You are on page 1of 4

SEL

Lebih- lebih dalam jaringan tulang yang sedang tumbuh dapat dibedakan 4 macam sel :

SEL OSTEOPROGENITOR

Sel tulang dari jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu dinamakan pula sebagai sel
osteogenik. Sel- sel tersebut berada pada permukaan jaringan tulang pada periosteum bagian
dalam, dan juga endosteum. Selama pertumbuhan tulang, sel- sel osteogenik membelah diri dan
menghasilkan sel- sel osteoblas yang pada gilirannya akan membentuk tulang. Sebaliknya pada
permukaan dalam dari jaringan tulang tempat terjadinya pengikisan jaringan tulang, sel- sel
osteogenik menghasilkan sel- sel osteoklas. Selain sel- sel osteogenik dalam endosteum dapat
memberikan sel- sel osteoklas, pada beberapa keadaan sel- sel osteogeniknya dapat juga
memberikan osteoblas seperti pada periosteum.

Walaupun diketahui bahwa sel osteoprogenitor berbentuk gepeng, namun untuk menentukan
secara pasti bukanlah hal yang mudah. Dalam usaha menentukan bentuk sel osteoprogenitor
tersebut orang menghadapi kesulitan yang sama apabila menentukan morfologi sel- sel induk
untuk sel darah. Untuk mengetahui kemampuan sel- sel tersebut hanyalah diperoleh dari
pegamatan pada tulang yang sedang tumbuh atau pada proses penyembuhan tulang yang patah.

Pada waktu tulang sedang tumbuh sangatlah mudah untuk menemukan gambaran mitosis
sel- sel pada bagian dalam dari periosteum. Namun apabila sel itu sedang membelah, sangatlah
sulit untuk memastikan apakah sel itu osteoblas, sel osteogenik ataukah fibroblast. Untuk
mengikuti kelanjutan sel- sel yang mitosis paling tepat menggunakan zat- zat berlabel yang
disuntikkan. Dari cara pendekatan ini diketahui bahwa sel- sel osteobalas akan berlabel dan
selanjutnya diteruskan dalam sel- sel osteosit.

Kejadian semacam itu dapat pula diikuti proses penyembuhan patah tulang, namun dari
pengamatan tersebut diperoleh informasi bahwa sel- sel osteogenik selain dapat memberikan
osteoblas juga berdiferensiasi menjadi kondroblas yang selanjutnya menjadi sel kartilago.
Rupanya diferensiasi tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, apanila lingkungannya terdapat
pembuluh darah maka akan berdiferensiasi menjadi osteoblas dan apabila tidak ada pembuluh
darah akan berdiferensiasi menjadi kondroblas. Basset dan Hermann pada tahun 1961
menunjukkan bahwa pengaruh tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh tekanan oksigen di
sekitarnya.

Kemampuan sel- sel osteogenik juga diselidiki apakah dapat berdiferensisasi menjadi
osteoklas. Tonna dan Cronkite telah membuktikan dengan penyuntikan thymidin berlabel bahwa
sel osteoprogenitor dapat berdiferensiasi menjadi sel osteoklas lebih- lebih pada permukaan
dalam dari jaringan tulang.
Osteoprogenitor cell

OSTEOBLAS

Sel jenis ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu banyak
diketemukan pada tulang yang sedang tumbuh. Sewaktu membentuk matriks tulang, sel- sel
osteoblas dapat berderet- deret dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel
berbentuk kuboid atau silindris pendek saling berhubungan melalui tonjolan- tonjolan pendek.
Intinya terdapat pada bagian puncak sel dengan komples golgi di bagian basal. Sitoplasma
tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan aktif
mensintesis protein.

Pengamatan dengan mikroskop electron tampak jelas bahwa sel- sel tersebut memang aktif
mensintesis protein, karena banyak terlihat reticulum endoplasma dalam sitoplasmanya. Selain
itu terlihat pula adanya lisosom.
OSTEOSIT

Jenis ini merupakan komponen utama dalam jaringan tulang. Untuk melihat detail
morfologinya memerlukan sediaan gosok.

Pada sediaan gosok terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-
tonjolan yang bercabang- cabang. Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati
osteosit bersama tonjolan- tonjolannya dalam canaliculi. Pengamatan pada sediaan biasa dengan
H.E. hanyalah terlihat bentuk sel yang gepeng dengan inti di tengahnya. Dari pengamatan
dengan M.E, dapat diungkapkan bahwa kompleks golgi tidak jelas, walaupun masih terlihat
adanya aktivitas sintesis protein dalam sitoplasmanya. Sangat menarik bahwa ujung- ujung
tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan melalui gap junction. Hal ini
menunjukan kemungkinan terjadinya pertukaran ion- ion di antara osteosit yang berdekatan.

Osteosit mempunyai peran penting dalam pembentukan matriks tulang di sekitarnya. Hal ini
didukung oleh penelitian Belanger yang menunjukkan adanya kerusakan matriks ( Osteolisis)
apabila terjadi kerusakan osteosit. Selain itu baik osteoblas maupun osteosit menghasilkan
alkalifosfatase yang diperlukan untuk melepaskan fosfat yang diperlukan dalam pembentukan
garam kalsium.

Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel
osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau sel
osteoklas.
SEL OSTEOKLAS

Sel osteoklas merupakan sel raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 mikrometer- 100
mikrometer dengan inti sampai mencapai 50 buah. Sel ini ditemukan pertama kali oleh Kolicker
dalam tahun 1873 yang telah menduga bahwa terdapat hubungan sel osteoklas dengan resorpsi
tulang. Hal tersebut misalnya dihubungkan dengan kebaradaan sel- sel osteoklas dalam suatu
lekukan jaringan tulang yang disebut Lacuna Howship. Walaupun penemuan – penemuan akhir
akhir ini masih banyak hal- hal yang dipertentangkan.

Sebagian kelompok peneliti berpendapat bahwa keberadaan osteoklas merupakan akibat dari
penghancuran tulang. Adanya penghancuran tulang osteosit yang terlepas akan bergabung
menjadi osteoklas. Rupanya pendapat tersebut pada akhir- akhir ini sudah banyak ditinggalkan
dan beralih pada pendapat bahwa sel- sel osteoklas lah yang menyebabkan terjadinya
penghancuran jaringan tulang.

You might also like