You are on page 1of 15

J. Biol. Indon. Vol 6, No.

1 (2009)
ISSN 0854-4425

JURNAL
BIOLOGI
INDONESIA
Akreditasi: No 816/D/08/2009
Vol. 6, No. 1, Desember 2009

Uji Potensi Tumbuhan Akumulator Merkuri untuk Fitoremediasi Lingkungan 1


Tercemar Akibat Kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kampung Leuwi
Bolang, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Bogor
Titi Juhaeti, N. Hidayati, F. Syarif & S. Hidayat

Occurrence of Idiosepius (Mollusca: Cephalopoda) in Indonesian waters 13


Janek von Byern & Ristiyanti M. Marwoto

Parameter Populasi Kerang Lumpur Tropis Anodontia edentula Di Ekosistem 25


Mangrove
Yuliana Natan

Bioakumulasi Kadmium Pada Kerang Hijau (Perna viridis) Dengan Aplikasi Perunut 39
Radioaktif
Yusni Ikhwan Siregar

Pengaruh Suhu dan Salinitas Terhadap Respon Fisiologi Larva Tiram Mutiara 51
Pinctada maxima (Jameson)
Tjahjo Winanto, Dedi Soedharma, Ridwan Affandi, & Harpasis S. Sanusi

Pengaruh Kedalaman Terhadap Proses Pelapisan Inti Bulat Pada Kerang Air Tawar 71
(Anodonta woodiana)
Boedi Rachman, Tjahjo Winanto, Maskur, &Yade Sukmajaya

Analisis Vegetasi Hutan Pamah di Pulau Batanta, Raja Ampat, Papua 79


Edi Mirmanto

BOGOR, INDONESIA
J. Biol. Indon. Vol 6, No. 1 (2009)

Jurnal Biologi Indonesia diterbitkan oleh Perhimpunan Biologi Indonesia.


Jurnal ini memuat hasil penelitian ataupun kajian yang berkaitan dengan masalah biologi
yang diterbitkan secara berkala dua kali setahun (Juni dan Desember).

Editor Pengelola

Dr. Ibnu Maryanto


Dr. I Made Sudiana
Dr. Anggoro Hadi Prasetyo
Dr. Izu Andry Fijridiyanto

Dewan Editor Ilmiah

Dr. Abinawanto, F MIPA UI


Dr. Achmad Farajalah, FMIPA IPB
Dr. Ambariyanto, F. Perikanan dan Kelautan UNDIP
Dr. Aswin Usup F. Pertanian Universitas Palangkaraya
Dr. Didik Widiyatmoko, PK Tumbuhan, Kebun Raya Cibodas-LIPI
Dr. Dwi Nugroho Wibowo, F. Biologi UNSOED
Dr. Parikesit, F. MIPA UNPAD
Prof. Dr. Mohd.Tajuddin Abdullah, Universiti Malaysia Sarawak Malaysia
Assoc. Prof. Monica Suleiman, Universiti Malaysia Sabah, Malaysia
Dr. Srihadi Agung priyono, F. Kedokteran Hewan IPB
Y. Surjadi MSc, Pusat Penelitian ICABIOGRAD
Drs. Suharjono, Pusat Penelitian Biologi-LIPI
Dr. Tri Widianto, Pusat Penelitian Limnologi-LIPI
Dr. Witjaksono Pusat Penelitian Biologi-LIPI

Alamat Redaksi
Sekretariat
Oscar efendi SSi MSi
d/a Pusat Penelitian Biologi - LIPI
Jl. Ir. H. Juanda No. 18, Bogor 16002 , Telp. (021) 8765056
Fax. (021) 8765068
Email : jbi@bogor.net
Website : http://biologi.or.id
Jurnal ini telah diakreditasi ulang dengan nilai A berdasarkan SK Kepala LIPI 816/
D/2009 tanggal 28 Agustus 2009.
J. Biol. Indon. Vol 6, No.1 (2009)

DAFTAR ISI

Uji Potensi Tumbuhan Akumulator Merkuri untuk Fitoremediasi Lingkungan Tercemar 1


Akibat Kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kampung Leuwi Bolang,
Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Bogor
Titi Juhaeti, N. Hidayati, F. Syarif & S. Hidayat

Occurrence of Idiosepius (Mollusca: Cephalopoda) in Indonesian waters 13


Janek von Byern & Ristiyanti M. Marwoto

Parameter Populasi Kerang Lumpur Tropis Anodontia edentula Di Ekosistem Mangrove 25


Yuliana Natan

Bioakumulasi Kadmium Pada Kerang Hijau (Perna viridis) Dengan Aplikasi Perunut 39
Radioaktif
Yusni Ikhwan Siregar

Pengaruh Suhu dan Salinitas Terhadap Respon Fisiologi Larva Tiram Mutiara Pinctada 51
maxima (Jameson)
Tjahjo Winanto, Dedi Soedharma, Ridwan Affandi, & Harpasis S. Sanusi

