Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang sehat, cerdas
pemulihan kesehatan.
adalah anak yang merupakan tumpuan masa depan bangsa dan negara. Anak harus
Masa bayi adalah satu tahapan individu yang sangat menentukan. pada masa
ini pertumbuhan berlangsung sangat cepat dan proses pematangan terus berjalan
terutama peningkatan sistem saraf. Faktor gizi merupakan salah satu hal yang
berpengaruh pada proses tumbuh kembang sistem saraf dan otak serta tingkat
kecerdasan manusia sehingga status gizi yang baik harus diupayakan sedini mungkin.
Ada lebih dari 100 jenis zat gizi dalam ASI antara lain AA, DHA, Taurin, dan
Spingomyelin yang tidak terdapat dalam susu sapi. Beberapa produsen susu formula
2
mencoba menambahkan zat gizi tersebut, tetapi hasilnya tetap tidak bisa menyamai
kandungan gizi yang terdapat dalam ASI. Banyak manfaat yang didapat melalui
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan
lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan
dalam tahap ASI eksklusif ini. Pada tahun 2001 World Health Organization
menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang
terbaik.
Diare merupakan suatu penyakit yang paling sering dijumpai pada bayi
berusia >5 bulan. Umum diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasanya (lazimnya lebih dari
tiga kali sehari), disertai dengan adanya perubahan dan konsistensi tinja dari
penderita bersangkutan.
Penyakit diare sangat berbahaya bagi manusia karena diare bisa menyebabkan
kehilangan cairan tubuh pada anak atau orang dewasa yang bisa menyebabkan
kematian.
Sampai saat ini penyakit diare atau sering juga disebut juga gastroenteritis,
masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama dari masyarakat di Indonesia.
Dari daftar urutan penyebab kunjungan Puskesmas/ Balai pengobatan, hampir selalu
termasuk dalam kelompok penyebab utama bagi masyarakat yang berkunjung kesana.
Di Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta kejadian tiap tahun pasien penderita
diare, 70-80% dari penderita ini adalah anak di bawah lima tahun (± 40 juta
3
kejadian). Kelompok ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu kejadian diare. 1-
2% akan jatuh ke dalam dehidrasi dan bila tidak segera ditolong 50-60% diantaranya
DPT(2).
Angka kematian balita lebih tinggi terjadi dibandingkan dengan golongan lain
yaitu 17,7%. Diantara balita yang sakit dalam satu bulan terkhir 12,3% menderita
diare atau prevalensi diare dalam satu bulan adalah 2,2%. Insidens diare di Indonesia
dilaporkan 200-700 per 1000 penduduk pertahun dan 60-80% diantaranya adalah
sanitasi lingkungan yang buruk menimbulkan balita mudah sekali terserang penyakit
diare. Bahkan, tidak kurang dari 100 ribu balita Indonesia per tahunnya meninggal
akibat diare. berdasarkan data rumah tangga yang diambil sampel sebanyak 7.200 di
daerah pulau Jawa dan tiga provinsi di Sumatera menyebutkan, kematian disebabkan
diare sekitar 28 persen. Kalau diprediksi dari data UNICEF setiap 30 detik satu balita
rentan terhadap adanya perubahan dalam intake konsumsi makanan. Intake makanan
yang berlebihan atau kekurangan dari yang dibutuhkan akan mempengaruhi gizinya.
4
diare pada bayi di RSU Mataram diharapkan dapat menjadi salah satu
2010.
1.4.2 Merupakan sumber informasi bagi RSU Mataram agar dapat menerapkan
selanjutnya.
bidang penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa
dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu, yang
mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap
menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi sering defekasi dan feses berwarna
hitam. Jumlah energi dalam kolostrum hanya 56 kal/100ml kolostrum dan pada
hari pertama bayi memerlukan 20-30 cc. Kandungan protein pada kolostrum lebih
a. Manfaat kolostrum :
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus
b. Komposisi :
1. ASI mudah dicerna, selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga
antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan
susu sapi. ASI mengandung Whey yang lebih banyak yaitu 65:35.
1. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang
mata.
linoleat).
1. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas dari kontaminasi.
4.Lysosim, Enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. Coli dan
salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak
5.Sel darah putih pada ASI dalam 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per
flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang
merugikan.
Air susu ibu (ASI) Eksklusif adalah ASI yang diberikan sejak bayi baru lahir
sampai dengan usia enam bulan, tanpa dicampur dengan makanan atau cairan lain
walau air putih sekalipun dengan pengecualian pemberian vitamin, mineral, atau obat
Pada Tahun 2001, WHO merevisi rekomendasi global mengenai ASI. Isi dari
revisi tersebut adalah pemberian ASI pada bayi harus dilakukan sesegera mungkin
yaitu dianjurkan dalam satu jam setelah bayi lahir. Selain itu ibu dianjurkan memberi
11
ASI eksklusif pada bayinya selama 6 bulan, dimana rekomendasi sebelumnya ASI
2. ASI eksklusif yaitu bayi hanya meminum ASI saja tanpa makanan atau
3. ASI sesuai dengan kebutuhan, yaitu sesering yang bayi inginkan, siang atau
malam.
bulan pertama kehidupan tersebut didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI
bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI memberi
semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama
disebabkan berbagai penyakit umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang
kehamilan.
terlalu sulit untuk dilaksanakan. Berbagai kendala yang menghambat pemberian ASI,
adalah :
12
3. Kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup untuk bayinya.
meningkatnya peran ganda wanita dari tahun ke tahun. Pada tahun 1997
jumlah pekerja wanita adalah 34,33 juta jiwa dengan angka pertumbuhan
Dewasa ini promosi susu formula sangat marak, baik melalui media elektronik
maupun media cetak. Secara tidak langsung hal ini mempengaruhi pola pemberian
ASI di masyarakat.
Promosi besar-besaran susu formula membuat banyak ibu yang tergoda untuk
memberikan susu formula pada bayinya. Ada anggapan yang keliru bahwa susu
13
formula dapat menggantikan ASI, namun kenyataanya tidak demikian, dimana ASI
tidak dapat tergantikan oleh susu formula sehebat atau semaha apapun.
- Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan yang paling penuh terisi,
- Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah susu, tempat
yang ideal seharusnya dimana ibu tidak terganggu oleh suara bel pintu
- Kompres payudara kira-kira 5-10 menit, atau mandi air hangat sambil
memijat payudara membantu agar air susu dapat keluar dengan lancar.
ruangan ber-AC, tidak mati sama sekali selama botol ASI ada di
dalamnya.
- Segera simpan ASI di lemari es setelah diperah. ASI ini bisa bertahan
sampai delapan hari dalam suhu lemari es. Syaratnya, ASI ditempatkan
dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain yg ada di lemari es.
ASI hasil pompa, maka sebaiknya ASI tersebut jangan disimpan lebih dari
3 x 24 jam.
- Ibu juga dapat membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol
dengan baik.
- ASI hasil pompa dapat disimpan dalam freezer biasa sampai tiga bulan.
Namun jangan menyimpan ASI ini di bagian pintu freezer, karena bagian
Jika Ibu kebetulan memiliki freezer penyimpan daging yang terpisah atau
deep freezer yang umumnya memiliki suhu lebih rendah dari freezer biasa,
- Botol yang paling baik sebetulnya adalah yang terbuat dari gelas atau
kaca.
- Jangan lupa bubuhkan label setiap kali Ibu akan menyimpan botol ASI,
- Simpan ASI di dalam botol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot.
- Jika dalam satu hari Ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa
saja Asi itu digabungkan dalam botol yang sama. Syaratnya, suhu tempat
- Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan
- Atau merendam botol di dalam baskom atau mangkuk yang berisi air
180 cc ASI tetapi bayi Ibu biasanya hanya meminum 80 cc, jangan
dan rasa, tapi itu tidak menandakan bahwa ASI sudah basi. Asalkan Ibu
ASI dalam botol yang steril dan tertutup rapat, dalam jangka waktu tepat
dan saat memanaskan juga mengikuti petunjuk, ASI akan terjaga dalam
- Dibandingkan susu formula, ASI lebih tahan lama. Pada saat berinteraksi
dengan udara luar, biasanya yang terjadi bukan pembusukan ASI tetapi
17
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi,
yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung
kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari
14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare
yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus,
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak
saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering
menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam
ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi
tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita
diare infeksi. Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne
juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali
datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan,
Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam yang dianalisa dari 1995 s/d 2001
penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella spp,
Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan
pasien pada ruang praktek dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia
19
data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama s/d ke
sedangkan di negara berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar
200 juta diperkirakan 99 juta episode diare akut pada dewasa terjadi setiap
5
tahunnya. WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap
Bila angka itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun sekitar 100 juta
episode diare pada orang dewasa per tahun. Dari laporan surveilan terpadu tahun
1989 jumlah kasus diare didapatkan 13,3 % di Puskesmas, di rumah sakit didapat
0,45% pada penderita rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan. Penyebab utama
pasien diare akut yang disebabkan oleh infeksi. Makanan atau minuman
diare infeksi.
20
menjadi diare non inflamasi dan Diare inflamasi. Diare Inflamasi disebabkan
dengan diare yang disertai lendir dan darah. Gejala klinis yang menyertai keluhan
abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam,
tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin secara
leukosit polimorfonuklear.
mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah.
Keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan
tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak mendapat cairan
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi
osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan osmolaritas
dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare. Contohnya
21
magnesium
yang berkurang ataupun sekresi yang meningkat. Hal ini dapat terjadi akibat
toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya toksin kolera atau pengaruh garam
empedu, asam lemak rantai pendek, atau laksantif non osmotik. Beberapa hormon
usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi
bakteri atau bersifat non infeksi seperti gluten sensitive enteropathy, inflamatory
waktu tansit usus menjadi lebih cepat. Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis,
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi
bakteri paling tidak ada dua mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus
meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa,
22
invasi mukosa, dan produksi enterotoksin atau sitotoksin. Satu bakteri dapat
Adhesi
polimer fimbria atau pili dengan reseptor atau ligan spesifik pada permukaan sel
epitel. Fimbria terdiri atas lebih dari 7 jenis, disebut juga sebagai colonization
factor antigen (CFA) yang lebih sering ditemukan pada enteropatogen seperti
tidak terlihat pada infeksi EPEC ini dan diare terjadi akibat shiga like toksin.
Mekanisme adhesi yang ketiga adalah dengan pola agregasi yang terlihat
pada jenis kuman enteropatogenik yang berbeda dari ETEC atau EHEC.
Invasi
epitel usus. Di dalam sel terjadi multiplikasi di dalam fagosom dan menyebar ke
inflamasi serta kematian sel epitel. Reaksi inflamasi terjadi akibat dilepaskannya
mediator seperti leukotrien, interleukin, kinin, dan zat vasoaktif lain. Kuman
Shigella juga memproduksi toksin shiga yang menimbulkan kerusakan sel. Proses
patologis ini akan menimbulkan gejala sistemik seperti demam, nyeri perut, rasa
lemah, dan gejala disentri. Bakteri lain bersifat invasif misalnya Salmonella.
Sitotoksin
Prototipe kelompok toksin ini adalah toksin shiga yang dihasilkan oleh
serta V. Parahemolyticus.
Enterotoksin
(CT) yang secara biologis sangat aktif meningkatkan sekresi epitel usus halus.
Toksin kolera terdiri dari satu subunit A dan 5 subunit B. Subunit A1 akan
sehingga terjadi inhibisi absorbsi Na dan klorida pada sel vilus serta peningkatan
sama dengan CT serta heat Stabile toxin (ST).ST akan meningkatkan kadar cGMP
24
VIPergik.
penggunaan obat antidiare yang bekerja pada ENS selain yang bersifat
2.5.4 Diagnosis
pemeriksaan yang sistematik dan cermat. Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat
penyakit, latar belakang dan lingkungan pasien, riwayat pemakaian obat terutama
Manifestasi Klinis
merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung, lidah kering, tulang
pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala
pernapasan sehingga frekwensi nafas lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul).
Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam karbonas agar pH dapat
naik kembali normal. Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak dikompensasi,
bikarbonat standard juga rendah, pCO2 normal dan base excess sangat negatif.
