You are on page 1of 5

SEJARAH PENEMUAN DAN PENYIARAN TELEVISI

Sejak dimulai pada tahun 1920, penyiaran secara umum telah menimbulkan berbagai
tanggapan dari lembaga berpengaruh. Banyak pebisnis melihatnya sebagai media
periklanan kontemporer terpenting, tapi banyak pendidik menganggapnya sebagai musuh
literasi dan pemikiran serius.

Pada tahun 1927 (sebelum televisi), HG Wells mengutuk radio hanya berguna untuk
"orang yang menetap di rumah dengan penerangan yang jelek atau tidak dapat
membaca ... dan yang tidak memiliki kemampuan untuk berpikir atau berbicara."

Pada 1961, Newton Minow (kemudian pimpinan dari FCC di AS) menggambarkan
televisi sebagai "tanah kosong yang luas ... pertunjukkan permainan, kekerasan ...
sadisme, pembunuhan, western jahat, western baik, gangsters, dan kartun. "

Bagaimana semua itu Dimulai?

Konsep dasar televisi - pengiriman gambar melalui jarak – menjadi tantangan ilmuwan
bahkan sebelum penemuan film atau radio.

Pada 1875, George Carey di Boston mengusulkan sistem grid of


photoelectric cells menghadapi gambar yang akan dikirim,
terhubung secara paralel ke kotak yang sama menggunakan lampu
pijar. Secara definisi, akan diperlukan ribuan sambungan dari
photocells ke lampu pijar. note : gambar - George Carey's idea (courtesy www.dvb.org)

Nipkow scanning disc, dasar mekanis televisi, ditemukan pada 1883. Ia hanya disc logam
dilubangi oleh penyusun lubang dalam spiral. Ketika berputar, disk dapat memindai
gambar yang ditempatkan belakangnya. Perubahan yang dihasilkan dalam intensitas
cahaya dijemput oleh sel photoelectric, mengkonversi perubahan cahaya ke sinyal listrik.

Sinyal ini kemudian dikirim melalui kabel listrik ke penerima di mana ada disc yang
identik berputar pada kecepatan yang sama di depan cahaya lampu yang berubah sesuai
dengan sinyal yang diterima. Dengan cepat mengubah gambar, ilusi gerakan telah
tercapai. Ide Nipkow hanya itu, sejak teknologi ini tidak dapat benar-benar dilaksanakan
dengan bahan-bahan yang tersedia pada akhir abad 19. Note : gambar - The Nipkow
scanning disc system (courtesy www.dvb.org).
Sistem elektronik televisi sekarang ini telah diusulkan secara rinci oleh orang Skotlandia,
AA Campbell-Swinton, di tahun 1908, namun lagi-lagi, ide-ide yang hanya bersifat
teoritis, karena kemampuan untuk mengumpulkan tabung sinar katoda yang belum siap
untuk diterapkan.

Banyak skema televisi awal memimpikan transmisi melalui kabel, bukan melalui udara.
Guglielmo Marconi memimpikan radio nirkabel (1895) memacu upaya menuju
pengiriman gambar melalui udara, dan pada akhir tahun 1920, radio dan gambar bergerak
sudah dikombinasikan.

Charles Francis Jenkins, penemu dari proyektor film modern, Pada 1928 memulai
penyiaran regular "radiomovies" di Washington, DC, dengan gerakan-gambar film
sebagai sumber.

Gambar : "Penemu dan mesin ciptaannya" John Logie Baird, 1926

John Logie Baird pada 1926 mengembangkan sistem mekanis TV di Inggris, berdasarkan
konsep Nipkow yang menjadi dasar untuk penyiaran TV regular pertama BBC. Juga di
tahun 1920, Baird mengembangkan dan mendemostrasikan sistem televisi berwarna
pertama dan sistem videosisc pertama.