Pengaruh Kedalaman Terhadap Proses Pelapisan Inti Bulat Pada Kerang Air Tawar 71
(Anodonta woodiana)
Boedi Rachman, Tjahjo Winanto, Maskur, &Yade Sukmajaya

Analisis Vegetasi Hutan Pamah di Pulau Batanta, Raja Ampat, Papua 79


Edi Mirmanto

Toksisitas Isolat-Isolat Bacillus thuringiensis yang Mengandung Gen cry 1A Terhadap 97


Hama Penggerek Batang Jagung, Ostrinia furnacalis Guenee
Bahagiawati, Habib Rizjaani, Agustina K. Sibuea

Pengaruh Inokulasi Bakteri Terhadap Pertumbuhan Awal Jarak Pagar (Jatropha curcas 107
L.)
Sri Widawati & Maman Rahmansyah

Karakteristik Tipe Pakan Kelelawar Pemakan Buah dan Nektar di Daerah Perkotaan: 119
Studi Kasus di Kebun Raya Bogor
Sri Soegiharto & Agus P. Kartono

Identifikasi Papasan (Coccinia grandis (L.) Voigt) Di Tiga Populasi di Yogyakarta 131
Ridesti Rindyastuti & Budi Setiadi Daryono

Biodegradasi Phenantrene oleh Mikroba Laut M5 (Alcanivorax Borkumensis) yang 143


Diisolasi dari Teluk Jakarta
Dyah Supriyati
Jurnal Biologi Indonesia 6 (1): 97-105 (2009)

Toksisitas Isolat Bacillus thuringiensis yang Mengandung Gen cry 1A


Terhadap Hama Penggerek Batang Jagung, Ostrinia furnacalis Guenee

Bahagiawati1, Habib Rizjaani1, Agustina K. Sibuea2


1
Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian,
2
Balai Besar Karantina Ikan Soekarno-Hatta.
Email: bahagiawati@indo.net.id

ABSTRACT

Cry genes isolated from Bacillus thuringiensis produce crystal proteins that exhibit a high
insecticidal activity against several plant pests. The objectives of this experiment were to
detect the presence of cry1A sequences from several local Bacillus thuringiensis isolates
multiplied by Lep1A-Lep1B and Lep2A-Lep2B primers using PCR technique and to determine
their toxicity against Ostrinia furnacalis, maize stemborer. From 59 tested isolates, 6 of them
gave PCR products, two DNA bands, first was 490 bp, the expected size of Lep1A-Lep1B
primers, and second was 986 bp, the expected size of Lep2A-Lep2B primers. These isolates
were Jtg 2151, 243, Cib 551, Lam 752, Lam 762 and C 522. All of tested isolates showed
potentially high toxicity against maize stemborer.

Key words: B. thuringiensis, cry1A, Ostrinia furnacalis, PCR.


Kata kunci: B. thuringiensis, cry1A, Ostrinia furnacalis, PCR.

tahun 1976/1977 mencapai 100 juta dollar


PENDAHULUAN
Amerika (Oka & Bahagiawati 1983).
Usaha pengendalian serangan hama
Salah satu kendala dalam bidang
telah dilakukan dengan berbagai cara, di
pertanian yang dihadapi para petani
antaranya dengan menggunakan
jagung di Indonesia adalah serangan
insektisida kimia. Penggunaan bahan
serangga hama Ostrinia furnacalis
tersebut memberikan dampak negatif
(Guenée) (Pyralidae) (Kalshoven 1981).
terhadap kelestarian alam, yaitu matinya
Kerusakan yang diakibatkan hama
organisme non-target, timbulnya hama
tersebut sangat bervariasi, yaitu dari
resisten, serta penumpukan residu pada
kerusakan tanaman dan penurunan
hasil panen dan di dalam tanah (Oka &
kualitas hingga kuantitas panen (Oka
Soehardjan 1997). Oleh karena itu,
& Bahagiawati 1984). Jika diuangkan
diperlukan cara lain selain hanya dengan
kerugian yang disebabkan oleh serangan
pestisida; cara tersebut antara lain dengan
hama di Amerika Serikat mencapai 7,7
mempergunakan biopestisida. Biopesti-
milyar dolar Amerika (Bent & Yu 1999).
sida yang paling popular dan digunakan
Di Indonesia kerugian yang disebabkan
secara komersil sejak tahun 1950-an
oleh serangan hama wereng padi pada
adalah Bacillus thuringiensis (Bahagia-