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi yang cepat, tekanan darah menurun
sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstremitas
dingin dan kadang sianosis. Karena kehilangan kalium pada diare akut juga dapat
akan timbul anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit
berupa nekrosis tubulus ginjal akut, yang berarti pada saat tersebut kita
menghadapi gagal ginjal akut. Bila keadaan asidosis metabolik menjadi lebih
berat, akan terjadi kepincangan pembagian darah dengan pemusatan yang lebih
menyebabkan edema paru pada pasien yang menerima rehidrasi cairan intravena
tanpa alkali.
Pemeriksaan Laboratorium
jika ada itu dianggap sebagai penanda inflamasi kolon baik infeksi maupun non
infeksi. Karena netrofil akan berubah, sampel harus diperiksa sesegera mungkin.
Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45% - 95%
terjadi pada bayi yang minum ASI. Pada suatu studi, laktoferin feses, dideteksi
27
kotoran.
diare inflammasi berdasarkan klinis dan epidemiologis, test lekosit feses atau
latoferin positip, atau keduanya. Pasien dengan diare berdarah yang nyata harus
cairan harus diperiksa kimia darah, natrium, kalium, klorida, ureum, kreatinin,
Stafilococcus aureus
mengandung toksin stafilokokkus, yang terdapat pada makanan yang tidak tepat cara
Sekitar 75 % pasien mengalami mual, muntah, dan nyeri abdomen, yang kemudian
diikuti diare sebanyak 68 %. Demam sangat jarang terjadi. Lekositosis perifer jarang
terjadi, dan sel darah putih tidak terdapat pada pulasan feses. Masa berlangsungnya
Terapi dengan hidrasi oral dan antiemetik. Tidak ada peranan antibiotik dalam
Bacillus cereus
Enterotoksin dari B. cereus menyebabkan gejala muntah dan diare, dengan gejala
terkontaminasi, dan masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam. Gejala akut
mual, muntah, dan nyeri abdomen, yang seringkali berakhir setelah 10 jam. Gejala
diare terjadi pada 8 – 16 jam setelah asupan makanan terkontaminasi dengan gejala
diare cair dan kejang abdomen. Mual dan muntah jarang terjadi. Terapi dengan
Clostridium perfringens
29
Bakteri ini sering menyebabkan keracunan makanan akibat dari enterotoksin dan
kemudian diikuti dengan mual, dan muntah. Demam jarang terjadi. Gejala ini akan
5
Pemeriksaan mikrobiologis bahan makanan dengan isolasi lebih dari 10
pemeriksaan laboratorium lainnya tidak diperlukan. Terapi dengan rehidrasi oral dan
antiemetik.
Vibrio cholerae
menyebabkan diare yang menimbulkan dehidrasi berat, kematian dapat terjadi setelah
3 – 4 jam pada pasien yang tidak dirawat. Toksin kolera dapat mempengaruhi
transport cairan pada usus halus dengan meningkatkan cAMP, sekresi, dan
menghambat absorpsi cairan. Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi.
30
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah, yang secara cepat menjadi
diare berat, diare seperti air cucian beras. Pasien kekurangan elektrolit dan volume
Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus segera
digantikan yang sesuai. Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan,
dan penggantian yang tepat harus diperhatikan. Biakan feses dapat ditemukan
V.cholerae.
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang agresif.
Kebanyakan kasus dapat diterapi dengan cairan oral. Kasus yang parah memerlukan
cairan intravena.
Tetrasiklin 500 mg tiga kali sehari selama 3 hari, atau doksisiklin 300 mg sebagai
kehilangan cairan menurunkan angka kematian ( biasanya < 1 %). Vaksin kolera oral
patogen yang melalui enterotoksin dan invasi mukosa. Ada beberapa agen penting,
yaitu :
ringan yang terdiri dari diare cair, mual, dan kejang abdomen. Diare berat jarang terj
adi, dimana pasien melakukan BAB lima kali atau kurang dalam waktu 24 jam.
Lamanya penyakit ini rata-rata 5 hari. Demam timbul pada kurang dari 1/3 pasien.
Feses berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah putih.
Lekositosis sangat jarang terjadi. ETEC, EAEC, dan EPEC merupakan penyakit self
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk E coli, lekosit feses
jarang ditemui, kultur feses negatif dan tidak ada lekositosis. EPEC dan EHEC dapat
diisolasi dari kultur, dan pemeriksaan aglutinasi latex khusus untuk EHEC tipe O157.
atau kuinolon yang diberikan selama 3 hari. Pemberian antimikroba belum diketahui
akan mempersingkat penyakit pada diare EPEC dan diare EAEC. Antibiotik harus
Shigella
32
demam, BAB berdarah, dan feses berlendir. Gejala awal terdiri dari demam, nyeri
abdomen, dan diare cair tanpa darah, kemudian feses berdarah setelah 3 – 5 hari
kemudian. Lamanya gejala rata-rata pada orang dewasa adalah 7 hari, pada kasus
yang lebih parah menetap selama 3 – 4 minggu. Shigellosis kronis dapat menyerupai
disentri.
Kultur feses dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik.
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena, tergantung
dari keparahan penyakit. Derivat opiat harus dihindari. Terapi antimikroba diberikan
Salmonella nontyphoid
33
Awal penyakit dengan gejala demam, menggigil, dan diare, diikuti dengan mual,
muntah, dan kejang abdomen. Occult blood jarang terjadi. Lamanya berlangsung
Pulasan kotoran menunjukkan sel darah merah dan sel darah putih se. Kultur
darah positip pada 5 – 10 % pasien kasus dan sering ditemukan pada pasien terinfeksi
HIV.
bakteri. Antibiotik diberikan jika terjadi komplikasi salmonellosis, usia ekstrem ( bayi
dan berusia > 50 tahun), immunodefisiensi, tanda atau gejala sepsis, atau infeksi fokal
hari atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat
diberi oral.
Salmonella typhi
nyeri abdomen, dan manifestasi sistemik lainnya. Penyakit tiphoid adalah suatu
34
penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang berhubungan dengan traktus
menyebabkan hiperplasia, pada lymph nodes dan Peyer pacthes di dalam usus halus.
Pembesaran yang progresif dan ulserasi dapat menyebabkan perforasi usus halus atau
perdarahan gastrointestinal.
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu. Masa inkubasi 7-14 hari.
