You are on page 1of 14

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw

ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
Ku Gerakan
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
Penaku
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
Tak Ada Kata Yang Berarti,

klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz
Hanya Ungkapan Hati
Sepanjang Aku Masih Bisa Menulis

xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
Reri Cyan
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer
tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu
iopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiop
asdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz
xcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
Persimpangan

Ku telusuri jalan ini

Gelap…………

Hujanpun mulai turun

Tak ada bintanh yang menuntunku

Aku sendiri…….

Jalan yang ku tempuh makin berliku

Dan, mulai bercabang

Aku harus memilih yang mana?

Tak mungkin, berjalan di dua jalan yang berbeda

Ku tak tau lagi……

Aku berhenti tuk memilih

Badanku basah

Hujan semakin deras

Membuatku tenggelam dalam kegelapan

Reri Cyan

Aku lemah
Apa aku yakin dengan semua ini?

Semua yang talah ku alami dan ku lalui

Apa aku benar memilih?

Tapi aku tlah terlanjur memilih?

Bertahan dengan semua ini? Mustahil

Aku hanya manusia biasa

Aku lemah

Aku pasrah

Reri Cyan

Kejadian Yang Terulang


Hanya ada satu yang ku pinta

Akhir dari semua ini

Tapi, kenapa ini bisa terjadi lagi?

Aku tak mau mengulang lagi

Sebentuk bintang tlah memelukku

Dan tak kan mungkin melepaskanku

Dan kini seberkas cahaya menggodaku

Ku ingin lari, tapi ku terpaku

Dan ku hanya diam

Aku ingin akhir dari kejadian yang terulang

Reri Cyan

Apa Aku Salah?

Aku adalah angsa


Itik buruk rupa menghampiriku

Menyatakan kekagumannya kepadaku

Aku melihat sesuatu dari dirinya

Sebenarnya, dia terlalu berharga

Mungkin semua tak tahu itu

Aku juga mengaguminya

Bahkan akupun tlah menjadi miliknya

Aku bahagia, aku nyaman disampingnya

Tapi, semua menganggapku salah

Itik buruk rupa tak pantas untukku?

Tapi aku cinta dia, dan hanya dia

Apa aku salah?

Reri Cyan

Cahaya

Katamu, aku cahaya bagimu

Tapi aku hanya lilin yang bisa padam


Aku tak bisa selalu ada untukmu

Untuk menemanimu dalam hutan yang gelap

Katamu, aku adalah mentari

Tapi aku tetap hanya sebatang lilin

Sinarku sebentar lagi padam

Lenyaplah aku!!!!

Mungkin saat ini aku tak bisa menemanimu

Tapi cahayaku, akan tetap ada dihatimu

Walau aku sekarang menjadi lilinnya

Aku berjanji akan kembali lagi menjadi lilinmu

atau bahkan menjadi mentari untukmu

Karna cahayaku, masih ada dihatimu

Reri Cyan, Feb 22, ‘08

Kotak Kecil

Aku ingin lari

Tak mau ku kembali

Tapi rindu tak mengizinkanku


Bak magnet yang terus menarikku

Memikirkanmu

Menemuimu

Memelukmu

Apa kau masih menunggu

Aku masih mengharapmu

Tapi aku letih

Dan kubiarkan rasa itu

tersimpan dalam kotak kecil dihatiku

Aku dan kamu

Tak ada orang yang tau

Rasaku, rasamu

Tersimpan dalam kotak kecil itu

Reri Cyan, Okt 28, ‘08

Cinta itu ibarat mawar


Indah tapi menyakitkan
Mawar itu menawan dan menyenangkan
Tapi semakin sakit
bila dipegang terlalu erat
Ku tulis ini dengan tangan kiriku
Karna tangan kananku
Sakit memegang cintamu

Reri Cyan
tulisan aslinya menggunakan tangan kiri untuk menulis*

Hal yang paling indah saat


sahabat selalu ada di sisi
kita. Ikatan indah yang tak
bisa diungakapkan dengan
kata – kata.
Hari ini aku baru sadar,
sahabatku tak ada yang
meninggalkanku. Walau
secara fisik kita ga’
bertemu.
Aku pulang!