97
Bahagiawati, Rizjaani, & Sibuea

wati 2002), selanjutnya disebut dengan tukan secara cepat keberadaan sekuen
Bt. Bakteri ini dapat diisolasi dari gen cry, cukup sensitif, relatif cepat, dan
berbagai bahan, seperti dari tanah, mudah digunakan dalam kegiatan rutin
permukaan daun, bubuk biji-bijian, dan (Carozzi et al. 1991).
berbagai bangkai serangga (Carozzi et Penelitian ini dilakukan untuk
al. 1991; Smith et al. 1991). Bt mengidentifikasi 59 isolat Bt lokal koleksi
merupakan bakteri yang menghasilkan Balai Besar Penelitian dan Pengem-
protein kristal dalam inclusion body saat bangan Bioteknologi dan Sumberdaya
bersporulasi. Protein kristal yang bersifat Genetik Pertanian apakah mengandung
insektisida itu disebut δ-endotoksin. Gen gen cry 1A dan untuk mengetahui tingkat
pengkode protein kristal tersebut dikenal toksisitas isolat-isolat B. thuringiensis
sebagai gen cry, kependekan dari kata yang tersebut terhadap Ostrinia
crystal. Salah satu gen cry ialah gen furnacalis (Pyralidae).
cry1A yang mengode protein yang
bersifat insektisida terhadap serangga BAHAN DAN CARA KERJA
hama Lepidoptera dengan bobot molekul
130-140 kilodalton (kDa) (Hofte & Sejumlah 59 isolat Bt berasal dari
Whiteley 1989). koleksi Balai Besar Penelitian
Meskipun telah banyak ada produk Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik
komersial yang sudah dipakai secara luas, Pertanian, Bogor digunakan sebagai
dan telah diidentifikasi berbagai jenis bahan dalam penelitian ini. Sebagai
protein Cry, namun penelitian dalam kontrol positif dipakai isolat yang
usaha mengisolasi dan menidentifikasi mengandung bahan aktif B. thuringiensis
strain-strain B. thuringiensis masih terus subsp. kurstaki HD-7 berasal dari produk
dilakukan, karena sejumlah besar komersial dengan nama dagang Dipel.
serangga hama belum dapat dikendalikan Sebagai kontrol negatif dipakai akuades.
dengan menggunakan toksin yang telah Dua set primer digunakan dalam
ada. Selain itu, strain-strain baru juga penelitian ini yaitu Lep1A (5’
diperlukan untuk menyediakan alternatif CCGGTGCTGGATTTGTGTTA 3’) dan
bila muncul resistensi serangga hama Lep1B (5’ AATCCCGTATTGTACC
terhadap strain Bt tertentu (Bahagiawati, AGCG 3’) serta Lep2A (5’CCGAGA
2001). Beberapa metode mutakhir untuk AAGTCAAACATGCG) dan Lep 2B
mendeteksi gen cry telah dikembangkan, (Lep2B (5’TACATGCCCTTTCAG
antara lain analisis Southern blot, GTTCC) (Carozzi et al. 1991).
penggunaan antibodi monoklonal, dan
analisis elektroforesis hasil polymerase Deteksi gen cry 1A
chain reaction (PCR) dengan menggu- Deteksi gen cry1A dimulai dengan
nakan primer spesifik (Carozzi et al. isolasi DNA plasmid dari masing-masing
1991; Santoso et al. 2000). Analisis PCR isolat dan dilakukan berdasarkan metode
dengan primer spesifik merupakan pilihan lisis alkali Birnboim dan Doly (Ausubel
terbaik karena hasilnya dapat menen- et al. 1992) yang dimodifikasi seperti