Minggu pertama terjadi demam tinggi, sakit kepala, nyeri abdomen, dan perbedaan
Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan timbul rash. Pada minggu ketiga timbul
penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia, keterlibatan usus halus terjadi pada
minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya ferforasi. Pada
Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme. Kultur darah positif pada 90%
pasien pada minggu pertama timbulnya gejala klinis. Kultur feses positif pada
penyakit. Kolesistitis jarang terjadi, namun infeksi kronis kandung empedu dapat
menjadi karier dari pasien yang telah sembuh dari penyakit akut.
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu. Jika terjadi
menunjukkan effikasi sangat baik melawan S. Thypi dan harus diberikan IV selama
7-10 hari, Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14 hari, telah
menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier yang rendah. Vaksin thipoid oral
Campylobakter
dan invasi pada mukosa. Manifestasi klinis infeksi Campylobakter sangat bervariasi,
dari asimtomatis sampai sindroma disentri. Masa inkubasi selama 24 -72 jam setelah
organisme masuk. Diare dan demam timbul pada 90% pasien, dan nyeri abdomen dan
feses berdarah hingga 50-70%. Gejala lain yang mungkin timbul adalah demam,
Pulasan feses menunjukkan lekosit dan sel darah merah. Kultur feses dapat
untuk pasien yang berat atau pasien yang nyata-nyata terkena sindroma disentri. Jika
terapi antibiotik diberikan, eritromisin 500 mg 2 kali sehari secara oral selama 5 hari
cukup efektif. Seperti penyakit diare lainnya, penggantian cairan dan elektrolit
Vibrio non-kolera
kurang 5 hari. Diagnosa ditegakkan dengan membuat kultur feses yang memerlukan
media khusus. Terapi dengan koreksi elektrolit dan cairan. Antibiotik tidak
Yersinia
dengan antigen somatik (O) dan flagellar (H). Organisme tersebut menginvasi epitel
Penampilan klinis biasanya terdiri dari diare dan nyeri abdomen, yang dapat
diikuti dengan artralgia dan ruam (eritrema nodosum atau eritema multiforme). Feses
berdarah dan demam jarang terjadi. Pasien terjadi adenitis, mual, muntah dan ulserasi
pada mulut. Diagnosis ditegakkan dari kultur feses. Penyakit biasanya sembuh sendiri
berakhir dalam 1-3 minggu. Terapi dengan hidrasi adekuat. Antibiotik tidak
diperlukan, namun dapat dipertimbangkan pada penyakit yang parah atau bekterimia.
pada sepsis.
37
EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik. Wabah ini terjadi
akibat makanan yang terkontaminasi. Kebanyakan kasus terjadi 7-10 hari setelah
asupan makanan atau air terkontaminasi. EHEC dapat merupakan penyebab utama
Hemolytic Uremic Syndrom (HUS). Centers for Disease Control (CDC) telah
meneliti bahwa E Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare berdarah akut atau
Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12
kali perhari). Diare awal tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah. Nyeri
abdomen berat dan kejang biasa terjadi, mual dan muntah timbul pada 2/3 pasien.
Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen dan nyeri tekan pada kuadran kanan
bawah. Demam terjadi pada 1/3 pasien. Hingga 1/3 pasien memerlukan perawatan di
9
(hematokrit < 30%), trombositopenia (<150 x 10 /L), dan insufiensi renal (BUN >20
HUS terjadi pada 5-10% pasien dan di diagnosa 6 hari setelah terkena diare.
Faktor resiko HUS, usia (khususnya pada anak-anak dibawah usia 5 tahun) dan
38
pasien dengan HUS akan sembuh, 3-5% akan meninggal, 5% akan berkembang ke
penyakit ginjal tahap akhir dan 30% akan mengalami gejala sisa proteinuria.
Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi lebih jarang dari pada HUS.
Jika tersangka EHEC, harus dilakukan kultur feses E. coli. Serotipe biasanya
vaskuler. Antibiotik tidak efektif dalam mengurangi gejala atau resiko komplikasi
infeksi EHEC. Nyatanya pada beberapa studi yang menggunakan antibiotik dapat
meningkatkan resiko HUS. Pengobatan antibiotik dan anti diare harus dihindari.
Fosfomisin dapat memperbaiki gejala klinis, namun, studi lanjutan masih diperlukan.
Aeromonas
Gejala diare cair, muntah, dan demam ringan. Kadang-kadang feses berdarah.
Penyakit sembuh sendiri dalam 7 hari. Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran.
trimetroprim sulfametoksazole.
39
Plesiomonas
Kebanyakan kasus berhubungan dengan asupan kerang mentah atau air tanpa olah
dan perjalanan ke daerah tropik, Gejala paling sering adalah nyeri abdomen, demam,
muntah dan diare berdarah. Penyakit sembuh sendiri kurang dari 14 hari. Diagnosa
tritoprim sulfametoksazole.
2.5.6 Penatalaksanaan(8,9)
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang
adekuat dan keseimbangan elektrolit selama episode akut. Ini dilakukan dengan
rehidrasi oral, dimana harus dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat
minum atau yang terkena diare hebat yang memerlukan hidrasi intavena yang
membahayakan jiwa. Idealnya, cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 3,5 g Natrium
klorida, dan 2,5 g Natrium bikarbonat, 1,5 g kalium klorida, dan 20 g glukosa per liter
air.
Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah
disiapkan dengan mencampurkan dengan air. Jika sediaan secara komersial tidak ada,
cairan rehidrasi oral pengganti dapat dibuat dengan menambahkan ½ sendok teh
garam, ½ sendok teh baking soda, dan 2 – 4 sendok makan gula per liter air. Dua
40
pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti kalium.. Pasien harus
minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama
3
kalinya. Jika terapi intra vena diperlukan, cairan normotonik seperti cairan saline
normal atau laktat Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana
panduan kimia darah. Status hidrasi harus dimonitor dengan baik dengan
memperhatikan tanda-tanda vital, pernapasan, dan urin, dan penyesuaian infus jika
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari
badan. Kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara :
0,001
Cara I :
- Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya,
maka kehilangan cairan kira-kira 2% dari berat badan pada waktu itu.
