You are on page 1of 7

INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET

Noviani Sahputri, Prawistin Noorlaily, Reza Bachtiar, Andrew Imada Samosir


10208061, 10208089, 10208062, 10208031
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
E-mail : noviani.sahputri@gmail.com

Asisten : Doni Herlambang / 10207077


Tanggal Praktikum : 22-09-2010

Abstrak
Interferometer merupakan alat untuk mengukur panjang gelombang sinar koheren. Dalam
praktikum ini digunakan interferometer Michelson - Morley dan interferometer Mach
Zender. Namun praktikum dibatasi hanya pada pengamatan pola difraksinya untuk
memahami prinsip kerjanya dan gejala interferensi yang terjadi. Dalam praktikum ini juga
dibahas mengenai pengukuran ketebalan rambut dengan memanfaatkan prinsip babinet.

Kata Kunci Interferometer, Prinsip Babinet, Laser He-Ne

I. Pendahuluan Sumber cahaya yang digunakan pada


percobaan kali ini adalah sinar laser,
Interferometer merupakan alat untuk
karena sinar laser memiliki gelombang
mengukur panjang gelombang sinar
yang koheren dan monokromatik
koheren. Sedangkan interferensi ialah
sehingga dapat terlihat oleh kasat mata.
pertemuan dan pertindihan, atau
Selain itu, sinar laser juga memiliki berkas
superposisi gelombang yang koheren.
cahaya dengan intensitas tinggi dan sulit
Selain terjadi interferensi, cahayapun
menyebar.
dapat terdifraksi. Difraksi yaitu
Interferometer yang digunakan dalam
penyebaran cahaya akibat melalui sebuah
eksperimen Modul 1 ini adalah
celah sempit. Dan syarat terjadinya
Interferometer Michelson dan
difraksi adalah lebar celah suatu kisi harus
Interferometer Mach Zender.
lebih kecil dari panjang gelombang
cahaya.
Interferometer Michelson - Morley Interferometer memiliki konsep yang
mirip dengan interferometer Michelson –
Morley, namun pada interferometer jenis
ini digunakan dua beam splitter yang
terpisah.

Prinsip Babinet dan Difraksi


Prinsip Babinet ini mengungkapkan

Gambar 1. Rangkaian Interferometer Michelson bahwa pola difraksi yang sama dapat
Morley terjadi jika satu atau sekelompok celah
diganti dengan komplemennya.
Sinar laser yang menuju beam splitter Pola difraksi oleh sebuah rambut yang
akan dipecah menjadi 2 sinar koheren memiliki ketebalan d akan sama dengan
dengan intensitas masing-masing 50 %. pola difraksi oleh suatu celah yang
Sinar 1 akan direfleksikan menuju M1, memiliki lebar d. Sehingga dengan
sedangkan Sinar 2 akan ditransmisikan menggunakan prinsip babinet kita dapat
menuju M2. Lalu, sinar akan direfleksikan menentukan ketebalan rambut dengan
oleh sinar 1 dan Sinar 2 kembali menuju mengamati pola difraksinya.
beam splitter. Sinar yang bertemu di satu Persamaan difraksi untuk sebuah
titik pada beam splitter akan difokuskan cahaya monokromatik
oleh lensa sferis sehingga dapat dilihat
nλ=dsinθ (1)
pola interferensinya pada layar.
dimana
λ=¿ panjang gelombang
Interferometer Mach – Zender
D = lebar celah
θ = sudut difraksi