98
Toksisitas Isolat Bacillus thuringiensis yang Mengandung Gen cry

tercantum dalam Bahagiawati et al. larva yang hidup pada hari yang sama.
(2002). Setelah itu dilaksanakan analisis Setiap cawan mewakili satu ulangan, dan
dengan PCR seperti tercantum pada masing-masing perlakuan diulang
Bahagiawati et al. (2003). sebanyak 3 kali.
Penelitian disusun dalam Rancangan
Uji toksisitas. Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan
Pengujian toksisitas dilaksanakan dan data diolah dengan menggunakan
dengan memakai serangga O. furnacalis program komputer statistical product
yang diperbanyak pada makanan buatan. and service solutions (SPSS) base 10.0
Pembuatan makanan buatan, dan cara for windows. Ada tidaknya perbedaan
memperbanyak serangganya dapat antara data persentase kematian, berat,
dilihat pada Bahagiawati et al. (2003). dan panjang tubuh larva dari setiap
Uji toksisitas isolat B. thuringinesis perlakuan diuji dengan uji statistika
terhadap larva O. furnacalis mengikuti Kruskal-Wallis. Jika terdapat perbedaan
Bahagiawati et al. (2003) dengan antara rerata perlakuan yang diuji, analisis
modifikasi sebagai berikut. Sebanyak 1 dilanjutkan dengan uji jarak ganda
ml suspensi B. thuringiensis dari ma- Duncan untuk membandingkan semua
sing-masing perlakuan diencerkan pasangan rataan perlakuan. Rerata
dengan 9 ml air suling steril, lalu 1 ml persentase kematian, berat tubuh dan
suspensi bakteri yang telah diencerkan panjang tubuh larva yang hidup kemudian
tersebut dicampurkan ke dalam 9 ml dianalisis dengan analisis regresi linier.
makanan buatan. Makanan buatan yang
telah dicampur suspensi bakteri tersebut HASIL
dimasukkan ke dalam cawan petri
berukuran 50 mm x 9 mm. Setiap cawan Penyaringan isolat-isolat mengan-
petri berisi 2500 μl makanan buatan yang dung gen cry1A dengan PCR
terbagi lagi menjadi 5 bagian, masing- Dari 59 isolat B. thuringiensis lokal
masing 500 μl. Pembagian menjadi 5 yang disaring, hanya 6 isolat yang
bagian ini hanya untuk memudahkan memperlihatkan reaksi positif dimana
pengamatan. Setelah makanan buatan menunjukkan dua pita DNA, yang satu
tersebut membeku, permukaan makanan berukuran kira-kira 490 pb yaitu produk
dilukai dengan tusuk gigi steril untuk dari Lep1A-Lep1B dan yang kedua
memudahkan larva memakan dan hidup berukuran 986 pb yang merupakan
dalam makanan buatan tersebut. Sepuluh produk Lep2A-Lep2B (Gambar 1). Pada
ekor larva instar I dimasukkan ke dalam penelitian ini isolat kontrol positf (Dipel)
setiap cawan petri, masing-masing bagian juga memperlihatkan keberadaan kedua
makanan diinokulasi 2 ekor larva. pita DNA tersebut, sedangkan kontrol
Penghitungkan persentase kamatian larva negatif tidak memperlihatkan adanya pita
dilakukan pada hari ke-6 setelah inokulasi DNA.
berdasarkan Abbot (1925). Selain itu,
diamati juga berat dan panjang tubuh

99
Bahagiawati, Rizjaani, & Sibuea

Uji toksisitas isolat terhadap O. nunjukkan beda antara perlakuan.


furnacalis Analisis data persentase kematian,
Data uji toksisitas terhadap larva O. panjang dan berat tubuh larva yang masih
furnacalis pada hari ke-6 setelah hidup diuji dengan jarak ganda Duncan
infestasi pada seluruh perlakuan dapat untuk membandingkan semua pasangan
dilihat pada Tabel 1. Hasil uji Kriskal- perlakuan dan menunjukkan seluruh
Wallis terhadap semua parameter me- isolat memiliki toksisitas yang tidak

Gambar 1. Produk PCR dari beberapa isolat Bt lokal Jtg2151(1), Cib243(2), Cib551(3),
Lam752(4), Kontrol positip, dipel (+), kontrol negatif akuades (-), Lam762(5) dan
C522(6).

Tabel 1. Toksisitas beberapa isolat Bt lokal yang mengandung gen cry1A terhadap hama O.
furnacalis

Kode isolat Uji Duncan*


Rerata Rerata berat Rerata panjang
kematian tubuh larva tubuh larva
(%) yang hidup yang hidup
(mg) (mm)
Kontrol negatif (akuades) 0,00a 5,90b (30) 13,49b (30)
Kontrol positif (Dipel) 83,33b 0,133a (5) 2,91a (5)
Jtg 2151 96,30b a
0,23 (2) 1,07a (2)
Cib 243 96,67b a
0,03 (1) 0,77a (1)
Cib 551 83,33b 0,77a (5) 2,613a (5)
Lam 752 96,67b a
0,003 (1) 1,03a (1)
Lam 762 96,67b a
0,20 (1) 0,94a (1)
C 522 86,67b a
0,04 (4) 0,78a (4)
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam setiap kolom tidak berbeda
nyata dengan uji jarak ganda Duncan pada taraf kepercayaan α = 0,05, Angka dalam kurung
adalah jumlah total serangga yang hidup per perlakuan

