You are on page 1of 4

Pengertian Pemanasan Global

Pengertian Pemanasan Global (Global warming)

Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer,


laut dan daratan bumi. Pada saat ini bumi menghadapi pemanasan yang cepat.
Menurut para ahli meteorologi, selama seratus tahun terakhir, rata-rata
temperatur ini telah meningkat dari 15oC menjadi 15.6oC. Hasil pengukuran yang
lebih akurat oleh stasiun meteorologi dan juga data pengukuran satelit sejak
tahun 1957, menunjukkan bahwa sepuluh tahun terhangat terjadi setelah tahun
1980, tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. Secara kuantitatif nilai
perubahan temperatur rata-rata bumi ini kecil tetapi dampaknya sangat luar biasa
terhadap lingkungan.

Penyebab utama pemanasan global adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti
batu bara, minyak bumi dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas
lainnya seperti Metana, Chlor, Belerang dan lain sebagainya. Pelepasan gas-gas
tersebut telah menyebabkan munculnya fenomena yang disebut dengan Efek
Rumah Kaca (green house effect).

Efek rumah kaca terjadi karena gas-gas yang dilepaskan dari hasil pembakaran
bahan bakar fosil bersifat seperti rumah kaca. Rumah kaca bersifat meloloskan
radiasi gelombang pendek dari radiasi matahari, tetapi akan menahan pantulan
radiasi matahari tersebut yang setelah mencapai permukaan bumi, berubah
menjadi radiasi gelombang panjang. Selama matahari bersinar, akan terjadi
akumulasi radiasi sehingga temperatur di dalam rumah kaca akan semakin panas.

Secara umum, negara negara industri seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis,
Jerman, Italia, Rusia, Jepang dan Kanada merupakan negara-negara penghasil gas
rumah kaca terbesar, sehingga disinyalir sebagai negara-negara yang paling
bertanggung jawab terhadap pemanasan Global. Untuk menetralisir citra negatif
yang melekat pada negara-negara industri tersebut, mereka terkadang menuduh
negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Brasil yang memiliki hutan yang
luas, ikut bertanggung jawab pula terhadap pemanasan global karena praktek
penebangan hutan. Padahal kebutuhan kayu di negara-negara industri tersebut
sebagian besar dipenuhi dari penebangan hutan-hutan di negara berkembang.

Dampak pemanasan global yang terjadi di setiap negara berbeda karena faktanya
iklim di setiap negara berbeda yaitu terdiri dari tropik dan subtropik. Di negara
subtropik yang memiliki 4 musim, dampak pemanasan global terutama terjadi
pada perubahan suhu yang makin ekstrim saat musim panas (suhu lebih panas)
dan saat musim dingin (suhu lebih dingin). Sedangkan dampak yang terjadi di
daerah tropik terutama berpengaruh terhadap pergeseran musim (awal dan akhir
musim hujan atau kemarau) serta meningkatnya kasus wabah penyakit. Selain itu
dampak yang dirasakan oleh negara kepulauan adalah ancaman berkurangnya
panjang garis pantai akibat meningkatnya tinggi muka laut karena mencairnya
lapisan es di kutub.

Dampak yang terjadi akibat pemanasan global sangat beragam yaitu dampak
terhadap cuaca, tinggi muka air laut, pertanian, hewan dan tumbuhan serta
kesehatan manusia.

Akibat pemanasan global temperatur pada musim dingin dan malam hari akan
cenderung meningkat. Curah hujan meningkat, air akan lebih cepat menguap dari
tanah, akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.
Topan badai lebih sering terjadi.
Pemanasan global akan mencairkan banyak es di kutub. Akibatnya tinggi muka
laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm selama abad 20. Diprediksi pada
abad 21, akan terjadi peningkatan tinggi muka air antara 9 – 88 cm. Padahal
menurut perhitungan para ahli IPPC (lembaga internasional yang menangani
perubahan iklim), kenaikan 100 cm muka air laut akan menenggelamkan 6 persen
daerah Belanda, 17.5 persen daerah Bangladesh. Dan ribuan pulau kecil di
Indonesia akan tenggelam.

Wabah penyakit yang biasanya ditemukan di daerah tropik, seperti malaria dan
DBD diperikirakan akan meningkat sebesar 60 %.

Fakta yang tercatat menunjukkan bahwa akibat gelombang panas yang terjadi
pada bulan Juni 2003 telah menewaskan 25.000 penduduk Eropa. Sedangkan
menurut laporan BBC, musim dingin yang ekstrim yang terjadi pada bulan
Desember 2003 telah menyebabkan kematian 2500 penduduk Inggris. Bahkan
menurut laporan WHO pada bulan Desember 2003, pemanasan global telah
membunuh 150 ribu orang tiap tahun. Menurut perkiraan WHO, dalam 30 tahun
mendatang, angka kematian yang disebabkan oleh pemanasan global akan
mencapai angka 300 ribu per tahun.
Efek Rumah Kaca atau Greenhouse Effect merupakan istilah yang pada awalnya
berasal dari pengalaman para petani di daerah beriklim sedang yang menanam
sayur-sayuran dan biji-bijian di dalam rumah kaca. Pengalaman mereka
menunjukkan bahwa pada siang hari pada waktu cuaca cerah, meskipun tanpa
alat pemanas suhu di dalam ruangan rumah kaca lebih tinggi dari pada suhu di
luarnya.

Hal tersebut terjadi karena sinar matahari yang menembus kaca dipantulkan
kembali oleh tanaman/tanah di dalam ruangan rumah kaca sebagai sinar
inframerah yang berupa panas. Sinar yang dipantulkan tidak dapat keluar ruangan
rumah kaca sehingga udara di dalam rumah kaca suhunya naik dan panas yang
dihasilkan terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak tercampur
dengan udara di luar rumah kaca. Akibatnya, suhu di dalam ruangan rumah kaca
lebih tinggi daripada suhu di luarnya dan hal tersebut dikenal sebagai efek rumah
kaca. Efek rumah kaca dapat pula terjadi di dalam mobil yang diparkir di tempat
yang panas dengan jendela tertutup.

Gas-gas Rumah Kaca atau Greenhouse Gases adalah gas-gas yang menyebabkan
terjadinya efek rumah kaca. Selain uap air (H2O)  Siklus Air dan karbon dioksida
(CO2), terdapat gas rumah kaca lain di atmosfer, dan yang terpenting berkaitan
dengan pencemaran dan pemanasan global adalah metana (CH4), ozon (O3),
dinitrogen oksida (N2O), dan chlorofluorocarbon (CFC)  Perusakan Lapisan Ozon.

You might also like