Akhir dari Spinning Disks

Televisi elektronik, yang menggunakan tabung sinar katoda (cathode ray tubes == CRT)
sebagai receivers dan transmitters, dikembangkan secara simultan dan independen di
Amerika Serikat pada awal tahun 1920 oleh Vladimir K. Zworykin dan Philo T.
Farnsworth. Mereka membangun pada tabung yang dikembangkan pada 1897 oleh Karl
Ferdinand Braun di Jerman.

Siaran televisi regular pertama bagi masyarakat dimulai tahun 1936. Di London, Inggris,
mereka menggunakan 405 horisontal scanning lines. Perancis mengadopsi sistem
elektronik 455-line tahun itu. Juga, Olimpiade Berlin dengan 441 line, yang dipantau di
ruang khusus oleh masyarakat Berlin dan Leipzig. Di Amerika Serikat, pertunjukan
televisi public pertama World's Fair 1939 di New York, menggunakan sistem 340-line.
Dua tahun kemudian, pada 1941, komite teknik industri mengadopsi standar untuk sistem
525 line berdasarkan spesifikasi yang dikembangkan oleh the Radio Corporation of
America (RCA). Pada saat itu terdapat sekitar 7.000 set televisi di AS, kebanyakan dari
mereka di New York. Namun, selama Perang Dunia
Kedua, siaran televisi dikurangi dari 15 jam seminggu
menjadi hanya 4 jam.

Sistem diresmikan oleh Komisi Komunikasi Federal


(Federal Communications Commision == FCC) di
Amerika Serikat dan dikenal sebagai NTSC (National
Television System Committee). Tapi, setelah Perang
Dunia II penyiaran regular sebenarnya dimulai, dan
setelah 1945, televisi berkembang pesat di seluruh
dunia, sebagian besar dari Eropa memilih sistem 625-
line yang bertentangan dengan standar US 525-lines.

Ketika masa damai kegiatan dilanjutkan, maniak televisi


bergerak cepat melintas benua, di kedua sisi perbatasan. Kolomnis etiket di koran lokal
mendesak konsumen untuk membeli set ruang makan untuk mencegah keluarga makan di
ruang keluarga. Pemilik set Non-televisi menonton beberapa jam seminggu di rumah
orang lain. Ahli mata menawarkan kacamata khusus untuk menonton TV agar mencegah
"telestrain" dan pemirsa disarankan untuk mengalihkan pandangan mereka ketika melihat
dalam jangka waktu yang lama. Dalam jajak pendapat harian, dua pertiga orang berkata
mereka kurang membaca, dan dua pertiganya juga kurang saling berkunjung. Pembaca
majalah turun 25%, dan langganan bar lokal telah berkurang dengan jumlah yang sama

Warna

Atas keberatan dari banyak pihak industri televisi AS, FCC Pada 1950 menyetujui sistem
televisi berwarna yang bertentangan dengan jutaan televisi hitam-putih yang digunakan di
masyarakat. Sistem itu sudah dikembangkan oleh Columbia Broadcasting System (CBS).
Pada akhirnya, Komisi sistem televisi nasional (NTSC == ational television system
committee) untuk kedua kalinya berkumpul untuk mengembangkan sistem yang
kompatibel dengan sistem warna.

Sistem berwarna NTSC 525 line mendapat persetujuan dari FCC pada 1953, hal itu
terjadi sepuluh tahun sebelum masyarakat merespon dan pembelian televisi berwarna
mencapai angka yang signifikan. Di Eropa, dua sistem warna 625 line diperkenalkan
(PAL dan SECAM.)
PERKEMBANGAN SIARAN TELEVISI

Sebelum lebih jauh melirik sekilas pada sejarah perkembangan siaran TV, ada baiknya
kita menyegarkan sejenak memori kita pada istilah “broadcast” dan konsep siaran TV.
Istilah “broadcast” berarti mengirimkan/menyiarkan ke seluruh penjuru. Antena
pemancar memancarkan gelombang radio elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh
antena penerima. Pemancar TV mempunyai 2 fungsi, yaitu memancarkan informasi suara
(aural) dan memancarkan informasi gambar (visual).

