Professional Documents
Culture Documents
BANK INDONESIA
Direktorat Kredit, BPR dan UMKM
a. Latar Balakang
Sektor industri barang dari logam terdiri dari perusahaan besar, sedang, kecil
dan usaha rumah tangga. Direktorat Jendral Industri Logam, Mesin dan
Elektronika Deperindag membagi perusahaan industri logam dalam lima
kelompok sesuai dengan tingkatan teknologi serta hasil produksi maupun
jasanya. Kelompok I adalah usaha industri yang membuat barang-barang
sederhana termasuk industri pedesaan dan kerajinan rumah tangga. Produk
yang dihasilkan berupa alat-alat pertanian, pertukangan, perkakas tangan
dan alat-alat rumah tangga. Kelompok II adalah industri yang sudah mampu
membuat produk yang mempunyai nilai teknis lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok pertama. Produk-produknya antara lain mesin pembuat
mie, dll. Kelompok III adalah industri pembuat komponen, baik komponen
untuk kendaraan bermotor, mesin dan peralatan pabrik maupun pembuat
komponen lainnya yang memenuhi persyaratan mutu dan presisi tertentu.
Kelompok IV adalah industri pembuat barang-barang perhiasan emas dan
perak. Kelompok V adalah industri jasa, baik servis dan reparasi untuk
kendaraan bermotor, alat listrik, bengkel reparasi alat dan mesin pertanian
dll.
Tujuan
Ruang Lingkup
Kelompok usaha yang dijadikan responden pada penelitian ini adalah usaha
yang membuat barang-barang sederhana termasuk industri pedesaan dan
kerajinan rumah tangga. Produk yang dihasilkan berupa alat-alat pertanian,
pertukangan, perkakas tangan dan alat-alat rumah tangga (Kelompok I).
Penyusunan lending model ini memerlukan studi mengenai pola
pembiayaannya yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut :
a. Profil Usaha
Produk-produk yang dihasilkan oleh usaha ini sangat banyak macamnya dan
dipasarkan oleh pengusaha sampai ke luar propinsi. Pengusaha pengecoran
logam pada umumnya bersifat inovatif. Mereka mampu memproduksi hampir
segala macam produk yang diminta oleh pemesan. Karena keterbatasan
modal untuk memiliki sendiri beberapa peralatan/mesin, penyelesaian
(finishing) dilakukan di perusahaan industri permesinan atau di bengkel-
bengkel yang besar. Biaya penyelesaian ini mencapai 10% dari pendapatan
kotor pengusaha.
b. Pola Pembiayaan
Permintaan pasar dunia untuk produk barang rumah tangga dari logam dapat
dilihat pada Tabel 3.1, dengan negara tujuan ekspor utama adalah Amerika
Serikat, Jepang, dan Kanada. Ekspor produk barang rumah tangga sejak
tahun 1996 cukup berfluktuasi, namun masih menunjukkan trend
(kecendrungan) meningkat seperti dapat dilihat pada Grafik 3.1. Peningkatan
permintaan ekspor ini menjadi gambaran permintaan untuk produk peralatan
rumah tangga dari logam cukup potensial.
b. Penawaran
Pada Tabel 3.2 dapat dilihat terjadi penurunan produksi yang sangat besar
sejak tahun 1997 sampai tahun 1999, namun pada tahun 2000 terjadi
peningkatan (secara lebih jelas dapat dilihat pada Grafik 3.2). Penurunan
yang sangat besar ini disebabkan gejolak krisis moneter yang telah
berdampak menurunkan kinerja kelompok industri logam. Namun pada
tahun 2000 mulai bangkit kembali yang ditandai dengan peningkatan
produksi hampir disemua jenis industri logam.
c. Harga
Daerah pasar produk usaha pembuatan alat-alat rumah tangga dari logam
cor tidak begitu luas jika dibandingkan dengan industri logam menengah.
Sebagian besar dari produksinya dijual kepada industri-industri meubel.
Persaingan yang terjadi pada industri ini juga tidak tajam, karena para
pengusaha biasanya telah mempunyai pelanggan tetap. Upaya yang harus
dilakukan pengusaha adalah menjaga mutu sehingga pelanggan puas dan
tidak pindah ke pengusaha lain.
e. Jalur Pemasaran
Penjualan produk usaha pembuatan alat-alat rumah tangga dari logam cor ini
dilakukan sendiri oleh pengusaha dengan konsumen seluruhnya industri,
tetutama industri meubel. Pola pemasaran produk pengecoran logam alat
rumah tangga ini adalah pengusaha menjual langsung produknya kepada
industri meubel (untuk produk kaki sofa dan meja) sedangkan untuk gagang
pintu pengusaha memasarkan produknya ke pedagang pengecer. Daerah
penjualan produk pengecoran logam ini dilakukan di luar propinsi (75%) dan
di dalam propinsi (25%). Upaya pemasaran secara langsung tidak dilakukan
oleh responden. Upaya yang dilakukan adalah dengan menjaga mutu produk
yang dihasilkan, sehingga pelanggan puas dan dapat menarik pelanggan lain.
