You are on page 1of 6

PENCEMARAN UDARA

NURHASMAWATY POHAN

Progran Studi Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

BABI
PENDAHULUAN

Habitat kita tampaknya tidak terbatas telah lama telah diperhitungkan


atas lsitas penyerapan limbah yang semestinya sangat besar. Pencemaran terjadi
pada saat senyawaan-senyawaan yang dihasilkan dari kegiatan manusia
ditambahkan kelingkungan, menyebabkan perubahan yang buruk terhadap
kekhasan fisik, kimia, biologis dan estesis. Tentu saja, semua makhluk hidup
bukan manusia juga menghasilkan limbah yang dilepaskan kelingkungan, namun
pada umumnya dianggap bagian dari sistem alamiah, apakah mereka memiliki
pengaruh buruk atau tidak. Pencemaran biasanya dianggap sebagai hasil dari
tindakan manusia. Dengan demikian, proses-proses alamiah dapat terjadi dalam
lingkungan alamiah yang sangat mirip dengan proses-proses yang terjadi karena
pencemar.
Penting dicatat bahwa keberadaan pencemaran memerlukan suatu
penilaian subjektif, apakah pengaruh buruk terjadi atau tidak. Kenyataannya,
terdapat pertentangan pendapat dalam hal ini. Sebagai contoh, pada saat hara
makanan tumbuhan dilepaskan perairan, menyebabkan pertambahan jumlah
tumbuhan yang ada dan sering kali penggabugannya memperbanyak jumlah
ikan. Jadi, nelayan akan menganggap tindakan ini menguntungkan dan dengan
demikkian bukanlah pencemaran. Sebaliknya, pihak pengelola pasokan air minum
mungkin menemukan bahwa kandungan ganggang dalam air akan bertambah
dan pengukuran penanggulangannya diperlukan untuk mendapatkan kualitas air
minum yang memadai. Jadi pihak pengelola akan menganggap bahwa
pencemaran telah terjadi. Karena penilaian subjektif dilakukan oleh manusia,
"faktor manusia”, merupakan haI yang kritis dalam pengelolaan pencemaran.
Linkungan atmosfer tediri dari campuran gas yang meliputi kira-kira 10-16
km dari permukaan bumi. Tetdiri dari oksigen (21%), nitrogen (7k%), karbon
dioksida (sekitar 0,03%), argon (kurang dari 1%) dan gas runutan lainya serta
uap air yang jumlahnya beragam. Komposisi ini telah terbentuk secara perlahan-
lahan sejak awal kehidupan bumi, sebelum jumlah karbon dioksida jauh melebihi
kandungan oksigen. Sejalan dengan evolusi tanaman hijau, karbon dioksida
diubah melalui fotosintesis menjadi oksigen atmmosfer dan karbon disimpan
dilapisan sedimen.
Suatu campuran heterogen dari zat yang bahaya, seperti debu, garam,
dan berbagai gas, memasukin atmosfer dari sumber alamnya dan antropogenik.
Tambahan antropogenik yang penting dihasilkan dari penggunaan bahan bakar
dari fosil, khususnya dalam mesin pembakaran internal, pembangkit tenaga
listrik, dan peleburan bijih-bijih mineral.

BAB II
SULFUR DIOKSIDA DAN HUJAN ASAM

Didalam sistem alamiah bahan-bahan hasil penguraian hewan dan


tanaman, kegiatan gunung berapi, dan erosi oleh angin dapat mengakibatkan
pelepasan beberapa gas, Gas-gas ini selalu mengandung karbon, sulfur dan
nitrogen yang diperlukan dalam proses fotosintesis untuk produksi protein, asam

