You are on page 1of 3

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Telaahan Kasus Kerugian Negara/Daerah


atas Putusan Mahkamah Agung
Nomor : 849 K/Pid/2004
Judul Kasus : Tindak Pidana Korupsi berupa penyalahgunaan dana fasilitas kredit senilai
Rp140.000.000,00 yang dilakukan oleh Enang Ilyas bin Kaisan Mansur
(Mantan Ketua KUD Sanggarsari).

A. Kasus Posisi
1. Terdakwa dalam kasus ini adalah Enang Ilyas bin Kaisan Mansur, bertempat tinggal di
Babakan Ngantai RT 03/05, Desa Mekarsari, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang,
Ketua KUD Sanggarsari tahun 1997, selaku pemohon kasasi.

2. Modus Operandi
Bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana berupa penyalahgunaan dana fasilitas
kredit pengadaan pangan BRI Cabang Cikampek pada tahun 1997 dengan cara
menggunakan dana fasilitas kredit yang diperoleh koperasi dari Bank BRI cabang
Cikampek senilai Rp140.000.000,00 bukan untuk pengadaan pangan stok nasional,
melainkan digunakan untuk membayar hutang koperasi kepada pihak ketiga yaitu H.
Tatang Sukarya sebesar Rp135.000.000,00 dan sisanya digunakan untuk kepentingan
pribadi terdakwa.
Terdakwa telah melunasi fasilitas kredit kepada BRI cabang Cikampek pada bulan
September 2002 dari ketentuan waktu jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 1997.

3. Bahwa tindakan terdakwa melakukan penyalahgunaan dana fasilitas kredit pengadaan


pangan BRI Cabang Cikampek pada tahun 1997 merupakan tindak pidana korupsi karena
memenuhi unsur penyalahgunaan wewenang dan memperkaya diri sendiri atau orang
lain sehingga memenuhi unsur Pasal 1 ayat (1) Sub b jo. Pasal 28 jo. Pasal 34 c Undang-
Undang Nomor 3 tahun 1971 jo. Pasal 43 A ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2001.

B. Permohonan yang dimintakan kepada hakim


Pemohon Kasasi memohon kepada hakim agar membatalkan putusan Pengadilan Tinggi
Bandung yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Karawang karena dinilai telah lalai
memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan, melampaui
batas wewenangnya; setidak-tidaknya, keliru menerapkan dan melanggar peraturan
hukum yang berlaku.

C. Putusan Hakim Mahkamah Agung


Majelis hakim pada Mahkamah Agung memutuskan menolak permohonan Terdakwa dan
membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi kepada Terdakwa dengan pertimbangan
bahwa judex facti (Pengadilan Tinggi) yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri sudah
tepat dan tidak salah menerapkan hukum atau tidak melanggar hukum yang berlaku.

Pertimbangan putusan Hakim Pengadilan Negeri Karawang adalah, bahwa walaupun kredit
pengadaan pangan sudah lunas dibayar tidak berarti telah tidak merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara.
D. Analisis dari Kerugian Negara/Daerah
Berdasar posisi kasus di atas maka dapat dilakukan analisis sebagai berikut:
1. Kerugian negara dalam pengertian administrasi
a. Kerugian Negara dalam arti hukum administrasi
Kasus ini bukan merupakan hasil pemeriksaan BPK atau aparat intern pemerintah,
maka dari itu tidak terdapat keterangan yang menyebutkan mengenai kerugian yang
nyata dan pasti dalam arti hukum administrasi.
b. Kerugian Negara dalam arti hukum pidana
Tindak pidana korupsi dalam Pasal 1 ayat (1) Sub a mengharuskan dipenuhinya
empat hal yang menjadi unsur tindak pidana korupsi, yaitu pelaku, tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu badan, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan serta adanya kerugian negara. Karena kredit pengadaan pangan tersebut
telah dilunasi sebelum kasus ini diperkarakan, maka untuk memenuhi unsur kerugian
negara Majelis Hakim Pengadilan Negeri memasukkan dalam pertimbangan hukum
sebagai berikut “bahwa walaupun kredit pengadaan pangan sudah lunas dibayar
tidak berarti telah tidak merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”.
Dakwaan Jaksa/Penuntut Umum terdakwa dituntut dengan pidana penjara selama 1
(satu) tahun, membayar denda sebesar Rp1.000.000,00 subsidair 2 (dua) bulan
kurungan.