Reri Cyan, Mar 17, ‘09


Es

Sebongkah es bersemayam dalam tubuhnya

Menembus raga

Mematikan rasa
Membentuk duri

Membuat jurang

Tak kuasa api melelehkannya

Tak sampai cahaya membuka hatinya

Dan kini ku hanya memandangnya

Reri Cyan

Cermin

Gadis menatap sebuah cermin

Terlihatlah sesosok wanita berparas ayu

Terlihat tenang, tak berdaya, dan tanpa dosa

Ia tersenyum kecut
memandangi gambaran tentang dirinya

“Wahai cermin, tunjukkanlah sosokku yang sebenarnya”

Kini, terbiaslah perilakunya

Liar. Penuh dosa

Reri Cyan, Mei 04, ‘09

Ajining dhiri ana ing lathi, ajining raga ana ing busana,
ajining negara ana ing wanita.

Teruntuk Indonesiaku yang sedang carut marut karena


wanita

Emansipasi Dan Belenggu

Aku tak dapat menahan rasa itu

Sayang, emansipasi tak membantu

Mengurung niatku tuk maju menggapai bintangku

Apakah gadis hanya menunggu

Tapi, apa kau akan menjemputkku

Aku tak mau kau hanya anganku


Aku tak suka menunggu

Aku maju

Dan kuhapus belenggu

Reri Cyan, Mei 04, ‘09

Sayang dan cinta tidak bisa


digambarkan dengan Tulisan, Kata –
Kata, ataupun Tindakan. Semua yang
kita Tulis, yang kita Ucap, dan
Tindakan yang kita lakukan
terkadang tidak sesuai dengan hati
kita. Karna Cinta itu Bahasa Hati.
Reri Cyan, Jun 10, ‘09

Aku menulis lagi


Cacat seluruh jiwaku
Menyakiti dan disakiti
Buat indra tak peka lagi
Air mata tak bersisa
Kanan jadi kiri
Bagai kucing lagi, penjilat lagi
Kemana rasaku pergi?

Reri Cyan, Okt 19, ‘09


*tulisan aslinya menggunakan tangan kiri untuk menulis

Alhamdulillah ya Allah. Aku


masih diberi hidup hingga hari
ini. Terima kasih sudah
mengirimkan orang – orang
yang menyayangi aku apa
adanya. Memberi pelajaran
yang berharga untukku.
Tentang kesetiaan,
kepercayaan, kasih sayang, dan
penghianatan. Thank’s 4 all. Lup
U

Reri Cyan, Nov 24, ‘09


18th year
Nov 24, 1991 – 2009

Bau Khas Ini

Hujan sore ini membuatku berharap lebih

Rintik air menjelma kabut, menghangatkan hati

Bau khas ini

Mengorek – ngorek keruhnya pikiranku

Berusaha mencari serpihan ketenangan


Lebih dalam lagi

Mengobok – obok keruhnya pikiranku

Menyaring satu persatu

Mulai ku buka buku, mengambil pulpenku

Tapi kertas tetaplah putih

Aku hanya ingin menulis

Menyaring lagi hingga jernih

Dan sekarang, kugerakkan penaku

Tak ada kata yang berarti

Hanya harapan yang ku coba penuhi

Bau khas ini, hujan………….

Menjernihkan, menuntun pikiranku

Reri Cyan, Feb 17, ‘10

Ketika ketidaksempurnaan mulai muncul dan terkuak. Menusuk


hati, membuat luka , bimbang dan w hanya bisa menangis disini.
Tapi w bukan anak – anak lagi, w harusnya bisa memahami itu.
W akan berusaha menerima seseorang bagaimanapun dia. Kita
hidup untuk melengkapi ketidaksempurnaan orang lain, agar ia
menjadi sesosok manusia yang sempurna.

You might also like