©2004 Digitized by USU digital library 1


nukleat, dan zat-zat lainya didalam tanaman dan hewan. Sebagai tambahan
untuk mengambil zat-zat makanan dari atmosfer, tanaman dapat mengambil
sebagian kebutuhan mereka yang terlarut dalam hujan, demikian juga dari tanah.
Meskipun spesies molekular didalam amosfer dan yang terlarut didalam presipitat
berguna pada kepekatan yang rendah, pada kepekatan yang lebih tinggi mereka
akan membahayakan tanaman, hewan dan jasad renik.
Pembakaran bahan bakar fosil menyediakan sumber baru bagi zat-zat
yang ada diudara. Dengan demikian terdapat penambahan sulfur dan nitropgen
atmosfer yang cukup berarti dari pembakaran bahan bakar fosil. Toksisitas
langsung dan pengaruh toksik yang dihasilkan dari pelarutan gas sulfur dan
nitrogen didalam presipitasi mempunyai pengaruh yani buruk terhadap ekosistem
alamiah, khususnya didaerah Eropa Barat dan timur laut Amerika Serikat

2.1. Kimiawi Presipitasi Asam


Atmosfer meliputi 0,03% karbondioksida yang dalam keseimbangan
dengan air sebagai presipitasi, menghasilkan pH sekitar 5,7. Didalam air hujan
yang dipengaruhi oleh pencemar atmosfer, penambahan keasaman biasanya
disebabkan oleh tiga asam mineral: asam sulfurat, nitrat dan hidroklorat
Umumnya, ion sulfat menonjol dengan perbandingan jumlah yang lebih sedikit
dari ion nitrat dan hampir sama rendahnya dengan ion klorida.
Sulfur terdapat dalam batu bara dalam jumlah 1-3% dan didalam hasil-
hasil minyak bumi jumlahnya dapat lebih tinggi. Sumber-sumber sulfur yang
penting lainnya adalah peleburan bijih sulfida dan gunung berapi. Pembakaran
bahan bakar fosil menghasilkan sulfur dioksida yang kemudian dapat dioksidasi
dan diubah menjadi asam sulfurat:

2 S02 + H2O + O2 H2SO4

Oksidasi sulfur dioksida dalarn buangan gas sangat dipengaruhi oleh


kelembapan relatif. Sedikit oksidasi terjadi pada kelembapan relatif dibawah
70%, tetapi pada kelembapan yang lebih tinggi terdapat oksidasi yang relatif
cepat dan perubahan menjadi asam sulfurat. Garam mangan dan besi didapat
dari debu terbang yang mengkatalisasi reakasi ini.
Oksida nitrogen asam nitrat secara alamiah dihasilkan didalam atmosfer
oleh pembuangan energi dalam kilatan petir. Namun, sumber pencemaran utama
dari zat ini adalah proses pembakaran internal. Presipitasi asam sebagian dapat
dinetralisasi oleh adanya basa-basa diatmosfer seperti amonia dan percikan air
laut.

Reaksi dalam Ruang Pembakaran

1. Pembentukan oksigen atomik.

O2 0+0

Langkah (i) CO2 +OH CO2 + H


Langkah (ii) H + O2 OH + 0

2. Pembentukan oksigen atomik yang menggunakan oksida nitrit dan nitrogen


atmosfer
Langkah (i) 0 + N2 NO + N
Langkah (ii) N + 02 NO + 0

©2004 Digitized by USU digital library 2


Reaksi pada Atmosfer
1. Pembentukan nitrogen dioksida dan nitrogen trioksida
2NO + O2 2N02
03 + NO N02 + O2
N02 + 03 N03 + O2
2. Pembentukan N2Os dan reaksi nitrogen trioksida
N03 + N02 N2Os
N03 + NO 2N02
3. Pembentukan asam nitrat dan nitrit dengan adanya uap air
N2Os + H2O 2 HN03
N02 + NO + H2O 2 HN02
Gambar 1. Urutan reaksi yang menyebabkan pernbentukan asam nitrat
dan nitrit dari pembakaran bahan bakar fosil.