2. Metodologi perhitungan kerugian negara/daerah


Jaksa Penuntut Umum menyebutkan dalam dakwaannya bahwa kerugian negara yang
diakibatkan oleh perbuatan Terdakwa adalah senilai Rp140.000.000,00. Nilai tersebut
diperoleh dari jumlah realisasi dana yang telah dikeluarkan oleh BRI Cabang Cikampek
untuk memfasilitasi kredit pengadaan pangan yang baru dilunasi oleh KUD Singgarsari
pada bulan September 2002.
Dalam putusannya, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Cilacap tidak menetapkan kerugian
negara, namun hanya menjatuhkan denda sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).

C. Pendapat
1. Kerugian Negara/Daerah dibandingkan dengan Ketentuan dalam Undang-undang
Terdakwa melakukan tindakan melawan hukum berupa tindak pidana korupsi dengan
cara menyalahgunakan wewenang dan kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan untuk menggunakan dana kredit pengadaan pangan
tidak sesuai dengan peruntukannya.
Secara administrasi kerugian negara/daerah haruslah yang nyata dan pasti jumlahnya,
namun untuk menentukan kerugian negara/daerah yang terjadi dapat menjadi rumit
karena pada kenyataannya dana kredit tersebut telah dilunasi jauh sebelum kasus ini
diperkarakan meski dengan pelunasan tersebut tidak berarti telah tidak merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.

2. Kesesuaian tindakan melawan hukum, metodologi perhitungan yang digunakan


dibandingkan dengan kerugian negara yang ditetapkan
Terdakwa telah melakukan tindakan melawan hukum berupa tindak pidana dengan cara
menggunakan dana kredit pengadaan pangan tidak sesuai dengan ketentuan perjanjian
kredit yang telah disepakati dengan BRI Cabang Cikampek.
Dana kredit tersebut telah dilunasi pada bulan September 2002, meski telah melewati
masa jatuh temponya yaitu 31 Desember 1997 sehingga metodologi perhitungan
kerugian negara yang dilakukan oleh Jaksa/Penuntut Umum menjadi tidak jelas dan
terperinci.
D. Penutup
1. Kesimpulan
a) Terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana sebagaimana didakwakan Jaksa/Penuntut Umum sehingga Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Karawang menjatuhkan vonis 8 (delapan) bulan penjara,
ditambah denda sebesar Rp1.000.000,00 subsidair penjara kurungan selam 2 (dua)
bulan. Keputusan tersebut dikuatkan kembali oleh Pengadilan Tinggi Bandung,
kemudian Majelis Hakim Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi dari
Terdakwa.
b) Kejaksaan Negeri memperhitungkan nilai kerugian berdasarkan bukti-bukti yang
diperoleh dari proses penyidikan atas fakta-fakta yang terjadi dan dilakukan
metodologi penghitungan namun tidak dijelaskan dan tidak ditentukan secara
terperinci metodologi perhitungan yang dilakukan sehingga informasi yang diberikan
kurang lengkap.
2. Dalam kasus ini tidak dapat dinyatakan secara pasti kerugian negara yang telah terjadi,
mengingat dana kredit telah dilunasi oleh Terdakwa jauh sebelum kasus ini
diperkarakan secara pidana.
3. Untuk menentukan jumlah kerugian negara yang telah terjadi perlu dilakukan
perhitungan dengan metodelogi tertentu dan tuntutan ganti ruginya dilakukan secara
perdata.

You might also like