Sebenarnya konsep siaran TV merupakan perluasan metoda penyiaran program hiburan


dan berita lainnya. Seperti halnya media suara pada konsep siaran radio, maka pada
konsep TV ditambahkan visualisasi atau gambar. Kemampuan pesawat TV dalam
mereproduksi gambar, tulisan, grafik dan informasi visual membuatnya tidak hanya
digunakan untuk kepentingan hiburan dan informasi saja tapi juga untuk kepentingan
komersial.

Kini beralih pada perkembangan siaran TV. Sejalan dengan perkembangan teknologi
pada pesawat penerima siaran TV, maka berkembang pula siaran TV. Awalnya hanya
dikenal pesawat TV berlayar monochrome (hitam-putih), namun kemudian
berkembanglah TV berwarna. Siaran TV dimulai pada tahun 1945, sejak Federal
Communications Commission (FCC) menyetujui pengunaan kanal VHF 2 – 13. Ketika
pertama kali disiarkan, TV menggunakan kanal 1 pada frekuensi 44 – 50 MHz. Namun,
karena adanya masalah interferensi, kanal 1 tidak lagi digunakan untuk siaran TV, tetapi
untuk tujuan lain, yaitu untuk pelayanan radio bergerak (mobile radio).

Pada awalnya, pesawat penerima siaran TV yang banyak digunakan adalah RCA model
630 TS, yang dipasarkan seharga $400 pada tahun 1946. RCA ini terdiri dari 30 tabung
hampa udara (vacuum tube), termasuk di dalamnya tabung gambar monochrome berlayar
cembung 10 inchi. 2 rangkaian utama yang digunakan pada pesawat penerima ini adalah
penyedia daya tegangan tinggi bagi flyback (flyback high-voltage supply fed) pada
rangkaian output dan pengontrol frekuensi otomatis (automatic frequency control = AFC)
untuk sinkronisasi pada saat proses scanning frame gambar secara horisontal. AFC
memiliki keunggulan, yaitu resistensinya pada interferensi gangguan. Hingga kini, kedua
rangkaian ini masih digunakan pada semua pesawat penerima, baik pada pesawat TV
monochrome maupun berwarna.

Siaran TV pada pesawat TV berwarna dikembangkan dari sistem yang diterapkan


sebelumnya yaitu layar monochrome. Pada penerapannya banyak ditemukan masalah
dengan standar scanning. Hal ini terletak pada penggunaan roda scanning mekanis yang
ada pada sistem TV layar monochrome. Selain itu, pada TV berwarna ditemukan terlalu
banyak pemakaian bandwith pada sebuah kanal 6 MHz. Maka, pada tahun 1949
dilakukan eksperimen oleh CBS dan RCA. Sistem CBS mengunakan roda warna putar
dengan frekuensi scanning yang berbeda dengan standar TV monochrome. Sedangkan,
sistem RCA menerapkan secara keseluruhan elektronis dan frekuensi scanning yang
tepat. Tahun 1954 FCC mengadopsi sistem warna yang telah direvisi, yang disiapkan
oleh National Television System Committee (NTSC). Sistem NTSC diterapkan di
Amerika Serikat, Jepang, dan banyak lagi negara di benua Amerika bagian Utara dan
Selatan.

Pada tahun 1952 kanal 14 – 83 (frekuensi 470 – 890 MHz) disetujui pengunaaannya oleh
FCC untuk siaran TV, agar lebih memberi peluang bagi stasiun-stasiun TV menyiarkan
programnya. Kanal ini dikenal dengan kanal UHF. Pada tahun 1962 transmisi siaran TV
untuk seluruh dunia dibangun pertama kalinya. Hal ini didukung oleh teknologi satelit.
Satelit yang diletakkan di luar angkasa bertindak sebagai stasiun relay yang berhubungan
dengan penerima stasiun bumi. Saat ini telah cukup banyak satelit yang diorbitkan untuk
menunjang perkembangan siaran TV.

disarikan dari buku Basic Television and Video System

You might also like