2.2. Mekanisme Hubungan Timbal-Balik Hujan Asam dengan Biota


Sulfur dioksida dalam atmosfer dapat berhubungan timbal-balik dengan
makhluk hidup dalam berbagai cara. Ia dapat diserap pada permukaan lembap
tanaman, tanah, sistem perairan, dan sebagainya atau, ia dapat diubah menjadi
asam sulfat dan tertinggal dalam atmpsfer sebagai butir aerosol yang dihilangkan
oleh presipitasi. Presipitasi mengandung 40-80% sulfur yang tersimpan ditanah
dan sisanya secara langsung teserap pada permukaan. Sebagai tambahan,
dampak aerosol dan partikel abu yang membentuk asam pada permukaan
mungkin merupakan mekanisme penting lainnya dari perpindahan bahan yang
mengandug sulfur dari atmosfer kepermukaan bumi. Kenyataannya, suatu
pengaruh tidak langsung dari hujan asam dan penurunan pH daerah perairan
merupakan pelpasan logam toksiik yang diserap pada sedimen dasar.

2.3. Tanggapan Fisiologis Terhadap Presipitasi Asam dan Pencemar


Atmosferik yang Berhubungan
Sulfur dioksida dan hujan asam mempunyai bermacam-macam hubungan
timbal-balik dengan fisiologi dan biokimiawi tanaman. Asam sulfit dapat
menghilangkan ion magnesium dari cincin tetrapirol pada molekul klorofil
sehingga mengubah klorofil menjadi phaeofitin, klorofil dapat dioksidasi menjadi
zat fotosintesis yang tidak aktif. Molekul protein dapat dirusak oleh oksidasi
ikatan disulfida oleh asam sulfit. Hubungan timbal-balik ini dapat mengakibatkan
pengaruh kematian atau pengaruh yang merusak lainnya.

2.4. Pengaruh Terhadap Ekosistem Darat


Pada dasarnya ekosistem darat tumbuhan mudah terpengaruh. Perbedaan
dalam kerentanan pada berbagai spesies tanaman yang berbeda telah
didokumentasi dengan baik. Hal ini konsisten dengan adanya beragam spesies
tanaman dari pusat kota dan daerah industri, sedangkan spesies yang sama
dekat dengan daerah perbatasan. Kerentanan selalu mencerminkan perbedan
dalam faktor genetik, umur, atau keadaan fisiologis. Tidak hanya adanya
perbedaan antara spesies tetapi seringkali terdapat keragaman antara genotif
tanaman. Dalam sejumlah kasus terjadi seleksi genetik didalam beberapa
komunitas tanaman alamiah terhadap daya tahan pencemaran atmosfer.
Pengaruh sulfur dioksida dan presipitasi asam paling nyata dan buruk
dalam ekosistem hutan yang berbatasan dengan peleburan atau beberapa
sumber pusat pencemaran lainnya. Ekosistem hutan di Amerik Utara yang
berbatasan dengan gedung tenaga pembakaraan batu bara telah diteliti oleh
Rosenberg dkk. Sejalan dengan penelitian lainnya, spesies lumut bertambah dan
diversivitas meningkat dengan meningkatnya jarak dari gedung dibandingkan
dengan sisi arus angin naik. Jenis pepohonan tertentu, sweet birch dan pinus
putih, diketahui paling rentan terhadap pencemaran atmosfer.

