You are on page 1of 22

Tulisan ini berjudul “Kompetensi Profesionalisme Guru” dirujuk dari pendapat para

ahli tentang apa dan bagaimana kompetensi seorang guru yang profesional. Dalam
rangka turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, peranan guru sangat penting sekali
untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia. Kita
sadari, bahwa peran guru sampai saat ini masih eksis, sebab sampai kapanpun
posisi/peran guru tersebut tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin sehebat
apapun, mengapa ? Karena, guru sebagai seorang pendidik juga membina sikap mental
yang menyangkut aspek-aspek manusiawi dengan karakteristik yang beragam dalam
arti berbeda antara satu siswa dengan lainnya. Banyak pengorbanan yang telah
diberikan oleh seorang guru semata-mata ingin melihat anak didiknya bisa berhasil
dan sukses kelak. Tetapi perjuangan guru tersebut tidak berhenti sampai disitu, guru
juga merasa masih perlu meningkatkan kompetensinya agar benar-benar menjadi guru
yang lebih baik dan lebih profesional terutama dalam proses belajar mengajar sehari-
hari.

Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru
berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru ini sangat berkaitan
dengan kompetensi profesionalnya. Hakikat profesi guru merupakan suatu profesi,
yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada
kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan.

Ciri seseorang yang memiliki kompetensi apabila dapat melakukan sesuatu, hal ini
sesuai dengan pendapat Munandar bahwa, kompetensi merupakan daya untuk
melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Pendapat ini,
menginformasikan dua faktor yang mempengaruhi terbentuknya kompetensi, yakni ;
(a) faktor bawaan, seperti bakat, dan (b) faktor latihan, seperti hasil belajar.

Menurut Soedijarto, Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu menguasai


antara lain :
(a) disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran,
(b) bahan ajar yang diajarkan,
(c) pengetahuan tentang karakteristik siswa,
(d) pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan, (e) pengetahuan serta
penguasaan metode dan model mengajar,
(f) penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran,
(g) pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu merencanakan, memimpin, guna
kelancaran proses pendidikan.

Tuntutan atas berbagai kompetensi ini mendorong guru untuk memperoleh informasi
yang dapat memperkaya kemampuan agar tidak mengalami ketinggalan dalam
kompetensi profesionalnya. Semua hal yang disebutkan diatas merupakan hal yang
dapat menunjang terbentuknya kompetensi guru. Dengan kompetensi profesional
tersebut, dapat diduga berpengaruh pada proses pengelolaan pendidikan sehingga
mampu melahirkan keluaran pendidikan yang bermutu. Keluaran yang bermutu dapat
dilihat pada hasil langsung pendidikan yang berupa nilai yang dicapai siswa dan dapat
juga dilihat dari dampak pengiring, yakni dimasyarakat. Selain itu, salah satu unsur
pembentuk kompetensi profesional guru adalah tingkat komitmennya terhadap profesi
guru dan didukung oleh tingkat abstraksi atau kemampuan menggunakan nalar.

Guru yang rendah tingkat komitmennya, ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut ;
a. Perhatian yang disisihkan untuk memerhatikan siswanya hanya sedikit.
b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya hanya sedikit.
c. Perhatian utama guru hanyalah jabatannya.

Sebaliknya, guru yang mempunyai tingkatan komitmen tinggi, ditandai oleh ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Perhatiannya terhadap siswa cukup tinggi.
b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya banyak.
c. Banyak bekerja untuk kepentingan orang lain.

Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang profesional


adalah guru yang kompeten (berkemampuan). Karena itu, kompetensi profesionalisme
guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan
profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi. Profesionalisme seorang guru
merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu
pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk
gaya belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan
kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan” untuk
menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya
mendengarkan.

Dalam suasana seperti itu, peserta didik secara aktif dilibatkan dalam memecahkan
masalah, mencari sumber informasi, data evaluasi, serta menyajikan dan
mempertahankan pandangan dan hasil kerja mereka kepada teman sejawat dan yang
lainnya. Sedangkan para guru dapat bekerja secara intensif dengan guru lainnya dalam
merencanakan pembelajaran, baik individual maupun tim, membuat keputusan tentang
desain sekolah, kolaborasi tentang pengembangan kurikulum, dan partisipasi dalam
proses penilaian.

Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus


dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan
berhasil. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 3
(tiga) yaitu ; kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
mengajar. Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan oleh
ketiganya dengan penekanan pada kemampuan mengajar.

Dengan demikian, bahwa untuk menjadi guru profesional yang memiliki akuntabilitas
dalam melaksanakan ketiga kompetensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan
yang kuat dalam diri setiap guru atau calon guru untuk mewujudkannya. Sebagai
seorang guru perlu mengetahui dan menerapkan beberapa prinsip mengajar agar
seorang guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut :
1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi mata
pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar
yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir
serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan
penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan
yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi
mudah dalam memahami pelajarannya yang diterimanya.
5. Sesuai dengan prinsip repitisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat
menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik
menjadi jelas.
6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata
pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara
memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti,
dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
8. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial,
baik dalam kelas maupun diluar kelas.
9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar
dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.
10. Guru juga dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya
untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta menggunakan hasilnya untuk
mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan
pengembangan.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat, guru tidak lagi
hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai
fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian
keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada penguasaan
prinsip mengajar seperti yang telah diuraikan diatas.

Bertitik tolak dari pendapat para ahli tersebut diatas, maka yang dimaksud
“Kompetensi Profesionalisme Guru” adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidangnya sehingga ia mampu menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai seorang guru dengan hasil yang baik.

KESIMPULAN :
UNTUK MENJADI GURU PROFESIONAL, SESEORANG HARUS :
1. mengerti dan menyenangi dunia pendidikan, dan didukung dengan kompetensi
profesionalisme.
2. menerapkan prinsip mengajar yang baik serta mempunyai komitmen yang tinggi
terhadap pendidikan.
3. mempunyai motivasi kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja guru
dalam proses belajar mengajar.
4. berjiwa sabar dan bisa dijadikan suri tauladan bagi anak didiknya, baik dalam
berkata maupun bersikap.
5. memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang
efektif dan suasana sekolah yang kondusif.
6. mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan informasi untuk dunia
pendidikan.
7. mempunyai program pengajaran yang jelas dan terarah sesuai dengan kurikulum.
8. berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang santun dan bertanggungjawab.

Demikian tulisan yang sangat sederhana ini, mudah-mudahan bisa memberikan


sumbangan pemikiran inovasi demi mencerdaskan kehidupan anak bangsa dan pada
akhirnya dapat memberi manfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri
tentunya.

KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Definisi yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari adalah bahwa guru


merupakan orang yang harus digugu dan ditiru, dalam halo rang yang
memiliki kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani.
Mengutip pendapat Laurence D. Hazkew dan Jonathan C. Mc Lendon
dalam bukunya This is Teaching (hal : 10) : “Teacher is professional
person who conducs classes” ( Guru adalah seseorang yang
mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas).
Sedangkan menurut Jean D. Grambs dan C Morris Mc Clare dalam
Fondation of teaching, An Introduction to Modern Education (hal :141),
“teacher are those person who consciously direct the experiences and
behaviour of an individual so that education take place”. (Guru adalah
mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku
dari seorang individu hingga dapat terjadi pendidikan).

Jadi guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab
dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserrta didik. Orang
yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan
merangsang program pembelajaran serta mampu menata dan
mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya
dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses
pendidikan.

Sedangkan dalam kegiatan proses pembelajaran tersebut, agar tujuan


yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal maka guru juga harus
memiliki kompetensi dalam mengajar. Kompetensi adalah kekuatan
mental dan fisik untuk melakukan tugas atau ketrampilan yang dipelajari
melalui latihan dan praktik (JJ. Litrell :310).

Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi


tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan disekolah, namun
kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi latar belakang
pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar. Kompetensi
guru dapat dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan calon
guru, juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan
dan pengembangan tenaga guru.Selain itu, penting dalam
hubungannya kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa.
Dengan kompetensi profesional tersebut, dapat diduga berpengaruh
pada proses pengelolaan pendidikan sehingga mampu melahirkan
keluaran pendidikan yang bermutu. Keluaran pendidikan yang bermutu
dapat dilihat dari hasil langsung pendidikan yang berupa nilai yang
dicapai siswa dan dapat juga dilihat dari dampak pengiring, yaitu
peserta didik setela di masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Banyaknya guru sebagai tenaga pendidik kurang profesional dan


kompeten terhadap dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya,
sehingga mempengaruhi mutu keluaran peserta didik dan kurang
optimalnya pencapaian tujuan pendidikan.