100
Toksisitas Isolat Bacillus thuringiensis yang Mengandung Gen cry

berbeda nyata dengan kontrol positif Pada kontrol positif (Dipel),


Dipel, namun berbeda nyata dengan kematian serangga mencapai 83,3%, dari
kontrol negatif akuades. 30 larva yang diinokulasikan hanya 5 larva
Pada pegujian toksisitas ini tidak yang dapat bertahan hidup pada hari ke-
seekorpun dari larva instar I mati pada 6 setelah inokulasi. Larva-larva yang
perlakuan kontrol negatif, yaitu makanan masih hidup ini terlihat lemah, dengan
buatan yang tidak mengandung suspensi berat tubuh yang relatif kecil yaitu 0,13
Bt. Keseluruh larva yang diinokulasikan mg dan panjang tubuh hanya 2,9 mm.
yaitu berjumlah 30 larva tetap hidup pada Larva-larva yang masih hidup pada
waktu dilakukan pengamatan. Berat makanan yang mengandung isolat uji baik
tubuh larva-larva tersebut mencapai rata- berat tubuh dan panjang tubuh tidak
rata 5,9 mg dan panjang tubuh 13,5 mm. berbeda nyata dengan larva pada kontrol
Di samping itu juga terlihat aktivitas positif dimana berkisar antara 0,04-0,7
makan dari larva-larva itu dimana mg untuk berat tubuh dan 0,7 mm-2,6 mm
ditandai dengan banyak terdapat kotoran untuk panjang tubuh.
serangga disekitar makanan. Oleh sebab Analisis regresi linier (Gambar 3)
itu larva-larva tersebut mempunyai bobot menunjukkan adanya hubungan erat
badan dan panjang tubuh yang sangat antara persentase kematian dan berat
berat dan panjang dibandingkan dengan tubuh larva (R2 = 0,97), demikian juga
larva-larva yang tetap bertahan hidup dengan panjang tubuh larva (R2 = 0,98).
pada makanan buatan yang mengandung Kedua analisis di atas menunjukkan
Bt. hubungan yang terbalik; semakin besar
A B
16
7 y = -0.1311x + 13.409
14
R2 = 0.9848
panjang tubuh (m m )

6
12
y = -0.0609x + 5.7726
5
b erat tu b u h (mg )

2
R = 0.9726 10
4
8
3 6
2
C 1
4
2
0 0
-1 0 20 40 60 80 100 120 0 20 40 60 80 100 120
kematian (%) kematian (%)

16
14
panjang tubuh (mm)

12
10
8
y = 2.1137x + 1.0133
6
R2 = 0.9753
4
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7
berat tubuh (mg)

Gambar 3. Regresi linier antara: A. persentase kematian dan berat tubuh, B. persentase
kematian dan panjang tubuh, C. berat tubuh dan panjang tubuh larva

101
Bahagiawati, Rizjaani, & Sibuea

persentase kematian larva maka semakin dimungkinkan oleh berkembangnya


kecil berat tubuh larva dan panjang tubuh teknologi rekayasa genetika dimana gen
larva yang masih hidup. Lain halnya cry yang terdapat di dalam bakteri Bt
regresi linier antara berat tubuh dan kemudian diintroduksi ke jaringan
panjang tubuh larva yang hidup dimana tanaman sehingga tanaman tersebut
menunjukkan hubungan yang erat (R2= dapat memproduksi protein yang bersifat
0,97) berbanding lurus, semakin berat mematikan serangga ini. Perkembangan
tubuh larva maka semakin panjang tubuh tanaman transgenik ini juga pesat yaitu
larva yang masih hidup pada hari ke-6 dimulai hanya meliputi 1,7 ha pada tahun
setelah inokulasi. 1996 yang hanya ditanam di 4 negara
berkembang menjadi 125 juta ha yang
PEMBAHASAN tersebar di 25 negara pada tahun 2007
(James 2008).
Seperti yang telah dikemukakan, Beberapa penelitian isolasi bakteri
adanya kekawatiran akan pengaruh Bt dengan memakai teknik PCR telah
negatif tentang pemakaian agrokimia dilakukan di Indonesia (Listanto et al
telah meningkatkan perhatian masarakat 1997; Santoso et al. 2000) namun baru
kepada bioinsektisida sebagai alternatif pada tahap penentuan keberadaan gen
teknologi untuk menurunkan populasi cry1A saja, belum pada tahap bioasai
hama. Salah satu bioinsektisida yang toksisitasnya terhadap hama target.
banyak digunakan adalah bioinsektisida Penelitian yang lebih lengkap yaitu
yang berbahan aktif Bt. Produksi identifikasi gen cry1A yang diikuti oleh
bioinsektisida Bt ini telah dimulai sejak bioasai mulai dilakukan pada tahun 2003
tahun 1950-an dan sangat berkembang (Bahagiawati et al. 2003) dimana
pada tahun-tahun berikutnya, misalnya dilakukan bioasai terhadap hama utama
pada tahun 1980 investasi industri jagung yaitu O. furnacalis, namun pada
bioinsektisida ini mencapai $24 juta US penelitian ini identifikasi gen cry1A
dolar dan menjadi $107 juta US dolar di dilakukan hanya memakai sepasang
tahun 1989. Kenaikan investasi industri primer yaitu Lep 1A-Lep1B. Pada waktu
Bt ini diperkirakan 11% per tahun, Santoso et al. 2000 melaksanakan
dimana pada tahun 1999 mencapai $300 penelitian identifikasi gen cry1A pada 33
juta. Bioinsektisida Bt umumnya isolat Bt lokal, mereka memakai 2 pasang
dikomersilkan dalam bentuk spora primer, masing-masing Lep1A-Lep1B
berbentuk tepung. Potensi toksisitasnya dan Lep2A- Lep2B. Proses PCR dari tiap
berlipat dibandingkan dengan pestisida pasang primer ini dilakukan satu per satu
misalnya 300 kali dibandingkan dengan pada PCR running yang berbeda. Pada
sintetik pyrethroid (Feitelson et al. 1992). penelitian kami sekarang ini PCR
Pada awal tahun1995/1996 mulai dilakukan dengan mempergunakan 2 set
berkembang bentuk lain dari insektisida primer di atas sekaligus dalam satu kali
Bt ini, yaitu diproduksi dengan sendirinya running. Hasil penelitian kami
oleh jaringan tanaman transgenik. Hal ini memperlihatkan hasil yang lebih akurat