©2004 Digitized by USU digital library 3


2.5.Pengaruh Terhadap Ekosistem Perairan
Pengaruh dari presipitasi asam diteliti secara sangat mendalam dan lama
di negara-negara skandinavia Eropa Utara. Presipitasi yang sangat tercemar jatuh
didaerah yang sangat luas diSkandinavia dan telah diduga bahwa pencemar yang
menyebabkan hal ini berasal dari negara-negara lain di Eropa Barat. Sebagai
tambahan, intensitas dan penyebaran geografis presipitasi asm dapat bertambah.
The National Academy Of Sciences (1978) mencantumkan tiga keadaan yang
berpengaruh kuat terhadap perluasan dan perusakan oleh presipitasi asam
didaerah perairan yaitu:
1. Tempat yang terutama berbatasan dengan sumber pencemar.
2. Sifat alamiah karang-karang didasar daerah tersebut
3. Angka banding yang rendah antara dasar dan permukaan
The National Academy Of Sciences (1978) juga dapat menyimpulkan
pengaruh pH terhadap ikan. Di Norwegia presipitasi asam juga mempunyai
pengaruh terhadap perikanan komersial. Wright dkk (1977) melaporkan bahwa
penurunan penangkapan ikan salmon di sungai-sungai selama seratus tahun
yang lalu, disebabkan oleh penurunan pH yang tetap.
Ganggang dan zooplankton, mempunyai jumlah spesies maksimum pada
nilai pH 6.5 dan 7. pH normal yang dapat diharapkan pada daerah perairan yang
tidak terkena. Tetapi nilai pH diatas dan dibawah ranah ini menunjukan
penurunan jumlah spesies dihubungkan dengan perbedaan pH normal. Juga
komposisi kedua komunitas ganggang dan zooplankton berubah, spesieas yang
lebih peka hilang dari komunitas dan spesies yang lebih tahan menonjol dalam
struktur komunitas. Suatu pengaruh tambahan adalah penurunan produksi sel-sel
ganggang dengan penyimpangan ranah pH 6,5-7. Pengaruh umum yang mirip
dengan diatas telah diperhatikan di Amerika Utara bagian barat.
Dengan penurunanya pH terjadi serangkaian perubahan kimiawi yang
menyebabkan penurunan laju daur zat makanan dalam sistem perairan. Dengan
demikian, terdapat penurunan jumlah bahan organik dalam suatu daerah dan
suatu pergeseran keadaan oligotropik didanau. Perubahan ekologis mengikuti
pengaruh umum zat toksik terhadap ekosistem.

BAB III
PEROKSIASETIL NITRAT (PAN), OZON DAN OKSIDAN LAINNYA

Hidrokarbon minyak bumi (PHCs) dibuang ke atmosfer dari pembakaran


tidak sempurna pada bahan bakar fosil dan evaporasi. Jumlah yang terlibat cukup
berarti dan perkiraan yang dibuat pada tahun 1969 menunjukan bahwa 88 x 106
ton dibuang setiap tahunnya. Sumber utama PHCs diatmosfer adalah mesin bakar
internal yang digunakan pada kendaraan bermotor. Sumber hidrokarbon alami
terutama adalah vegetasi yang melepaskan banyak terpenoid keatmosfer. Tetapi
sebagai tambahan metan dihasilkan dalam jumlah banyak oleh pembusukan
vegetasi secara anaerob.
PHCs bukan merupakan pencemar utama yang nyata karena mereka tidak
mempunyai dampak fisiologis yang kuat terhadap hewan atau tumbuhan. Tetapi,
reaksi sekunder dari pembakaran sebagian PHCs tanpa oksidan nitrogen
menyebabkan produksi pencemar atmosfer yang penting. Urutan reksi yang telah
disederhanakan menyebabkan produksi ozon dan PAN ditunjukan pada gambar
berikut:
N2 + O2 NO + N02

Dimana NO>N02
Tetapi N02 memacu urutan reaksi sebagai berikut:
N02 + hv NO + 0
0+02+M 02+M
03 + NO N02 + 02

©2004 Digitized by USU digital library 4


Dimana M adalah setiap tubuh ketiga

Reaksi selanjutnya sekarang terjadi dengan olefi juga dihasilkan dari mesin bakar
internal:

Gambar 2. Urutan reaksi yang telah disederhanakan didalam atmosfer.

Pencemaran primer yang terlibat adalah oksidan nitrit dan olefin yang
dihasilkan oleh pembakaran sebagian pada bahan bakar PHCs. Sebagai pencemar
atmosfer, ozon dan PAN dapat bersama-sama dipertimbangkan karena mereka
diturunkan dari pencemar utama yang sama dan mempunyai sifat lingkungan
yang mirip, terutama dihubungkan dengan kapasitas oksidasinya. Ozon dan PAN
merupakan pencemar udara utama yang dihasilkan oleh proses yang ditunjukan
pada gambar.2, tetapi sejumlah besar zat lainnya dengan sifat-sifat pencemar
juga dihasilkan. Yang memiliki kepentingan tertentu adalah homolog PAN dan
aldehida.