41
- Bila disertai mulut kering, oliguri, maka defisit cairan sekitar 6% dari
sekitar 7 -14% atau sekitar 3,5 – 7 liter pada orang dewasa dengan berat
badan 50 Kg.
Cara II :
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari, maka kehilangan berat badan 4 Kg pada fase
Cara III :
Na X BW = Na X BW dimana :
2 2 1 1,
60% dari berat badan untuk pria dan 50% untuk wanita ; Na = Kadar natrium
2
B. Antibiotik
infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian
42
anti biotik.
Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda
diare infeksi seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi
dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi,
empiris dapat dilakukan, tetapi terapi antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur
Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas
sehingga enkephalin dapat bekerja kembali secara normal. Perbaikan fungsi akan
dikembalikan secara normal. Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama hidrasec
sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih
Kelompok opiat
43
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat, loperamid HCl serta kombinasi
diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi
frekwensi defekasi sampai 80%. Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom
Kelompok absorbent
Arang aktif, attapulgit aktif, bismut subsalisilat, pektin, kaolin, atau smektit
diberikan atas dasar argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap bahan infeksius atau
toksin-toksin. Melalui efek tersebut maka sel mukosa usus terhindar kontak langsung
Zat Hidrofilik
44
dengan cairan
Probiotik
akan memiliki efek yang positif karena berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor
2.5.7 Komplikasi
terutama pada usia lanjut dan anak-anak. Pada diare akut karena kolera kehilangan
cairan secara mendadak sehingga terjadi shock hipovolemik yang cepat. Kehilangan
hipovolemik yang terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular
Nekrosis Akut pada ginjal yang selanjutnya terjadi gagal multi organ. Komplikasi ini
dapat juga terjadi bila penanganan pemberian cairan tidak adekuat sehingga tidak
terbanyak oleh EHEC. Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal, anemia hemolisis,
dan trombositopeni 12-14 hari setelah diare. Risiko HUS akan meningkat setelah
infeksi EHEC dengan penggunaan obat anti diare, tetapi penggunaan antibiotik untuk
diketahui.
Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare
karena Campylobakter, Shigella, Salmonella, atau Yersinia spp. dalam lumen usus
dan akan mengurangi frekwensi dan konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi
kehilangan cairan dan elektrolit. Pemakaiannya adalah 5-10 cc/ 2x sehari dilarutkan
2.5.8 Prognosis
terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik
46
morbiditas dan mortalitas ditujukan pada anak-anak dan pada lanjut usia. Di Amerika
Serikat, mortalits berhubungan dengan diare infeksius < 1,0 %. Pengecualiannya pada
infeksi EHEC dengan mortalitas 1,2 % yang berhubungan dengan sindrom uremik
hemolitik.
2.5.9 Pencegahan
dicegah dengan menjaga higiene pribadi yang baik. Ini termasuk sering mencuci
tangan setelah keluar dari toilet dan khususnya selama mengolah makanan. Kotoran
manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman, dan hewan ternak harus terjaga
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama, ini harus
diberikan perhatian khusus. Minum air, air yang digunakan untuk membersihkan
makanan, atau air yang digunakan untuk memasak harus disaring dan diklorinasi. Jika
keamanan air atau air yang tidak dimurnikan yang diambil dari danau atau air,
harus direbus dahulu beberapa menit sebelum dikonsumsi. Ketika berenang di danau
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang
bersih (air rebusan, saringan, atau olahan) sebelum dikonsumsi. Limbah manusia atau
hewan yang tidak diolah tidak dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan
sayuran. Semua daging dan makanan laut harus dimasak. Hanya produk susu yang
dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi. Wabah EHEC terakhir berhubungan
dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat dari apel
efektivitas dan ketersediaan vaksin sangat terbatas. Pada saat ini, vaksin yang tersedia
adalah untuk V. colera, dan demam tipoid. Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu
efektif dan tidak direkomendasikan untuk digunakan. Vaksin oral kolera terbaru lebih
efektif, dan durasi imunitasnya lebih panjang. Vaksin tipoid parenteral yang lama
hanya 70 % efektif dan sering memberikan efek samping. Vaksin parenteral terbaru
samping yang lebih sedikit. Vaksin tipoid oral telah tersedia, hanya diperlukan 1
kapsul setiap dua hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua
vaksin lainnya.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
yang utama di Indonesia, ini ditunjukkan dengan tingginya angka kesakitan dan
kematian yang disebabkan oleh penyakit tersebut, khususnya yang terjadi pada
balita.
Banyak faktor yang secara langsung dan tidak langsung dapat mendorong
terjadinya diare. Salah satu faktor tersebut adalah pemberian ASI eksklusif.
Pemberian ASI ekslusif merupakan salah satu cara untuk meningkatkan daya
tahan tubuh bayi. Kandungan dari ASI itu sendiri yang mudah dicerna
susu formula. Baik karena faktor pengetahuan ibu yang kurang akan ASI atau
peningkatan kejadian diare pada bayi yang diberikan susu formula. Faktor
Diare sendiri yang merupakan penyakit infeksi tidak lepas dari faktor
masyarakat.
Makanan/Minuman
selain ASI
Pengaruh Pemberian
ASI Ekslusif Higienitas Tempat
terhadap kejadian minum susu
diare pada Bayi
Lama Penyimpanan
ASI hingga disajikan
Kebersihan
Lingkungan
b. Variabel bebas :
- Kebersihan lingkungan
50
Merupakan umur bayi pada saat pertama kali diberikan ASI oleh ibu
pengganti ASI
3. Higienitas tempat minum susu bayi terhadap kejadian diare pada bayi yang
Merupakan kebersihan dari tempat minum susu bayi baik tempat minum
BAB IV
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang diterapkan pada penulisan ini adalah metode survei,
a. Populasi
52
Ibu dari Balita yang berumur dibawah 6 bulan yang menderita diare baik
b. Sampel
c. Kontrol
Yang menjadi control dalam penelitian ini adalah para Balita yang mendapatkan
a. Kriteria Inklusi
- Semua pasien Balita yang didiagnosa kerja diare dan berumur 6 bulan
b. Kriteria Eksklusi
- Pasien Balita yang didiagnosa kerja diare dan berumur 6 bulan dengan yang
1. Jenis Data
53
Data berupa data primer yang diperoleh melalui hasil wawancara terhadap
informan.