102
Toksisitas Isolat Bacillus thuringiensis yang Mengandung Gen cry

dimana ditemukan hanya 2 pita DNA serangga berubah menjadi toksin.


spesifik untuk cry1A. Pada hasil Kemudian toksin tersebut akan berikatan
penelitian Santoso et al. (2000) ditemukan (binding) dengan reseptor spesifik pada
banyak pita DNA yang tidak spesifik sel-sel epitel usus bagian tengah ini dan
untuk tiap set primer. Dengan demikian membentuk pori-pori pada membran sel
penelitian kami ini lebih memberikan yang menyebabkan tekanan osmosis
kemajuan dari dahulu karena dapat yang tinggi di dalam sel dan selanjutnya
menghemat waktu dan biaya serta menyebabkan sel-sel epitelium lisis/pecah
hasilnya lebih akurat karena hanya pita dan pada akhirnya kematian larva
spesifik saja yang didapatkan dari hasil (Schnepf et al. 1998).
visualisasi hasil PCR dengan gel Pada penelitian ini ditemukan 6 isolat
elektroforesis. Pasangan primer Lep1A- Bt lokal yang bersifat toksik terhadap O.
Lep1B dan Lep2A dan Lep2B furnacalis. Empat isolat yaitu Jtg2151,
mengamplifikasi segmen DNA gen Cib 243, Lam752 dan Lam762
cry1A pada posisi nukleotida yang toksisitasnya melebihi toksisitas Dipel,
berlainan, yaitu Lep1A-Lep1B pada yaitu bioinsektisida Bt yang telah
posisi 310-800 dan Lep2A-Lep2B pada dikomersilkan. Toksin Bt pada isolat yang
posisi 2158-3066. Suatu isolat Bt diduga diuji ini tidak hanya menyebabkan
kuat mengandung gen cry1A apabila kematian larva, tetapi juga menurunkan
kedua pasang primer menghasilkan berat tubuh dan panjang tubuh larva yang
produk PCR sebesar 490 dan 908/986 berhasil tetap hidup. Hal ini jelas
(Carozzi et al. 1991). menunjukkan bahwa toksin Bt tersebut
Proses isolasi dan identifikasi bakteri sangat mengganggu metabolisme
Bt masih terus berlanjut sampai kini. serangga sehingga mengakibatkan fisik
Pada penelitian kami didapatkan 6 isolat serangga yang tidak sehat pula dan
Bt lokal yang berpotensi membunuh berakhir dengan kematian.
serangga O furnacalis. Toksisitas isolat-
isolat tersebut disebabkan oleh KESIMPULAN
keberadaan gen cry1A yang mengkode
protoksin yang spesifik bagi serangga Dari 59 isolat yang diuji, 6 isolat
ordo Lepidoptera (Höfte & Whiteley menunjukkan reaksi positif PCR dengan
1989; Ceron et al. 1994). Larva yang menghasilkan dua pita DNA yang
memakan toksin Bt, setelah beberapa berukuran masing-msing 490 kb dan 986
hari tampak kecil, gerakannya lambat, kb. Berdasarkan hasil uji toksisitas isolat
dan aktifitas makan menurun. Larva yang B. thuringiensis terhadap larva instar I
mati berwarna hitam/gelap dan tubuhnya dapat disimpulkan bahwa semua isolat B.
mudah hancur. Kematian larva terjadi thuringiensis yang diuji menunjukkan
karena adanya aktivitas protein kristal toksisitas yang tinggi terhadap larva
Cry1A pada usus bagian tengah larva. instar I O. furnacalis.
Protein kristal yang dimakan larva larut
bersifat protoksi dan di dalam usus tengah