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tugas dan tanggung sebagai


guru, prinsip-prinsip yang dimiliki oleh seorang guru sehingga guru
sebagai pendidik sehingga dapat lebih profesional dan kompeten dalam
menjalankan profesinya, untuk dapat melahirkan keluaran pendidikan
yang bermutu.

BAB II

KAJIAN

2.1. Hakikat Profesi Dan Kompetensi Guru

Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang


memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan
oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada
kenyataanya masih terdapat hal-hal tersebut diluar bidang
kependidikan. Untuk seorang guru perlu mengetahui dan
dapatmenerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat
menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan
tugasnya secara professional, yaitu sebagai berikut (Dr. H. Hamzah :
16) :

1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada


materi pelajaran yang diberikan serta dapat mengggunakan
berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif
dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri
pengetahuan.
3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian
pelajaran dan penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas
perkembangan peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan
apersepsi), agar peserta didik menjadi lebih mudah dalam
memahami pelajaran yang diterimanya.
5. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran,
diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara
berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi antara mata
pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7. Guru harus terus menjaga konsentrasi belajar para peserta didik
dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman
secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan
pengetahuan yang didapatnya.
8. Guru harus dapat mengempangkan sikap peserta didik dalam
membina hubungan sosial, baik di dalam kelas maupun diluar
kelas.
9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara
individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaan
tersebut.
10. Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta
menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan
siswa serta dapat melakukan perbaikan dan pengembangan.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang demikian


pesat, guru tidak hanya bertindak sebagai penyaji informasi tetapi juga
harus mampu bertindak sebagai fasilitator,motivator dan pembimbing
yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mencari dan mengelola sendiri informasi. Dengan demikian keahlian
guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada
penguasaan prinsip mengajar seperti telah diuraikan.

Kompetensi guru pada hakikatnya tidak bisa lepas dari konsep


hakikat guru dan hakekat tugas guru(Spencer 1993:7). Kompetensi
guru mencerminkan tugas dan kewajiban guru yang harus dilakukan
sehubungan dengan arti jabatan guru yang menuntut suatu kompetensi
tertentu sebagaimana telah disebutkan. Ace Suryadi (1999:298-304)
mengemukakan bahwa untuk mencapai taraf kompetensi seorang guru
memerlukan waktu lama dan biaya mahal. Status kompetensi yang
profesional tidak diberikan oleh siapapun, tetapi harus dicapai kelompok
profesi bersangkutan. Awalnya tentu harus dibina melalui penguatan
landasan profesi, misalnya pembinaan tenaga kependidikan yang
sesuai, pengembangan infrastruktur, pelatihan jabatan (in service
training) yang memadai, efisiensi dalam sistem perencanaan, serta
pembinaan administrasi dan pembinaan kepegawaian.

2.2.Guru Sebagai Contoh (Suri Teladan)

Pada dasarnya perubahan perilaku yang dapat ditunjukkan oleh peserta


didik harus dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman
yang dimiliki ole seorang guru. Atau dengan perkataan lain guru
mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku peserta didik.

Untuk itulah guru harus menjadi contoh (suri teladan) bagi peserta didik,
karena pada dasarnya guru adalah representasi dari sekelompok orang
pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat menjadi
teladan, yang dapat digugu dan ditiru.

Seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dapat


ditunjukkan oleh peserta didiknya. Untuk itu apabila seseorang ingin
menjadi guru yang profesional maka sudah seharusny ia dapat selalu
meningkatkan wawasan pengetahuan akademis dan praktis melalui
jalur pendidikan berjenjang ataupun upgrading dan/atau pelatihan yng
bersifat in service training dengan rekan-rekan sejawatnya.