2. Instrumen Data
pencatatan langsung.
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dari informan diolah dengan
penelitian.
yang terdapat pada hasil wawancara yang diperoleh, sehingga tidak ada
BAB V
55
yang beralamat Jl. Pejanggik No. 6 Mataram. Yang menurut Kep. Menkes. RI.
sebanyak 349 untuk pasien rawat inap, yang memiliki jumlah tenaga kerja
sebanyak 978 orang (PNS: 793 orang, PTT Honor Daerah: 55 orang, PTT
Pusat: 4 orang).
5.7.1 Sejarah
terletak ditengah Kota Mataram diatas tanah seluas 1,25 hektar yang awalnya
sebagai tempat pendidikan sekolah menengah Tji Gako dan sekolah guru
kemudian menjadi rumah sakit dengan nama Rumah Sakit Beatrix. Antara
tahun 1947 – 1948 baru berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Mataram
56
dan menjadi bagian dari Dinas Kesehatan Rakyat Daerah Lombok. Pada masa
itu bangunan gedung ditambah lagi sesuai dengan kebutuhan.Pada tahun 1959
Barat menjadi milik dan dikelola Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Barat dan disebut Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hal ini
berjalan sampai sekarang namun lebih dikenal dengan nama “Rumah Sakit
Tahun 2006 RSU Mataram berubah tipe dari Tipe B menjadi tipe B
RSUD Mataram
relokasi RSUP NTB secara bertahap sampai tahun 2011 di Kelurahan Dasan
Cermen Kota Mataram dengan luas area 122.416 m2, dengan kapasitas
menjadi 500 tempat tidur. Total tempat tidur nantinya akan menjadi 786
tempat tidur. Pada saat yang sama dicanangkan oleh Gubernur bahwa RSUP
NTB yang lama akan menjadi Rumah Sakit khusus ibu dan anak dibawah
5.8.1 Visi
5.8.2 Misi
kesehatan
BAB VI
HASIL PENELITIAN
58
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ASI terhadap kejadian diare akut
pada bayi yang dirawat di RSU Mataram. Penelitian ini dilaksanakan selama 2
informan yang yaitu ibu dari para bayi yang berumur dibawah 6 bulan yang dirawat
jalan maupun rawat inap di RSU umum mataram. Total sampel pada penelitian ini
adalah 40 orang.
6.1.2 Umur
6.1.3 Pekerjaan
Pekerjaan para informan yaitu ibu rumah tangga sebanyak 23 orang, PNS 12
6.1.4 Pendidikan
59
6.2 Perbandingan Kejadian Diare antara Balita dengan ASI Eksklusif dan Non-
ASI eksklusif
Dari penelitian didapatkan jumlah balita yang terkena diare dengan ASI
persentase 5%, sedangkan balita yang terkena diare dengan non-ASI eksklusif
Tabel 1. Perbandingan kejadian diare pada Balita dengan ASI eksklusif dan
DIARE PERSENTASE
ASI EKSKLUSIF 1 5%
Sedangkan jumlah balita yang tidak terkena diare dan mendapatkan ASI
eksklusif adalah 19 dari 20 balita dengan persentase 95%, dan balita non-ASI
eksklusif dengan tidak diare yaitu 12 dari 20 balita dengan persentase 60%
Tabel 2. Perbandingan resiko tidak diare pada Balita dengan ASI eksklusif dan
Tabel 3. Perbandingan diare pada Balita dengan ASI Eksklusif dan non-ASI Eksklusif
ASI EKSKLUSIF 1 19 20
NON-ASI 8 12 20
EKSKLUSIF
Jumlah 9 31 40
Dari tabel 3 dapat dianalisis dengan menghitung resiko relatif atau Ratio Odds yaitu
RR atau RO = 1x12 = 12 = 0,0789
8x19 152
Hal ini bermakna bahwa Balita yang mendapatkan ASI eksklusif mempunyai resiko untuk
terkena diare sebanyak 0,0789x daripada Balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif.
Hal ini juga bermakna bahwa ASI eksklusif merupakan faktor protektif terhadap
kejadian diare pada balita.
Berkaitan dengan umur pertama kali ASI yang diberikan pada balita hampir
semua informan mengatakan pemberiannya pada saat lahir. Namun demikian ada
melahirkan, banyak yang memberikan alasan karena ASI yang keluar beberapa
jam hingga beberapa hari seperti yang dikutip dari wawancara berikut :
”..iya anak saya dapat ASI dari sejak lahir, tapi saya kasinya beberapa jam
“..dapetnya baru lahir itu, pas lahir ASInya belum keluar jadi tak pancing-
“…ASI pertama kali dapat sejak baru lahir dia,.hmmm kalo itu (pemberian
ASI sewaktu lahir) tunggu dua hari baru dapet ASI anak saya..”,
Namun ada beberapa informan tidak memberikan ASInya pada bayinya. Hal
ini infroman memberikan alasan karena sewaktu lahir ASI tidak keluar dan
atau pembantu ASI. Namun ada juga informan tidak memberikan ASInya sejak
lahir karena ketika diberikan ASI anak tersebut langsung diare, hal ini bisa
“..Anak saya dapat ASInya sejak saat dia lahir tapi cumin sedikit dapetnya,
jadi karena sedikit tadi makanya saya bantu dengan susu SGM 1, itu selang
“…Anak saya nda pernah dapat ASI, karena waktu saya kasi dia langsung
mencret, pertama lahir sih saya kasi, tapi karena beberapa minggu dia
bayinya. Kebanyakan dari mereka memberikan susu formula dan sedikit dari
mereka yang memberikan air putih sebagai pendamping ASI maupun sebagai
padat seperti biskuit, bubur, dan pisang walapun umur anaknya belum melewati
umur 6 bulan.
“…Iya air putih sama biskuit…biskuit milna yang diencerkan nda dimakan
“..mmm..saya kasi dia bubur SUN pas waktu dia berumur 4 bulan karena
pas dicoba dia suka, selain itu dapet susu SGM juga dia”
“…Pernah saya kasi susu SGM trus kasi bubur tapi dia nda suka, sekarang
dia dapet ASI tapi saya bantu dengan susu dan bubur…”
sangat bervariasi dari informasi yang didapat dari informan pada penelitian kali
ASInya sendiri, ada yang sebanding dan adapula yang lebih banyak pemberian
lebih banyak ASI dia, kalo buburnya cuman 4 kali…ASInya ada 8 kali..”
