Professional Documents
Culture Documents
Dalam Undang-Undang Lingkungan hidup No. 23 Tahun 1997 pada pasal 1 ayat 1
dikatakan bahwa Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain. Pada ayat 2 dikatakan pula bahwa Pengelolaan lingkungan
hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang
meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Untuk melaksanakan
pengelolaan lingkungan sebagai upaya melestarikan fungsi lingkungan hidup
tersebut maka pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah No 27 Tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
Tujuan AMDAL ini sangatlah bagus, yaitu adanya suatu kajian khusus terhadap
suatu usaha atau kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup. Secara lebih ringkas dapat dikatakan kegiatan
ini merupakan Studi Kelayakan Lingkungan -disamping adanya studi kelayakan
teknis dan studi kelayakan ekonomis terhadap suatu rencana kegiatan. Hasil kajian
inilah nantinya akan menjadi pegangan dan pedoman bagi pemerintah untuk
Page3
Sesungguhnya amdal ini telah dikenal dan berjalan selama lebih 22 tahun. Namun
dalam perjalanannya ternyata oleh banyak kalangan dinilai kurang optimal. Hal ini
disebabkan oleh lemahnya lembaga dan tim penyusun AMDAL. AMDAL itu sendiri
merupakan kajian lingkungan yang sangat holistik (menyeluruh) Setiap kajian dari
masing-masing komponen lingkungan baik fisika, kimia biologi dan sosial
lingkungan harus saling terpadu dan terintregrasi antar masing-masing komponen
lingkungan tersebut. Artinya kajian terhadap komponen fisika-kimia lingkungan
harus juga memperhatikan pengaruhnya terhadap komponen biologi lingkungan
dan sosial, ekonomi masyarakat, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu kajian
AMDAL memerlukan memerlukan tim dari berbagai disiplin ilmu yang sangat
memahami bidangnya masing-masing, namun dapat bekerja sama dan terintregrasi
dengan bidang-bidang ilmu lainnya.
Akan tetapi selama ini terlihat bahwa kajian AMDAL cenderung berjalan sendiri-
sendiri pada masing-masing komponen lingkungan, atau pengkajian AMDAL
tersebut tidak secara holistik. Bahkan pada beberapa dokumen ditemukan dokumen
AMDAL disusun hanya dengan menyalin dokumen AMDAL di tempat lain yang
rencana kegiatannya sama—diganti informasi soal waktu, lokasi dan nama pemilik
kegiatan.
Hasil studi Kementerian Lingkungan Hidup tiga tahun lalu, dari semua
kualitas dokumen AMDAL yang dikaji, sebanyak 78 persen masuk kategori buruk
dan sangat buruk. Hampir 50 persen Komisi Penilai Amdal tak menilai dokumen
AMDAL secara mendalam dan menyeluruh.
Selama ini memang, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan maupun Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1999 Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) memang tidak mengatur sanksi
seputar AMDAL. Akibat ketiadaan sanksi dan lemahnya kualitas AMDAL, banyak
kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan dijumpai seiring beroperasinya
Page3
perusahaan. Di Riau hal ini khususnya terlihat dari banyaknya kebakaran lahan
Yeeri Badrun
Pemerhati Lingkungan Riau
Jln Sukarno Hatta No 449 Pekanbaru
Page3