Perubahan dalam cara mengajar guru dapat dilatihkan melalui


kemampuan peningkatan mengajar sehingga kebiasaan lama yang
kurang efektif dapat segera terdeteksi dan perlahan-lahan dihilangkan.
Untuk itu, maka perlu perubahan kebiasaan dalam cara mengajar guru
yang diharapkan akan berpengaruh pada cara belajar siswa,
diantaranya sebagi berikut (Dr. H. Hamzah : 17) :

1. Memperkecil kebiasaan cara mengajar guru baru (calon guru)


yang cepat merasa puas dalam mengajar apabila banyak
menyajikan informasi (ceramah) dan terlalu mendominasi
kegiatan belajar peserta didik.
2. Guru hendakny berperan sebagai pengarah, pembimbing,
pemberi kemudahan dengan menyediakan berbagai fasilitas
belajar, pemberi bantuan bagi peserta yang mendapat kesulitan
belajar, dan pencipta kondisi yang merangsang dan menantang
peserta untuk berpikir dan bekerja (melakukan).
3. Mengubah dari berbagai metode ceramah dengan berbagai
variasi metode yang lebih relevan dengan metode tujuan
pembelajaran, memperkecil kebiasaan cara belajar peserta yang
baru merasa belajar dan puas kalau banyak mendengarkan dan
menerima informasi (diceramahi) guru, atau baru belajar kalau
ada guru.
4. Guru hendaknya mampu menyiapkan berbagai jenis sumber
belajar sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri dan
berkelompok,percaya diri, terbuka untuk saling memberi dan
menerima pendapat orang lain, serta membina kebiasaan
mencari dan mengolah sendiri informasi.

2.3.Kompetensi Dan Tugas Guru

Kompetensi profesional guru adalah merupakan suatu keharusan dalam


mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang
pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan
manusia termasuk gaya belajar (Kariman,2002). Pada umumnya
disekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesional
akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan” untuk
menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta
didik hanya mendengarkan.

Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme yaitu, guru yang


profesional adlah guru yang kompeten (berkemampuan), karena itu
kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan
dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan
kemampuan tinggi (Muhibbin Syah : 230). Dengan kata lain kompetensi
adalah pemilikan,penguasaan,ketrampilan dan kemampuan yang
dituntut oleh jabatan seseorang.(A.Piet Sahertian :4)

Sedangkan menurut Depdikbud kompetensi yang harus dimiliki seorang


guru (Komponen Dasar Kependidikan :25-26 ) adalah :

1. Kompetensi Profesional, guru harus memiliki pengetahuan yang


luas dari subject matter ( bidang studi) yang akan diajarkan serta
penguasaan metodologi dalam arti memiliki konsep teoritis
mampu memilih metode dalam proses belajar mengajar.
2. Kompetensi Personal, artinya sikap kepribadian yang mantap
sehingga mampu menjadi sumbr intensifikasi bagi subjek. Dalam
hal ini berarti memiliki kepribadian yang pantas diteladani, mampu
melaksanakan kepemimpinan seperti yang dikemukakan Ki Hajar
Dewantara, yaitu “Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun
Karsa. Tut Wuri Handayani”
3. Kompetensi Sosial, artinya guru harus mampu menunjukkan dan
berinteraksi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan
sesama guru dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat
luas.
4. Kompetensi untuk melakukan pelajaran yang sebaik-baiknya
yang berarti mengutamakan nilai-nilai sosial dari nilai material.

Dalam suasana seperti itu, peserta didik dilibatkan secara aktif dalam
memecahkan masalah , mencari sumber informasi, data evaluasi , serta
menyajikan dan mempertahankan pandangan dan hasil kerja mereka
kepada teman sejawat dan yang lainnya. Sedangkan para guru dapat
bekerja secara intensif dengan guru lainnya, dalam merencanakan
pembelajaran baik individual maupun tim, membuat keputusan tentang
mendesai sekolah kolaborasi tentang pengembangan kurikulum, dan
partisipasi dalam penilaian. Berikut akan diuraikan tentang kompetensi
profesional yang harus menjadi andalan guru dalam melaksanakan
tugasnya.

2.4 Peranan Guru Dalam pembelajaran Tatap Muka

Terdapat beberapa peran guru dalam pembelajaran tatap muka yang


dikemukakan oleh Moon (1998), yaitu sebagai berikut.