103
Bahagiawati, Rizjaani, & Sibuea

DAFTAR PUSTAKA Bacillus thuringiensis strain by


Polymerase Chain Reaction product
Abbot, WS. 1925. A method of computing profiles. Appl. Envi. Microbiol.
the effectiveness of an insecticide. 57(11): 3057-3061.
J. Econ Ento.. 18: 265-267. Ceron, J., L. Covarrubias, R. Quintero,
Ausubel, FM., R. Brent, RE. Kingston, A. Ortiz, M. Ortiz, E. Aranda, L.
DD. Moore, JG. Seidman, J.A. Smith Lina & A. Bravo. 1994. PCR
& K. Struhl. 1992. Short protocols analysis of the cry1 insecticidal
in molecular biology: A crystal family genes from Bacillus
compendium of methods from thuringiensis. Appl. Envi..
current protocols in molecular Microbiol. 60: 353-356.
biology. Second Ed. New York. Feitelson, JS., J. Payne, & L. Kim. 1992.
John Willey. Bacillus thuringiensis: insects and
Bahagiawati. 2001. Managemen Beyond. Bio/Technology 10: 271-
resistensi serangga hama pada 275
pertanaman tanaman transgenik Bt. Höfte, H. & HR. Whiteley. 1989.
Buletin Agrobio: 4 (1): 1-8. Insecticidal crystal protein of
Bahagiawati & Amirhusin. 2002. Bacillus thuringiensis. Micro.
Penggunaan Bacillus thuringiensis Rev. 53(2): 242-255.
sebagai bio- insektisida. Bul. James, C. 2008. Global Review of
Agrobio 5(1): 21-28 Commercial Transgenic Crops:
Bahagiawati, D. Setyawan & Sutrisno. 2008. ISAAA Briefs. No. 39.
2002. Metode PCR sederhana ISAAA, Ithaca, N.Y.
untuk menapis isolat Bacillus Kalshoven, LGE. 1981. Pest of crops
thuringiensis yang membawa gen in Indonesia. Terjemahan dari De
cry V. J. Mikro Indo.7(2): 35-38. plagen van de cultuurgewassen
Bahagiawati, H. Rijzaani, & N. Riani in Indonesie, oleh Van der Laan,
Simanjuntak. 2003. Deteksi gen cry P.A. PT Ichtiar Baru-Van Hove,
1A Bacillus thuringiensis dengan Jakarta.
teknik PCR dan toksisitas-nya Listanto, E., Sutrisno, S. Brotonegoro, B.
terhadap Ostrinia furnacalis Santoso, B. Soegiarto & MS.
Guenee. J. Mikro. Indo. 8(1): 27- Sarjono. 1997. Deteksi isolat
30. Bacillus thuringiensis Indonesia
Bent, A F. & IC. Yu, 1999. Applications yang mengandung gen cry1A(a),
of Molecular Biology to Plant cry1A(b), cry 1A(c) dengan PCR.
Disease and Insect Resistance. Pros. Sem. Perhim. Biotek. Perta.
Advances in Agronomy 66:251- Indone. Surabaya 12-14 Maret
298. 1997.
Carozzi, NB., VC. Kramer, GW. Warren, Oka, IN. & Bahagiawati AH. 1983.
S. Evola & M.G. Koziei. 1991. Wereng coklat dan pengendaliannya
Prediction of insecticidal activity of dalam prespektif. Masalah dan

104
Toksisitas Isolat Bacillus thuringiensis yang Mengandung Gen cry

Identifikasi isolat Bacillus


Hasil penelitian Padi. Risalah
thuringiensis Indonesia yang
lokakarya penelitian padi,
mengandung gen cry1A mengguna-
Cibogo, Bogor, 22-24 Maret 1983.
kan teknik PCR. Jurnal Biotekno-
Oka IN. & Bahagiawati AH. 1984.
logi Pertanian 5(2): 53-60.
Pengendalian terpadu hama padi.
Schnepf, E., N. Crickmore, J. van Rie,
Padi-Buku III: 653-680.
D. Lereclus, J. Baum, J. Feitelson,
Oka, IN. & Soehardjan. 1997. Tantangan
D.R. Zeigler & D.H. Dean. 1998.
entomologi pada abad XXI.
Bacillus thuringiensis and its
Prosiding seminar nasional
insecticidal crystal proteins. Mol.
Tantangan entomologi pada
Biol. Rev. 63(3):775-806.
abad ke XXI. Perhimpunan
Smith, RA. & GA. Couche. 1991. The
Entomologi Indonesia Cabang
phylloplane as a source of Bacillus
Bogor.
thuringiensis variants. Appl.
Santoso, TJ., E. Listanto, Rodiyah, D.
Environ. Microbiol. 57: 311-315.
Damayanti & Sutrisno. 2000.

Memasukkan: April 2009


Diterima : September 2009

105
J. Biol. Indon. Vol 6, No. 1 (2009)

PANDUAN PENULIS

Naskah dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Naskah disusun dengan urutan:
JUDUL (bahasa Indonesia dan Inggris), NAMA PENULIS (yang disertai dengan alamat Lembaga/
Instansi), ABSTRAK (bahasa Inggris, maksimal 250 kata), KATA KUNCI (maksimal 6 kata),
PENDAHULUAN, BAHAN DAN CARA KERJA, HASIL, PEMBAHASAN, UCAPAN
TERIMA KASIH (jika diperlukan) dan DAFTAR PUSTAKA.