Lokasi usaha pembuatan alat-alat rumah tangga dari logam cor terletak di
Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. Desa Cibatu
merupakan sentra usaha industri logam baik logam tempa maupun logam
cor. Lahan yang dijadikan sebagai tempat usaha merupakan sebagian dari
rumah pemilik usaha. Pemilihan lokasi usaha pengecoran logam di Sukabumi
lebih berorientasi pasar, yaitu dengan pemilihan lokasi dekat kota dimana
peluang pasar cukup cerah. Faktor-faktor lainnya seperti tenaga kerja,
prasarana listrik fasilitas transportasi dan lain-lain, bukan faktor utama akan
tetapi faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi.
b. Fasilitas Produksi
c. Bahan Baku
Bahan baku pokok untuk proses pengecoran adalah aluminium dan kuningan,
dengan bahan penolong tembaga, babet, pasir cetak dan resin. Bahan baku
diperoleh dari pedagang pengumpul besi/logam bekas di sekitar lokasi usaha
atau di pasar di sekitar lokasi usaha. Untuk pembakaran/peleburan logam
digunakan arang sebagai sumber panas.
d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terlibat dalam usaha ini sebanyak empat orang dengan
upah Rp. 500.000 per bulan. Pengusaha sendiri merupakan pengawas dan
juga sekaligus manajer. Tenaga kerja ini berasal dari daerah sekitar desa
Cibatu. Semua pekerja tidak mempunyai spesialisasi keahlian, dimana
masing-masing pekerja dapat melaksanakan beberapa keahlian. Tenaga
kerja ini telah biasa bekerja dengan tugasnya, karena usaha industri
pengocoran logam ini masih memakai teknologi tradisional yang tidak
menuntut tingkat keahlian yang khusus.
f. Mutu Produksi
h. Kendala Produksi
2. Biaya Operasional/Produksi
Biaya operasional ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Total biaya
tetap per tahun sebesar Rp. 30.910.000. Biaya variabel diproyeksikan
dengan asumsi bahwa pada tahun pertama usaha beroperasi pada kapasitas
80 % (Rp 149.441.600), pada tahun kedua kapasitas 90 % (Rp
168.121.800), dan pada tahun ke tiga seterusnya beroperasi pada kapasitas
100 % (Rp. 186.802.000). Rincian biaya tetap per tahun dapat dilihat pada
Lampiran 3, dan rincian biaya variabel per tahun dapat dilihat pada Lampiran
2.
Investasi proyek dibiayai dari modal sendiri dan pinjaman dari bank dengan
Debt Equity Ratio (DER) 65% : 35%. Kredit investasi ini seluruhnya diterima
pada tahun ke nol proyek (masa konstruksi) dengan masa pinjaman selama
3 tahun, dan tingkat bunga 18 % per tahun. Cicilan pokok besarnya sama
setiap tahun dan pembayaran bunga dilakukan setiap tahun selama 3 tahun.
Masa pinjaman kredit modal kerja adalah 1 tahun dengan bunga sama.
Pembayaran kredit investasi dan kredit modal kerja dapat dilihat pada
Lampiran 5 dan Lampiran 6.
d. Aliran Kas
f. Hambatan
b. Dampak Lingkungan
Usaha pengecoran logam menimbulkan jelaga dan asap dari kupola, debu
dari pasir cetak, bau yang tidak sedap dari minyak inti atau resin, dan suara
bising. Dampak ini memberikan pengaruh buruk pada kesehatan pekerja dan
penduduk sekitar pabrik. Oleh karena itu perlu diambil tindakan-tindakan
untuk meniadakan penyebab-penyebab pencemaran umum tersebut di atas.
Peralatan yang paling sederhana untuk menghilangkan asap dan debu dari
kapola adalah sebuah silinder dengan tutup berbentuk kerucut yang dipasang
di atas kapola. Debu ini dialirkan ke bidang miring dan jatuh ke dasar
penangkap debu.
b. Saran
1. Berdasarkan potensi bahan baku, prospek pasar, tingkat teknologi
proses, dan aspek finansial, usaha pengecoran logam alat-alat rumah
tangga ini, layak untuk dibiayai.
2. Usaha pembuatan alat-alat rumah tangga dari logam cor perlu
diberikan pembinaan dan dukungan pelayanan untuk memperoleh
akses terhadap permodalan dan teknologi proses, serta perluasan
pasar.