1. Guru sebagai Perancang Pembelajaran (Designer Instruction)

Pihak Departemen Pendidikan Nasional telah memprogram


bahan pembelajaran yang harus diberikan guru kepada peserta
didik pada suatu waktu tertentu. Disini guru dituntut untuk
berperan aktif dalam merencanakan PBM tersebut dengan
memerhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran
yang meliputi :
a. Membuat dan merumuskan bahan ajar
b. Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu,
fasilitas, perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan
siswa, komprehensif,sistematis, dan fungsional efektif.
c. Merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi siswa.
d. Menyediakan sumbeer belajar, dalam hal ini guru berperan
sebagai fasilitator dalam pengajaran.
e. Media, dalam hal ini guru berperan sebagai mediator
dengan memerhatikan relevansi (seperti juga materi),
efektif,efisien, kesesuaian dengan metode, serta
pertimbangan praktis.

Jadi dengan waktu yang sedikit atau terbatas tersebut ,


guru dapat merancang dan mempersiapkan semua komponen
agar berjalan dengan efektif dan efisien. Untuk itu guru harus
memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-
prinsip belajar, sebagai landasan dari perencanaan.

2. Guru sebagai Pengelola Pembelajaran (Manager Instruction)

Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan


menggunakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar
mengajar. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan
kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar,
menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja
dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasi yang
diharapkan.
Selain itu guru juga berperan dalam membimbing
pengalaman sehari-hari ke arah pengenalan tingkah laku dan
kepribadianny sendiri. Salah satu ciri manajemen kelas yang baik
adalah tersedianya kesempatan bagi siswa untuk sedikit demi
sedikit untuk mengurangi ketergantunganny pada guru hingga
mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri.

Sebagai manajer, guru hendaknya mampu


mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar mengajar dari
teori perkembangan hingga memungkinkan untuk menciptakn
situasi belajar yang baik mengendalikan pelaksanaan pengajaran
dan pencapaian tujuan.

3. Guru sebagai Pengaruh Pembelajaran

Hendaknya guru senantiasa berusaha menimbulkan,


memelihara, dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk
belajar. Dalam hubungan ini guru mempunyai fungsi sebagai
motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Empat
hal yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi
adalah sebagai berikut (Dr Hamzah B.Uno :23),
(1)membangkitkan dorongan siswa untuk belajar (2) menjelaskan
secara konkret, apa yang dapat dilakukan pada akhir pengjaran
(3) memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai hingga
dapat merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik
dikemudian hari (4) membentuk kebiasaan belajar yang baik.

4. Guru sebagai Evaluator (Evaluator of Student Learning)


Tujuan utama penilaian adalah adalah untuk melihat tingkat
keberhasilan,efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran.
Selain itu untuk mengetahui untuk mengetahui kedudukan
peserta dalam kelas atau kelompoknya . Dalam fungsinya
sebagai penilai hasil belajar peseta didik guru hendaknyasecra
terus-menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta
didik dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui
evaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap proses
pembelajaran. Umpan balik akan dijadikan titik tolak untuk
memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran selanjutnya.
Dengan demikian proses pembelajaran akan terus menerus
ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal

5. Guru sebagai Evaluator (Evaluator of Student Learning)

Sesuai dengan peran guru sebagai konselor adalah ia


diharapkan akan dapat merespon segala masalah tingkah laku
yang terjadi dalam proses pembelajaran, Oleh karena itu, guru
harus dipersiapkan agar :(1)dapat menolong peserta didik
memecahkan masalah-masalah yang timbul antara peserta didik
dengan orang tuanya, (2) bisa memperoleh keahlian dalam
membina hubungan yng manusiawi dan dapat mempersiapkan
untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan bermacam-
macam manusia. Pada akhirnya, guru akan memerlukan
pengertian tentang dirinya sendiri, baik itu motivasi, harapan,
prasangka ataupun keinginannya. Semua hal itu akan
memberikan pengaruh pada kemampuan guru dalam
berhubungan dengan orang lain terutama siswa.
6. Guru sebagai Pelaksana Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang akan


didapat oleh peserta didik selama ia mengikuti suatu proses
pendidikan. Secara resmi kurikulum sebenarnya merupakan
sesuatu yang diidealisasikan atau dicita-citakan (Ali,1985:30).
Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat
bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang
guru. Artinya guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam
mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang dalam suatu
kurikulum resmi. Bahkan pandangan mutakhir menyatakan bahwa
meskipun suatu kurikulum itu bagus, namun berhasil atau
gagalnya kurikulum tersebut pada akhirnya terletak di tangan
pribadi guru.