Naskah diketik dengan spasi ganda pada kertas HVS A4 maksimum 15 halaman termasuk
gambar, foto, dan tabel disertai CD. Batas dari tepi kiri 3 cm, kanan, atas, dan bawah masing-
masing 2,5 cm dengan program pengolah kata Microsoft Word dan tipe huruf Times New Roman
berukuran 12 point. Setiap halaman diberi nomor halaman secara berurutan. Gambar dalam
bentuk grafik/diagram harus asli (bukan fotokopi) dan foto (dicetak di kertas licin atau di scan).
Gambar dan Tabel di tulis dan ditempatkan di halam terpisah di akhir naskah. Penulisan simbol α,
β, χ, dan lain-lain dimasukkan melalui fasilitas insert, tanpa mengubah jenis huruf. Kata dalam
bahasa asing dicetak miring. Naskah dikirimkan ke alamat Redaksi sebanyak 3 eksemplar (2 eksemplar
tanpa nama dan lembaga penulis).
Penggunaan nama suatu tumbuhan atau hewan dalam bahasa Indonesia/Daerah harus
diikuti nama ilmiahnya (cetak miring) beserta Authornya pada pengungkapan pertama kali.
Daftar pustaka ditulis secara abjad menggunakan sistem nama-tahun. Contoh penulisan
pustaka acuan sebagai berikut :

Jurnal :
Hara, T., JR. Zhang, & S. Ueda. 1983. Identification of plasmids linked with polyglutamate
production in B. subtilis. J. Gen. Apll. Microbiol. 29: 345-354.
Buku :
Chaplin, MF. & C. Bucke. 1990. Enzyme Technology. Cambridge University Press. Cambridge.
Bab dalam Buku :
Gerhart, P. & SW. Drew. 1994. Liquid culture. Dalam : Gerhart, P., R.G.E. Murray, W.A. Wood,
& N.R. Krieg (eds.). Methods for General and Molecular Bacteriology. ASM., Washington.
248-277.
Abstrak :
Suryajaya, D. 1982. Perkembangan tanaman polong-polongan utama di Indonesia. Abstrak
Pertemuan Ilmiah Mikrobiologi. Jakarta . 15 –18 Oktober 1982. 42.
Prosiding :
Mubarik, NR., A. Suwanto, & MT. Suhartono. 2000. Isolasi dan karakterisasi protease
ekstrasellular dari bakteri isolat termofilik ekstrim. Prosiding Seminar nasional Industri
Enzim dan Bioteknologi II. Jakarta, 15-16 Februari 2000. 151-158.
Skripsi, Tesis, Disertasi :
Kemala, S. 1987. Pola Pertanian, Industri Perdagangan Kelapa dan Kelapa Sawit di
Indonesia.[Disertasi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Informasi dari Internet :
Schulze, H. 1999. Detection and Identification of Lories and Pottos in The Wild; Information
for surveys/Estimated of population density. http//www.species.net/primates/loris/
lorCp.1.html.
J. Biol. Indon. Vol 6, No.1 (2009)

UCAPAN TERIMA KASIH

Jurnal Biologi Indonesia mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada


para pakar yang telah turut sebagai penelaah dalam Volume 6, No 1, Desember
2009:

Dr. Fredinan Yulianda Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB


Dr. Hari Sutrisno, Puslit Biologi-LIPI
Ir. Heryanto MSc, Puslit Biologi-LIPI
Ir. Majariana Krisanti MSi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB
Dr. Niken Tunjung Murti Pratiwi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB
Dr. Rugayah, Puslit Biologi-LIPI

Edisi ini dibiayai oleh DIPA Puslit Biologi-LIPI 2009


J. Biol. Indon. Vol 6, No. 1 (2009)

Toksisitas Isolat-Isolat Bacillus thuringiensis yang Mengandung Gen cry 1A Terhadap 97


Hama Penggerek Batang Jagung, Ostrinia furnacalis Guenee
Bahagiawati, Habib Rizjaani, Agustina K. Sibuea

Pengaruh Inokulasi Bakteri Terhadap Pertumbuhan Awal Jarak Pagar (Jatropha curcas 107
L.)
Sri Widawati & Maman Rahmansyah

Karakteristik Tipe Pakan Kelelawar Pemakan Buah dan Nektar di Daerah Perkotaan: 119
Studi Kasus di Kebun Raya Bogor
Sri Soegiharto & Agus P. Kartono

Identifikasi Papasan (Coccinia grandis (L.) Voigt) Di Tiga Populasi di Yogyakarta 131
Ridesti Rindyastuti & Budi Setiadi Daryono

Biodegradasi Phenantrene oleh Mikroba Laut M5 (Alcanivorax Borkumensis) yang 143


Diisolasi dari Teluk Jakarta
Dyah Supriyati

You might also like