Untuk θ ≪, jarak antar terang pusat


dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan

λL
∆ x= ..............................(2)
Gambar 2. Rangkaian Interferometer Mach Zender d
dengan Sinar laser menuju beam splitter 1
L = jarak layar ke celah difraksi dipecah menjadi dua buah sinar koheren.
∆ x = jarang antar terang Sinar 1 menuju cermin 1, sedangkan sinar
2 menuju cermin 2. Refleksi sinar 1 dan
II. Metoda Percobaan sinar 2 yang dirfleksikan oleh masing-
masing cermin harus dipertemukan
Interferometer Michelson – Morley
kembali pada satu titik di beam splitter 2.
Interferometer Michelson – Morley
Setelah itu, kedua sinar yang telah
digunakan pada percobaan pertama.
bergabung pada beam splitter 2 akan
Pertama, alat-alat disusun menyerupai
difokuskan oleh lensa untuk diamati pola
Gambar 1. Lalu, laser dinyalakan dan
difraksinya pada layar.
diarahkan agar mengenai beam splitter.
Cermin 1 diatur posisinya agar pantulan
Prinsip Babinet dan Difraksi
sinar laser kembali mengenai beam
Pada eksperimen kali ini digunakan
splitter.
prinsip Babinet untuk mengukur
Lalu, Cermin 2 juga digeser-geser agar
ketebalan rambut. Sehelai rambut
sinar laser dari pantulan Cermin 2
diletakkan secara vertikal pada bangku
mengenai kembali beam splitter di titik
optik. Lalu, sinar laser diarahkan
yang sama dengan pantulan dari Cermin
mengenai rambut sehingga dapat terlihat
1. Setelah itu, lensa sferis diletakkan di
pola difraksinya pada layar. Posisi antara
antara beam splitter dengan layar seperti
layar dan bangku optik (L) diubah-ubah
terlihat pada Gambar 1. Posisi lensa diatur
sebanyak 5 kali. Pola difraksinya diamati
agar pola yang terlihat pada layar
dan dihitung ∆x-nya (jarak antar terang)
menyerupai lingkaran sempurna.
sampai terang ke-4 untuk masing-masing
L.
Interferometer Mach – Zender
Pada interferometer Mach Zender
digunakan dua buah beam splitter. Konsep
kerjanya mirip dengan Interferometer
Michelson – Morley.
III. Data dan Pengolahan

Interferometer Michelson – Morley

Tabel 1. Perbandingan pola interferensi


interferometer Michelson – Morley

Interferometer Mach – Zender

Table 3. Data L dan ∆x pada pengukuran


ketebalan rambut

Persamaan (2) :
Tabel 2. Perbandingan pola interferensi
λL
interferometer Mach Zender ∆ x=
d

Prinsip Babinet dan Difraksi ( λL)=d ∆ x

Identik dengan persamaan linier :

y=mx+c
dengan :
y ≈( λL)
Gambar 3. Pola Difraksi Pengukuran Ketebalan m≈d
Rambut x≈ ∆ x

Maka, untuk mencari ketebalan


rambut (d) dapat dilakukan dengan
menghitung gradiennya. Jika tabel 3 di
plot dan dijadikan grafik, maka hasilnya Pola gelap terang tercipta karena
adalah terjadinya interferensi konstruktif dan
interferensi destruktif.
Pada interferensi konstruktif terjadi
superposisi antara dua atau lebih
gelombang yang sefasa, sehingga
menghasilkan gelombang dengan
amplitudo yang merupakan penjumlahan
dari masing-masing amplitudo
Grafik 1. Grafik antara Lλ dengan ∆x
gelombangnya.
Dari grafik di atas dapat dihitung
Sedangkan interferensi destruktif
gradiennya,
terjadi superposisi antara dua atau lebih
gelombang yang berbeda fasa, amplitudo
−3
m=d=4.10 cm=0.04 mm gelombangnya akan saling
menghilangkan.
Maka, ketebalan rambut yang diperoleh
Dari percobaan yang dihasilkan
dari percobaan ini adalah sebesar 0.04
terdapat perbedaan pola interferensi, baik
mm.
pada percobaan interferometer

IV. Pembahasan Michelson - Morley maupun Mach

Interferometer Zender. Menurut saya, hal ini dikarenakan

Pola difraksi yang terlihat pada layar pembagian sinar di beam splitter tidak

tidak selalu jelas terlihat. Karena sinar 50%-50%. Namun, jika dibandingkan

laser mudah sekali terganggu. antara kedua interferometer, hasil

Menyebabkan pola gelap terang kadang percobaan dengan referensi

tampak dan terkadang tidak terjadi pola menyimpulkan hasil yang sama.