Sedangkan peranan guru dalam pembinaan dan pengembangan


kurikulum secara aktif (Dr.H.Hamzah B.Uno :26) antara lain yaitu :
(1)perencanaan kurukulum (2)pelaksanaan di lapangan (3)
proses penilaian (4)pengadministrasian (5) perubahan kurikulum

7. Guru dalam Pembelajaran yang Menerapkan Kurikulum Berbasis


Lingkungan

Peranan guru dalam kurikulum berbasis lingkungan tidak


kalah aktifnya dengan peserta didik. Sehubungan dengan tugas
guru untuk mengaktifkan peserta didik dalam belajar, maka
seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan yang memadai. Pengetahuan, sikap, dan ketramoilan
yang dituntut dari guru dalam proses pembelajaran yang memiliki
kadar pembelajaran tinggi dadasarkan atas posisi dan peranan
guru, tugas dan tanggung jawab sebagai pengajar yang
profesional.

Posisi dan peran guru yang dikaitkan dengan konsep


pendidikan berbasis lingkungan dalam proses pembelajaran (Dr.
H. Hamzah.B.Uno 2007:27) , dimana guru harus menempatkan
diri sebagai :

a. Pemimpin belajar, dalam arti guru sebagai perencana,


pengorganisasi pelaksana, dan pengontrol kegiatan belajar
peserta didik.
b. Fasilitator belajar, guru sebagai pemberi kemudahan
kepada peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya
melalui upaya dalam berbagai bentuk.
c. Moderator belajar, guru sebgai pengatur arus kegiatan
belajar peserta didik,. Selain itu guru bersama peserta didik
harus menarik kesimpulan atau jawaban masalah sebagai
hasil belajar peserta didik,atas dasar semua pendapat yang
telah dibahas dan diajukan peserta didik.
d. Motivator belajar, guru sebagai pendorong peserta didik
agar mau melakukan kegiatan belajar. Sebagai motivator
guru harus dapat menciptakan kondisi kelas yang
merangsang peserta untuk mau melakukan kegiatan
belajar, baik individual maupun kelompok.
e. Evaluator belajar, guru sebagai penilai yang objektif dan
komprehensif. Sebagai evaluator guru berkewajiban
mengawasi, memantau proses pembelajaran peserta didik
dan hasil belajar yang dicapainya. Guru juga berkewajiban
melakukan upaya perbaikan proses belajar peserta didik,
menunjukkan kelemahan dan cara memperbaikinya, baik
secara individual, kelompok, maupun secara klasikal.
8. Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Proses pembelajaran yang bernafaskan lingkungan lebih


menekankan pada pentingnya proses belajar peserta daripada
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Karena itu proses
pembelajaran peserta didik merupakan tugas dan tanggung jawab
guru. Ada beberapa kemampuan yang dituntut dari guru agar
dapat menumbuhkan minat dalam proses pembelajaran (Sudjana
dan Arifin, 1989: 31-39), yaitu sebagai berikut :

a. Mampu menjabarkan berbagai bentuk pembelajaran ke


dalam berbagai bentuk cara penyampaian.
b. Mampu merumuskan tujuan pembelajaran kognitif tingkat
tinggi, seperti analisis, sintesis, dan evaluasi. Melalui tujuan
tersebut maka kegiatan belajar peserta didik akan lebih aktif
dan komprehensif.
c. Menguasai berbagai cara belajar yang efektif sesuai
dengan tipe dan gaya belajar yang dimiliki oleh peserta
didik secara individual.
d. Memiliki sifat yang positif terhadap tugas profesinya, mata
pelajaran yang dibinanya sehingga selalu berupaya untuk
meningkatkan kemampuan dan melaksanakn tugasnya
sebagaiguru.
e. Terampil dalam membuat alat peraga
pembelajaransederhana sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan mata pelajaran yang dibinanya serta
penggunaannya dalam proses pembelajaran.
f. Terampil dalam menggunakan berbagai model dan metode
pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat sehingga
diperoleh hasil belajar yang optimal.
g. Terampil dalam melakukan interaksi dengan peserta didik,
dengan mempertimbangkan tujuan dan materi pelajaran,
kondisi pesertadidik, suasana belajar, jumlah peserta didik,
waktu yang tersedia, dan faktor yang berkenaan dengan diri
guru itu sendiri.
h. Memahami sifat dan karakteristi peserta didik, terutama
kemampuan belajarnya, cara dan kebiasaan belajar, minta
terhadap pelajaran, motivasi untuk belajar, dan hasil belajar
yang telah dicapai.
i. Terampil dalammenggunakan sumber-sumber belajar yang
ada sebagai bahan ataupun media belajar bagi peserta
didik dalam proses pembelajaran.
j. Terampil dalam mengelola kelas atau memimpin peserta
didik dalam belajar sehingga suasana belajar menjadi
menarik dan menyenangkan