“…susu botolnya bisa sampai 8 kali sambil tunggu ASInya banyak keluar..”
“…nda tau..kayaknya sama rata dia, biasanya susu botolnya saya kasi
terjadinya diare
makanan/minuman tambahan selain ASI lebih sering terkena diare pada anak
ASI juga menyebabkan diare pada awal masa kelahiran. Bila dibandingkan
“…susu botolnya bisa sampe 8 kali saya kasi sambil tunggu keluar ASInya,
ya..lebih sering dia diare anak saya, sudah 5 kali ini dia diare…”
pernah dia diare, baru kali..tapi waktu awal bulan sering diare dia, kentut
“..Waktu ASInya lebih banyak, tapi karena sering mencret-mencret dia saya
ASInya..sering sekali sewaktu dia minum susu botol lebih banyak sama lebih
makanan/minuman tambahan
makanan/minuman untuk anak mereka dan para informan juga tahu dengan
“…hmmm kalo membersihin tempat air minum anak saya, dicuciin dulu
“…Iya dengan cara merebus botolnya itu tapi dicuci dulu pake air
sabun..”
66
diberikan pada anak nantinya, mereka beranggapan bahwa menyimpan ASI bisa
menyebabkan basi pada ASInya. Dan hampir semua informan beralasan tidak
memiliki kulkas untuk menyimpan ASI. Ada beberapa informan juga berasalan
memeras ASInya untuk diberikan langsung ke anaknya karena jumlah ASI yang
keluar sedikit.
“…nah kalo menyimpan ASI saya nda pernah simpan paling diperas baru
“…Nda pernah saya simpan, langsung saya buang karena nda punya
kulkas di rumah..”
kasi minum pake sendok nda saya panaskan lagi karena sedikit jumlahnya..”
mengetahui cara menyusui yang baik kepada anaknya. Hal ini bisa dilihat dari
payudara bahkan dapat menjadi sumber infeksi dari diare. Mereka umumnya
anaknya. Tidak ada satupun dari mereka yang menggunakan ASI yang keluar
air sumur baru saya kasikan (beri) ke anak saya,…kalo setelah menetek tak
biarin aja…”
“..Saya bersihkan sih payudara saya sebelum berikan ASI ke anak saya,
“..kalo bersihin payudara sebelum kasi ASI sih iya, tak bersihin pake
sabun..”
68
Sumber air minum para informan hanya terdiri dari tiga sumber air minum
utama antara lain sumber air minum yang berasal dari PAM, sumber air minum
yang berasal dari sumur (air tanah) dan sumber air minum kemasan (air galon).
Bagi informan yang mempunyai sumber air minum yang berasal dari
PAM dan air tanah (sumur) mereka merebus air tersebut sebelum
mengkonsumsinya.
“…untuk minum dirumah ada air galon ada juga air sumur…kalo minum
“…kalo untuk minum pake air PAM aja di rumah, untuk nyuci sama
“…Kalo di rumah untuk minum pake air galon, kalo untuk susunya saya
rebus dulu..”
“…untuk minum pake air di rumah, tapi kalau diminum saya masak dulu
selama 20 menit…”
keluarga mereka. Namun, ada sebagian kecil yang masih BAB/BAK di sungai,
sendiri di rumah mereka walaupun ada yang masih belum punya dan membuang
“…WC di rumah tidak ada…di tetangga juga banyak yang tidak ada
“…WC di rumah sudah ada kalau di rumah, tetangga juga sudah banyak
6.5.3 Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum Memegang dan Memberi Makan Anak
memegang maupun memberi makan pada anak mereka, walaupun ada sebagian kecil
yang tidak melakukannya dengan alasan anak mereka rewel jika tidak segera diberi
Sebagian besar informan juga sudah melakukan cuci tangan dengan baik. Mereka
hampir seluruhnya menggunakan sabun untuk mencuci tangan dan sebagian kecil
“…Mencuci tangan yah, nda pernah karena kalo nangis dia nda bisa diam
“…yah cuci tangan sih kalau mau pegang, kasi makan, sama selese ganti
“..cuci tangan sih iya, tapi cuci tangan pake air saja..”
71
BAB VII
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa umur pemberian ASI pertama kali
sebagian besar telah memberikan ASInya sejak bayi lahir. Hal ini sudah bagus
mengingat ASI ekslusif harus diberikan sedini mungkin dan sesering mungkin.
Pemberian ASI pada jam pertama kehidupan baik untuk pencernaan bayi karena
ASI pada 4 hari pertama ini mengandung kolostrum yang merupakan pencahar
72
yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir
akan sering mengalami defekasi dan feses akan berwarna hitam. Jumlah energi
yang terdapat pada ASI pada awal-awal persalinan tidak terlalu banyak hanya 56
kal/100ml, ini penting karena organ bayi yang baru lahir belum bekerja dengan
baik sehingga membutuhkan energi yang tidak terlalu besar yang justru akan
organ. Pemberian ASI sewaktu lahir juga penting karena kadar Imunoglobulin
yang tinggi yang dapat membantu kekebalan tubuh bayi melawan kuman-kuman
pathogen. Hal ini disebabkan karena ASI mengandung IgA yang tinggi. Bagian
sekretori dari IgA tidak mudah diserap jadi dapat membantu melumpuhkan
bakteri patogen E. Coli dan virus dalam pencernaan. ASI juga mengandung
lisosim yang merupakan enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri E.coli dan
Salmonella.