3.1. Pengaruh Terhadap Ekosistem dan Komunitas


Woodwell (1970) merangkumkan pengaruh pencemar atmosfer terhadap
ekosistem sebagai beriku:
1. Menghilangnya spesies yang peka
2. Pengurangan diversitas dan jumlah spesies
3. Hilangnya tanaman overstorey tanaman kecil penyokong
4. Penguragan bahan organik pada tanaman pangan yang menyebabkan
berkurangnya zat-zat makanan didalam sistem tersebut
5. Meningkatkan hama serangga dan beberapa penyakit.

Sub-komite pada ozon dan oksidan fotokimiawi lainnya (1976) melaporkan


penemuannya yang dilakukan dibagian selatan California dimana terlihat bahwa
spesies pinus yang peka terkena oksidan fotokimiawi dan menderita kerusakan
parah. Secara keseluruhan organisasi ini berkesimpulan bahwa:
1. 0zon merusak produksi biomassa melalui produsen primer dan kapasitas
mereka untuk berkembang biak.
2. Menurunkan biomassa atau aliran energi kekonsumen dan pengurai didalam
ekosistem yang mempengaruhi populasi makhluk ini.
3. Proses daur ulang yang penting dapat terhenti, selanjutnya membatasi
produksi primer.
4. Struktur terganggu dengan cepat pada beberapa daerah oleh karena
penebangan pohon yang beresiko tinggi, sebagai akibatnya komposisi spesies
berubah dan habitat binatang terganggu.

KESIMPULAN DAN SARAN

©2004 Digitized by USU digital library 5


KESIMPULAN:
1. Pencemaran udara disebabkan adanya campuran gas-gas yang dapat yang
dapat membahayakan ekosistem dan komunitas disekitarnya.
2. Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan sulfur dioksida dan diubah
menjadi asam sulfurat.
3. Pengaruh langsung dari presipitasi asam pada tumbuhan antara lain yaitu
kerusakan pada struktur pada permukaan pelindung seperti kutikula,
gangguan fungsi normal sel-sel penjaga, keracunan pada sel-sel tanaman
setelah difusi zat-zat asam melalui stomata atau kutikula, gangguan pada
proses reproduksi.
4. Pengaruh tidak langsung dari presipitasi asarn pada tumbuhan antara lain
yaitu peningkatan kerentanan terhadap kekeringan dan faktor-faktor tekanan
lingkungan lainnya.
5. Pengaruh presipitasi asarn terhadap ekosistem perairan yaitu akan
menyebabkan keadaan yang berpengaruh kuat terhadap perluasan presipitat
asam di daerah perairan antara lain tempat yang terutama berbatasan
dengan sumber pencemar, sifat alamiah karang-karang di dasar daerah
tersebut, angka banding yang rendah antara dasar air dan permukaan.
6. PHCs bukan merupakan pencemar utama yang nyata karena tidak
mempunyai dampak fisiologis yang kuat terhadap hewan atau tumbuhan.
7. Pengaruh pencemar atmosfer terhadap ekosistem yaitu menghilangnya
spesies yang peka, pengurangan diversitas dan jumlah spesies, hilangnya
tanaman over storey dan tanaman kecil penyokong, pengurangan bahan
organik pada tanaman pangan, meningkatnya hama serangga clan beberapa
penyakit.

SARAN
¾ Agar pemerintah dan masyarakat lebih memperhatikan lingkungan sekitarnya.
¾ Para pemilik pabrik agar lebih memperhatikan limbahnya masing-masing
supaya tidak mengakibatkan pencemaran terutama pencemaran udara.

DAFTAR PUSTAKA

Butler, G.C.. (1978). Prinsiple ofEcotoxicologi, SCOPE 12, John Wiley and Sons,
New York.

Wittmann, G.T.W. (1979). "Toxic Metals." Dalam U. Forster and G.T.W.


Wittmann, (Eds.), Metal Pollution in the Aquatic Environment. Springer-
Verlag, Berlin.

©2004 Digitized by USU digital library 6

You might also like