9. Syarat Guru yang Baik dan Berhasil

Tidak sembarang orang dapat melaksanakan tugas profesional


sebagai seorang guru. Untuk menjadi guru yang baik haruslah
memnuhi syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah (Ngalim
Purwanto,1985:170-175). Syarat utam untuk menjadi seorang
guru, selain berijazah dan syarat-syarat mengenai kesehatan
jasmani dan rohani, ialah mempunyai sifat-sifat yang perlu untuk
dapat memberikan pendidikan dan pembelajaran. Selanjutnya,
dari syarat-syarat tersebut dapat dijabarkan secara lebih
terperinci, yaitu sebagai berikut :

a. Guru harus berijazah

Yang dimaksud ijazah disini adalah ijazah yang dapat memberi


wewenang untuk menjalankan tugas sebagai seorang guru di
suatu sekolah tertentu.

b. Guru harus sehat Rohani dan Jasmani

Kesehatan rohani dan jasmani merupakan salah satu syarat


penting dalam setiap pekerjaan. Karena orang tidak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik jika ia diserang suatu
penyakit. Sebagai seorang guru syarat tersebut merupakan
syaarat mutlak yang tidak dapat diabaikan. Misalnya saja
seorang guru yang sedang terkena penyakit menular tentu
saja akan membahayakan bagi peserta didiknya.

c. Guru harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan


berkelakuan baik

Sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu membentuk manusia


yang susila yang bertaqwa kepada Tuhan YME maka sudah
selayaknya guru sebagai pendidik harus dapat menjadi contoh
dalam melaksanakan ibadah dan berkelakuan baik
d. Guru haruslah orang yang bertanggung jawab

Tugas dan tanggung jawab guru sebagai seorang pendidik,


pembelajar dan pembimbing bagi peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung yang telah dipercayakan orang
tua/wali kepadanya hendaknya dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Selain itu guru juga bertanggung jawab
terhadap perilaku masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

e. Guru di Indonesia harus berjiwa nasional

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang


mempunyai bahasa dan adat istiadat berlainan. Untuk
menanamkan jiwa kebangsaan merupakan tugas utama
seorang guru, karena itulah guru harus terlebih dahulu berjiwa
nasional

Syarat-syarat di atas adalah syarat umum yang berhubungan dengan


jabatan sebagai guru. Selain itu ada syarat lain yang sangat erat
hubungannya dengan tugas guru disekolah antara lain (DR. H.
Hamzah.B.Uno 2007:30) (1) harus adil dan dapat dipercaya (2)sabar,
rela berkorban, dan menyayangi peserta didiknya (3) memiliki
kewibawaan dan tanggung jawab akademis, (4) harus memiliki
wawasan pengetahuan yang luas dan menguasai benar mata pelajaran
yang dibinanya, (5) harus selalu instropeksi diri dan siap menerima kritik
dari siapapun, (6) harus berupaya meningkatkan pendidikan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung


jawabnya sebagai sebagai seorang pengajar sangat tegantung pada diri
pribadi masing-masing guru dalam lingkungan tempat ia bertugas.
Sedangkan kompetensi guru adalah kemampuan yang dimiliki guruyang
diindikasikan dalam tiga kompetensi, yaitu kompetensi yang
berhubungan dengan tugas profesionalnya sebagai guru (profesional),
kompetensi yang berhubungan dengan keadaan pribadinya (personal),
dan kompetensi yang berhubungan dengan masyarakat atau
lingkungannya (sosial).

You might also like