interferensi pada layar, hanya terjadi Interferometer Mach Zender memiliki

pembesaran oleh lensa. kerapatan pola gelap terang yang lebih

Selain itu pola gelap terang juga tidak tinggi daripada interferometer Michelson

jelas terlihat karena lensa tidak dalam – Morley seperti dapat terlihat pada Tabel

keadaan steril, sehingga terlihat ada sidik 1 dan Tabel 2.

jari pada pola gelap terangnya. Interferometer Michelson – Morley


memiliki rangkaian yang lebih sederhana
dibandingkan Interferometer Mach Prinsip Babinet dan Difraksi
Zender. Sehingga interferometer Pada percobaan diperoleh ketebalan
Michelson – Morley lebih mudah untuk rambut sebesar 0.04 mm. Menurut
dilakukan dengan fasilitas standar. referensi yang didapatkan, ketebalan
Namun, menurut saya jika dilakukan rambut berkisar antara 0.04 mm-0.25
dengan ketelitian yang tinggi, eksperimen mm. Percobaan yang dilakukan masih
menggunakan interferometer Mach cukup baik karena berada di range
Zender akan lebih baik karena distribusi ketebalan rambut. Namun hasil
frekuensi yang dihasilkan lebih jelas. Pola percobaan berada di batas minimum.
gelap terangnya memiliki kerapatan lebih Ada faktor yang mempengaruhi
tinggi dibandingkan pola gelap terang keakuratan dari eksperimen pengukuran
yang dihasilkan interferometer Michelson ketebalan rambut ini, yaitu pada saat
– Morley. penggambaran kembali pola difraksinya.
Perbedaan fasa yang terjadi pada Difraksi yang terlihat di layar ditebalkan
beam divider akan mempengaruhi hasil menggunakan pensil, namun saat
interferensi yang terlihat pada layar. menebalkan pola difraksi keadaan layar
Karena perbedaan fasa inilah yang akan tidak stabil. Sehingga penggambaran
menghasilkan pola gelap terang (pola kembali pola difraksinya menjadi sulit dan
interferensi) pada layar. kurang tepat. Hal ini berpengaruh pada
Selain itu, jarak antara layar dengan ketepatan pengukuran ∆x-nya, tentu saja
beam divider juga akan mempengaruhi mempengaruhi juga hasil pengukuran
pola interferensi. Karena besar beda fasa ketebalan rambut.
ditentukan oleh panjang lintasan dan
waktu yang ditempuh oleh sinar. V. Simpulan
Pada saat percobaan interferometer, 1. Interferometer Michelson – Morley
pada cermin terlihat tidak hanya satu titik lebih mudah untuk dilakukan karena
sinar laser. Hal ini menurut saya rangkaiannya lebih sederhana
dikarenakan berkas sinar laser dibandingkan Interferometer Mach
sebelumnya telah melalui beam splitter. Zender.
Sinar laser yang awalnya hanya satu titik 2. Interferometer Mach Zender memiliki
dipecah oleh beam splitter. pola gelap terang yang lebih rapat
daripada interferometer Mach Zender.
3. Jarak antara layar dan beam splitter
mempengaruhi hasil interferensi.
4. Intensitas yang tidak terbagi 50%-50%
akan mempengaruhi pola interferensi
yang terjadi.
5. Prinsip Babinet dapat digunakan untuk
menghitung ketebalan rambut.

Pustaka

1. http://www.rp-
photonics.com/interferometers.html
(tanggal 23 September 2010 pukul
06.30 WIB)
2. Setyaningsih, Agustina.Penentuan
Nilai Panjang Koherensi Laser
Menggunakan.
(http://eprints.undip.ac.id/2491/1/Pe
nentuan_Nilai_Panjang_Koherensi_La
ser_Menggunakan_Interferometer_Mi
chelson.pdf) (tanggal 25 September
2010 pukul 09.00WIB)
3. http://www.funtrivia.com/askft/Ques
tion25152.html (tanggal 25 September
2010 pukul 09.00WIB)
4. http://www.gymnasium-
gerlingen.de/Mach_Zehnder_d3.jpg
(tanggal 25 September 2010 pukul
09.43WIB)
5. http://en.wikipedia.org/wiki/File:Mich

elson_Interferometer_Laser_Interfere
nce_Fringes-Red.jpg (tanggal 25
September 2010 pukul 11.00WIB)

You might also like