke lapangan
untuk monitoring kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan AFEP.
Demikian Notulen Rapat ini saya buat, dan disampaikan kepada Pimpinan Rapat
sebagai bahan Acuan dalam pengambilan kebijakan selanjutnya, terima kasih.
PIMPINAN RAPAT
ASISTEN KEISTIMEWAAN ACEH, Banda Aceh, 1 Juni 2009
PEMBANGUNAN DAN EKONOMI
SEKRETARIAT DAERAH ACEH Notulis,
10