Dari penelitian juga didapatkan bahwa banyak yang tidak memberikan ASI
sejak lahir karena produksi ASI mereka yang sedikit dan cenderung untuk
dibantu dengan susu formula. Seperti yang dijelaskan diatas kebutuhan energi
dan metabolism bayi pada awal kelahiran tidak besar. Jumlah ASI yang
diproduksi kelenjar susu pun tidak terlalu banyak karena menyesuaikan dengan
meningkat yang disebabkan karena rangsangan berupa isapan dari bayi akan
73
Pemberian susu formula sejak awal kelahiran akan menyebabkan bayi diare
karena kandungan protein whey yang lebih rendah dari casein sehingga
menyebabkan susu formula sulit diserap ditambah lagi enzim LDH (Lactate
Dehidrogenase) yang masih kurang. Jika penyerapan yang berkurang ini terjadi
meningkat sehingga cairan dari ekstralumen akan masuk dan selanjutnya akan
makanan atau minuman tambahan selain ASI bahkan ada yang memberikan
susu formula ini disebabkan kurangnya produksi ASI pada masa menyusui. Jika
dilihat alasan pemberian susu formula tersebut sebenarnya kurang tepat, karena
perlu diingat ketika memberikan susu formula pada bayi maka faktor resiko
untuk terkena diare semakin banyak mulai dari kebersihan tempat minum,
pemberian ASI yang lebih sering akan membuat bayi menghisap lebih aktif
dot. Pada pemberian ASI bayi aktif menghisap, hal ini akan melatih otot-otot
disekitar mulut untuk bergerak dan lidah lebih aktif dalam menghisap. Proses
hasil penelitian ini dapat dilihat, frekuensi diare cenderung lebih banyak pada
diare ketika diberikan ASI pada awal-awal minggu kelahiran, kemungkinan hal
menyusui anak.
minum/makan anaknya.
membuat ASI tersebut menjadi basi. ASI sendiri dapat bertahan 4 jam pada
keadaan terbuka, kebanyakan dari mereka beranggapan jika ASI yang sudah
diperas harus disimpan di lemari es dan jika tidak disimpan di lemari es akan
Dari penelitian juga diperoleh informasi bahwa mereka memeras ASI dan
Kebanyakan dari mereka menggunakan air dari sumber air minum mereka
diare pada anak yang mendapatkan ASI, karena pada air dari sumber air minum
mereka (PAM, sumur, dll) masih mengandung kuman-kuman yang bisa jadi
akan terhisap pada saat bayi menyusui. Hal ini tentu bisa menjadi salah satu
karena pada ASI sendiri mengandung antibodi dan enzim yang bisa membunuh
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sumber air minum yang banyak
digunakan adalah sumber air minum yang berasal dari PAM, air tanah (sumur),
dan air kemasan (gallon). Semua informan sudah baik dalam mengolah sumber
air minum ini sebelum dikonsumsi. Dengan merebus air terlebih dahulu dapat
telah memiliki jamban untuk BAB/BAK, beberapa yang tidak punya membuang
air besar dan kecil pada WC umum yang tersedia dilingkungan dan sebagian
kecil masih membuang air besar dan kecil pada kali. Kebiasaan ini dapat
menyebarkan penyakit diare pada satu orang ke orang banyak jika kali tersebut
kuman diare seperti E.Coli, shigella, dan salmonella serta beberapa parasit
seperti cacing melalui fecooral. Jika seseorang yang terkena diare BAB
sembarangan maka ini akan meningkatkan resiko terkena diare pada orang lain,
penyebaran diare. Feses yang dibuang sembarangan akan terpapar dengan udara
lalat akan mudah untuk hinggap, dan kuman-kuman patogen ini akan menempel
anaknya pada penelitian kali ini didapatkan hampir semua informan telah
memberi makan pada anak. Kebiasaan ini tentu dapat memutuskan mata rantai
terjadinya diare pada bayi, karena dengan mencuci tangan kita telah membunuh
kuman patogen pada tangan kita yang sebelumnya kita tidak tahu telah
memegang apa saja yang mungkin bisa menyebabkan diare. Pada anak yang
78
BAB VIII
KESIMPULAN
8.1 Kesimpulan
1. Dilihat dari resiko relatif atau ratio odds dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
hubungan antara pemberian ASI eksklusif terhadap diare pada balita yaitu ASI
ASI telah diberikan pada saat jam-jam pertama kelahiran walaupun masih ada yang
ASI.
a. Hampir semua informan tidak pernah menyimpan ASInya karena takut ASInya
basi dan sebagian besar beralasan tidak mempunyai tempat untuk menyimpan
(kulkas).
b. Semua informan tidak menggunakan ASI yang keluar dari payudara untuk
anaknya. Sebagian besar menggunakan air dan air sabun untuk membersihkan
5. Kebersihan lingkungan
a. Sebagian besar menggunakan air PAM, air sumur, dan air galon sebagai sumber
air minum.
8.2 Saran
dan makanan tambahan selain ASI di sarana kesehatan ibu dan anak, dan
formula tanpa indikasi tertentu agar ibu bersedia dan tetap berusaha
diare.
b. Perlunya dilakukan penelitian tentang angka kejadian diare pada anak yang
segera mendapatkan ASI setelah lahir dengan yang tidak mendapatkan ASI
setelah lahir.
DAFTAR PUSTAKA
1). Siregar AM, [Online] 2004, Pemberian ASI Ekslusif dan Faktor-Faktor yang
http://library.usu.ac.id/modules.php?
op=mcload&name=Download&file=index&req=getit&lid=986
2). Guandalini, Stefano, [Online] 2009, Diarrhea, [Cited December 5th 2009],
3). Irawati, TH, [Online] 2003,Menyusui Pada Satu Jam Pertama Kehidupan,
http://www.promosikesehatan.com/artikel.php?mn=11&yr=2007&nid=337
http://www.pediatric.org
http://www.pediatric.org
6). Wagner, E. Carol,[Online]2009, Human Milk and Lactation, [Cited June 9th
8). Zein, Umar,[Online] 2004, Diare Akut Disebabkan Bakteri, [Cited December
9). McMillan A. Julian, Oski’s Pediatrics : Principle and Practice 3rd Edition ,
overview
http://www.med.umich.edu1librpapa_diarrhbr_hhg.htm
URL: http://www.med.umich.edu1librpapa_diarrhbr_hhg.htm
14). Kaneshiro, K. Neil, Breast milk, [Cited on August 2th, 2009], URL:
http://www.nlm.nih.govmedlineplusencyarticle002451.htm
15). Neil K. Kaneshiro, MD, Breastfeeding Tips,[ Cited on August 2th, 2009], URL:
http://www.nlm.nih.govmedlineplusencyarticle002451.htm
http://www.nlm.nih.govmedlineplusencyarticle002451.htm
Oleh :
C11105014
Pembimbing :
MAKASSSAR
2009